Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 10 - Prolog Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 10 - Prolog



Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 10 Bahasa Indonesia

Prolog

Jarum jam sudah menunjukan pukul 2 pagi. Sekarang seharusnya adalah saat di mana seorang murid yang disiplin berada di ranjangnya dan tidur, tapi Chiho malah datang ke kamar 202 Villa Rosa Sasazuka setelah pulang dari taman Ueno. Pemilik kamar itu, Kamazuki Suzuno, saat ini sedang bepergian.

Ketika dia meletakkan tasnya yang berisi barang-barang kebutuhan selama menginap di pojok kamar, Chiho yang sadar kalau ia sudah cukup lama tidak berkunjung ke kamar 202, melihat ke sekeliling kamar.

Saat ini, pemilik kamar ini sedang berada di tempat yang bukan merupakan bagian dari Jepang, bukan bagian dari dunia ini, atau bagian bumi manapun, dia bepergian bersama orang yang Chiho cintai.

Untuk mencari orang yang berharga bagi Chiho.

Untuk menyelamatkan teman Chiho yang berharga.

"Ada apa? Meski ini bukan kamarku, silakan masuk dan duduklah!"

Sejalan dengan kata-kata tersebut, kunci kamar ini sekarang berada di tangan wanita yang ada di hadapan Chiho.

Wanita yang secara terang-terangan menunjukan kulit tan-nya, dan mengikat rambutnya dengan gaya santai ini dikenal dengan nama Ooguro Amane.

Karena Amane pernah mempekerjakan Chiho sebelumnya... sebagai manager Ooguro-ya, rumah pantai yang ada di Choshi, dia dapat dihitung sebagai mantan bos Chiho.

Namun, ada perbedaan besar antara Ooguro Amane dan Kisaki Mayumi, yang biasanya menjaga Chiho sekaligus seorang manager di MgRonald depan stasiun Hatagaya tempat Chiho bekerja.

Setidaknya, Amane tidak sesuai dengan penafsiran Chiho mengenai orang normal.

Tapi berdasarkan apa yang dia katakan sendiri, Amane yang sama sekali tidak menunjukan hasil abnormal dalam pemeriksaan kesehatan tahunan, adalah seorang manusia dalam segi biologi, dengan kata lain, seorang homosapien.

"Baiklah, maaf mengganggu."

"Ya ampun, tapi sebelum itu, panas sekali ya. Apa kau ingin minum teh gandum? Ah, aku sudah dapat izin Suzuno-chan sebelumnya, jadi aku bisa menggunakan kulkas ini kapanpun aku mau."

"Ah, kalau begitu, biar aku yang menuangnya."

Chiho tidak duduk, dia malah mengeluarkan teh gandum dari dalam kulkas besar model terbaru tersebut, dan bersama dengan es yang diambil dari kotak pembuat es di freezer, dia menuangkannya ke dalam dua gelas yang dia ambil dari rak di bawah counter dapur.

Terakhir, dia menggunakan sebuah nampan kecil untuk membawa mereka ke meja makan murah di depan Amane.

"Kau sangat handal ya melakukan pekerjaan ini."

Amane nampak sangat terkejut melihat Chiho bisa bertindak tanpa ragu di dapur orang lain.

"Itu karena Suzuno-san sudah sering membiarkanku menggunakannya."

Setelah mengatakan hal tersebut dengan santai, Chiho duduk di seberang Amane.

"Dapur ini? Kenapa?"

Tanya Amane dengan bingung. Melihat ekspresinya, Chiho tersenyum seolah sedang mengingat sesuatu.

"Hm? Ada apa?"

"Tidak apa-apa, tapi kalau kupikir-pikir, aku paling sering meminjam tempat ini sebelum pergi ke Choshi, yang artinya sebelum kami pergi ke toko Amane-san."

"Begitu ya?"

