Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 7 - Cerita 1 (Part 1) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 7 - Cerita 1 : Raja Iblis Memutuskan Menjadi Pedagang Yang Jujur -1
Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 7 - Short Story 1 Bahasa Indonesia


Cerita 1 : Raja Iblis Memutuskan Menjadi Pedagang Yang Jujur.

Untuk menjelaskan situasi ini, bagi pria itu, ini adalah cara yang mengesampingkan keselamatan dan mengabaikan bahaya yang ada di hadapannya.

Meski dulu dia dikalahkan dalam sebuah pertarungan dan harus melarikan diri, dia tetap tidak bisa membalikkan situasi pertarungan, meski dia bisa bertarung sendiri, dia selalu dikelilingi oleh musuh.

Tanpa adanya rekan yang bisa dia percayai, menjadi begitu keras terhadap dirinya sendiri karena tidak mengetahui pengkhianatnya, hidup dari tuan yang dia layani terus saja semakin memendek.

Dengan mereka yang seperti sekarang ini, dia menyadari kalau sekarang adalah saatnya untuk menyelesaikan semuanya.

Untuk membalik takdir suram ini, dia harus bertindak sendiri.

".... Maou-sama."

Dia membungkuk kepada tuannya, yang sedang kesulitan memakan makanan yang dikirimkan oleh pihak musuh.

"Hm? Ada apa Ashiya?"

Karena dipaksa memakan makanan dalam jumlah besar yang tidak mungkin dia bisa telan sekaligus, kekurangan energi karena disiksa oleh musuh dan kehabisan tenaga, memperlihatkan wajah sekarat, tuannya... Maou Sadao sedikit mendongak.

"Aku ingin mengambil libur sementara."

".... Hah?"

"Eh?"

"Apa?"

"Hah?"

"Eh...."

Di dalam Kastil Iblis, kamar nomor 201 dari bangunan apartemen kayu yang sudah berusia 50 tahun 'Villa Rosa Sasazuka', di dalam sebuah kamar berukuran 6 tatami, sekumpulan orang yang begitu bersemangat menatap ke arahnya dengan berbagai reaksi, melihat wajah seorang Ashiya Shirou.

"Apa? Bisakah aku menganggapnya sebagai kehancuran Pasukan Raja Iblis?"

Musuh tertinggi dari Pasukan Raja Iblis, Emilia Sang Pahlawan.... Yusa Emi menatap wajah Ashiya kaget.

Emi berada di sebelah jendela.... dengan satu tangan mencengkram bagian depan kaos dari Fallen Angel Lucifer, yang mana sekarang jatuh lebih jauh lagi menjadi seorang NEET, Urushihara Hanzo... Emi mencoba melemparnya keluar jendela.

Namun, perhatian Emi terpecah oleh Ashiya, dan cengkramannya pada Urushihara terlepas, Urushihara pun jatuh di atas tatami.

"Wheeeze...."

Urushihara yang terlihat seperti tercekik, memutar matanya dan pingsan.

Fakta bahwa dia sudah menaruh alat pelacak ke dalam tas Sang Pahlawan secara diam-diam, telah terbongkar, dan barusan adalah hukuman yang dia terima.

Untung saja dia tidak terbunuh.

"Hey, hey, libur itu maksudnya...."

Orang yang paling panik karena bawahannya yang paling setia tiba-tiba mengundurkan diri, tentu saja adalah si Raja Iblis... Maou Sadao.

Di samping memerintah Dunia Iblis dan mendominasi Ente Isla, Maou memang terkadang melakukan beberapa hal yang tidak terlihat seperti Raja Iblis.

Tapi meski begitu, dia tidak ingat pernah melakukan sesuatu yang bisa menyebabkan bawahannya yang paling setia, bahkan di antara Empat Raja, yaitu Alsiel.... Ashiya Shirou menjadi berniat meninggalkannya.

Beberapa hari yang lalu, sihir iblis yang dia dapatkan saat pertarungan melawan malaikat agung Sariel, semuanya habis karena dia menggunakannya untuk memperbaiki fasilitas orang Jepang yang hancur selama pertarungan, dan sebagai orang yang berencana kembali ke Ente Isla untuk menyerang, Ashiya Shirou mengomelinya dengan sangat keras.

Akan tetapi, sehubungan dengan hal itu, karena itu adalah sesuatu yang tidak terelakkan, dia seharusnya sudah dimaafkan.

"Er, erhm.... apa itu karena aku terlalu ikut campur?"

Orang yang menanyakan hal ini dengan gelisah adalah satu-satunya manusia biasa yang ada di Kastil Iblis, seorang Siswa SMA Jepang, Sasaki Chiho.

Dia adalah junior di tempat kerja Maou... Restoran siap saji, MgRonald di depan stasiun Hatagaya, dia adalah satu-satunya orang yang mengetahui tentang Ente Isla dan identitas sebenarnya dari para penghuni Kastil Iblis. Karena dia masih memiliki rasa suka terhadap Maou meski tahu kalau dia adalah seorang Raja Iblis, Chiho terkadang membawa makanan yang dia buat sendiri ke Kastil Iblis.

"A-apa karena aku dan Suzuno-san membawa makanan dan mencuri pekerjaan Ashiya-san? Kalau memang begitu, aku...."

"Ah, tidak, tidak, bukan karena itu."

Ashiya dengan panik menjelaskannya pada Chiho, yang menunjukan ekspresi sedih.

"Aku berhutang banyak atas semua bantuanmu, erhm, itu benar-benar sangat membantu."

Pekerjaan Ashiya di Kastil Iblis adalah mencuci baju, memasak, bersih-bersih, menangani masalah keuangan, dan semua pekerjaan rumah tangga lainnya.

Dan setelah melakukannya dalam waktu yang sangat lama, tuannya pasti akan bosan dengan rasa makanan yang dibuatnya, tidak peduli apapun yang terjadi.

Dalam hal ini, makanan yang dibawa oleh Chiho, benar-benar meringankan beban Ashiya.

"Lalu, ada apa denganmu? Pemikiranku sih sama dengan Emilia, bagaimanapun, jika itu benar-benar tanda kehancuran Pasukan Raja Iblis, tidak masalah kalau kau pergi ke manapun, tapi jika kau menghilang tanpa memberitahu kami alasannya, itu akan sangat meresahkan."

