Baca Re:Zero Kara Hajimeru Isekai Seikatsu (WN) Arc 4 - Chapter 5 Bahasa Indonesia

[Translate] Re:Zero Arc 4 - Chapter 5 : Faksi Emilia


Baca Light Novel Re:Zero Kara Hajimeru Isekai Seikatsu Arc 4 - Chapter 5 translate bahasa Indonesia



Chapter 5 : Faksi Emilia.

Tepat seperti apa yang dikatakan oleh Frederica, butuh dua hari persiapan sebelum mereka pergi ke Sanctuary.

Di antara pekerjaannya di mansion, Frederica juga harus melatih Patrasche mengenai lokasi Sanctuary. Karena Frederica sudah bertanggung jawab atas kebanyakan pekerjaan di mansion, Subaru pun mengusulkan kalau Frederica bisa meringankan beban kerjanya dengan memberitahu lokasi Sanctuary secara langsung, tapi...

"Maafkan aku, tapi lokasi Sanctuary sangatlah penting bagi tuan kita. Sebagai pelayan, aku tidak bisa bertindak gegabah dalam masalah ini. Aku bahkan akan memilih tidak mengajarkannya kepada naga tanah jika aku bisa menghindarinya."

Dia dengan sopan menolak untuk memberitahu lokasi Sanctuary kepada Subaru.

Meskipun terasa kurang nyaman bagi Subaru, tapi mengeluhkan soal kewaspadaan Roswaal yang berlebihan, tidak akan bisa membuatnya lebih dekat ke Sanctuary. Dan setelah mempertimbangkan bagaimana berbagai hal terungkap, Subaru pun tidak punya pilihan lain selain menerima keputusan Frederica.

Dan begitulah, Subaru menghabiskan dua hari tenangnya dengan berjalan-jalan bersama warga desa dan kembali ke perannya sebagai pelayan, melakukan berbagai pekerjaan kasar di mansion.

Sementara itu, sambil terus mengerutkan bibirnya jengkel karena Puck tidak kunjung keluar, Emilia yang tidak punya sesuatu yang harus dikerjakan pun selalu mengikuti Subaru ke desa dan berusaha keras mengurangi jarak antara dirinya dan warga desa. Selain itu, dengan membaca berbagai buku dan tulisan yang tidak dimengerti Subaru, dia juga menghabiskan waktunya untuk membangun pengetahuannya.

Ketika mereka menghabiskan dua hari mereka dengan cara yang berbeda-beda, ada beberapa perubahan yang terjadi.

Yang pertama adalah...

"Aaahhh!! Kenapa semuanya ditumpuk begini? Dokumen yang harus di prioritaskan, dokumen yang bisa dibuang begitu selesai dibaca, dan dokumen yang bahkan tidak layak dibaca... Kenapa mereka tidak diurutkan dengan benar dan dibiarkan seperti ini...."

Menggaruk kepalanya dengan kasar sambil menggerutu, Otto pun mengurutkan dokumen yang ada di sekelilingnya dengan kecepatan yang luar biasa. Setelah dengan cepat melihat dokumen dan memahami isinya, dia pun langsung melemparkannya ke salah satu tumpukan raksasa yang ada di meja, kemudian selanjutnya, dan selanjutnya, dia terus menerus memisahkan dan mengatur dokumen-dokumen itu. 

Melihat mata Otto dan tangannya yang bergerak ke sana sini sambil menolehkan kepalanya dari satu sisi ke sisi lainnya dengan cepat, orang yang melihatnya pun pasti akan berharap ingin melihat api keluar dari tubuhnya. Sementara itu di seberang meja, Subaru yang mengistirahatkan dagunya di atas tangannya pun mendesah dengan takjub.

"Haaa.. itu luar biasa!! Jika itu adalah aku, meskipun mereka dicetak dengan rapi, mereka masih terlihat seperti omong kosong bagiku..."

"Itu tidak seperti aku mencoba memahami mereka. Aku hanya memisahkan mereka ke dalam dokumen yang berhubungan dengan keuangan, berhubungan dengan surat permohonan, dan berbagai macam dokumen lain terlebih dahulu. Jika saja masing-masing dokumen ini sudah diurutkan ketika mereka datang.... tapi melihat susuan ini, aku takut kalau mereka memang sudah ditata dengan cara yang hanya dimengerti oleh orang itu."

