Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 1 (Part 2) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 1 : Raja Iblis Kembali Ke Tempat Kerja -2




Chapter 1 : Raja Iblis Kembali Ke Tempat Kerja.

"Wah! Jangan bilang kalau kita ini rombongan pelanggan pertama?"

Ketika mereka memasuki kamar ganti yang ternyata lebih besar dibandingkan apa yang terlihat dari luar, Chiho bersorak karena tak ada satu orang pun yang terlihat.

"Benar sekali. Lagipula, tidak banyak orang yang akan berpikir untuk mandi di tengah-tengah hari seperti ini. Ini benar-benar sempurna buat kita."

Suzuno mengambil tumpukan keranjang baju dengan gerakan yang lihai dan dengan cepat menciptakan sebuah ruang di dalam lemari baju.

"Meskipun tidak ada siapapun di sini, tapi apa akan baik-baik saja di bagian pria sebelah sana?"

Emi menunjuk ke arah dinding yang menghadap ke pemandian pria dan menanyakan hal tersebut kepada Suzuno yang terlihat begitu santai.

"Seharusnya takkan ada masalah. Meskipun kita perlu memutuskannya berdasarkan kondisi Chiho-dono, tapi semuanya akan baik-baik saja selama kita bertindak sesuai dengan situasi. Lagipula...."

Suzuno melihat ke arah Chiho dengan sebuah senyum kecut.

"Karena ini ada hubungannya dengan Chiho-dono, mustahil untuk terus menyembunyikannya dari Raja Iblis dan yang lainnya. Oleh sebab itu, kita buat fakta yang sesuai terlebih dahulu dan biarkan mereka memastikan hal-hal tersebut sesudahnya, hal itu tidak akan terlalu merepotkan. Mereka juga bukan idiot, dan pasti mereka bisa memahaminya setelah bicara baik-baik."

Meski Emi menanyakannya dengan sikap yang agak serius, Suzuno nampak tidak terlalu mengkhawatirkannya dan segera mulai melepas kimononya.

"Er, erhm... Suzuno-san, Yusa-san, mohon bantuannya untuk hari ini!"

Entah kenapa Chiho membungkuk dengan gugup.

Padahal mereka datang ke pemandian untuk menghilangkan penat setelah bekerja, tapi kenapa dia menjadi begitu gugup?

Setelah Chiho melihat kedua orang itu dengan tatapan yang begitu serius, dia berdiri di sebelah Suzuno dan juga mulai berganti pakaian.

Di posisi Emi, karena Chiho sudah menunjukan sikap hormat seperti itu, bukanlah hal yang bagus baginya jika dia terus mengambil tindakan defensif.

"..... mereka bisa mengerti setelah bicara baik-baik ya...."

Emi tiba-tiba menatap tangan kanannya, yang dia gunakan untuk menggendong Alas Ramus sampai beberapa saat yang lalu,

"Rasanya, aku terlihat seperti orang bodoh..."

".... Erhm, Yusa-san?"

Chiho menghentikan kegiatan melepas seragam olahraganya dan menatap Emi dengan cemas.

"A-apa ini tidak masalah...?"

Kemudian dia menanyakan pertanyaan tersebut.

Emi segera menggelengkan kepalanya dan mengatakan,

"Maafkan aku, bukan seperti itu, ini adalah masalahku. Jika aku tidak menyetujuinya, maka aku tidak akan datang ke sini, dan tidak akan membawa benda ini juga."

Emi dengan cepat menyembunyikan ekspresi cemasnya, bermaksud menjawab dengan ceria dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

Dari penampilannya, benda itu terlihat seperti botol kecil berisi minuman energi yang bisa dilihat di mana-mana.

Tapi produk yang ada di dalamnya adalah sesuatu yang secara logika tidak ada di bumi.

"Chiho, ini adalah sumber kekuatan kami di Jepang, Holy Vitamin Beta."

Chiho menggenggam botol kecil yang Emi serahkan padanya dan mengangguk dengan serius.

"Karena kau ingin belajar, Bell dan aku akan menganggapnya serius, tak masalah kalau seperti ini kan?"

"Ya!"

Chiho menjawabnya dengan begitu bersemangat.

"Kita tidak tahu apa yang Bell rencanakan di pemandian seperti ini, tapi kita tetap akan memulai latihan mantra untuk Chiho."

Penyebab dari hal ini bisa ditelusuri di hari setelah Gabriel dan Raguel mundur, sekaligus hari sebelum Chiho pulang dari rumah sakit.

Di hari itu, Emi menjenguk Chiho setelah pulang bekerja.

Meskipun berbagai tes menunjukan kalau tubuh Chiho sangat sehat, dari sudut pandang orang Jepang, Chiho itu jatuh pingsan tanpa sebab.

"Aku merasa kalau hal ini benar-benar terlalu berlebihan."

"Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit pasti selalu mengatakan hal itu. Apapun alasannya, pada akhirnya kau masih memaksakan diri, jadi kau sebaiknya beristirahat dengan patuh."

Emi dengan tegas menasehati Chiho yang merasa tidak puas karena tidak bisa segera pulang.

Kekuatan yang Chiho tunjukan di Docodemo Tower, Tokyo Skytree, dan Tokyo Tower, bukanlah sesuatu yang bisa dia dapatkan dalam waktu sehari semalam tidak peduli bagaimanapun kau melihatnya.

