[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 3 : Raja Iblis Dan Pahlawan Melangkah Menuju Mimpi Yang Baru -4
Kembali ke -> Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 3 Part 3
Chapter 3 : Raja Iblis Dan Pahlawan Melangkah Menuju Mimpi Yang Baru.
"Aku harap kau mau memberitahuku. Kenapa Satan-san harus mengorbankan banyak iblis dan manusia untuk menaklukan dunia.....? Kalau aku tahu alasannya, kurasa aku bisa mencapai tujuan itu dari arah yang berbeda."
Farfarello, si kepala suku Malebranche, mengalihkan pandangannya karena tidak tahan dengan kharisma dan tatapan yang dimiliki oleh seorang gadis biasa.
Farfarello tidak mengerti konsep yang ingin Chiho ungkapkan. Atau setidaknya, dia tidak bisa membayangkan dunia yang Chiho pikirkan.
Dan dia juga merasa kalau gadis yang tak berdaya ini, tidak akan mampu melakukan hal seperti itu.
Meski begitu, kenapa dia merasa tertekan oleh aura gadis ini?
"...... Itu karena....."
Kemudian, tepat ketika Farfarello merasa tidak bisa lagi menghalangi Chiho dan hendak membuka mulutnya.....
"Farfarello! Barriernya!!"
Iron tiba-tiba mendongak ke arah langit.
Chiho dan Farfarello juga melihat ke atas mengikuti pandangan anak itu, dan mereka melihat bulan berwarna ungu melayang di langit tak berujung.
"Apa mereka sudah datang..... Ini lebih cepat dari yang kuperkirakan. Bagaimana bisa mereka menemukan tempat ini?"
Untuk menghindari tatapan Chiho, Farfarello juga melihat ke arah langit seperti Iron. Dan apa yang dia lihat sama sekali tidak bisa dia duga.
"I-itu....."
"Maou-san, Yusa-san, Suzuno-san!"
Chiho melihat orang yang sama dengan Farfarello dan berteriak.
Tempat ini membuat Chiho teringat dengan seorang Pangeran yang hanya memakai celana dalam dan membawa sebuah sapu.
Dan saat ini, orang itu, lebih terlihat seperti seorang raja daripada seorang pangeran, kerah dan sabuk celananya dipegang oleh dua orang gadis, dia terbang di langit dengan posisi meringkuk.
Meski nampak seperti bergantung di langit dengan bagian lehernya, Maou menatap Farfarello dengan penuh tekad, dan di tangannya dia memegang sebuah bola hitam.
Itu adalah bola sihir iblis yang dibuat oleh Farfarello.
Chiho menerima undangan Farfarello hanya agar pertanyaannya bisa terjawab, tapi dari sudut pandang Maou, ini pasti terlihat seperti Farfarello menculik Chiho.
Mungkinkah para iblis itu akan saling bertarung di sini?
Chiho yang khawatir kalau hal itu terjadi, berteriak ke arah Maou.
"I-ini bukan seperti itu! Ini salahku! Farfarelao-san tidak melakukan apapun padaku!"
"Lupakan! Kau bisa memanggilku sesukamu!"
Sepertinya Chiho memang tidak bisa menyebutkan nama Farfarello dengan benar tidak peduli apapun yang terjadi, dan orangnya sendiri sepertinya juga sudah menyerah.
Emi dan Suzuno yang membawa Maou, bersiaga terhadap serangan Farfarello sambil meletakkan Maou di atap, kemudian mereka berdua juga mendarat.
"Yosh.... Ah.... Kerahnya longgar lagi. Aku pasti akan dimarahi oleh Ashiya."
Maou yang dilempar oleh kedua gadis itu, mendarat dengan gesit, dan setelah melihat kerah T-shirtnya yang menjadi longgar, dia menoleh ke arah Chiho dan Farfarello.
".... Apa kau baik-baik saja?"
"Y-yeah..... E-erhm...."
Maou melihat ke arah Farfarello yang menghindari tatapan Chiho. Setelah melihat iblis bertubuh besar itu, Maou pun mendapatkan kembali ketenangannya.
"Meskipun Chi-chan berusaha melindungimu, tapi fakta bahwa kau telah menculik Chi-chan tak bisa dibantah lagi, kan?"
