Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 7 - Cerita 1 (Part 2) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 7 - Cerita 1 : Raja Iblis Memutuskan Menjadi Pedagang Yang Jujur -2



Cerita 1 : Raja Iblis Memutuskan Menjadi Pedagang Yang Jujur.

"Apa di sini tempatnya...?"

Maou memastikan daftar penyewa yang ada di dalam gedung. Dia tidak pernah menyangka kalau Perusahaan Deluxe Life atau apalah itu, berada dalam jangkauan berjalan kaki dari Kastil Iblis.

Dia awalnya menganggap tempat itu berada di jalanan yang sibuk dan ramai di pusat kota, tapi dia tidak pernah menyangka kalau tempat itu berada di dalam gedung sepanjang jalur arteri yang bersimpangan dengan Koshu-Kaido.

"Ma... Sepertinya ini tidak sebesar itu."

Karena Urushihara menyebutnya sebagai perusahaan penipu, Maou secara mental sudah siap untuk menghadapi perkembangan yang sepadan, jadi dia memantapkan pikirannya, berjalan menaiki tangga, dan melihat dengan jelas sebuah plat bisnis dan sebuah area bekerja rapi yang berada di sisi lain dari kaca yang diperkuat. Dia juga bisa melihat siluet seorang karyawan wanita di sana.

Maou yang datang untuk mengembalikan barang-barang yang Urushihara beli melalui paksaan, mengusap dadanya dengan lega.

Membuka pintu dan masuk, karyawan wanita yang Maou lihat dari luar segera menyadarinya dan berdiri.

"Selamat datang, apa ada yang bisa kubantu?"

"Errr.... Sebenarnya, kami didekati oleh perusahaanmu kemarin melalui penjualan dari pintu ke pintu..."

Maou menjelaskan situasinya.

Tidak peduli apa yang terjadi, agar pembicaraannya bisa berjalan dengan lancar, Maou, kurang lebih, menjelaskan kalau penjualan dari pintu ke pintu itu, kemarin memang diterima, tapi dia tidak ada di rumah pada waktu itu, dan barang-barang yang sudah dibeli belum pernah digunakan sebelumnya, jadi dia ingin mengembalikannya.

"Aku mengerti. Kemarin di Sasazuka.... Akan kuperiksa orang yang bertugas menangani hal ini, tolong tunggu sebentar."

Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 7 - Short Story 1 Bahasa Indonesia


Tak di sangka, karyawan wanita tersebut segera mencari orang yang bertugas tanpa ada keluhan apapun. Dari area receptionist, Maou bisa melihat karyawan tersebut mengambil folder tebal dari laci, dan setelah beberapa saat membalik dokumen yang ada di sana, dia perlahan mengangkat sebuah telepon internal.

"Ini dari receptionist.... ada pelanggan yang ingin melakukan pengembalian barang.... Ya, aku mengerti."

Karyawan tersebut menutup teleponnya dan menunjuk ke arah kursi yang berada di samping area receptionist.

"Orang yang bertugas untuk pengembalian barang akan segera ke sini, silakan duduk dulu."

"Ah, baiklah."

Tak disangka, ini sangat lancar.

Mungkin, alasan kenapa mereka tidak menjawab telepon Urushihara, adalah karena jalur telepon perusahaan kecil ini sedang sibuk.

Maou baru saja duduk di kursi ketika seorang pria yang mengenakan setelan ala orang barat, keluar dari dalam kantor. Setelah sesaat berbicara dengan karyawan tadi, dia berjalan menuju ke arah Maou.

Pria itu terlihat kurus dan tingginya sama dengan Maou, dia juga memakai sebuah kacamata.

"Maaf membuat anda menunggu. Aku adalah orang yang bertugas untuk pengembalian barang, Kuryuu. Anda pasti Maou-san kan?"

"Hello...."

"Jadi, barang yang ingin anda kembalikan adalah.... ini, benar, alat pemadam kebakaran, selimut, sekaligus pemurni air."

"Ah, benar, barang-barang itu......."

Maou tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Dia tidak pernah mengatakan alamatnya.
Dia juga tidak ingat pernah menyebutkan barang-barang yang dia beli (secara paksa).

Mungkinkan penjualan perusahaan ini kemarin hanya berasal dari Kastil Iblis?

"Erhm... Aku benar-benar minta maaf, sebenarnya, pengembalian barang itu sangat tidak memungkinkan."

".... Eh?"

Karena kalimat tersebut adalah kalimat yang pertama kali terlontar, perasaan kalau ada sesuatu yang tidak beres pun semakin berkembang.

"Khususnya pemurni air, meskipun anda bilang kalau anda belum pernah menggunakannya sebelumnya, barang tersebut sudah diisi dengan air ketika dipasang pada saat percobaan, jadi sulit mengatakan kalau benda itu murni belum pernah digunakan sebelumnya......"

"Tunggu, tunggu dulu, t-tapi, benda itu hanya digunakan untuk itu?"

Itu memang benar.

Suzuno yang tahu kalau Urushihara sudah dipaksa untuk membeli, tidak pernah menggunakan keran air manapun.

"Aku sangat mengerti apa yang ingin anda katakan, tapi ini adalah apa yang tertulis pada ketentuan mengenai pemurni air."

"Soal ketentuanya....."

Kertas yang Kuryuu serahkan adalah sesuatu yang tidak pernah Maou lihat sebelumnya.

"Aku tidak pernah menerima benda seperti itu kemarin."

"Aku seharusnya sudah memberikannya pada anda. Penyimpanan adalah tanggung jawab pelanggan, bahkan bagiku, aku...."

"Tidak mungkin aku menghilangkannya dalam satu hari."

"Mungkin bukan itu masalahnya..."

Kuryuu mengabaikannya dengan sikap yang samar.

Mengabaikan Maou yang kesulitan, Kuryu melanjutkan kata-katanya.

"Sejujurnya, mengembalikan alat pemadam kebakaran itu juga sulit."

"Hah?"

"Apa anda tahu standar pemasangan alat pemadam kebakaran?"

"Standar pemasangan?"

"Benar, di dalam rumah yang digunakan oleh banyak orang, jarak antara alat pemadam kebakaran dan tangga serta kamar, seharusnya adalah 20 meter untuk setiap lantai, dan itu harus diletakkan di blok pemasangan dengan label yang tergantung di atasnya."

"Tidak, biasanya itu adalah alat pemadam kebakaran umum yang ada di lorong."

"Meski begitu, jika di apartemen itu, seharusnya ada 2 alat di setiap lantai. Sangat wajib untuk meletakkan satu alat di setiap 20 meter, dan itu dibedakan oleh luas bangunan. Kalau kami menghilangkan sesuatu yang sudah terpasang, itu bisa dianggap ilegal, bahkan bagi diriku, jadi...."