Penghuni kamar nomor 202 Villa Rosa Sasazuka, yang juga tetangga Kastil Iblis dan penyelidik dari Benua Barat Ente Isla, di mana Gereja memiliki pengaruh paling besar, Crestia Bell... Kamazuki Suzuno, menanyakan hal tersebut sambil merapikan wadah kedap udara yang berisi makanan.

Meski dia adalah seseorang yang juga membawa makanan buatannya sendiri ke Kastil Iblis, tapi, seperti Emi, dia juga adalah musuh Kastil Iblis. Makanannya terbuat dari bahan-bahan yang sudah diberkati, dan bisa membahayakan iblis sampai ke titik tertentu. Oleh sebab itu, meski Ashiya mengakui kalau dia juga sedikit membantu masalah keuangan, Ashiya tetap tidak terlalu menyambutnya.

Dalam keheningan yang menyesakkan, Ashiya tiba-tiba menatap Chiho, Emi, dan Suzuno, dan kemudian dia menggelengkan kepalanya dengan sedih.

".... Sulit bagiku untuk menjelaskannya...."

"Tunggu, hey, apa kau serius, hey..."

Maou perlahan menyadari kalau Ashiya nampak serius, sambil menahan rasa sakit dari perutnya yang kembung karena makanan Chiho dan Suzuno, dia pun berdiri.

Maou kemudian berlutut di atas tatami yang berada di dekat Ashiya, mencengkeram pundaknya.

"K-kau tidak puas dalam hal apa? Apa kau marah karena aku terkadang membeli saus Frankfurt di minimarket saat perjalanan pulang akhir-akhir ini? Atau, atau, apa kau marah karena aku selalu kehilangan tanda terima dari barang-barang yang aku beli? Ditambah lagi, aku juga tidak membeli dua set tisu toilet dengan sengaja?"

"Kalau ada seorang Jenderal yang tidak puas dan pergi karena hal-hal kecil semacam ini, akan lebih baik kalau kau segera mengganti mereka...."

Karena hal-hal yang Maou pikirkan saat sedang panik terdengar begitu sepele, Emi yang berada di belakang Maou, memberikan tatapan kasihan.

"Tidak, itu bukan karena aku tidak senang dengan Maou-sama ataupun lingkungan kerjanya."

"Jadi, bukan itu."

Raja Iblis sedang berada dalam keadaan panik karena ketahuan membeli makanan yang tidak perlu, tapi sebagai salah satu dari Empat Raja Pasukan Raja Iblis, dia yang sedikitpun tidak merasa tidak senang karena melakukan pekerjaan tanpa henti di kamar berukuran 6 tatami ini, nampaknya juga merupakan sebuah masalah.

"Hanya saja...... jika semua ini terus berlanjut, Pasukan Raja Iblis mungkin akan menemui akhir yang tragis, jika aku bisa menghindari tragedi ini dengan mengundurkan diri...."

"Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau katakan! Jelaskan dengan benar!"

Maou menatap Ashiya dengan wajah serius.

Setelah si tuan dan si pelayan itu sesaat saling menatap satu sama lain dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan...

"Baiklah... Maou-sama, mari keluar sebentar..."

Ashiya menundukkan kepalanya merasa kalah, dan keluar rumah bersama dengan Maou.

Selain Urushihara yang pingsan, ketiga gadis itu saling menatap satu sama lain tidak tahu apa yang terjadi, tapi setelah beberapa saat, Maou kembali dengan aura aneh di sekitarnya.

"Hey, Emi, Chi-chan."

"... Ada apa?"

"Y-ya..."

"Maafkan aku, tapi bisakah kalian pulang untuk hari ini? Aku akan menjelaskannya nanti. Untuk hari ini... Aku akan mengurusinya sendiri."

Dari ekspresi Maou yang terlihat sangat serius, ketenangan yang biasanya dia miliki, sama sekali tidak bisa dirasakan.

Melihat wajah dengan sedikit tanda-tanda kesedihan itu, Emi mengejek dan mengatakan,

".... Ya ya, aku mengerti. Ayo kita pergi, Chiho."

"Eh, Yu-Yusa-san, tapi...."

"Chi-chan."

Maou dengan sepenuh hati memanggil nama Chiho saat dia sedang bingung karena tidak dapat memahami situasi ini.

'Jangan khawatir.' Chiho nampak mendengar suara ini.

".... A-aku mengerti.... tapi...."

Meski begitu, Chiho tetap bertanya,

"Ashiya-san.... tidak akan pergi ke mana-mana kan?"

".... Semuanya akan baik-baik saja."

Ashiya terdiam, tidak ingin mengatakan apa-apa, dan Maou membantu Ashiya menjawab pertanyaan tersebut.

"Ini serius kan? Meski kau menjadi pejuang gerilya sendiri, aku tetap akan membunuhmu."

"Cepat pergi sana!!"

Maou, mengumpulkan sedikit kekuatannya, mengangguk ke arah Chiho dengan paksa dan mengusir Emi dengan dingin.

Setelah mereka berdua meninggalkan beranda, mereka melihat Ashiya yang diam berdiri di koridor.

Emi bahkan tidak melihat balik, sementara Chiho sedikit membungkuk dan meninggalkan apartemen.

Mata Ashiya mengikuti punggung kedua orang itu, dan menghela napas berat.

"... Ada apa, situasinya jadi sangat aneh."

Mungkin, karena hanya tersisa penghuni Villa Rosa Sasazuka, Suzuno terlihat seperti tidak sedang berada dalam mood yang bagus.

"Kalau begitu, aku juga akan...."

Mengatakan hal itu, Suzuno nampak ingin berdiri dengan terburu-buru, tapi dia dihentikan oleh Ashiya yang datang dari luar.

"Tunggu dulu, Crestia Bell, tetaplah di sini."

".... Apa yang kau katakan?"

Maou juga melihat ke arah Suzuno dengan ekspresi serius.