Hal ini tidak pernah terjadi. Subaru yang harusnya merasa kagum terhadap Otto yang menatap tajam kearah gunungan dokumen dihadapannya, malah telihat agak terkejut. Mendengarkan dia berbicara mengenai pemilik dokumen ini...... wajah Roswaal pun terlintas di pikiran Subaru. Dia merasa meskipun Otto mengatakannya dengan santai, kemungkinan, teorinya sangatlah tepat.

Itu adalah pemikiran yang menakutkan, berpikir kalau Roswaal mampu memahami semua tumpukan raksasa dokumen-dokumen ini. Tapi masalahnya adalah, karena tidak ada seorang pun yang memahaminya dan orang itu juga tidak ada disini, maka tidak ada pilihan lain selain mengurutkannya seadanya.

"Ok, semuanya sudah dalam kategorinya sekarang. Selanjutnya adalah menyusun mereka berdasarkan urutan kronologinya... tapi sebelum itu, mungkin sebaiknya aku memisahkan mereka menjadi bagian yang sudah diproses dan yang belum diproses terlebih dahulu.."

"Aku tidak tahu apakah aku harus menyebutmu teliti atau maniak, tapi Otto, kau pasti Type-A kan?"

"Apa itu a/ta pe? Itu tidak terdengar seperti sesuatu yang bagus."

Melihat Otto menatapnya, Subaru pun melambaikan tangannya tanpa berusaha untuk menjalaskan. Ini tidak seperti dia benar-benar percaya kalau golongan darah ada hubungannya dengan kepribadian seseorang, selain berguna menjadi topik pembicaraan konyol.

Secara kebetulan, Subaru adalah type-B.... sebenarnya, seluruh anggota keluarga Natsuki adalah type-B. Kapanpun hal ini dikatakan kepada orang lain, jawaban yang mereka dapat selalu "Aku sudah tahu" dan begitulah, itu bukanlah hal yang menyenangkan bagi mereka.

"Tunggu, kalau kupikir-pikir lagi...."

"Ada apa? Kenapa kau berhenti? Kau sudah bergerak dengan kecepatan yang hebat, ayo lanjutkan!"

"Sebagai seseorang yang peduli terhadap efisiensi, aku tidak keberatan melakukan hal ini, tapi bukankah situasi ini sedikit aneh? Kenapa aku yang seorang pedagang pengelana berdiri di kantor Margrave dengan keringat di seluruh dahiku bekerja begitu keras merapikan dokumennya? Tidakkah posisiku sedikit aneh disini?"

"Butuh waktu yang sangat lama untukmu menyadarinya, ya kan?"

Melihat Otto baru menyadari hal ini, Subaru pun menundukkan kepalanya dan tertawa. Tidak alasan bagi Otto melakukan tugas kasar, seperti menata ulang dokumen yang berhubungan dengan urusan Margrave, itu semua sejalan dengan rencana Subaru.

Itu adalah cara untuk mengamankan bakat yang berguna bagi faksi Emilia di tempat Roswaal.

Di situasi saat ini, ketika Subaru melihatnya, posisi Emilia dalam Pemilihan Raja tidaklah menguntungkan sama sekali. Sebagai kesatrianya, atau setidaknya orang yang dianggap seperti itu, dia memang sudah berperan penting dalam memukul mundur Pemuja Penyihir serta membunuh Paus Putih, tapi dibandingkan dengan buruknya situasi yang masih mengelilingi Emilia saat ini, berapa banyak hal itu akan berefek pada situasi ini masihlah menjadi sebuah pertanyaaan.

Dibandingkan dengan kandidat lainnya, dari awal posisi Emilia sudah tertinggal di belakang bahkan sebelum balapan dimulai. Seolah menambah kesulitan posisinya adalah adanya fakta bahwa tujuan sebenarnya Roswaal masih belum diketahui. Meskipun dia mendukung Emilia, sejauh ini, tugas Roswaal sebagai penyokongnya hanya bisa digambarkan dengan kata 'gagal'.

Dia telah gagal menyiapkan satupun serangan balasan kepada Pemuja Penyihir meskipun seharusnya dia sudah menduganya dari jauh-jauh hari, dan sekarang, setelah berhasil melewati ancaman itu, mereka malah tidak punya cara untuk menghubunginya. Kalau saja dia keluar dan mengumumkan apakah dia sekutu atau musuh, hal ini pasti akan menjadi lebih mudah... yang manapun itu, dia memanglah eksistensi yang sangat mengganggu.