Meski begitu, itu bukanlah kwajiban Maou sebagai penyewa untuk mengeluarkan uang agar bisa memenuhinya.

Sampai di poin ini, Maou perlahan mulai mengerti.

"Lalu, bagaimana dengan selimutnya?"

"Soal itu, selama barangnya masih belum dibuka dan belum digunakan, itu bisa dikembalikan. Totalnya ada 7 set selimut."

".... Seharusnya hanya ada lima."

"Tidak, itu ada tujuh. Itu tertulis dengan jelas di siini."

Kuryuu memegang sebuah daftar tanda terima di atas kertas salinan karbon. Dan tanda tangan bodoh Urushihara juga tercetak di atasnya, benda itu terlihat mirip dengan tanda terima yang ada di Kastil Iblis.

Namun, di dalam cetakan isi produk tersebut, jumlah selimutnya menjadi tujuh.

Itu karena mereka dirusak dengan salinan kertas karbon.

".... Jika hanya ada lima selimut, maka jumlahnya tidak cukup. Dalam kasus ini, meskipun kelima set selimut tersebut belum pernah digunakan, dibandingkan pengembalian penuh, mereka hanya bisa dibeli kembali sebagai barang bekas."

Singkatnya, sejak awal mereka tidak berniat untuk menerima pengembalian barang ini.

Mereka terus merendah, menggunakan alasan rendahan dan mencurigakan sekaligus trik kecil untuk menipu pelanggan.

Karena produk itu sendiri tidak memiliki cacat apapun, meski mereka dipaksa membeli sesuatu yang tidak berguna, tidak mungkin mereka dapat mengembalikannya, dan pada akhirnya mereka hanya bisa menelan kemarahannya dan mentolerirnya. Orang-orang ini pasti mengikuti jalan pemikiran ini.

"Apa kau ingin bermain seperti tupai sampai akhir?"

Wajah Maou menjadi tegang, dan nadanya menjadi kasar.

"Apa maksud anda dengan bermain seperti tupai? Ini adalah penyelelesaian transaksi berdasarkan persetujuan antara kami dengan anda, si pelanggan. Tanda terimanya juga ada. Aku juga tidak ingat menjual barang di bawah standar."

"Apa-apaan penyelesaian transaksi berdasarkan persetujuan? Ini jelas-jelas sebuah penipuan. Idiot mana yang akan membeli selimut yang hanya memiliki satu lapisan di tengah-tengah musim panas begini?"

".... Dia, dia adalah idiot yang ada di rumahmu, kau tahu?"

Tiba-tiba nada yang digunakan Kuryuu berubah.

Ekspresinya yang hangat juga seketika berubah.

"Bukankah keluargamu bilang kalau dia ingin membeli? Aku hanya memindahkan barangnya ke dalam. Ini tidak seperti aku mengancammu untuk membelinya. Caramu mempersulit sesuatu itu sangat merepotkan kami. Apa keluargamu tahu apa yang disebut penuntut?"

"Apa?"

Maou menjadi sangat marah, namun Kuryuu tetap terlihat tenang.

"Ini tidak masalah bagi kami. Persetujuan dan tanda tangan anggota keluargamu untuk penerimaan barang ada di sini. Barang yang di bawah standar juga tidak ada. Dalam hal ini, jika kau ingin bilang kalau kami menipu keluargamu, itu tidak akan jadi masalah di pengadilan atau semacamnya. Ma, dalam kasus ini, sebagai orang yang memiliki dokumen, kami pasti akan menang, tapi setelah itu, kami akan menuduhmu sebagai penuntut yang berniat buruk. Di situasi ini, kami juga pasti akan menang, dan biaya pengacaranya akan dibayar oleh keluargamu, apa tidak masalah jika seperti ini?"

"Kau.... Ini......"

Sesoarang yang tiba-tiba menunjukan sikap itu, tidak mungkin bisa dianggap sebagai orang yang melakukan bisnis legal.

Meskipun itu Maou, jika dia memikirkannya dengan tenang, apa yang dikatakan Kuryuu mungkin memang terdengar logis, tapi dia tahu kalau itu juga tidak sepenuhnya logis.

Bagaimanapun, Maou tidak memiliki waktu untuk berpikir.

Dia tidak tahu apa-apa mengenai sistem pengadilan yang sebenarnya, dan, ketika ini selesai, Ashiya pasti sudah kembali.

Tapi, jika dia bertindak mengikuti amarahnya, dia tidak mungkin bisa merubah situasi ini.

Orang ini tidak melakukan penjualan. Dia adalah orang yang menipu orang lain. Orang-orang semacam ini adalah iblis berkulit manusia. Maou sepenuhnya mengesampingkan masalahnya dan menatap tajam ke arah Kuryuu dengan seluruh kekuatannya, tapi tidak peduli berapa lama Maou, yang telah kehilangan sihir iblisnya saat bertarung dengan Sariel, menatap tajam ke arah Kuryuu, Kuryuu mengabaikannya

"Jadi, kau masih ingin melakukan pengembalian barang meski kau mengetahui hal itu? Jika kau terus kekeuh melawan, aku akan menelepon polisi."

Kuryuu terlihat sengaja memukul kakinya dan berdiri. Dan karyawan wanita yang terlihat seperti orang baik tadi, memegang telepon dengan sikap seperti dipaksa dan melihat ke arah Maou.

Meski Maou terus berbicara, Kuryuu pasti tetap tidak akan mau bekerja sama. Tapi jika Maou pergi, dia pasti akan kalah.

Tapi jika dia terlalu kekeuh, orang yang dipanggil ke sini mungkin bukan polisi melainkan kaki tangan yang jauh lebih jahat.

Karena Maou tidak memiliki banyak sihir iblis dikarenakan baru selesai bertarung, dia sepenuhnya hanyalah manusia biasa.

"Jika kau bisa menelepon, coba saja!"

Kali ini,

Karena sebuah suara terdengar dari pintu yang terbuka, Maou, Kuryuu, dan karyawan wanita tersebut segera menoleh.

Ketika Maou melihat orang itu dan ingin berteriak....

"E......."

"Silakan lakukan! Baguslah kau mau membantu kami menelepon mereka ke sini!"

Orang yang menutupi teriakan Maou dan menghadap lurus ke arah Kuryuu adalah seseorang yang tidak mungkin akan muncul di sini, meski secara kebetulan... Itu adalah Emi.

"S-s-siapa kau?"

"Aku? Rekan keadilan."

"Hah?"

Kuryuu mengejek perkenalan diri Emi yang jujur.

"Apa yang ingin kau lakukan, jadi menelepon atau tidak?"

"....."

Kali ini adalah giliran Emi yang mengejek Kuryuu dan si karyawan.

"Serius, jika kau tidak punya keberanian untuk menelepon polisi, kau pasti akan dicurigai kalau kau tidak berhati-hati, dan kau masih bilang kau akan menelepon polisi?"

