Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 3 (Part 1) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 3 : Raja Iblis Dan Pahlawan Melangkah Menuju Mimpi Yang Baru -1


Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 3 Translate Bahasa Indonesia




Chapter 3 : Raja Iblis Dan Pahlawan Melangkah Menuju Mimpi Yang Baru.

"Baik, satu kali lagi!!"

"Er, erhm, Sariel-san, maafkan aku, tapi aku sudah sangat lelah...."

"Apa yang kau bicarakan? Waktu tidak menunggu siapapun!! Hey, Bell! Ponsel, bawa ponselnya di sini!"

"Y-yeah.... A-apa ini benar tidak apa-apa...?"

"Hey, tunggu sebentar! Bukankah Chi-chan bilang kalau dia sudah lelah? Latihannya juga sudah berlangsung selama dua jam, biarkan dia beristirahat!!"

"Diam, Raja Iblis lemah!! Batasan bukanlah sesuatu yang diputuskan oleh diri sendiri!!"

"Percuma saja kalau kau tidak bisa melihat batasanmu sendiri dengan jelas, iya kan?"

"Bagiku, karena batasanmu terlalu rendah, kupikir selama ini kau selalu berlatih untuk mentolerir batasanmu!"

"Alsiel, jangan ganggu Lucifer!!"

"Alas Ramus, jangan terlalu memanjakan Lucifer!"

"Hey, tidakkah menurutmu ini aneh? Seharusnya ini terbalik, kan? Aku dimanjakan oleh Alas Ramus?"

"Baik, Sasaki Chiho! Berteriaklah dengan keras sekali lagi! Kita mulai!!"

"Se-sebelum itu, paling tidak, izinkan aku meminum sedikit air...."

"Malaikat bodoh, ketahui batasanmu! Apa kau ingin membunuh Chi-chan?"

"Jika dia tidak bisa mempelajari mantra ini, dia akan benar-benar terbunuh! Kerja keras hari ini adalah makanan untuk besok, dan ini berkaitan erat dengan dewiku yang kembali turun. Baiklah, kumpulkan semangatmu dan lanjutkan latihannya!"

"Tidak ada siapapun di sini yang berbicara tentang situasi yang bisa mengancam nyawa!!"

"Er, erhm, Sariel-sama, kupikir lebih baik kita beristirahat sebentar..."

Chiho saat ini menerima pelatihan spartan dari Sariel di sebuah gym yang luas.

Tempat ini, berjarak 15 menit berjalan kaki dari MgRonald di depan stasiun Hatagaya. Berlokasi di dekat apartemen Sariel, ada sebuah fasilitas yang dikenal dengan nama Hatagaya Sports Center.

Selain memiliki berbagai jenis lintasan lari, basemen kolam air panas, area pelatihan bela diri, dan fasilitas-fasilitas lainnya, terkadang event komunitas dan kelas olahraga pun juga diselenggarakan, oleh sebab itu, normalnya tempat ini bebas digunakan oleh para warga.

Maou dan yang lainnya, saat ini berada di dalam sebuah bangunan besar, dan mereka bahkan memesan gym besar berukuran dua lapangan basket ini selama enam jam.

Mereka hanya punya satu tujuan, yaitu, membuat Chiho bisa sepenuhnya mempelajari Idea Link.

"WAAAHHHHH... uhuk, uhuk.."

"Cih, mau bagaimana lagi! Istirahat 10 menit!"

Melihat Chiho tersedak karena terpaksa memenuhi permintaannya yang tidak beralasan, Sariel dengan enggan membiarkan Chiho beristirahat.

"Pendek sekali!! Setidaknya biarkan dia beristirahat 30 menit."

"Tutup mulutmu Raja Iblis! Apa kau ini pelindung gadis ini atau semacamnya, hah?"

"Ya, setidaknya di situasi seperti sekarang ini! Aku punya kwajiban untuk melindungi keselamatan Chi-chan!!"

"Kalian berdua, di sini sudah cukup panas, kalau kalian ingin bertengkar, sana ke pinggir! Chiho, apa kau baik-baik saja?"

"Ah... Fwah... Uhuk!"

Chiho memaksakan dirinya dan mencoba menjawab dengan sebuah senyuman, tapi pada akhirnya, dia tetap tersedak.

"Sasaki-san, kau sudah berusaha keras. Silakan ambil air dan handuk ini...."

Ashiya dan Emi datang dari samping, memberikan sebuah handuk dan botol PET, Chiho pun menerimanya dengan sebuah erangan.

"Ya ampun, baterainya sepertinya akan segera habis. Emilia, pinjam chargermu."

"Hah.... Aku... Aku juga perlu mengisi ulang baterai HPku..... Uhuk!!"

Setelah menata napasnya, Suzuno dan Chiho mulai mengisi ulang baterai HP mereka.

"Hey, sepuluh menit seharusnya tidak cukup untuk selesai mengisi ulang baterai, kan?"

"Kalau begitu, sebelum mengisi baterainya selesai, ayo kita lakukan latihan dasar mental fokus...."

"Kalian semua!!"

Tak disangka, sejak awal, Sariel lah yang menyarankan melakukan latihan Idea Link di gym.

Setelah mengetahui isi latihan dasar Chiho, Sariel berpikir kalau di gym, entah itu berteriak dengan keras ataupun melakukan latihan yang terlihat sembrono, tidak mungkin ada seseorang yang akan curiga, tempat sempurna bagi perapal untuk berlatih di tempat yang luas.

Meskipun Maou pada awalnya tidak mempercayainya, tapi setelah Suzuno bilang kalau latihan ini sangat beralasan, Maou pun hanya bisa menerimanya.

Meski begitu, saat ini masihlah musim panas. Hanya berdiri di gym yang seperti sauna saja sudah membuat Maou dan yang lainnya begitu berkeringat.

Terlebih lagi bagi Chiho yang harus berteriak keras setiap kali dia perlu fokus, dikarenakan pelatihan sihir suci yang belum terpenuhi. Meskipun dia ikut klub olahraga, sebagai manusia biasa, Chiho masih merasakan rasa lelah yang melebihi bayangannya.

Sariel memberikan saran untuk menggunakan HP ketika menjalankan latihan imajinasi untuk Idea Link.

Seperti apa yang kata-kata itu maksudkan, penggambaran dasar Idea Link adalah konsep penyampaian mental. Kunci paling penting dalam mantra ini adalah 'membuat tubuh dan pikiran tahu meski seseorang tidak membuka mulutnya, dan tetap bisa menyampaikan pikirannya pada orang lain'.

Dan itu sangat wajar, semua orang normal tahu, jika mereka tidak bergantung pada bicara atau tindakan spesifik semacamnya, akan sulit menyampaikan apa yang mereka maksudkan dengan tepat kepada orang lain, dan mereka sangat memahami hal tersebut di dalam jiwa mereka.

