[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 5 - Chapter 3 : Raja Iblis dan Pahlawan, Untuk Pertama Kalinya Berkonsentrasi Menangani Apa Yang Terjadi Di Depan Mereka -3
Kembali ke -> Hataraku Maou-Sama Volume 5 - Chapter 3 Part 2
Chapter 3 : Raja Iblis dan Pahlawan, Untuk Pertama Kalinya Berkonsentrasi Menangani Apa Yang Terjadi Di Depan Mereka.
Saat ini, dengan diarahkan Urushihara, Suzuno berjalan di jalanan malam Yoyogi.
Setelah berbicara dengan Maou di telepon....
"Kita berdua akan menyeret keluar malaikat itu. Bantulah aku!"
Dan dia langsung pergi tanpa penjelasan apapun.
"Hei Lucifer, kau mau pergi ke mana? Kita malah semakin jauh dengan stasiun."
Alasan awal Urushihara dan Suzuno tetap berada di Yoyogi adalah karena ada kereta yang langsung menuju Tokyo Skytree dan Tokyo Tower dari sana. Saat mereka meninggalkan stasiun, kecuali kedua orang itu mengunakan cara yang tidak biasa, mereka tidak akan bisa bergerak dengan cepat, yang berarti, ketika tiba saatnya untuk bertarung, mungkin akan mengakibatkan situasi di mana mereka tidak memiliki cukup kekuatan.
"Kau dan Emilia harusnya memiliki cara untuk mengisi sihir suci kalian kan?"
"... Apa maksudnya itu?"
"Jangan berpura-pura bodoh. Dibandingkan dengan kami, kalian berdua terlalu berani menggunakan kekuatan kalian."
Suzuno memang memiliki sebotol kecil Holy Vitamin Beta terselip di dalam bajunya, tapi dia tidak berniat untuk membiarkan penghuni Kastil Iblis mengetahui cara mengisi kembali sihir suci.
"Meskipun kita tidak bisa menemukan Raguel sekarang, tapi kita harus menandai lokasinya sebelum dia memancarkan sonar berikutnya. Kami tidak bisa melakukan hal itu hanya dengan kami saja. Tak ada waktu untuk menghubungi Emilia sekarang, jadi aku akan menyerahkan semuanya padamu."
"Di mana ini? Apa yang kau rencanakan?"
Suzuno mengamati tempat di mana Urushihara berhenti.
Di hadapan mereka terdapat sebuah gedung pencakar langit berbentuk salib.
Di bawah sinar rembulan, bangunan tersebut terlihat begitu mengesankan di antara kegelapan malam kota, Suzuno melihat sebuah logo yang familiar di atas bangunan itu dengan lampu penghalang penerbangan berwarna merah di keempat sudutnya.
"Lebih tepatnya, sebenarnya aku cenderung mendukung ide tidak usah membeli televisi. Kurasa hanya internet dan HP saja sudah cukup."
"T-tapi ini harusnya adalah tempat yang tidak bisa dimasuki sembarang orang kan?"
Dibandingkan dengan Suzuno yang gugup, Urushihara terlihat lebih tenang dan tidak gelisah.
"Kau seharusnya sudah tahu apa yang ingin aku lakukan, iya kan?"
"Meskipun aku tahu, jika kita merusakkan sesuatu di sini dan menyebabkan masalah, itu mungkin akan menimbulkan kepanikan!"
"Itulah kenapa aku tidak mencari Emilia yang bisa menang melawan Malaikat Agung ataupun Raja Iblis Maou, tapi malah kau, seorang manusia biasa untuk melakukan hal ini. Jika itu kekuatanmu, seharusnya itu cukup lemah untuk menyebarkan kekuatan dalam jumlah yang tepat."
"Penjelasan ini benar-benar menjengkelkan... ti-tidak, bukan itu masalahnya.... Hey, Lucifer!!"
Mengabaikan Suzuno yang frustasi karena disebut lemah, Urushihara dengan cepat berjalan menuju pintu masuk gedung pencakar langit tersebut.
Melihat seorang pemuda mengenakan T-shirt yang tidak akan dicuci sampai baju itu lusuh dan kotor mendekat, si penjaga pun berjalan mengehentikannya dengan maksud untuk memeriksanya.
Namun, mata yang tersembunyi di bawah poni panjang Urushihara, sesaat sedikit bersinar dan sosok dia pun tiba-tiba menghilang dari pandangan penjaga tersebut.
Penjaga itu terlihat kebingunan karena seseorang tiba-tiba menghilang di depan mata mereka, dan Urushihara yang tepat berada di depan mereka, menoleh ke arah Suzuno dan memberikannya sebuah isyarat, kemudian kedua orang itu dengan santainya berjalan memasuki bangunan yang terletak di Shibuya, Yoyogi, Gedung Docodemo Yoyogi, yang dikenal sebagai Docodemo Tower.
Suzuno mengikuti Urushihara dengan gugup. Seorang pemuda yang mengenakan T-shirt kusut dan seorang wanita yang mengenakan kimono memang sama sekali tidak terlihat seperti seorang pegawai, tapi anehnya, tak ada seorangpun yang menghentikan mereka berdua.
"Bicara tentang perangkat yang menggunakan rentang frekuensi yang sama dengan gelombang televisi, satu-satunya perangkat yang bisa hanyalah HP."
"Jangan bilang... Kau ingin melakukan hal yang sama dengan Raguel?"
"Tepat sekali."
Urushihara mengangguk dengan sebuah senyum.
"Aku ingin kau memancarkan sonar dengan rentang frekuensi HP Docodemo. Targetnya adalah sihir suci dalam jumlah besar yang tidak mungkin ada di Jepang. Di antara respon itu, salah satu di antara mereka pasti adalah malaikat."
"Ba-bagaimana bisa malah jadi seperti ini....?"
Karena kedinginan, Suzuno meringkuk dan menggigil.
Meski di bawah masih sangat panas, ketika mereka mencapai puncak Docodemo Tower di ketinggan 272 meter, angin dingin yang mengaum, tanpa ampun terus menerpa pondasi antena.
Suzuno mengenakan kimono yang bisa dengan mudah terpengaruh oleh tekanan angin, dan ditambah fakta kalau kimono tersebut terbuat dari bahan yang khusus untuk musim panas, itu hampir sama dengan menggunakan kulitnya untuk menahan tiupan angin secara langsung.
"Maaf membuatmu menunggu. Aku sudah tahu frekuensi mana yang bisa menjangkau bagian paling jauh dari daerah Kanto. Selama kau memancarkannya ke arah antena, sonarnya akan mengikuti frekuensi dan tersiar keluar. Jika kau menyentuhnya secara langsung, itu mungkin bisa menyebabkan panas berfrekuensi tinggi, jadi berhati-hatilah."
Urushihara menjulurkan kepalanya dari gang khusus untuk pegawai yang terhubung ke dalam gedung. Dia memegang sebuah diagram yang menandai rentang gelombang di dalam kota, dan juga merekamnya menggunakan HP, peta itu sebenarnya didesain khusus hanya untuk keperluan bisnis.
Sebuah gambaran meja komputer yang diacak-acak oleh Urushihara terlintas di dalam pikiran Suzuno, dan dia mulai khawatir apakah Urushihara bisa mengembalikan peta itu dengan benar setelah semuanya selesai atau tidak.
"Apa ini akan menyebabkan komputer penting atau semacamnya menjadi rusak?"
"Tidak, tidak, jangan khawatir. Daripada itu, sonar yang terbawa akan menekan frekuensinya, jika kita tidak bertindak cepat, itu mungkin akan menyebabkan kerusakan jaringan telekomunikasi."
".... Ahh! Aku sudah tidak peduli lagi!"
Suzuno masih tidak sepenuhnya mengerti perkataan Urushihara, tapi karena dia sudah jauh-jauh datang ke sini, maka tak akan ada gunanya jika dia terus menundanya.
Suzuno meningkatkan sihir suci di dalam tubuhnya hingga mencapai batas dan mengarahkannya ke antena. Dia kemudian menembakannya dalam sekali tembakan.
"Holy Wave Probe!"
Sihir suci terus menerus keluar dari tangan Suzuno yang menyatu dengan antena gelombang, dan menyebar ke segala arah seperti jaringan listrik tak terlihat yang tersebar di langit, membesar menjadi sebuah lingkaran cahaya raksasa.
Lingkaran cahaya dengan Docodemo Tower sebagai pusatnya, perlahan tersebar ke berbagai tempat berjarak beberapa ratus meter, cahayanya pun mulai menghilang setelah menjadi satu dengan atmosfer.
Bagi manusia, gelombang sihir suci yang Suzuno tembakkan itu mirip seperti gelombang HP, tidak bisa dilihat ataupun dirasakan, tapi meski begitu, mereka masih akan menyebar jauh dan menangkap sesuatu di ujungnya.
"Uh...uhhhhhh."
Holy Wave Probe adalah tipe skill sonar berarea luas yang digunakan untuk mencari musuh, tapi itu tidak murni hanya tentang memancarkan sonar. Hanya memancarkan sonar terus menerus saja sudah menghabiskan sihir suci dan ini akan terus berlanjut sampai sihir suci yang terpancar kembali bersamaan dengan responnya.
Suzuno yang terus menerus melakukan pencarian skala besar seperti ini, tidak bisa berhenti memancarkan sihir suci sampai responnya kembali.
".... Aku tidak bisa... menahannya lagi..."
Suzuno memang memiliki kekuatan manusia super, tapi itu hanya ketika dibandingkan dengan manusia biasa, ketika kapasitas sihir sucinya dibandingkan dengan Emi, itu bahkan tidak bisa mendekatinya sama sekali.
Jika Suzuno terus menembakkan sihir suci, kekuatannya pasti akan segera habis.
"Ugh!"
Ketika Suzuno mengerang, dia meraih bagian dalam bajunya dan mengambil sebotol kecil Holy Vitamin Beta.
Seperti di iklan televisi, Suzuno membuka tutup botol tersebut dengan ibu jarinya dan meminum semuanya dalam satu tegukan.
"Oh, jadi itu yang kalian gunakan?"
Urushihara yang berdiri di samping, menunjukkan senyum jahat yang seolah-olah mengatakan 'aku melihat sesuatu yang bagus'.
Setelah Suzuno memutuskan kalau usai pekerjaan ini dia akan menggunakan palu sucinya untuk memukul Urushihara, dia malah terlihat hampir tidak bisa menahan kekuatannya sampai responnya kembali.
".... Mereka datang!"
Lingkaran cahaya yang Suzuno sebarkan.... responnya telah dikirim balik oleh Holy Wave Probe.
Sebuah sensasi seperti gelombang sihir suci yang tersebar, kembali ke tubuh Suzuno melalui antena di Docodemo Tower.
Setelah itu, Suzuno beristirahat, terengah-engah dengan wajah yang di penuhi keringat.
"Ada satu di jarak sekitar 6 kilometer arah tenggara, dua di jarak kira-kira 15 kilometer arah timur laut, dan ada sebuah respon lemah di dekat sini arah barat daya...."
Setelah mendengar kata-kata Suzuno yang sedang terengah-engah, Urushihara mengernyit ketika dia mencocokannya dengan peta di tangannya.