"Kuberitahu kau.... Aku tidak tahu siapa kau, tapi jika kau terus mengatakan kata-kata remeh seperti itu, ini tidak akan menjadi sesimpel seperti hanya menelepon polisi, okay? Ahh?"

Kuryuu mengeluarkan suara yang terdengar lebih kecil dibandingkan saat dia menghadapi Maou. Tapi jika Emi merasa goyah hanya karena ini, maka itu bukan Emi namanya.

Meskipun tidak diketahui siapa orang yang dimaksud Kuryuu ketika mengatakan 'tidak hanya akan menelepon polisi', tapi selama orang yang datang itu adalah orang Jepang, jika kekuatan bertarung mereka tidak dimobilisasi, mereka seharusnya bukanlah tandingan bagi Emi.

".... Benar, perusaan ini tiba-tiba mengamcam pelanggan. Apa kau sudah merekamnya dengan benar?"

Emi mengeluarkan sebuah HP yang sangat tipis dari dalam sakunya, dan fitur video terlihat sedang aktif.

"Ini sempurna."

Bukankah suara yang keluar dari speaker itu suara Chiho?

".... Wha!"

"Jadi, kau masih ingin menelepon polisi?"

Emi menyeringai, bertanya pada Kuryuu.

"Jika kau ingin menelepon polisi, aku akan menyerahkan semua rekaman ini setelah pria itu datang ke kantor polisi."

"...."

"Ka-kapan...."

Apa dia diikuti oleh Emi? Maou, yang sama sekali tidak menyangkanya, mewakili pemikiran semua orang saat ini.

Emi dan orang dari Perusahaan Deluxe Life apalah itu saling menatap satu sama lain selama beberapa saat, dan Emi adalah orang pertama yang menarik tombaknya.

".... Kalau begitu, ayo kita kembali."

"Hah!?"

Maou mematung.

"Meskipun kita tetap berada di sini, orang-orang ini pasti tidak akan memprosesnya dengan jujur. Jadi seperti yang mereka inginkan, ayo kita melapor ke kantor polisi atau pengadilan."

"Hey, hey, Emi!!"

Maou dengan panik mengejar Emi, yang meninggalkan perusahaan tanpa ragu. Dia bisa merasakan pandangan suram dari Perusahaan Deluxe Life atau apalah itu di belakangnya.

"Su-Suzuno!?"

Meninggalkan gedung, Maou melihat Suzuno sedang menunggu, dan sudah bersiap-siap.

"Aku serahkan padamu!"

Emi terlihat sudah mengetahuinya, dan dia hanya mengatakan hal tersebut pada Suzuno.

"Yeah!"

Suzuno berjalan melewati Maou dan Emi, dan memasuki gedung.

Kemudian, dia kembali kurang dari satu menit kemudian.

"OK?"

"Bukan masalah."

Merasa bingung, Maou menoleh ke arah Suzuno.

"... Nah, untuk menjalaskannya dalam satu kalimat..."

"Hah?"

"Emi dan Chiho-dono sudah memprediksi apa yang ingin kau lakukan."

"Apa?"

Maou menoleh ke arah Emi, dan Emi, dengan wajah malu, memeluk lengannya sendiri dan berpaling.

"Awalnya.... Itu, aku marah tanpa mempertimbangkan apapun."

"Huh?"

"Lalu kemudian aku memikirkannya dengan seksama, itu..... tentang bagaimana kau pergi ke gedung pemerintahan tanpa ragu, itu...."

"A-ada apa, aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas."

"Be-begitulah!! Meskipun aku tidak menyukainya, meskipun aku benar-benar tidak menyukainya, meskipun aku tidak berpikir kalau itu adalah tujuan awalnya, pada akhirnya itu sangat membantu, jadi aku datang untuk memaafkan Lucifer! Lalu beberapa hal aneh terjadi...."

"Ahh, begitu ya...."

"A-aku merasa aneh berhutang budi padamu, tapi membalas kebaikan dengan sifat tidak tahu terima kasih, pasti akan merusak citraku sebagai Pahlawan! Jika aku harus menebus diriku, sepertinya harga dalam efek ekonomi pasti akan melebihi 40.000 yen, jadi, aku akan melupakannya kali ini! Tidak masalah kan?"

"A-aku tidak pernah menganggap hal ini sama berlebihannya dengan efek ekonomi.... ma, jika kau ingin membantuku, aku akan sangat berterima kasih. Maaf!"

"Se-selama kau mengetahuinya!!"

"Ah, benar, karena kau juga ikut campur, izinkan aku meminta satu hal padamu."

"Aku tidak ikut campur! Aku hanya membayar hutang!! Jadi, apa yang ingin kau minta?"

Maou dengan sungguh-sungguh membungkuk ke arah Emi yang telinganya memerah.

"Setelah semuanya selesai..... rahasiakan hal ini dari Ashiya, Suzuno juga, aku mohon padamu!! Ketika berbicara mengenai uang, dia akan menjadi sangat menakutkan."

Itu adalah sebuah permintaan tulus tanpa kepura-puraan. Hal itu sama sekali tidak menyerupai permintaan yang datang dari seorang Raja Iblis.

Mendengar hal ini, Emi dan Suzuno, mematung dan menghela napas berat.


XxxxX


"Ah, selamat datang kembali, Maou-san.... apa semuanya baik-baik saja sekarang?"

Ketika mereka pulang, mereka melihat Chiho duduk di depan komputer.

"Aahh, yeah, tapi, kenapa Chi-chan ada di sini?"

"Daripada menanyakan itu, coba lihat ini."

"Huh?"

'Apa kau tahu standar pemasangan alat pemadam kebakaran...'

"Su-suara ini?"

Chiho mengoperasikan komputer, dan dari komputer tersebut, suara menjijikkan Kuryuu bisa terdengar.

Selain itu, di rekaman tersebut, di sisi lain dari pintu transparan yang ada di perusahaan, wajah Maou dan Kuryuu bisa terlihat dengan jelas. Cuplikan video tersebut sangat jelas.

"Yeah, ini terekam dengan jelas."

"Emi.... kau, ini......"

"Kami kurang lebih sudah mendengar situasinya dari penjaga rumah yang bahkan tidak bisa melindungi rumahnya."

"....."

Urushihara, terduduk di pojok kamar, tidak bergerak layaknya sedang menahan rasa malu.

"Sudah tidak ada waktu kan? Meskipun metodenya sedikit memaksa, kita masih perlu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan."

"Tapi, bagaimana kau mendapatkan rekaman ini?"

"Itu semua berkat kemajuan IT. Video sekaligus suaranya direkam dan dikirim ke komputer menggunakan aplikasi Sky Phone di Ultra Slim Phone milikku."