Mencoba menghancurkan halangan ini sangatlah sulit. Itu karena kepercayaan yang sudah terukir di dalam jiwa ini bukanlah sesuatu yang bisa disingkirkan dengan keinginan saja.

Oleh sebab itu, latihan normalnya akan dimulai dengan si perapal menyentuhkan dahi mereka satu sama lain, dan menanamkan kesan dalam pikiran mereka kalau mereka bisa berinteraksi, namun, Sariel memilih untuk menggunakan HP sebagai gantinya.

Berkomunikasi melalui HP tanpa melihat ekspresi orang lain, itu lebih sulit daripada menyampaikan maksud sebenarnya dari sebuah informasi.

Tapi di sisi lain, dasar dari Idea Link adalah 'terhubung dengan suatu target, dan menyampaikan informasi dari tempat yang tidak bisa dilihat oleh pihak satunya', dan apa yang berlawanan dengan kepercayaan tadi, ada sebuah alat yang membuat orang-orang menerima konsep tersebut.... itu adalah HP.

Oleh sebab itu, Suzuno dan Chiho perlu berkomunikasi melalui HP terlebih dahulu.

Setelah itu mereka harus menjauh satu sama lain, hingga mencapai jarak di mana volume percakapan normal tidak akan bisa terdengar, dan meletakkan HPnya di telinga mereka untuk merasakan sensasi sambungan, kemudian biarkan mantra membawanya dengan menggunakan gelombang listrik.

Kenyataannya, Emi sudah sering berkomunikasi dengan Emeralda menggunakan Idea Link melalui HPnya.

Dan karena Chiho juga berlatih sendiri, bahkan Sariel pun terkejut melihat Chiho yang bisa mengaktifkan sihir suci dengan mudah.

Akan tetapi, saat naik ke tingkatan mantra, itu sudah urusan yang beda lagi.

Ya seperti sekarang ini, meskipun Chiho bisa dengan lancar mengaktifkan sihir suci di dalam tubuhnya, tapi ketika harus mengaktifkan dan menggunakan mantra, meskipun mereka sudah menggunakan HP untuk mempertahankan komunikasi, dan hanya terpisah dengan jarak antara kedua ujung gym, Chiho masih tidak bisa menggunakan mantra.

"Ma-Maou-san, tidak apa-apa, aku akan melakukan yang terbaik....."

"Lihat! Dia mengatakannya sendiri! Maou, kau tidak bisa menghalangi keinginan orang lain untuk berkembang. Baiklah, serahkan sisanya padaku, kau pergi saja ke pojok dan renungkan perbuatanmu di masa lalu!"

"Kenapa aku harus dikritik oleh orang sepertimu, waah?"

"Ya ya, kali ini, Sariel benar, jangan sok!"

"Papa, Chi nee-chan berusaha sangat keras. Jangan marahi dia!"

"Ti-tidak, aku tidak marah pada Chi-chan... H-hey jangan tarik kerahnya, nanti kendur!!"

Chiho mengambil napas dalam sambil menyaksikan Maou yang diseret oleh Emi dan Alas Ramus.

"Lalu----"

"Pagi~yang~baru~telah~datang!! Pagi~penuh~dengan~harapan!"

Dia tiba-tiba mulai bernyanyi.

"Oh?"

"Ah, aku mengerti."

Sariel dan Urushihara melihat ke arah Chiho kagum.

"Kalau hatinya lega, cara apapun tidak masalah!"

"Sepertinya begitu, ini mengejutkan."

Ketika Chiho bernyanyi, tubuhnya memancarkan sihir suci dengan jumlah yang hampir sama saat dia berteriak.

Meski tidak begitu jelas, lebih akurat kalau menyebut sihir suci yang sekarang terasa lebih lembut dibandingkan saat dia berteriak.

"Aku juga berlatih dengan menggunakan hymne gereja...... Tapi mungkin kau tidak mengajarinya itu kan?"

Emi yang masih mencengkeram kerah Maou, menanyakan hal tersebut, dan Suzuno, mengangguk menjawabnya.

"Tapi...."

Meski Suzuno juga kagum melihat Chiho bisa berpikir menggunakan nyanyian untuk berlatih sendiri, dia masih mengenyit, merasa sedikit gelisah.

"Kenapa.... apakah ini lagu latihan dari radio?"

"Ah, Suzuno-san juga tahu lagu ini?"

Chiho yang selesai bernyanyi, melihat ke arah Suzuno dengan kaget.

"MHK mengudara ketika aku bangun. Sepertinya itu khusus musim panas."

"Aku lumayan menyukai lagu ini. Lagu ini memberikan semangat pada orang-orang tanpa terlalu banyak berpikir, dan aku merasa radionya sangat cocok dengan latihan ini!"

"Begitukah? Aku tidak pernah mendengarkannya dengan seksama."

"Pagi yang baru huh...."

Mendengarkan Maou mengatakan hal itu ketika masih diseret, Emi melirik ke sisi wajah Maou,

"Apa lagunya berakhir di sini?"

"Masih ada bait kedua, kau tahu? Biar kupikir dulu....."

Setelah Chiho memikirkannya sesaat, dia mulai bernyanyi sekali lagi.

Kebetulan, karena Chiho sudah melakukan 2 jam pelatihan suara, suaranya menggema di seluruh gym dengan sangat cantik.

'Di pagi yang baru, padang bersinar kehijauan. Bentangkan anggota tubuhmu dengan lepas, langkahkan kakimu di tanah dengan keras. Ikuti radio, di tempat ini, bentangkan anggota tubuhmu yang sehat, siap, satu, dua, tiga'

Suara Chiho yang ceria menyanyikan bait kedua dari lagu latihan radio.

"Begitu ya, lumayan."

"Benar! Meski semua temanku mengatakan kalau lagu ini jadul ataupun mereka merasa malu jika menyanyikannya...."

Chiho merasa sangat senang karena dipuji oleh Maou.

Melihat ekspresi Chiho, hati Emi, Suzuno, Maou, dan Ashiya entah kenapa terasa berat.

Chiho sepenuhnya senang karena dia memperoleh kekuatan yang baru.

Tidak ingin Chiho terlibat dalam masalah Ente Isla, ini adalah pemahaman yang umum antara Maou dan Emi, akan tetapi, peraturan tidak tertulis ini, kini menghadapi sebuah tantangan.

Apalagi, membiarkan Sariel membantu latihan Chiho bukanlah sesuatu yang seharusnya terjadi.

Namun, semuanya yang jadi seperti ini, juga adalah jalan yang sudah dipilih oleh Maou dan Emi, rasa terima kasih dan penyesalan terhadap Chiho yang ingin menjadi kekuatan mereka, terus bertentangan di hati keduanya, menyebabkan banyak keraguan di hati mereka berdua.

Malam ketika mereka bertemu dengan Farfarello dan Iron, bahkan Sariel pun juga ikut bergabung dalam pembicaraan di Kastil Iblis.

