Baca Re:Zero Kara Hajimeru Isekai Seikatsu (WN) Arc 4 - Chapter 27 Bahasa Indonesia

[Translate] Re:Zero Arc 4 - Chapter 27 : Bisikan

Baca Light Novel Re:Zero Kara Hajimeru Isekai Seikatsu Arc 4 Bahasa Indonesia



Chapter 27 : Bisikan.

.... Bagi Subaru, itu adalah suara kemarahan yang membangkitkan perasaan Deja-vu.

"Bau.... Penyihir...."

Ini adalah kali kedua Subaru dianggap sebagai musuh karena hal tersebut.
Mengumpatkan bau yang tidak bisa Subaru cium, kebencian dalam mata Garfiel terlihat seolah mereka sedang menatap pembunuh orang tuanya.
Subaru sudah tahu ketajaman tatapan itu, dan juga semburan kebenciannya.

Bau Penyihir. Bau kriminal yang terus melekat. Dan seorang pria yang terjerat oleh Penyihir.
Itu adalah kata-kata yang gadis itu umpatkan tepat sebelum dia mencabut nyawa Subaru, sejauh itulah hubungan mereka pernah memburuk.

"Kenapa kau terlihat bodoh begitu? Tersindir dan lupa cara berbicara?"

Di hadapan Subaru yang terguncang hingga tak bisa berkata-kata, Garfiel mengungkapkan amarahnya yang tak kunjung padam. Bahkan setelah dengan lemas menjatuhkan bahunya, Garfiel tetap tidak menurunkan kewaspadaannya.
Memperhatikan setiap gerakan Subaru, keakraban kecil yang seharusnya ada di antara mereka..... sudah tak bisa ditemukan di manapun.

"Um, soal bau Penyihir......"

"Huh?"

"Bau busuk yang melayang di sekitar tubuhku, setelah aku keluar dari Makam.... tepatnya setelah Ujian pertama, bau itu baru mulai muncul, benar?"

".... Yeah. Sebelum itu bahkan aku tidak kepikiran sama sekali, tapi segera setelah kau kembali dari Ujian, bau itu tiba-tiba menutupi tempat ini. Aku tidak tahu apa yang kau lakukan di dalam, tapi aku bukan orang yang cukup baik untuk mempercayai bajingan yang berbau seperti itu!"

Melihat Garfiel mengangguk mengiyakan pertanyaannya, Subaru mengeluarkan helaan napas pendek dan menutup matanya.
Kalau begitu, ini sudah dipastikan.... Bau busuk yang melekat pada Subaru, akan menjadi lebih kuat segera setelah Return By Death.
Dia sudah mencurigai hal ini sebelumnya, tapi tanpa sadar dia selalu menghindari kesimpulan tersebut. Dan baru sekarang, akhirnya Subaru menerima potongan jawaban itu.

..... Orang yang membawa Subaru kembali dari kematian, adalah sang Penyihir.

Dia tidak tahu kenapa. Seharusnya tidak ada keterkaitan apapun. Tapi, hebatnya, dia bisa memahami, dan menerimanya.
Ini seperti sensasi keraguan untuk memasang satu potongan terakhir yang akan melengkapi sebuah puzzle, dan kemudian, setelah memasangnya, akhirnya ia bisa melihat gambarnya secara penuh.

"Sebenarnya ada hubungan apa kau denganku.... sampai aku datang ke dunia ini, aku tidak pernah sekalipun menemui fenomena supranatural dalam hidupku. Dan setelah aku sampai di sini, aku bahkan tidak mendapat satupun kesempatan untuk bertemu Penyihir-sama yang terus dibicarakan orang-orang itu... Bahkan, aku sudah mati dalam waktu enam jam setelah dipanggil ke sini."

Subaru dianugerahi kemampuan special 'Return By Death' setelah dipanggil ke dunia ini. 
Jika itu terhubung dengan Sang Penyihir, maka pemanggilan itu sendiri pasti juga ada hubungannya dengan Penyihir.
Sampai ke poin ini, dia tidak pernah bertanya kenapa, tapi....

"Pada akhirnya, aku tidak bisa mengabaikannya lagi ya..."