"Barat daya adalah arah ke Sasazuka, meskipun aku tidak tahu kenapa itu melemah, harusnya itu adalah Sariel. Arah tenggara sekitar 6 kilometer adalah Tokyo Tower, arah timur laut sekitar 15 kilometer adalah di dekat Tokyo Skytree, jika yang ada di Tokyo Skytree adalah Emilia dan Alas Ramus... sepertinya kita harus menghubungi Maou. Ada seseorang di Tokyo Tower."
"Dan..... tempat satunya....."
"Eh?"
Walau dipenuhi keringat, Suzuno masih bisa dengan cepat menarik jepit rambut berbetuk salib di rambutnya.
Usai memancarkan sinar terang, tangan ramping Suzuno sudah memegang palu raksasa yang terbentuk dari jepit rambutnya.
Suzuno mengabaikan Urushihara yang takut kena pukul karena tidak menjelaskan dengan benar dan hanya memerintah saja, Suzuno pun bergerak menuju tepi pondasi antena.
"Di sini!"
"Ah?"
"Bersiaplah Lucifer, sesuatu yang tidak dikenali sedang mendekati tempat ini sekarang."
Dengan tatapan serius, Suzuno mengamati pemandangan malam Yoyogi yang ada di hadapannya.
Di antara lampu mobil yang berlalu lalang, sebuah cahaya yang tidak biasa naik di sepanjang dinding bagian luar Docodemo Tower dengan kecepatan yang luar biasa.
"Dia datang!!"
"A-ada apa?"
Urushihara panik karena dia tidak memiliki waktu untuk menyiapkan diri bertarung, sementara itu, Suzuno mengambil satu langkah ke belakang untuk bersiap menghadapi situasi yang mendadak.
Suzuno berencana menunggu orang tersebut untuk terbang sampai ke sini, dan menggunakan palunya untuk menyapa kepala orang itu dengan kekuatan penuh, oleh sebab itu, dia mengambil posisi siap bertarung dan menggunakan sihir sucinya yang tersisa untuk menguatkan seluruh tubuhnya.
Karena orang itu terbang di sepanjang dinding bagian luar, maka Suzuno juga harus bersiap untuk bertarung di udara.
Suara angin berubah.
"........!"
Sebuah keterkejutan yang luar biasa menyerang Suzuno.
Bahkan Urushihara pun membeku di tempat, seolah-olah kepanikannya tadi hanyalah sebuah kebohongan.
Seseorang yang benar-benar tidak terduga melayang di hadapan mereka.
Orang itu memancarkan sinar berwarna emas yang redup, dan hanya warna matanya yang berbeda dari biasanya.
Itu adalah pupil berwarna ungu yang sama seperti Urushihara dan Sariel.
Dan benda yang menghancurkan keraguan akan adanya sinar emas dan mata ungu itu adalah piyama dengan pola bunga berwarna pink dan sandal dengan tulisan emas yang menunjukan nama rumah sakit.
"Ch-Chiho-dono?"
"Ini bohong kan? Ke-kenapa?"
Orang itu adalah Chiho, yang seharusnya masih dirawat di Rumah Sakit Universitas Saikai.
"Ah... Itu Suzuno-san dan Urushihara-san!"
Kedua orang itu begitu terkejut, Chiho pun juga nampak tidak menyangka kalau akan bertemu dengan mereka. Setelah meletakkan tangan di telinganya, Chiho mulai berbicara.
"Itu tidak ada di sini! Ah, be-begitu?"
Meski Chiho terlihat berbicara dengan seseorang, tapi Urushihara dan Suzuno tidak mendengar apa-apa.
"Apakah itu komunikasi mental?"
Karena cahaya di sekeliling Chiho terlihat seperti sihir suci tidak peduli bagaimana dia melihatnya, Urushihara mulai curiga kalau sihir di dalam tubuh Chiho telah terolah sampai titik di mana Chiho bisa membangkitkan kekuatan aneh.
"Eh? Ah, bukan. Ini hanya untuk menyambungkan microphone earphone yang kubeli dari Toko Peralatan Rumah Tangga Yodogawa dengan HP. Meskipun itu sedikit memalukan berjalan memasuki toko dengaan mengunakan pakaian seperti ini."
".... Begitu ya?"
"Tak masalah bagaimanapun itu! Apa yang terjadi denganmu, Chiho-dono?"
Urushihara yang melihat kabel hitam terurai dari telinga Chiho ke saku piyamanya, berlutut ke tanah dengan suram, sementara Suzuno bertanya kepada Chiho dengan panik.
"Uh, aku tidak memiliki waktu untuk menjelaskannya sekarang! Oiya, orang yang memancarkan sonar di sini tadi itu Suzuno-san kan?"
"Y-yeah."
Chiho, yang bersinar keemasan, menanyakan hal itu dengan nada yang normal, sementara Suzuno, yang masih tidak bisa menerima situasi aneh ini, hanya bisa menganggukan kepalanya.
"Itu, karena itu bukan sesuatu yang bagus, akan lebih baik kalau kau tidak melakukanya lagi."
"Eh?"
"Seseorang mengatakan kalau ini akan menghancurkan keseimbangan kekuatan dunia, jadi lebih baik untuk tidak mengacaukannya hanya dari satu sisi."
"Hey, Sasaki Chiho, kau sedang bicara dengan siapa?"
Urushihara merespon kata-kata Chiho dengan sebuah tatapan tajam.
"Kau tidak mungkin tahu hal-hal seperti ini. Telepon itu, kau sedang berbicara dengan siapa?"
Menanggapi pertanyaan Urushihara, Chiho menjawab dengan ekspresi gelisah yang terlihat seperti hampir menangis karena alasan yang tak diketahui.
"'Jangan jadi orang yang suka ikut campur, idiot! Bleeeah!'...... Begitu katanya."
"Ah? Apa ini?"
"B-bukan aku yang mengatakannya! Ugh, itu, orang yang ada di telepon ini..."
Chiho menjelaskan kepada Urushihara dengan ekspresi yang terlihat hampir menangis. Suzuno, di sisi lain, menjadi sedikit lebih tenang setelah melihat kejadian yang langka ini.
Dari kata-kata Emi dan cincin di jari Chiho, setidaknya Suzuno bisa yakin kalau orang yang mentransfer sihir suci tanpa melukai tubuh fisik Chiho bukanlah orang dari pihak Gabriel. Terlebih lagi, Chiho yang ada di depan matanya terlihat tidak dikendalikan oleh seseorang, dan masih mempertahankan kepribadian dari 'Sasaki Chiho' yang dikenal oleh Suzuno.
Meski begitu, orang yang berbicara dengan Chiho di telepon pasti datang ke sini untuk tujuan tertentu.
Tapi Suzuno tidak menanyakannya kepada Chiho, melainkan malah mengayunkan palunya dengan kecepatan yang memekakkan telinga.
"Holy Burst!"
"Yah!"
Sebuah gelombang kejut melewati Chiho yang meringkuk ketakutan, sementara Suzuno, seolah-olah mengejar gelombang kejut yang dia buat, melompat dari Docodemo Tower menuju langit malam. Dengan palu di tangan kecilnya, Suzuno melancarkan gelombang kejut ke arah empat bola bersinar yang terbang menuju punggung Chiho.
"...... Tentara Surga!"
"Ah, benar. Lagipula Gabriel ada di sini."
Suzuno dan Urushihara menatap ke arah di mana bola cahaya itu berasal. Di sana terdapat empat sosok manusia yang melayang di langit.....
"Kalian semua yang ada di sini dilarang bergerak!"
Mereka adalah para tentara surga yang menggunakan pedang. Mereka adalah tentara milik Gabriel, dan mereka saat ini terbang dengan percaya diri di langit malam dengan niatan mengalahkan Suzuno dan yang lainnya.
".... Chiho-dono, jika kau sudah selesai di sini, tolong cepatlah pergi! Kami bisa mengatasi para bajingan ini!"
Kata Suzuno sambil mengangkat palunya dengan hati-hati.
"Eh, ta-tapi...."
"Kau meminjam kekuatan itu untuk mencapai sebuah tujuan tertentu kan? Tapi saat ini, kau tidak memiliki waktu untuk menjelaskan kepada kami apa tujuan itu. Dengan tingkat kekuatan seperti itu, seharusnya tidak mungkin bagimu untuk menjadi prajurit kelas atas. Maou dan Ashiya ada di Tokyo Tower, sementara Emi ada di Tokyo Skytree."
".... A-aku mengerti!"
Chiho yang tubuhnya diselimuti cahaya keemasan, mengangkat kedua tangannya di atas kepala.
Ketika sekilas terlihat cahaya perak di kedua telapak tangannya, Chiho memisahkan tangannya sambil sedikit menoleh ke samping.
Chiho menarik tangan kanannya ke belakang telinga, tangan kirinya terulur dengan jari telunjuk mengacung sembari menyamakan tingginya dengan tangan kanannya.
Pada saat itu, Urushihara menyadari kalau cincin di jari Chiho berkilau dengan cahaya berwarna ungu yang sama dengan warna matanya.
Chiho menarik sebuah anak panah cahaya berwarna perak entah dari mana.
Dia berpose dengan posisi terakhir dari latihan posisi dalam panahan Jepang, yaitu posisi 'Kai'. Jika bukan karena piyama bunga dan sandal rumah sakitnya, orang-orang pasti segera menganggap kalau itu adalah pose agung dari dewi bulan yang ada di dalam mitologi.
"Maou-san ada di Tokyo Tower kan?"
Chiho bertanya kepada Urushihara untuk memastikannya. Melihat Urushihara menganggukan kepalanya, Chiho tersenyum kecil dan mengatakan...
"Siluk Eteo Luciet!"
Meskipun itu adalah suara Chiho, tapi itu bukanlah bahasa yang diketahui oleh Chiho. Mirip seperti yang dilakukan Suzuno sebelumnya, dia mengarahkan panahnya ke arah antena Docodemo Tower dan membakkan sebuah panah cahaya.
Itu adalah sesuatu yang jauh melebihi skala dan jumlah sihir suci dari Holy Wave Probe yang Suzuni rapalkan. Kata yang digunakan Chiho untuk mengaktifkan mantra ini, memiliki arti yang sama dengan Holy Wave Probe dalam bahasa Holy Weiss.
Sebuah bentuk cincin berwarna emas dengan cepat menyebar ke sekeliling dengan Docodemo Tower sebagai pusatnya.
Dibandingkan dengan Holy Wave Probe Suzuno, cahaya yang dibuat Chiho tidak menunjukan tanda-tanda menghilang tidak peduli berapapun jauhnya, menyebar di langit Tokyo.
"Aku akan menjelaskan kepada semuanya nanti, tolong berhati-hatilah!"
Dengan kalimat itu, Chiho terbang menuju arah timur laut di mana Tokyo Skytree berada, seolah-olah dia itu adalah bintang jatuh.
"Berhenti!!"
Para tentara surga melihat situasi ini dan bersiap-siap mengejar Chiho.
"Lawanmu adalah aku!"
Di atas tower tajam Gedung Docodemo Yoyogi, Suzuno menghalangi keempat pasang sayap tersebut.
"Bola sihir tadi, mereka mengarahkannya lurus pada Chiho-dono, ya kan? Dan mata yang kalian miliki ketika bermaksud mengejar Chiho-dono, itu sama sekali tidak terlihat seperti malaikat, iya kan? Apa tujuan kalian?"