Selain itu, orang-orang yang berada di sekitar Roswaal cenderung menutup mulutnya jika berhubungan dengan tujuan tuan mereka yang sebenarnya. Ram yang tidak diragukan lagi begitu memuja Roswaal diatas segalanya, tindakannya memang bisa diperkirakan, lalu Frederica dengan dedikasinya yang begitu kuat untuk perannya sebagai pelayan, juga tidak mengatakan apa-apa. Bahkan Puck dan Beatrice pun memilih untuk tidak membicarakan masalah ini dengan Emilia dan Subaru.

Dengan kata lain, tidak ada seorangpun yang bisa Emilia percayai dengan aman.

Tentu saja Subaru ingin menjadi orang itu, dan dia juga sudah bertindak sesuai dengan hal itu, namun jangkauan Subaru terlalu pendek, bahkan jika dibandingkan dengan orang-orang pada umumnya. Subaru sangat tahu fakta bahwa dia bukanlah pria yang bisa meraihnya, dan dengan dirinya sendiri, dia tidak akan mampu melenyapkan semua kekhawatirannya. Hal ini selalu saja mengganggunya.

Jadi begitulah, orang yang berada dalam penglihatan Subaru saat ini adalah pria yang selalu bolak balik pergi antara desa Arlam dan mansion, orang yang akan memukul bibirnya sendiri setelah makan malam dan minum teh serta mengatakan hal-hal seperti "Aaaa, tidak memiliki ambisi dan berdiam diri seperti ini pasti akan membuat siapapun menjadi busuk", sambil tersenyum dengan santai.... dia adalah Otto.

"Dengan kata lain, ini adalah rencana 'jika kita tidak punya sekutu, kenapa kita tidak mulai membudidayakannya sekarang'."

"Aku merasa apa yang kau katakan itu terasa sedikit mengganggu, tapi apa hubungannya denganku?"

"Hmm, aku tidak tahu... Mungkin.... Ah, Otto-san, kau masih belum mengurutkan dokumen di sebelah sini."

"Oh, maaf. Ayo kita lihat, lokasi penambangan untuk mineral arcane, jumlah cadangan mereka, dan...... BUKANKAH INI DOKUMEN YANG SEHARUSNYA TIDAK BOLEH DILIHAT OLEH ORANG LUAR???"

"Ah, kau telah melihatnya... aku tau, kau telah melihat mereka.... ahh, ok, ok, yeah well, aku akan berusaha untuk menjelaskannya pada Roswaal, jadi tidak perlu khawatir, ok?"

"Itu sangat mengagumkan, bagaimana kalimat itu sama sekali tidak membuatku nyaman."

Ketika Otto mengeluh dan mencoba menjauhkan dokumen yang diberikan kepadanya sejauh mungkin, Subaru malah hanya menyeringai, dan bertingkah seolah-olah dia adalah pengamat yang tidak berdosa. Melihat kelakuan Subaru, wajah Otto pun terlihat sangat menakutkan, dan dengan bibirnya yang bergetar, dia berbicara,

"Aku tidak ingin mempercainya, tapi apa kau benar-benar mencoba membuatku menghilang dengan menunjukkan dokumen yang tidak boleh dilihat oleh orang luar, lalu tidak membantuku ketika ada masalah? Apa kau berniat menginjak-injak perjanjian kita?"

"Tentu saja tidak!! Pembayaran untuk kargo mu serta bantuan yang kau minta, aku berniat untuk memenuhi semuanya. Selain itu, aku juga ingin menyeretmu lebih jauh dalam masalah ini, sampai kau masuk terlalu dalam dan tidak bisa melarikan diri lagi."

"Apa kau benar-benar harus menjadi sekejam itu? Aku ini hanyalah seorang pedagang kecil, aku tidak mengerti kenapa kau mencoba memberikan begitu banyak beban di pundakku, tapi kumohon, hentikan itu!!"

Dengan wajah yang terlihat sangat tertindas, Otto pun mencoba menolak. Mendengar hal ini, Subaru merasa kalau dia memang sudah agak keterlaluan. Jadi, sambil menganggukan kepalanya dan mengganti ekspresinya, dia pun menggumamkan kata "maaf" dengan pelan.