Pada waktu itu, Alas Ramus, putri dari Raja Iblis dan Sang Pahlawan, muncul di Villa Rosa Sasazuka, dan selama proses pertarungan melawan Gabriel yang ingin mengambil Alas Ramus, sebuah lubang besar yang cukup untuk mempengaruhi kehidupan mereka pun muncul di kamar 201.

Dan tak disangka, setelah Alas Ramus berhasil lolos dari bahaya dengan bergabung bersama pedang suci Emi, Emi menjadi semakin sering mengunjungi Villa Rosa Sasazuka demi Alas Ramus.

Karena mereka khawatir dengan pengaruh lubang besar yang ada di kamar 201, jumlah kesempatan Ashiya yang bertugas dalam urusan rumah tangga Kastil Iblis untuk meminjam dapur kamar 202 pun meningkat, dan Chiho yang sering mengirim hadiah ke Kastil Iblis, tak terelakkan lagi juga beralih meminjam dapur di kamar Suzuno.

Semua ini tidak terjadi karena keinginan siapapun. Namun, tak menunggu waktu lama, tak ada satupun yang keberatan dengan ide berkumpul di satu meja dan makan bersama.

Dan ketika para penghuni menerima pemberitahuan dari pemilik kontrakan soal perbaikan lubang besar itu dan sementara harus pindah dari apartemen, giliran rumah pantai Ooguro-ya yang dijalankan oleh Amane lah, yang mengulurkan bantuannya.

Memikirkan kembali hal itu sekarang, tidak hanya makan bersama secara teratur, termasuk Alas Ramus, Maou, Emi, dan lainnya, ke tujuh orang ini, sejak saat itu tanpa sadar mulai sering melakukan banyak hal bersama.

Setelah itu, pekerjaan mereka di Ooguro-yo ternyata dibatalkan di tengah jalan, dan ketika mereka kembali ke Sasazuka, kembali ke apartemen yang telah selesai direnovasi, mereka bertujuh pun semakin sering makan malam bersama seolah itu adalah hal yang sangat wajar.

Raja Iblis dan Pahlawan, musuh dan musuh, seseorang dari dunia lain dan seseorang dari dunia lain.

Dalam waktu yang singkat selama setahun, ketujuh orang yang tidak pernah menyangka akan mengadakan makan malam yang tenang bersama itu sudah sangat sering berkumpul di apartemen ini, walau tempat ini tidak selalu dipenuhi senyum dan tawa, mereka tetap menghabiskan waktu bersama-sama dengan gembira.

Namun, 'kedamaian' yang awalnya memang tidak pernah ada ini, terganggu, dan sekarang, dari para anggota yang selalu berkumpul di meja ini, hanya Suzuno dan Urushihara Hanzo di kamar 201 saja yang tersisa.

"Amane-san."

"Hm?"

"Soal masalah Maou-san dan yang lainnya, seberapa banyak yang kau ketahui?"

"Hm~ yang kuketahui sebenarnya tidak begitu detail."

Amane memegangi dagunya dan menatap langit-langit seolah sedang mencari sesuatu.

"Maou-kun bukanlah makhluk daei bumi, atau lebih tepatnya bukan manusia, melainkan sesuatu lebih jahat.... tidak, dari bagaimana dia memiliki sihir iblis, dia mungkin adalah makhluk seperti iblis atau yokai, menurut Ashiya-kun, Yusa-chan, dan burung hitam itu, dia sepertinya punya kekuatan yang hebat, jadi rasanya dia adalah bos atau raja dari suatu faksi, dan karena beberapa alasan.... mungkin karena dia kalah dari kekuatan cahaya seperti Yusa-chan, dia pun kabur ke dunia ini, tapi karena kekuatan yang ada di dunia ini begitu beraturan sehingga tidak condong ke arah yang baik ataupun buruk, dia tidak bisa mendapatkan sihir iblis, dan oleh sebab itulah dia tidak punya pilihan lain selain bekerja agar bisa menyambung hidup. Aku hanya bisa menyimpulkan sampai ke poin ini."