Kata Maou dengan dingin kepada Malebranche bertubuh besar itu.
"Apa yang kau rencanakan?"
"Hamba minta maaf..... apapun yang terjadi, hamba ingin mendengar dari pihak ketiga tentang apa yang terjadi pada Maou-sama di negeri ini."
Maou sudah mendengarkan sebuah ambisi mengerikan dari seorang gadis, tapi Chiho dan Farfarello, tidak tahu kalau Maou dan yang lainnya sudah mendengarkan semuanya dengan jelas.
"Lalu Chi-chan? Kenapa Chi-chan bilang kalau kau juga bersalah?"
"I-i-itu karena aku ingin tahu kenapa Maou-san harus menaklukan Ente Isla.... rasanya meskipun aku bertanya pada Maou-san dan Ashiya-san, kalian tidak akan memberitahuku..."
"Huuh... Begitu."
Dalam Idea Link yang terdengar oleh ketiga orang itu, pertanyaan tersebut sama sekali tidak muncul. Jadi itu mungkin terjadi setelah Maou dan yang lainnya menutup teleponnya karena rasa malu.
Maou menggaruk kepalanya, dan menatap ke arah Chiho dan Farfarello.
"Kalian berdua!!"
Mengatakan hal itu, Maou menggunakan ibu jarinya untuk menunjuk ke arah dadanya.
"Hal-hal seperti itu, tanya pada orangnya langsung! Aku ada di sini! Aku tidak akan lari ataupun bersembunyi!"
"Baik.... Maafkan aku!"
Chiho meminta maaf dengan murung.
"Chi-chan...... Huuh, meskipun ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu..... bagaimanapun....."
Maou merasa sedikit gelisah karena mengingat Idea Link tadi. Dia pun berjalan ke arah Chiho, dan menggunakan tinjunya untuk mengetuk kepala Chiho pelan.
"Ow!!"
"Aku akan mengomelimu terlebih dahulu!"
"Ughh.... Baik."
Chiho menyentuh tempat di mana dia kena pukul dan berjalan menuju Emi dan Suzuno.
Setelah Maou meliriknya dan memastikan kalau Emi dan Suzuno juga memukul pelan kepala Chiho sekali, dia pun kembali menoleh ke arah Farfarello.
"Jadi, dari apa yang kau dengar dari Chiho, apa yang kau pikirkan tentang diriku?"
".... Jujur saja, sulit untuk menilainya. Meski hamba mendengar kata-kata yang tak terduga, hamba tetap merasa kalau negeri ini tidak memiliki sesuatu yang bisa mendukung pemerintahan Maou-sama dengan penuh."
"Ini bukan seperti itu. Satan sedang mempelajari perusahaan, kau tahu."
"Caramu mengatakannya seperti menyalin catatanku dengan sembarangan."
Maou tersenyum kecut menaggapi cara berbicara Iron yang kekanakan, dan kemudian, karena alasan yang tak diketahui, dia memasukkan tangannya ke dalam saku dan mengeluarkan dompetnya.
"Kalau begitu, akan kuberitahu. Negeri ini... dunia ini dipenuhi dengan hal-hal yang bisa memecahkan krisis yang dialami Dunia Iblis. Dan hal-hal itu tidak membutuhkan darah ataupun nyawa sebagai gantinya. Itu adalah.... ini."
Maou mengeluarkan sepotong kertas dari dalam dompet yang dia beli dari toko 100 yen. Dia kemudian perlahan mulai membuka potongan kertas kusut tersebut.
".... Belilah dompet yang lebih bagus supaya kau tidak perlu melipat catatanmu. Kau itu sudah dewasa, menyedihkan sekali."
Emi yang pernah diselamatkan oleh kertas kusut yang saat ini dipegang oleh Maou, menggumam dengan tidak senang.
"Apa kau tahu apa ini? Biar kukatakan hal ini terlebih dahulu, manusia di Ente Isla juga memiliki benda ini."
Di mata Farfarello, benda itu hanyalah sepotong kertas tipis dengan gambar kepala manusia dan gambar rumit lainnya.
"Itu....."
"Saat kita memiliki ini, kita tidak perlu lagi saling berselisih mengenai benda ini."
