Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 1 (Part 1) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 1 : Raja Iblis Kembali Ke Tempat Kerja -1


Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 1 Bahasa Indonesia


Kembali ke -> Prolog

Chapter 1 : Raja Iblis Kembali Ke Tempat Kerja.

Dari penampilan luarnya, tempat itu memberikan kesan tak ada perubahan besar yang telah dilakukan.

Hal itu sudah bisa diperkirakan, bahkan dalam renovasi skala besar pun, tidak mungkin pihak MgRonald akan melakukan renovasi ekstrem pada gedung yang disewakan pada mereka.

Dinding bagian luar yang tidak ada hubungannya dengan toko juga tidak dicat ulang, dan setelah melihat tahun yang tertera di atas plang bangunan, semakin sulit untuk menyembunyikan fakta bahwa bangunan ini sudah berusia lebih dari 20 tahun.

"Kau terlihat kecewa."

Ucap atasan Maou sembari membawa tas penuh dokumen yang tergantung di pundaknya, dia menunjukan senyum tanpa kenal rasa takut sambil menyilangkan tangan di depan dada.

"Uh, yeah. Bukankah kita secara khusus mengambil cuti hanya untuk merenovasi fasilitas ini? Jika begitu, penampilan luarnya seharusnya terlihat lebih baru, kurasa."

Tanya Maou Sadao sambil memarkirkan kudanya yang berharga... sepeda Dullahan 2, di tempat parkir karyawan seperti yang biasa dia lakukan.

MgRonald cabang Hatagaya tempat dia bekerja akan buka kembali besok.

Saat ini, jaring-jaring dan penyangga bangunan sudah dibersihkan, dan desain baru dari papan nama yang menjadi salah satu alasan renovasi ini telah selesai dibuat. Namun selain fakta bahwa restoran ini menyebarkan aura sesuatu yang baru, tempat ini memberikan kesan kalau tak ada perubahan yang mencolok.

Tapi ketika orang-orang melihatnya, papan nama yang menjadi image dari bisnis ini malah memberikan kesan yang sangat membosankan. Hal ini terjadi dikarenakan lokasinya, bagian luar dari toko ini tidak bisa kabur begitu saja dari efek debu di atmosfer dan sinar ultraviolet, menyebabkan tandanya menjadi terlihat tua dan memudar.

Hanya berdasarkan pada poin tersebut, papan nama yang baru ini tentu terlihat lebih bersemangat dan memberikan suasana dekorasi yang segar.

Karena jendela besar yang menghadap ke jalan masih memiliki lapisan plastik pelindung di dalamnya, orang-orang tidak mungkin bisa melihat bagian dalam restoran dengan jelas. Tapi karena bingkai jendela dan lokasi pintu otomatisnya sama seperti sebelumnya, dekorasi bagian dalam seharusnya juga tidak banyak berubah.

Dari fakta bahwa lokasi dapur dan pintu masuk yang digunakan oleh pelanggan masih tidak berubah, itu menunjukan kalau pergerakan pelanggan di dalam toko tidak akan berubah banyak, hal itu juga bisa dilihat dari struktur bagian dalam dengan susunan tempat duduk sebagai faktor utamanya yang tidak berubah.

"Soal itu, untuk detailnya, kau bisa berkomentar setelah selesai melihat-lihat semuanya."

Atasan Maou, manajer toko Kisaki Mayumi, dengan percaya diri berjongkok di depan pintu otomatis dan membuka pintu yang terkunci. Nampaknya lokasi kuncinya juga tidak berubah.

"Tunggu sebentar, baiklah. Jika kunci khusus tidak digunakan untuk melepas fitur keamanan dari perusahaan keamanan dalam 40 detik setelah pintu terbuka, sebuah alarm akan berbunyi secara otomatis. Uh~ yang mana itu adalah... ini dia?"

Setelah membuka pintu, Kisaki secara manual membuka pintu otomatis yang tidak menyala dan menggumam dengan tidak nyaman. Dia mengambil kumpulan kunci dari dalam tasnya dan berjalan ke dalam restoran yang gelap, Maou juga mengikutinya dan masuk ke dalam restoran.

Di dalam toko, bunyi elektronik dari pengaktifan alarm bisa terdengar. Suhu panas dari musim panas sama sekali tidak berkurang, dan Maou yang merasa frustasi karena cuacanya, hanya bisa diam menunggu.

30 detik kemudian.

"!!!"

Lampu di dalam toko tiba-tiba menyala.

Itu adalah lampu yang tidak pernah Maou lihat dalam kehidupan sehari-harinya.

Itu berbeda dari lampu pijar yang dia gunakan. Maou yang mendongak melihat ke arah langit-langit, menyadari ada lampu kecil yang tak terhitung jumlahnya, lampu itu mirip dengan bohlam kecil, namun memancarkan sinar yang begitu terang. Lampu-lampu tersebut terpasang di langit-langit.

Setiap lampu menghasilkan cahaya yang begitu cerah, dan melalui gabungan dari cahaya putih dan orange, sinar yang dihasilkanya pun menjadi begitu hangat dan terang menyinari seluruh restoran.

"Ini, apakah ini lampu LED yang legendaris itu?"

Kata Maou dengan takjub.

Setelahnya, semua perabot yang disinari oleh lampu itu memperlihatkan perubahan besar yang tidak bisa dibandingkan dengan sebelumnya.

Sofa kulit sintetis yang warnanya telah memudar termakan usia, semuanya telah digantikan dengan sofa kuat berwarna cokelat dengan sensasi kulit berkualitas tinggi.

Kursi putar yang sebelumnya selalu berdecit ketika mengenai lantai dan sulit untuk disusun, saat ini  telah digantikan dengan kursi yang aman untuk dinding dan memiliki bantalan tempat duduk yang lebih tinggi.

Warna dinding yang sebelumnya sulit untuk dinilai apakah itu warna pink ataukah warna kulit, dan menjadi warna yang misterius karena termakan usia, juga diganti dengan warna kuning dengan pola bunga yang sangat cocok dengan lampu dan perabotannya.

"Jadi, apa kau masih merasa ekspektasimu belum terpenuhi dengan semua ini?"

Kisaki berjalan keluar dari bagian dalam restoran sambil memutar-mutar kunci, sementara Maou menggelengkan kepalanya dengan bersemangat.

"Meskipun fasilitas di dalam dapur juga dirubah modelnya, tapi pengoperasiannya hampir sama seperti model lama. Untuk wajannya, akhirnya diganti dengan permukaan panggangan tiga lapis, dengan begini, kita bisa lebih santai saat sedang sibuk-sibuknya."

"Hebat!"

Maou terbelalak kaget.

Hamburger MgRonald terbuat dari bagian roti yang dikenal sebagai roti bundar dan bagian daging yang dikenal sebagai patty daging, selain itu, bahan-bahannya juga dipisahkan menjadi keju, sayur, dan saus.

