Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 5 - Chapter 1 (Part 1) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 5 - Chapter 1 : Raja Iblis Dengan Tegas Memutuskan Membeli Televisi -1



Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 5 - Chapter 1 Bahasa Indonesia


Chapter 1 : Raja Iblis Dengan Tegas Memutuskan Membeli Televisi

Bangunan itu dikenal dengan nama 'Villa Rose'.

Sejak zaman dahulu, mawar / rose sudah dilihat sebagai simbol keindahan dan dicintai oleh orang yang berkuasa, bunga yang indah ketika mekar itu hampir selalu bisa dilihat dalam sejarah manusia.

'Villa' yang diberikan nama ratu bunga ini, dengan sendirinya mempunyai keagungan dan keindahan yang telah terakumulasi menjadi sejarah yang begitu panjang. Ini adalah tempat di mana pelanggan penting yang dikenal sebagai 'Raja', bisa mengistrahatkan tubuhnya dan mendapatkan ketenangan.

Oleh sebab itu, bagi seorang malaikat yang dipuja banyak orang, mengunjungi apartemen dengan sejarah yang setara dengan mawar, ratu dari seluruh bunga yang mana telah menyediakan tempat bagi sang Raja untuk beristirahat ini, mungkin adalah sesuatu yang sudah bisa diperkirakan.

Akan tetapi, 'Villa Rose' masihlah objek fisik di bumi, dan kapasitasnya tidak akan cukup untuk menerima eksistensi yang berasal dari Surga.

Disinari oleh cahaya dari sang malaikat, sebuah lubang besar muncul di Villa Rose yang mana membawa kehancuran taman surgawi dan menyatakan akhir dari hidup stabil milik sang Raja.

"Waktu kepergian kita tidak begitu lama, tapi juga tidak terlalu singkat."

Sang Raja melihat ke arah dinding Villa Rose yang seharusnya memiliki lubang besar yang disebabkan oleh sang Malaikat.

"Sebenarnya, itu bisa disebut sebentar, karena kita bahkan tidak bekerja selama separuh dari jadwal aslinya."

Pelayan yang berdiri di samping Sang Raja juga mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Villa.

"Aku benar-benar lega. Dengan begini, aku bisa terus tinggal di dalam rumah."

Parasit yang dipelihara oleh sang Raja, mengekspresikan hal tersebut tanpa motivasi apapun.

"Ada ungkapan yang mengatakan bahwa 'ketika kau menetap di suatu tempat untuk waktu yang lama, kau pasti akan menganggapnya sebagai surga', tapi melihat ini, benar-benar timbul perasaan 'aku pulang'"

Penyelidik yang tinggal di sebelah kamar sang Raja, mengungkapkannya dengan penuh perasaan.

"Tapi, aku tidak menyangka kalau tempat ini akan direnovasi seperti keadaan semula hanya dalam waktu 4 hari."

Junior dari tempat kerja sang Raja melihat villa itu dengan takjub.

"Ini sungguh menentang akal sehat, lubang besar seperti itu benar-benar bisa menghilang tanpa jejak dalam 4 hari."

Musuh dari sang Raja mengatakan hal tersebut dengan tenang.

"Rumah, menjadi bagus?"

Anak kecil yang menganggap sang Raja dan musuh Raja sebagai orang tuanya, bertanya kepada sang Raja.

"Huuh, meski semuanya memiliki banyak hal yang ingin diucapkan, tapi aku ingin bertanya kepada ibu kos mengenai satu hal!"

'Villa Rose' juga dikenal sebagai Villa Rosa Sasazuka.

Orang yang berencana menaklukan Ente Isla, raja dari seluruh iblis, Satan.... Maou Sadao melihat ke arah apartemen dua lantai yang terbuat dari kayu dan telah berusia 60 tahun, yang mana terletak di Sasazuka, distrik Shibuya, Tokyo, dia mengatakan hal ini dengan keras...

"Kenapa kita harus memindahkan semuanya, tempat ini sama sekali tidak berubah, ya kan?"

Kastil Iblis yang mendapatkan sebuah lubang besar akibat serangan Malaikat Agung Gabriel, adalah kamar nomor 201 dari Villa Rosa Sasazuka.

Penampilan luar dari apartemen termasuk Kastil Iblis sendiri telah pulih seperti bagaimana kelihatannya beberapa hari yang lalu. Bangunan tersebut dengan hening mendiami pojok area perumahan Sasazuka, distrik Shibuya, Tokyo, melukiskan berlalunya waktu.


XxxxX


'Yesod' terlahir dari Pohon Kehidupan, dan salah satu dari 'Sephira' yang membentuk dunia.