Ashiya merasa terkejut karena mendapatkan tamu tak tak terduga di tengah malam, tapi di bawah perintah Maou, dia tetap menyiapkan teh untuk semua orang dengan muka datar.

Dia menyiapkan es teh untuk Maou dan Chiho, tapi untuk sisanya, termasuk Urushihara, dia menyiapkan teh panas. Dari tindakan yang melebihi tingkat kejengkelan ini, rasa patuh dari seorang Jenderal tetap bisa dirasakan.

"Ah, segarnyaaa!"

Meski Chiho merasa senang karena bisa meminum es teh dingin, tapi suasana kaku yang disebabkan panas dan kepadatan orang masih tetap ada. Bagaimanapun, di dalam ruangan enam tatami ini, selain dua iblis, seorang Malaikat Agung, dan seorang Fallen Angel, masih ada Pahlawan, Penyelidik, dan seorang gadis SMA yang berdesakan di dalamnya.

Dari barisan orang-orang ini, tidak akan aneh meskipun mereka memutuskan sejarah alam semesta di sini.

Faktanya, tubuh Ashiya yang tinggi hanya bisa berdiri di dalam dapur, dan tidak bisa duduk di atas tatami.

Secara perlahan memilah situasi ini, Maou menjelaskan peristiwa yang terjadi di depan stasiun Hatagaya pada Ashiya dan Urushihara dengan cara yang sederhana.

Dan hal yang paling mengejutkan adalah, anak kecil yang dikenal dengan nama Iron itu, sebenarnya adalah sebuah eksistensi yang terlahir dari Sephirah yang berbeda dengan Alas Ramus.

Iron yang seperti itu, tidak hanya bekerja sama dengan iblis Farfarello, dia bahkan diperintah oleh Farfarello seperti seorang bawahan, hal itu semakin membuat semua orang bingung.

Sampai saat ini, selain Yesod, tidak ada Sephirah lain yang ada hubungannya dengan masalah Ente Isla.

Menciptakan suatu hubungan dengan paksa, manager rumah pantai Ooguro-ya, Ooguro Amane, pernah menyebutkan istilah 'Understanding', namun, meskipun Amane adalah orang yang misterius, dia bukanlah orang yang akan bergerak diam-diam di belakang Maou dan yang lainnya.

Oleh karena itu, beberapa orang di sini menyimpulkan, mungkin, Alas Ramus telah keliru.

"Tapi tidak mungkin Alas Ramus keliru mengenai masalah penting seperti ini. Dia bahkan membuat pedang suci menghilang dengan sendirinya, kau tahu?"

Di satu sisi, ini sudah terlambat, Emi mengatakan hal itu sambil memeluk Alas Ramus yang sudah terbang ke alam mimpi.

"Pedang suci bahkan bisa mematahkan Durandal, tidak peduli betapa dangkal goresannya, pedang itu tidak mungkin bisa dihentikan dengan tangan kosong, kecuali dia adalah eksistensi semacam itu."

"Itu benar. Meskipun sulit mempercayainya, tapi jika Iron adalah benar 'Geburah' Sephirah, maka banyak hal dalam pertarungan itu bisa dijelaskan.... owowowow...."

Suzuno menekan sikutnya yang terkilir karena terlempar oleh serangan Iron, dan mulai menjelaskan,

"Nomor untuk Geburah adalah 5, permatanya adalah Ruby, mineralnya Besi, warnanya Merah, planetnya adalah Raja bintang dari perang api. Bertanggung jawab atas kekuatan Tuhan, dan malaikat penjaganya adalah Kamael. Selain itu, meskipun sebagian besar rambutnya berwarna hitam, yakni warna yang sama dengan mineral yang menjadi tanggung jawabnya, juga terdapat sedikit rambut berwarna merah tercampur di dalamnya, ciri-cirinya sama dengan rambut Alas Ramus."

Alas Ramus terlahir dari Yesod, bertanggung jawab atas perak dan warnanya ungu, dia juga memiliki rambut berwarna perak dengan sedikit rambut berwarna ungu.

"Karena sudah ada Alas Ramus, maka tidak aneh bagi Sephirah lain juga memiliki perwujudan manusia. Dengan demikian, Iron seharusnya bisa dianggap sebagai kemunculan pertama dari sampel yang lain. Masalahnya adalah...."

"Apakah dia benar-benar mendengarkan perintah dari seorang iblis?"

"Tepat."

Suzuno yang masih menggunakan bahasa halus kepada Sariel, mengangguk dengan ekspresi mantap di wajahnya, kemudian wajahnya memucat seperti menyadari sesuatu yang sangat penting.

"Tu-tunggu sebentar.... Apa Sariel-sama tahu mengenai Alas Ramus....?"

"""!!!"""

Meski semuanya sesaat lupa karena dia ikut bergabung di sini dengan begitu santai, tapi pada dasarnya, Sariel masihlah musuh yang mengincar pedang suci Emi.

Meskipun Sariel menerima syok tambahan sebelum melihat Kisaki menggendong seorang anak kecil, tapi sebenarnya, pada waktu itu, dia masih tidak tahu bahwa gadis kecil itu adalah Alas Ramus, yang terlahir dari Yesod Sephira.

Maou dan Emi menatap tajam ke arah wajah Sariel, tapi Sariel hanya menggembungkan pipi kurusnya dan mendesah pelan,

"Aku tahu. Sebelumnya, Gabriel datang ke restoran untuk mengeluh soal kegagalannya mendapatkan pedang suci Emilia. Aku dengar gadis yang kukira adalah anak dewiku sudah bergabung dengan pedang suci Emilia."

Entah itu Suzuno yang menerima pengakuan Sariel ataupun semua yang ada di sini, tidak ada seorangpun yang memberitahu Sariel soal Alas Ramus.

"Sejujurnya, asalkan dia bukan anak dewiku, masalah lain tidak akan ada bedanya. Aku baik-baik saja selama aku punya dewiku..... panas! A-apa-apaan teh ini?? Padahal di musim seperti ini, apa coba yang dipikirkan pembuat teh ini?"

Sariel dengan lesu mengucapkan hal-hal yang sama sekali tidak mencerminkan apa yang akan dikatakan oleh salah satu anggota Surga yang mengincar pedang suci Emi, dan meminum teh panas yang disajikan oleh Ashiya tanpa pikir panjang, lantas terkejut karena suhu teh tersebut.

"Selain Kisaki-san, kau sama sekali tidak peduli dengan hal-hal lainnya ya?"

Melihat Sariel yang bahkan tidak merasakan panas dari cangkir yang ada di tangannya dan penampilan segarnya yang membuat orang lain berpikir kalau itu sangat menyedihkan, Chiho hanya bisa menyuarakan pendapat tersebut.

