Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 4 - Chapter 3 (Part 1) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 4 - Chapter 3 : Raja Iblis Menyadari Betapa Luasnya Choshi dan Dunia -1


Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 4 Bahasa Indonesia




Chapter 3 : Raja Iblis Menyadari Betapa Luasnya Choshi dan Dunia.

Pagi hari setelah malam pesta kembang api yang terganggu oleh kabut, Maou dan yang lainnya diserang oleh panggilan telepon beruntun dari Amane.

Menurut Amane, karena mereka sudah ada di Inubo, mereka harus menyaksikan matahari terbit dari cakrawala. Akan tetapi, sejujurnya Maou tidak terlalu peduli dengan hal-hal sepele semacam ini.

Maou memang merasa pemandangannya sangat indah, tapi di masa lalunya, dia sudah terbiasa melihat pemandangan matahari terbit dari kamarnya di Kastil Iblis yang terletak di Isla Centrum.

Sementara untuk Urushihara, setelah menyaksikan matahari dengan mata setengah 'melek', dia langsung ingin segera kembali tidur.

Karena Maou dan Ashiya tidak bisa tidur nyenyak dikarenakan peristiwa yang terjadi tadi malam, mereka juga merasa sangat mengantuk. Dan begitulah, mereka sama sekali tidak bisa menyalahkan Urushihara.

Cuaca di Choshi dan Kimigahama hari ini sangatlah cerah, membuatnya sulit dikaitkan dengan kabut tebal yang terjadi pada malam sebelumnya. Bahkan sebelum jam 8, suhu sudah naik sampai titik di mana seseorang bisa dengan mudah berkeringat jika terpapar sinar matahari.

Maou sudah dengar dari Chiho kalau kemarin malam semuanya bisa sampai ke penginapan dengan selamat. Alas Ramus pun juga telah kembali ceria. Jadi satu-satunya kekhawatiran Maou yang tersisa hanyalah jumlah pelanggan yang akan datang hari ini.

Hari ini adalah hari pertama Maou dan Ashiya membuka toko secara resmi, ketika mereka terbangun, mereka langsung bersiap-bersiap untuk bekerja.

Sebagian karena ini adalah musim panas, matahari terbit sangat awal. Bagaimanapun, jika mereka kembali tidur, mereka tidak akan bisa bangun sebelum penghantaran bahannya tiba.

Amane datang pada jam 6 pagi dan membangunkan Urushihara. Kemudian mereka berempat pun melakukan pengecekan terakhir sebelum membuka toko.

Apakah akan ada pelanggan yang datang? Seperti yang dikhawatirkan oleh Chiho dan Ashiya kemarin, pantai ini terlihat seperti pantai yang tidak akan dikunjungi orang-orang.

Tanggal 1 agustus, pagi hari Maou yang sangat sukses.

Seolah-olah meniup semua kegelisahan Maou, pantai yang hampir kosong di hari sebelumnya, kini dipenuhi banyak sekali pengunjung dari pemandian air laut yang tiba pada jam 8 pagi.

Karena ada banyak sekali pengunjung, sebagai satu-satunya rumah pantai yang ada di pantai ini, Ooguro-ya yang sudah dijalankan oleh 4 orang, yaitu Amane, Maou, Ashiya, dan Urushihara, masih saja sangat sibuk sampai-sampai tidak ada waktu untuk beristirahat.

Istana Pasir "Blue Heaven Tower" yang dibuat oleh Suzuno, berhasil menarik perhatian banyak orang di luar Ooguro-ya karena penampilannya yang luar biasa.

Dan keramaian itu akan mengundang lebih banyak lagi pengunjung.

Jam 10 pagi, mie goreng buatan Ashiya berhasil mengundang barisan panjang pelanggan karena rasanya.

Ashiya yang bertugas mengurusi makanan, sudah sangat sibuk hanya dengan melayani pelanggan yang ingin membungkus makanannya.

Sementara itu, Maou dan Amane bertugas melayani pelanggan yang duduk di dalam toko untuk beristirahat dan makan.

Setelah Urushihara dan Chiho mempelitur kursi-kursinya, jumlah total tempat duduk yang bisa digunakan sekarang menjadi 20 kursi. Akan tetapi, karena mereka juga harus mengantarkan makanan kepada pengunjung yang duduk di tanah terbuka serta batu di luar toko, Maou dan yang lainnya pun menjadi sangat sibuk hanya dalam waktu singkat.

Tentu saja, sebuah rumah pantai pastinya punya menu makanan lain selain mie goreng.

Maou dan yang lainnya memang sudah membuang kebanyakan menu karena mereka ingin memotong waktu persiapan mereka, tapi sebaliknya, karena kurangnya pengalaman mereka, mereka tidak bisa menambah variasi makanan yang mereka fokuskan.

Umumnya, Maou dan yang lainnya harus membuang Ramen yang menghabiskan banyak waktu dan perlu perhatian khusus dalam proses pemasakan mie dan penempatan bumbu-bumbunya. Untuk menggantikannya, mereka menambahkan menu mie goreng dengan dua rasa, yaitu rasa saus kecap dan rasa seafood asin.

Mereka memang tidak bisa membuat Okonomiyaki karena ruang yang ada di penggorengan telah dipenuhi oleh mie goreng, tapi mereka masih bisa menggunakan ruang yang seharusnya digunakan oleh Ramen untuk memasak kare, dipadukan dengan ayam goreng ataupun daging babi.

Semua menu tersebut ditandai dengan kertas gambar yang berwarna-warni, dan dengan minumannya, semua menu dan harganya telah tertempel di dalam toko. Efek visual ini bisa menyembunyikan fakta bahwa mereka hanya punya sedikit variasi menu.

Alhasil...

"Terima kasih atas kunjungannya!! Nomor 4, babi 2, ayam 1, asin bungkus 3!"

"Nomor 3, kecap 2, asin 1, biasa 2, kecap bungkus 2!"

"Batu nomor 2, ayam 5! Bisakah segera di siapkan? Aku minta maaf, ayamnya baru saja dimasak, aku akan segera membawakannya untuk anda nanti, mohon tunggu sebentar!"

Maou, sekarang sedang menghadapi situasi sulit di mana dia harus berteriak ke arah dapur.

'Bungkus kecap' dan 'bungkus asin' digunakan untuk mewakili pesanan pelanggan, serta apakah mereka ingin memakannya di sini atau ingin dibungkus.

Nomor-nomor tersebut pada awalnya adalah nomor meja, kemudian ditambahkan dengan kata 'batu' untuk mewakili pelanggan yang duduk di luar.

"Maou-kun, bisakah kau membantu penghantaran menu biasa 4 ke meja selanjutnya? Daging babinya habis, aku harus menggoreng daging babinya terlebih dahulu."

"Aku akan ke sana secepatnya! Urushihara!"

"Tidak bisa! Aku tidak bisa menanganinya!"

Maou meminta bantuan Urushihara, tapi sayangnya Urushihara sudah terlalu sibuk.

Sistem baru yang seharusnya memungkinkan Urushihara, yang sama sekali tidak mempunyai pengalaman dalam melayani pelanggan menjadi bisa menangani penjualan es serut dan minuman tanpa harus khawatir kalau dia akan membuat kesalahan, saat ini telah berubah menjadi kacau karena alasan yang tak terduga.

