[Translate] Re:Zero Arc 4 - Chapter 40 : Rekan
Kembali ke -> Re:Zero Arc 4 : Chapter 39
Chapter 40 : Rekan.
Berbagai macam kata terlintas di pikiran Subaru menanggapi pertemuan yang tiba-tiba dan tak disangka ini, tapi....
"Apa terlihat seperti ini adalah sesuatu yang kau sebut 'kembali dalam keadaan baik-baik saja'?"
Menunjuk satu jari ke arah mata kanannya, organ yang telah hancur... Subaru dengan kesal menekankan pernyataan itu pada Ram.
Kini, seluruh area di sebelah mata kanan Subaru sudah terbungkus dengan sobekan kain dari lengan bajunya, membuat sesuatu yang mungkin akan populer di kalangan anak SMP. Jika gaya seperti Date Masamune ini hanya untuk gaya-gayaan, itu mungkin adalah sesuatu yang pantas ditertawakan, tapi karena Ram seharusnya sudah tahu keadaan menyedihkan Subaru, reaksi itu benar-benar tidak pantas.
Mendengar bantahan Subaru, Ram memiringkan kepalanya dan membelai rambut peach-nya yang melambai akibat gerakan tersebut,
"Maaf, aku kurang teliti memperhatikan penampilanmu yang biasanya, jadi aku tidak tahu di mana perbedaannya."
"Yaaah, terima kasih atas komentar kejamnya, tapi apa kau tahu kalau makhluk humanoid itu biasanya memiliki dua mata, dua telinga, dan dua lubang hidung?"
"Dengan kata lain, Barusu saat ini bukanlah makhluk humanoid, melainkan makhluk yang tak terindentifikasi, gitu?"
"Kau langsung masuk ke kesimpulan itu!!?"
Melakukan percakapan dengan Ram seperti biasanya, Subaru mengamati area sekitar dengan sisi kiri penglihatannya. Sambil memeriksa apakah ada orang lain yang mengintai di balik bayangan selain Ram, dia juga mencari rute pelarian yang mungkin bisa digunakan. Harus mengulur waktu dan menentukan ke mana harus lari.
"Otto, dalam hitungan satu-dua-tiga, kita akan berpencar dan lari. Tugasmu adalah mengalihkan perhatian para pengejar. Tugasku adalah tetap diam dan mengendap-endap pergi. Keberatan?"
"Ya, sangat keberatan, tapi sebelum itu, kenapa kau tiba-tiba khawatir begitu, Natsuki-san!?"
"Dasar bodoh! Mereka sudah memergoki kita. Lihat saja mata Ram. Dia ingin membunuh kita. Tak salah lagi. Aku sudah melihat mata itu setiap hari di mansion, percayalah padaku!"
"Apa ada yang bisa dipercayai dari seorang pria yang setiap hari dipandang dengan tatapan hina seperti itu!?"
Subaru dengan cemas membisikkan rencana pelariannya dan memberikan pembagian tugas pada Otto, tapi Otto sepertinya tidak paham. "Sial!" Subaru sesaat mempertimbangkan pilihan meninggalkan Otto mati dan berlari sendirian, tapi, mengingat perbincangan mereka sebelumnya tentang pertemanan, dia pun menjadi ragu.
"Sial. Ketika kupikir aku sudah terlepas dari belengguku, aku kembali terikat dengan belenggu pertemanan! Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku...!?"
"Kaulah yang seharusnya menjelaskan semua ini! Jika kau tidak mengatakan semuanya dengan lebih jelas, tidak mungkin pembicaraan ini bisa bergerak. Juga, karena potensi kesalahpahaman di sini sangat besar, aku ingin kau melakukan sesuatu!"
"Jika kalian sudah selesai dengan sketsa komedi kalian di sini, bisakah kita mulai bergerak? Pada kenyataannya, semuanya sudah mulai berjalan. Kita tidak punya waktu untuk hal ini. Ini namanya buang-buang waktu, dengan kata lain, buang-buang kehidupan."
Menghadapi dua pria yang mencoba saling melempar tanggung jawab, Ram menatap mereka dengan tatapan jijik, sebelum maju dan melangkah ke masalah utama. Namun, Subaru tidak sepenuhnya bercanda. Bahkan, dia benar-benar berusaha membuat obrolan ini berlarut-larut sambil mencari rute kabur.
Karena,
"Jujur saja, saat kau melihat wajahku, kupikir kau akan langsung membunuhku tanpa basa basi."
"Jika kita langsung bertemu setelah kau melakukan tindak kekarasan pada Roswaal-sama, mungkin situasinya akan jadi seperti itu. Tapi berlalunya waktu membuat kemarahanku agak merada.... Berterimakasihlah pada Garf."