"Aku sudah sedikit keterlaluan tadi. Aku punya begitu banyak hal yang berbeda-beda di atas piringku dan aku juga seperti terburu-buru ingin meluruskan benang kusut ini, hal ini membuatku bahkan tidak terpikir untuk menanyakan apa yang kau rasakan, maaf."

"Ah, tidak, jika kau tiba-tiba menjadi seperti ini, aku pasti akan merasa bingung..... Uh, aku ragu apa aku boleh bertanya, tapi..... Apa yang membuatmu berharap begitu banyak dariku?"

Melihat Subaru tiba-tiba berbicara dengan normal padanya, Otto pun merasa sedikit bingung, tapi, pada dasarnya dia menerima hal ini, dan menanyakan pertanyaan itu kepada Subaru.

Lagipula, dari sudut pandangnya, dia baru kenal Subaru akhir-akhir ini, dan tidak ada sesuatu yang benar-benar bisa membenarkan kepercayaan di antara mereka. Tentu saja, bahkan bagi Subaru pun, hubungan mereka bukanlah yang paling kuat.

Mereka sudah beberapa kali bertemu di pengulangan sebelumnya, jadi sekarang Subaru merasakan sedikit kesan baik terhadap Otto, tapi, yah hanya itu saja..

Jika benar begitu, lalu kenapa dia menyeret Otto seperti ini?

"Sejujurnya, ini tidak seperti aku punya alasan khusus untuk tertarik padamu atau semacamnya. Ini juga tidak seperti aku menghargaimu sebagai seorang individu.... Tapi ini lebih seperti karena kau memenuhi kriterianya."

"Itu terlalu jujur!!..... Kurasa aku bisa mengerti, tapi apa kriterianya?"

"Fakta bahwa kau tidak terkait dengan salah satu faksi manapun di Pemilihan Raja. Kau hebat dalam menimbang untung dan rugi, dan kemampuanmu untuk bernegosiasi serta mengumpulkan dukungan adalah kualitas yang sangat berharga. Dan yang paling penting, kau sama sekali tidak terlihat mendeskriminasi Emilia karena dia adalah seorang half-elf, atapun melihatnya dengan cara yang berbeda karena hal itu."

"......"

Mendengar ketiga alasan itu, Otto pun hanya memandang kearah Subaru tanpa bisa berkata apa-apa.

Mempertimbangkan situasi yang mereka hadapi, ketiga alasan itu sama sekali tidak bisa diabaikan. Dan sampai sekarang, menurut penilaian Subaru, orang ini... Otto Suwen, adalah satu-satunya orang yang memenuhi semua kriteria itu.

Otto yang tidak mengatakan apa-apa, masih menunggu Subaru.

Tidak seperti saat mereka bergurau beberapa saat yang lalu, mata Otto kini terlihat lebih tenang, dan berkilau seolah-olah mencoba melihat Subaru sampai ke pikirannya.

Subaru sadar kalau dia sedang diamati. Dia juga tidak mencoba menyembunyikannya. Dari awal dia memang sudah mengamati Otto, jadi hal ini bisa disebut impas, akan tetapi....

"Dan juga, ini hanya pendapat pribadiku...."

"... Mari kita dengar!"

"Aku merasa seperti bisa akrab denganmu. Sejujurnya, meskipun tidak ada yang lebih baik selain mendapatkan sekutu sebanyak-banyaknya untuk Emilia-tan, bisa akrab denganmu adalah sebuah bonus. Ah, dan juga karena kau tidak punya perasaan apa-apa terhadap Emilia-tan sebagai seorang wanita. Jika kau sampai punya perasaan padanya, meskipun kita adalah teman seumur hidup, aku pasti akan membunuhmu...."

"Kau berniat membunuh saingan cintamu?"

"Jika aku punya rival, aku hanya akan punya nol kepercayaan diri untuk bisa menang. Jangan kau meremahkan sifatku ini!! Dalam hidupku sampai saat ini, jumlah orang yang benar-benar menyukaiku bisa dihitung dengan satu tangan, kau tahu?"

Rinciannya adalah orang tuanya, Rem, Wilhelm, Emilia, dan dengan beberapa pertimbangan, Julius serta Reinhart..... yah kira-kira hanya itu. Sebenarnya, kalau dipikir-pikir hitungan tadi itu sudah melebihi satu tangan.

