Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 3 (Part 1) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 3 : Raja Iblis, Bersiap Untuk Berangkat -1


Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 3 Bahasa Indonesia


Chapter 3 : Raja Iblis, Bersiap Untuk Berangkat.

"Bukankah sudah kubilang aku tidak bisa memastikan berapa hari yang dibutuhkan?"

"Batasnya satu minggu! Siapa juga yang akan menghabiskan banyak uang untuk sesuatu yang hanya digunakan selama seminggu?"

"Itu masalahmu kan? Bagaimana jika semua ini tidak bisa diselesaikan dalam seminggu? Kemungkinan bertambahnya waktu yang diperlukan juga harus dipertimbangkan untuk menyiapkan kebutuhan kita!"

"Kau selalu saja berpikir pesimis! Ini bukan bagaimana jika masalah ini tidak bisa diselesaikan! Melainkan masalah ini harus diselesaikan! Kita ini anggota masyarakat, jadi kita harus menyelesaikan pekerjaan kita dalam waktu yang sudah ditentukan!"

"Lalu, menetapkan jangka waktu yang tidak bisa ditepati apapun yang terjadi, apa itu masih bisa dianggap sebagai anggota masyarakat yang terhormat? Jika pekerjaan bisa diselesaikan hanya dengan mental dan prinsip yang kuat, maka semua orang tak perlu bekerja begitu keras!"

"Terlalu terpaku pada idealisme itu tidak akan menyelesaikan apapun! Tidak peduli seberapa keras kita bekerja, ada batasan bagi persiapan yang bisa kita lakukan untuk situasi yang beragam! Menghemat biaya di tempat di mana kita tidak bisa menghematnya, cukup PNS dan politikus saja yang melakukannya!"

"Orang sepertimu yang hanya bisa mengeluh soal pemborosan, kemungkinan besar juga tidak bisa menjaga hal-hal yang penting! Jika hanya berteriak soal efisiensi, efisiensi, bahkan burung myna pun bisa melakukannya!"

"Apa katamu?"

"Kenapa?"

"Erhm, kalian berdua terlalu keras! Jangan bertengkar begitu!"

Chiho berusaha keras menenangkan Maou dan Suzuno yang sedang bertengkar.

Meski ketika mendengarkannya dari samping, hal itu terdengar seperti debat tidak fokus antara si bos dan pegawai soal situasi pekerjaan akhir-akhir ini, tapi sekarang, mereka benar-benar berada di pusat perbelanjaan bagian persediaan kemah di Don Quijote Minamicho, yang mana berjarak 30 menit jauhnya berjalan dari Sasazuka.

Alasan pertengkaran mereka sangat sederhana.

Agar tidak tertangkap oleh Kesatria Hakin dari Afashan yang memiliki hubungan dengan musuh, Maou dan yang lainnya tidak akan tinggal di kota-kota besar ketika pergi ke Afashan.

Karena mereka memprediksi akan berkemah di luar selama perjalanan,  Maou dan Suzuno sekarang sedang membuat persiapan terkait, namun mereka berdua malah tidak saling setuju dengan strategi kemah mereka.

"Kita ini hanya bertiga! Membeli satu tenda saja sudah cukup! Karena kita mungkin akan diserang oleh musuh, akan lebih baik jika ada sedikit barang yang bisa dibuang!"

Mempertimbangkan jumlah barang bawaan yang bisa dibawa oleh moped Suzuno dan waktu satu minggu perjalanan, Maou merasa satu tenda saja sudah cukup.

"Jangan bodoh! Sebaiknya dua tenda, dan satu kantong tidur per orang! Selain harus merawat kesehatan fisik kita, pada dasarnya Acies dan aku itu wanita! Bagaimana bisa kami berdesak-desakkan di dalam sebuah tenda kecil bersama denganmu?"

"I-itu benar! Maou-san, tidur bersama dengan gadis itu tidak baik!"

Sepertinya Suzuno menempatkan pengurangan beban pada tubuh mereka sebanyak mungkin sebagai prioritas utama, dan apapun alasannya, dia ingin menghindari situasi di mana dia harus tidur di bawah atap yang sama dengan Maou.

Bahkan tanpa mempertimbangkan situasi darurat, Chiho yang merasa sulit menerima Maou tidur di bawah atap yang sama dengan gadis lain, memilih untuk mendukung Suzuno...

"Berpikir begitu rendah terhadap diriku, aku tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh di saat seperti ini!!"

"I-itu benar! Maou-san itu pria sejati!"

Tapi segera setelahnya, Chiho memilih membela Maou secara refleks.

"Chiho-dono, kau ini ada di pihak siapa?"

"Ma-maaf...."

Dan akhirnya terkena teguran yang tidak perlu.

"Selain itu, ini bukan masalah berpikir rendah terhadap dirimu atau tidak! Padahal kau sudah bekerja setiap hari, apa kau tidak punya uang untuk membeli tenda?"

"Jangan samakan aku dengan pengangguran kelas atas seperti dirimu! Aku ini harus menyediakan makanan untuk bawahanku setiap hari!"

"Jangan membuatnya terdengar seolah-olah aku ini seperti Lucifer! Kasar sekali!"

"Pokoknya, satu tenda saja sudah cukup! Ketika kita bertemu dengan Emi dan yang lainnya, kita pasti akan kalah jika kita tidak bisa lari! Kita akan langsung membuka gate begitu kita bertemu, dan meninggalkan Ente Isla!"

"Jangan konyol! Mantra pembuka gate itu sangat rumit! Jangan menganggapnya sesederhana seperti menghentikan taksi! Selain itu, bagaimana jika Emilia dan yang lainnya berada dalam situasi di mana mereka tidak bisa langsung bergerak? Karena tidak dapat dipastikan kalau gate bisa dibuka segera setelah kita bertemu untuk kabur, kita butuh lebih dari satu tenda untuk bersembunyi!"

"Ugh... kalau begitu, setidaknya kita pilih kantong tidur musim panas yang ada di sini! Ini kecil dan murah!"