Dalam pertarungan untuk mendapatkan fragmen 'Yesod', fragmen yang berwujud gadis kecil, Alas Ramus, bergabung dengan 'Evolving Holy Sword, Better Half' milik Emilia sang Pahlawan dan melakukan pertarungan sengit dengan Malaikat Agung Gabriel. Kastil Iblis yang berada di kamar 201 Villa Rosa Sasazuka di Sasazuka, distrik Shibuya, Tokyo, tidak hanya berakhir dengan mendapatkan lubang besar yang membuatnya tidak layak huni, tapi para penghuninya juga harus meninggalkan tempat itu dikarenakan renovasi.

Penyelidik yang tinggal di sebelah Kastil Iblis, Crestia Bell.... Kamazuki Suzuno memutuskan untuk menetap di apartemen milik Emilia sang Pahlawan, yang juga dikenal sebagai Yusa Emi, tapi, bagi Maou yang menghadapi fakta bahwa tempat kerjanya juga tutup sementara karena perubahan pekerjaan dan dengan renovasi apartemen, dia pun kehilangan rumah sekaligus tempat kerjanya di saat yang sama.

Di bawah arahan ibu kos, Shiba Miki, Maou pun memutuskan pergi ke rumah pantai di pantai Chiba yang dijalankan oleh keponakan Shiba untuk tinggal di sana dan bekerja selama beberapa periode waktu. Jadi Jenderal Iblis Alsiel... Ashiya Shiro dan Lucifer, yang juga memiliki nama Urushihara Hanzo, mengikuti Maou ke Chiba.

Emi, Suzuno, dan Sasaki Chiho, seorang gadis SMA yang menjadi satu-satunya orang yang tahu identitas asli Maou dan Emi sebagai penghuni dunia lain selain identitas mereka sebagai orang Jepang biasa, juga mengikuti Maou ke Chiba.

Di tempat itu, mereka bertemu dengan Menteri Iblis Camio yang pada awalnya bertugas mengawasi Dunia Iblis. Dan dari dia, mereka mendengar tentang pergolakan situasi yang ada di Ente Isla dan Dunia Iblis, mereka juga mempelajari kebenaran kalau bumi juga dipenuhi oleh banyak misteri dan lain sebagainya.

Akan tetapi, bagi Maou sebagai Raja Iblis, hal paling penting dari semua ini adalah fakta bahwa rumah pantai di mana dia seharusnya bekerja selama setengah bulan, secara harfiah telah lenyap kurang dari 4 hari.

Meskipun pada akhirnya Maou, Ashiya, dan Urushihara mendapatkan bayaran yang lebih tinggi dari bayaran Maou selama setengah bulan, untuk pekerjaan yang berakhir jauh lebih awal daripada kesepakatannya, Maou sadar, sulit untuk menyembunyikan kekecewaannya pada fakta ini.

Pesan yang Camio sampaikan tentang situasi di Dunia Iblis dan para manusia di Ente Isla yang memulai perang demi mendapatkan pedang suci Emi, membuat Maou dan Emi menjadi merasa berat hati.

Pada saat yang sama dengan insiden ini, mereka pun menemukan bukti bahwa orang yang menyebabkan kekacauan di Jepang, rekan dari sang Pahlawan sekaligus atasan Suzuno.... Pendeta teritinggi di gereja Benua Barat Ente Isla, Olba Meyers, adalah orang yang mengendalikan semuanya dari balik bayangan.

Jika lebih banyak lagi masalah terjadi di sekitar Maou dan yang lainnya ketika berada di Jepang, mereka mungkin akan menghadapi bahaya yang berkaitan dengan pangan mereka setelah bulan depan.

Inilah apa yang terjadi pada minggu pertama pada bulan Agustus, di mana mereka seharusnya bekerja di rumah pantai Ooguro-ya.


XxxxX


"Baiklah, Ayo naik Ashiya!"

"Mengerti. Urushihara, kau harus mengarahkan kami dengan benar!"

"Iya, iya, hati-hati jangan sampai salah langkah."

Beberapa kotak kardus dan peralatan rumah tangga diletakkan di halaman depan Villa Rosa Sasazuka.

Mereka harus memindahkan barang-barang ini ke kamar mereka, tapi ketika Ashiya tahu kalau ada biaya tambahan yang harus dibayarkan kepada para pekerja untuk membawa semua furnitur ini ke lantai dua, dia pun langsung menolak biaya tambahan tersebut.

Oleh karena itu, situasinya menjadi Maou menariknya dari atas dan Ashiya mendorongnya dari bawah, sementara Urushihara, dia berdiri di halaman untuk melihat tangga dan mengarahkan mereka. Inilah situasi di mana mereka bertiga bekerja sama memindahkan barang-barang mereka ke lantai dua.