Maou pada awalnya berencana ingin membuat para pelanggan tersebut mengoperasikan mesin penyerut es itu sendiri. Dengan begini, Urushihara hanya perlu menangani pembayarannya. Ditambah lagi, karena toko ini adalah toko yang beroperasi dengan bebas, mereka seharusnya bisa menerapkan model bisnis seperti ini.

Bahkan jika mesin penyerut es itu sulit untuk dioperasikan, bagi Ooguro-ya, yang tidak memiliki fasilitas yang memungkinkan mereka untuk menjual es krim, mereka sama sekali tidak punya alasan untuk tidak menjual es serut.

Maou dan yang lainnya sudah meletakkan balok es di luar Ooguro-ya, ketika balok es itu perlu diisi ulang, hal itu akan dilakukan oleh Urushihara. Sementara untuk pelanggan, mereka bisa bersenang-senang dengan membuat es serut mereka sendiri. Bahkan jika esnya tidak terserut dengan baik, mereka pada akhirnya hanya akan menertawakannya. 

Maou juga berpikir pasti akan ada banyak pelanggan yang terlalu malas untuk menyerut es, jadi mengabaikan biayanya, dia pun menyiapkan sirup strawberry, blueberry, Honey Drew, dan Blue Hawaii. Keempat sirup ini disediakan kepada para pelanggan untuk ditambahkan ke dalam es serut mereka dengan bebas.

Hasilnya, para pelanggan akan bekerja keras untuk menyerut es mereka sendiri agar bisa mencoba berbagai macam rasa.

Dengan begini, Urushihara hanya perlu menangani masalah pembayaran dan menyiapkan esnya, sementara sisanya akan dilakukan sendiri oleh pelanggan.

Karena mereka sudah menyiapkan cup dan sendok dalam jumlah besar sebelumnya, mereka tidak perlu khawatir jika saja cup dan sendok itu habis. Selain itu, mereka juga mengisi kolam renang mainan yang dibeli oleh Emi dengan es balok dan menaruh berbagai macam minuman di dalamnya. Dengan begitu, Urushihara hanya perlu duduk di depannya dan menjadi manusia kasir, yang secara otomatis menerima uang mereka.....

"Waktu tunggu sekarang adalah 15 menit!! Dan rasa strawberry nya sudah habis, tolong mengerti! Terima kasih!"

Urushihara sibuk meneriakkan hal ini kepada para konsumen yang sedang menunggu es serut dan minuman mereka.

"Eh?"

"Yang benar saja?"

Barisan panjang konsumen mulai mengeluh.

Dibandingkan dengan Teppanyaki Ashiya, penjualan minuman lebih terlihat stabil. Bagaimanapun, rencana es serut itu terlalu sukses, sehingga menyebabkan banyak pelanggan menunggu di bawah sinar matahari.

Beberapa pelanggan pastinya juga merasa tidak sabar. Tidak hanya mengeluh karena berada di bawah sinar matahari, mereka juga harus melompat-lompat dengan satu kaki ke kaki lainnya di atas pasir pantai yang panas.

Lagipula hanya ada satu mesin penyerut es.

Untuk meminimalisir jumlah pelanggan yang tidak puas karena tidak bisa membuat es serut dengan benar, mereka pun menurunkan harganya secara drastis. Inilah salah satu alasan terjadinya antrean panjang yang bahkan melebihi apa yang bisa ditangani oleh Urushihara.

"Maou-sama!! Rasa asinnya tidak cukup!! Kita masih perlu menunggu 10 menit untuk bahan selanjutnya selesai."

Kali ini, giliran Ashiya yang mengeluh.

Maou menjadi sangat bingung karena suara dan atmosfer tidak puas yang terdengar dari para pelanggan di antrean.

"Apa itu cukup untuk menyiapkan porsi pesanan mie goreng rasa asin sebelumnya?"

"Ada tiga porsi yang tersisa, jadi aku masih kurang satu porsi."

Jawaban Ashiya benar-benar menyiutkan hati.

Perkiraan jumlah makanan sebelumnya benar-benar salah. Mempertimbangkan model bisnis Ooguro-ya di masa lalu, Maou mempertimbangkan penjualan tahun ini seharusnya 1,5x lipat lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya, jadi dia menyiapkan jumlah bahan yang sesuai dengan perkiraan itu. Akan tetapi, ternyata hasilnya benar-benar melampaui ekspektasi itu.

Untuk bahan-bahannya, sebenarnya masih tersisa cukup banyak, tapi mereka berdua tidak punya waktu untuk menyiapkan semuanya.

"Maou-kun!! Batu 1, biasa 2, dan cola!! Ah, serius ini, aku tidak tahu lagi pesanan mana yang sudah dilayani dan yang belum dilayani."

Amane melihat daftar pesanan yang belum terpenuhi dan mulai kebingungan.

Karena tempat duduk bisa diambil oleh orang lain dengan mudah, rumah pantai biasanya akan menggunakan sistem di mana pelanggan harus membayar langsung di konter setelah mereka memesan, akan tetapi, melihat jumlah pelanggan dan pesanannya, Maou memutuskan kalau sistem itu tidak akan bekerja, dan menggantinya dengan menggunakan sistem slip pesanan untuk setiap meja.

Alhasil, karena Amane tidak terbiasa menjalankan bisnis, dia sering membuat kesalahan dalam penghitungan tagihan. Selain itu, dengan jumlah pesanan yang begitu banyak, kembalian yang mereka siapkan sebelumnya juga sudah mulai habis.

Dan juga, dengan sistem penghitungan tagihan yang berbeda dari sebelumnya, frekuensi kesalahan pesanan untuk meja yang sama meningkat dengan sangat drastis.

"Kita kehabisan slip pesanan....."

Tak disangka, satu buku slip pesanan telah habis digunakan dalam waktu singkat.

"Amane-san, buku slip pesanan ada di....."

"Ah, aku tidak tahu!! Jika aku sudah membelinya, itu harusnya ada di dalam lemari di mana Maou-kun tinggal, lagipula mereka sudah tidak digunakan dalam waktu yang sangat lama...."

Dengan sedikit kesulitan, Maou menahan diri agar tidak berteriak "Kenapa ada di tempat seperti itu?"

Jika Maou meninggalkan ruang makan sekarang, Amane akan mengurusi masalah pembayaran, pelayanan pelanggan, dan mesin minuman, sendirian.

Atmosfer tidak puas bisa dirasakan baik di dalam ataupun di luar rumah pantai, dan beberapa pelanggan sudah mulai pergi karena frustasi. Jika tidak ada seseorang berkepala tiga dan bertangan enam seperti Asura, atau Raja Iblis dari Dunia Iblis, tidak mungkin ada yang bisa memecahkan situasi saat ini.

Pegawai dari Ooguro-ya semuanya berwajah, dipenuhi keringat, dan tidak punya tenaga ekstra lagi untuk menangani situasi tidak terduga yang ada di depan mereka ini.

Ketika perputaran di otak Maou hampir mencapai batasnya.....

"Maou-san, tolong segera cari slip pesanannya, aku akan membantu saat kau melakukannya!"

Keempat orang yang hampir meledak tersebut, tiba-tiba mendengar suara ini.

"Shiro-san, kau sebaiknya menyelesaikan pesanan mie goreng rasa saus kecap. Aku akan menyiapkan bahan-bahan untuk membuat mie goreng rasa seafood asin saat kau melakukannya. Aku hanya perlu mencincang sayuran dan cumi-cumi serta menghilangkan urat dari udang-udang ini, kan?"