"Meski semuanya memang berkat Garfiel sehingga saat ini aku belum mati, tapi aku tidak bisa merubah pendapatku begitu saja tentang seseorang yang melakukan hal ini pada wajahku..."
Masih tidak menurunkan kewaspadaannya, Subaru menggaruk lehernya saat dia menjawab kata-kata Ram. Di sisi lain, melihat Subaru, Ram nampak cukup tenang dan tanpa rasa permusuhan.
Setidaknya, dia tidak terlihat seperti ingin menyerang Subaru tanpa basa basi. Lalu, pertanyaan selanjutnya yang muncul di kepala Subaru adalah,
"Otto bilang kami seharusnya bertemu seseorang di sini, tapi...."
"Aku tahu...."
"Natsuki-san, aku tahu ini mungkin sulit dipercaya, tapi kenyataannya tepat seperti apa yang kau lihat."
Melihat pertanyaan berputar-putarnya dijawab dengan sebuah anggukan dari Ram, Subaru menoleh ke arah Otto yang memberikan jawaban identik. Melipat tangannya dan mengkerutkan bibirnya, Subaru membuat suara "Hmmmmm",
"Jika aku menerima apa yang kulihat, karena kau adalah orang yang muncul di sini, kau mungkin adalah rekan Otto.... orang yang membantu warga desa Arlam kabur?"
"Kau tidak salah. Baik Garf maupun Roswaal-sama sekarang sedang sibuk dengan Ujian Emilia-sama. Dengan semua pemain kunci berkumpul di Makam, sekaranglah satu-satunya kesempatan kita."
Menegaskan kalau mereka tidak punya banyak waktu, Ram mendesak untuk segera bergegas. Tapi Subaru masih tidak bisa menghilangkan perasaan ganjilnya. Melihat Subaru mengangkat tangan berusaha menghentikannya, Ram menatap tajam Subaru. Dan, menguatkan dirinya agar tidak kalah dari tatapan tajam itu, Subaru memulai dengan "Katakan padaku",
“Kenapa kau mau membantu pelarian penduduk desa? Meski kita mundur seratus langkah dan mengasumsikan kalau kau melakukan ini karena niat baik, melibatkanku di sini itu tetap tidak masuk akal. Dan sejak kapan kau menjadi tipe orang yang menyerah membuatku menderita begitu amarahmu sudah mereda? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sama sekali tak ada ujungnya.”
“Itu memang pertanyaan yang sangat banyak. Banyak omong tidak membuat seorang pria populer, Barusu.”
“Hal itu terdengar tidak meyakinkan ketika kau menyukai seorang pria yang bahkan lebih banyak omong ketimbang diriku.... jawab aku, Ram. Aku tidak bisa membayangkan situasi di mana kau bisa mengesampingkan dendammu dan mau bekerja sama denganku. Tapi kau ada di sini, yang artinya semua ini....”
Mengambil napas dalam, Subaru sendiri takut dengan apa yang hendak dia katakan.
Jika semuanya benar-benar seperti apa yang Subaru bayangkan, maka tindakannya di sini adalah....
Menutup matanya rapat, Subaru menggertakkan giginya agar tidak mengeluarkan suara apapun yang diakibatkan kelemahannya.
Jangan takut. Jangan takut. Jangan tunjukan kelemahanmu. Kuatkan hatimu dan jangan goyah.
….. Kali ini, semuanya akan baik-baik saja jika dia bisa menahan emosinya, tidak menunjukan kalau dia sedang goyah, dan merubah dirinya menjadi baja.
“.... adalah perintah Roswaal. Hanya itulah penjelasan yang masuk akal. Tapi setelah tindak kekerasan yang kulakukan terhadap dirinya, kenapa dia mau membantuku? ….. kau mungkin lebih tahu ketimbang diriku.”
“.....”
Menghadapi perkataan Subaru, Ram hanya terdiam.
Tapi satu-satunya gambaran yang ada di kepala Subaru adalah Roswaal dengan Kitabnya. Jika dia selama ini sudah memiliki buku ramalan itu, maka orang kepercayaannya yang setia, yaitu Ram, pasti juga tahu sesuatu.
Tentu saja, Ram tidak tahu detailnya. Jika dia tahu semua isinya, itu artinya Ram sudah membiarkan terwujudnya masa depan di mana Rem mati.
“.....”
Tapi itu adalah anggapan yang mustahil. Subaru tahu kalau itu tak lebih dari sebuah anggapan. Ketika Ram kehilangan Rem, sebelum terjadinya keadaan di mana dia melupakan keberadaan si adik, Subaru sudah pernah melihat reaksi si kakak Oni saat kehilangan adiknya.
Karena alasan itu saja, Subaru yakin kalau Ram tidak mungkin tahu ramalan di mana Rem akan mati.