"Di sana itu hampir musim gugur!! Mungkin saja di sana lebih dingin dari yang diperkirakan! Jika kita terkena flu, bagaimana bisa kita punya energi untuk melakukan operasi penyelamatan?"

"Ka-ka-ka-kalau begitu, kita bicarakan masalah tenda nanti, kenapa kita tidak membeli barang-barang yang lainnya dulu? Kita bisa memutuskan setelah memastikan jumlah barang bawaan yang lain, bukankah itu lebih baik?"

Untuk menenangkan Maou dan Suzuno yang obrolannya tidak punya fokus sama sekali, Chiho pun mengajukan saran baru.

Namun.....

"Raja Iblis, bukankah sudah kubilang ada batas beban pada kargo moped? Hanya bensin cadangan saja sudah sangat banyak, kenapa kau masih membeli banyak air mineral?"

"Aku tidah tahu seperti apa sebelumnya, tapi aku ini sekarang manusia! Bagaimana jika aku terkena diare karena tidak terbiasa dengan kualitas airnya?"

"Dasar iblis lemah! Afashan itu tidak hanya kaya akan persedian air, mereka juga punya makanan yang melimpah! Ada sungai dan sumber air di mana-mana, jadi kita cukup membawa saringan air dan tangki penyimpan air ini! Soal airnya, kita bisa menyiapkannya di tempat!"

"Bukankah kau sendiri tadi yang bilang sesuatu mengenai memprioritaskan kesehatan tubuh?"

Mereka berdua seketika mulai berselisih tentang air.

"Kita sebaiknya membawa beras!"

"Tidak, kita sebaiknya membawa udon!"

"Kubilang ya, bukankah memasak udon di alam liar itu terlalu berlebihan?"

"Orang yang tidak berpengalaman menggunakan kaleng untuk memasak nasi pasti akan gagal! Di sisi lain, mie instan udon kering itu bisa dimasak dengan cepat dan tidak perlu khawatir gagal, mereka juga ringan, jadi tidak ada kekurangannya!!"

"Kalau begitu, bukankah lebih baik kita membawa biskuit atau makanan sejenis yang tahan lama, karena ini hanya dalam jangka waktu pendek?"

"Makanan adalah hal yang paling mendasar! Asalkan ada peluang, kita tidak perlu hidup dengan cara yang susah seperti itu."

"Meski begitu, udon itu terlalu...."

Mereka bahkan tidak bisa mencapai kesepakatan mengenai makanan.

"Kita masih butuh pengusir serangga."

"Benar, ada banyak serangga di alam liar."

Hanya dalam masalah pengusir serangga, karena alasan yang tak diketahui, mereka dalam sekejap langsung setuju.

"Untuk lenteranya, ayo kita pilih tipe yang dibakar."

"Tidak, tipe LED lebih baik!"

"Ente Isla juga punya tipe yang dibakar, jadi kalaupun ada situasi yang mengharuskan kita untuk meninggalkan mereka, itu akan membuat kita lebih sulit untuk dilacak!"

(Image)

"Tapi sebagai gantinya, jumlah barang bawaan kita akan bertambah, sementara untuk tipe listrik, mereka bisa dinyalakan dan dimatikan dengan menekan satu tombol! Dan benda ini tidak hanya punya mode pengisian daya mekanis, tapi juga bisa digunakan untuk mengisi ulang HP."

"Tipe lentera bakarlah yang lebih baik! Bahan bakarnya bisa dibeli di Ente Isla, jadi barang bawaan kita bisa dikurangi! Untuk mengisi ulang HP, kita hanya perlu membawa power bank! HP itu hanya penguat untuk menggunakan Idea Link di Ente Isla, tidak ada bedanya apakah mereka dihidupkan atau dimatikan, dan memeriksa daya yang tersisa itu tidak berguna!"

"Salah! Lampu LED lebih nyaman! Jangan katakan kalau kau tidak punya kepercayaan diri menggunakan produk elektronik sederhana seperti ini?"

"Apa yang kau bicarakan? Kau lah orang yang telah diracuni oleh ilmu pengetahuan dan peradaban! Apa kau ini masih Raja Iblis?"

Ketika mereka berdua mulai membenturkan pandangan mereka mengenai sumber cahaya saat malam hari dan tidak mau mengalah....

"..... Kalian berdua, hentikan!!"

"Ugoh?"

"Ooh?"

Pada akhirnya, yang marah di sana bukanlah siapa-siapa melainkan Chiho.

"Kurang lebih aku tahu apa masalahnya! Kalian berdua tidak punya pengalaman berkemah kan?"

"Tidak, aku tidak punya...."

Maou menggaruk wajahnya merasa malu.

"Da-daripada berkemah.... setiap kali aku harus tidur di luar selama perjalanan penyebaran agama, kebanyakan keperluan sudah ditangani oleh para biarawan."

Suzuno membuat sebuah alasan dengan suara pelan.

"Orang tak berpengalaman tanpa rencana apapun hanya akan membuang-buang waktu tak peduli bagaimana mereka membayangkannya! Lebih baik kita mencari pegawai atau pergi ke toko khusus peralatan kemah untuk mencari ahli supaya bisa membantu membuat rencana, okay?"

""..... Ya.""

Setelah dimarahi oleh Chiho, Maou dan Suzuno terlihat depresi.

"Ooh, Chiho sangat kuat!"

Di tempat yang tadinya tidak apa-apa, seluruh tubuh Maou tiba-tiba memancarkan sinar ungu yang terang, dan segera setelahnya, gadis berambut perak dan ungu tiba-tiba muncul di sampingnya.

"Meski aku sudah punya beberapa gambaran, pada dasarnya Maou memang tidak berani mengangkat kepalanya di depan gadis ya?"

"Uwaaahh!!"

Acies Ara tiba-tiba muncul, membuat Maou dan Suzuno dengan panik melihat sekeliling mereka.

Mereka berdua pun bernapas lega setelah memastikan kalau tak ada orang di sekitar mereka yang memperhatikan tempat ini, namun, hanya Chiho yang mendongak menatap langit-langit toko, wajahnya terlihat tegang.

"Erhm, Maou-san, Suzuno-san! Ayo kita tinggalkan toko ini dulu!"