".... Daripada deduksi, semua yang kau katakan itu sangat tepat."

Karena dia bisa menjelaskan sejauh ini, Amane nampaknya sudah tahu rahasia Maou.

"Apa seseorang memberitahumu? Contohnya, seseorang yang tidak pernah kutemui, seperti pemilik kontrakan ini?"

"Bibi Mi-chan? Oh, Chiho-chan belum pernah bertemu dengannya??"

"Aku hanya pernah melihat video dia sedang menari."

"Huh?"

"Bukan apa-apa...."

"Tak ada seorangpun yang memberitahuku hal ini. Aku hanya menyimpulkan berdasarkan apa yang kulihat. Apa tebakanku benar?"

"Itu sangat tepat, sampai-sampai aku tidak perlu mengoreksi ataupun menambahkan sesuatu...."

"Ahaha, kau terlihat menyesal."

Amane yang merasa terhibur dengan ekspresi rumit Chiho, menghela napas pelan.

"Huuh, tapi meski aku bisa membuat deduksi sampai ke tingkat ini, bibi Mi-chan dan ayahku mungkin bisa melihat usia ataupun golongan darah mereka."

"Me-meski aku tidak tahu prinsipnya....tapi ini....."

"Ah benar. Chiho-chan mungkin tidak ingin mendengarkan hal ini, iya kan?"

Meski awalnya dia sempat berhenti, Chiho tetap mencoba memburu jawaban dari berbagai pertanyaannya, Amane menunjukan senyum tak kenal takut dan meminum teh gandumnya dalam sekali tegukan.

"..... Kepalaku sakit.... ugh."

"Erhm...."

Senyum tak kenal takut Amane seketika berubah, dia mulai mengerang sambil mengernyit, membuat Chiho ketakutan.

"Ahahaha, maaf maaf.... tapi, yeah, bagaimana aku mengatakannya ya. Kebenaran di dunia ini itu sangat sederhana. Bahkan aku, yang bisa dengan mudah menundukan iblis dunia lain pun, tetap akan mengalami sakit kepala karena meminum hal yang terlalu dingin sekaligus. Ngomong-ngomong...."

Setelah meletakkan gelasnya di meja, Amane perlahan bangkit.

Dia menutup jendela ventilasi dan menekankan tangannya pada dinding yang menghubungkan kamar 201.

"Amane-san?"

"Aku akan menjelaskannya pada Chiho-chan, hanya pada Chiho-chan...."

Di mata Chiho, Amane hanya sedang menggunakan jarinya untuk mencolek dinding dengan pelan.

Dan dari getaran yang terasa di lantai, kurang lebih bisa diketahui kalau sesuatu telah terjadi di sisi lain dinding. Sepertinya beberapa benda besar sedang berguling-guling di atas lantai.

"Tapi untuk jaga-jaga, izinkan aku lebih dulu melakukan tindakan pencegahan untuk mencegah orang lain menguping. Apartemen ini sudah sangat tua, jadi akan sangat buruk jika Urushihara-kun di kamar sebelah mendengarnya, ya kan?"

".... Itu benar."

Chiho mengangguk dengan ekpresi kaku.

Meski dia tidak mengatakannya dengan jelas, alasan kenapa Chiho bersikukuh ingin Urushihara tetap berada di kamar 201 setelah kembali ke apartemen, adalah karena ia ingin Urushihara yang juga ada di apartemen ini, bisa mendengar suara di kamar sebelah asalkan dia benar-benar mau, yakni untuk menguping percakapan antara Amane dan dirinya.

Karena Urushihara cukup tanggap ketika menyangkut hal-hal tertentu, Chiho merasa kalau dia mungkin tidak akan melewatkan kesempatan ini, tapi sepertinya, hasil dari tindakan sembrono ini adalah, Chiho malah membuat Urushihara mengalami saat-saat sulit karena 'pencegahan' yang barusan Amane lakukan.