Tapi, sebarapa jauh dia terlibat dalam rencana Roswaal? Roswaal sendiri belum mengungkapkan seluruh rencananya. Dan Ram, dengan menjadi orang kepercayaannya, seberapa jauh dia....
“Jawab aku, Ram. Kenapa kau membantu kami? Jika semua ini mengikuti naskah di bajingan Roswaal itu, aku minta maaf, Otto dan aku bisa mengurusinya sendiri dari sini. Kau tidak dibutuhkan.”
“Wh.... Natsuki-san...!?”
“Diam, Otto! Tak ada waktu untuk menjelaskannya, dan aku tidak bisa menjamin keselamatanmu kalau kau tahu, jadi aku tidak akan memberitahumu, tapi jujur saja, kali ini aku benar-benar kesal. Setidaknya, aku yang sekarang tahu kalau aku tidak bisa tetap tenang setelah mendengar nama Roswaal!”
Menyentuh perban di atas mata kanannya yang berdenyut, Subaru menghentak tanah sambil berteriak ke arah Otto untuk mencoba menghentikannya.
Sensasi saat dia melompat ke arah Roswaal dan mencekik tenggorokan kecilnya. Sensasi dari keinginan mencabut nyawa orang lain dan tindakan berdasarkan keinginan tersebut, tetap ada dan dapat dirasakan.
Hal itu diiringi dengan perasaan yang aneh dan biadab, dan sekarang saat dia sudah sadar, mengingat hal itu hanya mengakibatkan dorongan untuk muntah dibarengi bunyi nyaring di telinganya dan rasa sakit di tengkoraknya, seperti mengingat sebuah mimpi buruk.
Subaru tidak ingin mengulangi kejadian itu lagi. Tapi,
“Aku tahu apa yang kulakukan itu salah, tapi entah aku menyesalinya atau tidak adalah cerita yang berbeda. Dia telah menginjak-injak sesuatu yang tidak akan kubiarkan untuk diinjak-injak. Dan karena hal itulah aku menyakitinya.”
“.... Dengan logika itu, aku ragu Barusu bisa protes kalau aku melakukan tindakan balas dendam langsung padamu?”
“Itulah kenapa aku siap membalik pantat dan lari saat melihatmu. Tapi itu berakhir dengan kegagalan karena Otto sangat bodoh.”
“Kenapa aku malah dijelek-jelekan!? Dan asal kau tahu, jika aku benar-benar membalik pantat dan lari, aku akan menghilang dengan sangat cepat sampai-sampai bahkan pantat Natsuki-san tidak bisa menyusulnya!”
“Cukup dengan pantat pantatnya, apa kau ini hanya punya lelucon kotor, mulut toilet?”
“Aku tidak tahu apa maksudnya itu, tapi aku merasa seperti baru saja difitnah! Ya, rasanya persis seperti itu!”
Melihat Subaru dan Otto melakukan olok-olok mereka yang biasanya, Ram berdeham dan menghentikan hal tersebut. Subaru terus memicingkan matanya menatap Ram, dan menerima tatapan itu, Ram mengeluarkan sebuah helaan napas,
“.... Kau bisa tenang. Tindakan ini, setidaknya, tidak berkaitan dengan keinginan Roswaal-sama.”
“Tidak berkaitan.... dengan Roswaal? Tidak, tapi itu berarti....”
Mendengar Ram membantah keterlibatan Roswaal, Subaru tidak bisa menyembumyikan keterkejutannya.
Kalau begitu, artinya Ram sendirilah yang memilih membantu pelarian tersebut. Tapi bukan itu masalahnya.
“Jika Roswaal tidak terlibat, berarti hal ini tidak tertulis di dalam Kitab...? Tunggu, sebelum itu, seberapa jauh yang tertulis dalam Kitab itu?”
Karena Subaru langsung menyerah dari amarahnya setelah mereka mengangkat topik tentang Kitab, dia tidak berhasil mempelajari soal buku itu lebih banyak lagi.
Namun, jika apa yang disebut Kitab sempurna ini benar-benar buku ramalan yang mampu menggambarkan seluruh masa depan, maka....
“Seberapa rinci teks yang tercatat di dalamnya dan seberapa besar isinya....?”
Jika ruang lingkupnya memang seluruh dunia dan merinci semua yang telah terjadi dan yang akan terjadi, isi informasinya pasti tidak akan muat dalam satu buah buku. Di samping itu, otak manusia itu terlalu kecil untuk memahami setiap kejadian yang akan terjadi di dunia.
Karena itulah, Subaru menilai bahwa si Kitab akan memilah dan memilih informasi masa depan mana saja yang akan tercatat di dalamnya, sehingga hal itu tetap berada dalam jangkauan apa yang bisa dipahami pemiliknya.