"Sky Phone maksudnya.... fitur telepon yang Urushihara tambahkan ke komputer?"

"Benar. Komputernya sudah terlalu tua, jadi aku sedikit khawatir. Tapi seperti yang diharapkan dari seseorang yang selalu berada di depan komputer, komputer ini masih terpelihara dengan baik."

Sky Phone adalah telepon yang menggunakan internet, baru-baru ini, dalam kecanggihan informasi terbaru dari Ultra Slim Mobile Phone, disingkat Slimphone, Sky Phone bisa diinstall sebagai software.

(T/N : Mungkin ada banyak yang bingung, apa itu Sky Phone. Sky Phone tuh parodi dari Skype.)

Berdasarkan perbedaan pengoperasiannya, selama ada fitur kamera, Sky Phone bisa juga digunakan untuk video call.

"Rasanya aku tidak dipuji sama sekali."

Kata penjaga rumah yang tidak bisa menjaga rumahnya sendiri dengan sedikit kesal.

"Ya ampun, dan itu adalah salah satu kejadian langka aku memujimu."

Emi mengangkat sebelah alisnya dan melihat rekaman tersebut melewati atas pundak Chiho.

"Ditambah lagi, masih ada hal ini."

Chiho mengoperasikan komputer dan mengklik sebuah ikon yang sama sekali tidak dipahami oleh Maou.

"Urushihara-san adalah tipe orang yang tidak suka bersih-bersih, dan itu ternyata benar-benar membantu. Sistem auto-recordingnya terus manyala, dan rekaman di luar apartemen di hari sebelumnya pun juga masih ada."

"Kuberitahu ya, rasanya ini kau sama sekali tidak memujiku!"

"Tidak, apapun yang mereka katakan tadi memang bukan pujian."

Suzuno, yang duduk di tengah-tengah apartemen karena tidak mengerti apapun soal komputer layaknya Maou, menggumam.

"Rekaman dari luar apartemen.... ini, dari webcam?"

Webcam yang dimaksud Maou adalah webcam yang Urushihara beli sendiri untuk dipasang di jendela yang hanya bisa memonitor bagian luar apartemen.

Meskipun rekamannya hitam putih dan tidak jelas, dari jendela Kastil Iblis, jalanan di luar masih bisa terlihat. Sebuah mobil van komersil terparkir di sana, dan dari kursi penumpang, seorang pria yang memakai setelan ala orang barat, turun.

"Ah? Bukankah itu Kuryuu?"

Orang yang mengambil kotak dari dalam bagasi yang nampak berisi selimut dan pemurni air setelah dia turun, adalah orang yang bertugas dengan pengembalian barang, Kuryuu.

"Bagaimanapun juga, sejak awal, dia sudah datang dengan tujuan melakukan jual beli dengan paksa. Dia bilang dia hanya datang untuk membeli barang-barang. Staff promosi yang pergi dari pintu ke pintu dan memalsukan tujuan mereka adalah orang yang seharusnya dituntut."

"Be-benarkah?"

"Jika itu promosi, bilang saja promosi, jika itu penjualan, bilang saja penjualan, jika itu pembelian, bilang saja pembelian, mereka punya kwajiban untuk menjelaskan alasan mereka berkunjung. Dalam hal ini, dia tidak menjelaskan kalau ada transaksi lain selain pembelian dan ini adalah bukti yang kuat untuk membuktikan kalau dia sudah berencana menjual sesuatu sejak awal..... akan lebih bagus kalau plat mobilnya terlihat. Well, sudah ada gambar wajah yang jelas, seharusnya sih tidak masalah."

"T-tapi kenapa kau tahu sebanyak itu?"

Kata Emi dengan ekspresi yang seolah-olah mengatakan kalau ini adalah sebuah pengetahuan umum.

"Ada banyak panduan tegas dalam hal telemarketing. Meskipun aku dikhususkan untuk menerima telepon, dan bukan penjual maupun karyawan bagian promosi, tapi aku sudah dilatih di semua aspek yang sama."

Emi berbeda dengan Maou, alasan paling besar kenapa dia tahu banyak tentang teknologi komunikasi dan informasi orang Jepang, adalah karena pekerjaannya sebagai karyawan call center di perusahaan HP Docodemo.

"Jepang memang sangat hebat. Banyak bukti bisa diserahkan hanya dengan usaha seorang individu. Andai pendeta lokal dan bukti perbuatan jahat bisa diserahkan seperti itu di Benua Barat, semuanya pasti akan jadi lebih mudah...."

Kata Suzuno dengan sebuah keluh kesah setelah mendengar percakapan Emi dan Maou, tapi, orang yang bereaksi pada hal itu adalah Urushihara.

"Tapi Emi, tadi kau bilang sesuatu seperti akan melaporkan hal ini ke kantor polisi atau pengadilan, tapi foto dan video yang diambil secara diam-diam seharusnya tidak bisa dijadikan bukti kan? Bukankah kita malah akan balik disalahkan?"

"Itu merujuk pada rekaman yang tidak bisa digunakan sebagai bukti di pengadilan."

Kata Chiho sambil menyaksikan rekaman di komputer.

"Selain itu, meskipun ini adalah rekaman video rahasia, tapi video ini diambil demi perlindungan diri, jadi video ini tidak bisa dianggap sebagai fotografi rahasia karena ini tidak ilegal dan tidak mengganggu privasi orang lain. Jika perusahaan ini benar-benar penjual ilegal, polisi tidak akan menganggapnya sebagai 'bukti', tapi malah akan menggunakannya sebagai 'bahan investigasi', ada juga situasi yang seperti itu."

"Seperti yang diharapkan dari seseorang yang memiliki ayah seorang polisi."

Karena itu adalah pengetahuan yang seharusnya tidak diketahui oleh seorang murid SMA, Emi mengatakan hal tersebut.

"Ini tidak sehebat itu..... lalu.... sebenarnya, aku sudah memikirkan hal ini sejak lama."

Chiho menoleh ke arah Urushihara dengan malu-malu.

"Urushihara-san, berapa usiamu?"

"Hah?"

"Erhm, maksudku bukan usia iblis atau fallen angel atau sesuatu semacam itu, maksudku berapa usiamu di Jepang...."

"Ahh... Berapa usia yang sudah kau tentukan sebelumnya?"

Urushihara menoleh ke arah perwakilan Kastil Iblis.

Urushihara Hanzo adalah nama yang Maou pikirkan setelah Urushihara memutuskan untuk tinggal di Kastil Iblis di Sasazuka.

"Kau terlihat seperti bocah, jadi aku ingat menulis 18 tahun di dalam daftar kependudukan."

Maou dan Urushihara, dan tentu saja Ashiya, melakukan pendaftaran penduduk dan kependudukan agar bisa hidup dengan nyaman di Jepang.