Menerima penghargaan semacam itu setelah datang ke Dunia Paralel ini, mungkin pada akhirnya Subaru bisa menjadi orang yang terhormat. Yah meskipun dia tidak bisa melihat hal itu di kaca.

Bagaimanapun juga....

"Gezz, kau benar-benar orang yang blak-blakan. Tapi, dengan tidak membawa pertahanan apapun ketika duduk berhadapan dengan seorang pedagang di meja negosiasi, kau itu bisa menjadi sasaran empuk, kau tahu?"

"Jika ini adalah meja negosiasi, mungkin aku akan sedikit mendesakmu, namun tidak ada pedagang ataupun sasaran empuk disini, yang ada hanya kau dan aku kan? Tapi, jika memang begitu caramu melihat hal ini, maka aku akan mengganti perlengkapan serta merubah sikapku.."

"Setelah memuji bakatku sebagai pedagang, kau malah mengatakan hal seperti itu? Ungkapan mengenai bagaimana kau merubah kata-katamu bahkan sebelum lidahmu kering, benar-benar diterapkan secara sempurna disini.... Ada apa sih denganmu?"

Dengan ekpresi yang terlihat terganggu, Otto pun mendesah, dan semua tanda-tanda ketegangan serta kewaspadaan beberapa saat yang lalu lenyap dari wajahnya. Dia menoleh kearah Subaru yang mencoba terlihat acuh tak acuh, dan mengatakan...

"Aku tidak tahu kenapa aku mengatakan ini disini, tapi Natsuki-san, aku juga punya tujuan. Itu bukanlah sesuatu yang begitu hebat sehingga aku akan menyombongkannya pada orang lain, meski begitu, itu masihlah mimpi bagiku."

"Kurasa mimpi seorang pria itu bisa menjadi sangat konyol sehingga mereka harus melebih-lebihkannya, atau sangat konyol sehingga mereka harus menyimpannya sendiri dan tidak pernah menceritakannya pada siapapun, yah hanya ada dua jenis kurasa, tapi apa kau akan menceritakan mimpimu?"

"Fakta bahwa aku setuju denganmu sangatlah tidak mengenakkan... Bagaimanapun, kau tahu, aku ini terlahir sebagai anak kedua dari keluarga pedagang yang cukup sukses. Sejak kecil aku sudah berada di lingkungan yang makmur, meski begitu, ketika tiba waktuku untuk menjadi mandiri, aku malah tidak mendapatkan banyak dukungan."

Subaru tidak tahu berapa banyak kemiripian antara situasi saudara di dunia ini dengan dunia asalnya, tapi setidaknya dasar-dasar yang sama seperti penyerahan gelar dan warisan sepertinya juga berlaku disini.... Lebih jelasnya, itu pasti akan diserahkan kepada anak tertua.

Dalam hal ini, seperti yang Subaru duga dari dunia fantasi yang mengambil latar abad pertengahan, Otto yang terlahir sebagai anak kedua hanya punya pilihan antara menjadi pembantu kakaknya atau menjadi mandiri dengan usahanya sendiri.

"Ketika membantu kakakku mengurusi bisnisnya, aku belajar dasar-dasar perdagangan dan berhasil menabung cukup uang untuk membangun bisnisku sendiri. Dengan uang itu, aku bisa membeli Furufu, naga tanahku sendiri sekaligus keretanya dan.... Well, aku juga terlahir dengan dikaruniai 'Divine Protection', jadi secara keseluruhan, semuanya berjalan dengan lancar, kurasa."

"Mengenai Divine Protection, maksudmu Divine Protection 'Anima Whispering' kan?? Mampu berbicara dengan berbagai macam binatang, tergantung bagaimana kau menggunakannya, kurasa kau bisa mendapatkan banyak keuntungan dari itu."

"Itu tidak terlalu berguna seperti yang kau katakan, Natsuki-san... Ada beberapa masalah tidak menyenangkan yang selalu mengikuti karunia itu yang belum kau pikirkan. Bagaimanapun, itu butuh beberapa tahun untukku bekerja keras dan berusaha agar tidak tergores oleh mereka, tapi pada saat itulah, sebuah mimpi muncul dalam pikiranku."