“Kalau tidak salah... isi Kitab tak sempurna milik Petel-kun ditambahkan satu demi satu. Tapi aku belum pernah melihat itu terjadi jadi aku tidak yakin.”
Kitab milik si fanatik itu, dengan setangah halamannya yang masih kosong, teks sepertinya baru akan ditambahkan ke dalam halaman kosongnya setiap kali ada ramalan baru.
Paling tidak, Subaru yakin kalau jumlah halamannya telah berubah dari saat pertama kali dia mendapatkannya setelah mengalahkan Petelgeuse.
Dia kemudian mencoba menyelidikinya lebih jauh, tapi dia tidak bisa membaca kata-katanya. Apalagi, karena sifat jahat buku itu, Subaru ingin menyelidikinya ketika ada Roswaal, tapi itu tidak lagi mungkin di situasi sekarang ini.
Lantas, meski Subaru ingin meyelidiki hal ini lebih jauh lagi, dengan sangat sedikitnya informasi dari si sampel, masalah ini hanya menjadi sebuah dugaan kosong. Tapi Subaru benar-benar memiliki keraguan dengan seberapa dapat diandalkan dan tepatnya Kitab sempurna itu.
Melihat hal itu, Ram meletakkan tangan di atas bibirnya, seolah sedang berpikir.
“.... Aku tidak punya wewenang untuk berbicara mengenai masalah ini. Dan meski keberadaanku di sini bukan karena keinginan Roswaal-sama, fakta bahwa hati Ram sepenuhnya hanya mengabdi kepada Roswaal-sama tetaplah tidak berubah.”
“Itu hanya cinta yang berlebihan, berilah sedikit ruang, sialan!”
“Tapi....”
Mengumpat, Subaru mengeluh karena jalannya untuk mengumpulkan informasi telah ditutup. Tapi, menyisipkan kata tersebut, Ram menatap wajah Subaru yang menunjukan keterkejutan, dan dengan suara pelan....
“Yang pasti situasi ini tidak tertulis. Dan karena itu tidak tertulislah aku bisa ada di sini."
“.... Aku tidak mengerti apa maksudnya itu. Intinya, apa yang sedang coba kau lakukan? Membantu kami? Dan meski iya kau ingin membantu, apa itu karena kemauanmu sendiri?”
“Aku akan membantu evakuasinya. Itu adalah tujuan Ram. Roswaal-sama... karena sekarang semuanya jadi seperti ini... tidak akan melakukan apapun untuk menghentikan kita.”
“Semuanya jadi seperti ini?”
Kata-kata itu terasa begitu menganggu, tapi terlepas dari keraguan Subaru, Ram nampak tidak punya niat untuk menjawabnya. Kemungkinan besar, jawaban itu juga berada di luar wewenangnya.
Pada akhirnya, Subaru masih tidak bisa mengetahui presisi dan sifat Kitab Roswaal. Dan semua yang dia dapatkan hanyalah kecurigaan bahwa mungkin Kitab sempurna pun tidak bisa melihat semuanya di masa depan.
“Yaah, mengetahui hal itu saja mungkin bisa memberiku keuntungan saat berikutnya aku menginterogasi Roswaal.”
Mengesampingkan pertanyaan itu untuk saat ini, Subaru menggumam sambil memaksa dirinya untuk menyimpulkan situasi saat ini. Tapi bahkan dia sendiri pun tidak tahu apa sebenarnya maksud dari pernyataannya itu.
“Sebenarnya masih ada beberapa ruang untuk berdebat tentang apakah aku bisa mempercayai Ram atau tidak, tapi kita bisa mencemaskan hal itu nanti. Aku ingin memeriksa rencana kita terlebih dahulu, jadi apa yang sebenarnya terjadi?”
"Mulai dari hari setelah Barusu bertindak seperti orang bodoh, kami sudah mulai menyiapkan evakuasi hari ini. Tapi karena penduduk desa menolak pergi tanpa memastikan dulu keselamatan Barusu, kami akhirnya harus menyia-nyiakan waktu mencari Barusu yang tak jelas mati atau hidupnya."
"Yaah, maaf tidak mati di kondisi yang jelas... Tapi siapa yang kau sebut bodoh? Ngomong-ngomong, hari setelah aku melakukan kekerasan...."
Ada sesuatu yang aneh mengenai data tersebut, yang mana membuat Subaru sedikit terganggu, tapi dia tidak bisa mengungkapkannya ke dalam kata-kata. Kemudian, Ram dan Otto memberikan penjelasan singkat mengenai rencana pelarian mereka, singkatnya, itu adalah....
"Ram jadi sangat baik sehingga mau membuka rute pelarian, lalu di dalam selubung malam kita akan lari menggunakan kereta naga. Otto akan memandu jalan, sementara tugasku adalah menjadi MASKOT yang menyatukan para penduduk desa dan membuat mereka mau meninggalkan Sanctuary tanpa kekhawatiran apapun... apa itu benar?"