Bagi kedua pria yang tidak handal dalam mengangkut furnitur, membawa benda-benda berat dan menantang tangga yang telah membuat sang Pahlawan salah langkah dan terjatuh, bisa dikatakan kalau situasi ini membutuhkan keberanian melampui jumlah keberanian yang dimiliki oleh sang Pahlawan.

Tapi, jika kulkas saja tidak bisa mereka pindahkan ke lantai dua bahkan setelah mengumpulkan Raja Iblis dan para Jenderal Iblisnya, maka mereka harus melupakan rencana penaklukan dunia.

"Ngomong-ngomong, aku sudah sedikit membersihkan kamarnya... Berhati-hatilah!!"

Chiho menjulurkan kepalanya dari dalam Kastil Iblis.

Chiho dengan sukarela membantu merapikan tempat tersebut setelah benda-benda yang lebih ringan seperti pakaian, peralatan makan, dan lain sebagainya dinaikkan, tapi dia nampaknya berpikir kalau Maou dan yang lainnya tidak akan mengizinkan dia untuk membantu memindahkan peralatan listrik, jadi Chiho pun hanya bisa melihat Maou dan yang lainnya dengan cemas.

"Cepat, masih ada orang yang menunggu di belakang!"

Di sisi lain, Suzuno yang berada di halaman, melihat ke arah tangga dengan ekspresi tidak senang di wajahnya, dan mendesak ketiga orang itu tanpa ampun.

Dibandingkan dengan Maou dan yang lainnya, Suzuno mempunyai lebih banyak furnitur dan peralatan listrik, seperti contohnya lemari baju yang terbuat dari kayu Paulownia untuk menyimpan kimononya, kulkas family-sized yang nampak terlalu besar bagi orang yang tinggal sendiri, lemari rias yang terbuat dari kayu cherry dan lain sebagainya. Mereka semua adalah barang-barang yang akan membuat orang lain khawatir jika saja mereka rusak, dikarenakan tangan-tangan yang membawanya terselip dan jatuh, mereka membawa beban mental yang lebih berat dibandingkan dengan barang-barang yang dimiliki oleh Maou dan yang lainnya.

Akan tetapi, Suzuno juga menolak bantuan dari para pekerja untuk memindahkan mereka ke lantai dua.

Dia menggunakan alasan 'ada pria lain di sini yang bisa membantu' untuk menolak tawaran para pekerja itu, oleh sebab itu, termasuk kulkas milik Maou, kedua pria tersebut harus menyiapkan mental mereka untuk menaikkan semua furnitur itu ke atas tangga.

"Lakukan yang terbaik, papa!!"

Emi yang berdiri tidak jauh dari mereka sambil menggendong Alas Ramus, melihat situasi ini dengan acuh tak acuh.

Meskipun mereka meminjam kekuatan Emi, mengangkut benda-benda berat ini masihlah pekerjaan yang sangat sulit.

Selain itu, dari sudut pandang logika, mustahil bagi dua orang wanita bisa memindahkan semua furnitur itu ke kamar Suzuno di lantai dua.

Siapa sangka hutang yang mereka punyai selama di rumah pantai Ooguro-ya harus dibayar sekarang?

Ketika memikirkan satu pergerakan sembrono saja bisa menyebabkan benda-benda berharga ini jatuh ataupun rusak, bahkan jika itu bukan Maou, mereka pasti tetap akan merasa merinding.

"Maou-sama! Apa yang kau lamunkan?"

Ashiya, yang menyadari kalau Maou terlihat bimbang, meneriakkan hal tersebut dengan gelisah.

"Ah, m-maaf, kalau begitu aku akan mengangkatnya sedikit, kau doronglah dengan benar... Ooof!!"

Maou, yang berdiri di tangga menarik kulkas itu ke atas dan sedikit mengangkatnya.

"Baiklah, aku akan mengerahkan seluruh kekuatanku."

Ashiya memegang pegangan yang ada di samping dan mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong kulkas itu naik satu langkah dari tanah.

"Ashiya, gerakkan sedikit ke kanan. Kalau tidak, kau mungkin akan terjebak di sudutnya. Hm, sekarang sudah oke!"

Urushihara bergerak ke bawah tangga dan memberikan arahannya setelah memastikan kondisi sekitar. Sementara untuk Maou dan Ashiya, mereka menyelaraskan postur mereka dan dengan berbagai kesulitan, berhasil menggerakkan kulkas itu satu langkah ke atas.