Meskipun Emi memiliki segunung pertanyaan untuk Chiho mengenai masalah ini, Chiho hanya bisa memberikan penjelasan yang sama seperti ketika dia menjawab Maou.

Dengan kata lain, itu adalah hal-hal mengenai bagaimana dia menerima kekuatan itu, apa yang dia bicarakan dengan orang itu, dan apa yang dia lakukan sebelum bertemu dengan Emi.

Dan untuk orang yang meminjami Chiho kekuatan itu....

"Pada akhirnya, aku masih tidak tahu apa-apa...."

Chiho mendongakkan kepalanya melihat Emi dari ranjangnya dengan rasa bersalah, namun Emi hanya menggelengkan kepalanya, dan berkata;

"Tidak, aku sangat berterima kasih. Informasi ini adalah referensi yang bagus."

".... Be-begitukah? Ah, orang itu juga meninggalkan pesan untuk Yusa-san..... atau paling tidak, itu adalah sesuatu yang harus kusampaikan padamu."

"Kenapa rasanya itu sangat tidak jelas, dan apa juga maksudnya dengan harus disampaikan padaku?"

"Itu.... karena ada hal lain yang ada hubungannya dengan Maou-san."

Chiho mulai berbicara tentang ingatan yang ada di otaknya, ingatan yang sebenarnya bukan miliknya, dan itu adalah ingatan tentang Maou ketika dia masih muda....

"Begitulah, rasanya seperti aku harus menyampaikannya pada Yusa-san..."

... dan masih ada sisa-sisa ingatan lainnya.

"Aku juga melihat seorang pria dengan perawakan yang besar. Orang itu memiliki jenggot, dan dia mengikat rambutnya yang tidak terlalu panjang ke belakang, dia berpakaian seperti petani Eropa di abad pertengahan, selain itu matanya sangat kecil dan terlihat seperti orang yang baik. Meskipun aku tidak tahu lokasinya, tapi dari sana dapat terlihat padi keemasan yang terlihat berkilau di bawah sinar matahari..."

"!!!"

Jantung Emi berdegup kencang.

"E, erhm.. itu seharusnya bukan padi, tapi gandum, iya kan? Padi akan menunduk ketika waktunya panen, tapi gandum biasanya akan mempertahankan posisi tegaknya."

"Mungkin seperti itu. Tapi latar belakangnya sedikit buram... Paman itu memegang pedang dan menatapku... atau setidaknya, dia menghadap ke arahku dan berbicara."

"Eh? Pedang?"

Detak jantung Emi mulai menggila karena rasa gelisah.

"Pedang? Apa itu benar?"

"Yeah, benar sekali."

Meskipun Chiho menjadi bingung karena tidak tahu apa yang Emi khawatirkan, dia tetap melanjutkan...

"Tapi... hanya ada itu saja. Hanya itu saja gambaran yang ada di ingatanku, setelah itu dia...."

Kata Chiho kepada Emi yang terlihat kesulitan menyembunyikan rasa kecewa di wajahnya karena kurangnya informasi.

"Acies Ara."

"... apa?"

"Acies Ara. Orang itu hanya berkata demikian."

"Acies Ara? Acies... Apa itu bahasa pusat perdagangan? Aku akan menanyakannya pada Bell nanti."

Emi mempercayakan pelafalan yang tidak biasa itu pada ingatannya.

"Kurasa hanya itu saja yang harus kusampaikan pada Yusa-san.... meskipun aku adalah orang yang mengatakannya, tapi aku tidak tahu apa maksudnya..."

Emi menatap Chiho yang gelisah sambil sedikit berpikir.

Meskipun sulit untuk memastikan karena Chiho tidak melihat langsung wanita bergaun putih yang ada di Tokyo Big Egg Town, tapi ada 8 dari 10 kemungkinan kalau ini adalah orang yang sama.

Memang tidak diketahui apa yang orang itu rencanakan dengan menyembunyikan identitasnya, tapi menyerahkan fragmen Yesod kepada Chiho, mengendalikan sihir suci dalam jumlah yang besar, mengabaikan Urushihara dan malah menentang Gabriel dan Raguel, dan bahkan mempercayakan ingatan tentang seorang pria dengan latar belakang ladang gandum kepada Chiho, hanya ada satu orang yang bisa melakukan semua itu.

"Terima kasih karena telah memberitahuku semua ini, mereka semua adalah referensi yang amat berharga."

Emi mencoba menunjukan sebuah senyum... 'mencoba' menunjukan sebuah senyum.

".... Etooo... Yusa-san?"

"Hm? Ada apa?"

Mendengar panggilan Chiho, Emi awalnya ingin menunjukan senyum yang lebih ceria, tapi Chiho malah menyusut ketakutan karena alasan yang tak diketahui.

"A-apa kau marah?"

"Eh?"

"Uh, itu, maafkan aku. Aku juga sudah meminta maaf kepada Maou-san, karena telah masuk ke medan pertempuran tanpa menjalani latihan apapun, erhm, itu pasti menyebabkan banyak masalah kepada kalian, tapi, bagaimana aku mengatakannya ya, aku minta maaf karena membuat kalian semua khawatir, er...."