"Halo, apa ini Industri Es Choshi Selatan? Tolong kirim dua mesin penyerut es ke sini, hmm, bisakah anda mengantarkannya hari ini? Ya, tidak masalah entah ada biaya transport tambahan atau mesin-mesin itu adalah model lama, tolong segera kirim ke Ooguro-ya di Kimigahama.... Ah, begitu?? Kalau begitu, Strawberry dan Blue Hawaii. Baiklah, terima kasih banyak...... Fuu, aku memang membuat keputusan ini sendiri, tapi melihat situasinya, beberapa pengeluaran yang sebenarnya diperlukan tidak akan jadi masalah kan?  Penyewaan satu mesin penyerut es harganya 3000 yen, dan sepertinya mereka memberikan sirup gratis."

Tiga sinar harapan datang dari arah yang berbeda-beda.

Maou yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, menjadi tergagap.

"Chi-chan..... Suzuno, Emi, kalian semua.... Kenapa?"

Pada saat itu, tiga orang dewi turun ke Ooguro-ya yang telah bekerja non-stop, dan hampir mencapai batasnya.

"Meja nomor 2.... sebelah sana, baiklah, 2 bir, jus jeruk, dan juga cola kan?"

Tanpa menunggu balasan dari Maou, Chiho pun langsung bertanya pada Amane tentang nomer meja dan memenuhi pesanan minuman yang telah menumpuk.

"Untuk sekarang, aku akan menyiapkan udang yang cukup untuk memenuhi pesanan saat ini. Apa kubisnya harus dipotong rapi ataukah harus dicincang besar-besar?"

Dengan kecepatan memotong seperti seseorang yang sedang memamerkan skill pedangnya, Suzuno dengan cepat memotong bahan, dan menghilangkan urat dari udang-udang tersebut. Dan hanya dengan sekali lihat pada menu di sebelah Ashiya, dia pun mulai membuat mie goreng rasa seafood asin.

"Aku bisa merasakan aura membunuh yang begitu kuat dari antrean es serut, bisakah kita memberikan diskon lagi?"

Emi bertanya kepada Maou dengan wajah serius.

Sebuah keributan pun terjadi di Ooguro-ya yang sudah dipenuhi dengan hawa yang sangat panas.

Ketika gadis-gadis yang memakai pakaian renang itu berbicara, para pelanggan yang sudah merasa frustasi karena antrean dan panas, mulai menatap ke arah pegawai yang muncul secara tiba-tiba tersebut.

Alasannya, karena sampai sekarang, gadis yang ada di toko hanyalah Amane, dan dia memakai T-shirt serta hanya berada di belakang, jadi kebanyakan pelanggan suka dengan hal ini.

"Jadi poin pentingnya adalah masa muda ya..."

Amane menggumamkan hal tersebut pada dirinya sendiri, tapi hal itu benar-benar tidak mengganggunya.

Chiho mengenakan sebuah pakaian renang two-piece berwarna orange dengan sebuah hoodie putih di atasnya, dan ditambah dengan topi yang dimaksudkan untuk menghalangi sinar matahari, dia memberikan kesan kepada orang lain kalau dia adalah seorang 'pegawai'.

Chiho dengan gesit menyeimbangkan nampan berat yang di atasnya terdapat minuman, dan dengan kecepatan yang telah terlatih di MgRonald, dia pun berkelak-kelok di antara para pelanggan dan mengantarkan minuman dengan sebuah senyum.

Sementara untuk Suzuno, dia harus mengenakan apron karena dia membantu urusan dapur. Meskipun dia hanya mengenakan bikini hitam dengan tali leher yang sederhana, pita putih di sekitar dadanya dan apron berwarna biru gelap yang dikenakannya benar-benar terlihat sangat cocok, hal itu membuat seragam kerja tersebut memancarkan kilau yang begitu menyegarkan.

Begitu Suzuno selesai mencincang kubis dengan teknik yang bisa disepadankan dengan teknik berpedang yang begitu cantik, para pelanggan yang sebelumnya merasa frustasi karena antreannya pun mulai bertepuk tangan.

Sementara untuk Emi, dia mengenakan bikini dengan warna cerah yang terinspirasi oleh negara-negara bagian selatan. Dengan kain pantai yang terikat di pinggangnya dan pita besar di dadanya, dia terlihat begitu menonjol.

Ketiga gadis dengan tiga kepribadian berbeda mengenakan tiga pakaian renang yang berbeda-beda pula, mereka memancarkan daya tarik yang unik. Akan tetapi, Maou lebih khawatir terhadap hal lain yang tidak ada hubungannya dengan mereka.

Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 4 translate Bahasa Indonesia


"Hey, di mana Alas Ramus?"

".... Tidakkah kau punya hal lain untuk dikatakan?"

Emi terlihat tidak senang, tapi dia tetap menjawabnya sambil berhati-hati terhadap Amane.

"Dia bangun pagi-pagi sekali dan bermain di air, tapi dia sedang tidur sekarang. Aku sudah mendapatkan izin untuk membiarkannya tidur di kamarmu, jadi aku akan pergi ketika dia sudah bangun."

Saat Emi menjelaskan hal itu, dia mengetuk bagian belakang kepalanya dengan menggunakan jarinya dua kali.

Dengan kata lain, Alas Ramus dan Emi sedang bergabung menjadi satu..

Selama hal tersebut sudah dipastikan, maka tak ada hal lain yang perlu dikhawatirkan lagi.

Jika ketiga gadis itu tidak datang membantu, mereka tidak mungkin bisa melewati kesulitan yang ada di hadapan mereka.

"Maafkan aku!! Tolong bantu kami sedikit!!"

"Baiklah!!"

"Serahkan saja padaku!"

"Akan kukatakan hal ini lebih dulu, kalian semua berhutang padaku!"

Ketiga gadis itu menjawab dengan cara yang berbeda-beda.

Maou pun segera pergi ke dalam toko, dan kembali membawa empat buah kotak yang di permukaannya terdapat es-es kecil dan menyerahkannya kepada Emi.

"Ini, termasuk yang sudah ada di toko, tidak masalah jika kau memberikan semuanya, anggap saja ini adalah promosi makan siang special, dan berikan kepada mereka semua sekarang!"

Apa yang Maou bawa adalah stok Oletimin C yang masih tersisa.

Jika keempat kotak itu diberikan secara cuma-cuma, maka mereka akan rugi 5000 yen berdasarkan harga pembeliannya, akan tetapi, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan hal-hal semacam itu.

Selama mereka bisa menyediakan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, maka kerugian tersebut akan bisa ditutupi dengan mudah.

Di sisi lain, jika mereka tidak menangani situasi ini dengan baik, mereka mungkin akan menderita lebih banyak lagi kerugian besok dan seterusnya.

Emi pun berjalan menuju antrean mie goreng dan es serut dengan sikap yang lebih berani dari yang diperkirakan, dia bergerak di antara para pelanggan yang sedang berada dalam mood yang buruk.

"Maaf membuatmu menunggu!! Ini minuman gratis untuk promosi makan siang!"

Emi mulai membagikan Oletimin C tersebut dengan senyum bak seorang model.

Bahkan, sikap para pembeli pria langsung melembut karena pakaian renang yang Emi kenakan, dan karena berada di bawah sinar matahari, tidak mungkin ada pelanggan yang tidak menyukai minuman dingin gratis.

Jika dia mau menunjukan senyum itu lebih sering, dia mungkin akan terlihat lebih manis.