Memang tidak diketahui seberapa seriusnya Sariel, tapi menilai bahwa mereka perlu membicarakan masalah Iron, mereka juga tidak bisa terus menyembunyikan masalah Alas Ramus dari Sariel, oleh sebab itu, Maou, Emi, dan Suzuno pun menurunkan kewaspadaan mereka dan duduk sekali lagi.

Untuk menegaskan kembali situasinya, Suzuno mulai berbicara,

"Mengasumsikan bahwa Alas Ramus dan Iron adalah eksistensi yang sama, maka Iron seharusnya juga terlahir dari fragmen ataupun Geburah itu sendiri. Tapi...."

".... Paling tidak, saat aku pergi dari Surga dan menuju ke sini, aku tidak mendengar apapun yang aneh terjadi pada Geburah."

Ucap Sariel dengan pandangan menunduk, melanjutkan apa yang ingin dikatakan oleh Suzuno.

Alas Ramus memang kasus khusus yang tercipta dari pecahan fragmen Yesod, tapi mereka tidak bisa terburu-buru menyimpulkan kalau Iron pun juga menemui situasi yang serupa.

"Namun, jika Surga benar-benar memainkan peran dalam masalah ini, maka semuanya akan jadi lebih sederhana."

Maou mengatakannya dengan santai.

"Benar, berbicara tentang para malaikat itu....."

Chiho melirik ke arah Urushihara dan Sariel secara bergantian....

"Apa?"

"Ada apa?"

"Ah, er, erhm, tidak ada apa-apa, maafkan aku."

Kemudian dia dengan panik mengalihkan pandangannya entah ke mana.

"Aku bisa mengerti apa yang ingin diungkapkan Sasaki-san. Karena sampai saat ini, mereka yang menyebut diri mereka malaikat sama sekali tidak memiliki sisi baik."

Meski menghadapi Urushihara dan Sariel secara langsung, Ashiya tanpa gentar memberikan penilaian tersebut.

"Huuh, kupikir, tidak peduli bagaimanapun kami membantahnya, itu pasti tidak memiliki banyak kekuatan persuasif."

"Hey, Lucifer!!"

"Tenang! Bagaimanapun, meski aku tidak mengetahui situasi Surga saat ini dengan baik, tapi mengenai malaikat Kamael, sulit mempercayai kalau dia ada hubungannya dengan insiden ini."

"Apa maksudnya itu?"

Sebelum menjawab pertanyaan Emi, Urushihara melirik ke arah Suzuno terlebih dahulu.

"Kamael.... merujuk pada 'Keadilan Mutlak dari Tuhan', benar?"

"Benar."

Urushihara mengangguk, Sariel juga tidak membantahnya.

"Malaikat penjaga Geburah adalah Kamael. Orang itu tidak seperti Gabriel ataupun Raguel, dia adalah orang yang sederhana dan jujur. Seperti Keadilan Mutlak yang dia wakili, selama suatu insiden tidak melibatkan Ancaman Surga, lupakan soal menggunakan Geburah, bahkan fakta apakah dia akan bertindak pun masih tidak pasti. Tapi sebaliknya, kalau dia bertindak, sesuatu yang besar pasti akan terjadi, dia sendiri seharusnya tahu betul akan hal ini."

"Aku juga setuju dengan pendapat Lucifer. Sebenarnya, para malaikat penjaga, tidak akan meninggalkan Surga semudah itu."

"Lalu kenapa Iron bekerja sama dengan Farfarello?"

Pertanyaan Ashiya, mewakili pertanyan semua orang saat ini. Entah itu si fallen angel atau si malaikat agung, mereka hanya bisa terdiam ketika menghadapi pertanyaan ini. Singkatnya, itu berarti mereka juga tidak tahu mengenai hal tersebut.

"Erhm, Ashiya-san."

"Ada masalah apa?"

Saat Chiho berbicara, Ashiya menolehkan kepalanya menunjukan ekspresi yang hangat dan menjawab, hal itu benar-benar berbeda dari bagaimana dia memperlakukan Urushihara dan yang lainnya.

"Itu, meskipun nampaknya ini bukan pertanyaan yang harusnya ditanyakan sekarang.... tapi bukankah Ashiya-san ingin kembali ke Dunia Iblis ataupun ke Ente Isla?"

Di situasi sekarang ini, pertanyaan Chiho bisa saja menginjak ladang ranjau yang begitu besar.

Bahkan, Emi dan Suzuno sudah merasa terguncang dengan pertanyaan Chiho yang tiba-tiba ini, tapi Chiho sendiri memiliki sebuah keyakinan....

Ashiya tidak berpikir kalau pertemuan dengan Malebranche di Ente Isla adalah hal yang bagus.

"Sejujurnya, tentu saja aku ingin kembali. Tapi...."

Ashiya memperlihatkan ekspresi tegas yang berbeda dari biasanya, menyilangkan tangannya, dan mengatakan,

"Mereka tidak hanya melawan perintah Maou-sama dan menyebabkan kekacauan di Dunia Iblis, mereka bahkan mengabaikan semuanya dan datang menguasai pondasi yang sudah kubuat di Benua Timur, memikirkan bahwa aku harus dikenal sebagai Pasukan Iblis bersama dengan para lalat kotor itu, benar-benar membuatku merasa sangat tidak senang. Meskipun ini bukan sesuatu yang harusnya kukatakan pada Sasaki-san, tapi mengabaikan fakta bahwa mereka telah terhasut oleh manusia, Maou-sama dan aku memang merasa sangat gelisah mengenai hal ini. Terlebih lagi untuk...."

Ashiya mengeluarkan bola sihir iblis yang Farfarello serahkan pada Maou dari dalam kulkas dan melihat benda itu dengan tidak senang. Mempertimbangkan bahwa saat ini masih musim panas, dia membungkus benda itu ke dalam lapisan plastik untuk pendingin.

".... sihir iblis yang berbahaya seperti ini, meskipun kau memintaku, aku juga tidak akan mau menggunakannya."

"Be-begitu ya."

Meski alasannya sedikit berbeda dari apa yang dia perkirakan, Ashiya, sama seperti Maou, juga tidak senang dengan tindakan para Malebranche itu.

Dengan begini, bisa dipastikan kalau Maou dan Ashiya tidak akan menjawab permintaan Farfarello.

".... itu membuatku berkeringat dingin."

"Yeah, serius."

Emi dan Suzuno menatap satu sama lain dan menghela napas, kemudian mereka menoleh dan melihat ke arah cangkir teh yang ada di hadapan mereka.

"....Hmph."

"Ah, Hey! Aku sudah memimun dari situ...."

Suzuno dengan sikap yang begitu sopan, meminum teh panas itu, dan Emi, setelah menggunakan sapu tangannya untuk mengusap keringat yang ada di dahinya, merebut teh dingin Maou yang ada di sampingnya dan menghabiskannya.

"Kalau aku terkena serangan panas, Alas Ramus mungkin juga akan berada dalam bahaya, kau tahu?"