Setelah berhasil membuat ketiga orang yang punya tanda tanya besar di atas kepala mereka keluar dari toko, Chiho, terengah-engah, mengatakan,

"Tadi itu direkam oleh kamera pengawas.... Tolong lebih hati-hati ke depannya."

Dibandingkan Emi yang akan memperhatikan sekelilingnya ketika membuat Alas Ramus muncul ataupun bergabung, tindakan Maou tadi benar-benar terlalu ceroboh.

"Ugh, ma-maaf. Hey, Acies, bukankah sudah kubilang kau tidak boleh keluar sesukamu....."

"Aku bahkan tidak berpikir ada kamera pengawas. Seperti yang diharapkan dari Chiho-dono, kau memang tinggal di era modern!"

"Chiho luar biasa!"

"Jika Suzuki-san melihat ini.... dia mungkin akan curiga apakah Maou-san itu benar-benar Raja Iblis....."

Mereka bertiga memandang Chiho dengan ekspresi takjub, membuat Chiho menghela napas.

"Benar juga, Suzuno-san, apa kau dengar persiapan macam apa yang dibuat Yusa-san? Lain kali, pertimbangkan keadaannya dan bertanyalah di toko yang lebih spesifik."

"Hmm... Emilia punya Emerada-dono di sana yang menemuinya. Tapi berdasarkan rencana, dia seharusnya pergi sendiri setelah sampai di sana. Huuh, meski pada akhirnya, keputusan akan dibuat berdasarkan apa yang Alas Ramus inginkan."

Dengan kata lain, dia tidak tahu apa-apa.

".... Ba-bagaimanapun, ayo pergi ke tempat lain. Kita bisa pergi ke Tokyu Hands lebih dulu atau melihat-lihat di toko khusus peralatan kemah yang ada di pusat kota dan mendengarkan pendapat mereka. Tak ada banyak waktu yang tersisa."

Setelah mengatakan hal itu, Chiho mulai berjalan, memimpin jalan.

Setelah menoleh dan memastikan ketiga orang itu mengikutinya, Chiho tiba-tiba mulai berpikir apa yang akan terjadi ketika Emi kembali dengan selamat.

Meskipun dari luar Rika sudah terlihat tenang, akankah dia bersedia memaafkan Emi yang telah membohonginya?

Usai menyelesaikan diskusi di Kastil Iblis, Rika langsung pergi bekerja karena ia punya jadwal kerja di hari itu.

Dia menunjukan ekspresi rumit saat ia pergi, membiat Chiho merasakan sedikit kegelisahan yang tidak bisa dia hilangkan.

"Pertukaran budaya yang berbeda itu benar-benar sulit ya...."

Saat ini di belakangnya, Maou dan Suzuno terus melanjutkan debat yang mereka mulai di Don Quijote, Chiho menoleh, menatap mereka berdua, dan sekali lagi merasakan situasi yang tidak biasa di sekelilingnya.

"Tapi.... Kalaupun Yusa-san dan Ashiya-san kembali dengan selamat..."

Chiho mendongak menatap cerminan keadaan mentalnya.... menatap matahari yang tertutupi awan.

"Berapa lama.... aku bisa terus bersama semuanya....."

Meskipun Chiho mencarinya ke seluruh dunia, takkan ada satupun orang yang bisa menjawab pertanyaan ini.


XxxxX


"Terima kasih atas panggilan anda!"

"""Terima kasih atas panggilang anda!!"""

"Kami akan melayani dengan sepenuh hati!"

"""Kami akan melayani dengan speenuh hati!!"""

"MgRonald Delivery!"

"""MgRonald Delivery!"""

".... Yeah, respon dasarnya kira-kira seperti ini."

Kisaki menatap dokumen yang ada di tangannya dengan tatapan dingin.

Pegawai MgRonald di depan stasiun Hatagaya, termasuk Maou dan Chiho, setelah mengulangi perkataan Kisaki, mereka menunggu apa yang akan bos mereka sampaikan selanjutnya dengan ekspresi tegang di wajah mereka.

"Meskipun masih ada beberapa waktu lagi sebelum semuanya benar-benar dimulai, aku ingin menyerahkan informasi ini pada kalian lebih dulu, pasukan utama. Yang perlu kalian lakukan adalah membiasakan diri dengan ini."

Maou menatap tumpukan dokumen berukuran A4 yang Kisaki bagikan dengan eskpresi tegang di wajahnya.

"Tentu saja kalian bisa lebih dulu berlatih di cabang yang memiliki subsidi. Bagi yang bersedia, bisa menemuiku nanti. Tapi karena jangka pengajuannya pendek, orang yang memang ingin pergi harus menemuiku secepat mungkin."

"""Ya!!!"""

"Ah, satu hal lagi, meski tak perlu secara khusus mengatakannya pada kalian sekarang....."

Kisaki mengetuk kertasnya seolah tiba-tiba mengingat sesuatu dan berbicara sambil mengangkat bahunya.

"Tapi aku mengharapkan kalian memiliki sikap tulus terhadap produk-produk kita. Aku yakin di antara para pegawaiku, tak ada satupun orang yang begitu tak berpengalaman sampai hanya bisa bekerja dengan tulus setelah mengulangi apa yang ada di dokumen ini. Kalau begitu, aku harap semuanya bisa bertarung dengan gagah berani dengan caranya masing-masing hari ini. Kembali bekerja!"

Rapat di ruang pegawai telah berakhir, saat rekan-rekannya meninggalkan ruangan dan kembali ke pos kerja mereka masing-masing, Maou sekali lagi memperhatikan tumpukan dokumen tersebut.

Maou sebenarnya sangat ingin berpartisipasi dalam latihan di restoran cabang yang Kisaki sebutkan, tapi sayangnya, Maou masih belum mendapatkan SIM moped.

Dengan begitu, kalaupun dia berpartisipasi dalam latihan itu, dia tidak akan bisa mengendarai moped untuk melakukan delivery, ditambah lagi, selama jangka waktu pengajuan latihan itu, Maou tidak bisa datang ke restoran untuk bekerja.