Wajan adalah plat logam untuk bidang industri yang bisa memanggang kedua sisi patty... yang paling umum adalah wajan dua sisi bergaya kerang, meskipun kecilnya restoran ini adalah salah satu alasannya, tapi sampai hari ini, wajan yang dipakai di dalam restoran hanya memiliki dua permukaan panggangan.

Karena tekstur serta rasa patty daging dan ikan itu berbeda-beda berdasarkan tipe panggangannya, dan juga karena saus special kemungkinan juga akan digunakan tergantung situasinya, setelah membuat pesanan, untuk mencegah rasanya tercampur, panggangannya harus dibersihkan terlebih dahulu.

Ketika menghadapi situasi ini saat sedang sibuk-sibuknya, situasi yang dikenal sebagai 'timbunan pesanan' yang mana juga disebut 'membuat pelanggan menunggu sedikit lebih lama dari yang dibutuhkan' ini, akan menciptakan sebuah rintangan untuk kelancaran bisnis di dalam restoran.

Bahkan keberadaan atau kurangnya salah satu permukaan panggangan saja sudah cukup untuk menyebabkan perbedaan besar terhadap waktu dan tekanan yang dirasakan.

"Tempat cuci piringnya sepertinya juga lebih lebar?"

"Kerannya sudah diganti menjadi keran otomatis."

"Luar biasa!!"

Maou berseru dengan penuh perasaan.

Pada dasarnya, bagi Maou, sebuah alat yang bisa mengalirkan air minum segera setelah dinyalakan dan bahkan keberadaan keran itu sendiri, adalah suatu keterkejutan besar yang dia alami saat dia datang ke Jepang.

Lupakan soal lima benua besar di Ente Isla, bahkan di Dunia Iblis pun, tidak ada air mengalir yang terhubung ke banyak keluarga dan bisa dinyalakan serta dimatikan sesuka hati. Sebenarnya, saluran air di Dunia Iblis, berasal dari sumber air dan menuju saluran air bawah tanah, mirip dengan fasilitas pada sistem irigasi, dan hanya ada beberapa pintu keluar yang bisa dibuka tutup dengan leluasa menggunakan sihir iblis.

Maou yang sudah merasa tersentuh hanya dengan memutar keran saja, semenjak datang ke Jepang dan memasuki toilet umum untuk pertama kalinya sekaligus melihat alat yang bisa mengeluarkan air secara otomatis, saat ini benar-benar merasa terkejut hanya dengan peniadaan keran putar tersebut.

Tapi saat ini, dia sudah tahu kalau keran yang disentuh oleh banyak orang akan menjadi lebih tidak higienis daripada yang diperkirakan, dan ditambah fakta bahwa McRonald memiliki peraturan di mana semua orang harus mencuci tangannya setiap jam, keran otomatis ini bisa dikatakan sebagai keberadaan yang amat penting.

"Rasanya ada banyak peningkatan yang dibuat di berbagai area!"

Kisaki dengan tatapan yang dipenuhi kebaikan, memperhatikan Maou yang matanya berbinar-binar ketika dia berdiri di hadapan semua peralatan baru tersebut.

"Terkadang aku merasa kalau Maa-kun pemikirannya sangat sederhana di beberapa aspek."

"Eh?"

"Tidak, bukan apa-apa. Ngomong-ngomong, nomor 10 ada di pojok. Sekaligus yang ada di lantai 2, jumlah totalnya ada tiga."

Nomor 10 adalah kode untuk toilet.

Maou yang diarahkan berjalan menuju toilet, sedikit merasa ragu.

"Ada apa?"

"Uh, itu... Nampaknya ada sesuatu yang hilang, apa ini menjadi lebih kecil?"

Memang ada sebuah toilet bergaya barat di dalam kamar mandi tersebut, tapi itu sedikit berbeda dari toilet yang Maou ketahui.

"Yep, ini adalah toilet terbaru dengan tempat duduk penghangat dan tidak memiliki tabung air. Seperti ini."

Kisaki menunjuk ke arah panel yang memiliki berbagai jenis tombol pengendali.

"Kau harus menekan tombol itu untuk membuka penutupnya."

"Eeeehhhhhhh??"

Kali ini, bahkan Maou pun sangat terkejut. Meskipun dia bisa menerima keberadaan keran otomatis, tapi kenapa orang-orang harus menggunakan metode remot kontrol untuk mengangkat penutup toilet yang tepat berada di hadapanmu?

Mungkin Kisaki merasa kalau reaksi Maou itu lucu, dia pun melanjutkan;

"Ngomong-ngomong jika seorang pria ingin melakukan 'urusannya', dia harus menggunakan tombol ini untuk mengangkat tempat duduknya."

".... Lalu, tombol 'kecil' dan tombol 'besar' yang ada di sini adalah...."

"Benar, mereka digunakan untuk membilas."

Di bawah arahan Kisaki, Maou menekan tombol 'kecil' yang ada di sana, setelah itu, aliran air yang lebih sedikit dari apa yang dibayangkan membilas bagian dalam toilet tersebut.

"Ka-kalau toilet di rumah kami memiliki fitur ini, kami mungkin bisa sedikit menghemat tagihan air...."

Villa Rosa Sasazuka di mana Kastil Iblis berada, adalah sebuah apartemen tua berusia 60 tahun yang hanya berjarak 5 menit berjalan kaki dari stasiun Sasazuka, dan pada dasarnya, toilet bergaya Jepang tidak membeda-bedakan antara 'urusan kecil' dan 'urusan besar'.

Membilas dengan jumlah air yang lebih sedikit untuk 'urusan kecil' memang berdampak pada tangki airnya, tapi meski begitu, menyiram dengan kekuatan penuh setiap kali melakukan 'urusan' benar-benar tidak baik untuk jantung.

".... Erhmm, apakah desain ini dianggap normal di era modern seperti sekarang ini?"

Maou sementara mengesampingkan masalah rumah tangga ini dan bertanya kepada Kisaki,

"Uh, meskipun toilet tua yang ada di rumahku tidak bisa dianggap standar, tapi bagi sebagian besar toilet umum, bukankah mereka menggunakan pengendali berwarna perak yang sangat umum itu? Dengan desain yang dirubah seperti ini, bukankah para pelanggan yang sudah tua malah akan menjadi tidak tahu bagaimana cara menggunakannya?"

"... Begitu ya, itu mungkin saja terjadi. Kalau begitu, sejak awal, akan lebih baik kalau kita meletakkan instruksi penggunaannya di dalam."

Kisaki mengangguk setuju.

"Baik, bagian yang direnovasi sampai sekarang hanya bisa dianggap sebagai permulaan saja. Poin utamanya adalah lantai 2 yang baru dibangun."

"Okay."