"Apa yang kau gumamkan? Aku tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan hal-hal seperti ini, jadi kembalilah tidur di Katedral! Jangan pernah menggangguku dengan omong kosong ini lagi!"

".... Kau melepaskanku? Dari apa yang kau katakan, aku ini kan bajingan mencurigakan dengan bau Penyihir di seluruh tubuhku, benar? Sekarang ini tengah malam, dan hanya ada kita di sini.... terdengar seperti situasi yang sempurna entah untuk pertemuan tengah malam ataupun diam-diam membunuh seseorang, kan?"

"Hah, aku bukanlah orang yang sabar, dan ini tidak seperti aku tidak pernah memikirkannya... Saat ini, mengunyah kepalamu hingga menjadi potongan kecil itu sangat mudah, tapi terus apa? Ketika Half-Witch itu tahu kalau kau mati, pasti akan ada lebih banyak masalah, bahkan aku pun bisa melihat sejauh itu!"

Melihat Subaru memiringkan kepalanya, tidak bisa mengerti maksud perkataannya, Garfiel melanjutkan dengan "Tapi",

"Aku tidak ingin kau pergi mendekati Makam dan membuat dirimu lebih bau lagi. Sekarang hanya aku yang punya hidung cukup tajam untuk menyadarinya.... tapi siapa yang tahu kapan nenek sihir tua dan yang lainnya di tempat sampah ini akan mulai menyadarinya? Dan bahkan ada orang-orang yang lebih merepotkan lagi."

"Lebih merepotkan lagi...."

"Kau sudah tahu satu dua dari mereka, kan? Kau baru menyebarkan bau busuk itu hari ini. Ketika mereka mencium bau itu, para bajingan itu pasti akan datang."

Mendengar Garfiel mengatakan hal tersebut sambil mengkeletakkan giginya, Subaru menahan napasnya saat luapan pemikiran mulai terlintas dalam otaknya.
Melihat reaksi itu, Garfiel pun mendengus, dan dengan lambaian tangan seolah sedang menyingkirkan serangga,

"Jadi pergilah dari sini. Aku tidak akan berbuat apa-apa kali ini. Mulai besok sampai seterusnya, jika kau tetap bersikap baik dan diam, maka aku juga tidak akan melakukan apa-apa. Tapi jangan sampai aku melihatmu mendekati Makam ataupun terlibat denganku dan nenek.  Tidak akan jadi pengalaman yang bagus bagi kita jika itu terjadi."

"Saling tidak ikut campur, ya. Aku tidak mengganggumu dan kau tidak akan menggangguku. Sangat murah hati."

"'Berhasil keluar hidup-hidup setelah menginjak ekor Gringham' yeah? Sekarang enyahlah dari pandanganku sebelum aku berubah pikiran. Jika bisa, aku tidak ingin membuat Ram membenciku.."

Menggumamkan nama gadis yang dia sukai, Garfiel menyatakan hal itu seolah sudah siap melakukan yang terburuk. Rasa permusuhan yang terpancar dari diri Garfiel, hampir tidak bisa ditahan oleh kendali dirinya, hal  itu cukuplah jelas.
Meski Subaru masih ingin membantah dan melanjutkan debat ini,

.....Untuk saat ini, sebaiknya mundur dulu.

Sampai pada kesimpulan ini, Subaru menghembuskan napas dan menjatuhkan bahunya, lalu mengambil langkah mundur.
Melihat Subaru tidak lagi bermaksud menentangnya lebih jauh lagi, postur Garfiel juga terlihat ikut berubah. 
Menutup sebelah matanya dan menghembuskan napas dalam melalui hidungnya, dia mendudukkan dirinya di tengah jalan menuju Makam. Melipat tangannya, dia mendongak menatap Subaru,

"Bagus. Sekarang jangan lakukan hal yang tidak perlu.... Aku akan berada di sini mulai hari ini sampai akhir Ujian. Besok, lusa, ataupun besoknya lagi, siang maupun malam, aku sama sekali tak berniat membiarkanmu masuk. Akan kubiarkan seperti itu, jadi ingat itu baik-baik!"

"Jika kau tidak ingin Ram membencimu, kau mungkin ingin pulang untuk mandi sekali-sekali."