"Aku tidak tahu apa itu MASKOT, tapi tak ada satupun dari kita yang mau pergi tanpa mengetahui apakah Natsuki-san masih hidup atau tidak. Yaah, pada akhirnya, kurasa aku dan Ram-san tidak bisa memperoleh kepercayaan mereka untuk memandu evakuasi ini hanya dengan kami saja."
"Di saat seperti ini, ketenaranku setelah serangan Mabeast jadi sangat berguna ya. Kurasa kau tidak akan pernah tahu kapan kau akan dibalas atas apa yang kau lakukan, sebaiknya aku memastikan untuk lebih sering mencari kesempatan mempertaruhkan nyawaku."
"Sejauh yang kuketahui, entah bagaimana Natsuki-san selalu berjalan di garis antara hidup dan mati saat serangan Paus Putih dan Pemuja Penyihir, apa itu karena kau terus mencari situasi di ujung tanduk seperti itu?"
Gumam Otto merasa heran menanggapi kata-kata Subaru. Dan dengan "Tidaktidaktidak", Subaru menggelengkan kepalanya dan menjawab,
"Aku juga tidak tahu kenapa aku mendapat banyak sekali kesempatan untuk membuat dunia menunjukan kebencianya kepadaku. Oh ngomong-ngomong, aku juga pernah berjalan di garis tipis kematian dengan seorang wanita yang suka membuka perut orang lain dan melempar bagian ususnya, kau tahu."
"Ada banyak orang di luar sana yang membanggakan pengalaman menyakitkan mereka, tapi mendengar hal ini langsung dari seseorang yang sudah mengalami banyak sekali situasi menyakitkan dan menakutkan, rasanya itu benar-benar mempermalukan berbagai kisah yang ada."
Melihat Subaru memberinya acungan jempol, Otto hanya tersenyum lemah sambil memberinya acungan jempol balik.
Dengan begini, pembicaraan Subaru pun berakhir, dan,
"Baiklah, ayo kita lakukan. Waktu, menurutmu berapa banyak waktu yang kita miliki?"
"Jika tidak ada yang menyimpang dari biasanya, kira-kira ada dua jam sebelum Emilia-sama menyerah dan keluar dari Makam. Dia mungkin baru memasuki Ujian, jadi perkiraan, seharusnya masih ada waktu sekitar satu jam setengah. Meski butuh waktu setengah jam sebelum keberangkatan, kita masih punya waktu satu jam."
"Satu jam ya. Jika kita punya waktu segitu, setidaknya mungkin kita bisa melewati barrier Sanctuary."
Jika mereka bisa melewati barrier, paling tidak itu bisa menghilangkan gangguan apapun dari pihak Sanctuary.
Mereka akan berada di luar jangkauan faksi ekstremis yang tidak ingin Sanctuary terbebas, tapi masih ada sesuatu mengenai barrier yang tidak bisa mereka abaikan.
Subaru mengangkat kepalanya, memegang dagunya, dan "Ram", dia memanggil gadis berambut peach itu,
"Soal barrier, sebenarnya masih ada satu masalah. Begitu kita lewat, memang para ekstremis tidak bisa mengikuti kita, tapi...."
"Garf, ya?"
"..... Kau sudah tahu?"
"Dia adalah adik Frederica, jadi lama aku mengenalnya tentu berbeda dengan Frederica. Tapi meski aku benci mengatakan ini, dia sudah seperti teman lama karena Roswaal-sama mulai mempekerjakanku tujuh tahun yang lalu."
Sepotong informasi yang dia dapatkan di pengulangan sebelumnya terungkap begitu saja.
Meski dia merasa kecewa, Subaru lega karena pemahamannya dikuatkan oleh sumber kedua. Menghadapi ekspresi datar Ram, dia melanjutkan "Jadi apa yang akan kita lakukan",
"Ketika dia tahu kalau aku kabur dari penjara, Garfiel pasti akan mengejar kita. Dia sudah menganggapku mencurigakan, dan karena sekarang aku kabur, aku ragu dia akan melunak terhadapku kali ini. Meskipun apakah dia akan melewati barrier atau tidak tergantung apa yang dia rasakan."
"Kenapa kau sangat yakin kalau Garf akan mengejar kita? Paling tidak, dia itu menghormati keinginan Roswaal-sama, jadi seharusnya dia berada di faksi moderat.... Bahkan setelah menahan Barusu, paling banyak itu hanya mengindikasikan kalau dia tidak berpihak ke faksi manapun."
"Alasan pria itu mengejarku.... adalah uh...."
Ada alasan kenapa Garfiel sangat membenci Subaru yang bahkan mencapai tahap permusuhan.