Meski dia bilang kalau dia akan menjunjung tinggi perjanjiannya dengan Chiho, dari tatapan Amane, sangat jelas kalau dia sudah tahu rencana Chiho.

".... Kalau begitu, tolong jelaskan sekali lagi."

Chiho juga tidak secara khusus membahas masalah tersebut.

Dia memang harus minta maaf pada Urushihara nanti, tapi jika Chiho secara sukarela mundur ketika Amane tidak mengatakan apa-apa, maka mungkin dia akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan informasi.

"Oh, kau bahkan ingin mencatatnya? Apa kau serius?"

Chiho mengambil pulpen tiga warna dan buku catatan yang biasanya dia pakai saat bekerja dari dalam tumpukan barang bawaannya, dan menjawab dengan ekspresi yang sangat serius.

"Jika itu adalah sesuatu yang kita alami untuk yang pertama kalinya, maka catatlah lebih dulu. Mengingat berbagai hal itu juga termasuk bagian dalam pekerjaan, sejak aku mulai bekerja dengan Maou-san.... aku jadi punya kebiasaan untuk mencatat semuanya."

Ketika melangkahkan kaki ke dunia yang tak diketahui, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengingat semuanya dengan baik, dan mencoba memahaminya.

Ini adalah pembelajaran yang Chiho terima dari orang yang berharga baginya dulu sekali.

"Begitu ya."

Amane sekali lagi menatap mata Chiho yang terduduk di atas tatakan tatami dan mengatakan,

"Lalu, apa yang ingin kau ketahui?"

Chiho menarik napas dalam.

Setelah menyusun semua yang sudah terjadi sejauh ini, apa yang dia telah lihat dan apa yang dia dengar, sekaligus pengetahuan yang dia inginkan, hanya ada satu pertanyaan yang harus dia tanyakan pada Amane.

"Pohon Kehidupan Bumi dan Sephirah, ada di mana mereka sekarang dan bagaimana keadaannya?"

"Ugh....."

Kata-kata Chiho membuat Amane yang sejauh ini terlihat agak santai, menunjukan ekspresi kaget dan menahan napasnya.

"Chi-Chiho-chan?"

"Ya."

"Ma-maafkan aku, tapi tunggu dulu, ini benar-benar melampaui ekspektasiku. Eh? Tunggu, bagaimana bisa kau berpikir sampai ke tahap ini? Karena, hmm? Kupikir kau akan bertanya soal identitas asli bibi Mi-chan dan aku, apa itu sihir iblis, ataupun kebenaran tentang pantai Choshi."

Dengan tenang Chiho menjawab Amane yang terlihat benar-benar kaget.

"Tentu saja aku juga terganggu dengan masalah itu.... Tapi kupikir, kalau aku mulai dari masalah yang paling dasar, hal-hal itu pasti juga akan disinggung selama prosesnya."

"Uh... Eh? Benarkah?"

"Ini mungkin terdengar sedikit kasar, tapi menurutku identitas asli Amane-san itu adalah masalah yang tidak penting."

"Tapi.... uh, maaf, aku jadi sepanik ini. Aku akan menjawab pertanyaanmu dengan benar, okay! Tapi kau ternyata bisa berteori sampai sejauh ini? Apa kau sudah membicarakan hal ini dengan Maou-kun sebelumnya?"

"Tidak, aku tidak membicarakan hal ini dengan siapapun.... tapi meski begitu, berteori sampai ke poin ini, aku juga tidak melakukannya sendiri."

Chiho sedikit menguatkan genggamannya pada buku dan pulpen di tangannya.