Setelah mengatur jadwal kerja dengan seluruh kemampuannya, Maou akhirnya bisa mengorganisir waktu untuk pergi ke Ente Isla.

Meskipun Maou harus membalas kebaikan seluruh rekannya di restoran depan stasiun Hatagaya setelah ini, karena dia selalu melakukan pekerjaannya dengan serius di Jepang, dan dekat dengan rekan-rekannya di tempat kerja, dia akhirnya berhasil meminta banyak orang untuk mengisi shiftnya.

Jika ini tindakan egois yang hanya dilakukan oleh satu orang, hal seperti itu tidak mungkin bisa diraih.

"Maou-san.... apa kau baik-baik saja?"

Mungkin karena ia khawatir dengan Maou yang menatap tumpukan dokumen itu dengan ekspresi tegang di wajahnya, Chiho berbicara dengan cemas.

"Yeah, aku baik-baik saja. Hanya saja, karena aku tidak bisa berpartisipasi dalam latihan itu, rasanya sedikit menyedihkan. Aku mungkin tidak akan gagal di ujian mengemudi lagi, tapi ketika delivery dimulai, aku harus langsung mulai berpartisipasi di dalamnya secara betulan."

"Eh.... Yeah."

Chiho nampak berkedip beberapa kali karena terkejut dengan jawaban Maou dan tiba-tiba tersenyum paham.

"Baguslah, ini Maou-san yang biasanya."

"Huh?"

"Kupikir kau akan merasa gugup mengenai masalah malam ini."

".... Aah, begitu ya."

Maou yang memahami apa yang ingin Chiho katakan, juga ikut tersenyum.

Setelah Maou bekerja malam ini, dia akan pergi ke Ueno.

Dan itu artinya dia akan pergi menuju Ente Isla.

Sebaliknya, hanya hari ini dia tidak bisa menemukan orang untuk bertukar dengannya, dan karena Kisaki bilang kalau dia akan membagikan dokumen penjelasan layanan delivery hari ini, Maou pun datang bekerja.

"Karena hal-hal yang harus kami lakukan di sana itu sederhana. Kami hanya perlu membawa Emi dan yang lainnya kembali. Tak peduli halangan apa yang akan kami hadapi, kami hanya harus menggunakan cara paksa."

Maou terus berbicara dengan ekspresi tak berguna di wajahnya.

"Tapi untuk hal ini tuh berbeda. Aku tidak percaya diri dalam membaca peta, dan meski aku ingin sampai ke lokasi sebelum makanannya dingin, aku masih harus menghadapi lampu lalu lintas, batas kecepatan, two point turn, dan peraturan lain yang tidak boleh dilanggar."

(T/N : Two Point turn, cara putar arah ketika berkendara, cek di google kalo pengen tahu :3)

"Untuk Maou-san, itu bisa saja sedikit diperketat."

Seorang Raja Iblis yang bisa terbang di udara, khawatir tentang melanggar peraturan two point turn di Jepang, ketika Chiho memikirkannya, dia tanpa sadar tersenyum.

"Pekerjaan menerima telepon, bukankah Emi juga menganggapnya sulit? Jujur saja, jika kita dapat pelanggan yang aneh, itu pasti akan sangat merepotkan, dan selain itu, bukankah delivery moped memiliki alat pengukur yang disebut cumi-cumi atau gurita yang terpasang untuk mengirimkan data ke kantor pusat? Begitu aku berpikir kalau penilaianku akan menurun karena tersesat, aku benar-benar merasa gelisah. Ah~, aku ingin ikut latihan itu juga!"

(T/N : Alat yang Maou bicarakan namanya Tachometer. Gurita dalam bahasa Jepang artinya Tako, jadi Maou menyebutnya alat cumi-cumi atau gurita.)

"Ahahaha."

Reaksi Maou membuat Chiho berpikir kalau dia ternyata sedikit bodoh karena merasa gugup, meskipun ia tidak ikut pergi, dan hal itu membuatnya tertawa.

"Ini sama sekali tidak lucu. Jika perbandingan, situasi di mana apapun bisa dilakukan terhadap musuh itu jauh lebih mudah. Kehidupan manusia memang penuh dengan kesulitan."

"Lalu, berasumsi bahwa Maou-san akan menaklukan Jepang sebagai Raja Iblis suatu hari nanti, akankah kau menghapuskan peraturan itu?"

".... Chi-chan, apa kau tahu apa yang kau tanyakan?"

"Tentu saja."

Jawab Chiho tanpa malu. Maou membalasnya setelah sedikit menghela napas.

"Aku ini akan melakukan perjalanan sambil meninggalkan kegelisahan yang belum bisa kuselesaikan, tolong lebih perhatikanlah diriku ini!"

Namun, Chiho tidak mau mengaku kalah.

"Kali ini, aku benar-benar hanya bisa menunggu."

"Hm?"

"Meskipun aku benar-benar senang hanya dengan Maou-san yang bersikap normal....."

"Uh...."

"Tapi setidaknya, buatlah diriku yang akan ditinggal ini, merasa lebih tenang."

Chiho cemberut dengan sikap sedikit tidak puas.

"Aku ingin setidaknya kau bilang sesuatu seperti kau akan kembali dengan selamat, atau kau pasti akan membawa Yusa-san dan Ashiya-san kembali, kata-kata yang bisa diandalkan seperti itu."

Meskipun Maou paham apa yang coba Chiho ungkapkan, karena alasan yang tak diketahui, Maou malah menunjukan ekspresi enggan.

"Aku dengar Urushihara menyebutkan hal ini sebelumnya, hal-hal yang disebut Death Flag, benar?"

"Death.... Serius ini! Maou-san!"

Walau Chiho menunjukan ekspresi tidak senang karena penjelasan sembrono ini, tapi Maou menolak untuk mengalah.

"Bukankah ini sama dengan yang di film-film? Kalaupun pria yang mengatakan kata-kata keren itu pada karakter utama wanita akhirnya tidak mati, tapi biasanya semuanya tidak akan berjalan sesuai rencana. Pada kenyataannya, jika seseorang mengungkapkan tekadnya pada seseorang yang dekat dengannya, itu malah akan seperti mengendarai macan dan kesulitan untuk turun, membuat orang itu kehilangan peluang, dan yang lebih penting lagi..... Chi-chan?"