Berkaca-kaca, Chiho dengan panik terus meminta maaf. Emi pun secara refleks meletakkan tangan di atas dahinya.

".... Apa aku memperlihatkan semuanya?"

"Kau pasti marah!!"

Ketika Chiho mendengar Emi mengatakan hal tersebut, dia malah menjadi semakin takut.

"Maafkan aku. Tapi, aku tidak marah pada Chiho."

"....Eh??"

Emi yang akhirnya pulih ke ekspresi normalnya, setelah menenangkan Chiho, dia pun menghela napas dalam-dalam.

"Meski ini dianggap cara yang kasar di Jepang, tapi tidak seperti bagaimana aku muncul, aku sungguh berpikir kalau seorang anak itu harus menunjukan hormat kepada orang tua mereka. Dalam beberapa tingkatan, mereka harus melakukan hal seperti itu tanpa keberatan sedikitpun."

"Uh, yeah, kurasa itu sedikit beralasan...."

"Ini bukan hanya karena si orang tua membantu si anak menyiapkan makanan, menyediakan rumah yang aman, atau memberikan pendidikan pada anak mereka. Kurasa semakin tua seseorang, semakin mereka bisa menghargai betapa berharganya orang tua mereka dari dalam hati."

"Y-yeah..."

Karena Chiho tidak tahu apa yang ingin Emi ungkapkan. dia hanya bisa terus menerus mengangguk.

"....Tapi... tidakkah kau berpikir kalau segala sesuatu itu memiliki batasan?"

"A-apa maksudnya itu...."

Emi memperlihatkan sebuah senyum suram. Meski itu adalah senyum yang cantik, tapi itu benar-benar membuat Chiho ketakutan.

"Tidak ada yang tahu di mana dia berkeliaran, menyebarkan masalah di mana-mana, menyerahkan pemberesan kekacauan kepada orang lain, menakuti teman anaknya, meninggalkan rumor-rumor yang tidak berguna, tidak mengatakan apa yang benar-benar penting, dan pada akhirnya terus menyebabkan masalah untuk orang-orang dari dunia lain.... aku benar-benar sudah muak."

"Yu-Yusa-san, tolong, tolong pelankan suaramu...."

Tak diketahui apa yang terjadi pada Pahlawan dari dunia lain tersebut, tapi dia saat ini memegangi kepalanya mengunakan kedua tangan dan menggelengkan kepalanya dengan kasar, dan Chiho yang mencoba menenangkan Emi, berbicara untuk mengingatkan Emi agar dia memperhatikan sekitarnya.

"... kenapa... meskipun dia terus mengawasi kami, kenapa dia tidak datang menemuiku...."

Namun setelah mendengar kata-kata itu dari Emi yang berjongkok sambil memegangi kepalanya, Chiho seketika membeku. Itu karena isi kalimat tersebut benar-benar menunjukan kesepian yang mendalam.

".... Maafkan aku, aku terlalu berlebihan tadi."

"... Tidak..... Erhm."

Chiho yang tidak tahu bagaimana harus menjawab, menundukan kepalanya dengan canggung.

"Maafkan aku, seharusnya aku tidak berteriak-teriak padamu mengenai masalah ini."

Emi menghembuskan napas dalam-dalam mencoba menenangkan dirinya, dan mengambil kantong kertas yang ada di sebelah kakinya.

"Ini, hadiah kunjungan. Tapi karena Alas Ramus yang memilihnya, jadi itu mungkin tidak terlalu cocok."

Dari dalam kantong kertas itu, Emi mengeluarkan salad Senbei yang mereka beli dari sebuah toko hidangan pencuci mulut. Melihat hal ini, ekspresi Chiho pun menjadi sedikit tenang. Ngomong-ngomong, meskipun Alas Ramus terus menerus bangun di dalam pikiran Emi ketika dia sedang bekerja, tapi saat ini dia sedang tidur siang, jadi saat ini dia sedang bergabung dengan Emi.

"Tapi terima kasih, berkat Chiho, aku bisa memahami banyak hal. Ditambah lagi kau terlihat bersemangat, jadi aku bisa sedikit tenang sekarang."

Emi mengganti topik pembicaraan, dan Chiho yang memeluk kantong berisi salad Senbei tersebut, menganggukan kepalanya perlahan.

"Erhm, Yusa-san!"

"Hm?"

"Kali ini, aku benar-benar minta maaf, karena telah melakukan hal-hal yang begitu sembrono...."

"Tidak apa-apa. Lagipula, Chiho tidak hanya selamat, bahkan kau sangat membantu..."

Ketika Emi melihat Chiho yang terus-terusan meminta maaf untuk sesuatu yang sudah berlalu, dan hendak memberitahu dia agar tidak terlalu memikirkannya....

"Itu dia!"

....dia tiba-tiba terpaku ketakutan karena nada bicara Chiho menjadi semakin kuat.

"Meskipun kali ini aku selamat, tapi jika nantinya terjadi sesuatu lagi, sulit menjamin kalau takkan ada korban yang jatuh."

"A-apa yang coba kau katakan?"

Emi merasa tidak enak dengan suasana yang menakutkan ini, sementara Chiho berbicara sambil melihat cincin yang ada di tangan kirinya.