Mereka tidak bisa terus berdiri di sana dan membicarakan tentang toilet, oleh karena itu, Kisaki membawa Maou menuju tangga yang terletak di sebelah tempat kasir.

"Apa yang akan muncul selanjutnya juga akan menjadi wilayah yang baru bagimu, sebuah medan perang baru untuk menantang kemampuan kita. Selain diriku, kau adalah pegawai pertama dari cabang Hatagaya yang melangkahkan kaki ke lantai dua, kau harus mengingat ini baik-baik..."

Maou menahan napasnya dan mengikuti Kisaki.

Kedua orang itu memegang pegangan tangga, menaiki tangga yang memiliki warna yang sama seperti warna lantai satu demi satu, dan mencapai lantai dua.....


XxxxX


Bagi Raja Iblis Satan yang menyamar sebagai manusia Maou Sadao di Jepang dan bergantung pada gaji untuk bisa bertahan hidup, gaya hidup di awal Agustus adalah sesuatu yang belum bisa dia biasakan.

Seusai bekerja di rumah pantai yang terletak di Choshi, Maou dan yang lainnya harus menghadapi faktor baru yang mengkhawatirkan.

Hal itu adalah tanda-tanda ketidakstabilan yang mulai muncul di Ente Isla, pasukan separatis dari Ente Isla pun juga mulai mengulurkan tangan-tangan setannya menuju Jepang dengan aksi yang begitu nyata.

Mengambil kesempatan dari para iblis, Maou Sadao, Ashiya Shirou, dan Urushihara Hanzo yang terdampar di Jepang dan tidak berada di Dunia Iblis, mantan bawahan mereka mencoba untuk mengendalikan Dunia Iblis sesuka hati dan memberontak melawan kesatuan dunia iblis yang dibentuk oleh Satan, menciptakan organisasi yang dikenal sebagai 'Pasukan Iblis Baru', dan membuat ketiga orang itu harus meningkatkan kewaspadaan mereka.

Di sisi lain, tentara manusia dari Ente Isla... Emilia sang Pahlawan alias Yusa Emi dan Penyelidik Crestia Bell alias Kamazuki Suzuno, juga mengejar Maou dan yang lainnya lantas datang ke Jepang.

Namun, dua orang yang seharusnya mengemban misi penting untuk membasmi Raja Iblis, dikarenakan senjata suci sang Pahlawan bergabung dengan Alas Ramus, yang menganggap si Raja Iblis sebagai ayahnya, mereka jadi tidak bisa segera memutuskan bagaimana harus berhadapan dengan Raja Iblis karena masalah keluarga yang disebabkan oleh hal ini.

Mereka berdua khawatir jikalau Maou dan yang lainnya diculik oleh Pasukan Iblis yang baru dan dijadikan pemimpin karena mereka bisa menyelesaikan berbagai masalah, hal tersebut tentu akan menyebabkan Pasukan Iblis yang sesungguhnya bangkit kembali di Ente Isla.

Oleh sebab itu, sang Pahlawan dan si Penyelidik tidak punya pilihan lain selain memberikan perlindungan terhadap kehidupan sehari-hari normal milik Raja Iblis di Jepang untuk mencegah Raja Iblis diculik.

Ketika hubungan rumit antara Raja Iblis dan Pahlawan menjadi semakin rumit, Malaikat dari Surga sekali lagi membuat situasinya menjadi semakin rumit.

Di dalam rencana yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Maou dan Emi, para malaikat itu melibatkan seorang gadis SMA yang mengetahui tentang Ente Isla, Raja Iblis, dan Pahlawan... yaitu Sasaki Chiho ke dalam situasi ini.

Chiho tidak hanya keracunan sihir dikarenakan rencana para malaikat itu, bahkan dia harus dirawat di rumah sakit. Bagi Maou dan Emi yang begitu marah karena hal ini, mereka memutuskan untuk bekerja sama satu sama lain atas keinginan mereka sendiri dan mengambil tindakan demi mencegah para malaikat itu merusak Jepang lebih jauh lagi.

Akan tetapi, tak disangka, selama proses kejadian itu, terungkap bahwa ayah Emi yang seharusnya sudah dibunuh oleh Pasukan Iblis, ternyata masih hidup.

Tidak hanya itu, setelah melihat Chiho meminjam kekuatan dari seseorang yang misterius dan dengan aktif mengambil tindakan untuk memukul mundur malaikat Raguel dengan mata kepala mereka sendiri, Maou dan Emi pun menyadari kalau ada rencana yang tersembunyi dari mereka ataupun para malaikat yang bergerak di balik bayangan.

Meskipun Chiho bisa memulihkan kembali kesehatannya tanpa ada halangan, namun situasi yang melibatkan Maou dan Emi kini menjadi semakin lebih rumit lagi, dan dengan ini, musim pun mencapai titik di mana udara panas yang menaungi Jepang mulai menunjukan tanda-tanda dari musim gugur, di akhir Agustus setelah festival Obon.

Dan mengabaikan situasi pelik dari dunia lain, MgRonald di depan stasiun Hatagaya di mana Maou Sadao bekerja pun akan mulai buka kembali besok....


XxxxX


"Bagaimana aku mengatakannya ya, daripada bilang kalau tempat itu mirip dengan Mags di sisi baiknya, akan lebih baik kalau bilang keseluruhan tempat itu menjadi lebih bagus tanpa merusak standar dari Mags!"

Meskipun belum mencapai tengah hari, sang matahari sudah tanpa ampun memberikan tekanannya, mengenakan T-shirt putih, sarung tangan kerja dan handuk yang terikat di kepalanya, Maou mengatakan hal tersebut dengan keras.

"Karena jalanan di depan stasiun bisa terlihat, meskipun hanya ada dua lantai, pemandangan di sana masih sangat bagus. Untuk mencegah sinar matahari agar tidak bersinar terlalu panas, bahkan tirai pun dipasang, aku benar-benar menantikan bekerja di sana!"

"Maou-san sangat licik, berkeliling seenaknya sendiri!"

Orang yang mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap diskusi Maou yang riang adalah Sasaki Chiho, dia mengenakan sarung tangan kerja seperti Maou, topi lebar dan seragam olahraga.

"Ya ampun, bagaimanapun juga Chi-chan akan mulai bekerja secepatnya, kan?"

"Benar sekali! Tapi itu masih terasa sangat licik!"

Karena Chiho adalah seorang pegawai di MgRonald cabang Hatagaya seperti Maou, dia tentunya sangat penasaran bagaimana restoran itu direnovasi.

"Oiya, tempat itu sekarang disebut MdCafe kan? Apa itu ada bedanya dengan MgRonald yang biasanya?"

Bawahan kepercayaan Maou, Jenderal Iblis Alsiel alias Ashiya Shirou, menanyakan hal tersebut sambil menggunakan T-shirt nya untuk mengusap keringat yang mengalir dari kepala menuju dagunya. Seperti Maou, dia mengenakan sarung tangan kerja dan mengikatkan handuk di kepalanya.