Setelah mereka memutuskan untuk tinggal di Jepang, mereka melakukan hal tersebut dengan hipnotis. Jika mereka tidak memiliki daftar kependudukan di Jepang, mereka tidak mungkin bisa mempertahankan standar dasar kehidupan.

"Dia memang seorang anak-anak."

"Dia memang anak kecil. Bahkan Chiho-dono jauh lebih dewasa dibandingkan dia."

"Artinya, Urushihara-san masih belum menjadi orang dewasa!"

Chiho menepukkan tangannya sekali dengan sebuah senyuman, dan Emi nampak menyadari sesuatu karena hal itu.

"Inikah yang disebut Penangguhan Waktu?"

"Apa? Apa itu Penangguhan Waktu?"

"Penangguhan Waktu, artian sederhananya adalah, dalam periode waktu tertentu, kau bisa tanpa syarat membatalkan kontrak atau penandatanganan permintaan yang dilakukan dengan tergesa-gesa. Terutama dalam penjualan dari pintu ke pintu, ada banyak situasi di mana seseorang menyetujui sebuah kontrak tanpa mendapatkan gambar penuhnya, ini adalah sebuah langkah bantuan bagi para pembeli. Dalam periode waktu tertentu, jika wali mengatakan 'aku tidak mengizinkannya', kontrak jenis apapun bisa dibatalkan dengan cepat. Pada kenyataannya, dalam banyak kasus penandatanganan kontrak HP baru, kebanyakan dari mereka batal karena alasan ini...."

"Maou-san, apa kau tidak melihatnya di bagian sebelum paling bawah CV? Sesuatu seperti orang yang belum dewasa harus mendapatkan persetujuan dari wali mereka."

"Ah, kalau dipikir-pikir, nampaknya memang ada sesuatu seperti itu...."

Sudah sangat lama semenjak Maou mengisi sebuah CV, tapi dia ingat ada sebuah ketentuan di baris yang tidak perlu dia isi apa-apa.

"Itu karena sebuah kontrak pekerjaan penuh sangat diperlukan saat bekerja. Meskipun situasi ini sedikit berbeda, jika ada sebuah perjanjian untuk melibatkan seorang anak yang belum dewasa untuk mengatur keuangan mereka sendiri, maka persetujuan dari wali mereka akan sangat diperlukan."

"Tapi aku bukan wali Urushihara kan? Meski pendaftaran kependudukan itu berbeda, tapi apakah ini masih akan berhasil?"

"Aku tidak ingat pernah menganggap Maou sebagai seorang ayah."

"Aku juga tidak mau memiliki anak sepertimu."

Kedua orang itu melakukan pembicaraan yang tidak berguna.

"Malaikat yang tak berguna ini diurusi karena kau sedang bekerja kan? Kalau begitu, kau bisa dianggap sebagai perwakilan sah, yang setara dengan seorang wali."

"Hey, Emilia, bukankah perkataanmu barusan itu sedikit aneh?"

Emi mengabaikan protes Urushihara.

"Kali ini, kau menghabiskan uang 45.000 yen sekaligus, kan? Aku tidak berpikir kalau kau yang miskin itu akan memberikan uang saku kepada Lucifer sebanyak itu, dan ini jelas lebih tinggi dibandingkan batas dari apa yang Lucifer habiskan seenaknya, jadi kupikir bisa menggunakan Penangguhan Waktu."

Maou, yang memiliki ekspresi suram karena amarah hingga beberapa saat yang lalu, menjadi ceria ketika mendengar kata-kata Emi.

Bahkan dia bisa menghindari membuat Ashiya marah karena hal ini, tidak akan jadi masalah meskipun Maou memanggil Chiho dan Emi seorang dewi.

"Lalu, untuk transmitter yang Urushihara beli sebelumnya, Green on...."

"Yang benar Penangguhan Waktu!! Hal ini tidak bisa diterapkan pada jual beli online normal. Benda itu dibayar menggunakan kartu kredit atas namamu, dan kau sudah mencapai usia dewasa, lagi pula pembelian online itu adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan setelah pertimbangan yang teliti kan? Jika barang itu adalah barang yang sudah pernah digunakan sebelumnya atau cacat, akan sulit untuk meminta pengembalian barang tanpa syarat."

"Be-begitu ya...."

Maou terlihat sedikit kecewa.

"Tapi, alat itu sudah membantuku dan Yusa-san karena bisa bekerja dengan normal."

Kali ini, Chiho bangkit dari sebelah meja dan berdiri di depan Urushihara.

"Urushihara-san, aku minta maaf untuk yang sebelumnya. Meski aku sudah diselamatkan berkat Urushihara-san, aku mengatakan sesuatu yang kasar."

".... Aku tidak melakukan apa-apa..... orang yang menolongmu pada kenyataannya adalah Maou."

Dengan sikap yang aneh, Urushihara yang dimintai maaf secara langsung, memalingkan mukanya, merasa malu.

"Tapi, jika bukan karena kekuatan Urushihara-san, Maou-san tidak mungkin bisa datang. Sebenarnya, aku ingin membayar sebagian harga alat tersebut bersama dengan Yusa-san."

"Ah? Be-benarkah??"

Karena kata-kata Chiho terlalu mengejutkan, Maou dan Urushihara menatap ke arah Emi, dan Emi menerima tatapan mereka dengan rasa benci.

"Si Alsiel itu tidak mengatakan apa-apa padaku. Meskipun aku bilang kalau aku akan membayar beberapa, dia pasti tidak akan mau menerimanya dengan jujur, jadi...."

Berbeda dengan sebelumnya, Emi kini melihat ke arah Maou dengan tegas.

"Dari hasilnya, memang benar kalau aku sudah kau selamatkan, tapi Lucifer tidak menaruh transmitter itu di dalam tasku untuk tujuan itu pada awalnya. Jadi, bagian ini sudah beres. Anggap saja ini sudah dibersihkan oleh hukuman Lucifer sebelumnya. Di sisi lain, aku juga bertanggung jawab karena menyeret Chiho ke dalam masalah ini, jadi aku juga akan melakukan yang terbaik untuk memulihkan kerugianmu..... Chiho juga datang untuk membantu agar bisa membayar hutang budinya. Akan lebih baik kalau menganggapnya seperti itu."

Rasanya seperti beberapa alasan aneh telah ditemukan, tapi Emi dan Chiho tetap akan menjadi sumber bantuan bagi Maou dan Urushihara.

Saat ini, itu saja sudah cukup.

"Kami sudah memperoleh banyak hal yang menguntungkan. Jadi ke mana sebaiknya kita menyerahkan mereka? Kantor polisi?"

Maou mengganti topik pembicaraan, menunjukan kalau dia sudah tahu apa yang mereka berdua maksudkan.

Menanggapi pertanyaan Maou, Emi dan Chiho menggelengkan kepala mereka bersamaan.