Suzuno tersenyum jahat dan menatap tajam ke arah para malaikat yang dia serang sebelumnya.
"Jika kalian bermaksud menggunakan nama suci Tuhan untuk menyakiti manusia.... maka izinkan aku untuk memperbaiki kelakuan kalian!"
"Ah... Bell, jika kau mengizinkanku untuk menceramahi mereka sebentar, itu......"
Urushihara berdiri di bawah antena, bermaksud menasehati Suzuno, tapi hal itu langsung dihentikan oleh Suzuno sendiri.
"Aku tahu. Tapi jika kita membiarkan orang yang mereka hormati membereskan kekacauan ini, maka mereka tidak akan pernah bisa merasakan rasa sakit dari kekalahan, dan mereka tidak akan bisa merenungkan kesalahan mereka dengan benar!"
"Ah?"
"Tindakan mereka telah membahayakan manusia yang tidak berdosa dan merusak dunia ini. Ini seharusnya bukan cara dari para malaikat. Karena itu, aku memiliki tugas untuk membenarkan tindakan mereka!"
Di sisi lain, melihat Suzuno dipenuhi semangat bertarung, keempat malaikat dari Tentara Surga tersebut mulai nampak ragu-ragu.
"Manusia, letakkan senjatamu! Kami adalah Tentara Surga bawahan Gabriel-sama! Tindakanmu yang melawan keinginan Tuhan dan tujuan Gabriel-sama......."
"Bajingan cabul seperti kalian seharusnya menjaga mulut kalian!"
"........."
Para malaikat tersebut terlihat terguncang karena dikritik demikian oleh seorang manusia.
Orang-orang itu masih terlihat seperti malaikat ketika mereka terakhir kali mengacau di Sasazuka, tapi sekarang, di bawah jubah yang mereka kenakan, terdapat T-shirt dan jersey. Melihat usaha setengah-setengah dalam meniru orang Jepang ini, meski itu bukan Suzuno, seseorang pasti merasa ingin menceramahi mereka dan memanggil mereka cabul.
Alasan kenapa malaikat-malaikat ini merasa terguncang, mungkin karena mereka memiliki kesadaran diri hingga mencapai titik tertentu.
"Apanya yang keinginan Tuhan? Tuhan yang memerintahkan hamba-Nya untuk 'mencintai sesama', mana mungkin Dia akan mengizinkan seseorang membahayakan gadis tidak berdosa dan negara ini? Akulah yang seharusnya bertanya kepada kalian yang telah menyerang orang lain dengan mengatasnamakan Tuhan......"
Suzuno menyentak tower lancip itu dan meluncurkan dirinya ke atas langit malam Shibuya.
"Siapa kalian semua???"
Mantan dari dewan penyelidik, Crestia Bell, mengangkat palu raksasanya dan memancarkan aura kuat dari penggunaan sihir suci di dalam tubuhnya, hal ini membuat para malaikat berbadan besar dari Tentara Surga itu terpaku di tempat.
"Bersiaplah kalian! Penyelidikan akan segera di mulai!"
Suzuno mengarahkan palu raksasanya ke arah para malaikat yang berada di hadapannya, rambutnya memancarkan sinar abu-abu gelap dan melambai tertiup angin.
"Nomor satu!! Tindakan tuan kalian telah merugikan warga tidak berdosa dan merusak properti mereka. Dewan Gereja Agung, berdasar pada keadilan, memerintahkan kalian semua untuk mengganti rugi! Nomor dua! Kalian semua telah menyerang pengikut Dewan Gereja Agung tanpa peringatan sebelumnya. Aku meminta kalian semua mengatakan apa tujuan kalian! Jika kalian semua bersedia mengakui dan menyesali kedua dosa ini di bawah nama Tuhan..... Ugh!!"
Suzuno menyatakan penghakimannya dengan suara yang keras dan jelas, tapi para malaikat itu tidak memberikan kesempatan bagi Suzuno untuk menyelesaikannya.
Para malaikat itu diam-diam menarik senjata mereka dan menggunakan pedang panjang yang sebelumnya mereka gunakan untuk mengancam Suzuno, untuk menyerangnya.
Suzuno dengan tenang menggunakan palu sucinya untuk menangkis pedang tersebut.
Dibandingkan dengan Pedang Suci Emilia, sabit Sariel, dan Pedang Durandal milik Gabriel, senjata musuh hanyalah pedang biasa.
"Wow, sangat mendebarkan!"
Urushihara yang menyaksikan seluruh kejadian itu dari atap Docodemo, bersiul.
"Dasar manusia, kau pikir kau bisa menghakimi utusan Surga, jangan bercanda!!"
"Oh, begitukah? Bahkan Malaikat Agung yang memiliki kemampuan 'Light of the Fallen' pun mengakui semua dosanya padaku. Huuh, bagaimanapun....."
Suzuno tersenyum tipis, menggesar pegangannya dan membelokkan pedang tersebut.
Pada saat itu, Suzuno juga memanfaatkan gerakan ini untuk memutar palu raksasanya ke belakang, dan mengarahkannya ke arah punggung salah satu Tentara Surga.
"Holy Meteor!!"
"Ugwah!!"
Meski dia tidak terlempar, tapi serangan yang mengenai tubuhnya ini masih membuat tentara tersebut pingsan dan jatuh di atap tower di mana Urushihara berada.
"Apa, kalian bahkan tidak bisa mengalahkan seorang 'manusia biasa' tanpa mengandalkan serangan tiba-tiba?"
Suzuno memutar-mutar palunya, setelah berputar kira-kira tiga kali, dia menyandarkan palu tersebut ke atas bahunya.
"Ini adalah skill yang menggunakan sihir suci untuk menguatkan dan melampaui batas tubuh manusia. Pada awalnya, ini adalah mantra untuk mengalahkan iblis.... Tapi sekarang, siapa yang ingin mencicipinya? Ataukah kalian akan dengan patuh menerima penilaianku dan mengakui kesalahan kalian bersama dengan Gabriel.... Sepertinya itu tidak mungkin."
Ketiga tentara surga yang tersisa bergerak ke arah Suzuno secara bersamaan tanpa menunggu Suzuno untuk menyelesaikan perkataannya.
Ketiga pedang yang diarahkan pada Suzuno dari arah yang berbeda-beda, semuanya dihentikan oleh bagian depan bulat dari palu Suzuno dan pegangannya
"Apa?"
"Woah!!"
Para tentara surga dan Urushihara berseru kaget di saat yang bersamaan.
Suzuno menggunakan lengan kimononya untuk membungkus bilah pedang tersebut dan menahannya dengan tangan kosong. Kemudian, dia mengaliri sandal jerami di kaki kanannya dengan sihir suci sebelum menendang tepi bilah pedang itu dengan keras.
Meski itu seharusnya adalah pedang yang dibuat di Surga, tapi pedang itu dengan mudah bisa hancur bersama dengan pergelangan tangan yang memegangnya.
"Jika pecahannya jatuh dari tempat tinggi seperti ini, itu akan sangat buruk. Sampah seharusnya dibawa ke rumah."
Dengan tatapan riang, Suzuno mengambil pecahan pedang dan pegangannya yang jatuh dari tangan malaikat tersebut dan meletakannya ke dalam lengan bajunya.
"Dengan begini, aku memberi kalian berdua kesempatan untuk menyerah. Penganut Budha di negara ini bisa menahan tiga kesempatan, tapi kupikir dua saja sudah cukup."
Suzuno mengangkat palu raksasanya dengan kedua tangannya sekali lagi, dan bernapas dengan lembut.
"!!!"
Para malaikat itu bahkan tidak punya waktu untuk bereaksi.
Suzuno mengaliri tumitnya dengan sihir suci dan kemudian menyentak udara, menghasilkan suara seperti meriam raksasa. Ketika para malaikat itu teralihkan oleh suara keras tersebut, gadis berpakaian kimono yang awalnya ada di hadapan mereka, berputar ke belakang mereka.
Di momen berikutnya, Suzuno yang berada tepat di belakang mereka, muncul kembali di depan para malaikat tersebut dalam satu kedipan mata, punggungnya menghadap ke arah mereka. Para Tentara Surga itu memperlihatkan tatapan tak percaya ketika mereka bersiap-siap menghadapi kekuatan dari palu raksasa tersebut, akan tetapi mereka hanya merasakan udara yang bergerak melewati mereka.
Suzuno mengayunkan palunya ke bawah dan menggunakan tangan kirinya untuk menata rambutnya yang berantakan. Seolah-seolah sedang menyarungkan katana setelah mengeluarkan batou jutsu, Suzuno mengubah kembali palunya menjadi aksesoris rambut dan meletakkanya di rambutnya.
"Tarian Cahaya, Impatiens Balsamina!"
Tepat pada saat itu....
Tiga ledakan sihir suci terdengar di kegelapan malam Shibuya.
Ketiga tentara surga yang tidak bisa menahan kekuatan yang dihasilkan dari dalam tubuh mereka, seperti malaikat yang pertama, langsung pingsan dan jatuh ke atap gedung di mana Urushihara berada.
"Jangan meremehkan manusia. Rasakanlah rasa sakit itu!"
"Oooh, benar-benar menakutkan!"
Urushihara mengungkapkan rasa takut yang dia rasakan dari dalam lubuk hatinya.
Mengabaikan Urushihara yang gemetar, Suzuno mengusap keringat yang muncul akibat pertarungan itu, dan mengeluarkan sesuatu dari lengan baju sebelah kirinya.
"Tapi, apa ini..... malaikat, apa sebenarnya mereka itu?"
Pedang yang digunakan oleh para tentara itu tidak terbuat dari 'Evolving Heavenly Metal', mereka juga bukan suatu logam super yang tidak diketahui.
Itu adalah logam yang selalu ditemui Suzuno setiap hari.
Itu adalah besi.
"Hei Bell, sepertinya ada sesuatu yang mendekat?"
Suzuno mengangkat kepalanya ketika mendengar suara Urushihara, kemudian dia dengan hati-hati mengembalikan pecahan pedang tersebut ke dalam lengan bajunya agar tidak menjatuhkan mereka.
Ada sesuatu yang mendekat dari langit.
Sepertinya itu adalah lingkaran cahaya yang Chiho lepaskan sebelumnya, tapi daripada itu, ada sesuatu yang mengikutinya.
Meskipun bentuknya berbeda, apa yang Chiho lakukan sebenarnya adalah sama seperti yang Suzuno lakukan, mereka memancarkan sonar. Oleh karena itu, seharusnya ada beberapa 'reaksi' yang mengirimkan kembali pesan ke arah yang ditunjuk oleh si perapal.
Tapi ketika lingkaran cahaya yang tersebar itu terkonsentrasi, apa yang dibawanya kembali adalah.....
"Uu...."
Mustahil. Suzuno tanpa sadar meningkatkan kewaspadaannya.
Chiho memancarkan sihir suci, akan tetapi.....
"Sihir iblis?"
Suzuno dan Urushihara merasa gemetar ketika mereka melihat sabuk cahaya keemasan yang terbuat dari sihir iblis terbang di atas kepala mereka menuju arah tenggara.
"Hm.....??"