Sejujurnya, dibandingkan pakaian renang yang ketiga gadis itu kenakan, fakta bahwa kemunculan tiba-tiba mereka yang telah menyelamatkan toko dari situasi krisis, adalah hal yang paling membuat Maou terkejut sekaligus bahagia.

"Aku akan segera kembali!!"

Maou yang memastikan kalau situasinya telah mereda, langsung pergi menuju halaman belakang untuk mencari buku slip pesanan.

Di lemari yang berada di dalam kamar di mana ketiga iblis itu tinggal, ada beberapa kotak yang sepertinya sudah diletakkan di sana untuk waktu yang lama. Maou pun membuka pintu kamar dan menyeimbangkan napasnya dengan udara dingin dari AC.

Maou sudah tahu di mana letak kotak-kotak itu. Lagipula, saat dalam kondisi panik, dia sudah mengambil satu kotak kosong itu untuk digunakan.

"..... Camio, apa kau masih hidup?"

Di sudut ruangan, jauh dari jangkauan sinar matahari dan tiupan AC, terdapat sebuah kotak besar. Maou yang mengintip ke dalam kotak itu, mengatakan hal tersebut.

"Sa Satan-sama ...... Chirp!!"

Di dalam kotak tersebut terdapat seekor burung hitam kecil yang bergerak-gerak dengan lemah.

"Fu.... Ah, maafkan aku, baguslah kalau kau masih hidup. Aku akan datang dan menemuimu lagi nanti."

Mungkin karena alasan yang berbeda dengan Maou dan Ashiya yang berubah menjadi manusia, ketika mereka kehilangan kekuatan sihir mereka, Camio malah berubah menjadi burung kecil karena alasan yang tidak dapat dijelaskan.

Nada suaranya masih sangat dalam seperti prajurit burung yang datang kemarin malam, tapi suara 'chirp' seperti seekor burung, kini secara alami selalu mengikuti setiap awal dan akhir kalimatnya. Sulit untuk mengerti kenapa hal tersebut bisa terjadi.

"Maafkan aku chirp... membuatmu khawatir chirp..."

"Tidak masalah, aku tidak bisa banyak membantumu sekarang, apa kau yakin kau tidak butuh makan?"

"Maaf membiarkanmu melihatku dalam kondisi menyedihkan seperti ini, chirp.... hal ini karena kekuatan sihirku masih belum sepenuhnya menghilang, chirp.. chirp."

"Hee hee.... aku, aku mengerti, kalau begitu, sampai jumpa."

"Ya.... chirp."

Untuk membuat Iblis bernama Camio ini bisa beristirahat dengan nyaman, Maou meletakkan beberapa lapis kain ke dalam kotak. Selain itu, ada pula semangkuk air di dalam kotak tersebut, suhu AC juga telah diatur agar tidak terlalu panas ataupun terlalu dingin.

Burung pada umumnya tidak mungkin bisa bertahan dalam situasi seperti ini, namun identitas sebenarnya dari burung yang hampir mati ini adalah iblis hebat yang bahkan membuat Ashiya menggunakan honorifik ketika memanggilnya.

Dia adalah menteri iblis Camio.

Jika Jenderal Iblis seperti Ashiya dan Urushihara dianggap sebagai tentara, maka keberadaan Camio bisa dikatakan setara dengan pegawai negeri sipil.

Tidak semua iblis ikut bergabung ke dalam Pasukan Iblis dan berpartisipasi dalam pertarungan untuk menguasai Ente Isla. Faktanya, masih banyak iblis yang menetap di dunia iblis.

Organisasi yang Maou buat bisa dianggap sebagai negara pertama di Dunia Iblis, dan ketika Satan menyerang Ente Isla, orang yang bertugas untuk memimpin penduduk dunia iblis atas nama Satan adalah Menteri Iblis Camio.

Camio, sebagai perwakilan Maou, juga mempunyai kekuasaan yang sama dengan Raja Iblis di Dunia Iblis. Lalu kenapa dia muncul di Jepang dengan penuh luka? Karena orangnya sendiri sedang kehabisan tenaga, mereka masih belum tahu kebenarannya.

Maou dan yang lainnya hanyamendapatia Camio terbangun dan bersuara 'chirp, chirp, chirp' di pagi berikutnya. Pada saat itu, Urushihara sudah terbangun dari tidur keduanya, dan mereka bertiga mulai membuat persiapan untuk membuka toko. Oleh karena itu, mereka tidak bisa mendengarkan penjelasan detailnya.

Akan tetapi, dari Camio yang kehilangan wujud sebenarnya, mereka bisa menyimpulkan satu hal. Camio, Iblis Bertato Mata Satu, dan Beast Demon tidak datang ke Jepang untuk mencari Raja Iblis Satan ataupun Jenderal Iblis Alsiel.

Lalu apa tujuan mereka, kenapa mereka muncul di Choshi, kenapa mereka bisa mempertahankan wujud iblisnya? Ada banyak sekali pertanyaan yang masih belum terjawab.

Hal yang paling disesalkan dari masalah ini adalah Maou tidak punya kesempatan untuk menyelidiki masalahnya.

Hal tersebut disebabkan karena Chiho dan mereka yang percaya pada Maou, sedang bertarung di luar sana dan menunggu Maou untuk kembali.

"Masih ada tempat kerja yang harus kudatangi kembali!"

Saat Maou kembali ke toko dengan sedih, kedua mesin penyerut es yang dipesan oleh Emi telah diantarkan dengan selamat.

Mesin itu datang kurang dari 20 menit setelah Emi membuat panggilan. Maou tidak yakin karena dia tidak mengenal area sekitar sini, tapi toko tersebut mungkin berada di dekat sini. Maou diam-diam berterimakasih pada efisiensi tinggi yang dimiliki oleh Industri Es Choshi Selatan.

"Urushihara! Aku akan mengurusi es nya, kau berkonsentrasilah untuk mengatur antrean dan penjualan minuman!"

Meski Urushihara menunjukan ketidaksenangannya pada Emi, tapi keputusan Emi tidaklah salah. Mengingat visual efeknya, pasti akan lebih baik jika Emi yang berpenamplan menarik mengambil peran di depan toko. Namun, saat Emi mempertimbangkan sesuatu yang mirip dengan kartu truf ini dan melakukanya, hal itu malah tidak akan membantu perkembangan Urushihara.

Maou mengabaikan tatapan protes Urushihara, dan setelah menyerahkan satu buku slip pesanan masing-masing kepada Amane dan Chiho, dia pun kembali ke posnya, membantu urusan pesanan dan pembayaran.

Ketika Maou baru mulai memproses pengumpulan pesanan dari pelanggan, Suzuno sudah selesai membuat mie goreng rasa seafood asin, dan kini sedang bersiap-siap di depan panci besar untuk mengisi kembali kare yang hampir habis.

Jika mereka bisa mempertahankan hal ini, mereka pasti bisa bertahan sampai akhir waktu makan siang.

Berkat Chiho dan yang lainnya, Maou akhirnya bisa pulih dari kegagalannya hari ini. Besok, mereka harus belajar dari hal ini dan memikirkan cara untuk manambal apa yang kurang tanpa meminjam kekuatan Chiho dan yang lainnya.

Kesimpulannya, ketika kau masih bisa pulih dari kegagalanmu, kau sebaiknya mengambil kesempatan untuk mengalami kegagalan beberapa kali, pada akhirnya, hal itu akan sangat bermanfaat untukmu sendiri. Selama hari pertama Maou bekerja, akhirnya dia mengerti apa maksud dari kata-kata Kisaki.