"Dari kontraknya, itu bukanlah perbuatan yang ilegal. Meskipun polisi datang, selama bisnis itu tidak lebih jahat dari sekarang, kita tidak akan bisa memecahkannya sebelum Alsiel kembali."

"Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan?"

"Kemarilah!"

Chiho kembali ke komputer, mencari sebuah website, dan menunjukannya.

Nama dari sebuah organisasi yang tidak Maou kenal, tertulis di sana.

"Pusat Konsumen Kota Terpadu Tokyo?"


XxxxX


Pusat Konsumen Kota Terpadu Tokyo di Iibadashi Shinjuku merupakan sebuah lembaga administratif independen, mirip Markas Besar Tokyo, yang bahkan masih buka di hari sabtu.

Ketika Maou pergi untuk menanyakan insiden mengenai perusahaan Deluxe Life atau apalah itu, seseorang yang bertanggung jawab dan terkualifikasi dalam hal konsultasi pelanggan, segera datang dan memberikan semua penjelasan.

Konsultan pria yang terlihat ramah, memperkenalkan dirinya sebagai Tamura, dia mengatakan memang sudah ada beberapa kasus mengenai perusahaan Deluxe Life atau apalah itu, tapi Maou dan yang lainnya adalah orang pertama yang memberikan informasi sejelas itu.

"Kalau begitu, kami akan segera menyelidiki perusahaan ini. Anda tidak perlu khawatir lagi."

Mengikuti kata yang sangat rendah hati ini, konsultan yang diketahui bernama Tamura, langsung mengeluarkan teleponnya dan menelepon beberapa orang. Kemudian....

"Ini berbahaya. Mereka hampir kabur."

"Huh?"

"Untuk isi kontrak Maou-san, tidak masalah kalau kontraknya bisa dibatalkan melalui Penangguhan Waktu, tapi untuk amannya, konsultan kami yang berbasis di Shibuya segera bergegas menuju ke lokasi kejadian dengan mitra penegak hukum mereka. Lalu, mereka menyadari kalau perusahaan tersebut sedang mengemasi kantornya, bersiap untuk melarikan diri. Bahkan sebuah truk pun juga datang."

"Me-mengemasi kantor....?"

Meskipun itu adalah istilah yang mengejutkan, Tamura mengatakannya dengan santai.

"Ini adalah taktik yang umum. Membawa kabur file komputer dan rekaman lain, menyerahkan meja dan lemari ke perusahaan daur ulang, dan melarikan diri. Untuk membereskan satu tingkat di gedung sewa campuran, membangun dan membongkar sebuah kantor bisa diselesaikan dalam waktu setengah hari. Selain kasus Maou-san, mereka pasti sudah melakukan banyak hal seperti ini."

Meski sudah dikatakan seperti itu, masih sulit bagi Maou untuk membayangkannya. Di mata Maou, dekorasi dari perusahaan Deluxe Life atau apalah itu sudah terlihat seperti kantor terkenal.

Ini sudah bisa diperkirakan bagi orang Jepang yang tidak memiliki sihir apapun, untuk membangun dan membongkar sebuah kantor memang diperlukan banyak tenaga kerja, tapi sulit dipercayai kalau sebuah perusahaan yang melakukan standar penjualan seperti ini, bisa melibatkan banyak manusia.

"Untuk pedagang yang tidak jujur, cara mereka memang sedikit keji, mereka juga tidak memiliki kelompok kekerasan di belakang mereka. Meskipun mereka punya, organisasi dasar sederhana seperti itu pasti akan ditinggalkan. Kontrak Maou-san.... atau lebih tepatnya kontrak Urushihara-san nampaknya sudah ditemukan. Meskipun itu dibayar menggunakan kartu ATM, karena mereka adalah pedagang yang tidak jujur, pembayarannya belum diproses dan hanya ditulis di catatan. Sepertinya uang itu belum diserahkan ke bank, jadi itu belum terpotong, itu sangat hebat."

Jika Emi dan Chiho adalah seorang dewi, maka kali ini, Tamura yang ada di depan Maou sudah seperti penyelamat yang turun ke Jepang.

"Tapi, mereka mengatakan beberapa hal yang aneh, seperti, mereka ingin kabur, tapi pintu dan jendela perusahaannya tidak bisa dibuka. Ketika konsultan kami menuju ke lokasi, para karyawan dari perusahaan perpindahan ingin memecahkan jendelanya."

"Pintunya tidak bisa dibuka?"

Kalau dipikir-pikir, ketika Maou meninggalkan gedung, Suzuno langsung masuk. Sepertinya itu adalah rencana yang dia bicarakan dengan Emi, mungkin itu untuk mencegah mereka agar tidak melarikan diri. Pasti sebuah mantra penyegel atau sesuatu yang mirip seperti itu sudah dirapalkan di sana.

"Perusahaan ini mungkin akan menerima hukuman administratif atau dipaksa untuk menghentikan operasinya..... Well, jika kami tidak menggunakan cara yang tepat untuk memaksa mereka tutup atau tidak menghukum mereka, mereka mungkin akan melakukan perbuatan buruk lagi di tempat lain....."

Pandangan Tamura terlihat tegas ketika dia menatap Maou.

"Meskipun kerugian Maou-san bisa pulih kali ini dan kebenaran tentang kejahatan perusahaan ini bisa terungkap, tapi dari kasus-kasus penipuan jual beli akhir-akhir ini, orang yang mengambil tindakan ketika si pembeli sedang lengah, bisa muncul kapan saja. Sampai saat ini, di antara orang-orang yang menanyakan tentang perusahaan sejenis ini, kebanyakan dari mereka adalah orang tua, dan Maou-san masih sangat muda. Berikutnya mungkin tidak akan selancar ini, jadi tolong berhati-hatilah kedepannya."

Hanya kali ini, Maou, yang usia aslinya sudah melebihi 300 tahun, tidak merasa jijik ketika disebut 'muda'.

Bagi Maou yang hanya berinteraksi dengan manusia Ente Isla yang memiliki sihir suci seperti Emi dan Suzuno, lalu  Chiho, sekaligus supervisor-nya di tempat kerja, Kisaki, yang mana adalah orang-orang yang memiliki sifat baik, dia sangat terkejut ternyata Jepang memiliki manusia yang dipenuhi niat jahat dan penipuan seperti itu.

Sebagai Raja Iblis, masih ada banyak banyak hal yang belum dia ketahui.

"Aku akan mengingatnya, terima kasih banyak."

Maou membungkuk untuk menunjukan rasa terima kasihnya.

"Dan juga...."

Dia mengatakan sesuatu yang sudah mengganggunya semenjak dia datang ke layanan pelanggan ini.

"Erhm, apakah aku perlu membayar biaya adminstratif ataupun biaya penyelidikan?"