Ketika sabuk cahaya tersebut melewati kepala mereka, meskipun tidak banyak, tapi Suzuno merasa kalau perasaan tidak enak yang ada di dalam dirinya menghilang bersama dengan perginya cahaya itu.
"Apa sih yang dilakukan si Urushihara itu?"
Di bagian bawah Tokyo Tower terdapat sebuah bangunan komersil yang memungkinkan akses langsung menuju dek observasi dengan menggunakan elevator... itu adalah Tokyo Tower Leg Town. Maou dan Ashiya kini berdiri di depan cermin dari salah satu kamar mandi di bangunan tersebut.
Sepuluh menit setelah Urushihara menutup telponnya, seolah-olah itu adalah perbuatan jahil yang menggunakan plat logam dan listrik statis, rambut Maou dan Ashiya tiba-tiba berdiri karena udara dingin yang aneh.
"Dia tidak menghubungimu?"
"Tidak, tidak sama sekali."
Karena mereka berdua tidak suka berdandan sampai harus membawa minyak rambut dan sisir, mereka berdua menggunakan air keran dari kamar mandi untuk menata rambut mereka.
Ini adalah kedua kalinya dalam hari ini rambut Ashiya terkena sonar Suzuno, tapi tentu saja kedua orang yang tidak mengetahui situasinya itu, tidak menyadari akan fakta ini.
"Serius ini, Emi tidak mengangkat telponnya, dan kita tidak bisa menemukan Raguel, aku benar-benar tidak tahu untuk apa kita ke sini."
Setelah mengomel, baik Maou dan Ashiya yang akhirnya bisa merapikan rambutnya, dengan suram berjalan keluar dari gedung dan menoleh ke arah Tokyo Tower yang baru saja mereka naiki.
Meskipun mereka berdua sudah berada di tempat ini dalam waktu yang cukup lama, kepadatan manusia yang ada di Tokyo Tower sama sekali tidak menunjukan tanda-tanda berkurang, ketika Maou dan Ashiya beranggapan kalau mereka tidak akan bisa menemukan seseorang yang wajahnya tidak pernah mereka lihat sebelumnya dalam situasi ini, dan mulai merasa putus asa.....
".....Hey, Ashiya, apa kau merasa sedikit kurang nyaman?"
"Yeah... Perasaanku tidak enak."
Maou dan Ashiya mengernyit, menoleh ke arah satu sama lain. Tepat seperti sebelumnya ketika rambut mereka berdiri, sebuah perasaan tidak enak yang mirip seperti mabuk laut, perlahan menjalari punggung mereka.
"Hey, apa itu? Bintang jatuh?"
Kali ini, seseorang di tengah-tengah kerumunan melihat ke arah langit dan berseru. Maou dan Ashiya juga melihat ke arah yang disaksikan oleh kerumunan tersebut.
Sebuah bintang jatuh saat ini mendekati tempat mereka dari arah selatan.
"Cahaya sihir suci.... Apakah itu alasan kegelisahan kita? Jangan bilang kalau itu Emi?"
Maou menyuarakan pemikirannya yang sangat rasional sebagai seorang Raja Iblis.
"Maou-sama, jika orang itu mendengar kau mengucapkan kata-kata tersebut, kau pasti akan dibunuh. Terlebih lagi....."
Ashiya memberikan sebuah peringatan dengan cara yang aneh dan menunjuk ke arah langit seperti orang-orang di sekitarnya.
"Alasan kegelisahan kita, seharusnya adalah apa yang ada di belakang benda itu."
Meskipun Ashiya tidak menjelaskannya secara khusus, tapi Maou masih bisa memahaminya dengan benar.
Sabuk cahaya berwarna keemasan di belakang bintang jatuh itu terlihat mendekat seolah-olah itu memang ditujukan untuk menyelimuti seluruh Tokyo Tower.
Sabuk cahaya yang mendekat ke arah lokasi mereka dari segala arah dengan tower sebagai pusatnya, berubah menjadi sebuah lingkaran cahaya di langit.
Itu adalah fenomena yang tak biasa tidak peduli bagaimanapun kau melihatnya, tapi ini adalah Jepang, mereka seharusnya tidak memiliki kemampuan untuk menyebabkan fenomena ini.
"Woah, woah, apakah ini sejenis pertunjukan?"
"Apakah itu aurora?"
"Bagaimana mungkin aurora bisa muncul di Tokyo. Itu pasti kembang api kan?"
Maou bersiaga menghadapi kekacauan yang mungkin disebabkan oleh kerumunan ini ataupun kemunculan musuh. Akan tetapi, mungkin karena pemandangannya yang indah, meskipun fenomena ini terlihat sangat tidak normal, tidak ada seorangpun yang menganggap situasi ini begitu serius.
"Ya ampun, jangan bilang kalau Gabriel berulah lagi."
"Hm?"
Kali ini, Maou menemukan seseorang yang berdiri tidak jauh darinya di dalam kerumunan tersebut mengatakan sesuatu yang aneh sambil melihat ke arah langit, Maou pun dengan panik mengamati sekelilingnya.
Lalu Maou melihat seorang pria dengan rambut afro dan mengenakan kacamata hitam berdiri tidak jauh darinya.
"Ah? Kau....."
"Oh? Ya ampun, kebetulan sekali, pemuda dari toko Udon."
Maou merasa terkejut melihat bagaimana orang itu bisa berbicara bahasa Jepang dengan lancar, tapi ketika dia tersadar, Ashiya sudah berdiri di antara mereka berdua guna melindungi Maou.
Orang itu menaikkan kacamata hitamnya dan melihat ke arah Ashiya dan Maou. Terlebih lagi, karena alasan yang tidak diketahui, dia menyelipkan sebuah tusuk gigi di antara gigi-giginya.
"..... Maou-sama, lihat matanya!"
Karena nada serius Ashiya, Maou melihat pria yang mengangkat kacamata hitamnya itu, dan mengetahui kalau warna matanya....
"Mata... Ungu....?"
"Hm, apa ada sesuatu yang aneh dengan mataku?"
Pria itu menggerakkan tusuk gigi di mulutnya, dan dengan sengaja melepas kacamata hitamnya dan membuka lebar matanya agar bisa dilihat oleh Maou dan Ashiya.
"Restoran Udon di tempat ini lumayan juga! Sumpitnya juga, kali ini aku berusaha keras untuk menggunakan mereka!"
"K-kau.... Jangan bilang....."
Entah karena marah atau karena lingkaran cahaya misterius yang mendekati tempat ini, Maou terlihat sangat terkejut.
Setelah mengamati dengan seksama dari depan, Maou sadar kalau rambut afro pria itu tidak murni hitam, dan masih ada beberapa rambut yang berwarna ungu cerah, seolah-olah rambut itu telah di celup ke dalam warna.
"Jadi kau Raguel?"
"Oh? Aku tidak ingat kalau aku pernah memberitahukan namaku...."
Pria berambut afro itu bereaksi terhadap nama Raguel, matanya terbelalak karena dia benar-benar merasa terkejut.
"Jadi kau benar-benar makan di lantai bawah?"
Seketika, lingkaran cahaya yang mendekat itu menyentuh antena di atas tower dan cahaya yang mengelilingi tower pun berhamburan menghujani tanah.
".... Oh?"
"Hm?"
"Ya ampun?"
Maou, Ashiya, dan pria yang dicurigai sebagai Raguel berseru di saat yang bersamaan.
Ketika sisa-sisa ledakan lingkaran cahaya itu mencapai dasar Tokyo Tower di mana Maou dan kerumununan orang berada, cahaya-cahaya tersebut seketika bergerak menuju dua orang pemuda yang ada di tempat itu.
Hujan cahaya menyerang Maou dan Ashiya secara langsung, dan pria dengan rambut afro itu menutupi wajahnya karena dampak yang mengikuti cahaya tersebut.
Saat kedua pemuda itu bermandikan cahaya, sesuatu yang aneh dapat terasa di dalam tubuh mereka, rambut mereka meletup seolah-olah ingin bersaing dengan si pria berambut afro, akan tetapi, mereka berdua tidak punya waktu untuk melihat satu sama lain.....
Perubahan tiba-tiba terjadi.
Apa yang pada awalnya adalah cahaya berwarna keemasan, ketika menyentuh tubuh kedua pria tersebut, cahaya itu malah mengeluarkan sinar kehitaman.
"Oooooohhhhhhhh!!!"
Sebuah raungan menyerap seluruh cahaya keemasan tersebut, sinar kehitaman yang meledak dan menyelimuti segala sesuatunya dalam kegelapan, juga menutupi lampu hangat dari Tokyo Tower.
Lampu hias gantung yang terlihat bersinar di bawah tower merah yang seolah-olah bertindak sebagai pengawas terbentuknya zaman manusia, saat ini bersinar dalam kegelapan yang tak terhingga.
"Kalau kau benar-benar ada di bawah, katakan langsung dari awal! Kau membuatku menghabiskan banyak uang untuk hal yang sia-sia!"
Meskipun suara yang terdengar dari dalam kegelapan itu cukup menyeramkan sehingga bisa membuat darah orang lain membeku, kata-kata yang terkandung di dalamnya hanyalah kemarahan sepele yang tidak cocok dengan berat suara tersebut.
Sementara itu, seluruh tempat ini telah tertutupi cahaya kehijauan yang datang dari bawah kegelapan.
Cahaya kehijauan yang menutupi area sekitar Tokyo Tower, menghentikan pergerakan semua orang di dalamnya di saat yang bersamaan.
Benda ini memiliki fungsi yang sama seperti barrier iblis yang muncul di Sasazuka sebelumnya, meskipun orang yang ada di dalam cahaya tersebut menolak, tapi mereka sudah berada di luar realita, jadi mereka bisa terhindar dari kerusakan yang terjadi di dalam barrier.
Dari kejauhan, barrier yang naik ke atas seperti aurura, terlihat mengeluarkan cahaya kehijauan di atas Tokyo Tower.
Semua ini disebabkan oleh satu iblis, dan iblis itu kini memberikan tatapan tajam penuh kebencian yang cukup membuat manusia pingsan hanya dengan satu tatapan, ke arah pria berambut afro.
"Aku pasti akan menuangkan cola ke dalam hidungmu!"
Setelah menyerap sihir iblis yang ada di dalam lingkaran cahaya keemasan tersebut, Raja Iblis Satan dan Jenderal Iblis Alsiel muncul di Tokyo Tower.
"Apa yang terjadi?"
Pria berambut afro itu membuang kacamata hitamnya dan bertemu tatapan kedua iblis itu secara langsung.
"Pak tua Gab, apa kau tahu kalau orang-orang ini ada di Jepang?"
Tapi orang yang dia ajak bicara bukanlah kedua iblis hebat yang tiba-tiba muncul tersebut.
"!!"
T-shirt UNIxLO yang meregang sampai batasnya, mulai robek karena tidak kuat menahan perubahan iblis bertanduk satu, Raja Iblis Satan.
"Kupikir ini tidak akan melibatkan mereka, jadi aku tidak memberitahumu, maaf."
Kapan orang itu datang ke tempat ini?
Terbang dengan santai ke dalam barrier Raja Iblis Satan, seolah-olah tidak terpengaruh oleh sihir iblisnya, adalah seorang malaikat agung yang berencana merebut anak Raja Iblis dan Pahlawan.....