"Selama waktu yang kuhabiskan bersama Maou-san dan Yusa-san, aku melihat begitu banyak hal, dan sedikit demi sedikit, agar tidak melewatkan apapun, aku berusaha mengingat semuanya dengan seluruh kekuatanku.... jadi ini bukanlah pertanyaan yang bisa kupikirkan sendiri. Ini semua berkat Maou-san, Yusa-san, Ashiya-san, Urushihara-san, Suzuno-san, Alas Ramus-chan dan Iron-kun. Tentu saja masih ada Amane-san, Camio-san, para Iblis Malebranche, Sariel-san, Gabriel-san, dan......"

Chiho sedikit mengulurkan tangan kanannya.

"..... ingatan yang diperlihatkan padaku oleh orang yang mempercayakan cincin ini padaku."

"Batu ungu itu, apa itu Sephirah ke sembilan?"

Amane menatap permata ungu yang tertanam dalam cincin Chiho, dan memasang ekspresi tegas.

"Benda itu berubah jadi sangat menyedihkan. Orang yang mempercayakan benda itu pada Chiho-chan, apa dia orang yang berasal dari tempat yang disebut Ente Isla itu?"

"Meski dia tidak mengatakannya dengan jelas, tapi kurasa seharusnya memang demikian. Meski begitu, aku tidak tahu apa dia manusia atau bukan."

"Asalkan itu adalah makhluk yang bisa diajak berkomunikasi, tak usahlah terlalu dipikirkan."

"Pokoknya, satu-satunya hal yang bisa mengungkapkan semua yang telah kulihat dan waktu yang kuhabiskan bersama orang-orang itu, adalah pertanyaan ini."

"Baiklah, aku mengerti. Meski ini sedikit keras kepala, sebelum aku menjawab pertanyaanmu, boleh kupastikan sesuatu dulu?"

"Baik..... Wah!"

"Yeah, sepertinya memang tak ada sambungan di belakang sana."

Amane tidak menunggu jawaban dari Chiho, dia langsung menekankan tangannya pada dahi Chiho. Meski tidak diketahui apa yang sedang dia selidiki, Amane akhirnya mengangguk, dan menurunkan kewaspadaannya.

"A-apa ada sesuatu yang salah?"

"Yah. Aku awalnya cemas kalau orang yang memberikan cincin itu pada Chiho-chan, diam-diam akan menyambungkan diri denganmu, tapi sepertinya dia tidak melakukannya sampai sejauh itu. Karena kau bilang kau pernah ditanami berbagai ingatan sebelumnya, jika dia menguping, maka tak ada gunanya menyulitkan Urushihara-kun."

Bagaimanapun, sudah dipastikan kalau Urushihara sedang mengalami saat-saat sulit.

Chiho sekali lagi bersumpah pada dirinya sendiri kalau setelah ini, dia akan meminta maaf pada Urusihara karena membuatnya terlibat.

"Lalu, soal pertanyaan mengenai apa yang terjadi pada Pohon Kehidupan dan para Sephirah...."

"Jadi memang beneran ada? Dan bukan hanya satu Sephirah?"

"Sulit untuk mengatakannya. Meski kau tidak mengkonfirmasinya satu persatu, aku tidak akan berbohong."

"Ma-maaf."

Chiho pun menyesali kecemasannya, dan setelah mengambil napas dalam, dia menunjukan sikap serius mendengarkan Amane berbicara.

Meski begitu, jika dia tidak paham, dia tetap akan bertanya sebanyak apapun yang dibutuhkan sampai dia paham.

Ini juga merupakan pembelajaran dari Maou. Jika kau masih tidak mengerti setelah bertanya dua kali, maka tanyalah tiga kali. Hal-hal yang akan Amane ungkap setelah ini, memiliki nilai dan makna yang kuat untuk membuat orang melakukan hal semacam itu.

"Pertama, para Sephirah Bumi, mereka sudah tidak lagi bersama dengan Pohon Kehidupan. Mereka sudah tersebar ke berbagai lokasi sejak dulu kala. Dan itu sudah sangat lama sehingga hal tersebut tercatat dalam buku sejarah Chiho-chan."