"Hm, karena itu disebut MdCafe, pasti akan ada banyak kopi! Seperti Cafe au lait, latte, ataupun Espresso! Sebelumnya hanya ada satu tipe, yaitu white gold roasted coffe. Makanan lain seperti item-item di menu juga ditambahkan hotdog dan kue kering, makanan seperti yang ada di cafe gitu!"

Maou mengatakannya dengan begitu riang seolah-olah dia sangat menantikan bekerja di sana.

"Alsiel, jangan perlihatkan perutmu di hadapan Chiho-dono yang datang membantu, itu merusak pemandangan! Raja Iblis berhenti bicara dan mulailah bekerja!"

Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 1 Bahasa Indonesia


Si tetangga Penyelidik Crestia Bell alias Kamazuki Suzuno berbicara dan mencaci kedua orang itu.

Dia menyingsingkan lengan kimono yang dia pakai dengan normal dan mengikatkan sapu tangan di kepalanya, di tangannya yang memakai sarung tangan kerja, terdapat sapu yang tingginya hampir sama dengan dirinya.

Keempat orang itu saat ini sedang berada di halaman belakang Villa Rosa Sasazuka di mana Kastil Iblis berlokasi.

Berbagai macam jangkrik sering terbang menuju pepohonan hijau di halaman yang tertutup, karena sekeliling mereka dipenuhi suara bising dari para jangkrik, mereka harus berbicara dengan sangat keras agar bisa mendengar suara satu sama lain.

"Baik baik!"

"Ma-maafkan aku!"

Maou dengan cepat kembali bekerja, sementara Ashiya menata kembali bajunya dengan wajah memerah dan meminta maaf kepada Chiho atas kelakuan tidak senonohnya.

"Ti-tidak masalah.... aku sama sekali tidak terganggu...."

Chiho yang sedikit tersipu, tiba-tiba terlihat memikirkan sesuatu dan bertanya kepada Maou;

"Oiya... Cafe au lait dan Latte, memang apa perbedaannya?"

Maou yang merasa sangat bersemangat, mengeluarkan suara yang begitu konyol,

"Uhh....."

Maou mengangkat kepalanya mencari-cari sesuatu di dalam ingatannya dan menghentikan gerakannya,

"Itu, Cafe au lait perlu ditambah susu, dan untuk Latte, juga ditambah susu.... eh? Memang kedua minuman itu ditambahkan susu, tapi aku ingat kalau Latte ditambahkan gelembung susu.... ohh?"

"Sederhananya, kedua tipe itu adalah kopi susu kan? Daripada memikirkannya sekarang, bukankah lebih baik kalau kau menggerakkan tanganmu?"

"Kopi susu.... bukan, jika memang begitu, maka itu tidak akan mirip cafe lagi, ini bukan pemandian umum.... ah~ aku ingin mandi...."

Maou yang menjadi panik karena teguran Suzuno, mulai merasa khawatir dengan tubuhnya yang berkeringat dan memutuskan untuk pergi ke pemandian setelah pekerjaan ini selesai.

Maou, Ashiya, Suzuno, dan Chiho saat ini sedang membersihkan halaman belakang Villa Rosa Sasazuka.

Awalnya, membersihkan sekeliling apartemen bukanlah pekerjaan bagi penyewa seperti Maou dan Suzuno, dan untuk Chiho yang tidak tinggal di sana, bahkan lebih tidak ada sangkut pautnya.

Akan tetapi, jika ada bayarannya, itu sudah menjadi urusan yang berbeda.

Seperti biasa, pekerjaan kali ini juga karena surat yang dikirimkan oleh ibu pemilik kontrakan yang menjadi semakin misterius karena keberadaan kerabatnya yang juga misterius.

Untuk memperbaiki lubang besar yang disebabkan oleh 'seseorang' di Kastil Iblis, ibu pemilik kontrakan menggunakan otoritasnya untuk meminta para penyewa pindah sementara dari Villa Rosa Sasazuka. Meskipun pemberitahuannya mengatakan bahwa biaya sewa untuk beberapa hari selama mereka tidak tinggal di sana akan dikurangi, tapi kenyataannya, Maou dan yang lainnya serta Suzuno hanya meninggalkan apartemen selama 4 hari.

Awalnya, tidak masalah jika ingin mengambil biaya sewa empat hari tersebut, namun ibu pemilik kontrakan, Miki, meskipun memiliki penampilan, kerabat, dan misteri yang abnormal, anehnya dia sangat jujur dalam beberapa aspek yang tidak biasa.

"Meskipun ini adalah pekerjaan yang diminta oleh pihakku, tapi janji tersebut sudah rusak karena masalah pribadi keponakanku, aku benar-benar minta maaf soal itu."

Singkatnya, dia ingin meminta maaf atas waktu bekerja yang terpotong di rumah pantai Ooguro-ya.

Selain itu, sebagai gantinya, dia berharap kalau Maou dan yang lainnya bisa membersihkan halaman belakang Villa Rosa Sasazuka yang sudah tidak dibersihkan selama musim panas ini, dan dari hal ini, mereka bisa meningkatkan keringanan biaya sewa untuk melengkapi kekurangan pembayaran.

Berdasarkan isi dari surat tersebut, kalau mereka bersedia membantu bersih-bersih, biaya sewa untuk bulan Agustus bisa berkurang mulai dari 15.000 yen sampai 30.000 yen. Dari isi surat itu, Maou dan Ashiya langsung mengangkat tangannya setuju tanpa keberatan sedikitpun.

Lagi pula, hanya pemasukan dari rumah pantai saja sudah membuat mereka gagal mencapai target pemasukan awal mereka, dan beberapa hari yang lalu, mereka bahkan menghabiskan banyak uang untuk membeli sebuah televisi.

Meskipun Maou sudah melengkapi kekurangan tersebut, tapi karena mereka bisa mengurangi biaya sewa mereka, maka tak ada satupun alasan untuk menolaknya.

Akan tetapi, bagi penghuni di kamar lain, yaitu Suzuno, meskipun dia tidak tertarik dengan pengurangan biaya sewa.....

"Membersihkan sekeliling rumah seharusnya menjadi tugas kita para penghuninya."

Tapi dia tetap menerima pekerjaan ini setelah mengatakan kalimat tersebut.

Karena ini adalah masalah yang melibatkan uang, Maou dan Suzuno harus mengunjungi agensi apartemen sebagai wakil untuk menerima pekerjaan ini, dan hari kerjanya ditentukan satu hari sebelum Maou kembali ke MgRonald, yaitu hari ini.