"Sebelum aku mulai berbau sebusuk dirimu, sebaiknya kau melakukan semua yang kau bisa untuk membuat Emilia-sama lulus dari Ujian tersebut..... Sekarang enyahlah dari hadapanku!"

Garfiel menutup matanya, dan sepertinya dia serius tentang menghabiskan malam di sini.
Pada sekali lihat, nampak ada celah di sana sini. Jika dia undur diri dari sini, dan berputar melewati bagian lain hutan, mungkin tidak mustahil untuk menyelinap masuk ke dalam Makam, tapi...

"Lebih baik tidak...."

Garfiel mungkin juga sudah mewaspadai hal itu.
Jika Subaru berada dalam pandangannya, Garfiel hanya akan menahannya dengan kata-kata. Tapi jika Subaru melakukan sesuatu yang menginjak-injak pertimbangan ini, Garfiel pasti tidak akan lagi melunak.
Saat ini, Subaru tidak punya kesempatan melawan seorang musuh yang bisa melempar Patrasche bersama dengan keretanya, ataupun cara untuk melewati indera penciuman yang seperti binatang itu.

"Ini adalah pesta teh yang datang kembali untuk menghantuiku, kan...."

Meletakkan tangan di dahinya, Subaru menyesali caranya menghadapi keberuntungan dari adanya Penyihir di hadapannya, yang bisa diajak bicara. Namun, dia juga tidak bisa menanyakan apapun dari hal ini pada waktu itu, jadi dia tidak bisa terlalu menyalahkan dirinya.

"Setidaknya, tidak ada hal lain yang bisa kulakukan malam ini. Aku harus menemukan cara lain...."

Tanpa melewati Garfiel, tidak ada cara untuk mencapai Makam. Jika Subaru tak bisa mencapai Makam, maka tidak akan ada pilihan lain selain membuat Emilia mengikuti Ujian itu.
Sejauh apa yang bisa Subaru ketahui, mustahil bagi Emilia untuk melewati Ujian itu dalam tiga hari. Dan jika dia tidak bisa melakukan tindakan apapun dalam waktu tiga hari, maka,

"Elsa akan menyerang mansion. Dan kesempatan untuk memukul mundur dirinya akan terlewat."

Bahkan jika itu artinya mencari bantuan dari seorang Penyihir, Subaru berharap bisa menemukan jalan lain dengan berbicara pada Echidona. Tapi Garfiel menghalangi jalan itu.
Alternatif mencoba mengikuti Ujian tanpa saran Echidona juga telah ditutup.
Sampai ke poin ini, Subaru sadar kalau situasinya telah menemui jalan buntu.

"Oy oy oy, bukankah situasi ini sangat buruk?"

Tak punya kekuatan untuk menerobos melewati Garfiel, Subaru harus menjadi selicik dan sepandai mungkin dalam berbicara agar bisa mengikuti Ujian itu, atau kalau tidak, dia harus menemukan cara lain untuk menyingkirkan Garfiel dari tempat ini. Tapi akan mustahil melakukan hal ini sendiri.

“Dan kalaupun aku mencoba merekrut sekutu.... baik Ram maupun Otto, keduanya tidak ada di pihakku dalam masalah ini.”

Mempertimbangkan betapa pentingnya Pemilihan Raja, mereka berdua menilai bahwa yang terbaik adalah membiarkan Emilia mengambil Ujian itu. Tentu saja, jika mereka melihat betapa lelahnya Emilia dua hari ke depan, mungkin pendapat mereka akan berubah, tapi,

“Kalau begitu, kita tidak akan bisa kembali tepat waktu untuk serangan itu. Apa tidak ada sesuatu....  yang bisa kulakukan?”

Perbedaan waktu, antara waktu yang dibutuhkan untuk membuat semua orang melihat betapa sulitnya Emilia melewati Ujian itu, dan waktu kemunculan bahaya yang hanya diketahui Subaru, memang terlalu jauh. Dan jika Subaru terus bersikeras mengambil Ujian itu sendiri, hal itu hanya akan ditafsirkan sebagai ketidakpercayaannya pada Emilia.
Memikirkan apa yang mungkin Emilia rasakan mengenai hal itu, rasanya sudah seperti mencungkil hati Subaru. Ini tidak seperti dia tidak mempercayai Emilia. Lebih tepatnya, jika waktu mengizinkannya, Subaru percaya tanpa ragu sedikitpun kalau Emilia pasti akan menyelesaikan tugas yang diberikan padanya. Namun,

----- Bahkan setelah tahu kalau tugas itu terlalu berat untuk dia emban, bagaimana bisa kau masih berpikir begitu?