Tamura menggelengkan kepalanya dengan sebuah senyum.

"Dalam kasus yang membutuhkan pengacara atau penegak hukum, pengarahnya memang perlu menerima beberapa biaya, tapi kali ini, kasus ini sudah diselesaikan oleh tindakan dari pihak ketiga, jadi anda tidak perlu membayar apapun. Itu karena operasi tempat ini beroperasi melalui pajak. Jika anda masih punya pertanyaan, jangan khawatir, anda bisa datang ke sini untuk bertanya tanpa masalah apapun."

Meskipun Maou selalu saja suram ketika menerima file pajak pribadi, tapi, ini adalah pertama kalinya, Maou menganggap kalau perpajakan itu adalah sesuatu sangat hebat dari dalam lubuk hatinya.


XxxxX


"Nanti, aku ingin mengajak konsultan Tamura itu untuk masuk ke Pasukan Raja Iblis."

"Apa kau bodoh?"

Di tengah-tengah pembersihan Kastil Iblis.

Emi dengan tidak ramah merespon kata-kata Maou.

Setelah Maou pulang ke rumah, Kuryuu yang dibawa oleh konsultan Shibuya, langsung mengambil kembali selimut, alat pemadam kebakaran, dan pemurni air.

Sebelum memasuki rumah dan menghubungi konsultan Tamura, Maou dipuji.

'Itu tidak masalah. Anda sudah berhati-hati saat memastikannya sebelumnya. Tolong jangan lupakan kewaspadaan itu.'

Kuryuu yang begitu berkonfrontasi dalam percakapan mereka siang ini, terlihat seperti orang yang benar-benar berbeda di hadapan para konsultan tersebut, dia menjadi begitu perhatian, yang mana malah memberikan perasaan ngeri.

Dokumennnya juga dibuang dengan konfirmasi dari Maou dan yang lainnya, mereka juga memprotes soal koran yang dibeli dengan cara promosi paksaan, bahkan orang yang dikenal sebagai Kepala Operasi juga datang untuk meminta maaf. Akhirnya, ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kastil Iblis, dan bahaya Maou dan Urushihara dibunuh oleh Ashiya pun menghilang.

"Kami selamat!! Emi, Chi-chan, Suzuno, terima kasih! Hey Urushihara!!"

"Ah, erhm, yeah, kami selamat waah!!"

"Membungkuk yang benar, dasar bodoh!"

Maou mendorong kepala Urushihara ke bawah, yang hanya ingin membungkuk dengan setengah hati.

"Tidak perlu sejauh itu.... tapi, baguslah kami bisa membantu."

Chiho merasa sedikit bingung, tapi dia tetap mengangguk sambil tersenyum.

"Ma, tidak ada yang bisa dilakukan dengan buah-buahannya, anggap saja itu sebagai biaya pembelajaran."

"Aah, benar sekali."

Karena buah-buahannya hanya berharga beberapa ratus yen, Maou memutuskan menyimpannya sebagai biaya pembelajaran agar bisa menjadi lebih waspada.

"Apa kau mau?"

"Tidak perlu, mereka terlihat tidak enak."

"A-aku juga tidak usah."

Maou ingin menawarkan buah itu ke kedua orang tersebut, tapi ditolak dengan kejam.

"Aku sudah mengatakannya. Harga itu tidak sebanding dengan kualitas. Jika kau tidak ingin kena marah, makanlah sebelum Alsiel kembali."

Tidak ada pilihan lain, Maou hanya bisa mendengarkan nasihat Suzuno, dia kemudian mengupas pear tak bermerk itu dan menggigitnya.

"Meski begitu, kenapa aku harus melakukan hal semacam ini?"

Seperti yang Suzuno katakan, mulut Maou, dipenuhi dengan pear yang hampir tidak memiliki air, menggumamkan hal tersebut.

"Apa-apaan itu.... Meskipun kau adalah pemimpin dari para iblis.... kenapa kau terkejut melihat manusia melakukan hal-hal yang jahat?"

"Iblis tidak akan melakukan hal buruk semacam itu. Sejak awal, konsep dari sebuah promosi itu sudah tidak biasa, hal-hal buruk yang dilakukan oleh para iblis itu jauh lebih mudah dipahami, itu adalah sebuah garis lurus. Orang-orang......"

Wajah Kuryuu terlintas di pikiran Maou.

"..... semacam itu yang bisa tersenyum dengan tenang setelah merampas uang milik orang lain, seperti membunuh seseorang dengan sebuah pisau lembut, tidak seharusnya tetap hidup."

"Manusia tidak semuanya seperti itu. Setelah menjadi seorang Penyelidik, meski aku membencinya, aku juga paham akan hal itu."

Kata Suzuno.

"Meski begitu, dari sudut pandang kami, kami harus memperlakukan semua kehidupan sama rata. Jika orang yang bernama Kuryuu itu dibunuh oleh iblis yang menyerang Ente Isla.... Kuryuu juga akan menjadi korban yang seharusnya diselamatkan. Tidak bisa diganggu gugat."

Suzuno menggerutu, kemudian seolah-olah manyadari sesuatu, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya.

"T-tapi, aku tidak mengakui kalau kalian memahami alasan dan keadilan! Jangan salah paham!"

"Aku mengerti!"

Maou tersenyum kecut.

"Meski semua orang dulunya adalah bayi...... apa yang salah....."

Kata Chiho dengan murung.

".... Aku tidak tahu. Tapi ada banyak orang yang tidak melakukan hal yang salah. Jika ada perusahaan yang lebih jahat dibandingkan orang dari perusahaan itu, ada juga orang seperti Tamura-san dan orang-orang dari Shibuya yang mengawasi orang-orang jahat tersebut. Dunia manusia memang misterius. Dunia Iblis jauh lebih sederhana."

"Yeah, aku setuju."

Urushihara mengangguk dengan sungguh-sungguh karena kata-kata Maou.

Untuk makan malam di hari itu, untuk merayakan berakhirnya krisis, mereka menggunakan uang Suzuno untuk membeli potongan daging babi berkualitas tinggi di toko daging terdekat.

Minggu paginya, Maou harus mulai bekerja di pagi hari. Dia meminta Urushihara untuk mengunci pintu dan menyuruhnya untuk berpura-pura kalau dia tidak ada di rumah, tidak masalah meskipun dia menjadi begitu mencolok.

Untuk Chiho yang juga masuk bekerja, Maou lagi-lagi berterima kasih kepadanya. Dan jam 6 sore, dia pulang bekerja bersama dengan Chiho, yang sudah menyiapkan makanan buatannya dan menuju ke Kastil Iblis.

"Ah, Ashiya, kau sudah pulang?"

"Ashiya-san, selamat datang kembali!"

Ashiya sudah kembali ke rumah.

"Sa-sasaki-san?"