Tapi anehnya, di hari itu, seseorang yang seharusnya menjadi penyewa telah menghilang, dan sebaliknya Chiho, yang bukan merupakan penyewa, saat ini sedang mencabut rumput dan mengumpulkan batu bersama dengan Maou dan yang lainnya, membersihkan sekeliling rumah dengan begitu energik.

Halaman belakang yang hanya akan diperhatikan ketika memarkir sepeda, mungkin karena pengabaian dalam waktu yang lumayan lama, terdapat rumput liar yang tumbuh hingga mencapai lutut Maou, ketika rerumputannya disinggap, bagian dinding yang menghadap ke arah jalan juga dipenuhi botol PET dan kaleng kosong yang dilempar dari luar.

Ketika Ashiya mengikat kantong sampah yang berisi benda-benda tersebut....

"Cafe au lait adalah bahasa Perancis, sementara Latte adalah bahasa Italia. Makna luas untuk kedua minuman ini adalah kopi susu, entah tipe yang mana itu, keduanya adalah setengah kopi dan setengah susu, tapi normalnya, kopi yang digunakan untuk Latte adalah Espresso."

Maou menolehkan kepalanya karena seseorang menjawab pertanyaannya dari arah yang benar-benar tak terduga.

"Jika kau ingin pamer karena bekerja di cafe, setidaknya bersiap-siaplah sampai kau bisa menjawab pertanyaan standar semacam ini dengan cepat, ya kan?"

Orang itu mengernyitkan dahinya akibat panas terik cuaca dan melihat ke arah empat orang tersebut, dia adalah Emilia sang Pahlawan alias Yusa Emi...

"Papa!!"

Digendong di lengan Emi, tersenyum tanpa terpengaruh oleh cuaca panas yang akan membuat ngeri para orang dewasa adalah seorang gadis kecil, Alas Ramus.

"Ah! Alas Ramus!"

Maou berjalan menuju Emi dan Alas Ramus, yang berlindung dari sinar matahari di bawah pohon di mana para koloni jangkrik berada, namun...

"Hey! Alas Ramus baru saja membeli baju baru, jangan buat dia kotor!"

Ketika Emi melihat Maou mengenakan sarung tangan kerja yang penuh dengan kotoran dan memakai kaos yang basah karena keringat, dia dengan cepat langsung membuat jarak antara Maou dan Alas Ramus.

"Ohh, maaf, maaf."

Maou yang sangat menyayangi Alas Ramus, yang menganggapnya sebagai 'papa', dengan jujur mundur karena peringatan dari Emi.

"Yusa-san hello!"

"Emilia, maaf, apa ini sudah waktunya?"

Chiho dan Suzuno menyapa Emi secara berurutan, Emi pun mengangkat tangannya dan menjawab,

"Belum, aku memang datang lebih awal.... tapi, kenapa Chiho mencabuti rumput?"

Emi bertanya dengan suara keras yang tidak kalah dari nyanyian para jangkrik dan menatap tajam ke arah Maou dan Ashiya.

"Meskipun aku tidak tahu soal situasinya, tapi tidakkah kalian terlalu bergantung pada Chiho akhir-akhir ini? Kenapa ada satu orang yang hilang? Jangan katakan kalau dia bermalas-malasan setelah membiarkan Chiho membantu?"

Sangat jelas, orang yang Emi sebutkan adalah penghuni lain dari Kastil Iblis, yaitu si Fallen Angel Lucifer alias Urushihara Hanzo.

Sehubungan dengan Urushihara yang biasanya suka bermalas-malasan dan tidak menyembunyikan kepribadian NEETnya, berpikir kalau dia bermalas-malasan karena saat ini tidak ada di sana adalah sikap yang sangat normal, namun....

"Dari sudut pandang obyektif, Lucifer tidak bisa dianggap bermalas-malasan..."

Tak disangka, orang yang menjawab dengan suara tegas itu bukanlah Maou ataupun Ashiya, melainkan Suzuno.

".... hanya saja, dia itu tidak berguna!"

"Eh?"

"Urushihara-san terkena serangan panas."

Menyadari nada bicara Suzuno, Chiho menjawab dengan senyum kecut.

"Orang itu, belum ada 30 menit setelah mulai bekerja, dia sudah pingsan. Karena akan merepotkan kalau dia mati, aku memperbolehkan dia kembali ke kamar agar bisa terkena kipas angin dan beristirahat."

Ashiya menjawabnya dengan nada tidak senang, dan melihat ke arah jendela Kastil Iblis yang berada di lantai dua.

Emi mengikuti pandangan Ashiya ke arah lantai dua, tapi bagi Fallen Angel yang hampir mengacaukan seluruh benua ternyata bisa menjadi tidak berguna dan pingsan karena serangan panas, Emi hanya bisa merasa heran.

"Tapi meski begitu, kau seharusnya tidak membiarkan Chiho membantu."

"Ah, aku tidak masalah kok."

Chiho yang wajahnya memerah karena panas, menjawab dengan lambaian tangannya.

"Aku datang membantu dengan sukarela, dan juga...."

Sambil berbicara, Chiho melirik ke arah wajah Suzuno.

"... hanya dengan hal kecil ini saja, itu sama sekali tidak cukup untuk bayarannya."

"Bayaran?"

Maou dan Ashiya menjadi bingung karena sebuah kata yang sama sekali tidak sesuai dengan situasi saat ini, terdengar.

"Soal itu, apa Emi dan Chi-chan datang karena ada perlu sesuatu hari ini? Uh, yah meski aku sangat berterimakasih Chi-chan bisa datang dan membantu."

Chiho nampaknya tiba di saat yang sama ketika Maou sampai di rumah. Dinilai dari bagaimana dia menyiapkan topi dan sarung tangan kerja sebelumnya, dia seharusnya sudah mendengar soal pekerjaan hari ini dari Suzuno.

Nah, karena bahkan Emi pun ikut datang, itu benar-benar membuat Maou merasa curiga.

"".......""

Akan tetapi, Emi dan Suzuno saling menatap satu sama lain dengan ekspresi rumit di wajah mereka dan tidak mengatakan apa-apa.

"Untuk sekarang.... itu masih rahasia!"

Adapun untuk Chiho, dia menjawabnya seperti itu,

"Itu rahasia. Sshhh~"

Sementara itu, tak jelas seberapa banyak Alas Ramus mengetahui hal ini.

"Baiklah!! Membiarkan Yusa-san dan Alas Ramus-chan menunggu bukanlah hal yang baik, aku akan melakukan yang terbaik!"

Chiho dengan paksa mengakhiri topik pembicaraan, mengambil sapu yang bersandar di dinding, dan mulai meratakan tanah yang menjadi bergelombang karena rumputnya dicabut.

Maou melihat ke arah Chiho, terlihat lebih ragu dibandingkan sebelumnya, namun...

"Hey, Raja Iblis! Alsiel!"