"Saat ini, kekuatan itu sudah sepenuhnya menghilang. Jika aku melompat dari jendela rumah sakit sekarang, aku mungkin akan mati. Lagipula, ini di lantai tiga."

Meski bukan ini masalahnya, Emi memutuskan untuk terus diam mendengarkan.

"Itu... apakah itu disebut sihir suci? Maou-san memberitahuku sebelumnya kalau aku mengalami reaksi keracunan sihir karena aku tidak memiliki kapasitas yang cukup besar, jadi kekuatan itu tidak akan menjadi milikku, kekuatan itu adalah sesuatu yang orang lain pinjamkan padaku sementara."

Perasaan tidak enak Emi menjadi semakin buruk.

"Bagaimapaun, karena Gabriel-san dan Raguel-dan sudah mengambil tindakan semacam itu, dalam keadaan seperti ini, jika sesuatu kembali terjadi, aku takut kalau itu bukan lagi masalah yang bisa diselesaikan dengan memberitahuku untuk tidak mendekat ke apartemen Maou-san...."

"Stop! Stop! Tunggu, tunggu dulu! Aku tahu kalau kau akan mengatakan sesuatu seperti ini!"

Emi menekan pelipisnya dengan menggunakan tangannya, dan berseru,

"Biar kutebak apa yang ingin kau katakan selanjutnya! apakah itu 'tolong ajari aku mantra yang bisa kugunakan untuk melindungi diri'?"

"Eh? K-kenapa?"

Mata Chiho terbelalak kaget seperti seseorang yang kelakuannya terbongkar, namun bagi Emi, tidaklah sulit untuk menebak apa yang ada di pikiran Chiho.

"Chiho, kau tadi mengatakannya sendiri kan? Kekuatan itu adalah kekuatan pinjaman, dan bukan kekuatan yang bisa kau gunakan sendiri. Jika kau menganggap mantra sebagai sihir yang mudah, itu akan sangat menyusahkan. Entah itu mantra pertahanan atau pertarungan, pelatihan dalam waktu yang lama untuk teknik, jiwa, dan tubuh harus dilakukan, itu adalah teknik yang bisa mengundang bahaya."

Untuk meyakinkan Chiho yang pandai berbicara, satu-satunya cara adalah menyerangnya terlebih dahulu. Emi kemudian berbicara dengan lantang.

"Karena ayahmu adalah seorang polisi, kau seharusnya juga sudah mengerti kan? Jika seorang murid SMA tiba-tiba diberi pistol, lupakan tentang bertarung, kau bahkan tidak akan bisa melindungi dirimu sendiri. Hal itu sama saja meskipun kau memiliki pengetahuan untuk menggunakan pistol. Di dalam sebuah 'pertarungan', pasti akan ada situasi di mana musuh, tanpa batasan apapun, akan menggunakan segala macam cara untuk mengakhiri hidupmu, dan mereka tidak akan bisa dihentikan dengan menggunakan kata-kata, bisakah kau membayangkan situasi semacam itu?"

"....Tapi....."

Menghadapi nada bicara Emi yang tegas, Chiho hanya bisa diam menatap balik Emi.

"Memang sulit untuk membayangkan hal ini hanya dengan pengetahuan umum orang Jepang, di 'medan pertarungan' yang 'tidak diketahui apa yang akan terjadi' apapun bisa terjadi. Jika Chiho kuizinkan mempelajari mantra, itu sama seperti membiarkanmu pergi ke ladang ranjau dengan hanya bermodalkan pistol. Dengan begitu, orang yang bertarung di sana, pasti akan melihat pistol itu sebagai 'senjata' dan menganggap Chiho sebagai 'musuh', mereka akan menyerangmu dengan niat membunuh dan tidak akan melunak sama sekali."

Emi yang mengatakan semua itu sekaligus, mengambil jeda sebentar.

"Entah itu Surga, Dunia Iblis, ataupun Ente Isla, mereka masih menganggap Chiho sebagai 'orang yang terkait'. Bahkan Gabriel dan Raguel tidak merasa kalau apa yang terjadi di Tokyo Tower adalah kekuatan yang muncul dari dirimu sendiri. Akan tetapi, jika kau membawa 'senjata'mu dan muncul di 'medan pertarungan', semua orang akan menganggapmu sebagai 'musuh yang harus disingkirkan'. Di saat seperti itu, bahkan situasi di mana penyelamat akan datang pun, tidak akan terjadi."

Setelah Emi menyelesaikan perkataannya, dia mengalihkan pandangannya ke sebelah ranjang Chiho.

Terletak di sana adalah sebuah kantong kertas yang berisi kebutuhan Chiho yang dibawa oleh ibunya, Riho, ada sebuah catatan di atasnya yang bertuliskan 'aku akan mengurus baju gantinya secara terpisah'.

"Ibumu benar-benar khawatir denganmu. Meskipun fakta bahwa kau dianggap sebagai 'orang yang terkait' sudah tidak bisa diubah lagi, tapi kami tidak ingin membuat orang lain memiliki kebencian terhadapmu. Oh, pada poin ini, kurasa Raja Iblis juga memiliki pendapat yang sama denganku."

Emi dengan sengaja menggunakan nama Maou, dia berencana memanfaatkannya untuk meyakinkan Chiho.