Tak diragukan lagi, alasan itu adalah bau Penyihir yang keluar dari tubuh Subaru.
Mencium bau yang terus terbentuk setiap kali Return by Death terjadi, Garfiel memperlakukan Subaru dengan kewaspadaan dan kebencian yang begitu dalam. Dan hasil dari Garfiel yang menunjukan taring-taringnya dan bertindak berdasarkan kebencian itu adalah situasi saat ini. Namun, fakta bahwa Garfiel telah menyembuhkan dan membuat Subaru yang sekarat tetap hidup bisa dibilang menunjukan sisi rasional dari ketulusannya.
Mencapai kesimpulan itu di kepalanya, Subaru tidak yakin apakah dia harus mengatakannya atau tidak.
Rasanya sudah sangat lama, tapi orang pertama yang menyebut tentang bau Penyihir di tubuh Subaru adalah Rem. Dari potongan kata-kata Rem, Subaru bisa merasakan kebencian Rem terhadap para Pemuja Penyihir, dan entah bagaimana, Ram juga ada hubungannya dengan hal itu.
Dengan kata lain, apapun yang terjadi dengan Pemuja Penyihir sama sekali tidak tak ada hubungannya dengan Ram. Hanya mendengarkan kata 'Pemuja Penyihir' saja sudah membuat Rem kehilangan kesabaran. Lalu apa arti fakta ini bagi Ram?
“.... Barusu?”
“Oh, uhhh.”
“Kau tiba-tiba terdiam, ada apa? Wajahmu itu sudah tidak enak dipandang, tapi jika kau menambahkan ketidakmampuan yang bodoh itu, benar-benar tak ada lagi bagian yang layak dipandang dari wajahmu.”
“Apa-apaan kekejaman dan ekspresi tenangmu itu, haah!? Dan alasan Garfiel mengejarku adalah.... yaah, itu karena aku menyerang Roswaal.”
Mengalihkan pandangannya, Subaru tidak menyebutkan perkara bau Penyihir. Malahan, dia menyebutkan perkelahiannya, atau lebih tepatnya, penyerangan sepihaknya terhadap Roswaal.
“Jika sesuatu terjadi pada Roswaal, seluruh fungsi Sanctuary pasti akan terpengaruh. Aku ragu dia akan melepaskanku setelah aku melakukan sesuatu seperti itu.”
“.... Jujur saja, itu alasan yang sangat amat membosankan, tapi lupakan. Mengingat Ram juga punya masalah yang tidak bisa kukatakan, mengesampingkan kelancangan Barusu, sangat tidak adil kalau aku memaksamu mengatakan apa yang ada di pikiranmu.”
“Kau tidak bisa bicara denganku tanpa menyakitiku, ya? Apa aku benar, Otto?”
“Uhh, entah kenapa aku merasa tidak bisa menerima faka bahwa Natsuki-san meminta persetujuan itu dariku.”
Ucap Subaru mencari persetujuan, tapi Otto mengembalikannya dengan tatapan penuh dendam. Berpura-pura tidak mengerti apa maksudnya, Subaru merespon dengan sebuah angkatan bahu. Berbalik membelakangi olok-olok pasangan tidak sehat itu, Ram mendongak ke arah langit dan memicingkan matanya menatap cahaya bulan,
“....Bulan yang bersinar keputihan, sebuah bulan yang menggila. Malam itu, juga merupakan malam dengan cahaya bulan seperti ini.”
Dia berbisik dengan suara yang sangat pelan sehingga tak bisa terdengar.
XxxxX
….Saat rencana itu dimulai, semuanya berjalan dengan sangat cepat.
Sejak awal, bahkan tanpa Subaru pun rencana evakuasi itu sudah berjalan, dan hanya tahap akhirnya saja yang membutuhkan Subaru sebagai pemicu.
Ketika kereta naga sedang dipersiapkan, para penduduk desa dengan cepat menaikinya, dan dari penempatan penumpang hingga kerja sama antar kusir, semuanya berjalan dengan koordinasi yang sangat lancar, sehingga waktu 30 menit yang seharusnya dibutuhkan sebelum berangkat, hanya terpakai 15 menit saja. Meski begitu, Subaru tidak menunjukan kepuasaannya terhadap hasil tersebut,
“Sebenarnya, daripada 15 menit, itu mungkin bisa lebih cepat lagi. Mungkin lima, jika saja.......”
Dengan semangat tinggi para penduduk desa, mereka pasti bisa melakukannya. Tapi apa yang menghambat semua itu tidak lain adalah Subaru sendiri.
Kembali kepada para penduduk desa, Subaru berharap bisa memulai persiapan evakuasi saat itu juga, tapi dengan dia yang datang seperti itu, semuanya langsung menyadari mata kanannya yang hilang.