Maou masih bisa mendapatkan kembali akal sehatnya karena omelan Suzuno, dan bersama dengan Ashiya, mereka pun kembali ikut berpartisipasi ke dalam aktivitas bersih-bersih ini dengan perlahan.

Singkatnya, di halaman belakang dari sebuah apartemen di sudut kota, seorang Penyelidik, gadis SMA, Raja Iblis, dan Jenderal Iblis sedang mencabuti rumput bersama-sama di bawah sinar matahari. Emi yang menyaksikan adegan ini di bawah bayangan pohon....

"Sebenarnya...."

"Mama?"

Dengan volume yang bahkan tidak bisa didengar oleh anak kecil yang berada dalam gendongannya, Emi berbicara sendiri di antara nyanyian para jangkrik,

"Jika aku mengambil kesempatan sekarang dan menyerangnya dari belakang, siapa yang tahu betapa mudahnya hal itu.... Huuh."

Pandangan Emi terfokus pada punggung seorang pria yang mengenakan T-shirt berwarna putih, yang mana warnanya telah berubah karena keringat dan kotoran.

**

"Aku tidak menyangka ada pemandian di sini. Meskipun ini sangat dekat dengan rumah, aku sama sekali tidak tahu."

Chiho melihat ke arah bangunan itu dan berbicara dengan takjub.

Sekitar 10 menit berjalan dari Villa Rosa Sasazuka, terdapat sebuah pemandian yang sering dikunjungi oleh para penghuni Kastil Iblis, yaitu Sasa No Yu.

Meski tempat itu terlihat seperti bangunan komersil biasa dari luar, namun tidak hanya memiliki suasana pemandian yang klasik di dalamnya, tempat itu juga masih punya lukisan dinding gunung Fuji.

Di lain pihak, ada banyak tipe kolam pemandian di sini, ada juga hal-hal lain seperti penyediaan kupon pengembalian uang, ruang istrirahat dan ruang tunggu campuran dengan mesin penjual susu otomatis yang terpasang di depan kasir, dan penjualan barang-barang original termasuk sabun dan barang-barang unik lainnya, hal ini menunjukan kepribadian seorang pebisnis yang sangat kuat dari si pemilik untuk menarik pelanggan.

"Jam kerja di sini sangat panjang, tidak hanya buka sangat awal di pagi hari, bahkan ketika bekerja sampai shift terakhir di malam hari pun, kita masih bisa datang ke sini."

Maou yang berganti memakai kaos setelah sebelumnya memakai baju untuk mencabuti rumput, mengatakan hal tersebut sambil membawa peralatan mandinya.

"Sasa no Yu tidak hanya memiliki tipe kolam pemandian yang berbeda-beda, di sini juga ada kamar kecil dengan shower yang sangat cocok dengan keseharian Chiho-dono. Karena Chiho-dono sudah mau datang membantu bersih-bersih, tentu saja aku akan membayar bagiannya."

Entah kenapa, Suzuno mengatakan hal tersebut dengan ekspresi puas di wajahnya. 

"Kenapa kau menekankan bagian 'keseharian Chi-chan' dan 'shower'?"

Dari cara bicara Suzuno yang berbelit-belit, Maou merasakan sesuatu yang aneh dan menanyakan hal tersebut.

"Baiklah, baiklah, tidak perlu terlalu memperdulikan hal itu, ayo cepat masuk!"

"Mandi, main air!!"

Emi dengan paksa menyela dari belakang, mendorong punggung Chiho dan Suzuno untuk masuk ke dalam pemandian wanita.

Memang Maou tidak merasa keberatan kalau Emi ikut bergabung setelah dia datang di tengah-tengah kegiatan bersih-bersih tadi, tapi masalahnya adalah Emi sudah membuat persiapan untuk pergi ke pemandian.

Selain tas yang biasa digunakannya, Emi bahkan membawa kantong plastik yang berisi handuk dan pakaian ganti Alas Ramus. Dari hal ini, bisa terlihat kalau Emi dam Alas Ramus sudah bersiap-siap memasuki pemandian bersama-sama.

Karena Chiho dan Suzuno sudah memperkirakan kalau Emi akan datang saat kegiatan bersih-bersih tadi, mungkin para wanita ini awalnya memang sudah berencana untuk pergi bersama.

Tapi menanyakan hal ini akan membuat Maou menjadi terlalu tidak peka.

"Hey, Urushihara, kita sudah sampai! Berdiri yang benar, kau selalu saja merepotkan orang lain, gezzz..."

"Ah... Aku masih merasa pusing."

Urushihara yang mengalami gejala serangan panas rupanya sudah sedikit mereda, dia saat ini berjalan dengan gemetar mengikuti gerombolan orang itu dengan bantuan Ashiya.

Meskipun Urushihara hampir tidak melakukan pekerjaan apapun, itu masih akan merepotkan kalau dia mati di kamar ketika semua orang sedang pergi mandi. Kalau dia mengisi kembali cairan tubuhnya dan mandi di air yang dingin, dia seharusnya bisa cepat pulih.

"Huuh, aku tidak tahu apa yang kalian semua rencanakan, tapi ingat, bertindaklah dengan disertai alasan."

Ketika Maou mengingatkan Emi dan yang lainnya dan hendak mengeluarkan kupon pengembalian dari peralatan mandinya.....

"Kau benar-benar santai ya!"

Dia mendengar Emi menggumamkan hal tersebut.

Maou secara refleks menoleh, tapi orang yang mengatakan hal itu bersikap seperti tidak mendengar apa-apa, dan bahkan tidak melihat ke arah Maou.

"Apa papa tidak ikut mandi bersama?"

Di sisi lain, sampai saat ini tak ada yang tahu apa yang terjadi pada Alas Ramus, dia melihat melewati pundak Emi dan memberikan tatapan antusias kepada Maou.

"Eh?"

"Hah?"

Menanggapi hal itu, Emi dan Maou mengeluarkan suara bingung di saat yang bersamaan.

"Papa dan mama, apa akan pergi ke kamar mandi yang berbeda?"

"""Eh???"""

Pertanyaan yang bisa disebut terlalu polos di antara pertanyaan yang paling polos ini, membuat semua orang membeku.

"Uh, itu, Alas Ramus. Alas Ramus harus ikut dengan mama dan para gadis lainnya..."

Maou yang akhirnya pulih kembali, menjawab dengan senyum kaku dan suara yang lembut,

"Yeah! Papa juga!"

Tapi Alas Ramus masih tidak mau menyerah.

"Etooo, Alas Ramus-chan, papa dan mama tidak bisa mandi bersama, okay?"

Chiho mencoba membujuk menggantikan tempat Emi yang saat ini masih mematung di tempat.

"Tapi, saat aku di sini, aku mandi bersama dengan papa! Alsiel dan Lucifer juga ada di sana!"

Alas Ramus dengan keras kepala menolak untuk mundur.