Akan tetapi, ketika Chiho yang pada awalnya menundukan kepalanya, kembali memiringkan kepalanya dengan tekad yang berbeda di matanya.

"Terima kasih. Memang benar seperti itu. Tapi kali ini, akhirnya aku menemukan sesuatu yang sebaiknya kulakukan!"

"Eh?"

Meski pada awalnya Emi bermaksud menasehati Chiho, tapi sepertinya Chiho malah memikirkan sesuatu yang berbeda dikarenakan kata-kata Emi.

"Ayah juga sering bilang begitu sebelumnya. Dia bilang kalau metode pencegahan tindak kriminal atau penjelasan tentang kemampuan pertahanan diri yang diterbitkan di majalah-majalah, hanyalah omong kosong untuk orang yang tidak terlatih sebelumnya, sia-sia, dan hanya akan membahayakan orang lain. Maksud Yusa-san adalah ini kan?"

"Uh... yeah, benar sekali. Meskipun skalanya sedikit berbeda, tapi itulah yang kumaksud."

Emi merasa gelisah karena tidak tahu apa yang ingin Chiho sampaikan.

"Tapi, aku masih merasa, kalau memungkinkan, aku ingin bisa menggunakan mantra seperti Yusa-san dan yang lainnya."

"Soal itu, seperti yang kubilang...."

"Ketika aku diculik oleh Sariel-san, Suzuno-san mengambil HPku."

"Eh?"

Emi sedikit panik karena topik pembicaraannya beralih ke arah yang tidak terduga.

"Tapi aku tidak terluka ataupun menghadapi bahaya yang mengancam nyawa karena hal tersebut. Itu karena aku bukanlah 'musuh' melainkan hanya 'orang yang terkait' kan?"

"M-mungkin. Sariel nampaknya juga memikirkan banyak hal-hal licik....."

Karena Emi juga diculik pada waktu itu, dia tidak bisa berbicara banyak.

"Pada waktu itu, untungnya, karena ada Urushihara-san, Maou-san bisa datang dan menyelamatkan kita. Tapi jika nanti seseorang seperti Gabriel-san mencuri kesempatan ketika Yusa-san, Suzuno-san, dan Maou-san tidak ada dan menculikku, dan HPku juga diambil, maka semua orang tidak akan memiliki cara untuk mengetahui lokasiku."

"..... yeah, benar sekali."

Chiho mengepalkan tangannya dan berbicara,

"Ayah selalu memberitahuku, jika aku merasakan tanda-tanda tindak kriminal, aku tidak boleh berpikir untuk menanganinya sendiri, melainkan menelepon polisi tanpa ragu-ragu."

"Menelepon... polisi...?"

Emi dengan sengaja mengulangi kata-kata yang Chiho ucapkan.

"Nah.... jika aku terseret ke dalam masalah Ente Isla, yang tanda-tandanya bisa kurasakan, aku tidak akan berpikir untuk menyelesaikannya sendiri. Jadi....."

Chiho memantapkan ekspresinya dan menatap lurus ke arah mata Emi.

"Agar bisa menghubungi Yusa-san dan Maou-san dengan cepat tidak peduli apa yang terjadi, tolong ajari aku kemampuan yang bisa memungkinkan komunikasi antara orang-orang dari dunia yang berbeda..... yaitu 'Idea Link'!"

"Id-Idea Link?"

"Benar sekali!"

Akibatnya....

"Di-di mana kau mendengar nama mantra itu?"

"Dulu, saat insiden aneh pertama kali terjadi, bukankah Alberto-san pernah menyebutkannya di depan kamar Maou-san?"

....Emi tidak bisa meyakinkan Chiho sama sekali.

"Uh..."

Chiho ingin mempelajari Idea Link demi keselamatan satu sama lain, dan Emi tidak dapat memikirkan cara yang bisa membuat Chiho menyerah.

Jadi Emi memutuskan untuk memberikan jawabannya nanti, dan dalam perjalanan pulang, dia mengambil jalan memutar menuju rumah Suzuno untuk berdiskusi. Berkaitan dengan Chiho yang ingin mempelajari mantra, Suzuno tentu saja menentangnya, tapi ketika memikirkan alasan 'menghubungi' orang lain dalam keadaan darurat, hal itu terdengar sangat persuasif bagi mereka berdua.

Kamar nomor 202 di Villa Rosa Sasazuka, dihinggapi keheningan yang berat karena hal tersebut.

"Sebelumnya, Raja Iblis pernah mengatakan hal ini kepadaku, karena kita tidak ingin manusia di Jepang terlibat ke dalam masalah Ente Isla, kenapa kita tidak menghapus ingatan Chiho-dono?"

"Apa maksudnya itu.... Kalau itu dilakukan, bukankah itu....."

Emi tiba-tiba ingat konflik yang dia miliki dengan Chiho ketika Suzuno pertama kali datang ke dunia ini.

Mempertimbangkan keselamatan Chiho, Suzuno pada awalnya berencana menghapus ingatannya, dan untuk melindungi Chiho yang tidak ingin melupakan Maou dan yang lainnya, Emi mengatakan ini sebelumnya....

"Entah melihat pengorbanan sebagai bentuk kejahatan yang perlu dilakukan, atau mengabaikan air mata seorang teman, itu adalah hal yang sama, aku tidak bertarung demi kedamaian semacam itu!"