Tidak seperti sebelumnya saat Emi dan Chiho pulang, Suzuno secara refleks mengambil posisi bertarung karena aura berbahaya yang mereka berdua pancarkan, dia pun kemudian menarik jepit rambut di rambutnya dalam sekali tarikan.

Seketika terpancar sebuah cahaya, dan jepit rambut yang menahan rambutnya berubah menjadi sebuah palu, sebuah palu yang sangat besar jika dibandingkan dengan Suzuno yang bertubuh kecil.

Jepit rambut Suzuno adalah sebuah media untuk senjata berbentuk salib yang bisa berubah menjadi palu.

Senjata itu cukup kuat untuk menghancurkan transformator yang ada di Shinjuku dengan sekali pukulan, bagian paling pentingnya, senjata tersebut juga bisa mengalahkan tiga iblis yang telah kehilangan kekuatan iblis mereka tanpa susah payah, namun, jika dia dikepung seperti ini, tetap saja sulit untuk menyembunyikan kegugupan yang dia rasakan.

"Jangan melakukan hal yang bodoh! Apa kalian pikir kalian bisa menandingiku meski kalian bekerja sama?"

Meski Suzuno mengatakan hal ini untuk menahan musuhnya, tapi Maou dan Ashiya sama sekali tidak mendengarkannya.

"Tutup mulutmu, Bell. Kau harus membantu kami, kau tidak punya hak untuk menolak."

"Menggelikan, apa maksudmu dengan tidak punya hak untuk menolak? Apa yang akan kau lakukan dengan kekuatanmu yang sekarang untuk membuatku tunduk."

"Untuk saat ini, hanya kau yang bisa membantu kami."

Maou menyilangkan tangannya, dan melirik ke arah Urushihara yang pingsan di sebelah jendela.

"Urushihara menggunakan anggaran rumah tangga kami secara tak bertanggung jawab, dia membeli transmitter seharga 40.000 yen. Kau, bantulah kami mendapatkan uang itu!"

Tepat di saat itu, sebuah truk besar, menunjukan keberadaannya dengan membunyikan belnya, lewat di luar apartemen.

"........ 40.000 yen?"

Suzuno, masih memasang posisi bertarung, menyipitkan matanya.

"Urushihara menggunakan alat itu untuk menentukan lokasi Emi dan Chi-chan yang diculik oleh Sariel dan kau, jumlah itu adalah harga dari alat tersebut."

"A-apa-apaan alat yang bisa menentukan lokasi itu?"

Suzuno melihat ke arah Urushihara dengan bingung.

Ketika Suzuno mengikuti Sariel ke Gedung Pemerintahan, pada waktu itu dia memang penasaran bagaimana Maou bisa menemukan lokasi mereka.

"Bag-bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi...."

"Ngomong-ngomong, Bell, kau sudah tahu kan? Alasan kenapa kau tidak bisa menolak kami."

"Mulai besok, Ashiya akan pergi bekerja untuk mendapatkan uang 40.000 yen, harga dari alat yang telah menyelamatkan Chi-chan. Alasan kenapa dia harus mengambil libur adalah karena hal ini. Tidak peduli bagaimana aku menambah jam kerjaku mulai dari sekarang, 40.000 yen adalah jumlah yang sangat besar yang tidak akan bisa didapatkan dengan mudah."

Karena pembicaraan Maou dan Ashiya yang terus berlanjut, Suzuno pun cemberut.

".... Ugh."

"Meskipun tidak setengahnya, paling tidak kau harus menanggung sepertiga dari tanggung jawab tersebut. Terutama di bagian di mana kau menyeret Chi-chan ke dalam hal ini."

"Itu, itu.... Erhm..."

Suzuno ingin membantah mereka, tapi semangatnya menghilang tidak lama setelahnya, dan palu yang ada di tangannya jatuh di atas tatami.

Beberapa hari yang lalu, dengan 'Evolving Holy Sword, Better Half' yang dimiliki oleh Emi sebagai targetnya, Malaikat Agung Sariel yang berasal dari Surga di Ente Isla datang ke Jepang, dan Chiho yang terlibat dalam pertarungan tersebut hampir dibawa ke dunia lain oleh Sariel.

Pada waktu itu, dengan posisi Suzuno, dia tidak bisa membantah perintah dari seorang malaikat dan pada akhirnya ikut membantu dalam penculikan Chiho.

Setelah itu, karena pergerakan Maou yang aktif, di saat-saat terakhir, dia berhasil menyelamatkan Chiho dan Emi yang berada dalam keadaan bahaya di atap Gedung Pemerintahan Tokyo, Suzuno pun juga terlepas dari cara kotor Ente Isla. Bagi Maou yang bisa segera pergi ke tempat kejadian tanpa ragu meski tidak tahu lokasi mereka, adalah karena transmitter yang Urushihara letakkan di dalam tas Emi menunjukan kegunaannya.

"Dari hasilnya, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Urushihara atas penyalahgunaan anggaran rumah tangga ini. Pada kenyataannya, jika kita tidak memiliki transmitter itu, aku tidak akan tahu ke mana harus pergi, dan hanya berputar-putar, lalu, Chiho dan Emi mungkin akan benar-benar dibawa pada waktu itu."

"Meski begitu, kita seharusnya tidak perlu menghabiskan 40.000 yen, masalah ini sedikit aneh."

"Ini juga konsekuensinya. Tentu saja kita harus mengubah kebiasaan buruk Urushihara yang suka menghambur-hamburkan uang, tapi hanya mempertimbangkan insiden ini...."

Di hadapan Maou, Suzuno benar-benar terlihat menyedihkan.

"Karena hal ini, kau ingin Emilia dan Chiho-dono pulang terlebih dahulu?"

"Benar sekali. Terutama Sasaki-san, jika dia mendengar hal ini, dengan kepribadiannya, dia pasti akan mengatakan kalau ini adalah salahnya, dan dia pasti ingin membayarnya sendiri."

Ashiya mengangguk.

"Tapi, kami juga tidak bisa menerima sumbangan Emilia. Tidak peduli apapun alasannya, alat itu tidak digunakan untuk menyelamatkan Emilia, melainkan Sasaki-san. Jika kami membiarkan Sasaki-san menanggung tanggung jawabnya sendirian, itu akan jadi sangat tidak beralasan. Bagaimanapun, kitalah yang menyeretnya dalam masalah Ente Isla."