"Alas Ramus, pria dan wanita dewasa itu harus masuk ke dalam kamar mandi yang berbeda. Jangan membuat masalah untuk papa dan mama, okay?"

Bahkan Suzuno juga ikut mencoba membujuk dan membimbing Alas Ramus, namun Alas Ramus masih cemberut dan menggumam,

"Mandi..... dengan papa....."

Dia bahkan menundukan kepalanya dan terlihat bisa menangis kapan saja.

".....apa kau pernah membawa Alas Ramus ke sini sebelumnya?"

Emi akhirnya membuka mulutnya dan menanyakan hal tersebut kepada Maou.

"Yeah, ketika Alas Ramus masih tinggal bersama kami.... karena di sini, kita bisa memilih antara air hangat dan air panas."

Sebelum bergabung dengan pedang suci Emi, dalam periode waktu yang singkat ketika Alas Ramus tinggal di Kastil Iblis, Maou dan yang lainnya pernah membawanya ke Sasa no Yu.

Meskipun Maou adalah orang yang membawa Alas Ramus ikut bersamanya, tapi ketika dia sibuk bekerja, Ashiya juga diminta untuk membawanya. Karena mereka terkadang juga meminta Suzuno, Alas Ramus seharusnya sudah memiliki kesan terhadap pemandian pria dan wanita.

"Alas Ramus-chan pasti ingin mandi bersama Maou-san setelah sekian lama, ya kan?"

Chiho melihat ke arah Alas Ramus yang mengerucutkan bibirnya dengan mata yang basah akibat air mata, Emi juga ikut menghela napas karena hal ini,

"Apa benar begitu?"

"... Uu."

Alas Ramus mengusap matanya dan mengangguk.

"Ne, Alas Ramus."

"Bersama.... dengan papa!"

Maou menggunakan nada yang lebih lembut lagi untuk menghentikan air mata gadis itu yang hampir tumpah.

"Apa kau biasanya mandi dengan mama?"

".... Uu."

"Kalau begitu, untuk hari ini, cobalah mentolerir untuk tidak mandi bersama mama dan gantian mandi dengan papa, okay?"

"Bersama dengan papa?"

"....."

Agar bisa menatap mata Alas Ramus, Maou pun berlutut, sementara Emi, dia hanya diam mengernyit menyaksikan adegan itu.

"Setelah pindah ke rumah mama, apa kau belajar untuk membasuh tubuhmu sendiri?"

"Uu... Un, aku juga bisa mandi sendiri."

"Begitu ya, itu sangat hebat. Lalu bagaimana dengan membersihkan rambutmu?"

"Aku tidak tahu."

Gadis itu menjawab dengan jujur. Rambut Alas Ramus memang sangat panjang, jadi seharusnya butuh waktu yang lumayan lama sebelum dia belajar membersihkan rambutnya sendiri, Maou pun menyentuh kepala Alas Ramus dan mengatakan,

"Kalau begitu, ayo kita berlatih secara diam-diam dan beri mama kejutan."

".... Uu, berlatih, bersama!?"

Setelah Alas Ramus yang akhirnya menghentikan air matanya mengatakan hal tersebut, dia memiringkan kepalanya dan melihat ke arah Emi dengan sikap malu-malu.

"Ini rahasia, okay?"

"....."

"Jangan tunjukan ekspresi itu. Percayalah, apapun alasannya, aku juga pernah membantunya mandi selama beberapa waktu."

Kalimat tersebut diarahkan kepada Emi.

"Tidak ada gunanya terus memikirkan anak kecil yang sedang menangis, iya kan? Bukankah kau memiliki hal lain yang ingin kau lakukan nanti? Kalau begitu, selama kalian para gadis sibuk, seharusnya tidak masalah bagiku untuk mengurusi Alas Ramus, kan?"

"...."

Emi menatap mata Maou dan Alas Ramus secara bergantian. Sementara Suzuno dan Chiho, mereka menyaksikan adegan ini dengan cemas dari belakang.

".... Di tempat seperti ini, ini bukan seperti aku tidak mempercayaimu...."

"Hah?"

Emi terlihat memelototi Maou ketika dia sedang berbicara, tapi Maou tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang Emi gumamkan.

Emi melihat tangan Maou yang terulur ke arahnya dengan sebuah kernyitan.

"Mama, boleh?"

Dan kemudian Emi mengangkat bahunya seakan-akan menyerah karena kalimat tersebut.

"Jangan tatap aku dengan tatapan seperti itu, serius...."

Membuat Alas Ramus bersedih bukanlah maksud Emi.

"... Kalau begitu, aku serahkan padamu!"

"Eh?"

"Eh?"

"Eh?"

"Eh?"

"Eh?"

".... Eh?"

Semua orang selain Emi, termasuk Maou yang menawarkan diri untuk mengurusi Alas Ramus, mengeluarkan suara kebingungan, bahkan Emi sendiri pun juga ikut menjadi bingung karena mendengar kelima suara kebingungan yang berurutan tersebut.

"A-ada apa dengan kalian semua....."

Meski dia sangat bingung, Emi tetap menyerahkan Alas Ramus kepada Maou yang mematung dengan tangan yang terulur.

"Bersama dengan papa!!"

"...."

"Papa?"

"Emi, kau....."

"Apa?"

Sambil menggunakan satu tangannya untuk memeluk Alas Ramus, Maou dengan sengaja mengulurkan tangan satunya ke arah dahi Emi.

"Hey!!"

"Ah!"

Kali ini bukan hanya Emi, bahkan Chiho yang melihat kejadian itu dari samping pun ikut berteriak.

"Kau bilang kalau kau akan menyerahkannya padaku, bukankah itu terlalu jujur? Apa kau terkena demam?"

"Ma-mana mungkin! Jangan sentuh aku, okay?"

Emi tanpa ampun menyingkirkan tangan Maou, hanya dari hal itu, dia terlihat tidak ada bedanya dari biasanya.

"Su Su Su Su Suzuno-san, apa kau melihatnya?"

"Aku melihatnya. Jelas sekali."

Chiho dan Suzuno masih berdiri berdekatan dan membicarakan hal tersebut satu sama lain di belakang.

"Emilia sialan.... Kau tidak merencanakan sesuatu yang buruk kan?"

"...."

Ashiya dan Urushihara juga merasa terkejut karena sikap Emi.

Tapi hal ini sudah bisa diperkirakan, jika itu adalah Emi beberapa waktu yang lalu, dia bahkan tidak akan mengizinkan Maou menyentuhnya.

Meskipun sampai sekarang, kedua orang yang seharusnya menjadi musuh itu bisa dengan santai pergi ke pemandian bersama, memang sulit untuk membayangkan kalau mereka akan saling menyerang satu sama lain berkaitan dengan urusan hidup dan mati. Lagipula, Emi tidak hanya mengatakan "aku serahkan padamu" kepada Maou, dia bahkan tidak bereaksi sebelum disentuh oleh Maou, hal ini bisa dikatakan sebagai situasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Maou juga menyadari suasana yang aneh sedang terjadi di sekitarnya.