Jam 03:00 siang.

Setelah semua pesanan selesai dilayani, mereka pun akhirnya bisa beristirahat.

Kursi-kursi untuk makan di dalam toko telah dibersihkan, dan ada beberapa mie yang tertinggal di sudut penggorengan. Maou kemudian menarik sebuah kursi kosong dan duduk di atasnya dengan lelah.

"Aku sangat lelah...."

Maou pun menggerutu.

"Maou-san, Amane-san, ini."

Chiho menyerahkan sebotol Oletimin C dingin kepada mereka berdua.

"Ah, terima kasih."

Setelah Maou membuka tutupnya, dia langsung meneguknya.

"Di....Dingin sekali."

Maou pun mengalami sakit kepala ringan karena meminum minuman asam dingin tersebut dalam sekali tegukan, tapi di saat yang bersamaan, dia juga merasa sangat puas.

"Tapi, terima kasih banyak Chi-chan. Jika kau tidak datang, kami pasti akan sangat kesusahan. Aku benar-benar minta maaf, karena selalu butuh bantuanmu dan membuatmu khawatir."

Chiho yang duduk di sebelah Maou pun mengangguk.

"Baguslah kalau aku bisa membantu."

"Mulai besok sampai seterusnya, mungkin saja orang-orang itu akan datang kembali karena Chiho. Pakaian renang yang kau pakai sangat bagus."

"Eh?"

Karena Maou terlalu natural ketika beralih dari meminta maaf ke memuji, Chiho hanya bisa mulai tersipu beberapa saat setelahnya.

"Er, er, erhm, terima.. kasih. erhm..."

Chiho yang tiba-tiba tidak sanggup menatap Maou, menggerakkan kaki kanan dan kirinya sambil mulai sibuk dengan Oletimin C di tangannya.

"Apakah..... ini bagus?"

"Yeah. Itulah kenapa aku memujimu. Pakaian Renang ini.... Kau tidak membawanya dari rumah kan?"

Chiho menggelengkan kepalanya dan melihat ke arah Amane yang sedang mencuci panci, yang mana tadi digunakan untuk menggoreng toping mie goreng.

Maou yang mengikuti Chiho dan melihat ke arah yang sama, mendapati yang Amane sedang mengacungkan kedua jempolnya. Maou sama sekali tidak mengerti apa yang orang itu pikirkan.

Dengan kata lain, artinya Amane lah yang menyediakan pakaian renang itu, iya kan? Tapi kapan dia menyerahkannya kepada Chiho?

"Awalnya, aku ingin menolak.... tapi pakaian renang ini terlihat manis, jadi erhm, aku ingin..."

Chiho yang sebenarnya ingin mengatakan "aku ingin memakainya agar Maou-san bisa melihatnya", menundukkan kepalanya tanpa berkata apa-apa sambil terus tersipu malu karena dia rasa kalimat itu terdengar agak kasar.

"Itu benar. Karena kau ada di pantai, sudah sewajarnya kau ingin berenang."

Maou dengan santai menjelaskan apa yang tidak Chiho katakan.

"Itu, benar sekali! Ah, ahahahah!"

Chiho setuju dengan Maou sambil terus tersipu,

"Huuuuh..."

Dan menghela napas.

"Nampaknya ini adalah produk dari toko ini..."

"Eh? Benarkah?"

Maou menoleh ke arah Amane, sementara Amane memalingkan mukanya sambil terus mempertahankan acungan jempolnya.

Selain makanan dan minuman, sampai batas tertentu, Ooguro-ya juga menjual produk lain seperti krim tabir surya, plastik apung, ban apung, bola pantai, dan lain sebagainya.

Dari sekian produk-produk ini, pakaian renang bisa dikatakan sebagai produk yang sulit dijual. Meskipun itu adalah produk yang harganya lebih tinggi, tapi normalnya sangat sulit untuk menjual produk tersebut.

Meskipun produk itu diberi harga sesuai harga turis dan ditujukan pada mereka yang lupa membawa pakaian renang, logikanya, mereka yang datang ke pantai tanpa membawa pakaian renang, kebanyakan tidak berencana untuk berenang ataupun berjemur di bawah sinar matahari.

Orang-orang yang membeli pakaian renang di sini, pastilah orang sembrono yang benar-benar ingin berenang di air laut, tapi terlalu malas untuk kembali ke kota membelinya, dan berniat untuk menghabiskan uang itu di sini. Itulah mengapa pakaian renang itu adalah produk yang sulit untuk dijual.

Meski sulit membayangkan ada pemilik toko yang akan memberikan produknya dengan begitu mudah, mempertimbangkan Chiho dan yang lainnya yang datang ke sini untuk membantu sekaligus menikmati liburannya di saat yang bersamaan, maka tidak ada alasan untuk menyalahkan Amane.

Pada akhirnya, seperti yang dikatakan Maou, pakaian renang itu memang sangat cocok dengan Chiho.

"Huuh, jika pakaian renang itu dipakai oleh Chiho, mungkin pakaian renang itu seperti telah berhasil memenuhi harapannya. Kau benar-benar cocok memakainya."

"Ah, ur....er, Te terima kasih..."

"Hey, hey, Maou-kun, aku sudah mendengarkanmu dari tadi, tapi apa kau tidak terlalu berat sebelah?"

Wajah Chiho saat ini sangat merah sampai-sampai terlihat seperti akan terbakar, tapi kemudian Amane menyela,

"Dewi yang sudah membantu kita bukan hanya Chiho-chan saja, kan?"

Ketika Amane berbicara, terlihat Emi dan Suzuno yang memandang dengan acuh tak acuh.

"Ah.... Hmmm, bagaimana aku mengatakannya ya.."

Amane memang benar, termasuk persiapan kemarin, jika tidak karena bantuan Emi dan Suzuno, Maou tidak mungkin bisa mengatasi kesulitan hari ini. Oleh karena itu, masih dalam posisi duduknya, Maou meletakkan tangannya di atas paha dan berterima kasih kepada mereka berdua dengan membungkuk.

"Terima kasih, kalian berdua benar-benar sangat membantu."

Emi dan Suzuno yang tidak menduga kalau Maou akan berterima kasih kepada mereka dengan cara yang blak-blakan seperti ini, saling memandang satu sama dengan ekspresi kaget.

".... Seperti kemarin, aku hanya ingin kalian semua berhutang padaku. Kau tidak perlu berterimakasih."

"Seperti yang sudah Emi-san katakan. Dari sudut pandang kami, kami hanya membantu karena kami pikir akan sangat merepotkan jika kalian sampai kehilangan pekerjaan, kami sama sekali tidak mengharapkan hadiah atau rasa terima kasih apapun."

Meskipun Maou sudah berterima kasih kepada mereka berdua dengan jujur, tetap saja reaksi mereka masih sangat canggung. Karena semua ini sudah diperkirakan oleh Maou, maka dia pun tidak bermaksud untuk terus mengekspresikan rasa terima kasihnya. Namun tak disangka, Amane masih belum menyerah.

"Hey, hey, apa itu sudah selesai? Itu belum selesai kan? Ayolah berusaha lebih keras lagi."

"Huh? Berusaha keras untuk apa?"