Setelah menghabiskan teh di cangkir itu dalam sekali tegukan, Emi dengan kasar mengembalikan cangkir tersebut pada Maou.

"Ugh, bukan itu maksudku...."

"Ashiya-san?"

"Y-ya?"

Chiho yang duduk di sebelah Maou, memperlihatkan senyum kaku pada Ashiya yang berdiri di dapur, dan karena alasan yang tak diketahui, Ashiya pun menegakkan posturnya.

"Tolong buatkan teh dingin juga untuk Yusa-san, terima kasih."

"A-aku mengerti."

Kali ini giliran Ashiya dan Maou yang berkeringat dingin.

"A-ada apa....?"

Melihat percakapan antara ketiga orang itu, Emi, sang penjahat dari insiden ini pun memiringkan kepalanya bingung dan bertanya.

"Kupikir selain Emilia, semua orang yang ada di sini seharusnya tahu alasannya."

Urushihara menjawab dengan sikap yang terlihat muak, menyebabkan Emi semakin mengernyitkan dahinya.

Dalam periode waktu tersebut, entah kenapa Ashiya terus mengintip ke arah Chiho sambil menyiapkan cangkir teh baru untuk Emi dan Maou, dia pun menyimpan cangkir yang sebelumnya dipakai minum oleh Emi.

"A-apa yang sebenarnya terjadi?"

"Lebih baik kau tidak tahu."

Meski Chiho masih mempertahankan senyum di wajahnya, tapi Emi merasa di balik senyum itu, dia bisa melihat aura yang tidak terukur.

"Po-pokoknya, karena kita sudah tahu kalian tidak berencana menanggapi undangan Barbariccia, maka sesuatu bisa diperoleh dari sini."

"Benar!"

Meskipun Emi yang tidak memahami situasi sudah mencoba mengembalikan topiknya ke jalur, tapi rasanya nada bicara Chiho menjadi lebih kaku dibandingkan sebelumnya.

Bagaimanapun, mengenai masalah Chiho, Emi sudah pernah mengatakannya dengan jelas, tapi meski Maou dan yang lainnya tidak bermaksud demikian, apakah Farfarello bersedia untuk menyerah atau tidak adalah masalah yang berbeda.

".... Huuh, tapi, aku mungkin terlalu gegabah pada waktu itu."

Seolah merasa kalau Chiho akan menjadi sangat menakutkan jika mereka membahasnya lebih jauh, Maou pun meminum seteguk teh dingin dari cangkir yang baru, dan melanjutkan kata-kata Emi.

"Aku secara refleks melindungi Chi-chan tadi. Kalau Farfarello bukan seorang idiot, dia seharusnya tahu kalau Chi-chan itu ada hubungannya dengan kita. Dan dia berbeda dengan Emi dan Suzuno...."

"Dengan kata lain, dia sudah tahu kalau aku tidak memiliki kemampuan bertarung?"

"Dia mungkin akan menangkapmu sebagai sandera, aku pasti akan melakukan hal itu jika itu adalah aku."

Setelah Chiho melengkapi kalimat Maou, Sariel langsung mengucapkan hal itu tanpa memikirkan dirinya yang dulu, membuat semua orang selain Urushihara menjadi tegang.

Sariel dengan acuh tak acuh mengabaikan tatapan semua orang yang mengarah padanya.

"Tapi itu sangat efektif kan? Pada kenyataannya, aku bertindak seperti itu karena aku berpikir kalau itu adalah cara yang paling efektif."

Sariel pernah menculik Chiho yang tak berdaya untuk mendapatkan pedang suci Emi. Meskipun itu sangat memuakkan, tapi cara itu memang sangat persuasif.

"Tapi kalau dipikir-pikir, kenapa Chiho bisa masuk ke dalam barrier Farfarello tanpa melakukan apa-apa?"

Emi bertanya pada Chiho, Chiho menggelengkan kepalanya dan menjawab,

"Aku juga tidak tahu. Ketika aku sadar, aku melihat Maou-san dan yang lainnya sudah ada di depanku."

"Ini hanya perkiraanku.... tapi itu mungkin ada hubungannya dengan Iron yang bisa pergi dari barrier Sariel-sama dengan mudah. Entah itu Iron ataupun cincin Chiho-dono, mereka ada hubungannya dengan Sephirah dari Pohon Kehidupan, kan?"

""Melakukan sesuatu yang sangat merepotkan.....""

Setelah mendengar pendapat Suzuno yang agak beralasan, Maou dan Emi menggumamkan kata yang sama secara bersamaan.

"....Apa?"

"Ada apa?"

Maou dan Emi saling menatap tajam satu sama lain, tapi mereka sepertinya tahu kalau sekarang bukanlah saatnya untuk bertengkar, dan ketika mereka berdua mengalihkan pandangan mereka masing-masing, tidak bisa mengungkapkan perasaan mereka saat ini, dan bersiap-siap meminum teh mereka....

"".....""

Tak disangka, kedua cangkir mereka telah kosong, dan fakta bahwa mereka berdua ingin melewati momen tersebut dengan menggunakan cara yang sama di saat yang sama pula, membuat mereka berdua semakin merasa canggung.

"Maou-sama, tolong berikan cangkirnya padaku."

Melihat situasi ini, Ashiya pun membantu Maou mengisi kembali tehnya, kemudian dia meletakkan teko yang berisi teh dingin tersebut di atas kotasu, seolah-olah hendak memberitahu Emi, 'kalau kau ingin minum, tuang saja sendiri'.

"Tapi kalau begitu, apa yang sebaiknya kita lakukan?"

"Apa maksudmu?"

"Apa lagi, tentu saja masalah Chiho-dono."

Suzuno mengalihkan pandangannya ke arah Chiho, tapi karena alasan yang tak diketahui, Chiho saat ini menatap ke arah Maou dan Emi dengan tidak senang.

"Situasi saat ini sangatlah serius. Karena Farfarello sudah melihat Chiho sebagai seseorang yang ada kaitannya dengan kita, apa yang sebaiknya kita lakukan pada Chiho-dono?"

"Bukankah sudah cukup kau dan aku saling bergantian melindunginya?"

Menatap Ashiya dengan tidak senang, Emi secara terang-terangan mengambil teko dan menuangkan secangkir teh dingin sambil menjawab pertanyaan Suzuno dengan cara yang sederhana, namun, Suzuno menggelengkan kepalanya, dan mengatakan,

"Karena itu tidak bisa dilakukan, makanya aku bertanya."

"Eh, kenapa?"

Kali ini adalah giliran Chiho yang bertanya. Dari sudut pandang Chiho, dengan situasi saat ini, dia tidak mungkin akan kekeuh menolak perlindungan dari mereka berdua.

Maou dan yang lainnya belum mendapatkan level kekuatan mereka yang sebenarnya sebagai iblis. Jika demikian, dengan Emi dan Suzuno yang bertanggung jawab melindungi Chiho, bisa dianggap sebagai perkembangan yang paling wajar....