Maou mencoba menjelaskannya dengan serius, Chiho yang memasang ekspresi tidak senang beberapa detik yang lalu, saat ini sedang tersenyum lebar karena alasan yang tak diketahui.

"Aku mengerti! Kalau begitu, aku hanya bisa menerimanya!"

Chiho yang dalam sekejap mengubah perasaan dan ekspresinya, membuat Maou sangat kebingungan.

Kau bisa membayangkan alasan kenapa mood Chiho membaik, pasti karena istilah 'karakter utama wanita'.

Karena dalam skenario ini, karakter utama dalam petualangan ini sudah pasti Maou.

"Benar juga, Maou-san, apa kau sudah menyiapkannya?"

"Hm? Hmmm?? Menyiapkan apa? Persiapan untuk pergi ke Ente Isla sudah hampir selesai."

"Bukan itu! Maksudku hadiah untuk Yusa-san!"

"Hadiah? Emi? Hm.... ah, ahh.."

Setelah dengan teliti mencari-cari ke dalam ingatannya, Maou memukul tangannya dengan keras.

"Aku benar-benar lupa!"

"Yang benar saja......."

Yang mana berarti, andai Emi menepati janjinya dan kembali ke Jepang, semuanya akan mengadakan pesta ulang tahun gabungan untuk Chiho dan Emi.

Namun, setelah memikirkan hal ini, Maou pun sadar kalau apa yang dia katakan itu salah,

"Ah, t-ta-tapi, hadiah Chi-chan..... Aku sudah memikirkannya dengan benar."

Karena rencananya adalah merayakan ulang tahun Emi dan Chiho, jika Maou lupa hadiah Emi, itu berarti dia juga lupa hadiah Chiho. Maou yang sedang panik, melanjutkan serangkaian alasannya, namun Chiho sepertinya tidak benar-benar keberatan, dan bahkan....

"Tidak usah memikirkanku, aku sudah menerimanya dari Maou-san."

.... mengatakan sesuatu yang aneh.

Meski Maou merasa bingung karena rasanya ia pernah mendengar hal ini sebelumnya, tapi untungnya Chiho tidak terlihat marah.

"Memang kedengarannya tidak pantas bilang begini, tapi kalaupun aku menyiapkan hadiah, aku tidak berpikir Emi akan mau menerimanya."

"Tidak masalah! Yusa-san mungkin tidak akan menerimanya, tapi yang penting Maou-san sudah menyiapkan sesuatu untuknya. Yusa-san seharusnya tidak akan membencinya."

Maou sama sekali tidak paham tujuan di balik menyiapkan hadiah untuk orang yang tidak mau menerimanya, dan alasan kenapa Chiho sangat aktif mencoba memperbaiki kesan Emi terhadap Maou.

"Dan.... saat ini Yusa-san pasti sedang menemui hal-hal yang dia benci. Kalaupun dia kembali ke Jepang, melakukan hal itu memang tidak akan menyelesaikan semua masalahnya, tapi agar Yusa-san bisa kembali sedikit ceria setelah kembali, Maou-san sebaiknya tetap menyiapkan hadiah untuknya."

Tatapan Chiho sangat serius ketika dia mengatakan hal tersebut, namun Maou masih mencoba membantahnya dan mengatakan,

"Kalau begitu kau seharusnya sudah memprediksi kalau dia akan meneriaki tindakanku, seperti 'Siapa juga yang mau menerima hadiah dari Raja Iblis?', sesuatu seperti itu, ya kan?"

"Maou-san!! Yusa-san tidak akan melakukan sesuatu seperti.... uh, meski itu tidak pasti..... tapi......"

Chiho yang hendak membantah jawaban dingin Maou, setelah mempertimbangkan kalau kemungkinan hal itu terjadi tidak nol, dan kemungkinan mendapatkan reaksi seperti itu lebih tinggi mengingat kepribadian Emi, Chiho pun mulai tergagap.

"Huuuh.... pokoknya, setelah Emi kembali, kita hanya harus membuat Emi ceria dan bertele-tele seperti sebelumnya, kan?"

"Be-benar! Itu dia!"

Chiho sedikit membungkuk ke depan, dan menunjukan pose kemenangan.

"Terus? Hadiah apa yang Chi-chan siapkan untuk Emi? Aku ingin mendengarnya sebagai referensi."

"Aku? Kalau aku......"

Saat Chiho hendak menyampaikan idenya dengan ekspresi sombong di wajahnya....

"Hey, apa yang kalian berdua lakukan, ini waktunya bekerja!"

Si supervisor, merasa tidak senang dengan kedua orang yang belum kunjung keluar setelah waktu yang cukup lama, menunjukan ekspresi yang selangkah lagi sudah seperti iblis, usai kembali ke ruang karyawan.

"Ma-maaf Kisaki-san!"

"Ba-baik!!"

Apapun alasannya, mereka sudah berbincang terlalu lama, Maou dan Chiho pun dengan panik berlari keluar dari ruang karyawan bersama.

Belakangan ini, kalau mereka berada dalam shift yang sama, keduanya akan bertugas di MdCafe yang ada di lantai dua.

Ini semua berkat latihan MgRonald Barista, dan saat mereka diusir ke lantai atas oleh Kisaki....

""Pu!!""

Setelah melihat pelanggan yang terduduk di kursi barisan belakang, Maou dan Chiho terlihat sangat terkejut.

"Ada apa dengan kalian berdua?"

"Ah, ti-tidak ada....."

"Tidak ada apa-apa..."

Bagaimana mungkin tidak ada apa-apa?

Bagaimanapun, di meja bagian paling dalam restoran, selain Suzuno, Amane, Acies, dan Rika, bahkan Urushihara yang belum sepenuhnya sembuh pun ada di sana.

"Padahal aku sudah menyuruh mereka untuk menunggu di apartemen."

Gumam Maou dengan volume yang tidak bisa didengar oleh Kisaki sambil berjalan ke belakang counter, sementara Chiho, dia mengambil kain yang telah disterilkan dan mulai membersihkan meja yang tidak digunakan.