Usai mengucapkan kalimat itu, Maou melempar bola hitam yang dia letakkan di bawah ketiaknya saat sedang mengeluarkan dompet, benda itu adalah bola sihir iblis yang terkonsentrasi.
"Maksud anda, potongan kertas ini memiliki kekuatan yang bisa melampaui sihir iblis?"
"Bukan 'memiliki', tapi 'semua orang bisa memilikinya'."
Maou mengangkat uang kertas 1000 yen dengan gambar Hideyo Noguchi yang tercetak di atasnya, tinggi di udara.
"Tekad kita, bisa merubah keadaan dunia. Benda ini bisa menjadi komoditas Dunia Iblis yang perlahan kehilangan sihir iblis akibat adanya kedamaian.... benda ini adalah uang! Kalau kita bisa merubah pandangan kita, kita pun bisa merubah dunia dan manifestasinya. Inilah apa yang aku pelajari di dunia ini."
"Uang ya.... hamba tahu kalau benda itu sama seperti pelat logam yang manusia gunakan ketika melakukan bisnis. Tapi di hadapan kekuatan, benda itu sama sekali tidak berguna."
"Sekarang, benda ini memang agak tidak berguna. Tapi berikutnya aku akan mulai membangunnya. Dengan cara ini, sebuah dunia di mana Sang Pahlawan yang sebelumnya berencana membunuhku menjadi bersedia membantuku, bahkan bisa dibangun! Energi negatif tetap bisa diciptakan bahkan tanpa membunuh siapapun!"
"Hey, bisakah kau tidak membuatnya terdengar seolah-olah aku ini bersedia membantumu karena aku tergoda oleh uang?"
Emi memprotes, tapi dia tetap berjalan ke belakang Maou dan meletakkan tangannya di atas pundak Maou.
"Jika ada imbalan, maka ada kesediaan untuk bertindak, meskipun ini adalah prinsip dasar masyarakat manusia, tetap saja rasanya sulit untuk diterima."
Sambil mengatakan hal tersebut, Suzuno juga meletakkan tangannya di atas pundak Maou. Ketika Chiho mulai bertanya-tanya apa yang akan terjadi....
"Chi-chan."
Maou memanggil Chiho dengan membelakanginya.
"Bernyanyilah, Emi dan Suzuno tidak punya lagi energi yang tersisa untuk melindungimu, aktifkan sihir sucimu dan lindungi dirimu sendiri!"
Hanya dengan satu kalimat ini, Chiho bisa mengerti semuanya.
Chiho mengusap air mata yang muncul di sudut matanya karena barusan dimarahi, dia kemudian mengatur napasnya untuk menenangkan diri.
"Kalian sebaiknya melakukan pekerjaan yang setara dengan 1000 yen."
"Meski itu tidak sebanyak gajiku perjam, tapi mau bagaimana lagi, aku akan membantumu."
"Kami mulai. Ini sedikit berbeda dari apa yang direncanakan, tapi jangan sampai mati."
Sembari berbicara, Emi dan Suzuno mulai mentransfer sihir suci dalam jumlah besar ke dalam tubuh Maou melalui kedua pundaknya.
"A-apa yang kalian lakukan?"
Farfarello menjadi begitu terkejut karena hal itu.
Dua manusia saat ini menuangkan sihir suci ke dalam tubuh Satan tanpa menahan diri. Dengan ini, bukankah Raja Iblis yang sudah melemah menjadi manusia, malah akan seperti dimurnikan?"
"Jangan bergerak!"
Meski Maou terlihat menderita, dia sendiri juga yang menghentikan Farfarello.
"Heh, heh, heh, tidak, tidak perlu takut... lihat saja, kau pasti akan sangat terkejut."
"A-apa ini tidak apa-apa?"
Meskipun terlihat sangat percaya diri, pada kenyataannya, Maou tidak memberitahu Emi dan Suzuno alasannya melakukan hal seperti itu.
Maou hanya berjanji pada mereka berdua kalau ini pasti akan berhasil, dan meminta mereka untuk mentransfer sihir suci sebanyak yang mereka bisa ke tubuh Maou di hadapan Farfarello.