"Ini bukan bagaimana kau mengatakannya Maou-kun. Chiho-chan memang terlihat sangat cantik dengan balutan pakaian renangnya, tapi masih ada dua gadis cantik di sini yang memperlihatkan kulit cantik mereka juga, kan? Jika kau tidak memuji istrimu, kau akan dicurigai punya selingkuhan. Aku memang memberikan pakaian renang kepada Chiho-chan, tapi mereka berdua mempersiapkan pakaian renangnya sendiri, kalau kau bisa memuji mereka dengan benar, kau juga bisa meningkatkan kualitas hubunganmu."

Itu memang bukan kesalahan Amane, tapi jika memikirkan hubungan antara Maou dan yang lainnya, maka tidak ada hal lain lagi yang bisa menyamai betapa bodohnya apa yang dia katakan.

"Eh....?"

Maou menunjukan ekspresi bingungnya, dan menatap ke arah Emi dan Suzuno dengan atmosfer yang terasa sangat aneh.

Lalu, kenapa mereka berdua memunggungi Maou seolah-olah mereka sudah merencanakannya? Maou merasa curiga, namun dia masih berbicara dengan jujur.

"Meski aku sangat berterimakasih atas bantuan kalian berdua, daripada mengatakan kalau tidak ada hal yang pantas dipuji, itu lebih seperti tidak ada gunanya bahkan jika aku memuji kalian. Dibandingkan dengan hal itu, aku lebih terkejut melihat kalian berdua yang dengan antusiasnya sudah mempersiapkan diri untuk bermain-main seperti itu..."

Bagi para wanita, pakaian renang adalah sesuatu yang memerlukan sebuah tekad jika ingin memakainya. Di saat yang sama, mereka tidak mungkin tidak suka jika ada seseorang yang memuji mereka dalam balutan pakaian renangnya. Tentu saja Maou mengerti hal ini, dan harus diakui kalau Emi dan Suzuno memang terlihat sangat manis dalam balutan pakaian renang mereka.

Tapi mengingat hubungan di antara mereka dan Maou, meski Emi dan Suzuno mengharapkan pujian dari Maou, jawabannya sudah pasti adalah penolakan, tidak peduli apapun situasinya.

Tapi entah kenapa, kesimpulan yang Maou dapatkan setelah memahami inti dari situasi ini menyebabkan pundak Emi dan Suzuno bergetar, mereka memancarkan aura hitam aneh yang menggambarkan emosi mereka saat ini.

"...... Apa ada sesuatu yang salah dengan matamu?"

Komentar Maou yang hanya bisa digambarkan sebagai kata-kata kasar itu membuat Amane mematung.

"Maou-sama, Maou-sama!! Tunggu dulu!"

Secara mengejutkan, kali ini Ashiya lah yang menegur Maou.

"Kau terlalu jujur!! Bahkan jika kau harus merendahkan diri, sudah sepantasnya kau memuji mereka!"

"Tapi, meskipun aku memuji mereka......"

"Ini bukan masalah siapa memuji siapa. Makhluk yang dikenal sebagai wanita, tidak mungkin tidak merasa senang bahkan jika mereka dipuji oleh cacing tanah ataupun jangkrik!! Tapi kau sudah mengatakan bahwa tidak ada yang bisa dipuji dari mereka. Meski kau tidak bisa mengharapkan Yusa untuk bereaksi sejujur Sasaki-san, tetap saja dia akan merasakan perasaan yang rumit."

"Kau, serius, apa yang kau katakan itu sudah keterlaluan. Jika kata-kata tadi benar bermakna cacing tanah atau jangkrik, hal-hal seperti itu ..."

"Selain itu, meskipun bukan kemauan kita, Kamazuki sudah merawat kita setiap hari. Anggap saja itu adalah tindakan sosial yang umum, jika kau memujinya dengan benar, dia mungkin akan mengurangi jumlah ancaman yang bisa membuat kita argh!!"

Ashiya yang terus menceramahi Maou, tiba-tiba terjatuh di atas pasir.

Maou dan Chiho yang tidak bisa menangkap Ashiya, mundur secara bersamaan. Setelah dilihat-lihat, terdapat sebuah panci yang digunakan untuk menggoreng mie di belakang kepalanya sekaligus balok es besar yang jatuh di atas kakinya.

"Kami sama sekali tidak ingin dipuji oleh kalian, tidak sedikitpun!!"

"Itu, itu, itu, itu, benar. Kami sudah tahu kalau tidak ada bagian tubuh kami yang pantas untuk dipuji."

Emi dan Suzuno, dengan tatapan yang bahkan lebih dingin dari iblis, mengobarkan api peperangan kepada Maou.

Secara refleks, mereka berdua memeluk dada mereka dengan air mata di sudut mata mereka masing-masing.

Dari sudut pandang Maou, bahkan jika dia tidak punya maksud khusus untuk memuji mereka, mereka juga tidak perlu memasukannya ke dalam hati, tapi jika dia mengatakan hal tersebut di situasi ini, mungkin itu malah akan terasa seperti menambahkan nitrogen cair ke dalam es.

"Maou-kun, Ashiya-kun, aku benar-benar kecewa pada kalian berdua."

Amane yang menyuarakan pendapat 'ngawur' nya, malah menyiramkan bensin ke dalam api, dan berpura-pura tidak tahu apa-apa, setelahnya, dia pun langsung masuk kembali ke dalam toko dengan terburu-buru.

"Aha..... ahahahaha, erhm, Suzuno-san, pancinya, em, panci..."

Korban paling tidak berdosa dalam situasi ini sudah pasti adalah Chiho.

"Chiho-dono."

"Ya...."

Suzuno pun menerima panci yang Chiho ambil dari kepala Ashiya, dan mencucinya di wastafel. Dia mengatakan hal ini sambil melihat ke arah dada Chiho dengan sedikit rasa kebencian.

"Meski ini agak terlambat, akan lebih baik jika kau mempertimbangkannya kembali."

Tentu saja, Chiho tidak bisa menjawab apa-apa.

"Jadi, apa akan lebih baik jika kami memuji kalian berdua?"

Terisolasi dari api peperangan, Urushihara kini berada di tempat penjualan minuman yang telah berhenti bekerja beberapa saat yang lalu. Dia pun menanyakan hal tersebut dengan 100% niat jahat kepada Emi yang sedang membersihkan sisa-sisa es yang terperangkap di dalam mesin penyerut es.

"Apa kau ingin mati?"

Dari jawaban Emi, sudah sangat jelas kalau dia bermaksud menggunakan alat pemecah es di tangannya untuk menusuk Urushihara.

"Kalau begitu, aku paham."

Urushihara pun menyimpulkan bahwa semua yang dikatakan Ashiya sangatlah akurat, tapi dia memutuskan untuk tidak mengatakannya agar terhindar dari bahaya yang bisa membahayakan hidupnya.

Ngomong-ngomong, Urushihara sudah membuka satu kaleng minuman yang harusnya dijual, tanpa izin siapapun dan sepenuhnya memasuki mode beristirahat.

"..... Hey, jika kau punya waktu, maka cepat ke sini dan bantu aku membersihkan mesin penyerut es ini. Jika sisa-sisa esnya dibiarkan, mesin ini akan mulai berkarat ketika sudah kering. Dan juga, kenapa aku yang harus membersihkan mesin ini, aku benar-benar ingin mencincangmu."

Urushihara yang telah menyerahkan tugasnya kepada Emi, kini sedang bermalas-malasan di tepi tempat penjualan minuman, dan terus menikmati atmosfer seperti saat sebelum Emi menyuarakan keluhannya.