“......”

Jauh di dalam benaknya, sebuah bisikan suram nan lemah membuat Subaru menghentikan langkahnya.
Terkadang, dia memang mendengar bisikan seperti ini. Bagian dari dirinya yang kelam dan tersembunyi itu mengejeknya, menertawakannya dari belakang karena dia dengan bodohnya ingin meraih harapan-harapan tersebut.

“Ujian itu akan terus menggerogoti Emilia. Tapi meski begitu, demi ekspektasi mereka yang ada di sekitarnya, dan demi memenuhi keinginannya sendiri, dia akan terus melanjutkannya, tak peduli seberapa besar hal itu akan menyakitinya. Begitulah seharusnya.”

----- Mengabaikan lukanya dan terus maju hingga hal itu terlewati, apa benar-benar itu yang kau inginkan?

Emilia akan menahan rasa sakitnya, air matanya, tangisannya, dan terus berjalan maju, lalu pada akhirnya, jalan akan terbuka dan keinginannya akan menjadi nyata. Apa benar itu yang Subaru percayai?

----- Ada luka yang tak perlu dibuka, ingatan yang tidak perlu dihadapi, dan masa lalu yang tidak perlu ditebus.

“Dia yakin kalau dia telah melakukan sesuatu yang salah, dan dia harus melakukan sesuatu untuk membenarkannya. Itulah alasan kenapa dia menghadapi masa lalunya dan kenapa dia menderita, ya kan...?”

----- Tapi kenapa itu harus sekarang? Bukankah ini permilihan waktu yang sangat buruk?

Apa seseorang memang perlu menghadapi masa lalunya?
Haruskah semua dosa yang telah diperbuat, ditebus? Dan apakah penebusan itu adalah sesuatu yang bisa dipaksakan?
Masa lalu yang tidak Emilia inginkan untuk diketahui orang lain, jika itu bukan demi Ujian, Subaru tidak akan pernah memaksanya untuk mengungkapkannya.

Suatu hari, seiring berjalannya waktu, mungkin dia akan menerimanya, dan akan ada kesempatan untuk mengalahkan masa lalu itu.
Tapi haruskah itu sekarang? Apa sekarang benar-benar waktu yang tepat untuk melakukannya?

Akankah jawaban yang dia temukan melalui pikiran obsesif bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk menebus dosanya benar-benar membawa arti yang bisa dia banggakan?

“Paling tidak, aku bepikir kalau aku senang menghadapi masa laluku. Aku berhasil lulus, dan meski aku tahu ini hanya untuk kepuasan diri sendiri, aku yang berdiri di sini sekarang adalah jawaban untuk pertanyaan itu.”

----- Tapi itu karena kau sudah siap menghadapi masa lalumu, kan?

Walau dia membenci dirinya sendiri, ada seorang gadis yang mencintai dan menerimanya.
Karena gadis itu ada di sana, dan karena apa yang gadis itu lakukan untuknya, Subaru bisa menunjukan sisi buruknya pada orang tuanya, mengupas kejelekan dalam dirinya, dan akhirnya mengangkat wajahnya untuk mengucapkan selamat tinggal.

----- Sekarang, apa Emilia sudah siap untuk itu?

Hanya menyentuh pecahan dari bobot masa lalunya, seberapa banyak kekuatan dari kata-kata dan tindakan Subaru yang sudah dia pinjamkan pada Emilia sampai sekarang?
Sebuah pandangan yang dangkal, beberapa usaha yang tak berarti, dan pernyataan cinta yang kosong. Seberapa besar dukungan yang bisa mereka beri pada Emilia?

“...... Sebenarnya apa... yang bisa kulakukan untukmu?”