Karena meraka beranggapan kalau cara ini tidak akan membahayakan Chiho, mereka berdua pun menyetujuinya meski sedikit merasa enggan, tapi tidak peduli bagaimana mereka melihatnya, sepertinya mereka sudah melukai Maou.
"Gaaahhhhh!"
Setelah beberapa saat, Maou yang tubuhnya berisi sihir suci.....
".....Ugh!"
"Tunggu?"
"H-hey?"
Mata Maou berputar, dan dia pingsan.
Emi, Suzuno, dan Farfarello tidak tahu apa yang ingin dilakukan Maou....
"Pagi yang baru telah datang~ Pagi penuh harapan~"
Chiho tiba-tiba mulai bernyanyi.
Sambil menyanyikan lagu latihan radio, Chiho mulai mengaktifkan sihir suci di dalam tubuhnya. Sedangkan Maou berlutut di lantai tanpa daya.
Emi dengan panik membantunya dari samping.
"Buka hatimu untuk kebahagiaan~"
Setelah itu, perubahan mendadak mulai terjadi.
"Lihatlah ke langit~"
Seperti terpukul, tubuh Maou membungkuk membentuk bentuk '<'.
"Yah!"
"Uwah!"
Emi dan Suzuno yang membantu Maou agar dia tidak jatuh, terlempar ke belakang. Cahaya kehitaman tiba-tiba terpancar dari tubuh Maou.
"Dengan suara radio, bukalah dadamu~"
Cahaya tersebut semakin membesar, dan mulai menelan tubuh Maou Sadao.
"I-ini.... jangan-jangan?"
Farfarello menggunakan tangan untuk menutupi matanya dari cahaya kehitaman tersebut, tapi dia sama sekali tidak ingin mengalihkan pandangannya.
"Mendekap angin yang lembut dan ringan, siap, satu~"
Apa yang pertama kali muncul adalah kaki seperti binatang.
"Dua~"
Kemudian sesosok tubuh besar.
"Tiga~"
Tanduk kanan yang dipatahkan oleh sang Pahlawan dan tanduk kiri yang masih utuh.
"Oh, ya ampun~ nyaris sekali, aku sesaat pingsan tadi."
Tapi gumaman tersebut, merusak suasana yang membuat para penonton terhenyak.
"Ba-ba-bagaimana mungkin?"
Orang yang paling terkejut adalah Emi.
Lagipula, siapa yang menyangka kalau menyuntikan sihir suci ke dalam tubuh iblis, akan menyebabkan kemunculan Raja Iblis?
"Kalian semua tidak perlu takut..... Chi-chan harusnya sudah tahu sebelumnya, iya kan?"
"Ku-kurang lebih..."
Meski sudah mempelajari pengaktifan sihir suci, bertahan menghadapi sihir iblis Satan secara langsung tetap saja sangat sulit.
Meski begitu, Chiho masih tersenyum pada Satan, dan dia juga langsung memahami pemikiran Satan.
Sebelum kekacauan yang terjadi di Tokyo Tower, Chiho pernah memproduksi sihir iblis karena menyerap sihir suci terlalu banyak, hal ini menyebabkan gejala keracunan sihir.
Jadi, bagaimana jika fenomena itu terjadi pada manusia Maou Sadao.
Jawabannya adalah kemunculan Raja Iblis di hadapan mereka dengan mengenakan T-shirt UNIxLO dan jeans denim yang meregang sampai batasnya.
"Ketat sekali!"
Hanya satu orang yang terlihat menikmati situasi ini. Iron menunjukan sebuah senyum kecil sambil memandangi wajah Satan.
"Ma-Maou-sama....."
Farfarello secara refleks berlutut dengan satu kakinya.
Farfarello yang baru menjadi kepala suku setelah penyerangan Pasukan Iblis, tentu belum pernah bertemu dengan Satan secara langsung sebelumnya. Namun, ketika Raja Iblis muncul di hadapan seorang iblis muda seperti ini, Farfarello mulai menyalahkan dirinya sendiri atas kecurigaan bodohnya terhadap Raja Iblis, dan saat ini dia dipenuhi dengan penyesalan.
Raja Iblis Satan masih hidup. Dan saat ini dia menyembunyikan kekuatannya yang jauh melebihi Farfarello, dan membuat persiapan untuk menguasai dunia. Dia bahkan membuat mantan musuhnya menjadi rekannya.