Maou ingat ketika dia membantu Emi merawat luka-lukanya, dia juga langsung ditolak.

"Ad-ada apa dengan kalian semua... apa aku bersikap aneh?"

Ini bukan lagi masalah apa yang aneh.

Tidak hanya itu, Emi juga menggunakan kata 'kalian semua' ketika dia berbicara, dari sudut pandang Chiho, itu adalah situasi yang mengejutkan.

Sampai sekarang, bahkan ketika Emi tidak punya pilihan lain selain bekerja sama dengan Maou dan yang lainnya agar bisa mengatasi situasi, dia pasti tidak mengikutsertakan Maou, Ashiya, dan Urushihara sebagai seseorang yang berkaitan dengannya, yang berarti dia tidak menganggap mereka sebagai 'kalian semua'.

Bagi Emi, 'kami' merujuk pada Suzuno sekaligus manusia di Ente Isla dan Jepang, sementara untuk Maou dan para iblis sekaligus para malaikat yang melawannya, mereka akan dikategorikan sebagai 'mereka' di sisi yang berlainan.

"Itu tidak aneh sama sekali."

"Chiho-dono?"

Chiho menjawab dengan sebuah senyum hangat kepada Emi yang terlihat sangat aneh tidak peduli bagaimanapun kau melihatnya, hal itu membuat Suzuno kembali terkejut.

"Maou-san, maafkan aku, Yusa-san dan aku masih harus mengurusi beberapa hal. Selama periode waktu tersebut, kami harus merepotkanmu untuk mengurusi Alas Ramus."

"Ye-yeah.... se-serahkan padaku?"

Karena alasan yang tak diketahui, Maou malah menjawab dengan sebuah pertanyaan.

"Kalau begitu Alas Ramus-chan, sampai jumpa."

"Sampai jumpa!"

Chiho melambaikan tangannya ke arah Alas Ramus, dan gadis kecil itu mengangkat tangan kecilnya untuk menjawab.

Maou yang secara refleks juga melambaikan tangannya bersamaan dengan Alas Ramus, menyaksikan gerombolan gadis yang terlihat agak aneh itu, menghilang masuk ke dalam pemandian wanita.

Ketika pintunya sudah terkunci, Maou dan Ashiya hanya bisa saling menatap satu sama lain.

"Apa-apaan itu tadi?"

"Inilah yang disebut hantu juga bisa terkena kolera dan bahkan orang paling sehatpun juga bisa sakit."

"Ashiya, kalimat barusan seharusnya tidak digunakan seperti itu, kan? Huuh, tapi berkaitan dengan kemungkinan terkena demam, mungkin itu juga bisa dianggap benar."

Meskipun masih pucat, Urushihara yang nampak sudah pulih ke keadaan biasanya, tetap menegur Ashiya.

".... Jangan bilang kalau dia masih terganggu oleh insiden sebelumnya?"

Maou menggumam dengan suara pelan.

Insiden tersebut merujuk pada insiden di awal bulan Agustus yang disebabkan oleh dua malaikat yang memanfaatkan gelombang televisi, pada waktu itu,  Emi nampak menemukan sebuah kebenaran yang berhubungan erat dengan alasannya menjadi Pahlawan dari mulut Malaikat Agung Gabriel.

Ayah Emi, yang Emi pikir telah mati dalam invasi Pasukan Iblis, sebenarnya masih hidup. Bagi Emi yang menyebut Maou sebagai pembunuh ayahnya, perasaannya pasti sangat rumit.

Meskipun Maou tidak memiliki kwajiban untuk mengkhawatirkan Emi karena masalah demikian, dia tetap merasa penasaran apakah Chiho memberitahu Emi tentang kebenaran yang dia ketahui setelahnya.

Selama insiden itu, Chiho tiba-tiba menerima sebuah kekuatan dari pihak ketiga yang tidak ingin menunjukan wajahnya, dia juga bertugas menyampaikan sebuah pesan yang ditinggalkan untuk Maou dan Emi.

Chiho sendiri tidak mengatakan apakah dia sudah menyampaikan pesan tersebut kepada Emi atau belum, dan Emi tidak mungkin akan mengambil inisiatif untuk mengatakannya, oleh sebab itu, Maou dengan sengaja tidak menanyakannya.

Tapi dari perubahan sikap Emi, mungkin alasannya adalah berasal dari insiden itu.

"Meski begitu, sikapnya kepada kita sama sekali tidak melembut."

Karena Ashiya juga ada di sana pada saat itu, dia kurang lebih pasti tahu maksud dari 'insiden sebelumnya' yang Maou katakan.

"... Eh, jika benar-benar ada sesuatu yang tidak beres, aku akan mencari Chi-chan untuk meminta konfirmasinya nanti."

Setelah Maou menyerahkan voucher dan membayar biaya masuk Alas Ramus kepada bos wanita dari Sasa no Yu yang pada tahun ini sudah berusia lebih dari 80 tahun di kasir, yaitu Madam Murata Fu, Maou pun berjalan menuju kamar ganti untuk pemandian pria.

"Maou-kun."

"Hm? Madam Fu, ada apa?"

Madam Fu yang biasanya tidak terlalu banyak bicara, tiba-tiba memulai sebuah percakapan dengan Maou dari belakang.

"Apa itu istrimu?"

Madam Fu memberikan isyarat ke arah pemandian wanita dengan dagunya. Maou menggelengkan kepalanya dengan sebuah senyum kecut dan menjawab,

"Meskipun dia adalah ibu anak ini, tapi dia bukan istriku."

".....Hm, itu bagus-bagus saja selama banyak anak muda bisa tersenyum gembira."

Tidak diketahui apa yang Madam Fu pikirkan, tapi setelah itu dia tidak berbicara apa-apa lagi, dan menutup matanya seolah sedang mendengarkan sebuah progam siaran yang dimainkan di belakang kasir.

Madam Fu terkadang juga berbicara kepada orang lain, tapi kebanyakan dari mereka kurang lebih adalah topik semacam tadi. 

Maou sekali lagi menggendong Alas Ramus dan berbicara dengan antusias,

"Baiklah Alas Ramus! Ayo kita pergi mandi!"

"Oh!"

"Ah~ aku benar-benar pusing, jangan berteriak terlalu keras."

"Urushihara, kau sebaiknya tidak berendam di dalam pemandian yang panas, atau itu akan sangat merepotkan kalau kita pulang nanti."

Sang ayah, sang anak, dan sang pelayan utama yang terlihat tidak memiliki banyak kekhawatiran, memasuki pemandian pria dengan sikap yang begitu santai.

---End of Part 1---





Translator : Me..

Previous
Next Post »
0 Komentar