Setelah selesai bekerja hari ini, Maou dan Suzuno akan pergi menuju Ente Isla dari Museum Nasional Seni Barat di Ueno.

Maou tahu kalau Rika pernah bilang ingin melihat mereka berangkat, tapi sekarang masih waktu makan malam. Waktu keberangkatan mereka adalah tengah malam, berapa jam lagi orang-orang ini akan berencana duduk di sini?

Seperti Emi dan Alas Ramus, Maou dan Acies juga tidak bisa dipisahkan melebihi jarak tertentu.

Namun, Maou sudah memastikan kalau jarak antara Villa Rosa Sasazuka dan restoran di depan stasiun Hatagaya, masih tidak masalah, jadi dia meninggalkan Acies di rumah agar bisa berkonsentrasi bekerja, tapi kalau sudah seperti itu, bukankah dia akan terganggu sampai-sampai tidak bisa berkonsentrasi bekerja?

"Oh ya, pelanggan yang duduk di sana itu, apa mereka temanmu?"

Dan saat Maou akhirnya bisa menyingkirkan pemikiran tentang Suzuno dan yang lainnya dari dalam otaknya, Kisaki tiba-tiba membahas orang-orang itu.

"Erhm....."

"Kamazuki-san dan teman sekamarmu.... kalau tidak salah dia Urushihara-san kan? Dan gadis dengan rambut yang cantik itu, apa dia kerabatmu?"

"Eh, kenapa.....?"

Saat Maou ingin bertanya 'kenapa kau berpikir seperti itu?', dia tiba-tiba merubah pikirannya.

"Karena dia terlihat sangat mirip dengan anak kerabatmu yang sebelumnya di bawa Chi-chan dan Kamazuki-san ke sini."

Benar, ketika Alas Ramus masih tinggal di Kastil Iblis, agar Alas Ramus bisa bertemu dengan Maou, Chiho dan Suzuno membawanya ke sini.

Alas Ramus dan Acies adalah saudara yang terlahir dari fragmen Yesod, di mata Kisaki yang tidak tahu apa-apa, otomatis dia akan berpikir kalau Acies adalah kerabat Maou.

Dan hal tak terduga lainnya adalah, Alas Ramus yang memiliki penampilan seperti anak kecil, ternyata adalah si kakak, sementara Acies yang terlihat sedikit lebih muda dibandingkan Chiho, rupanya adalah si adik.

"I-ini tidak seperti itu."

"Kenapa kau menjawab dengan samar begitu? Dua wajah baru lagi ya...."

Ini adalah kunjungan Amane yang pertama, dan ketika Rika mengunjungi tempat ini sebelumnya, Kisaki sedang tidak berada di restoran.

"Oh ya, Maa-kun?"

"Ya?"

"Apa kau akan melakukan perjalanan jauh?"

"Eh?"

"Tak usah terkejut begitu. Kau sangat jarang mengambil cuti, dan bahkan kau menolak banyak shift. Chi-chan juga terlihat gelisah."

"..... Bagaimana bisa hal ini ada hubungannya dengan Chi-chan?"

"Jika kau berpikir ini tidak ada hubungannya, berarti kau benar-benar idiot."

Dia memang tidak pernah berencana menghindari pertanyaan semacam ini, tapi begitu ditanyai dengan sikap terang-terangan seperti itu, Maou pun menjadi sedikit malu.

"Huuuh, aku tidak akan memintamu membawakanku oleh-oleh, tapi kau harus berhati-hati agar tidak terluka ataupun sakit. Jika sesuatu terjadi padamu....."

Kisaki memandang punggung Chiho yang sedang mengelap meja.

".... rasanya kekuatan tempur lain akan jadi tak berguna. Bagi restoranku, itu akan jadi kerugian yang sangat besar."

"..... Aku akan mengingatnya."

"Hey, Suzuno-chan."

"Ada apa?"

"Aku ini lebih feminim kan?"

"..... Soal itu......."

"Menurutku manager itu tidak akan peduli tentang siapa yang menang dan kalah untuk hal seperti itu."

Ucap Urushihara tanpa ampun pada Amane yang sebelumnya bertanya pada Suzuno.

"He-hey, apa manager itu benar-benar orang yang luar biasa?"

Rika bertanya pada Urushihara.

"Huh? Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Karena bahkan Maou-san yang seorang Raja Iblis pun, bersedia mengikutinya, benar? Jadi apa dia itu semacam Raja Iblis Agung, dewa, atau apa gitu?"

"Kisaki-san itu sama sepertiku dan Suzuki-san, orang Jepang normal."

"Oh~ Chiho!"

Chiho yang kali ini kebetulan lewat sambil membawa kain, mengatakan hal tersebut dengan pelan.

"Eh? Benarkah? Tapi Maou-san itu kan Raja Iblis, dan setelah melihat Acies menghilang dan muncul kembali, aku terus merasa kalau Maou-san yang bekerja dengan normal itu adalah hal yang benar-benar aneh."

"Huuuh, soal itu, aku juga masih tidak mengerti sampai sekarang....."

Suzuno yang sedang meminum kopinya, menyetujui kebingungan Rika.

Meskipun Maou sering mengatakan kalau dia tidak punya sihir iblis, sebenarnya ia masih menyembunyikan sedikit sisa sihir iblis.

Kalau dia menggunakan kekuatan ini, entah mendapatkan banyak uang melalui cara yang ilegal, ataupun mengendalikan Kisaki untuk menambah bayaran perjamnya, hal itu bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.

Jangan bahas apakah menambah bayaran perjam itu hadiah yang pantas untuk menggunakan sihir iblis~

"Tentu saja itu karena Maou-san adalah orang yang serius dan baik.... setidaknya itulah yang kupikirkan....."

Chiho tiba-tiba berbalik untuk melihat ke arah counter.

Kali ini, Maou sedang menerima bimbingan dari Kisaki dan mempelajari cara menyeduh kopi.