Tadi, Chiho melihat Ashiya menulis 'Hutang : 40.000 yen, User : Urushibaka' di buku laporan anggaran rumah tangga. Dia hanya menegaskan kalau ini adalah pemborosan yang dilakukan oleh Urushihara, karena dia tidak ingin Chiho mengkhawatirkan hal yang tidak perlu.

Tidak masalah bagi Chiho dan Emi untuk berpikir kalau Urushihara tidak memiliki alasan khusus apapun, dan hanya menghabiskan uang untuk membeli sesuatu yang tidak perlu untuk mengawasi pergerakan Emilia, karena dia adalah seorang musuh, jadi mereka berdua tidak perlu mengkhawatirkan yang tidak penting.

Pada akhirya, hanya kenyataan menyalahi privasi gadis lah yang masih tersisa, dan Urushihara sudah dihajar oleh Emi sampai sekarat.

".... Meskipun ini adalah Pasukan Raja Iblis, apa-apaan dengan tingkat pemikiran ini?"

Suzuno menggumam kesal, tapi hal itu tidak bisa terdengar oleh Maou dan yang lainnya.

".... Jadi apa yang harus kulakukan? Berapa persen kompensasi yang harus aku bayar?"

Hal pertama yang terlintas dalan pemikiran seharusnya adalah ini.

Namun, entah itu Maou ataupun Ashiya, mereka malah mencibirnya seolah-olah meremehkan Suzuno.

"Jangan remehkan kami, kami adalah Pasukan Raja Iblis, dan kami tidak akan menggunakan uang kotor dari musuh bebuyutan kami, Gereja."

"Salah, Ashiya, entah bagaimana, itu terdengar aneh."

"Sehubungan dengan pemborosan Urushihara ini, aku bisa mengatasinya sendiri! Tapi, untuk sekarang, aku harus meninggalkan Kastil Iblis untuk beberapa hari! Crestia Bell!! Uang makan untuk Kastil Iblis selama waktu itu akan dibayar menggunakan uangmu sendiri!!"

"Eh, menggunakan apa?"

Orang yang memprotesnya bukanlah Suzuno, melainkan Maou.

"Ada apa, Maou-sama?"

"Tidak.... daripada memaksa Suzuno untuk membuatnya, bukankah lebih baik jika kau menyelesaikannya terlebih dahulu?"

"Apa yang anda bicarakan? Selain fakta bahwa bahan-bahan makanan buatan Bell sudah diberkati, entah itu nutrisi ataupun rasanya, makanan-makanan itu adalah makanan rumahan kelas atas. Dan kita juga bisa menghemat uang makan."

"Hm, ma, ma, tidak seenak itu kok."

"Jangan puji dia!! Berhenti malu-malu! Tidak, salah, ini lebih memalukan dibandingkan dengan mengambil uangnya....."

"Ditambah lagi, jika Bell terus memasak, kita bisa menyembunyikan kebenaran ini dari Sasaki-san yang terus datang ke sini karena dia khawatir. Ini bak membunuh dua burung dengan satu batu!"

Ashiya menghentikan bantahan Maou dengan tegas, namun, mengikuti logika ini, mereka tetap tidak akan bisa membantu rekan Kastil Iblis dengan memanfaatkan perasaan Chiho dan membuatnya tidak menyukai Suzuno.

"Be-begitu ya?"

Meski Maou terlihat tidak mengerti, Ashiya terus saja melanjutkan omelannya.

"Selain itu, jika kita tidak melakukan hal ini, bahkan Maou-sama pun tidak akan bisa menahan godaan membeli makanan dari luar, dan menyebabkan lebih banyak lagi pemborosan pada uang makan kita!"

"Ugh."

Maou yang mengaku kalau dia sudah membeli makanan yang tidak perlu saat dia sedang panik tadi, tiba-tiba tidak bisa berkata apa-apa.

"Di samping itu, aku juga melihat dengan mata kepalaku sendiri, kalau Urushihara memakan makanan delivery siap saji saat aku tidak ada, makanan semacam itu menempatkan nutrisi dan kesehatan di prioritas terendah. Makanan delivery yang dibekukan pasti mengandung pengawet, bahan-bahan kimia, dan makanan suci yang segar, dengan hal ini sudah jelas mana yang sebaiknya kita pilih!"

"Tidak, nah, pada kenyataannya, karena sekarang adalah musim panas, tidak ada banyak bahan-bahan segar yang tersisa...."

Gumaman dari Suzuno yang berwajah dingin diabaikan begitu saja.

"Pokoknya, ini tidak akan memakan waktu lama! Selama Maou-sama dan Lucifer bisa melewati beberapa hari ke depan dengan hemat saat aku tidak ada, tanpa membuat Sasaki-san dan Emilia memahami situasi ini, anggaran rumah tangga Kastil Iblis pasti akan stabil kembali, dan kita bisa menghindari tragedi jatuhnya Pasukan Raja Iblis! Begitulah!"

"Apa ini benar-benar akan baik-baik saja...."

"Apa ini benar-benar akan baik-baik saja?"

Kata Suzuno dan Maou di saat yang sama.

"... Aah, pokoknya, aku mengerti! Kalau ini bisa berhasil, aku pasti akan membantu kalian! Aku juga merasa bersalah pada Chiho-dono!"

"Apa? Mengatakan 'aku pasti akan membantu kalian', kau itu hanya meremehkan kami Crestia Bell!!"

".... Tolong izinkan aku membantu kalian!"

Karena keberadaan Ashiya yang begitu menekan, Suzuno menggeleng dengan wajah memerah, namun, pada akhirnya dia tetap menyerah.

".... Berisik, apa yang terjadi?"

Kali ini, si kulit tebal Urushihara, yang ketidaksadarannya malah berubah menjadi tidur, tiba-tiba terduduk dengan kesal, dia menggosok-gosok matanya untuk melihat ke arah tiga orang itu.

"Nah, itu lo, Urushihara."

"Eh?"

Kata Maou lembut dengan penuh perasaan.

"Untuk menjaga makanan, uang, dan persahabatan."

".... Apa-apaan itu?"