"Kalau begitu, masalah ini bisa dianggap sebagai sesuatu yang terjadi baru-baru ini kan?"

"Hm?"

"Uh, karena itu berada dalam jarak yang bisa dijangkau oleh buku sejarah, artinya pemisahan Sephirah dari Pohon Kehidupan adalah sesuatu yang terjadi dalam kronologi yang bisa kita pahami kan? Kupikir itu jauh lebih awal, contohnya seperti miliyaran tahun yang lalu saat kehidupan baru saja dimulai di bumi."

".... Pemahaman mengenai ukuran waktu dari seorang gadis SMA zaman sekarang memang sangat fleksibel. Jika seseorang mengalaminya sendiri, mereka mungkin akan merasa kalau rentang waktu tersebut benar-benar sangat lama.... ah lupakan. Pokoknya, langsung saja ke intinya, aku ini tidak sama dengan Alas Ramus ataupun Acies Ara, eksistensi yang terlahir langsung dari Sephirah. Lebih tepatnya, ini lebih seperti aku punya orang tua seperti mereka, seorang anak berdarah campuran antara eksistensi yang terlahir dari Sephirah dan manusia. Huuh, meski penjelasan ini juga sedikit aneh."

"Tu-tunggu sebentar."

Hanya inti dari dunia ini saja sudah berisi banyak informasi yang mengejutkan.

Pertama, jangka hidup Alas Ramus dan Acies Ara ternyata sangat amat lama. Di masa yang akan datang, tidak hanya bisa menemukan pasangan manusia, mereka juga bahkan bisa memiliki keturunan. Ditambah lagi, dari tingkah Amane, keturunan dari anak Sephirah juga akan mewarisi karakteristik mereka.

Chiho dengan cepat mencatatnya, dan Amane menunggu Chiho menyelesaikan apa yang dia tulis dengan sabar.

"Sementara untuk orang tuaku mana yang terlahir dari Sephirah, jawabannya adalah ayahku. Dia adalah anak yang terlahir dari 'Binah', meski dia sekarang memakai nama Ooguro Tenji, nama aslinya adalah Mamuried."

"Mamuried-san... apa ada makna khusus dalam nama tersebut?"

Menurut Suzuno, nama dari Alas Ramus dan Acies Ara itu memiliki arti khusus di Ente Isla. Meski dia tidak yakin mengenai Iron, nama anak itu mungkin juga memiliki makna khusus.

Jadi Chiho menyimpulan bahwa eksistensi yang terlahir dari Sephirah Bumi bisa jadi juga seperti itu.

"Soal itu, seharusnya adalah 'Petunjuk Ibu yang Penuh Kasih Sayang', meski dia itu pria."

Amane tersenyum kecut dan melanjutkan penjelasannya.

"Kalau begitu, sekarang aku akan menjawab pertanyaan pertama Chiho-chan, yang mana itu adalah lokasi Pohon Kehidupan Bumi dulu."

"Ba-baik!"

Chiho menunggu dengan napas tertahan.

Terkait informasi mengenai Pohon Kehidupan dan Sephirah, itu adalah inti dari serangkaian insiden yang terjadi pada Chiho, Maou, dan Emi.

Dari apa yang dikatakan Amane dan orang yang menanamkan ingatan pada Chiho, tak diragukan kalau di bumi juga ada Pohon Kehidupan.

Lalu untuk memahami Pohon Kehidupan Ente Isla, apa yang saat ini dibutuhkan adalah informasi mengenai Pohon Kehidupan Bumi.

Saat ini, informasi itu tepat berada di depannya. Chiho merasa begitu bersemangat karena dia mulai bisa melihat kebenaran tersebut, jadi dia tidak sadar kalau penjelasan Amane sedikit aneh.