Pada poin ini, ketiga iblis itu sudah berkeringat.

"B-bagus, sekarang, kita akan lanjut memindahkan benda ini ke atas."

"Mengerti!! Melanjutkan dengan pace seperti ini, hanya ada 12 langkah tersisa!!"

"Haaaah!!"

"Maou, kau menggores dindingnya!"

Setelah krik-krak dan bam-bang yang berkelanjutan, Raja Iblis dan Jenderal Iblisnya pun bekerja sama untuk menaikkan kulkas tersebut selangkah demi selangkah ke dalam Kastil Iblis.

"Maou-san, lakukan yang terbaik!!"

Chiho berteriak dari puncak tangga dan menyemangati Maou.

"Serius... Jika kita membayar 3000 yen, ini tidak akan jadi seperti ini.."

Urushihara mengatakannya dengan sikap tidak puas dari bawah tangga.

"Hanya untuk kali ini, aku setuju dengan Lucifer!"

Emi yang melihat kedua musuhnya sibuk memindahkan kulkas tersebut dari kejauhan, mendesah dengan keras.

"Jadi Bell, kau tidak benar-benar bermaksud meminta bantuan mereka kan?"

Emi menanyakannya sambil melihat ke arah furnitur Suzuno.

Suzuno menggelengkan kepala sebagai jawabannya.

"Tentu saja aku tidak bermaksud melakukan hal seperti itu. Selama aku meminta Chiho-dono untuk mengawasi daerah sekitar, untuk sedikit barang-barang ini, aku bisa membawanya sendiri!"

Untuk memindahkan kulkas berukuran normal saja sudah mendorong batas-batas dua orang pria dewasa, lalu, apa yang bisa dilakukan oleh Suzuno yang bertubuh kecil dan ramping dengan kulkas family-sized nya?

Akan tetapi, Emi menjawabnya dengan.....

"Itu benar!"

Dia sama sekali tidak meragukannya.

Ketika mereka berdua berbicara, Maou dan Ashiya akhirnya berhasil mendaratkan kulkas di lorong lantai dua tanpa menjatuhkannya.

Di panasnya musim panas Agustus, kedua orang itu benar-benar dipenuhi keringat.

"Hey, ini bukan waktunya beristirahat!! Mesin cucinya bahkan masih belum dipindahkan!"

Gerutuan dari Urushihara di bawah benar-benar sangat mengganggu.

"Maou-san, Ashiya-san, tinggal sedikit lagi, lakukan yang terbaik!!"

Seperti biasa, hanya Chiho yang berpihak pada mereka.

"Chi-chan, bisakah aku minta tolong untuk membawa beberapa kardus kosong?"

Ketika mengepak barang-barang mereka sebelumnya, Ashiya mengambil beberapa kotak kardus dari supermarket, mendengar hal itu, Chiho pun melakukan apa yang diminta Maou, dan menyerahkan 2 kardus kosong yang sebelumnya berisi baju kepada Maou.

"Ashiya, majukan sedikit demi sedikit.... bagus, lapisan ini kita taruh di belakangnya."

Maou meletakkan kardus kosong di bawah kulkas yang berada di lorong.

"Sekarang, kita akan mulai menariknya, siaaap....."

Sekarang, sedikit demi sedikit, mereka mulai menarik kulkas ke depan beranda kamar mereka.

Tindakan Maou yang sebelumnya meletakkan kardus kosong, dimaksudkan untuk mencegah bagian bawah kulkas agar tidak menggores lantai.

Pada akhirnya, kedua orang itu berhasil mencapai gerbang Kastil Iblis yang sudah mereka rindukan. Di depan pintu kamar nomor 201, dalam sekali percobaan, mereka mengangkat kulkas sampai di atas ambang pintu sebelum akhirnya mengembalikannya pada posisinya semula.

Setelah mencolokkannya, bagian dalam kulkas itu pun mulai memproduksi udara dingin yang tidak kalah dengan panasnya musim panas.

"Bagus, bagus, sepertinya ini tidak rusak..."

Maou menyentuh pintu kulkas dan mengatakan hal tersebut pada Ashiya yang dipenuhi keringat dan terlihat sangat lelah.

"Hey, selanjutnya kita masih harus memindahkan mesin cuci, jika kita beristirahat sekarang, kita akan dimarahi oleh Emi dan yang lainnya."

"Ba-baiklah, ta-tanganku gemetar.."

Ashiya mengusap keringat yang ada di dahinya, dan dengan teguran dari Maou, dia pun mengangkat kepalanya dan bersiap-siap meninggalkan ruangan, akan tetapi, ketika mereka baru meninggalkan beranda kamar mereka...