Melanjutkan ceritanya setelah menceritakan bagaimana dia menjadi mandiri, Otto pun lagi-lagi membawa kata 'mimpi'. Mendengar hal itu, tanpa adanya alasan khusus, Subaru pun langsung duduk dengan benar seolah-olah ingin mendengarkannya dengan seksama. Menerima perlakuan seperti itu, Otto pun tersenyum hangat dan memulai dengan "ini mimpi yang sangat biasa, kau tahu."

"Pedagang manapun yang menjadi pedagang pengelana pasti akan memiliki mimpi ini.... Mimpi ini adalah untuk memiliki tempatku sendiri, seperti memiliki kastil sendiri, memiliki tokoku sendiri.. tempat untukku berada dan menjalankan bisnis disana. Jika aku bisa memilikinya di beberapa kota besar, itu mungkin akan menjadi kebahagiaan terbesar yang bisa diharapkan oleh seorang pedagang."

"Itu mimpimu, Otto?"

"Itu adalah hal yang sangat membosankan untuk diharapkan... Tapi setelah berkelana dan berkelana, pada akhirnya, apa yang kuinginkan masihlah sama seperti apa yang kumiliki saat aku tumbuh. Well, kurasa kau bisa mengatakan kalau lingkungan itu adalah simbol kebahagiaan bagiku."

Sambil menggaruk-garuk pipinya karena malu, Otto pun berbicara lebih cepat untuk mencoba menutupi rasa malunya. Subaru memahami jawaban Otto dan bertanya-tanya balasan apa yang dia inginkan. Kemudian dia bersandar dan membebankan seluruh berat badannya pada kursi.

Tapi, sambil menjauh dari perhatian Subaru, dengan kata "Itulah mengapa", Otto pun melanjutkan..

"Kesempatan untuk membuat kemajuan besar seperti Margrave berhutang padaku... sebagai anak kedua dari keluarga pedagang, sebagai seorang pedagang pengelana, dan sebagai orang yang akan menjadi pedagang hebat nantinya, aku tidak mungkin membiarkan kesempatan itu melewatiku begitu saja. Terutama, mengingat kalau aku akan melakukan kebaikan untuk seseorang yang mungkin akan menjadi raja di negara ini, ini adalah kesempatan bisnis yang sangat besar, sampai-sampai meskipun jika mengulangi seluruh hidupku, aku tidak akan menemui kesempatan seperti ini lagi, ya kan?"

"Ok, jadi kau akan bergabung dengan kami. Terima kasih, aku sangat senang. Aku tahu kau akan membuat pilihan yang tepat, Otto. Sekarang, terus urutkan dokumen-dokumen itu."

"Apa? Itu tadi pernyataan yang sangat bagus kan? Tidakkah reaksimu itu sangat kurang?"

"Entah mengapa aku merasa jika aku membuat kesan seperti itu, berarti aku kalah.... Well bagaimanapun juga, saat kau menyentuh dokumen yang tidak boleh dilihat oleh siapapun itu, sudah tidak ada jalan kabur lagi bagimu, kekekekeke."

"Tidak peduli bagaimana aku melihatmu, kau masihlah orang yang sangat jahat."

Pada akhir percakapan panjang itu, nampaknya tidak ada hal yang benar-benar berubah, dan Otto juga tidak menerima bayaran yang cukup atas tekad barunya.

Akan tetapi, bahkan ketika dia menggoda Otto, jauh di dalam hatinya, Subaru masih sangat berterima kasih untuk itu.. yah meskipun kata-kata itu tidak akan pernah keluar dari mulutnya.

"Tapi aku harus mengatakan hal ini terlebih dahulu. Tidak sepeti Natsuki-san yang mendukung Emilia-sama tanpa syarat, aku hanya bekerja sama karena situasi sekarang ini. Jika Margrave dan Emilia-sama berselisih di dalam faksi, aku akan terlebih dahulu menimbang untung dan ruginya sebelum memilih pihak mana yang akan kubela. Jadi jangan salah mengira aku sebagai sekutu sepenuhnya."

"Jika kau membandingkan Emilia-tan dan Roswaal dengan skala yang sama, kau akan sepenuhnya berada di pihakku. Secara perlahan, aku pasti akan 'mencekokimu' dengan semua kualitas bagus dari Emilia-tan, jadi jangan khawatir....... Kau sudah mendengar semuanya dengan jelas, kan?"