"Pohon Kehidupan itu berada di tempat yang meski bisa dilihat, sayangnya, Chiho-chan yang sekarang, tidak akan bisa menggapainya."

"Bisa dilihat?"

"Dan hampir setiap hari juga. Ah, tapi itu tidak bisa dilihat saat turun hujan."

Usai mengucapkan hal tersebut, Amane perlahan mengangkat tangannya dan menunjuk keluar jendela.

Chiho memandang arah yang Amane tunjuk, dan kemudian menarik napasnya.

Bulan dengan elegan melayang di langit malam.

"Di.... bulan?"

Pohon Kehidupan Bumi ternyata terletak di satelit bumi, bulan.

Saat Chiho mencerna informasi tersebut, semua yang telah terjadi sejauh ini menyerbu pikirannya bak sebuah badai.

Dan kemudian, ketika badai tersebut menyebabkan persimpangan dan berbagai informasi rumit berjatuhan, Chiho merasa merinding.

"Kekuatan Sariel-san... semakin dekat dia dengan bulan, semakin kuat dia jadinya... Harta milik Surga, lalu Surga Ente Isla, dan Dunia Iblis....."

"Ada apa? Kenapa kau sangat terkejut?"

"Ah, a-aku tak apa, erhm, meskipun aku sedikit terkejut, tolong lanjutkan."

Chiho memfokuskan kembali perhatiannya yang buyar dan melambaikan pulpennya dengan tangan gemetar, mendesak Amane untuk melanjutkan penjelasannya. 

"Hmm? Lalu, dari bagaimana aku memanggilnya 'Bibi', maka bisa disimpulkan bahwa bibi Mi-chan itu adalah adik ayahku. Pemilik apartemen ini, Shiba Miki, dia juga merupakan eksistensi yang lahir dari Sephirah. Tapi situasi bibi Mi-chan itu sedikit berbeda dengan Sephirah lain, pekerjaannya......"

Chiho mengangguk dan terus mencatat.

Meski Chiho tidak tahu apakah hal ini berhubungan dengan masa depan yang dia harapkan, layaknya peti harta karun yang sedang menghujaninya dengan permata, Chiho berhasil mendapatkan informasi yang bisa dia pikirkan.

Ketika Chiho menggerakkan pulpennya dan menunjukan senyum di saat yang sama karena rasa antusias yang aneh, di momen berikutnya....

"Aiyeee!!"

Amane berhenti bicara karena tiba-tiba mendengar teriakan seseorang, Chiho juga melihat sekelilingnya dengan kaget.

Tadi itu adalah teriakan Urushihara. Dan itu adalah teriakan yang sangat keras.

"E.... Eh? Kenapa?"

Dan orang yang berbicara dengan suara yang lebih tegang dibandingkan teriakan Urushihara, tak lain adalah Amane.

"Kenapa kita bisa mendengar suaranya? Meski aku sudah memasang pelindung...."

Dibandingkan apa yang terjadi pada Urushihara, Amane malah lebih terkejut dengan fakta bahwa ia bisa mendengar suara Urushihara, Chiho memiliki beberapa opini mengenai hal ini, dan bisa dipastikan kalau sesuatu yang gawat telah terjadi.

Chiho merasa tak mungkin ada malaikat atau iblis yang akan menyerang di saat seperti ini, dan bahkan jika ada pun, seharusnya Amane bisa membereskannya, tapi meski begitu, Chiho tetap bangkit dan mengamati sekelilingnya, bersiaga menghadapi insiden mendadak.

Dan kemudian.....

""....... Ugh!""

Seseorang mengetuk pintu beranda dengan lembut.

Namun, karena alasan yang tak diketahui, bagi telinga Chiho, suara ketukan lemah itu terdengar begitu elegan dan halus, seolah mereka menggunakan pengetuk pintu yang biasanya ada di mansion para bangsawan.

---End---





Translator : Zhi End Translation..
Previous
Next Post »
2 Komentar