Dia adalah orang yang menjadi bintang jatuh untuk mengejar sabuk cahaya dan datang ke Tokyo Tower, dia adalah Gabriel.
Saat ini, dengan diarahkan Urushihara, Suzuno berjalan di jalanan malam Yoyogi.
Setelah berbicara dengan Maou di telepon....
"Kita berdua akan menyeret keluar malaikat itu. Bantulah aku!"
Dan dia langsung pergi tanpa penjelasan apapun.
"Hei Lucifer, kau mau pergi ke mana? Kita malah semakin jauh dengan stasiun."
Alasan awal Urushihara dan Suzuno tetap berada di Yoyogi adalah karena ada kereta yang langsung menuju Tokyo Skytree dan Tokyo Tower dari sana. Saat mereka meninggalkan stasiun, kecuali kedua orang itu mengunakan cara yang tidak biasa, mereka tidak akan bisa bergerak dengan cepat, yang berarti, ketika tiba saatnya untuk bertarung, mungkin akan mengakibatkan situasi di mana mereka tidak memiliki cukup kekuatan.
"Kau dan Emilia harusnya memiliki cara untuk mengisi sihir suci kalian kan?"
"... Apa maksudnya itu?"
"Jangan berpura-pura bodoh. Dibandingkan dengan kami, kalian berdua terlalu berani menggunakan kekuatan kalian."
Suzuno memang memiliki sebotol kecil Holy Vitamin Beta terselip di dalam bajunya, tapi dia tidak berniat untuk membiarkan penghuni Kastil Iblis mengetahui cara mengisi kembali sihir suci.
"Meskipun kita tidak bisa menemukan Raguel sekarang, tapi kita harus menandai lokasinya sebelum dia memancarkan sonar berikutnya. Kami tidak bisa melakukan hal itu hanya dengan kami saja. Tak ada waktu untuk menghubungi Emilia sekarang, jadi aku akan menyerahkan semuanya padamu."
"Di mana ini? Apa yang kau rencanakan?"
Suzuno mengamati tempat di mana Urushihara berhenti.
Di hadapan mereka terdapat sebuah gedung pencakar langit berbentuk salib.
Di bawah sinar rembulan, bangunan tersebut terlihat begitu mengesankan di antara kegelapan malam kota, Suzuno melihat sebuah logo yang familiar di atas bangunan itu dengan lampu penghalang penerbangan berwarna merah di keempat sudutnya.
"Lebih tepatnya, sebenarnya aku cenderung mendukung ide tidak usah membeli televisi. Kurasa hanya internet dan HP saja sudah cukup."
"T-tapi ini harusnya adalah tempat yang tidak bisa dimasuki sembarang orang kan?"
Dibandingkan dengan Suzuno yang gugup, Urushihara terlihat lebih tenang dan tidak gelisah.
"Kau seharusnya sudah tahu apa yang ingin aku lakukan, iya kan?"
"Meskipun aku tahu, jika kita merusakkan sesuatu di sini dan menyebabkan masalah, itu mungkin akan menimbulkan kepanikan!"
"Itulah kenapa aku tidak mencari Emilia yang bisa menang melawan Malaikat Agung ataupun Raja Iblis Maou, tapi malah kau, seorang manusia biasa untuk melakukan hal ini. Jika itu kekuatanmu, seharusnya itu cukup lemah untuk menyebarkan kekuatan dalam jumlah yang tepat."
"Penjelasan ini benar-benar menjengkelkan... ti-tidak, bukan itu masalahnya.... Hey, Lucifer!!"
Mengabaikan Suzuno yang frustasi karena disebut lemah, Urushihara dengan cepat berjalan menuju pintu masuk gedung pencakar langit tersebut.
Melihat seorang pemuda mengenakan T-shirt yang tidak akan dicuci sampai baju itu lusuh dan kotor mendekat, si penjaga pun berjalan mengehentikannya dengan maksud untuk memeriksanya.
Namun, mata yang tersembunyi di bawah poni panjang Urushihara, sesaat sedikit bersinar dan sosok dia pun tiba-tiba menghilang dari pandangan penjaga tersebut.
Penjaga itu terlihat kebingunan karena seseorang tiba-tiba menghilang di depan mata mereka, dan Urushihara yang tepat berada di depan mereka, menoleh ke arah Suzuno dan memberikannya sebuah isyarat, kemudian kedua orang itu dengan santainya berjalan memasuki bangunan yang terletak di Shibuya, Yoyogi, Gedung Docodemo Yoyogi, yang dikenal sebagai Docodemo Tower.
Suzuno mengikuti Urushihara dengan gugup. Seorang pemuda yang mengenakan T-shirt kusut dan seorang wanita yang mengenakan kimono memang sama sekali tidak terlihat seperti seorang pegawai, tapi anehnya, tak ada seorangpun yang menghentikan mereka berdua.
"Bicara tentang perangkat yang menggunakan rentang frekuensi yang sama dengan gelombang televisi, satu-satunya perangkat yang bisa hanyalah HP."
"Jangan bilang... Kau ingin melakukan hal yang sama dengan Raguel?"
"Tepat sekali."
Urushihara mengangguk dengan sebuah senyum.
"Aku ingin kau memancarkan sonar dengan rentang frekuensi HP Docodemo. Targetnya adalah sihir suci dalam jumlah besar yang tidak mungkin ada di Jepang. Di antara respon itu, salah satu di antara mereka pasti adalah malaikat."
"Ba-bagaimana bisa malah jadi seperti ini....?"
Karena kedinginan, Suzuno meringkuk dan menggigil.
Meski di bawah masih sangat panas, ketika mereka mencapai puncak Docodemo Tower di ketinggan 272 meter, angin dingin yang mengaum, tanpa ampun terus menerpa pondasi antena.
Suzuno mengenakan kimono yang bisa dengan mudah terpengaruh oleh tekanan angin, dan ditambah fakta kalau kimono tersebut terbuat dari bahan yang khusus untuk musim panas, itu hampir sama dengan menggunakan kulitnya untuk menahan tiupan angin secara langsung.
"Maaf membuatmu menunggu. Aku sudah tahu frekuensi mana yang bisa menjangkau bagian paling jauh dari daerah Kanto. Selama kau memancarkannya ke arah antena, sonarnya akan mengikuti frekuensi dan tersiar keluar. Jika kau menyentuhnya secara langsung, itu mungkin bisa menyebabkan panas berfrekuensi tinggi, jadi berhati-hatilah."
Urushihara menjulurkan kepalanya dari gang khusus untuk pegawai yang terhubung ke dalam gedung. Dia memegang sebuah diagram yang menandai rentang gelombang di dalam kota, dan juga merekamnya menggunakan HP, peta itu sebenarnya didesain khusus hanya untuk keperluan bisnis.
Sebuah gambaran meja komputer yang diacak-acak oleh Urushihara terlintas di dalam pikiran Suzuno, dan dia mulai khawatir apakah Urushihara bisa mengembalikan peta itu dengan benar setelah semuanya selesai atau tidak.
"Apa ini akan menyebabkan komputer penting atau semacamnya menjadi rusak?"
"Tidak, tidak, jangan khawatir. Daripada itu, sonar yang terbawa akan menekan frekuensinya, jika kita tidak bertindak cepat, itu mungkin akan menyebabkan kerusakan jaringan telekomunikasi."
".... Ahh! Aku sudah tidak peduli lagi!"
Suzuno masih tidak sepenuhnya mengerti perkataan Urushihara, tapi karena dia sudah jauh-jauh datang ke sini, maka tak akan ada gunanya jika dia terus menundanya.
Suzuno meningkatkan sihir suci di dalam tubuhnya hingga mencapai batas dan mengarahkannya ke antena. Dia kemudian menembakannya dalam sekali tembakan.
"Holy Wave Probe!"
Sihir suci terus menerus keluar dari tangan Suzuno yang menyatu dengan antena gelombang, dan menyebar ke segala arah seperti jaringan listrik tak terlihat yang tersebar di langit, membesar menjadi sebuah lingkaran cahaya raksasa.
Lingkaran cahaya dengan Docodemo Tower sebagai pusatnya, perlahan tersebar ke berbagai tempat berjarak beberapa ratus meter, cahayanya pun mulai menghilang setelah menjadi satu dengan atmosfer.
Bagi manusia, gelombang sihir suci yang Suzuno tembakkan itu mirip seperti gelombang HP, tidak bisa dilihat ataupun dirasakan, tapi meski begitu, mereka masih akan menyebar jauh dan menangkap sesuatu di ujungnya.
"Uh...uhhhhhh."
Holy Wave Probe adalah tipe skill sonar berarea luas yang digunakan untuk mencari musuh, tapi itu tidak murni hanya tentang memancarkan sonar. Hanya memancarkan sonar terus menerus saja sudah menghabiskan sihir suci dan ini akan terus berlanjut sampai sihir suci yang terpancar kembali bersamaan dengan responnya.
Suzuno yang terus menerus melakukan pencarian skala besar seperti ini, tidak bisa berhenti memancarkan sihir suci sampai responnya kembali.
".... Aku tidak bisa... menahannya lagi..."
Suzuno memang memiliki kekuatan manusia super, tapi itu hanya ketika dibandingkan dengan manusia biasa, ketika kapasitas sihir sucinya dibandingkan dengan Emi, itu bahkan tidak bisa mendekatinya sama sekali.
Jika Suzuno terus menembakkan sihir suci, kekuatannya pasti akan segera habis.
"Ugh!"
Ketika Suzuno mengerang, dia meraih bagian dalam bajunya dan mengambil sebotol kecil Holy Vitamin Beta.
Seperti di iklan televisi, Suzuno membuka tutup botol tersebut dengan ibu jarinya dan meminum semuanya dalam satu tegukan.
"Oh, jadi itu yang kalian gunakan?"
Urushihara yang berdiri di samping, menunjukkan senyum jahat yang seolah-olah mengatakan 'aku melihat sesuatu yang bagus'.
Setelah Suzuno memutuskan kalau usai pekerjaan ini dia akan menggunakan palu sucinya untuk memukul Urushihara, dia malah terlihat hampir tidak bisa menahan kekuatannya sampai responnya kembali.
".... Mereka datang!"
Lingkaran cahaya yang Suzuno sebarkan.... responnya telah dikirim balik oleh Holy Wave Probe.
Sebuah sensasi seperti gelombang sihir suci yang tersebar, kembali ke tubuh Suzuno melalui antena di Docodemo Tower.
Setelah itu, Suzuno beristirahat, terengah-engah dengan wajah yang di penuhi keringat.
"Ada satu di jarak sekitar 6 kilometer arah tenggara, dua di jarak kira-kira 15 kilometer arah timur laut, dan ada sebuah respon lemah di dekat sini arah barat daya...."
Setelah mendengar kata-kata Suzuno yang sedang terengah-engah, Urushihara mengernyit ketika dia mencocokannya dengan peta di tangannya.
"Barat daya adalah arah ke Sasazuka, meskipun aku tidak tahu kenapa itu melemah, harusnya itu adalah Sariel. Arah tenggara sekitar 6 kilometer adalah Tokyo Tower, arah timur laut sekitar 15 kilometer adalah di dekat Tokyo Skytree, jika yang ada di Tokyo Skytree adalah Emilia dan Alas Ramus... sepertinya kita harus menghubungi Maou. Ada seseorang di Tokyo Tower."