Tidak ada seorangpun yang bisa menjawab pertanyaan Urushihara.


XxxxX


"Dengar baik-baik, bumbunya ada di sebelah sini, berasnya akan segera habis, dan cadangannya ada di lemari di bawah wastafel. Bersihkan wadah beras dengan benar dan keringkan di bawah sinar matahari sebelum memasukkan beras yang baru."

".... Aah."

"Aku sudah mengasah pisaunya. Jika kau kurang puas, batu pengasahnya juga ada di bawah wastafel. Setelah menggunakan serbet, gantung saja di atas rak pengering pakaian mini."

"Aku mengerti...."

"Juga, bersihkan rice cooker-nya dengan teliti setiap kali kau selesai menggunakannya. Setelah Urushihara menggunakannya, dia pasti akan mencecerkan nasi kering di mana-mana. Jangan lupa penutup bagian dalamnya juga."

"Cukup, sudah pergi sana!!"

Pagi di hari berikutnya, Suzuno yang dipanggil ke Kastil Iblis merasa frustasi ketika mendengarkan instruksi Ashiya yang begitu rinci.

Meskipun bukan orang yang jorok, tapi melihat Ashiya yang tak disangka begitu menjaga dapur tetap rapi dan teratur, benar-benar membuat Suzuno jengkel.

Sebelum pergi, perhatian besar Ashiya tertuju pada dapur dan apapun yang berkaitan dengannya.

Selain nasi, dia bahkan menyebutkan bahan-bahan yang akan Suzuno persiapkan dan dia masak.

Namun, di hari sebelumnya, Suzuno dengan antusias sudah berencana membawa makanan yang telah diberkati yang sudah dia masak, jadi dia merasa jijik diminta melakukan hal seperti ini.

Jika dia membuat makanan di Kastil Iblis, perasaan dari 'secara khusus dibawa' akan selesai, dan sepertinya memang lebih baik seperti itu.

"Ah, huh, Ashiya belum berangkat?"

Karena teriakan Suzuno, Maou yang tidur dengan terbungkus handuk, akhirnya terbangun.

"Fwah.... Kenapa sedikit dingin? Apa karena sekarang ini masih pagi? Eh, setengah enam? Kau harus pergi di jam segini?"

"Karena aku harus melapor di depan Barse Tower di Shinjuku-Nishiguchi pada jam setengah tujuh, aku harus pergi lebih awal."

"Meskipun aku tidak tahu kemana kau akan pergi, tapi lupakan, berhati-hatilah dan cepat kembali."

"Aku akan mengingat hal itu."

Maou memang tahu kalau Ashiya akan pergi bekerja, tapi ke mana? Melakukan apa? Karena alasan yang kurang jelas, Ashiya tidak mengatakan apa-apa mengenai hal ini.

Karena dia bilang kalau ini bukanlah sesuatu yang ilegal dan berbahaya, Maou pun tidak menanyainya terlalu jauh, tapi berkumpul di daerah Shinjuku di hari sabtu pagi, sebenarnya, ke mana dia akan pergi?

Melipat handuknya dan berdiri, Maou, yang mengenakan baju berlengan pendek, memeluk lengannya dan sedikit menggigil.

".... Aku sudah membuat sarapan. Kalau kau kedinginan, akan lebih baik kalau kau meminum sup miso."

Melihat Maou yang menggigil, Suzuno mengatakan hal tersebut dengan penuh kebencian.

Terdapat sebuah panci tanah liat di atas kompor, dan sekarang kompor tersebut sedang mengukus sesuatu dengan suhu yang cukup rendah.

"Oohh, cepat sekali? Kalau begitu, aku tidak akan menahan diri!"

Melihat Maou yang dengan senang menuju panci tersebut, Suzuno semakin mengernyitkan dahinya merasa tidak senang, sementara Ashiya mengangguk puas.

"Kalau begitu, aku berangkat dulu, Maou-sama. Tolong awasi pergerakan Urushihara secara berkala."

"Ahh, tidak masalah. Dia hampir di bunuh oleh Emi. Jadi dia tidak akan menghabiskan uang dengan sembrono lagi.... setidaknya untuk bulan ini."

"Y-yeah, bulan ini."

Saat ini, Urushihara terbungkus dalam selimut handuknya layaknya kepompong, dan sedang tertidur lelap.

".... Bagaimanapun juga, ini benar-benar dingin ya."

"Yeah, terlalu dingin untuk di tengah-tengah musim panas. Apa akan turun hujan ya?"

Sudah lebih dari satu jam semenjak mereka mengantar kepergian Ashiya, matahari pun juga sudah terbit dan membangunkan jalanan, tapi, suhunya masih belum juga meningkat.

Bagi Maou dan Suzuno yang tidak memiliki TV ataupun Radio, atau bahkan HP yang bisa membaca berita, ini adalah sesuatu yang tidak mereka ketahui. Hari ini, angin bertekanan tinggi dari Samudera Pasifik menurun, dan karena pengaruh mendekatnya angin bertekenan rendah dari China, suhu dari seluruh daerah Kanto pun sedang dalam tren menurun.

Meski temperatur tertinggi beberapa hari yang lalu selalu mendekati 30°, suhu hari ini dilaporkan berada di kisaran 19°.

Urushihara masih belum bangun, dia nampak memeluk handuknya dan meringkuk karena kedinginan.

"Apa sebaiknya aku memakai baju lengan panjang untuk hari ini ya.....?"

Maou membuka lemari dan menarik wadah penyimpanan yang berisi dengan baju musim dingin, tapi....

"Tidak peduli seberapa dinginnya, memakai sweater wol atau jaket tebal pasti akan gerah..."

Kotak tersebut berisi pakaian musim dingin yang sebenarnya.

Untuk musim dingin pertama mereka di Jepang, Maou dan Ashiya melewatinya dengan memakai lapisan baju yang begitu membengkak.

Agar mereka tidak mati membeku di dalam Kastil Iblis yang tidak memiliki fasilitas penghangat apapun dan juga tidak memiliki selimut, mereka pun membeli baju berharga murah dan sangat tebal. Melihat hal ini, ingatan di waktu itu pun mencuat.