Sambil mengesampingkan alasan Otto, di akhir kalimat yang barusan dikatakannya, Subaru pun menolehkan kepalanya serta mengarahkan kata-katanya ke arah yang benar-benar berbeda. Melihat Subaru melakukan hal ini, Otto pun mematung dengan ekspresi tercengang di wajahnya. Dia menoleh kearah yang dilihat Subaru, dan disana....

"Yep.. maksudku, Ya, aku sudah mendengar semuanya, Subaru-sama."

Dengan senyum manisnya, gadis berseragam maid itu pun menggoyangkan rambut berwarna chestnut-nya dan berdiri di depan pintu.

Beberapa perubahan yang ada di mansion selama dua hari ini, dan inilah yang kedua.


***

Dengan hanya Frederica, (Subaru juga membantu, tapi kemampuannya sebagai pelayan masih setengah matang dan kesehatannya juga belum pulih sepenuhnya) mengurusi segala sesuatu yang ada di mansion sendirian, secara fisik bisa dibilang mustahil. Jadi Frederica yang memahami hal ini, secara pribadi pergi ke desa untuk merekrut bantuan dan disitulah gadis ini menawarkan dirinya dengan tangan terbuka..... Petra Leyte.

Menjadi penduduk desa Arlam sekaligus menjadi salah satu diantara penduduk yang mengungsi ke Ibukota, Petra telah kembali ke desa dengan selamat bersama mereka. Akan tetapi, karena kebanyakan penduduk lain belum kembali, sekarang ini pasti menjadi waktu yang sangat tidak menyenangkan baginya.

Meskipun begitu, ketika Frederica datang ke desa untuk merekrut maid baru untuk bekerja di mansion, dia pun langsung menawarkan diri. Karena tidak ada kandidat lain yang tertarik, dia pun direkrut dan sekarang bekerja di mansion sebagai pegawai sementara.

"Kau masih sangat kecil, tapi kau sudah meninggalkan orang tuamu dan bekerja di sini sebagai maid, kau benar-benar luar biasa, Petra."

"Aku sudah 12 tahun, jadi aku adalah orang dewasa yang bisa bekerja sekarang... Sebenarnya sih aku hanya orang dewasa saja. Subaru-sama, bisakah kau memperlakukanku seperti orang dewasa?"

"Aku akan mempertimbangkannya, jika kau mengatakannya dengan sopan dan setelah kata 'sementara' dihilangkan dari status pekerjaanmu serta setelah kau mendapatkan seritifikat resmi dari Frederica. Sampai saat itu, aku akan tetap memperlakukanmu sebagai gadis kecil yang manis."

Ketika Subaru dengan canggung menyentuh kepala gadis itu saat dia sedang menggeliat, Gadis dengan rambut yang berantakan setelah sebelumnya ditata rapi itu pun mengatakan "Eeek---" dan menempel erat-erat pada Subaru. Itu adalah reaksi yang benar-benar berbeda dari apa yang diharapkan oleh Subaru, tapi itu jauh lebih baik daripada dipukul ataupun diludahi.

Bagaimanapun juga, saat ini dia sedang berada di usia dimana dia ingin dianggap lebih tua dari usianya yang sebenarnga dan ingin berdiri dengan kakinya sendiri. Petra, dengan karakternya yang kuat serta caranya untuk menjadi dewasa, benar-benar mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk menjadi seorang maid. Meskipun dia tidak memenuhi semua poin dalam hal membersihkan mansion dan menyiapkan makanan dengan bantuan Frederica, dia sudah berhasil melampaui kemampuan Subaru.

.....Well, Subaru memang benar-benar tidak berguna.


***


Dari luar pintu kantor Margrave, Petra menajamkan telinganya untuk mendengarkan percakapan di dalam ruangan. Dia tentu saja melakukan hal itu atas perintah Subaru, dan tidak perlu dikatakan lagi, kalau itu semua adalah bagian dari rencananya untuk memancing keluar komitmen Otto dan memutus jalan keluarnya.

Menyadari semua ini, wajah Otto pun memerah, dia melotot kearah Subaru.

"Itu semua su-sudah diatur...!?"

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dengan orang ketiga yang ikut terlibat disini, pernyataanmu yang sebelumnya telah sah secara resmi. Itu adalah manipulasi memilukan untuk mengamankan keterangan saksi kepada juri nantinya.... anggap saja seperti itu."

"Apanya yang memilukan mengenai seorang pria yang berbicara tentang 'manipulasi'!?"