Dia menyukai Emilia. Dia jatuh cinta dengannya. Dia ingin hidup dengan mencintainya. Pikir Subaru.
Dia ingin Emilia menyukainya. Dia ingin Emilia jatuh cinta dengannya. Dan dia ingin Emilia hidup dengan mencintainya. Pikir Subaru juga.

Itulah kenapa, dia ingin membuat Emilia bahagia. Menjadi kekuatannya. Dan menanggung semua rasa sakit, kepahitan, dan kesedihan, menggantikan tempat Emilia.
Bahkan jika dia tidak bisa menahannya, bahkan jika Emilia tidak membiarkannya, Subaru tetap ingin menjadi sandaran Emilia.

…Layaknya gadis yang membawanya kembali dan membuatnya bangkit, Subaru ingin melakukan apa yang telah Rem lakukan untuknya pada Emilia.

Seperti Rem yang mencintainya dengan seluruh jiwa raganya, dengan cara yang sama, Subaru ingin menjadi tumpuan Emilia.
Hanya dengan cara ini, Subaru akan benar-benar bisa memenuhi janji pertama yang dia buat dengan Rem. Dan jadi, apa yang harus Subaru lakukan sekarang adalah....

“Waktu yang kau butuhkan untuk berdiri, dan tekad untuk mewujudkannya, semua yang bisa kulakukan untukmu.... serahkan mereka padaku, okay?”

Mengepalkan tangannya, Subaru menegaskan apa yang harus dia lakukan, dan, seraya mengeluarkan sebuah helaan napas kecil, dia mengangkat sudut bibirnya membentuk sebuah senyum.

Tunggu, apa yang akan dia lakukan ternyata tidak berubah sama sekali.

“Aku akan melakukan semua yang kubisa untuknya..... ternyata semua sakit kepala itu, hanya untuk beberapa kata-kata ini ya. Well, Kau memang harus punya kesadaran diri tentang apa yang akan kau lakukan, benar?”

Untuk saat ini, pertanyaannya adalah bagaimana memecahkan masalah yang tak bisa dihindari ini dan mengatasi halangan yang menyertainya. Dan, setelah membereskan mereka, barulah menciptakan rencana cerdik nan mengejutkan untuk membuka keseluruhan situasi ini.
Waktu tidak menunggu siapapun. Dan batasnya semakin mendekat. Dia tak boleh melompat pada kesimpulan yang salah sekarang. Dia sudah membuat terlalu banyak kesalahan sebelumnya.

“Tidak ada yang akan membaik jika aku menundukan kepalaku saat semuanya menjadi buruk. Semuanya malah akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Sayangnya, aku tahu itu dengan baik.”

Menyerahkan semuanya pada waktu dan berharap masalah ini akan memecahkan dirinya sendiri, sama sekali bukan pertimbangan di sini.
Bagi Subaru, itu adalah cara yang paling tak bisa dimaafkan di dunia, dan itu adalah alasan semua perjuangannya, rasa sakitnya, dan perlawananya memiliki arti.

“Situasinya berada dalam kondisi terburuk. Tak ada waktu. Dan masih ada segunung hal yang tidak kupahami, tapi.....”

Tak ada yang special di sini, semua orang sama, tapi meski begitu, fakta bahwa dia diberi kesempatan untuk melakukannya lagi dan lagi adalah yang membuatnya berbeda.

“Jangan pernah ragu sedikitpun. Keberanian Natsuki Subaru pasti akan menyelamatkanmu, Emilia....!”

Bagaimanapun caranya, ayo berusaha melewati semua ini dengan semua yang kita punya.

---End---



Baca Semua Chapter -> Index Re:Zero Arc 4


Translator : Zhi End Translation..
Previous
Next Post »
8 Komentar
avatar

Ntap min... sekarang update nya cepet

Balas
avatar

Mantap min lanjut chapters 28 di tunggu secepatnya

Balas
avatar

Min... translate no game no life dong.. :3

Balas
avatar

Udh ada yg translate, tp lupa nama blognya.. :3

Balas
avatar

min.,,, izin di print yaaa....ga disebarin kog,,, cuman buat baca sndiri,, soalny mata gua error kl baca di monitor / tab....thx

Balas
avatar

Asal jgn disebarin ato dijua aja..

Balas