"Aneh... Kami seharusnya sudah membeli pakaian dalam dari Heatchic tahun lalu."

Maou dan Ashiya seharusnya sudah membeli satu set pakaian dalam penahan panas ketika pakian tersebut rilis di UNIxLO tahun lalu.

Tapi, setelah mencari dan mencari, dia tidak bisa menemukan Heatchic manapun di dalam kotak penyimpanan tersebut.

"Ketika Alsiel tidak ada, kau bahkan tidak bisa menemukan tempat penyimpanan baju musim dingin ya?"

Suzuno menatap Maou dengan sebuah pemahaman, sementara Maou menghindari tatapannya.

"Kau benar-benar orang yang tidak tahu di mana tempat kaos kaki cadangan baru yang kalian beli ketika kaos kakimu berlubang ya?"

"Bodoh, mana mungkin kami membeli kaos kaki baru? Kalau kaos kakiku berlubang, Ashiya pasti akan memperbaikinya."

Di belakang kedua orang itu, Urushihara berbalik.

".... Raja Iblis, apa kau semiskin itu?"

"Apa kau meremehkan orang miskin karena kau itu penyelidik tingkat atas? Semua barang seharusnya tetap digunakan selama masih memungkinkan, ini namanya hidup hemat."

Maou, dengan sedikit geram, mencari ke dalam kotak penyimpanan yang ada di pojok kamar dan menarik sesuatu dari dalam.

".... Bohlam? Apa ini persiapan untuk kamar mandi?"

Maou mengambil sebuah bola lampu dari dalam kotak yang di atasnya tertulis 20W, dan menyerahkannya pada Suzuno.

"Goyangkan benda ini."

"Hm?..... Bukankah ini sudah rusak? Apa kau lupa menaruhnya di hari pengumpulan sampah?"

"Tentu saja tidak. Ketika memperbaiki bagian jari kaki dari kaos kaki, tempatkan benda itu di dalam bagian yang rusak untuk memudahkan perbaikannya. Lain kali, cobalah kalau kau punya kesempatan."

Urushihara kembali berbalik.

"Ngomong-ngomong, peralatan menjahit Ashiya semuanya dibeli dari toko seharga 100 yen...."

"Cukup."

Suzuno mulai merasa sedih.

".... Kau bekerja shift siang kan? Apa kau perlu makan siang?"

"Yeah, tolong ya."

Maou dengan hati-hati menyimpan bohlam yang rusak tersebut.

".... Aku akan berbelanja di toko bahan makanan lebih awal. Datanglah dan beritahu aku kapan kau ingin makan. Jangan lupa bangunkan Lucifer terlebih dahulu."

"Yeah, maaf merepotkanmu."

Setelah mengatakan hal tersebut, Suzuno kembali ke kamarnya sendiri. Meja rias instan yang berlawanan dengan beranda memperlihatkan bayangannya. Dia berlutut di lantai tanpa melepas sepatunya, dan menundukan kepalanya sembari berpikir.

"Seorang Jenderal Iblis menggunakan bohlam rusak untuk memperbaiki kaos kaki..."

Karena sepedanya dirusakkan oleh Suzuno dalam kekacauan beberapa hari yang lalu, Maou hanya bisa berangkat bekerja dengan berjalan kaki.

Karena dia harus berjalan kaki untuk bekerja di pagi hari, meskipun suhunya begitu dingin, Maou tetap saja berkeringat, tapi hal itu pasti akan jauh lebih dingin ketika malam hari.

Di sore harinya, Chiho yang masuk bekerja setelah sekolahnya selesai, bertanya dengan cemas.

"Itu.... Pada akhirnya, Ashiya-san...."

"Huh? Ah...."

Setelah meminta Emi dan Chiho pulang, pada akhirnya mereka tidak pernah memberi tahu apa yang terjadi pada Ashiya.

Tapi terhadap Chiho, mereka mungkin merasa sedikit bertanggung jawab untuk mengatakan kebenarannya, jadi Pasukan Raja Iblis dan Suzuno pun setuju untuk membohonginya di tingkat yang masih bisa diterima.

"Ah.. itu, tidak ada yang serius kok, dia bilang dia menemukan pekerjaan yang bayarannya lebih tinggi."

"Bayarannya lebih tinggi.... ya?"

"Yeah. Tapi kau tahu, bukankah kekacauan dengan Sariel dan Suzuno baru terjadi beberapa hari yang lalu? Memutuskan meninggalkan rumah di saat seperti ini harusnya agak berbahaya, iya kan?"

Dia tidak berbohong.

Hanya saja dia tidak menyebutkan kalau ini bukanlah untuk menguatkan angka hitam, melainkan untuk mengisi angka merah.

"Be-begitu ya. La-lalu apa dia pulang saat malam?"

"Ah..... Sepertinya..... dia perlu menginap di luar untuk beberapa hari ini."

"Apakah pekerjaan ini menyediakan akomodasi?"

"Soal itu....."

Alasan kenapa Maou menjawabnya dengan samar bukanlah karena dia menyembunyikan sesuatu, pada kenyataannya, dia juga tidak tahu ke mana Ashiya pergi.

Maou tahu, saat dia mulai bekerja di MgRonald, terkadang Ashiya juga akan bekerja di luar, tapi dia tidak pernah tahu rincian dari semua pekerjaan tersebut.

"Aku juga tidak yakin, dia hanya bilang kalau ini adalah pekerjaan yang tidak akan bisa dilakukan oleh Komandan Pasukan Raja Iblis."

Ini adalah percakapan yang terjadi ketika Maou dipanggil ke lorong.

"A-a-apa itu? Se-seperti sesuatu yang berbahaya...."

"Itu sepertinya bukan sesuatu yang ilegal atau berbahaya. Nah, ini adalah apa yang ingin Ashiya lakukan, jadi aku tidak terlalu khawatir."

"Begitu ya...."

Karena jawaban Maou yang samar, ekspresi Chiho pun menjadi suram. Melihat hal ini, Maou buru-buru mengganti topiknya sebelum perspektif Chiho bisa merasakan sesuatu.