Mungkin karena mengingat hal yang sama, Suzuno menunjukan sebuah senyum kecut yang terlihat malu-malu.

"Jika kita hanya memikirkan keselamatan seseorang, kita seharusnya sudah menghapus ingatan Chiho-dono, menghancurkan Kastil Iblis, dan kemudian kembali ke Ente Isla. Tapi Emilia dan aku tidak memilih melakukan hal ini. Meskipun kita memiliki berbagai alasan, tapi salah satu faktor utamanya adalah karena kita melihat Chiho-dono sebagai seorang teman yang bisa kita ajak bicara secara terang-terangan."

Mendengar kata-kata Suzuno, Emi mengangguk setuju.

"Apakah memang kita.... yang berharap kalau dia bisa tetap seperti ini?"

"Benar. Dan untuk melindungi teman itu, kita memiliki kwajiban untuk mencari serangan balasan yang diperlukan."

Mengatakan hal tersebut, Suzuno berdiri dan mengambil botol berisi Holy Vitamin Beta dari dalam kulkas.

"Meskipun ini adalah keegoisanku sendiri...."

Suzuno tersenyum sambil menggenggam botol dingin itu.

".... tapi aku benar-benar senang melihat perasaan Chiho-dono."

".... Itu benar."

Emi, seolah-olah terpengaruh, perlahan juga memperlihatkan sebuah senyum.

Ketika Chiho mendengar kalau Emi mengizinkannya untuk menjalani latihan mantra setelah keluar dari rumah sakit, dia menunjukan sebuah senyum yang mirip seperti bunga dan terus menerus berterima kasih kepada Emi, hal itu menyebabkan Emi menjadi gugup.

Setelah itu mereka memilih tanggal di mana Emi dan Suzuno memiliki waktu luang, yang mana itu adalah hari ini, sebagai hari pertama Chiho latihan. Untuk lebih spesifik lagi, membersihkan halaman belakang itu seperti pengganti biaya latihan pertama Chiho.

"Kalau begitu Chiho-dono, sebelum berganti baju, ayo kita mulai dengan menyuntikkan sihir suci ke dalam tubuhmu!"

Suzuno yang melihat ke arah Holy Vitamin Beta, setelah mengikatkan kembali talinya yang terlepas, dia mempersilakan Chiho duduk di kursi yang ada di ruang ganti.

Suzuno membuka tutup botol Holy Vitamin Beta dan menyerahkannya kepada Chiho, kemudian dia memegang tangan Chiho yang satunya dan menyentuhkan telapak tangannya.

"Dengar, ketika kau meminumnya, lakukan sedikit demi sedikit dengan tetap membiarkannya ada di mulutmu. Berhentilah ketika kau merasakan sesuatu yang tidak beres."

"Ba-baik....."

Meski dia adalah orang yang memintanya, tapi Chiho masih merasa gugup karena harus berinteraksi dengan sebuah kekuatan yang tidak diketahui.

Suzuno menggenggam tangan Chiho, dan menggunakan mantra 'Sonar' untuk memeriksa kondisi tubuh gadis itu. Chiho pun mengisi sihir suci dengan meminum Holy Vitamin Beta dalam sedikit tegukan untuk menghindari berlebihnya jumlah yang bisa ditampung oleh tubuhnya.

Setelah mengisi sihir suci hingga mencapai batas kapasitas tubuhnya, Chiho akhirnya memulai latihan mantra. Makna dari nama 'Idea Link' adalah menyelaraskan pemikiran antara dua atau lebih perapal agar bisa berkomunikasi jarak jauh, sebuah mantra yang digunakan untuk mencegah miskomunikasi antara orang yang menggunakan bahasa yang berbeda.

Meskipun sekarang mereka bisa menggunakan bahasa Jepang dengan lancar, ketika Maou dan Emi pertama kali datang ke Jepang, mereka juga menggunakan Idea Link, hal itu membuat target yang mereka ajak berbicara memiliki kesan kalau mereka sedang berbicara menggunakan bahasa Jepang.

Dan alasan yang membuat Chiho terlibat dalam rencana para malaikat itu dan dibawa ke rumah sakit, adalah fakta bahwa rekan Emi, yaitu Alberto pernah menggunakan Idea Link jarak jauh.

Jika Chiho bisa mempelajari Idea Link, saat dia terlibat dalam masalah Ente Isla dan kehilangan HPnya sehingga tidak bisa menghubungi Maou, Emi, ataupun Suzuno, hal ini bisa dianggap sebagai tindakan pencegahan.

"Dari fakta bahwa tidak ada orang di bumi yang bisa menggunakan mantra ini, pada dasarnya kapasitas Chiho-dono juga tidak bisa disebut besar. Tolong jangan minum terlalu banyak!"

".... Tapi ketika Chiho ada di Tokyo Tower, dia bisa menggunakan kekuatan yang sangat kuat, kenapa hal itu bisa terjadi?"

Emi bertanya sambil mengawasi mereka berdua. Meskipun Chiho juga tidak mengerti, Suzuno menjawabnya seolah-olah itu adalah hal yang sangat jelas.