Maou dan Chiho memang sudah melewati latihan yang diselenggarakan oleh perusahaan, tapi keahlian Kisaki dalam menyeduh kopi, bukanlah sesuatu yang bisa diraih setelah menjalani latihan sehari semalam.

Semenjak mulai bertugas di counter MdCafe, Maou terkadang menerima bimbingan dari Kisaki dan mempelajari cara menyeduh kopi selama waktu santai bekerja.

"Mungkin, karena dia itu Raja Iblis, karena dia itu raja dengan kekuatan yang sangat hebat, setelah berubah menjadi manusia, dia sadar kalau hal-hal yang bisa dia lakukan sendiri itu sangat terbatas."

"Hm?"

"Mungkin Suzuno-san dan Yusa-san akan marah setelah mendengar hal ini, tapi kalaupun Maou-san berhasil menguasai Ente Isla, menurutku pada akhirnya dia akan memperlakukan manusia dan iblis setara."

Jika itu Suzuno yang dulu, dia mungkin akan langsung membantah Chiho.

Namun Suzuno tidak bergerak sama sekali dan menunggu Chiho melanjutkan perkatannya.

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

Sebaliknya, justru Urushihara yang bertanya seperti itu.

"Karena aku bertemu Camio-san."

"Camio?"

Urushihara terkejut mendengar nama yang tak terduga ini.

Maou dan yang lainnya pernah pergi ke rumah pantai yang dijalankan oleh Amane di Choshi, dan pada waktu itu, ada prajurit burung iblis hitam yang muncul di Choshi, dia adalah Menteri Iblis Camio.

Saat ini dia sedang berada di Dunia Iblis menjalankan tugasnya sebagai wakil Raja Iblis, memerintah Dunia Iblis saat Raja Iblis Satan tidak ada, seorang iblis berpikiran terbuka yang memperlakukan Chiho dengan sopan.

"Maou-san, Ashiya-san, dan Urushihara-san memang memiliki wujud iblis yang berbeda-beda, tapi perbedaan pada wujud iblis Camio-san itu sangat jelas. Dan setelah melihat Farfarello-san dan Libicocco-san, mereka juga punya penampilan yang sangat berbeda.... Meski aku tidak tahu apakah aku benar mengatakan ini.... tapi pada waktu itu aku berpikir.... pasti ada banyak sekali species iblis.... atau lebih tepatnya terbagi dalam berbagai ras."

Chiho menatap tangannya yang sedang memegang kain.

"Maou-san menjadi Raja Iblis setelah melampaui banyak ras di dunia iblis kan? Jadi setelah melampaui manusia, dia pasti akan menyatukan manusia di bawah kekuasaannya."

"Sulit untuk mengatakannya! Setidaknya aku tidak pernah mendengar perintah seperti itu sebelumnya."

Urushihara menatap ke arah Chiho dengan sikap mengejek, tapi jawaban Chiho benar-benar melebihi ekspektasinya.

"Ada, kau tahu? Menurutku ada satu."

"Huh? Kenapa kau mengatakannya seolah kau menyaksikannya sendiri?"

Meskipun Urushihara menyangkalnya dengan tidak senang, jawaban Chiho tetap terdengar santai.

"Itu pasti dikeluarkan tanpa Urushihara-san ketahui."

"Mustahil! Bahkan Ashiya pun berpikir seperti itu. Kami melakukannya untuk menguasai dunia manusia Ente Isla...".

"Lihat, memang seperti itu."

"Huh?"

"Arti dari kata 'menguasai', adalah untuk menyatukan sebuah masyarakat di bawah kekuasaanmu, kan?"

""".......???"""

Meski mereka berada di pihak si penyerang dan si pembela, Urushihara dan Suzuno tetap menatap satu sama lain, tidak mengerti maksud perkataan Chiho.

"Tentu saja, ini tidak berarti akan lebih baik jika Ente Isla dikuasai oleh Pasukan Raja Iblis, okay? Tapi menurutku Maou-san tidak pernah berencana membawa manusia pada kepunahan.... atau lebih tepatnya dia tidak berencana membantai manusia. Kalau bukan begitu, bagaimana mungkin Raja Iblis yang tiba-tiba menjadi manusia biasa di dunia manusia bisa menghormati dan begitu baik pada manusia?"

"Chiho-chan, sudut pandangmu benar-benar menarik."

Ucap Amane dengan takjub.

"Iblis yang bisa merubah kesedihan, kemarahan, dan ketakutan menjadi sihir iblis, jika dia benar-benar berpikir kalau manusia itu makhluk yang tidak berarti, dia pasti sudah menginjak-injak dunia manusia dengan lebih kejam. Tapi Raja Iblis Satan memerintahkan keempat Jenderal Iblisnya untuk 'menguasai' benua yang berbeda. Itulah sebabnya aku berpikir seperti ini. Maou-san itu raja. Jika dia tidak bisa memahami betapa pentingnya kekuatan setiap rakyatnya lebih dari siapapun, maka dia tidak akan pantas untuk menduduki posisi raja."

"Raja ya?"

Suzuno menatap wajahnya yang tercermin dalam cangkir kopinya.

'Kita akan lebih bahagia jika kita menjalani hidup dengan melihat sisi baik dari suatu hal. Terutama karena aku adalah raja, untuk membawa orang-orang yang mengikutiku ke arah yang benar, aku punya tugas untuk membawa jalan kehidupan ini.'

Ketika mereka pergi ke toko elektronik di Shinjuku untuk membeli televisi, Maou mengatakan hal itu pada Suzuno.

Meski Suzuno tidak menanggapi dan tidak ingin menanggapi kata-kata Maou dengan serius, bahkan jika ia merasa enggan, dia harus mengakui kalau analisis Chiho itu benar.

"Tapi semua ini hanya dugaan, dan menebak pemikiran Maou-san itu mungkin sedikit kasar."

"Aku sama sekali tidak paham apa yang Chiho katakan."

Acies, dengan rakus memakan cheesecake sendirian, menatap Chiho dan mengacungkan jempolnya.