"Bukan begitu, karena Ashiya tidak ada di rumah, Urushiharalah satu-satunya orang yang tersisa di Kastil Iblis, kalau aku harus memilih, dia lah sumber kekhawatiran paling besar. Menghabiskan uang sembarangan, membiarkan gas menyala, aku harap itu tidak terjadi..."

"Aaah.."

Maou mencoba bergurau, tapi ekspresi Chiho terlihat tidak berubah.

"Ah... Itu benar."

Dengan perasaan yang rumit, Maou menepuk pundak Chiho.

"Jangan terlalu mengkhawatirkannya. Jika kau khawatir, tidak peduli apa yang terjadi, Ashiya pasti tetap akan memasak untuk kami ketika dia kembali. Di saat itu, dia pasti akan mengatakan sesuatu."

".... Baik. Kalau begitu, makanan enak apa yang seharusnya aku buat dan bawa ke sana?"

Senyum Chiho akhirnya sedikit terlihat, dan di saat yang sama, arus pelanggan sore juga mulai meningkat, Maou dan Chiho pun kembali ke pekerjaan mereka.

Jam 9 malam, Chiho menyelesaikan pekerjaannya dan pulang.

Meski Maou tidak bisa sepenuhnya membodohi Chiho, tapi jika Ashiya bisa mengumpulkan angka merah 40.000 yen ketika dia kembali, Chiho seharusnya tidak perlu merasa bertanggung jawab meskipun hal ini terbongkar.

Jika Maou membiarkan seorang gadis SMA menanggung semua tanggung jawab atas kecerobohannya, hal itu pasti akan merusak nama agung dari Raja para iblis.

Maou hanya bisa menyaksikan rumah yang di dalamnya hanya terdapat Urushihara ketika Ashiya tidak ada.

"..... Ini adalah hal yang paling mengkhawatirkan."

Maou berjalan di jalan yang sudah mulai gelap, dia berbicara sendiri, dia tidak menunda pekerjaan hari jum'atnya dan menyelesaikan pekerjaannya dengan lancar.

Seperti yang diduga, suhu saat malam hari memang sedikit menurun, dan suhu pun terasa sedikit dingin.

Suzuno bilang makan malam hari ini adalah Udon.

Meskipun itu bukan sesuatu yang seharusnya dimakan di tengah-tengah musim panas, tapi di suhu seperti ini, makanan tersebut adalah sesuatu yang pantas untuk dinantikan. Akan tetapi, sebuah insiden yang menggemparkan, seketika menyerang Maou ketika dia pulang ke rumah.

"H.... Hey, ini, apa yang terjadi?"

Ketika Maou melangkah di beranda Kastil Iblis saat dia pulang, dia disambut dengan sebuah kekacauan.

Di dalam ruangan, terduduk Suzuno dengan ekspresi enggan di wajahnya, dan Urushihara yang terlihat seperti baru saja jatuh ke dalam keputusasaan.

Dan...

Di depan mereka, terdapat benda-benda yang tidak pernah Maou lihat sebelumnya.

Buah segar, detergen, koran hari ini, dan....

"Alat pemadam kebakaran model terbaru, lima set selimut, dan pemurni air di wastafel...."

"Wha.... Wha..... Wha....."

"Menyerahlah, total semuanya kira-kira 45.000 yen."

Suara Suzuno terdengar seperti malaikat kematian yang berasal dari dunia yang jauh.

---

Chiho, duduk di atas ranjang yang berada di dalam kamarnya dan memeluk bantal Rilakkuma, terlihat sedang menelepon.

".... Ah, halo, halo, aku Chiho, maafkan aku menelepon selarut ini. Ya, sepertinya dia pergi untuk bekerja.... Yeah, nampaknya dia tinggal di luar, jadi dia tidak bisa secepatnya kembali.... Ya seperti itu lah."

Chiho berbicara dengan ekspresi yang tidak bisa disebut bahagia.

"Karena besok adalah sabtu, aku akan membuat makanan tambahan untuk dibawa ke sana. Aku hanya bisa melakukan ini. Ya ya, sampai jumpa."

Menutup teleponnya dan melemparnya ke ranjang, Chiho berbaring miring dan mengambil napas dalam.

"Aku sudah mengatakan sesuatu yang jahat pada Urushihara-san ya..."


XxxxX


"Ugh, Urushihara, kau, jangan-jangan kau..."

Urushihara yang menghabiskan uang sembarangan dengan membeli spare part komputer, snacks, dan pendingin minuman, memanfaatkan kesempatan saat Maou dan Ashiya tidak ada di rumah dan membeli apapun yang dia inginkan, tebakan ini adalah hal yang pertama kali terlintas di dalam pikiran Maou.

Tapi.

"Tidak, bukan begitu. Aku tidak membeli barang-barang rumahan ini karena aku menyukainya!"

Dia tidak pernah menyangka kalau Urushihara akan memprotesnya dengan tidak nyaman.

"Lalu apa ini? Ketika aku pergi tadi pagi, benda-benda ini tidak ada di kamar ini kan?"

"Tenanglah Raja Iblis!"

Suzuno yang terduduk dengan ekspresi enggan, menyerahkan sesuatu yang terlihat seperti sebuah tanda terima kepada Maou.

"Apa ini, tanda terima.... tidak, bukti pembelian? 2000 yen, Hard Disk eksternal?"

"Bahkan aku pun juga tahu alasan kenapa Ashiya pergi bekerja."

Urushihara menggumam dengan kepala tertunduk.

"Meskipun tidak mungkin bisa mendapatkan semuanya sendirian, tapi aku juga ingin mengembalikan beberapa..."

"Singkatnya, Urushihara nampak melakukan jual beli dengan paksaan."

"Jual beli dengan paksaan?"

Karena istilah tersebut terdengar tidak familiar, Maou merasa sedikit bingung.

"Itu adalah cara yang mengaku ingin membeli logam-logam mahal, memasuki rumah seseorang, dan dengan paksa membelinya dengan harga yang sangat murah."

".... Ahh, aku ingat sekarang."

Ketika berinteraksi dengan para orang tua saat istirahat di acara pembersihan lingkungan, Maou ingat pernah mendengar soal topik ini.