"Emilia, berapa banyak cuti yang bisa kau ambil dari pekerjaanmu? Jika kau ingin memastikan keselamatan Chiho-dono sepenuhnya, maka setidaknya harus ada dua orang yang bertarung bersamaan, atau salah satu dari kita pasti akan dikalahkan."

"Itu karena ada anak yang dipanggil Iron itu, kan?"

Suzuno mengangguk membenarkan penjelasan Sariel.

"Benar, dari situasi ini, Iron seharusnya memiliki kemampuan yang setara atau bahkan lebih kuat dibandingkan dengan Farfarello. Meski begitu, dia tetap mengikuti perintah Farfarello dengan patuh. Dan barrier itu bukanlah barrier yang tercipta dari sihir iblis, melainkan sebuah barrier pergeseran dimensi yang diperluas menggunakan mantra. Menghadapi musuh seperti Iron, tidak akan cukup kalau hanya dengan Emilia dan aku. Dan Alas Ramus juga dalam kondisi seperti itu....."

Mempertimbangkan kekuatannya, Iron tak diragukan lagi sangatlah tangguh.

Kalau dipikir-pikir, asalkan Alas Ramus serius, dia juga bisa menggunakan kekuatan yang dapat mengalahkan Gabriel dengan mudah.

Meski tidak bergantung pada kekuatan pedang suci, Emi masih memiliki teknik bertarung yang diajarkan oleh Alberto dan pengalaman pertarungan mantra yang melimpah, tapi jika seseoang menanyainya apakah dia bisa bertarung melawan perwujudan salah satu Sephira dan seorang kepala suku Malebranche, sekaligus melindungi seorang manusia biasa, itu tidak bisa dianggap sepenuhnya aman.

"Hal terburuknya adalah, saat kau beradu pedang dengan Iron secara langsung, bahkan Alas Ramus mungkin akan menghalangimu."

Sebelumnya, Alas Ramus menentang keingingan pemegang pedang suci, yaitu Emi, dan memilih membuat pedang suci menghilang.

Meski terlalu berlebihan berkata 'menghalangi', tapi setidaknya saat ini, mereka tidak bisa bergantung pada pedang suci.

Karena sudah bergabung dengan Alas Ramus, maka Evolving Holy Sword, One Wing sudah bukan lagi sekedar barang milik Emi, melainkan eksistensi dengan sebuah kepribadian.

"Berdasarkan hal ini, dalam situasi terburuk, kita mungkin benar-benar tak berdaya, ya kan?"

Ucap Maou dengan pelan.

"Apa memang sulit memasuki barrier itu dari luar?"

Sariel menyilangkan tangannya dan menjawab pertanyaan Maou.

"Sejujurnya, ini bergantung pada mood perapalnya. Ketika aku memasang barrier di gedung Metropolitan, dibandingkan dengan menahan kekuatan dari luar, aku lebih fokus pada barrier pergeseran dimensi skala besar dan membuat orang lain tidak bisa merasakan apa yang terjadi di dalam barrier, oleh sebab itu, batasnya akan menjadi lebih lemah. Pada waktu itu, bukankah kau bisa memasukinya dengan sangat mudah?

"Hm.... Benar."

Ketika Maou menuju ke Gedung Metropolitan untuk menyelamatkan Chiho yang diculik Sariel dan Suzuno, dia menerobos masuk dengan keyakinan kalau musuh ada di dalam sana.

Jelas sekali, dibandingkan dengan barrier yang dihadapi oleh Emi dan yang lainnya, kunci untuk menembus barriel Sariel adalah meyakini kalau ada sesuatu di sana.

Poin pentingnya adalah pemahaman fenomena itu sebagai konsep, meskipun karakteristik dari mantra itu sendiri sangat hebat, tapi hal itu tetap tidak bisa menjauh dari prinsip aslinya.

"Tapi setelah aku menghilang, kalian menghabiskan waktu yang lumayan lama untuk menembus barrier itu kan? Jika saja Chi-chan ditarik ke dalam barrier, bukankah itu berarti semuanya sudah berakhir?"

"......"

Kastil Iblis kini diselimuti atmosfer yang begitu berat.

"Astaga! Itu dia inti masalahnya......... Ma-maaf."

Bahkan nada santai Urushihara pun tidak bisa meredakan atmosfer saat ini, malahan, suasana menjadi semakin berat karena hal tersebut.

"Kalau begitu, di saat seperti ini......"

Kali ini, Ashiya menunjuk ke arah Chiho, seolah mencoba meredakan atmosfernya.

".... maka kita harus mengikuti rencana awal, yaitu mengizinkan Sasaki-san untuk mempelajari mantra pertahanan diri."

"Boleh aku tahu apa maksudnya itu?"

Tidak menduga kalau Ashiya akan menyarankan hal ini, Chiho pun balik bertanya kepada Ashiya dengan kaget.

"Selama si Iron itu tidak mendapat perintah, dia tidak akan bergerak meskipun pedang suci Emilia menekan leher Farfarello, benar?"

"Benar....."

Setelah mendapatkan persetujuan Emi, Ashiya melanjutkan,

"Iron tidak menganggap kita sebagai musuh secara aktif. Dengan kata lain, jika kita memperlakukan Iron sebagai senjata Farfarello, maka semuanya akan jadi lebih mudah."

"Memperlakukan Iron sebagai senjata?"

"Hey, kalau begitu, apakah maksudmu Alas Ramus itu juga sama....."

Emi dengan kesal ingin membantah teori Ashiya, namun Maou segera menghentikannya,

"Tenanglah! Bukan itu maksud Ashiya."

"......"

Setelah memastikan kalau Emi berhenti mencari-cari masalah dengannya, Ashiya melanjutkan penjelasannya,

"Pertama, Iron tidak bertindak sendiri. Meskipun dia bisa diperintah dari jauh, Farfarello tidak mungkin akan membiarkan Iron jauh dari pandangannya."

"Terus kenapa? Iron juga memiliki kehendaknya sendiri. Kalau dia secara spesifik diperintahkan, dia seharusnya bisa menyelesaikan misi ini sendiri. Meskipun Farfarello tidak mengawasinya dari dekat...."

Menghadapi pertanyaan Suzuno, Ashiya memberikan sebuah senyum hina.

"Kalian pasti tidak mengerti, bagi kami, menjadi manusia biasa itu sangat sulit untuk ditahan seperti manusia yang berjalan di jalanan dengan telanjang. Meskipun aku merasa sangat bersalah pada Sasaki-san karena mengatakan hal ini."

".... Lantas kenapa?"