Urushihara menolehkan kepalanya ke arah Emi, dia bertanya kepada Emi yang sedang memegang alat pemecah es dan membersihkan sisa-sisa es di mesin tersebut.

"Oiya, Yusa, selagi ada kesempatan, ada sesuatu yang ingin kupastikan denganmu."

"Ada apa, tiba-tiba jadi serius begitu? Jika kau memujiku, aku pasti akan mencincangmu!"

"Jangan khawatirkan hal itu. Kau tahu...."

Urushihara pun meneguk minuman asamnya dengan cara yang berlebihan.

"Fwah... mengenai Olba, bagaimana menurutmu?"

Karena sekeliling mereka sangat berisik, suasana di antara mereka berdua tidak bisa disebut hening.

"Tiba-tiba mengganti topik pembicaraan, dasar rendahan.... Kenapa kau menanyakan itu?"

"Tidak ada alasan khusus. Tapi kau tidak bisa seoptimis itu menganggap kalau pria itu akan menyerah setelah ditangkap oleh kepolisian Jepang, kan?"

"Itu memang benar..... tapi aku tidak tahu di mana Olba sekarang, dan meskipun aku tahu, tidak ada yang bisa kulakukan mengenai dia."

"Bagaimana jika aku memberitahumu kalau aku tahu di mana dia?"

Dengan suara ombak, pantai, dan orang-orang yang berkumpul di dalam rumah pantai, sekeliling mereka terdengar sangat berisik.

"Apa... yang kau katakan?"

"Olba saat ini sedang ditahan di rumah tahanan yang berada di wilayah hukum Shibuya. Meskipun aku tidak tahu di mana lokasi tepatnya, tapi jaksa berencana mendakwanya dengan tuduhan melanggar Hukum Kepemilikan Senjata Api dan Pedang serta merusak fasilitas umum. Tentu saja ini hanya langkah sementara sampai mereka berhasil menemukan bukti kalau kami melakukan perampokan."

"Bagaimana kau bisa tahu hal ini?"

"Aku tidak meretas website pemerintah manapun. Kalau kau punya cukup tekad, siapapun bisa mendapatkan informasi ini. Itu hanya prosedur yang sedikit merepotkan. Terutama karena Olba dianggap sebagai WNA dan ditahan, komisi HAM pun sangat kerepotan bagaimana harus menangani masalah ini. Lagipula, ada banyak bukti palsu akhir-akhir ini."

(*T/N : Komisi HAM? lol)

Nampaknya, secara tak terduga, Urushihara berhasil mendapatkan beberapa pengetahuan tentang masyarakat Jepang dengan caranya sendiri. Ketika Emi mulai merasa sedikit menghormatinya....

"Aku meretas database komisi HAM."

Rasa hormat tersebut langsung menghilang.

".... Huuh, aku tidak yakin mengenai hal ini, tapi hukum seharusnya menentukan lama penahanannya kan?"

"Wow, kau benar-benar tahu mengenai hal ini."

"Aku mungkin terlihat seperti ini, tapi agar bisa berbicara dengan orang lain di tempat kerja, aku sering sekali menonton drama TV. Meski saat salah satu karakter meninggalkan acara saat musim keenam "Aitaka", aku tetap saja agak terkejut."

Sang Pahlawan tiba-tiba merubah topik pembicaraannya ke arah drama seri yang ditayangkan di TV. Meskipun mereka berdua adalah musuh, Urushihara masih saja khawatir jika suatu hari nanti Emi akan mulai menonton anime sampai larut malam.

"Tidak ada yang bisa dibanggakan dari hal itu, kau tahu. Ah, 120 yen, terima kasih atas kunjungannya."

Urushihara menghela napas ketika dia menyerahkan sebotol cola kepada pembeli. Baik dia maupun Emi, tidak menyadari kalau tindakannya itu sudah menjadi sangat terlatih.

"... Pada kenyataannya, ada banyak kasus di mana seseorang akan tinggal di rumah tahanan bahkan setelah didakwa, karena kurangnya ruang di pusat penahanan. Kejahatan yang didakwakan pada Olba tidaklah serius, jadi dia mungkin ada di daftar tunggu sampai pusat penahanan punya ruang kosong. Tapi, bukan itu masalahnya."

Urushihara terus berbicara dan menunjukan ekspresi serius yang jarang sekali terlihat.

"Setelah kalah dari kalian semua di Ente Isla, ada dua alasan kenapa aku setuju dengan usulan orang itu. Yang pertama singkatnya karena dia bilang dia akan menyelamatkan hidupku. Lagipula, setelah kalah dari kalian, aku tidak punya tempat lain untuk dituju, aku juga tidak punya hubungan yang baik dengan Maracoda. Selain itu, kalian semua pasti tidak akan membiarkanku pergi."

"..... Sampai sekarang, aku masih menyesal tidak memberimu serangan pamungkas."

"Hey, kau bisa membuat Alas Ramus belajar kata-kata aneh kalau begini... eh itu benar, ngomong-ngomong di mana dia sekarang?"

"Aku bilang pada Amane-san kalau dia sekarang sedang tidur di kamar yang ada di belakang toko. Tapi kenyataanya, dia ada di sini."

Setelah mengatakan hal ini, Emi menunjuk ke arah dahinya.

"Apa dia tidak menangis karena kesepian?"

Bagi Urushihara, itu adalah pertanyaan yang wajar.

"Dia sudah bangun pagi-pagi sekali untuk melihat matahari terbit. Ditambah lagi, dia juga bermain air untuk waktu yang lama sebelum datang ke sini, jadi dia tidur siang sekarang.... Lalu apa alasanmu yang lainnya?"

"Begitu ya.... Olba sudah mengatakannya sebelumnya. Itu karena dia berniat membantuku bernegosiasi dengan surga."

Urushihara, Emi, dan yang lainnya, adalah musuh di masa lalu, dan mereka telah melakukan sebuah pertarungan di depan stasiun Sasazuka. Pada saat itu, mereka berdua tidak pernah menyangka kalau mereka akan menjalankan bisnis bersama di sebuah pantai yang berisik di Chiba seperti ini.

"Pasukan Iblis sudah mundur pada waktu itu. Dan aku tidak punya tempat di dunia manusia. Oleh karena itu, satu-satunya harapanku adalah kembali ke surga. Pria itu bilang kalau dia punya bahan untuk dinegosiasikan dengan surga, lalu...."

"Negosiasi dengan surga?"

"Aku adalah salah satu faktor negosiasinya. Lagipula, jika ada seseorang yang mampu membuat seorang malaikat jatuh legendaris membuka lembar kehidupan yang baru, hal itu pasti akan dianggap sebagai sebuah pencapaian besar yang cukup layak untuk menaikkan status seseorang ke tingkat Saint atau bahkan malaikat, benar kan?"

Dengan kata lain, itu adalah cara yang berbeda untuk menempatkan suatu masalah. Mengikuti logika ini, dengan mampu menyembuhkan seorang malaikat tidak berguna yang bahkan lebih buruk dari malaikat jatuh, kemudian menjadikannya seorang pekerja dan memerintahkannya, Maou sudah sangat berbakat, dan cukup layak dipromosikan menjadi seorang malaikat.

"Dan kartu as lain yang tersembunyi di dalam lengan bajunya, adalah kau, Emilia."

"Aku?"

Karena masalah ini tiba-tiba mengarah kepadanya, Emi pun menjadi sangat terkejut, dan menghentikan apa yang sedang dia kerjakan.