Tidak menyangka kalau di sana ada Chiho, Ashiya menjadi sedikit terkejut, tapi Suzuno menepuk pundaknya.

"Fakta bahwa kau pergi bekerja untuk mendapatkan 40.000 yen telah terungkap. Menyerahlah!"

"Ashiya-san, aku minta maaf. Untuk mendapatkan kembali uang yang sudah menyelamatkanku....."

"Ah, tidak, kubilang ini hanya...."

"Tidak apa-apa. Aku sudah mendengar semuanya dari Maou-san. Jadi paling tidak izinkan aku untuk mengucapkan rasa terima kasihku pada Urushihara-san dan Ashiya-san."

Kotak Bento yang Chiho bawa sepertinya berisi tiga belut panggang.

Chiho tidak mungkin bisa menangkapnya dari sungai, jadi dia pasti membelinya. Dan jelas sekali itu bukan sesuatu yang murah.

"Setidaknya biarkan aku membuat ini!"

Kata Chiho dengan keras kepala, menolak untuk mundur.

Ketiga iblis itu tidak bisa menahan godaan dari belut yang sulit didapatkan.

"Oiya, Ashiya-san, pekerjaan seperti apa yang kau dapatkan?"

Karena pertanyaan Chiho, Ashiya memberikan ekspresi kesulitan.

"..... memalukan....."

Dengan sedih dan putus asa, Ashiya mulai mengaku.

"Di sebuah tempat les....."

"Te-tempat les?"

Karena kata yang tak terduga ini, Maou, Urushihara, dan Suzuno menjadi sedikit terkejut.

"Aku pindah bersama dengan mereka."

"Kau benar-benar melakukan itu, Ashiya-san?"

"Ya, sebagai pengajar....?"

"Pengajar??"

Kali ini semua orang pun terkejut.

"Meski begitu, ini tidak seperti mengajar di depan papan tulis. Hanya seseorang yang dikhususkan dalam hal pemahaman dan suara....."

"Ah, itu....."

Maou mengangguk mengerti.

Tidak diketahui bagaimana dengan Emi, tapi, dalam beberapa hari pertama mereka datang ke Jepang, Maou dan Ashiya menggunakan sihir untuk memahami bahasa Jepang.

Mereka pikir pengetahuan dalam berbahasa, akan membantu mereka mendapat pekerjaan sebagai pekerja penuh, dan ada saat di mana mereka mempelajarinya dengan serius, tapi Ashiya sudah sampai di tingkat di mana dia bisa menggunakannya untuk pembelajaran.

"Sebagai Jenderal Iblis, aku harus menggunakan kekuatanku untuk mendidik musuh kami, manusia, ini memang sulit untuk ditahan.... Sebuah solusi yang mau tidak mau harus aku lakukan..."

"Hmm, ini jadi seperti itu setelah disusun dengan cara yang berbeda?"

Suzuno menjadi sedikit bingung.

"Hey, Ashiya!"

"Ya?"

"Bukankah itu bagus?"

".... Hah?"

Ashiya mengangkat kepalanya karena kata-kata Maou yang tak terduga.

"Kurasa, selama kau mengajar, anak-anak itu pasti tidak akan menyimpang di jalan yang salah. Jika ada kesempatan untuk pekerjaan semacam ini, aku akan ikut denganmu."

"Hah? Hm.... Ma, mungkin ini tidak akan terjadi sesering itu...."

Ashiya sesaat mematung dan berbisik pada Urushihara yang berada di sampingnya.

"Lucifer. Apa terjadi sesuatu pada Maou-sama?"

"Hm? Bukankah dia memang tak terduga seperti biasanya?"

Tentu saja, Urushihara tidak menghiburnya. Dia bahkan tidak mendongak, dan memakan belut dengan kepala tertunduk.

Meski dia adalah penyebab kekacauan kali ini, dan ini memang seperti Urushihara yang biasanya, yang mana tidak bisa memahami beberapa hal, tapi meski begitu, dia tiba-tiba mengangkat wajahnya, masih dengan nasi di sekitar mulutnya, dan melihat ke arah Ashiya.

"Ah tapi..."

"Hmm?"

"Ashiya, kau memang selalu melawan musuh yang sangat hebat."

"Hah?"

Ashiya menjadi bingung karena tidak memahami apa yang dikatakan Urushihara.

Melihat situasi ini, Maou berbicara.

"Benar juga, Chi-chan, seperti biasa, kami akan melakukan yang terbaik untuk melakukan jual beli yang baik dan terhormat."

"Ya!!"

Chiho mengangguk dengan energik sambil tersenyum ke arah Maou.

"Meskipun kau adalah Raja Iblis, kenapa kau bersikap begitu baik..."

Seperti biasa, tidak ada seorang pun yang mendengarkan gumaman Suzuno, dan gumaman tersebut segera lenyap ke dalam udara yang tipis. Makan malam bersama dengan para iblis, orang dari Gereja dan seorang manusia biasa, melanjutkannya dengan sikap stabil.


XxxxX


Hari minggu, Emi, pulang dari tempat kerja ke apartemennya di Eifuku, dia melihat ke arah jam sambil berpikir kalau sekarang adalah waktunya Alsiel untuk pulang ke Kastil Iblis.

Kalau dipikir-pikir, di antara orang-orang yang tinggal di Villa Rosa Sasazuka, bagi Emi, hanya bertemu dengan Raja Iblis saja sudah menjadi hal yang merepotkan.

Jika Suzuno berencana tinggal di sini untuk waktu yang lama, dia pikir dia harus membujuk Suzuno untuk membeli HP, sambil mengingat kalau dia sudah melupakan sikap bertarung yang biasa dia tunjukan kepada Raja Iblis dalam beberapa hari terakhir ini.

"Eh?"

Telepon di apartemen tiba-tiba berbunyi.

"Hello?"

Emi dengan santai mengangkat teleponnya, dan telepon internal dengan sebuah video tersebut memperlihatkan aula apartemen.

Seorang pria asing dengan senyum tenang, berdiri di sana.

Dan, dia nampak memegang sebuah buku dengan sampul kulit di tangannya.

Seperti yang Emi prediksi, orang di video tersebut menghirup napas,

'Apa kau percaya dengan Tuhan?'

"Cukup!!"

Emi berteriak dan menutup telepon internal tersebut.

Serius ini, Kastil Iblis menghadapi jual beli melalui paksaan, dan seseorang dengan tenang melakukan bujukan agama terhadap Pahlawan yang memiliki pedang suci, negara ini memang sulit diprediksi.

"Aku ingin mandi!!!"


Untuk mengusir kelelahan setelah bekerja, dan kecemasan di hatinya, Emi dengan kesal melangkah menuju kamar mandi.


---End---





Translator : Zhi End Translation..

Previous
Next Post »
0 Komentar