"Dan..... tempat satunya....."
"Eh?"
Walau dipenuhi keringat, Suzuno masih bisa dengan cepat menarik jepit rambut berbetuk salib di rambutnya.
Usai memancarkan sinar terang, tangan ramping Suzuno sudah memegang palu raksasa yang terbentuk dari jepit rambutnya.
Suzuno mengabaikan Urushihara yang takut kena pukul karena tidak menjelaskan dengan benar dan hanya memerintah saja, Suzuno pun bergerak menuju tepi pondasi antena.
"Di sini!"
"Ah?"
"Bersiaplah Lucifer, sesuatu yang tidak dikenali sedang mendekati tempat ini sekarang."
Dengan tatapan serius, Suzuno mengamati pemandangan malam Yoyogi yang ada di hadapannya.
Di antara lampu mobil yang berlalu lalang, sebuah cahaya yang tidak biasa naik di sepanjang dinding bagian luar Docodemo Tower dengan kecepatan yang luar biasa.
"Dia datang!!"
"A-ada apa?"
Urushihara panik karena dia tidak memiliki waktu untuk menyiapkan diri bertarung, sementara itu, Suzuno mengambil satu langkah ke belakang untuk bersiap menghadapi situasi yang mendadak.
Suzuno berencana menunggu orang tersebut untuk terbang sampai ke sini, dan menggunakan palunya untuk menyapa kepala orang itu dengan kekuatan penuh, oleh sebab itu, dia mengambil posisi siap bertarung dan menggunakan sihir sucinya yang tersisa untuk menguatkan seluruh tubuhnya.
Karena orang itu terbang di sepanjang dinding bagian luar, maka Suzuno juga harus bersiap untuk bertarung di udara.
Suara angin berubah.
"........!"
Sebuah keterkejutan yang luar biasa menyerang Suzuno.
Bahkan Urushihara pun membeku di tempat, seolah-olah kepanikannya tadi hanyalah sebuah kebohongan.
Seseorang yang benar-benar tidak terduga melayang di hadapan mereka.
Orang itu memancarkan sinar berwarna emas yang redup, dan hanya warna matanya yang berbeda dari biasanya.
Itu adalah pupil berwarna ungu yang sama seperti Urushihara dan Sariel.
Dan benda yang menghancurkan keraguan akan adanya sinar emas dan mata ungu itu adalah piyama dengan pola bunga berwarna pink dan sandal dengan tulisan emas yang menunjukan nama rumah sakit.
"Ch-Chiho-dono?"
"Ini bohong kan? Ke-kenapa?"
Orang itu adalah Chiho, yang seharusnya masih dirawat di Rumah Sakit Universitas Saikai.
"Ah... Itu Suzuno-san dan Urushihara-san!"
Kedua orang itu begitu terkejut, Chiho pun juga nampak tidak menyangka kalau akan bertemu dengan mereka. Setelah meletakkan tangan di telinganya, Chiho mulai berbicara.
"Itu tidak ada di sini! Ah, be-begitu?"
Meski Chiho terlihat berbicara dengan seseorang, tapi Urushihara dan Suzuno tidak mendengar apa-apa.
"Apakah itu komunikasi mental?"
Karena cahaya di sekeliling Chiho terlihat seperti sihir suci tidak peduli bagaimana dia melihatnya, Urushihara mulai curiga kalau sihir di dalam tubuh Chiho telah terolah sampai titik di mana Chiho bisa membangkitkan kekuatan aneh.
"Eh? Ah, bukan. Ini hanya untuk menyambungkan microphone earphone yang kubeli dari Toko Peralatan Rumah Tangga Yodogawa dengan HP. Meskipun itu sedikit memalukan berjalan memasuki toko dengaan mengunakan pakaian seperti ini."
".... Begitu ya?"
"Tak masalah bagaimanapun itu! Apa yang terjadi denganmu, Chiho-dono?"
Urushihara yang melihat kabel hitam terurai dari telinga Chiho ke saku piyamanya, berlutut ke tanah dengan suram, sementara Suzuno bertanya kepada Chiho dengan panik.
"Uh, aku tidak memiliki waktu untuk menjelaskannya sekarang! Oiya, orang yang memancarkan sonar di sini tadi itu Suzuno-san kan?"
"Y-yeah."
Chiho, yang bersinar keemasan, menanyakan hal itu dengan nada yang normal, sementara Suzuno, yang masih tidak bisa menerima situasi aneh ini, hanya bisa menganggukan kepalanya.
"Itu, karena itu bukan sesuatu yang bagus, akan lebih baik kalau kau tidak melakukanya lagi."
"Eh?"
"Seseorang mengatakan kalau ini akan menghancurkan keseimbangan kekuatan dunia, jadi lebih baik untuk tidak mengacaukannya hanya dari satu sisi."
"Hey, Sasaki Chiho, kau sedang bicara dengan siapa?"
Urushihara merespon kata-kata Chiho dengan sebuah tatapan tajam.
"Kau tidak mungkin tahu hal-hal seperti ini. Telepon itu, kau sedang berbicara dengan siapa?"
Menanggapi pertanyaan Urushihara, Chiho menjawab dengan ekspresi gelisah yang terlihat seperti hampir menangis karena alasan yang tak diketahui.
"'Jangan jadi orang yang suka ikut campur, idiot! Bleeeah!'...... Begitu katanya."
"Ah? Apa ini?"
"B-bukan aku yang mengatakannya! Ugh, itu, orang yang ada di telepon ini..."
Chiho menjelaskan kepada Urushihara dengan ekspresi yang terlihat hampir menangis. Suzuno, di sisi lain, menjadi sedikit lebih tenang setelah melihat kejadian yang langka ini.
Dari kata-kata Emi dan cincin di jari Chiho, setidaknya Suzuno bisa yakin kalau orang yang mentransfer sihir suci tanpa melukai tubuh fisik Chiho bukanlah orang dari pihak Gabriel. Terlebih lagi, Chiho yang ada di depan matanya terlihat tidak dikendalikan oleh seseorang, dan masih mempertahankan kepribadian dari 'Sasaki Chiho' yang dikenal oleh Suzuno.
Meski begitu, orang yang berbicara dengan Chiho di telepon pasti datang ke sini untuk tujuan tertentu.
Tapi Suzuno tidak menanyakannya kepada Chiho, melainkan malah mengayunkan palunya dengan kecepatan yang memekakkan telinga.
"Holy Burst!"
"Yah!"
Sebuah gelombang kejut melewati Chiho yang meringkuk ketakutan, sementara Suzuno, seolah-olah mengejar gelombang kejut yang dia buat, melompat dari Docodemo Tower menuju langit malam. Dengan palu di tangan kecilnya, Suzuno melancarkan gelombang kejut ke arah empat bola bersinar yang terbang menuju punggung Chiho.
"...... Tentara Surga!"
"Ah, benar. Lagipula Gabriel ada di sini."
Suzuno dan Urushihara menatap ke arah di mana bola cahaya itu berasal. Di sana terdapat empat sosok manusia yang melayang di langit.....
"Kalian semua yang ada di sini dilarang bergerak!"
Mereka adalah para tentara surga yang menggunakan pedang. Mereka adalah tentara milik Gabriel, dan mereka saat ini terbang dengan percaya diri di langit malam dengan niatan mengalahkan Suzuno dan yang lainnya.
".... Chiho-dono, jika kau sudah selesai di sini, tolong cepatlah pergi! Kami bisa mengatasi para bajingan ini!"
Kata Suzuno sambil mengangkat palunya dengan hati-hati.
"Eh, ta-tapi...."
"Kau meminjam kekuatan itu untuk mencapai sebuah tujuan tertentu kan? Tapi saat ini, kau tidak memiliki waktu untuk menjelaskan kepada kami apa tujuan itu. Dengan tingkat kekuatan seperti itu, seharusnya tidak mungkin bagimu untuk menjadi prajurit kelas atas. Maou dan Ashiya ada di Tokyo Tower, sementara Emi ada di Tokyo Skytree."
".... A-aku mengerti!"
Chiho yang tubuhnya diselimuti cahaya keemasan, mengangkat kedua tangannya di atas kepala.
Ketika sekilas terlihat cahaya perak di kedua telapak tangannya, Chiho memisahkan tangannya sambil sedikit menoleh ke samping.
Chiho menarik tangan kanannya ke belakang telinga, tangan kirinya terulur dengan jari telunjuk mengacung sembari menyamakan tingginya dengan tangan kanannya.
Pada saat itu, Urushihara menyadari kalau cincin di jari Chiho berkilau dengan cahaya berwarna ungu yang sama dengan warna matanya.
Chiho menarik sebuah anak panah cahaya berwarna perak entah dari mana.
Dia berpose dengan posisi terakhir dari latihan posisi dalam panahan Jepang, yaitu posisi 'Kai'. Jika bukan karena piyama bunga dan sandal rumah sakitnya, orang-orang pasti segera menganggap kalau itu adalah pose agung dari dewi bulan yang ada di dalam mitologi.
"Maou-san ada di Tokyo Tower kan?"
Chiho bertanya kepada Urushihara untuk memastikannya. Melihat Urushihara menganggukan kepalanya, Chiho tersenyum kecil dan mengatakan...
"Siluk Eteo Luciet!"
Meskipun itu adalah suara Chiho, tapi itu bukanlah bahasa yang diketahui oleh Chiho. Mirip seperti yang dilakukan Suzuno sebelumnya, dia mengarahkan panahnya ke arah antena Docodemo Tower dan membakkan sebuah panah cahaya.
Itu adalah sesuatu yang jauh melebihi skala dan jumlah sihir suci dari Holy Wave Probe yang Suzuni rapalkan. Kata yang digunakan Chiho untuk mengaktifkan mantra ini, memiliki arti yang sama dengan Holy Wave Probe dalam bahasa Holy Weiss.
Sebuah bentuk cincin berwarna emas dengan cepat menyebar ke sekeliling dengan Docodemo Tower sebagai pusatnya.
Dibandingkan dengan Holy Wave Probe Suzuno, cahaya yang dibuat Chiho tidak menunjukan tanda-tanda menghilang tidak peduli berapapun jauhnya, menyebar di langit Tokyo.
"Aku akan menjelaskan kepada semuanya nanti, tolong berhati-hatilah!"
Dengan kalimat itu, Chiho terbang menuju arah timur laut di mana Tokyo Skytree berada, seolah-olah dia itu adalah bintang jatuh.
"Berhenti!!"
Para tentara surga melihat situasi ini dan bersiap-siap mengejar Chiho.
"Lawanmu adalah aku!"
Di atas tower tajam Gedung Docodemo Yoyogi, Suzuno menghalangi keempat pasang sayap tersebut.
"Bola sihir tadi, mereka mengarahkannya lurus pada Chiho-dono, ya kan? Dan mata yang kalian miliki ketika bermaksud mengejar Chiho-dono, itu sama sekali tidak terlihat seperti malaikat, iya kan? Apa tujuan kalian?"
Suzuno tersenyum jahat dan menatap tajam ke arah para malaikat yang dia serang sebelumnya.
"Jika kalian bermaksud menggunakan nama suci Tuhan untuk menyakiti manusia.... maka izinkan aku untuk memperbaiki kelakuan kalian!"