"Tentu saja, seperti yang Maou katakan sebelumnya, orang itu mungkin berpikiran kalau kau menghalangi jalannya. Namun, jika benar begitu, maka dia tidak punya alasan untuk tetap tinggal di Ente Isla, dan tertangkap oleh Emeralda dan Alberto. Bukankah Emeralda adalah orang penting di sebuah kerajaan besar? Olba seharusnya tahu jika dia melakukan hal itu, maka konflik lain akan muncul ke depannya."

"Itu masuk akal."

Pada kenyataannya, Emeralda sudah menyebutkan melalui telepon kalau setelah dia kembali, hubungan antara kerajaan suci St. Aire dan pihak gereja secara berangsur-angsur mulai memburuk. Setelah pergerakan Olba terungkap, pergerakan rahasia pihak gereja pun juga mulai mencuat ke permukaan. Hal itu menyebabkan kenetralan negara di Benua Barat mulai dipertanyakan dan membuat Benua Barat mengalami kerugian dalam persaingan dengan benua lain untuk mendapatkan otoritas atas usaha pembangunan kembali Benua Utama.

"Aku ingin memastikan satu hal. Bahan baku untuk Pedang Suci dan Armor Pembasmi Kejahatan "Evolving Holy Sword, Better Half" milikmu, siapa pada awalnya yang bertugas mengelolanya?"

Setelah ditanyai hal ini oleh Urushihara, Emi merasa kalau wajahnya tanpa sadar telah berubah menjadi pucat.

"Partner dari luar, yaitu Missionary Department di mana Olba ikut di dalamnya. Apapun yang berhubungan dengan penggunaan alat-alat suci, di kelola oleh Missionary Department..... Hal itu dikarenakan alat-alat suci adalah bagian paling penting dalam pembangunan area sekitar gereja dan gereja itu sendiri."

"Seperti yang kuduga.... Orang itu pasti tahu kalau 'Evolving Holy Sword, Better Half' adalah bagian dari fragmen 'Yesod'. Kalau bukan itu, aku tidak bisa melihat benda lain lagi yang bisa dia gunakan untuk bernegosiasi dengan Surga."

Alasan kenapa Emi memeluk dirinya sendiri dan menggigil bukanlah karena dinginnya es yang ada di hadapannya.

"Agar bisa bertempur melawan kami, Pasukan Iblis, Sang Pahlawan harus mempunyai Pedang Suci dan Armor Pembasmi Kejahatan. Tapi Olba, berbeda dengan Sariel ataupun Gabriel. Dia sudah tahu dari awal kalau dia membiarkanmu bergabung dengan 'Evolving Holy Sword, Better Half', maka tidak akan mudah untuk memisahkan kalian lagi. Dari awal orang itu sudah berpikir kalau kau tidak mungkin akan menyerahkan 'Evolving Holy Sword, Better Helf' dengan patuh ketika semuanya sudah berakhir. Dan jika dia membiarkanmu memimpin pergerakan politik setelah pembangunan Ente Isla, hal itu tidak hanya akan mengurangi kekuatan gereja, tapi dia juga tidak akan bisa memulihkan fragmen Yesod....."

"..... Pada akhirnya, kenapa Olba begitu ingin membuat kontak dengan Surga?"

"Aku tidak yakin mengenai hal itu. Tapi aku tidak berpikir kalau Olba yang mempunyai banyak alat-alat negosiasi akan berdiam diri di penjara Jepang dengan patuh. Meski aku tidak terlalu peduli pada hal itu sebelumnya, tapi karena sekarang aku harus pergi keluar rumah, aku jadi sedikit khawatir setelah memikirkan banyak hal dengan serius."

"...... Lucifer....."

"Jika orang itu menyebabkan masalah kali ini, aku tidak mungkin bisa membeli game Monster Hunter yang dibundel dengan GSP (Game Station Portable)."

"................."

Sudah tidak ada harapan untuk orang ini, dalam berbagai macam aspek, orang ini benar-benar tidak punya harapan.

"Kau juga sudah bilang begitu."

"Huh, apa?"

"Pada dasarnya, pedang suci adalah masalahmu, pikirkanlah hal itu matang-matang!"

"Berisik. Bukankah itu alasan kenapa aku terus berbuat baik kepada kalian semua seperti sekarang ini?"

"Apa hubungannya? Meski kau dan Maou berpikir kalau masalah itu sudah selesai, tapi aku tidak berpikir kalau Gabriel akan menyerah semudah itu. Orang itu terkenal gigih dan berbelit-belit."

"Itu.... Aku tahu itu."

Emi melirik ke arah Maou dan Chiho melalui sudut matanya ketika mengatakan hal tersebut, nada bicaranya benar-benar menggambarkan perasaan rumitnya saat ini.

Seperti apa yang dikhawatirkan oleh Chiho, Emi sadar kalau dirinya tidak punya strategi pasti untuk menghadapi berbagai ancaman dari Gabriel dan Surga.

"Akan tetapi, jika dengan Alas Ramus dan diriku yang sekarang, aku yakin aku tidak akan kalah tidak peduli berapa kalipun mereka datang."

"Hal itu hanya berlaku untuk pertarungan satu lawan satu. Insiden kemarin malam mungkin ada hubungannya dengan ini, aku juga tidak yakin strategi aneh macam apa yang akan mereka gunakan untuk menyerang titik lemah kita."

Urushihara berasumsi kalau Emi dan Suzuno merasakan serangan iblis tadi malam.

"Insiden kemarin malam, apa maksudnya itu?"

Emi pun bertanya dengan ragu-ragu.

"...... Eh? Kau tidak menyadarinya?"

"Bukankah itu alasan kenapa aku bertanya padamu?"

Kekuatan Iblis Camio yang terpancar kemarin malam sangatlah kuat, dan meskipun Urushihara tidak menggunakan teknik yang kuat, dia masih saja menggunakan sihir suci.

Meskipun tidak diketahui di mana Emi dan yang lainnya menginap kemarin malam, tapi selama mereka berada di Choshi, mereka seharusnya bisa merasakannya.

"Hey, Emi, maaf kalau mengganggu."

Urushihara tidak punya kesempatan untuk menjelaskannya lebih jauh karena Maou yang sebelumnya berbicara dengan Chiho, kini memanggil Emi.

Mereka berdua pun mengangkat kepala mereka, dan melihat Maou dan Chiho yang beberapa saat lalu masih berbicara dengan santai, kini berjalan ke arah mereka dengan raut muka serius.

"Aku baru saja mendengar hal ini dari Chi-chan, kemarin malam kalian semua menginap di Inubo kan? Apa tidak ada yang terjadi ketika kabut muncul kemarin malam?"

"Tidak ada yang terjadi.... Aku bahkan tidak yakin apa yang kau tanyakan, ada apa sebenarnya?"

Maou pun melihat ke arah Urushihara dan berbicara dengan suara berbisik.

"Aku bertanya apakah kau merasakan sihir iblis ataupun sihir suci tadi malam?"

"Eh?"

Maou diam-diam mengawasi Amane yang sedang mencuci peralatan makan sambil berbicara dengan Emi.

"Ikutlah denganku kembali ke ruangan kami...... Amane-san!! Aku akan ke belakang dulu."

"Baiklah~"

Jawab Amane tanpa menolehkan kepalanya.


---End of Part 1---





Translated by : Me
Previous
Next Post »
0 Komentar