"Wah, Su-Suzuno-san?"

Di saat yang bersamaan, mereka mendengar teriakan Chiho sekaligus suara benda berat yang diletakkan di atas lantai.

"Ada apa Chi-chan.... huh?"

Benda yang berada di depan Maou, membuatnya serasa tidak bisa mempercayainya.

Mesin cuci milik Kastil Iblis yang sebelumnya berada di halaman, kini telah diletakkan dengan sempurna di sebelah pipa drainase yang ada di lorong.

Dan di sisi lain, terdapat Chiho yang matanya melebar dan tertegun, serta Suzuno yang dengan tenang menggoyangkan tangannya.

"Jika kita mengikuti kecepatanmu, mungkin sudah gelap ketika kita selesai memindahkan semuanya."

Suzuno mengerutkan dahinya yang dipenuhi keringat dikarenakan matahari, dan mengatakannya dengan acuh tak acuh.

Maou dan Ashiya yang menjulurkan kepalanya keluar pintu, melihat ke arah mesin cuci dan Suzuno secara bergantian.

"I-ini, kau, sendirian?"

"Benar, memangnya kenapa?"

"Uh... bagaimana... huh?"

Maou menganga shock dan benar-benar tertegun, sementara itu, Ashiya tanpa sadar menyembunyikan tangannya yang gemetar karena kerja keras yang baru saja dilakukannya.

Maou dan Ashiya sepenuhnya tidak bisa membayangkan image Suzuno yang bertubuh kecil dan ramping berbalut kimono, berjalan menaiki tangga sambil mengangkat mesin cuci sendirian.

"Er, erhm, Su Suzuno-san, de, dengan mudah..."

Chiho yang jarang terlihat bingung, tiba-tiba mulai tergagap.

"Chiho-dono, tidak perlu terkejut. Bagiku dan Emilia, sesuatu seperti ini bukanlah apa-apa."

Setelah melirik ke arah Maou, Ashiya, dan Chiho yang tampak begitu terkejut, sandal jerami yang dikenakan Suzuno pun bergerak menuruni tangga dengan suara 'thump thump thump'.

Suzuno berjalan melewati Urushihara yang juga tertegun dan berjalan menuju kulkas besar miliknya sendiri.

"Oooff!!"

Dia dengan mudah mengangkat kulkas besar itu, seolah-olah sedang mengangkat kotak styrofoam kosong.

"Hey, Raja Iblis, Alsiel!! Kalian akan membuat Suzuno tidak bisa masuk lorong jika kalian berdiri di sana, cepat menyingkirlah!!"

Emi berbicara, mengingatkan Maou san Ashiya yang berada di atas tangga, kedua orang yang tidak bisa berkata-kata itu dengan patuh mundur ke dalam ruangan.

Chiho juga perlahan mundur ketika melihat kulkas itu semakin mendekat.

"Chiho-dono, maafkan aku, tapi bisakah aku minta tolong untuk membukakan pintu kamarku?"

"Ba-baiklah!"

Menanggapi permintaannya, Chiho pun membuka pintu kamar nomor 202 tanpa keberatan.

"Terima kasih."

Kulkas itu sedikit direndahkan dan memasuki kamar nomor 202 bersamaan dengan gadis yang memakai kimono.

".... Kalau dipikir-pikir, Suzuno itu...."

Maou melihat adegan ini dan berbicara dengan linglung.

"Ketika dia pertama kali datang ke sini, dia sama sekali tidak kesulitan membawa kardus yang berisi udon di dalamnya..."

"Mung-mugkinkah tidak seperti penampilannya, dia itu sebenarnya super kuat..."

"Hey, aku bisa mendengar semuanya, dasar kalian iblis bodoh."

Setelah mendengar Maou dan Ashiya yang saling berbisik satu sama lain, Suzuno pun keluar dari kamar 202 dan menasehati mereka.

"Ini hanyalah penguatan otot-otot melalui sihir suci yang sederhana. Bukankah seharusnya kalian tahu mengenai hal ini?"

".... Oh, jadi itu ya..."

Dengan kata lain, kemampuan fisik mereka telah diperkuat dengan sihir suci, level tertingginya mungkin seperti 'Heavenly Boots' milik Emi, yang bahkan bisa membuatnya terbang di udara.

Sebenarnya ini adalah mantra yang digunakan oleh dokter dari Gereja untuk mendorong kekuatan fisik pasien ketika mereka sedang berada dalam perawatan untuk memastikan operasinya bisa berjalan dengan lancar.