"Prinsipnya seharusnya sama seperti apa yang kulakukan sekarang. Saat ini, di dalam tubuh Chiho-dono, selain sihir suci yang baru saja diisi tadi, masih terdapat sonar yang tercipta dari sihir suci yang berasal dari tubuhku dan terus mengalir. Tapi pada akhirnya itu adalah sihir suciku, dan tidak bisa bercampur dengan kapasitas asli yang ada di tubuh Chiho-dono."

Suzuno memegang tangan Chiho, melihat ke arah sesuatu yang tersemat di jari tangan Chiho yang sedang memegang botol Holy Vitamin Beta, dan menggumam,

"Pada kenyataannya, si perapal itu menggunakan benda ini sebagai perantara, dan menganggap Chiho-dono sebagai jalur agar sihir sucinya bisa terus mengalir. Untuk lebih jelasnya, bisa dikatakan kalau pada waktu itu, Chiho-dono digunakan sebagai bagian tubuh dari si perapal."

Berkaitan dengan analisis Suzuno, wajah Emi dan Chiho menunduk karena alasan yang berbeda.

"Apa-apaan orang itu menganggap tubuh orang lain sebagai...."

Emi mengeluh kepada seseorang yang saat ini tidak ada.

"Jadi, aku memang dikendalikan oleh seseorang...."

Chiho menekan bibirnya karena mengingat bahaya berinteraksi dengan kekuatan yang tidak diketahui.

"Huuh, tapi baguslah tubuhmu tidak digunakan untuk sesuatu yang buruk, hal itu malah bisa disebut sebagai berkah dalam samaran... Oh, Chiho-dono, sebaiknya kau berhenti, jangan minum lagi!"

Suzuno menghentikan tangan Chiho.

"Kau baru minum sedikit ya. Kira-kira baru sepertiga dari botol ini."

Emi terlihat agak terkejut melihat botol yang Chiho letakkan di meja.

Suzuno melihat botol tersebut sambil terus memegangi tangan Chiho selama beberapa saat, dan mengatakan,

"Dengan kata lain, ini artinya konsentrasi sihir suci yang ada di dalam Holy Vitamin Beta tidak terlalu tinggi. Bahkan meminum satu botol penuh pun tidak bisa memulihkan kekuatan penuh Emilia, iya kan?"

"Yeah, benar sekali...."

Meski begitu, Emeralda masih dengan tegas mengingatkan Emi agar tidak minum lebih dari 2 botol dalam sehari. Awalnya, Emi berpikir kalau dia meminum lebih dari dua botol, itu akan melebihi batas kapasitas yang dia miliki.

"Bagaimanapun, ini tetap saja sebuah obat, benar? Ini adalah sesuatu yang bisa memulihkan secara alami, ya kan? Kurasa itu sama saja dengan pemberitahuan untuk menjaga keseimbangan nutrisi yang ada di suplemen gizi."

".... Begitu ya."

Anehnya, kata-kata Chiho sangat meyakinkan, dan Emi pun mengangguk setuju.

Bagaimanapun juga, pembuatan Holy Vitamin Beta adalah mengambil sesuatu yang bisa diperoleh secara alami dan dengan paksa mengkonsentrasikannya ke dalam bentuk yang bisa disimpan. Jika jumlah asupannya salah, itu akan menyebabkan masalah pada porsi yang pada awalnya sudah diperoleh.

"Bagus, sepertinya kondisi di dalam tubuhmu stabil. Chiho-dono, apa kau merasa tidak nyaman?".

Ditanyai oleh Suzuno yang akhirnya melepaskan tangannya, Chiho menundukan kepalanya, melihat tangan dan tubuhnya, dan menjawab...

"Tidak, tidak ada yang terasa aneh."

"Kupikir juga begitu. Bagaimanapun, persiapan dasar untuk menggunakan mantra dengan begini telah selesai. Kalau begitu, sekarang, ayo kita masuk ke pemandian terlebih dahulu."

Suzuno mengatakan hal tersebut dengan penuh motivasi.

"B-baik!"

Chiho meluruskan punggungnya dan membungkuk ke arah Suzuno dan Emi.

"M-mohon bantuannya!!"

Kedua orang itu saling menatap satu sama lain karena reaksi jujur Chiho.

Sampai saat ini, Emi tidak tahu apa kaitannya antara latihan mantra dengan mandi, tapi Suzuno, apapun alasannya adalah seorang Penyelidik kelas atas, dia pasti memiliki pertimbangannya sendiri dalam melakukan hal ini. Karena Chiho sudah menjadi sangat termotivasi, Emi tentu saja tidak ingin merusaknya.

"Jadi apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Jangan katakan kalau kita harus menjalani kelas dasarnya di pemandian?"

"Pada akhirnya, kita tidak bisa terus mengadakan kelas dasar di sini. Dan meskipun ini bukan berarti aku tidak mempercayai Chiho-dono, jika kita mengajarkan kelas-kelasnya terlebih dahulu, sulit untuk menjamin kalau dia tidak akan menggunakan mantra lain selain Idea Link secara kebetulan, kita seharusnya menggunakan lebih banyak waktu untuk melatih kemampuan dasar dan fokus pada aspek keselamatan dalam memulai mantra."

"I-itu terasa sulit, aku merasa tidak tenang!"