Para penduduk nampak ingin melakukan balas dendam terhadap mata Subaru yang hilang, tapi Subaru berhasil menenangkan mereka dengan memberitahu mereka kalau matanya tidak hilang melainkan sedang dalam proses penyembuhan.... sebuah kebohongan yang entah bagaimana bisa mereka terima, dan baru setelah itulah evakuasi bisa dimulai.
“Tapi... itu bukan perasaan tidak enak yang patut dikhawatirkan sih.”
Subaru tidak pernah menyangka kalau akan ada orang sebanyak ini yang terkejut dengan lukanya, dan bahkan setelah melihatnya sendiri, dia masih tidak bisa mempercayainya.
Natsuki Subaru seharusnya adalah seseorang yang terisolasi, sendirian, orang tidak penting yang tidak akan bisa membuat seseorang merasakan sesuatu. Itulah yang dia percayai. Namun, tanpa dia ketahui, tiba-tiba ada begitu banyak orang yang merasa sakit hati demi dirinya.
Dia hanya membual tentang pencapaiannya saat melawan Mabeast, tapi Subaru memang tidak melakukan sesuatu yang hebat.
Adalah Rem yang menyelamatkan anak-anak di hutan, dan Rem juga yang memburu sebagian besar Mabeast setelah itu. Lalu pada akhirnya, Roswaal lah yang memusnahkan mereka, dan tidak ada satupun momen di mana Subaru melakukan sesuatu yang layak diingat.
“.....ah, jadi itu alasannya.”
Sampai di sini, Subaru pun sadar kebenaran yang terus dia tahan sejauh ini.
Kekuasaan Dosa Kerakusan telah memakan semua ingatan tentang Rem di dunia ini. Selain di ingatan Subaru, yakni tempat di mana dia masih ada, hanya cangkang kosong Rem lah yang tertinggal di dunia ini.
Selain itu, setiap jejak, setiap bukti, dan setiap ingatan tentangnya telah hilang.
Lantas, bagaimana dengan peristiwa yang terjadi sebagai buah dari tindakannya?
….. Kemungkinan besar, seluruh tindakannya ditujukan kepada orang lain. Semua kejadian di mana dia pernah muncul, dirasionalkan dan ditulis ulang ke dalam ingatan mereka yang mengenalnya dengan cara yang bisa dianggap masuk akal.
“Dan semua orang yang telah Rem selamatkan... kini memberikan rasa terima kasih mereka terhadap Rem kepadaku.”
Kalau dipikir-pikir, rasa suka Petra terhadap Subaru mungkin juga karena, bagi Petra, Subaru adalah orang yang mempertaruhkan nyawa untuk membawanya keluar dari hutan. Itu pasti adalah apa yang dunia tulis secara paksa ke dalam ingatan Petra.
Kalau tidak, bagaimana mungkin dia memiliki kepercayaan sebesar itu kepada orang asing berwajah mencurigakan dengan asal usul tidak jelas hanya setelah menghabiskan waktu bersama beberapa hari?
Dengan kata lain, meski tanpa sadar, Subaru lagi dan lagi terus menuai penghargaan atas tindakan Rem, seolah-olah itu adalah hal yang wajar.
“..... membuatku ingin muntah... melihat betapa sampahnya aku ini.”
Mengutarakan pemikiran tersebut, Subaru sadar kalau semua berkah yang diterimanya adalah berasal dari pencapaian gadis yang sedang tertidur itu.
Gadis cantik berambut biru yang masih menyisakan kehangatan di dada Subaru bahkan sampai saat ini. Meski dilupakan oleh seluruh dunia, mungkin kesetian gadis itu pada Subaru masih terus bertahan.
Tapi, itu mungkin juga hanya delusi dan perasaan Subaru.
“......”
“Hm, ahh, jangan khawatir. Aku baik-baik saja.... Kau juga.... adalah gadis pintar yang setia denganku.”
Patrasche balik menatap dengan tatapan cemas. Berhati-hati agar tidak menganggu pemikiran tuannya, Patrasche berlari dengan mulus terlepas dari kecepataannya. Terlepas dari Divine Protection, Wind Evasion-nya, dia memang memiliki kepekaan yang tinggi.
Sudah seminggu yang lalu Subaru tidak mengendarai Patrasche tanpa kereta seperti ini semenjak pertarungan melawan Paus Putih dan Pemuja Penyihir.
Mungkin sedikit tidak puas karena menarik muatan berat, setelah terlepas dari bebannya, gaya berjalan Patrasche terasa lebih ringan ketika membawa Subaru.
Meski begitu, dia juga terlihat khawatir ketika dia pertama kali melihat Subaru yang bermata satu, lantas menggunakan lidah kasarnya untuk menjilat wajah Subaru seolah ingin menghiburnya.