"Ah... Bell, jika kau mengizinkanku untuk menceramahi mereka sebentar, itu......"
Urushihara berdiri di bawah antena, bermaksud menasehati Suzuno, tapi hal itu langsung dihentikan oleh Suzuno sendiri.
"Aku tahu. Tapi jika kita membiarkan orang yang mereka hormati membereskan kekacauan ini, maka mereka tidak akan pernah bisa merasakan rasa sakit dari kekalahan, dan mereka tidak akan bisa merenungkan kesalahan mereka dengan benar!"
"Ah?"
"Tindakan mereka telah membahayakan manusia yang tidak berdosa dan merusak dunia ini. Ini seharusnya bukan cara dari para malaikat. Karena itu, aku memiliki tugas untuk membenarkan tindakan mereka!"
Di sisi lain, melihat Suzuno dipenuhi semangat bertarung, keempat malaikat dari Tentara Surga tersebut mulai nampak ragu-ragu.
"Manusia, letakkan senjatamu! Kami adalah Tentara Surga bawahan Gabriel-sama! Tindakanmu yang melawan keinginan Tuhan dan tujuan Gabriel-sama......."
"Bajingan cabul seperti kalian seharusnya menjaga mulut kalian!"
"........."
Para malaikat tersebut terlihat terguncang karena dikritik demikian oleh seorang manusia.
Orang-orang itu masih terlihat seperti malaikat ketika mereka terakhir kali mengacau di Sasazuka, tapi sekarang, di bawah jubah yang mereka kenakan, terdapat T-shirt dan jersey. Melihat usaha setengah-setengah dalam meniru orang Jepang ini, meski itu bukan Suzuno, seseorang pasti merasa ingin menceramahi mereka dan memanggil mereka cabul.
Alasan kenapa malaikat-malaikat ini merasa terguncang, mungkin karena mereka memiliki kesadaran diri hingga mencapai titik tertentu.
"Apanya yang keinginan Tuhan? Tuhan yang memerintahkan hamba-Nya untuk 'mencintai sesama', mana mungkin Dia akan mengizinkan seseorang membahayakan gadis tidak berdosa dan negara ini? Akulah yang seharusnya bertanya kepada kalian yang telah menyerang orang lain dengan mengatasnamakan Tuhan......"
Suzuno menyentak tower lancip itu dan meluncurkan dirinya ke atas langit malam Shibuya.
"Siapa kalian semua???"
Mantan dari dewan penyelidik, Crestia Bell, mengangkat palu raksasanya dan memancarkan aura kuat dari penggunaan sihir suci di dalam tubuhnya, hal ini membuat para malaikat berbadan besar dari Tentara Surga itu terpaku di tempat.
"Bersiaplah kalian! Penyelidikan akan segera di mulai!"
Suzuno mengarahkan palu raksasanya ke arah para malaikat yang berada di hadapannya, rambutnya memancarkan sinar abu-abu gelap dan melambai tertiup angin.
"Nomor satu!! Tindakan tuan kalian telah merugikan warga tidak berdosa dan merusak properti mereka. Dewan Gereja Agung, berdasar pada keadilan, memerintahkan kalian semua untuk mengganti rugi! Nomor dua! Kalian semua telah menyerang pengikut Dewan Gereja Agung tanpa peringatan sebelumnya. Aku meminta kalian semua mengatakan apa tujuan kalian! Jika kalian semua bersedia mengakui dan menyesali kedua dosa ini di bawah nama Tuhan..... Ugh!!"
Suzuno menyatakan penghakimannya dengan suara yang keras dan jelas, tapi para malaikat itu tidak memberikan kesempatan bagi Suzuno untuk menyelesaikannya.
Para malaikat itu diam-diam menarik senjata mereka dan menggunakan pedang panjang yang sebelumnya mereka gunakan untuk mengancam Suzuno, untuk menyerangnya.
Suzuno dengan tenang menggunakan palu sucinya untuk menangkis pedang tersebut.
Dibandingkan dengan Pedang Suci Emilia, sabit Sariel, dan Pedang Durandal milik Gabriel, senjata musuh hanyalah pedang biasa.
"Wow, sangat mendebarkan!"
Urushihara yang menyaksikan seluruh kejadian itu dari atap Docodemo, bersiul.
"Dasar manusia, kau pikir kau bisa menghakimi utusan Surga, jangan bercanda!!"
"Oh, begitukah? Bahkan Malaikat Agung yang memiliki kemampuan 'Light of the Fallen' pun mengakui semua dosanya padaku. Huuh, bagaimanapun....."
Suzuno tersenyum tipis, menggesar pegangannya dan membelokkan pedang tersebut.
Pada saat itu, Suzuno juga memanfaatkan gerakan ini untuk memutar palu raksasanya ke belakang, dan mengarahkannya ke arah punggung salah satu Tentara Surga.
"Holy Meteor!!"
"Ugwah!!"
Meski dia tidak terlempar, tapi serangan yang mengenai tubuhnya ini masih membuat tentara tersebut pingsan dan jatuh di atap tower di mana Urushihara berada.
"Apa, kalian bahkan tidak bisa mengalahkan seorang 'manusia biasa' tanpa mengandalkan serangan tiba-tiba?"
Suzuno memutar-mutar palunya, setelah berputar kira-kira tiga kali, dia menyandarkan palu tersebut ke atas bahunya.
"Ini adalah skill yang menggunakan sihir suci untuk menguatkan dan melampaui batas tubuh manusia. Pada awalnya, ini adalah mantra untuk mengalahkan iblis.... Tapi sekarang, siapa yang ingin mencicipinya? Ataukah kalian akan dengan patuh menerima penilaianku dan mengakui kesalahan kalian bersama dengan Gabriel.... Sepertinya itu tidak mungkin."
Ketiga tentara surga yang tersisa bergerak ke arah Suzuno secara bersamaan tanpa menunggu Suzuno untuk menyelesaikan perkataannya.
Ketiga pedang yang diarahkan pada Suzuno dari arah yang berbeda-beda, semuanya dihentikan oleh bagian depan bulat dari palu Suzuno dan pegangannya
"Apa?"
"Woah!!"
Para tentara surga dan Urushihara berseru kaget di saat yang bersamaan.
Suzuno menggunakan lengan kimononya untuk membungkus bilah pedang tersebut dan menahannya dengan tangan kosong. Kemudian, dia mengaliri sandal jerami di kaki kanannya dengan sihir suci sebelum menendang tepi bilah pedang itu dengan keras.
Meski itu seharusnya adalah pedang yang dibuat di Surga, tapi pedang itu dengan mudah bisa hancur bersama dengan pergelangan tangan yang memegangnya.
"Jika pecahannya jatuh dari tempat tinggi seperti ini, itu akan sangat buruk. Sampah seharusnya dibawa ke rumah."
Dengan tatapan riang, Suzuno mengambil pecahan pedang dan pegangannya yang jatuh dari tangan malaikat tersebut dan meletakannya ke dalam lengan bajunya.
"Dengan begini, aku memberi kalian berdua kesempatan untuk menyerah. Penganut Budha di negara ini bisa menahan tiga kesempatan, tapi kupikir dua saja sudah cukup."
Suzuno mengangkat palu raksasanya dengan kedua tangannya sekali lagi, dan bernapas dengan lembut.
"!!!"
Para malaikat itu bahkan tidak punya waktu untuk bereaksi.
Suzuno mengaliri tumitnya dengan sihir suci dan kemudian menyentak udara, menghasilkan suara seperti meriam raksasa. Ketika para malaikat itu teralihkan oleh suara keras tersebut, gadis berpakaian kimono yang awalnya ada di hadapan mereka, berputar ke belakang mereka.
Di momen berikutnya, Suzuno yang berada tepat di belakang mereka, muncul kembali di depan para malaikat tersebut dalam satu kedipan mata, punggungnya menghadap ke arah mereka. Para Tentara Surga itu memperlihatkan tatapan tak percaya ketika mereka bersiap-siap menghadapi kekuatan dari palu raksasa tersebut, akan tetapi mereka hanya merasakan udara yang bergerak melewati mereka.
Suzuno mengayunkan palunya ke bawah dan menggunakan tangan kirinya untuk menata rambutnya yang berantakan. Seolah-seolah sedang menyarungkan katana setelah mengeluarkan batou jutsu, Suzuno mengubah kembali palunya menjadi aksesoris rambut dan meletakkanya di rambutnya.
"Tarian Cahaya, Impatiens Balsamina!"
Tepat pada saat itu....
Tiga ledakan sihir suci terdengar di kegelapan malam Shibuya.
Ketiga tentara surga yang tidak bisa menahan kekuatan yang dihasilkan dari dalam tubuh mereka, seperti malaikat yang pertama, langsung pingsan dan jatuh ke atap gedung di mana Urushihara berada.
"Jangan meremehkan manusia. Rasakanlah rasa sakit itu!"
"Oooh, benar-benar menakutkan!"
Urushihara mengungkapkan rasa takut yang dia rasakan dari dalam lubuk hatinya.
Mengabaikan Urushihara yang gemetar, Suzuno mengusap keringat yang muncul akibat pertarungan itu, dan mengeluarkan sesuatu dari lengan baju sebelah kirinya.
"Tapi, apa ini..... malaikat, apa sebenarnya mereka itu?"
Pedang yang digunakan oleh para tentara itu tidak terbuat dari 'Evolving Heavenly Metal', mereka juga bukan suatu logam super yang tidak diketahui.
Itu adalah logam yang selalu ditemui Suzuno setiap hari.
Itu adalah besi.
"Hei Bell, sepertinya ada sesuatu yang mendekat?"
Suzuno mengangkat kepalanya ketika mendengar suara Urushihara, kemudian dia dengan hati-hati mengembalikan pecahan pedang tersebut ke dalam lengan bajunya agar tidak menjatuhkan mereka.
Ada sesuatu yang mendekat dari langit.
Sepertinya itu adalah lingkaran cahaya yang Chiho lepaskan sebelumnya, tapi daripada itu, ada sesuatu yang mengikutinya.
Meskipun bentuknya berbeda, apa yang Chiho lakukan sebenarnya adalah sama seperti yang Suzuno lakukan, mereka memancarkan sonar. Oleh karena itu, seharusnya ada beberapa 'reaksi' yang mengirimkan kembali pesan ke arah yang ditunjuk oleh si perapal.
Tapi ketika lingkaran cahaya yang tersebar itu terkonsentrasi, apa yang dibawanya kembali adalah.....
"Uu...."
Mustahil. Suzuno tanpa sadar meningkatkan kewaspadaannya.
Chiho memancarkan sihir suci, akan tetapi.....
"Sihir iblis?"
Suzuno dan Urushihara merasa gemetar ketika mereka melihat sabuk cahaya keemasan yang terbuat dari sihir iblis terbang di atas kepala mereka menuju arah tenggara.
"Hm.....??"
Ketika sabuk cahaya tersebut melewati kepala mereka, meskipun tidak banyak, tapi Suzuno merasa kalau perasaan tidak enak yang ada di dalam dirinya menghilang bersama dengan perginya cahaya itu.
XxxxX
"Apa sih yang dilakukan si Urushihara itu?"