Selain itu, mantra ini tidaklah sesederhana seperti hanya memasukkan sihir suci ke dalam tubuh, jika sihir yang diberikan melebihi kapasitas yang dimiliki pasien, tidak hanya akan menyia-nyiakan sihir penggunanya, hal ini juga malah akan menimbulkan efek samping berupa berkurangnya kekuatan fisik pasien dikarenakan rusaknya mantra, jadi, hal ini tidak bisa digunakan begitu saja untuk menambah kekuatan lengan para tentara.

Oleh sebab itu, teknik ini hanya bisa digunakan oleh petarung tingkat tinggi yang bisa menggunakan sihir suci..... seperti halnya palu besar 'Heavenly Iron' yang dimiliki oleh Suzuno.

Sihir suci yang dianggap sebagai keajaiban di dalam Gereja Benua Barat malah dipakai untuk memindahkan kulkas dan mesin cuci ke lantai dua, Maou hanya bisa berpikir kalau ada yang tidak beres dengan penyelidik yang satu ini.

"Ah, jadi selama Maou-san dan yang lainnya juga menggunakan sihir iblis..."

"Jika mereka bisa melakukan itu, tidak mungkin mereka akan tenggelam di laut Choshi."

Emi berjalan menaiki tangga dengan wajah yang terlihat melecehkan Maou dan yang lainnya sambil dengan santai membawa Alas Ramus di tangan kanannya sekaligus Microwave Suzuno di tangan kirinya.

Meskipun Maou berencana untuk membantahnya...

"Papa terus meniup gelembung.."

Tapi ketika Alas Ramus yang polos berkata seperti itu, kata-kata yang hampir diucapkannya pun menghilang entah ke mana dan kemudian hanya diisi dengan sebuah helaan.

"Alas Ramus.... Dia tidak mungkin akan berakhir menjadi seperti mamanya ketika dia tumbuh dewasa..."

"Apa maksudnya itu, apakah itu hal yang buruk?"

Emi tidak melewatkan kata-kata yang digumamkan oleh Maou dengan depresi.

"Itu adalah maksud secara harfiah. Alas Ramus itu masih kecil, akan lebih baik kalau kau meminimalkan paparannya terhadap kata-kata yang tidak baik kan?"

Urushihara yang tiba-tiba memasuki Kastil Iblis setelah muncul dari tangga, menjawab seperti itu ketika dia melewati semua orang. Meskipun Emi ingin membantahnya, tapi karena apa yang dia katakan bisa dianggap beralasan, Emi pun membiarkannya dan hanya memberikan Urushihara tatapan tidak senang.

Karena alasan yang tidak diketahui, Urushihara hanya akan mengatakan sesuatu yang serius ketika berhubungan dengan Alas Ramus. Mengenai hal ini, tidak hanya Emi, semuanya pun juga merasa aneh dan sulit untuk memahaminya.

"T-tapi, itu berarti Maou-san telah menggunakan semua kekuatannya untuk melindungi Jepang, kan?

"Seperti yang kuharapkan dari Sasaki-san, kau benar-benar paham!"

Chiho menengahi mereka dengan panik, sementara Ashiya menganggukan kepalanya untuk menunjukan kesetujuannya.

"Selain itu, sehubungan dengan insiden Maracoda, bukankah kau bilang kalau kau ingin membagi pertanggungjawabannya?"

"Uh.."

Ketika Maou menunjukan hal ini, Emi untuk sesaat tidak bisa berkata apa-apa.

"Jadi, melihat kami yang memaksakan diri untuk memindahkan barang-barang ini, kau seharusnya juga ikut bertanggung jawab!!"

"Apa yang kau katakan? Kedua hal ini sama sekali tidak ada hubungannya!!"

"Bagaimana mungkin hal itu tidak ada hubungannya? Pada dasarnya, apapun itu, hanya kalian yang tiba-tiba bisa menggunakan sihir suci semau kalian! Jika kami harus menggunakan kekuatan kami, maka konsumsi di bagian kami juga akan lebih besar, kau harus mempertimbangkan hal ini juga!"

Sampai hari ini, para penghuni Kastil Iblis masih belum mengetahui kalau Emi dan Suzuno, melalui rekan mereka di Ente Isla, Emeralda Etuva, menerima minuman sihir suci yaitu Holy Vitamin Beta.

"Meski begitu, bagi kalian yang menggunakan sihir iblis di tempat seperti ini, tidakkah kalian merasa itu benar-benar menyedihkan?"

"Sebenarnya tidak ada alasan bagi Suzuno untuk menggunakannya ketika kami tidak bisa."

"Terserah!"

Seperti biasa, Maou dan Emi terlibat argumen yang tidak berguna, dan pada akhirnya, yang melangkah di antara mereka berdua adalah lemari baju yang terbuat dari kayu Paulownia.