Sambil memegangi kepalanya sendiri, Otto pun akhirnya menyadari kalau sekarang dia sudah tidak bisa lari kemana-mana lagi, dia berteriak kearah mereka dengan suara setengah menangis, tapi itu semua sudah terlambat. Memberikan Otto sebuah seringai, Subaru pun mengacungkan jempolnya kepada Petra yang sedang berdiri di pintu.

"Bagus Petra!! Tapi apa kau tidak akan dimarahi oleh Frederica menghabiskan waktumu dengan melakukan sesuatu seperti ini?"

"Sekarang ini, aku sedang menghabiskan waktuku dengan menyapu koridor. Menggunakan waktu lebih banyak untuk menyapu koridor di depan kantor Margrave, aku tidak mungkin akan dimarahi."

"Kau sangat pintar.. bahkan gadis kecil pun masih termasuk seorang wanita..."

Mendengarkan paruh kedua dari kata-kata Subaru, Petra pun mengendurkan pipinya dengan riang. Melihat sikap dan reaksinya yang sudah bisa diperkirakan, memang benar, bahwa ada sesuatu disana yang bisa menghangatkan hati Subaru.

Seperti Otto, Petra adalah salah satu sekutu yang tidak berada dibawah pengaruh Roswaal.

Dibandingkan dengan Otto, memang tidak banyak yang bisa dia lakukan untuk Emilia, pengaruh serta kualitasnya pun mungkin juga lebih rendah dibandingkan Subaru. Tapi, dia tidak takut terhadap Emilia. Dalam perjalanan menuju ibukota saat evakuasi mereka, Petra dengan senang hati selalu berada di sisi Emilia. Subaru tidak akan melupakannya, dan mungkin, Emilia juga tidak akan pernah melupakannya.

Dengan Petra berada disana, mungkin akan menjadi saat dimana Emilia diselamatkan oleh keberadaan itu.

"Tidak ada salahnya memiliki banyak sekutu. Apa yang bisa kau lakukan atau tidak bukanlah sebuah masalah... Yang terpenting adalah apa yang bersedia kau lakukan dan apa yang akan kau perjungkan untuk orang itu. Lagipula jika aku menghitung jumlah hal-hal yang bisa kulakukan, itu pasti akan terlihat sangat buruk bagiku..."

Kualitas serta kekurangannya, Subaru mungkin bisa menghitung dengan jarinya dan menyadari kalau dia memiliki lebih banyak kekurangan. Tapi meskipun begitu, dia ingin menjadi sekutu Emilia, dia harus menggunakan apa yang bisa dia lakukan dengan seluruh potensinya, dan terus melangkah maju dengan segala cara.

Dengan sikap 'persetan dengan hal itu', dan merasa seolah tak terhentikan, dia pun memberikan penjelasan yang terlampau optimis ini...

"Kita memang kecil, tapi, ayo kita lakukan yang terbaik mulai dari sekarang. Inilah kita, anggota pertama dari faksi Emilia."

Sambil mengepalkan tangan dan meninjukannya ke udara, Subaru pun membuat pernyataan ini.

Melihat hal itu, Petra dan Otto yang telah ditinggalkan pun, saling menatap satu sama lain, dan...

"Aku tidak pernah bilang kalau aku adalah bagian dari faksi itu kan? Tolong jangan salah paham, okay?"

"Aku juga ingin menjadi sekutu untuk Onee-chan, tapi aku tidak ingin kalah darinya..."

Otto terlihat terkejut dan memegangi kepalanya. Sementara Petra, dia menyatukan tangannya di balik punggungnya, menunduk dan bergumam dengan ragu-ragu.

Tapi tetap saja, pada akhirnya mereka menyatukan tinju pertama mereka, jadi tidak mungkin ada keraguan yang tertinggal di pikiran orang yang melihatnya, bahwa mereka sepenuhnya tahu apa yang mereka lakukan.

..... Dua hari sebelum keberangkatan menuju Sanctuary, meskipun itu hanyalah langkah kecil, ada sesuatu yang nyata di dalamnya, dan ketika memikirkan hal ini, hari penantian itu pun sudah hampir menemui akhirnya.


---End of Chapter 5---



Baca Semua Chapter -> Index Re:Zero Arc 4


Translated by : Me..

Previous
Next Post »
1 Komentar