Di bagian bawah Tokyo Tower terdapat sebuah bangunan komersil yang memungkinkan akses langsung menuju dek observasi dengan menggunakan elevator... itu adalah Tokyo Tower Leg Town. Maou dan Ashiya kini berdiri di depan cermin dari salah satu kamar mandi di bangunan tersebut.
Sepuluh menit setelah Urushihara menutup telponnya, seolah-olah itu adalah perbuatan jahil yang menggunakan plat logam dan listrik statis, rambut Maou dan Ashiya tiba-tiba berdiri karena udara dingin yang aneh.
"Dia tidak menghubungimu?"
"Tidak, tidak sama sekali."
Karena mereka berdua tidak suka berdandan sampai harus membawa minyak rambut dan sisir, mereka berdua menggunakan air keran dari kamar mandi untuk menata rambut mereka.
Ini adalah kedua kalinya dalam hari ini rambut Ashiya terkena sonar Suzuno, tapi tentu saja kedua orang yang tidak mengetahui situasinya itu, tidak menyadari akan fakta ini.
"Serius ini, Emi tidak mengangkat telponnya, dan kita tidak bisa menemukan Raguel, aku benar-benar tidak tahu untuk apa kita ke sini."
Setelah mengomel, baik Maou dan Ashiya yang akhirnya bisa merapikan rambutnya, dengan suram berjalan keluar dari gedung dan menoleh ke arah Tokyo Tower yang baru saja mereka naiki.
Meskipun mereka berdua sudah berada di tempat ini dalam waktu yang cukup lama, kepadatan manusia yang ada di Tokyo Tower sama sekali tidak menunjukan tanda-tanda berkurang, ketika Maou dan Ashiya beranggapan kalau mereka tidak akan bisa menemukan seseorang yang wajahnya tidak pernah mereka lihat sebelumnya dalam situasi ini, dan mulai merasa putus asa.....
".....Hey, Ashiya, apa kau merasa sedikit kurang nyaman?"
"Yeah... Perasaanku tidak enak."
Maou dan Ashiya mengernyit, menoleh ke arah satu sama lain. Tepat seperti sebelumnya ketika rambut mereka berdiri, sebuah perasaan tidak enak yang mirip seperti mabuk laut, perlahan menjalari punggung mereka.
"Hey, apa itu? Bintang jatuh?"
Kali ini, seseorang di tengah-tengah kerumunan melihat ke arah langit dan berseru. Maou dan Ashiya juga melihat ke arah yang disaksikan oleh kerumunan tersebut.
Sebuah bintang jatuh saat ini mendekati tempat mereka dari arah selatan.
"Cahaya sihir suci.... Apakah itu alasan kegelisahan kita? Jangan bilang kalau itu Emi?"
Maou menyuarakan pemikirannya yang sangat rasional sebagai seorang Raja Iblis.
"Maou-sama, jika orang itu mendengar kau mengucapkan kata-kata tersebut, kau pasti akan dibunuh. Terlebih lagi....."
Ashiya memberikan sebuah peringatan dengan cara yang aneh dan menunjuk ke arah langit seperti orang-orang di sekitarnya.
"Alasan kegelisahan kita, seharusnya adalah apa yang ada di belakang benda itu."
Meskipun Ashiya tidak menjelaskannya secara khusus, tapi Maou masih bisa memahaminya dengan benar.
Sabuk cahaya berwarna keemasan di belakang bintang jatuh itu terlihat mendekat seolah-olah itu memang ditujukan untuk menyelimuti seluruh Tokyo Tower.
Sabuk cahaya yang mendekat ke arah lokasi mereka dari segala arah dengan tower sebagai pusatnya, berubah menjadi sebuah lingkaran cahaya di langit.
Itu adalah fenomena yang tak biasa tidak peduli bagaimanapun kau melihatnya, tapi ini adalah Jepang, mereka seharusnya tidak memiliki kemampuan untuk menyebabkan fenomena ini.
"Woah, woah, apakah ini sejenis pertunjukan?"
"Apakah itu aurora?"
"Bagaimana mungkin aurora bisa muncul di Tokyo. Itu pasti kembang api kan?"
Maou bersiaga menghadapi kekacauan yang mungkin disebabkan oleh kerumunan ini ataupun kemunculan musuh. Akan tetapi, mungkin karena pemandangannya yang indah, meskipun fenomena ini terlihat sangat tidak normal, tidak ada seorangpun yang menganggap situasi ini begitu serius.
"Ya ampun, jangan bilang kalau Gabriel berulah lagi."
"Hm?"
Kali ini, Maou menemukan seseorang yang berdiri tidak jauh darinya di dalam kerumunan tersebut mengatakan sesuatu yang aneh sambil melihat ke arah langit, Maou pun dengan panik mengamati sekelilingnya.
Lalu Maou melihat seorang pria dengan rambut afro dan mengenakan kacamata hitam berdiri tidak jauh darinya.
"Ah? Kau....."
"Oh? Ya ampun, kebetulan sekali, pemuda dari toko Udon."
Maou merasa terkejut melihat bagaimana orang itu bisa berbicara bahasa Jepang dengan lancar, tapi ketika dia tersadar, Ashiya sudah berdiri di antara mereka berdua guna melindungi Maou.
Orang itu menaikkan kacamata hitamnya dan melihat ke arah Ashiya dan Maou. Terlebih lagi, karena alasan yang tidak diketahui, dia menyelipkan sebuah tusuk gigi di antara gigi-giginya.
"..... Maou-sama, lihat matanya!"
Karena nada serius Ashiya, Maou melihat pria yang mengangkat kacamata hitamnya itu, dan mengetahui kalau warna matanya....
"Mata... Ungu....?"
"Hm, apa ada sesuatu yang aneh dengan mataku?"
Pria itu menggerakkan tusuk gigi di mulutnya, dan dengan sengaja melepas kacamata hitamnya dan membuka lebar matanya agar bisa dilihat oleh Maou dan Ashiya.
"Restoran Udon di tempat ini lumayan juga! Sumpitnya juga, kali ini aku berusaha keras untuk menggunakan mereka!"
"K-kau.... Jangan bilang....."
Entah karena marah atau karena lingkaran cahaya misterius yang mendekati tempat ini, Maou terlihat sangat terkejut.
Setelah mengamati dengan seksama dari depan, Maou sadar kalau rambut afro pria itu tidak murni hitam, dan masih ada beberapa rambut yang berwarna ungu cerah, seolah-olah rambut itu telah di celup ke dalam warna.
"Jadi kau Raguel?"
"Oh? Aku tidak ingat kalau aku pernah memberitahukan namaku...."
Pria berambut afro itu bereaksi terhadap nama Raguel, matanya terbelalak karena dia benar-benar merasa terkejut.
"Jadi kau benar-benar makan di lantai bawah?"
Seketika, lingkaran cahaya yang mendekat itu menyentuh antena di atas tower dan cahaya yang mengelilingi tower pun berhamburan menghujani tanah.
".... Oh?"
"Hm?"
"Ya ampun?"
Maou, Ashiya, dan pria yang dicurigai sebagai Raguel berseru di saat yang bersamaan.
Ketika sisa-sisa ledakan lingkaran cahaya itu mencapai dasar Tokyo Tower di mana Maou dan kerumununan orang berada, cahaya-cahaya tersebut seketika bergerak menuju dua orang pemuda yang ada di tempat itu.
Hujan cahaya menyerang Maou dan Ashiya secara langsung, dan pria dengan rambut afro itu menutupi wajahnya karena dampak yang mengikuti cahaya tersebut.
Saat kedua pemuda itu bermandikan cahaya, sesuatu yang aneh dapat terasa di dalam tubuh mereka, rambut mereka meletup seolah-olah ingin bersaing dengan si pria berambut afro, akan tetapi, mereka berdua tidak punya waktu untuk melihat satu sama lain.....
Perubahan tiba-tiba terjadi.
Apa yang pada awalnya adalah cahaya berwarna keemasan, ketika menyentuh tubuh kedua pria tersebut, cahaya itu malah mengeluarkan sinar kehitaman.
"Oooooohhhhhhhh!!!"
Sebuah raungan menyerap seluruh cahaya keemasan tersebut, sinar kehitaman yang meledak dan menyelimuti segala sesuatunya dalam kegelapan, juga menutupi lampu hangat dari Tokyo Tower.
Lampu hias gantung yang terlihat bersinar di bawah tower merah yang seolah-olah bertindak sebagai pengawas terbentuknya zaman manusia, saat ini bersinar dalam kegelapan yang tak terhingga.
"Kalau kau benar-benar ada di bawah, katakan langsung dari awal! Kau membuatku menghabiskan banyak uang untuk hal yang sia-sia!"
Meskipun suara yang terdengar dari dalam kegelapan itu cukup menyeramkan sehingga bisa membuat darah orang lain membeku, kata-kata yang terkandung di dalamnya hanyalah kemarahan sepele yang tidak cocok dengan berat suara tersebut.
Sementara itu, seluruh tempat ini telah tertutupi cahaya kehijauan yang datang dari bawah kegelapan.
Cahaya kehijauan yang menutupi area sekitar Tokyo Tower, menghentikan pergerakan semua orang di dalamnya di saat yang bersamaan.
Benda ini memiliki fungsi yang sama seperti barrier iblis yang muncul di Sasazuka sebelumnya, meskipun orang yang ada di dalam cahaya tersebut menolak, tapi mereka sudah berada di luar realita, jadi mereka bisa terhindar dari kerusakan yang terjadi di dalam barrier.
Dari kejauhan, barrier yang naik ke atas seperti aurura, terlihat mengeluarkan cahaya kehijauan di atas Tokyo Tower.
Semua ini disebabkan oleh satu iblis, dan iblis itu kini memberikan tatapan tajam penuh kebencian yang cukup membuat manusia pingsan hanya dengan satu tatapan, ke arah pria berambut afro.
"Aku pasti akan menuangkan cola ke dalam hidungmu!"
Setelah menyerap sihir iblis yang ada di dalam lingkaran cahaya keemasan tersebut, Raja Iblis Satan dan Jenderal Iblis Alsiel muncul di Tokyo Tower.
"Apa yang terjadi?"
Pria berambut afro itu membuang kacamata hitamnya dan bertemu tatapan kedua iblis itu secara langsung.
"Pak tua Gab, apa kau tahu kalau orang-orang ini ada di Jepang?"
Tapi orang yang dia ajak bicara bukanlah kedua iblis hebat yang tiba-tiba muncul tersebut.
"!!"
T-shirt UNIxLO yang meregang sampai batasnya, mulai robek karena tidak kuat menahan perubahan iblis bertanduk satu, Raja Iblis Satan.
"Kupikir ini tidak akan melibatkan mereka, jadi aku tidak memberitahumu, maaf."
Kapan orang itu datang ke tempat ini?
Terbang dengan santai ke dalam barrier Raja Iblis Satan, seolah-olah tidak terpengaruh oleh sihir iblisnya, adalah seorang malaikat agung yang berencana merebut anak Raja Iblis dan Pahlawan.....
Dia adalah orang yang menjadi bintang jatuh untuk mengejar sabuk cahaya dan datang ke Tokyo Tower, dia adalah Gabriel.
---End of Part 3---
Lanjut ke -> Hataraku Maou-Sama Volume 5 - Chapter 3 Part 4
Baca Semua Volume -> Index Hataraku Maou-Sama All Volume
Translator : Me..
0 Komentar