Meski Suzuno merasa tidak senang dengan cara berbicara Ashiya yang hanya meminta maaf pada Chiho padahal dia mengejek seluruh manusia, Ashiya tetap melanjutkan kata-katanya,

"Meskipun Farfarello berubah menjadi manusia, dia tetap mengikuti perintah Maou-sama agar tidak 'menyakiti orang Jepang yang tidak berdosa'. Sangat sulit membayangkan seorang pria yang diberikan misi seperti dirinya akan membiarkan senjata kuat seperti Sephirah, bertindak tanpa pengawasan apapun."

"Contoh yang kau berikan memang terdengar menyebalkan, tapi ini bukan seperti aku tidak bisa memahaminya."

Emi mengangguk setuju.

"Sebaliknya, hanya bertindak setelah mendapatkan perintah, meskipun orang yang memberi perintah itu berada dalam keadaan bahaya, bukanlah sesuatu yang bisa dijelaskan dengan adaptasi yang lemah. Jika Iron yang seperti ini bertindak sendiri, saat dia menghadapi situasi yang tak terduga, sulit menjamin kalau dia tidak akan melakukan sesuatu yang berada di luar ekspektasi Farfarello. Dari poin ini, bisa dipastikan kalau Iron tidak akan meninggalkan lingkaran aksi Farfarello."

"Be-begitu ya."

Seperti yang diharapkan dari iblis yang menguasai Ente Isla paling lama sebagai pemimpinnya.

"Masih ada satu poin penting lagi yang aku ingin semuanya perhatikan, Farfarello menjadi kepala suku setelah kami menyerang Ente Isla. Dengan kata lain, di antara kepala suku lain, dia adalah tipe yang kurang dalam pengalaman bertarung. Dalan sebuah pertarungan langsung, kupikir dia bukanlah tandingan bagi Emilia. Tidak peduli seberapa hebat senjata otomatis itu, mereka tidak akan bisa mengambil keputusan mereka sendiri tanpa adanya pengguna."

"Poin pentingnya di sini adalah mengabaikan Iron dan langsung mengalahkan Farfarello, benar?"

"Tidak, kalau begitu, tidak ada gunanya membiarkan Sasaki-san mempelajari mantra."

Ashiya menggelengkan kepalanya, membantah pertanyaan Emi.

"Ah, benar. Bagaimanapun, tadi Ashiya-san bilang kalau lebih baik bagiku mempelajari mantra terlebih dahulu."

Cara penjelasan Ashiya yang bertahap, membuat Chiho hampir lupa pernyataan awal yang dia sebutkan.

"Jika kita membunuh Farfarello begitu saja, musuh pasti akan mengirimkan gelombang serangan kedua. Ini akan membuat semuanya semakin berlarut-larut dan masalah tidak akan bisa terpecahkan."

"Apa maksudnya itu? Jika membunuh kepala suku baru saja akan membuat musuh mengirimkan gelombang serangan kedua, lalu ketika Ciriatto dan lebih dari 1000 Malebranche itu kalah, musuh seharusnya datang jauh lebih awal kan?"

"Bodoh!"

"Apa?"

Ashiya langsung membantah apa yang Emi katakan,

"Jika Farfarello terbunuh, itu artinya Iron akan ditinggalkan di sini sendiri. Meskipun asal usulnya masih belum jelas, dia tetaplah perwujudan dari salah satu Sephirah. Jika sebuah Sephirah yang hanya satu fragmennya saja bisa membuat Sang Pahlawan mengatasi dan mengalahkan seorang Malaikat Agung, berada di Jepang, Barbariccia tidak mungkin akan mengabaikannya. Dengan kata lain...."

Ashiya mengamati semua orang yang ada di ruangan itu dan berkata,

"Untuk menghindari masalah nantinya, lebih baik kita berunding dengan Farfarello dan Iron, serta membujuk mereka untuk kembali."

"Jika kita bisa melakukan itu, kita memang tidak perlu bekerja terlalu keras. Tapi, jika Farfarello kembali, itu artinya dia pergi dengan dengan mengantongi informasi mengenai Chiho-dono. Hal itu bisa membuatnya benar-benar membawa pasukan kedua ke sini."

Suzuno menunjukan kelemahan pada kesimpulan Ashiya, tapi Ashiya tetap tidak terpengaruh.

"Itulah alasannya kenapa kita harus membiarkan Sasaki-san mempelajari mantra secepatnya. Crestia Bell, apa kau masih tidak bisa memahaminya?"

"Apa??"

"... Begitu ya, jadi begitu rencanamu."

Sepertinya Maou telah menyadari maksud Ashiya sebelum Suzuno bertanya pada Ashiya apa yang ingin dia tanyakan.

"Tapi ini sebuah perjudian, kan? Apa menurutmu mereka akan menerimanya begitu saja?"

"Kita harus membuat mereka menerimanya. Tapi daripada menggunakan cara yang paling buruk untuk mengatasi hal ini, bukankah lebih baik mencoba cara yang lebih optimal dan memutuskannya nanti? Yang paling penting adalah...."

Selain Maou yang sudah memahaminya dengan cepat, agar bisa membuat yang lainnya juga mengerti, Ashiya pun menatap Chiho dan mengatakan,

"Selama kita bisa membuat mereka mengerti kalau Maou-sama saat ini sedang menjalankan ambisinya di Jepang, dan Sasaki-san adalah bagian tak tergantikan dari rencana itu, maka semuanya akan baik-baik saja. Karena Malebranche di Benua Timur masih setia pada Maou-sama, selama Farfarello bersedia kembali dengan senang hati, maka kemungkinan Farfarello ikut campur dengan kita juga akan berkurang."

"Dengan kata lain, kau berencana membuat Chiho..... bergabung dengan Pasukan Iblis?"

Emi bertanya dengan nada berbahaya.

Jika Chiho dianggap sebagai rekan Raja Iblis, sulit menjamin kalau masalahnya akan berakhir.

Jika insiden ini diketahui oleh para manusia di Ente Isla, berikutnya, mungkin manusia di Ente Isla lah yang akan menganggap Chiho sebagai musuh.

"Jika semuanya jadi tak terkendali, bagaimana kau akan menanganinya? Meski kalian semua bahkan tidak tahu berapa lama waktu kalian yang tersisa!"

Kata-kata Emi membuat Chiho mendongak, tapi sebelum itu, Ashiya sudah menjawabnya dengan tegas.

"Secara tidak kebetulan, aku tidak pernah memilih jalan hidup di mana aku diam di satu tempat karena aku tidak tahu apa yang akan dibawa oleh masa depan, bagaimanapun, semuanya pasti akan berhasil. Selain itu....."

Ashiya menatap ke arah Emi dan Suzuno secara bergantian,

"Kau pikir siapa yang akan lebih dipercayai oleh manusia di Ente Isla? Apakah kata-kata Malebranche yang menyerang Benua Timur, ataukah kata-kata Sang Pahlawan dan anggota dewan Gereja? Kalau kalian berdua bisa melindungi Sasaki-san dengan baik, seharusnya gampang mencegah pasukan Ente Isla memperlakukan Sasaki-san dengan penuh kebencian, iya kan?"