"Kalian berdua menghalangi saja, berdiri di sana seperti itu!"

"Ah, maaf."

"Ma-maaf."

"Meskipun aku tidak ingin meniru Lucifer, tapi untuk orang tua yang terlibat pertengkaran di depan anak kecil, sepertinya itu akan menimbulkan efek buruk bagi perkembangan anak itu."

Setelah lemari baju kayu Paulownia itu melakukan tindakan langka seperti menggoda mereka berdua, lemari itu pun melewati Maou dan Emi yang terdiam dan dengan santai memasuki kamar nomor 202.

"Jadi semuanya, ayo yang akrab!"

Tidak yakin apakah dia bisa membaca situasinya, Chiho menimpali kata-kata Suzuno dan membuat kesimpulan aneh.

"......"

Maou dan Emi menatap satu sama lain dengan kikuk, dan setelah itu, secara bersamaan, mereka pun memutuskan untuk memalingkan wajahnya masing-masing, dan saling mengabaikan satu sama lain.

"Papa, Mama, dilarang bertengkar okay?"

Bagimanapun, Alas Ramus yang sama sekali tidak merasakan gugup, menengahi mereka dengan sikap seperti itu. Dan akhirnya pekerjaan memindahkan barang-barang milik Kastil Iblis dan Suzuno pun berakhir dengan atmosfer yang kacau.

".... Tapi, ini sama sekali tidak berubah."

Maou berkomentar ketika dia memeriksa bagian dalam kamarnya sekali lagi.

Maou, Ashiya, dan Chiho yang duduk di sekeliling kotatsu, dan Urushihara yang duduk di posisi tetapnya di depan komputer di sebelah jendela, saat ini sedang menikmati teh hangat untuk mengisi kembali cairan tubuh mereka.

Sementara untuk Emi, Suzuno, dan Alas Ramus, mereka meminum teh di kamar 202, makan malam bersama yang diselenggarakan di kamar Suzuno juga berakhir dengan wajar.

Ketika sekumpulan orang selalu bersama dalam beberapa hari belakangan, bahkan jika sudah ada empat orang sekarang, tetap saja rasanya masih sedikit sepi.

"Tidak, bukan itu masalahnya."

Ashiya menunjuk tempat cuci piring yang ada di dapur.

"Keran yang longgar sudah diperbaiki. Akhir-akhir ini, keran itu terus saja meneteskan air tidak peduli bagaimanapun keran itu di putar, itu membuatku merasa begitu stres. Ini merupakan bantuan yang sangat besar."

".... Begitu ya."

Berhadapan dengan pemikiran Ashiya yang berlebihan, Maou hanya bisa menjawab dengan sikap seperti itu.

"Meski hanya ada sebagian lubang yang harus ditambal, tapi seluruh dinding ruangan ini sepertinya dicat ulang juga."

"Eh, benarkah?"

"Yeah, pada awalnya itu berwarna hijau gelap, tapi sekarang itu mempunyai warna indah yang lebih sesuai. Itu sepertinya dicat ulang untuk menyesuaikan warna dinding yang ditambal, kurasa?"

"Aku sama sekali tidak menyadarinya..."

Seperti yang Chiho katakan, dinding ruangan tersebut terlihat lebih cerah dibandingkan sebelumnya.

Tapi, perubahan ini sangatlah minim, sehingga membuat penghuni yang sudah tinggal di dalamnya selama lebih dari setahun tidak bisa membuktikannya dengan jelas.

"Huuh, bagaimanapun, biaya sewanya tidak berubah, berharap terlalu banyak itu rasanya sedikit tidak tahu malu."

"Benar, aku berharap Maou-san dan yang lainnya selalu bisa tinggal di dekat sini, jika biaya sewanya bertambah, aku bisa sedikit kesusahan."

Chiho dengan natural mengikuti alur pembicaraan Maou, namun, Maou dengan ekspresi kagetnya balik bertanya kepada Chiho.

"Kenapa Chi-chan merasa kesusahan?"

"Eh? Itu karena aku tidak ingin Maou-san dan yang lainnya pindah ke tempat yang jauh. Sejujurnya, kadang-kadang aku merasa khawatir jika semuanya jadi seperti ini lagi."

"Kami tidak akan pergi kemana-mana, ya? Kami tidak punya tempat untuk pergi, dan kami juga tidak punya uang untuk pindah rumah."

Maou menjawab dengan normal, sementara Ashiya mengangguk setuju.

Chiho dengan pelan mengatakan 'Bukan itu maksudku', dan melanjutkan...

"Kalau begitu, baguslah."