Sambil mengenang reuninya dengan Patrasche, Subaru melirik ke belakang.
Evakuasi ini adalah evakuasi rahasia dengan diikuti enam kereta naga. Sebenarnya, karena derakan kereta dan suara pergerakan mereka yang tak bisa disembunyikan, situasinya jauh dari kata rahasia. Mereka kini melaju dengan kecepatan serendah mungkin agar tidak kepergok.
Kebanyakan kusirnya adalah pedagang yang sebelumnya sudah disewa untuk mengevakuasi penduduk desa dari para Pemuja Penyihir dengan penjanjian mendapatkan bayaran. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kaitan dengan semua ini. Subaru khawatir jikalau ada rasa ketidakpuasan di antara mereka, tapi melihat mereka menggenggam tali kekang mereka dengan kuat, Subaru sadar kalau kecemasannya itu sungguh tidak perlu.
Setidaknya, mereka bukanlah tipe orang yang akan membiarkan emosinya menghalangi di saat-saat kritis.
….Lalu kemudian,
“Natsuki-san, Natsuki-san.”
Berpikir, Subaru tiba-tiba mendengar sebuah suara memanggilnya dari kereta yang berada paling depan.
Menoleh ke arah suara itu, dia melihat Otto memimpin barisan kereta dan mengendalikan naga favoritnya Furufu sambil memberi isyarat ke arah Subaru.
“Ada apa? Kupikir evakuasinya berjalan lancar.”
“Mnn, hampir terlalu lancar. Tapi kita punya masalah.”
Merendahkan suaranya, Otto mendekat ke arah Subaru yang berkendara sejajar dengan keretanya. Dia menutupi mulutnya dengan tangan sehingga kereta di belakang tidak akan melihat mereka.
“Natsuki-san, tolong dengarkan dengan seksama.”
“Hm?”
“.... Hutan ini berbisik. Sesuatu yang 'buruk' sedang mendekat.”
Mendengar pernyataan tidak jelas itu, Subaru tidak bisa membuat reaksi lain selain mengernyitkan dahinya. Tapi, ekspresi Otto sangat serius ketika dia mengatakan hal tersebut, dan atsmosfer saat ini bukan sesuatu yang bisa ditertawakan.
Subaru menarik napasnya dan melihat bolak balik antara Otto dan barisan kereta di belakangnya.
“Sesuatu yang 'buruk' itu, apa dia menuju ke arah kita?”
“Kebanyakan apa yang dikatakan pepohonan ini begitu samar dan tidak pasti, jadi aku tidak yakin. Tapi sesuatu itu mungkin akan menyusul kita di kecepatan kita yang sekarang. Jadi sebaiknya kita mempertimbangkan untuk sedikit menambah kecepatan.....”
Otto menyarankan hal tersebut dengan keringat dingin di dahinya. Menilai dari ekspresi ketakutannnya, pasti memang ada sesuatu, Subaru pun memutuskan untuk memberi isyarat pada Patrasche dan memberi perintah kepada barisan kereta untuk menambah kecepatan. Di jarak ini, jika mereka berlari dengan kecepatan penuh menuju barrier, maka....
“.... Oy. Orang sebanyak ini keluar jalan-jalan di tengah malam dan tidak kepikiran untuk mengundangku. Rasanya seperti ditinggalkan.”
Menembus udara seperti sebuah anak panah dan membelah keheningan hutan, sebuah suara menggema di gendang telinga Subaru.
Kaki Patrasche menggali masuk ke dalam tanah saat dia mengerem berhenti. Si naga tanah berkulit hitam itu merendahkan kepalanya dan memamerkan taring-taringnya, dan sekali lagi, dia mengarahkan kebenciannya kepada musuh lamanya.
Melihat si naga tanah siap untuk bertarung, si pemuda berambut emas mengangkat bibirnya membentuk sebuah senyum geli.
“Haa. Masih tidak takut setelah mengalami pengalaman menyakitkan itu? Kau memang gadis yang pintar. Seperti bagaimana 'Semakin erat jari menggenggam, semakin terang batu bersinar', yeah?”
Membuat pernyataan seperti itu sambil menunjukan taring putihnya, sang Penjaga Sanctuary menghalangi jalan.
Seolah sedang memamerkan ancaman dari sesuatu yang 'buruk'.
---End---
Lanjut ke -> Re:Zero Arc 4 - Chapter 41
Baca Semua Chapter -> Index Re:Zero Arc 4
Translator : Zhi End Translation..
3 Komentar
subaru ceritanya ini melawan takdir dari kitab sempurna milik roswal, dan kitabnya garfiel.
Balasty updatenya min.
always menunggu update an
updatenya kapan ya ?? setiap hari apa ? ane jdi smakin penasaran
BalasThanks min... lanjut... Kapan update lg?...
Balas