Sekali lagi, nada bicara Chiho menjadi lebih kaku dibandingkan sebelumnya. Emi meletakkan tangannya di punggung Chiho dan menasehatinya dengan ramah..

"Kau tidak perlu gugup. Sejak awal, hal yang paling penting adalah santai. Itulah kenapa Bell memilih untuk berlatih di pemandian."

"Benar sekali. Oke, sangat jarang kita bisa menjadi orang pertama yang berendam di pemandian di siang hari begini, jadi ayo kita hilangkan kepenatan kita setelah bekerja terlebih dahulu."

"Baiklah!"

Mendengar saran Emi dan Suzuno, Chiho yang kegugupannya sedikit mereda pun menjawab dengan begitu semangat, dan setelah dia meraih ujung T-shirtnya....

Beberapa menit kemudian,

"......."

"Erhm, Yusa-san, Suzuno-san?"

Emi dan Suzuno terduduk di depan pancuran, mereka membasuh tubuh dan rambut mereka dengan ekspresi kosong di wajah mereka, sementara itu Chiho menyaksikan keduanya dengan gelisah, sikapnya belum berubah sejak mereka berganti baju.

Kepala shower terpasang di atas pancuran dan permukaannya yang mengkilap terus menyemprotkan air panas, sementara itu, Emi dan Suzuno menyembunyikan air mata mereka dengan menundukan kepala sambil merasa depresi.

"Meskipun aku sudah memikirkannya ketika kita berada di hotel Choshi..... tapi kehidupan macam apa yang harus dijalani agar bisa menjadi seperti itu?"

"Er, erhmm..."

"Logikanya, kalau hanya dari nutrisi, kita seharusnya tidak kalah.... sebenarnya apa alasan...."

"A-aku...."

"Tidak. Pikirkan lagi Bell. Ketika dalam pertarungan, itu, pasti sangat mengganggu."

"It-itu benar. Karena dia bukan seorang petarung, maka mau bagaimana lagi... ya mau... bagaimana lagi."

Lalu, di pemandian luas yang tidak ada orang lain selain mereka bertiga....

"".....Huuh......""

Sebuah helaan napas berat bisa terdengar.

Chiho yang terlebih dulu selesai membersihkan rambutnya karena memiliki rambut yang paling pendek, merasa tidak bisa pergi begitu saja dan bertanya kepada kedua orang itu dengan gelisah.

"E-etoo.. boleh aku tahu apa yang terjadi?"

Menghadapi pertanyaan polos tersebut, Emi dan Suzuno tidak bisa merasa iri ataupun mengejek Chiho. Kedua orang yang rambutnya masih ditutupi shampo itu, menoleh ke arah Chiho dan berbicara secara bersamaan...

Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 1 Bahasa Indonesia


""Sentuh dadamu dan renungkan!!""

"Eh?"

Chiho yang sama sekali tidak mengerti, terlihat panik.

Melihat ekspresi panik Chiho yang manis karena tidak memahami alasan di balik helaan napas Emi dan Suzuno, si Pahlawan dan Penyelidik dari dunia lain itu mulai merenungkan tindakan mereka beberapa detik yang lalu. Bagaimanapun, itu bukan salah Chiho.

"..... Terdorong oleh kecemburuan, meskipun aku adalah seorang Penyelidik, ini sungguh amat memalukan..."

"Bahkan tidak mengizinkan orang lain untuk merasa iri... Chiho... benar-benar anak yang menakutkan..."

Beberapa saat terlewati dalam diam, setelah semua orang selesai membersihkan tubuh mereka...

"Baiklah Chiho-dono, ayo kita mulai latihannya!"

Penyelidik yang belum dewasa secara mental itu, dengan santai mengatur kembali posturnya.

"Ah? Eh? Baiklah, eh?"

"Tidak apa-apa Chiho, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Emi, dengan senyum yang seolah sudah mengetahui semuanya, menghibur Chiho yang berkaca-kaca.

Emi dan Suzuno, keduanya menggunakan handuk untuk mengikat rambut panjang mereka, tapi meskipun mereka sudah memasuki pemandian dan membersihkan rambut mereka, Chiho menyadari kalau Suzuno masih memegang aksesorisnya yang biasa dia gunakan di tangannya. Bukankah benda itu akan rusak oleh kelembaban jika seperti ini?

"Nah Chiho-dono, tolong pergi ke shower di sebelah sana dan letakkan kepala showernya di atasmu."

"Ba-baiklah!"

Kepala shower yang ada di pojok pemandian dan yang ada di luar adalah shower yang berbeda, shower yang ada di dalam adalah shower normal dengan selang, setelah Suzuno meletakkan kepala shower di atas mereka, dia meminta Chiho untuk berdiri di bawahnya.

"Kenapa kita menggunakan shower?"

Emi yang menyaksikan mereka berdua, bertanya dengan santai, sementara Suzuno langsung menjawabnya dengan sebuah jawaban yang sederhana.

"Ketika berbicara soal latihan, tentu saja itu adalah latihan di bawah air terjun, iya kan?"

""......Eh?""

Chiho dan Emi langsung menghentikan kegiatan mereka.


---End of Part 2---





Translator : Me..
Previous
Next Post »
2 Komentar
avatar

Hataraku lanjutan anime mulai darimana min ln nya ?

Balas