Kali ini, dia menjawab dengan volume yang bisa didengar oleh kedua orang itu.

".... Serius, sepertinya orang yang terlibat malah sama sekali tidak mengerti."

Urushihara, yang seperti biasa mengikuti alur dan mendengarkan percakapan mereka, berdiri dengan malas untuk memastikan kondisi baterai laptopnya.

Setelah itu, dia mengambil charger dari dalam lemari, menghubungkannya ke laptop dan mencolokkannya pada colokan listrik, sepertinya laptop Urushihara memang perlu dicharge.

"Eh?"

Kali ini, Urushihara menemukan objek aneh.

"Apakah ini terlihat seperti sebelumnya?"

Di Villa Rosa Sasazuka, hanya ada dua colokan di dapur untuk masing-masing kamar, yaitu untuk kulkas, microwave, magic com, dan peralatan elektronik lainnya. Ada juga colokan di bagian bawah dari area luar lorong untuk mesin cuci, sementara di jendela dan dinding yang menghadap ke halaman belakang terdapat dua colokan lagi untuk kebutuhan umum.

Salah satu colokan memang biasanya dipakai oleh kabel yang terhubung pada komputer Urushihara, tapi pada panel listik di samping kedua colokan itu terdapat satu konektor lain.

Sebelum Villa Rosa Sasazuka direnovasi, penampilan pada konektor tersebut mempunyai dua sekrup pengaman dan satu plat berwarna emas seperti grendel pintu.

Karena tidak ada peralatan listrik di Kastil Iblis yang menggunakan konektor itu, maka tidak ada seorangpun yang memperhatikan konektor tersebut, tapi penampilan luar dari konektor yang ada di hadapan Urushihara saat ini, benar-benar berbeda dengan konektor yang mereka ketahui sebelum mereka pergi ke rumah pantai Ooguro-ya.

"Mungkinkah ini...."

Urushihara menggumamkan hal tersebut tanpa sadar.

Itu adalah sebuah konektor berbentuk bulat.

Ada sebuah sekrup di atas konektor tersebut, itu adalah benda berbentuk bulat silinder dengan lubang di tengahnya.

Seketika, sebuah pemikiran, tiba-tiba terlintas di pikiran Urushihara.

"Jangan katakan kalau.."

Maou, Ashiya, dan Chiho membelalakkan matanya ngeri karena teriakan tiba-tiba Urushihara.

Akan tetapi, Urushihara mengabaikan ketiga orang itu dan berlari keluar.

Bagi Urushihara yang pergi keluar rumah dengan sendirinya, itu bahkan lebih sulit dipercaya dibandingkan dengan dewi kuno yang mengunci dirinya di Ama-no-Iwato kemudian dengan tiba-tiba menjadi kompetitor di Triathon, tapi sebelum Maou dan yang lainnya bisa bereaksi, Urushihara sudah berlari menuruni tangga dan melihat pada bagian belakang atap apartemen.

(T/N : Dewi kuno merujuk pada Amaterasu, dewi matahari dalam legenda Jepang)

"Seperti yang kuduga..."

Karena ekspresi di wajah Urushihara ketika kembali, terlihat sangat serius, bagi Maou, Ashiya, dan Chiho yang tidak tahu apa yang terjadi, hanya bisa diam menunggu Urushihara berbicara.

Selanjutnya, Malaikat jatuh dengan mata amethyst-nya itu berbicara dengan nada berat.

"Maou, ini sangat serius."

"A-ada apa?"

Maou tanpa sadar menelan ludahnya.

Urushihara melihat ke arah mereka bertiga dengan ekspresi serius yang tidak pernah terlihat sebelumnya, dan apa yang dia katakan selanjutnya benar-benar membawa shock kepada Raja Iblis dan Jenderal Iblisnya.

"Villa Rosa Sasazuka... Sekarang sudah support Televisi Digital!!"

Tempat itu seketika menjadi hening. Chiho masih tidak mengerti kenapa Urushihara menjadi segelisah itu.

Akan tetapi, bagi Maou dan Ashiya...

"Apa...."

"Apa...."

""Apa katamuu??""

"Wah!!"

"Apa yang terjadi, Alas Ramus baru saja tertidur, dan dia langsung terbangun gara-gara kalian!!"

"Apa yang terjadi, apa ada serangan musuh?"

Dengan seluruh kekuatan mereka, Maou dan Ashiya berteriak dengan begitu keras, sehingga menyebabkan Chiho membeku shock dan membuat Emi serta Suzuno berlari ke Kastil Iblis dengan kaget.


---End Of Part 1---





Translated by : Me..
Previous
Next Post »
0 Komentar