Menurut informasi tersebut, mereka adalah pedagang yang menargetkan para orang tua dan ibu rumah tangga, dia juga mendengar dari Watanabe-san, seorang pelanggan reguler di restoran, kalau tindakan pencegahan juga sudah dicetak pada selebaran.

"Jadi, untuk mendapatkan angka merah 40.000 yen itu, kau ingin menjual spare part komputermu?"

"..... Harusnya seperti itu pada awalnya...."

"Sepertinya dia sudah ditipu oleh pedagang yang sangat jahat."

Suzuno memberikan tatapan kasihan pada Urushihara.

"Sepertinya penjual itu melakukan jual beli dengan paksa setelah datang dan mengumpulkan benda-benda. Ketika aku merasa ada sesuatu yang tidak beres dan datang ke sini, semuanya sudah jadi seperti ini."

"Ta-tapi bahkan ada koran dan buah-buahan? Dari alat pemadam kebakaran sampai buah-buahan, sebenarnya skala jual beli macam apa ini?"

"Maaf, koran dan buah-buahannya berasal dari transaksi yang lain. Mereka dibeli tanpa ada bantahan apapun."

"Oi."

Maou berlutut dengan keras.

"Apa kau tidak tahu cara di dunia ini? Bilang saja kau tidak memerlukan mereka dan menolaknya."

"Aku sudah mencoba mengatakannya, dan dia mengancam kalau dia tidak akan pergi kalau aku tidak membeli sesuatu kau tahu? Dan Bell di beranda terus saja membunyikan bel, jika bel itu rusak, hal itu akan semakin membahayakan pengeluaran kita."

"Jadi akhirnya kau membeli semuanya dan jatuh ke dalam perangkapnya."

"Meski begitu, dia tetap akan mengelak dengan mengatakan hal-hal yang tidak jelas tidak peduli apapun yang kukatakan, dan tidak akan mau pergi. Aku tidak tahu apakah harus mengatakan kalau dia itu persuasif, atau terlalu licik...."

Taktik penjualan macam apa yang mereka gunakan sehingga Jenderal Iblis, fallen angel Lucifer akan berbicara mengenai taktik penjualan ini.

Tidak pernah bertemu dengan orang seperti itu, Maou sama sekali tidak bisa membayangkannya.

"Raja Iblis, tidak ada gunanya meski kau mengomeli Lucifer sekarang. Meskipun dia adalah seorang Jenderal Iblis, tapi dia bahkan tidak bisa menolak seseoang yang menjual koran dengan paksa, jadi tidak ada gunanya memarahi fallen angel semacam ini."

"Bell, apa yang kau lakukan itu seperti menaburkan garam ke dalam luka, GARAM!!"

"Kita bisa melupakan tentang koran dan buah-buahannya. Untuk korannya, kita bisa komplain ke toko eceran dan mendapatkan kembali uangnya, dan buah-buahannya tidak semahal itu. Tapi kualitasnya cukup buruk, jika aku melihat barang yang sama di supermarket, aku pasti tidak akan membelinya meskipun setengah harga."

"Aku sudah bilang, inilah yang disebut menaburkan garam ke dalam luka..."

"Dibandingkan dengan ini, masalahnya tetap tersisa tiga hal Lucifer."

"Aahh... Maou, lihat ini!"

Urushihara menunjuk ke arah komputer.

"Apa ini, sebuah web? Deluxe Life International Holdings..... huh ini nama perusahaan yang panjang tanpa ada arti yang jelas,.... tidak bisakah mereka menulisnya dengan alfabet?"

"Ini adalah situs dari perusahaan itu. Terdapat nomor telepon di sana, jadi aku mencoba meneleponnya, menggunakan Sky Phone."

"Dan?"

"Tidak ada respon. Aku sedikit menyelidikinya, dan menemukan bahwa kantor pusatnya ada di sebuah gedung sewa campuran di kota Tokyo. Kemudian aku menyusup ke dalam jaringan untuk memeriksa alamat IPnya, tapi website itu sendiri ternyata menggunakan server sewa, komputer perusahaan mereka tidak terhubung ke internet."

"..... Itu berarti?"

"Alat pemadam kebakaran, selimut, dan pemurni airnya.... mungkin tidak bisa dikembalikan. Mereka benar-benar perusahaan yang jahat."

"Hey, hey, tunggu dulu, apa kau baru saja bilang kalau kau ingin menyerah dengan 45.000 yen itu...."

Urushihara dan Suzuno tiba-tiba memalingkan wajahnya.

Urushihara tidak punya dompet sendiri. Dan selain uang yang disimpan di bank, semua uang yang tersisa berada dalam pengamanan Maou dan Ashiya.

Yang berarti ini semua dibayar dengan menggunakan kartu kredit atau uang yang ada di bank.

"Ashiya pergi bekerja untuk mendapatkan 40.000 yen. Dan kau......"

Menghabiskan 45.000 yen tambahan yang tidak ada gunanya.

Maou dan Urushihara pun merasa merinding.

"Jika kita tidak memikirkan sesuatu sebelum Ashiya kembali...."

"Yeah, dia pasti akan marah bagaikan iblis."

"Dia sejak awal memang iblis."

Bantahan Suzuno pun terabaikan.

"Ashiya bilang kalau dia akan pulang pada minggu malam, jadi...."

"Jika kita tidak memikirkan sesuatu sebelum hari itu, aku takut kita tidak bisa lagi melihat matahari terbit di hari senin."

"I-ini bukan salahku!"

"Tidak. Aku tidak berpikir kalau Ashiya akan mendengarkan alasan semacam itu. Dia adalah tipe orang yang akan mengatakan kalau ini semua adalah kelalaianmu."

"Seperti yang kuduga???"


Karena analisis Suzuno yang tenang, teriakan keras Maou pun mengguncang seluruh apartemen.



---End of Part 1---





Translator : Zhi End Translation..
Previous
Next Post »
3 Komentar
avatar

min, bukannya ini cerita sebelum alas ramus ya?

Balas
avatar

Sorry Min, ini bener volume 7 yak, soalnya kejadiannya beberapa hari setelah sarielVSmaou, maaf kalo emang iya. ^_^

Balas
avatar

Iya? Emng.. vol 7 isinya short story smua, jdi mencar timelinenya..

Balas