Kalimat dari Ashiya tersebut, membuat Emi dan Suzuno tidak bisa berkata-kata.

Tujuan akhir Suzuno adalah, merombak tatanan sosial di Gereja, memperoleh penghargaan yang layak atas pencapaian Pahlawan Emilia, dan melalui Emilia, membimbing dunia setelah mundurnya Pasukan Iblis.

Kalau tujuan ini bisa dicapai, maka melindungi Chiho, seseorang yang berasal dari dunia lain dari tangan Ente Isla, adalah hal yang mudah untuk dilakukan.

Saat Urushihara melihat keadaan Emi dan Suzuno yang nampak harus menerima penjelasan Ashiya.....

"Kedua orang itu, tak disangka mungkin adalah tipe orang yang mudah ditipu."

Dia mengucapkan hal tersebut dengan volume yang tidak bisa didengar siapapun.

Bagaimanapun juga, Ashiya memang benar, meskipun mereka melanjutkan diskusi ini berulang kali karena tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, hal itu takkan ada gunanya.

Apa yang harus mereka lakukan saat ini adalah, tidak peduli seberapapun kecilnya kemungkinan itu terlihat, mereka hanya harus melangkah sedikit demi sedikit untuk melewati situasi ini.

"Semuanya akan berhasil ya.... Ketika seorang iblis mengatakannya, maka itu benar-benar sebuah akhir."

Gumaman Emi, memutuskan segalanya,

"Baiklah, kalau begitu, secara resmi kita akan memulai latihan mantra Chiho-dono besok. Jika pada akhirnya itu menyebabkan Chiho-dono berada dalam bahaya, aku tidak akan pernah melepaskan kalian semua."

Dan Suzuno juga mengangguk setuju dengan enggan.

"Aku tidak tahu apa yang kalian semua rencanakan, tapi lakukanlah yang terbaik. Aku mau pulang!"

Sariel yang hanya mengamati perkembangan situasi sampai sekarang, berdiri dan mengatakan,

"Meski semuanya akan jadi sangat merepotkan, tapi selama dewiku tidak berada dalam bahaya, maka itu tidak ada hubungannya denganku. Aku tidak akan menghalangi kalian semua, kalian lakukan saja yang terbaik!"

Karena sejak awal Maou dan yang lainnya tidak pernah mengharapkan apapun dari Sariel, tidak ada seorangpun yang mencoba menghentikannya.

"Maaf!"

Namun, seseorang menghentikan Sariel yang sedang memakai sepatunya di beranda.

"Hm?"

"Erhm.... Sariel-san, kumohon, maukah kau membantu kami?"

Orang itu adalah Chiho.

"Tu-tunggu, Chiho?"

"..... Apa kau serius mengenai hal itu?"

Menanggapi permintaan Chiho yang tak terduga, tidak hanya ekspresi Emi yang berubah drastis, bahkan Sariel juga berbalik melihat ke arah Chiho dengan kaget.

"Kenapa aku harus membantu kalian? Kita ini musuh, dan insiden ini tidak ada hubungannya denganku."

"Tapi cahaya dari mata Sariel-san bisa menghentikan pergerakan Iron, kan??"

"Lantas kenapa? Karena Sephirah juga memiliki sihir suci, maka 'Evil Eye Of The Fallen' adalah cara yang paling efektif untuk melawan mereka, tapi meskipun aku memiliki kemampuan itu, aku tetap tidak diwajibkan untuk membantu kalian, ya kan?"

"Aku tahu. Aku tidak memintamu untuk bertarung, tapi tolong bantu aku saat mempelajari mantra."

"Chiho, apa yang kau katakan, serahkan hal-hal seperti itu padaku dan Bell...."

"Situasinya memang bisa saja terjadi dalam waktu dekat, tapi tergantung tindakan para iblis, ini juga mungkin bisa terjadi dalam waktu yang lama. Karena kita tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai keseluruhan insiden ini berakhir, aku tidak bisa membiarkan Yusa-san mengambil cuti sepanjang waktu."

Emi terkejut karena Chiho tiba-tiba terfokus pada kehidupan sehari-hari mereka yang normal.

"Apa yang kau katakan? Sekarang bukanlah saatnya mengatakan sesuatu seperti itu....."

"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengatakannya. Meskipun kita bisa mengatasi rintangan ini dengan mulus, kalau Yusa-san tidak bisa mendapatkan gaji bulan depan, atau bahkan dipecat karena mengambil terlalu banyak cuti, maka itu akan sangat tidak adil buatmu."

"Chiho-dono, kau terlalu banyak berpikir. Dengan tabunganku, takkan ada masalah bahkan jika satu atau dua orang tinggal bersamaku, dan meskipun Emilia benar-benar dipecat, dengan kemampuannya, dia pasti bisa mendapatkan pekerjaan lain....."

"Jika teman dari tempat kerjanya yang baru juga terseret dalam masalah Ente Isla, itu benar-benar akan jadi tak terkendali, kan?"

"!!!"

Suzuno ingat apa yang Maou katakan padanya ketika mereka membeli televisi, dan terdiam karena hal tersebut.

Memperluas hubungan dengan manusia lebih dari yang dibutuhkan, bukanlah hal yang bagus bagi Emi dan yang lainnya saat ini. Saat ini, hubungan dengan manusia yang dimiliki oleh Maou dan Emi terkumpul dalam satu tempat yang sama, dan hubungan yang stabil itu terus bertahan dalam area yang relatif kecil.

Jika mereka memperluas jangkauan aktifitas dan meninggalkan berbagai jejak, mungkin 'pihak musuh' bisa menemukan kesempatan untuk menyelinap masuk.

"T-tapi, meski begitu...."

Emi melihat ke arah Sariel dengan tidak senang. Meski baru mengingatnya sekarang, tapi Emi pernah diperlakukan secara tidak hormat oleh Sariel, dan itu menyebabkan lubang besar pada harga dirinya.

Hanya dari hal ini, Emi sama sekali tidak ingin mempertimbangkan pilihan menyerahkan Chiho pada Sariel.

Tentu saja, Chiho yang juga ada di sana pada waktu itu, bisa mengerti dengan sangat baik betapa tidak percayanya Emi terhadap Sariel.

"Karena Sariel-san juga punya pekerjaan, aku tidak bisa terus memintamu untuk mengajariku sepanjang waktu. Tapi kalau kau bisa membantu mengisi tempat kosong yang ditinggalkan Yusa-san dan Suzuno-san......"

Karena itulah, Chiho memutuskan mengeluarkan senjata rahasianya,

"... Meski aku tidak bisa menjamin kalau ini bisa selesai dengan cepat, jika Sariel-san bersedia membantu kami, aku pasti akan mencarikan cara bagimu dan Kisaki-san berbaikan."

---End of Part 1---





Translator : Zhi End Translation..


Previous
Next Post »
0 Komentar