Usai memberikan senyum kecut pada Acies yang melakukan sesuatu seenaknya sendiri, Chiho melanjutkan perkataannya,

"Bukankah otak manusia itu terkadang memikirkan banyak hal sekaligus dan terkadang juga bertentangan satu sama lain? Jadi mungkin dia tidak berpikir jauh ke depan dan hanya terus fokus pada apa yang menarik di depannya."

"Jadi itu artinya Maou tidak berpikir sama sekali?"

"....."

Tak masalah jika ia tidak mengikuti topik ini, tapi dari banyak hal, kenapa Acies menafsirkannya seperti itu?

"Huuuh, jumlah orang yang lahir di era dan tempat yang salah memang terlalu banyak untuk dihitung, tapi sekarang bukanlah waktu untuk memikirkan hal-hal rumit seperti itu, ya kan? Apa kalian semua sudah bersiap-siap?"

Mengabaikan Acies yang membuat kekacauan dan Urushihara yang terlihat tidak puas, Amane bertanya pada Suzuno seolah menyimpulkan banyak hal.

"Dengan rekomendasi Suzuki-san, aku pergi ke sebuah toko khusus peralatan berkemah di kota, dan meminta mereka menyiapkan hal yang mungkin kami butuhkan. Saat aku bilang aku akan membayar semuanya, Raja Iblis....."

"Ah, yeah, setelah melihat kejadian itu, aku mulai curiga apakah Maou-san itu benar-benar Raja Iblis."

Rika menganggukkan kepalanya setuju.

Maou dan Suzuno yang tidak bisa membeli semuanya di Don Quijote, akhirnya mengikuti saran Chiho dan pergi menuju pusat kota, namun, bahkan Chiho pun tidak tahu di mana letak toko khusus peralatan berkemah.

Saat mereka mencoba keberuntungan mereka dan menghubungi Rika yang baru pulang bekerja, mereka mendapati kalau Rika rupanya tahu banyak toko.

Meski Rika terlihat seperti orang yang tidak suka berkemah, saat mereka bertanya kenapa dia tahu banyak toko.....

"Karena selama beberapa waktu ini, majalah terus menerbitkan edisi khusus 'Pendakian Gunung seorang Wanita'." sepertinya Rika ingat informasi mengenai toko khusus peralatan berkemah karena hal ini.

Saat mereka sampai di toko itu dengan bantuan Rika, karena Maou terlihat enggan menggunakan budget untuk membeli barang-barang keperluannya, Suzuno yang tidak bisa lagi mentolerirnya pun akhirnya menyarankan untuk membeli tenda, kantong tidur, makanan, bahan bakar, dan semua peralatan dengan uangnya sendiri, agar bisa menyelesaikan persiapan perjalanan ini.

Tapi setelah Maou mendengar hal ini, dia malah menjadi cemas.

"A-aku tidak berencana menjadi toy boy!"

(TN : Toy Boy, cowok yang bergantung pada wanita, biasanya mengacu pada cowok yang punya hubungan dengan tante, gitu)

Akhirnya mereka berhasil membeli barang-barang keperluan mereka, yang mana harga serta fungsinya satu tingkat lebih rendah dibandingkan apa yang awalnya Suzuno rencanakan.

Begitu mereka berpikir kalau seorang Raja Iblis yang memaksakan dirinya bahkan saat membeli peralatan berkemah benar-benar ada di dunia ini, Suzuno dan Rika yang tidak tahu apakah harus merasa Maou itu menarik atau tak berguna, tanpa sadar menunjukan sebuah senyum kecut.

"Chiho-dono, sampai jam berapa Raja Iblis akan bekerja hari ini?"

"Sepertinya karena Kisaki-san mau berkompromi, sama sepertiku, dia akan bekerja sampai jam 10 pm. Ah, maaf, aku harus kembali bekerja."

Chiho yang sadar kalau dia sudah terlalu lama mengobrol, kembali ke counter setelah memberikan salam.

Suzuno menempatkan cangkir kopi kosongnya ke atas meja dan memandang punggung Suzuno.

Chiho, Kisaki, dan Maou sedang berbicara sambil terkadang mellihat ke arah Suzuno dan yang lainnya. Dari ekspresi ceria mereka, nampaknya Chiho tidak dimarahi karena terlalu lama mengobrol dengan Suzuno dan yang lainya.

"Ada apa, Bell?"

Urushihara bertanya pada Suzuno, yang memandang Maou dan gerombolannya dengan sedikit bimbang.

"Tidak, aku hanya merasa seolah situasi Ente Isla itu bergantung pada pemikiran manajer Kisaki. Rasanya ini sedikit lucu."

Urushihara menganguk, nampak memahaminya.

"Hanya saja orang itu tidak sadar. Kalau dibandingkan dengan Maou dan Emi, dia itu sudah seperti senior jika berhubungan dengan manusia, dan benar-benar bisa dipanggil yang terkuat di dunia."

"Jadi begitu! Melihat Maou menjadi sangat penurut, kupikir Kisaki memang benar-benar kuat."

"Acies-chan! Aku juga sama! Aku juga termasuk mantan bos Maou-kun, okay?"

"Amane bukan masalah besar!"

"Kasarnya!!!"

Usai dengan dingin mengabaikan Amane yang memiliki rivalitas aneh dengan Kisaki, Acies pun dengan kasar berlutut di kursi dan menatap bagaimana Maou dan yang lainnya bekerja, dan kali ini....

"Hm?"

Acies menyadari sesosok kecil yang berjalan menaiki tangga MdCafe.

"Ada apa, Acies....."

Bahkan suara Rika ketika bertanya sambil melihat ke arah yang sama dengan Acies, juga ikut tenggelam.....

"Aku datang malam ini~~!"

Sebuah suara menyentak telinga setiap orang.

"Pu!"

"Uwah!"

"Hm?"

"Itu...."

Orang yang suaranya sudah menggema di seluruh MdCafe bahkan sebelum mempelihatkan wujudnya, membuat semuanya menunjukan bermacam reaksi; Suzuno terkejut, Urushihara mengernyit, Amane memasang tampang bingung di wajahnya, sementara Rika mencoba mencari orang itu ke dalam ingatannya.

"Itu......."

---End of Part 1---





Translator : Zhi End Translation..

Previous
Next Post »
0 Komentar