"Jadi, apa kau masih belum puas dengan ini?"
Suara yang seperti berasal dari ketinggian tersebut, membuat Farfarello tunduk dan berlutut sepenuhnya.
"Semua ini terjadi karena pemikiran hamba yang terlalu dangkal. Adalah sebuah penghinaan besar karena telah mencurigai pemikiran Raja Iblis Satan-sama. Hamba siap menerima hukuman apapun.
Keheningan pun melanda.
Meski begitu, Farfarello sudah siap secara mental untuk mati kapan saja.
"Tidak ada yang bilang soal menghukummu."
Kata Raja Iblis Satan dengan tenang.
"Bukankah sudah kubilang dari awal? Aku punya pertimbanganku sendiri, jangan melakukan hal yang bodoh, dan cepat kembali. Beritahu Barbariccia dan yang lainnya untuk mundur dari Benua Timur. Seperti katamu, aku sudah memperoleh kekuatan baru di dunia ini dan menyiapkan penaklukan dunia, membiarkanmu tahu hal ini saja sudah cukup."
"....Hamba tidak pantas menerima hal itu...."
"Benar juga, meski aku mengatakan hal tersebut, Barbariccia mungkin tidak akan menerimanya. Saat kau kembali, ingatlah untuk memberitahunya kalau aku sudah menemukan Pasukan Iblis baru yang 'sesungguhnya' dan keempat Jenderal Iblis, akan kuperkenalkan mereka padamu!"
"Eh?"
"Ah?"
"Eh?"
Satan tiba-tiba menyebutkan eksistensi yang tidak pernah didengar oleh Chiho, Emi, dan Suzuno sebelumnya.
"Kau ingat Alsiel dan Lucifer kan? Selain mereka, masih ada Pahlawan Emilia. Dia sangat handal dalam pertarungan, dan bahkan mungkin lebih kuat daripada diriku."
"Hey!"
"Ini adalah penyelidik Crestia Bell. Dari Departemen Penyebaran Ajaran Luar milik Gereja, seorang terpelajar resmi yang mengetahui semua sejarah di Ente Isla."
"A-apa?"
"Mereka adalah mantan musuh yang sudah menggabungkan kekuatannya denganku, selain itu, aku juga memiliki seorang sekretaris yang menjadi kunci untuk menarik hati manusia, MgRonald Barista Sasaki Chiho. Orang-orang ini, adalah keempat Jenderal untuk Pasukan Iblis baru yang aku bentuk."
""Lima orang!!""
Emi dan Suzuno berteriak bersamaan.
"Tidak, bukan itu!! Ke-kenapa aku harus menjadi Jenderal Iblis, hentikan omong kosong ini!!"
"Aku tadinya penasaran dengan apa yang ingin kau katakan! Ini fitnah! Benarkan, tarik kembali, minta maaf, lakukan Seppuku!!"
Membantah dengan seluruh kekuatan mereka, Emi dan Suzuno juga memprotes Maou.
"Sebenarnya, apa-apaan MgRonald Barista itu? Bagaimana bisa kau membuat Chiho semakin berada dalam keadaan bahaya...."
"Kau bilang Mgron Ald Ballista....?"
"Eh?"
"Eh?"
Pahlawan, Penyelidik, dan MgRonald Barrista, meski Satan membuatnya terdengar seolah mereka memiliki tingkatan yang sama, Farfarello tak disangka bisa menerimanya, tidak hanya itu.....
"Mgron Ald Ballista... Raja Benteng Pemanah. Gadis itu adalah seorang pemanah?"
"Ke-kenapa malah jadi seperti ini?"
Padahal itu hanya sertifikasi untuk pemahaman khusus terhadap produk MgRonald, kenapa itu bisa disalah artikan menjadi nama aneh seperti itu? Emi sama sekali tidak tahu alasan di balik semua ini.
"Jadi, aku seorang Jenderal Iblis ya...."
Mengabaikan sekeliling, Chiho yang sebenarnya sedang menyembunyikan rasa sakitnya, saat ini terlihat bahagia sambil terus melakukan pengaktifan sihir suci dan tersenyum seolah sedang bermimpi.
"Hey! Chiho-dono kenapa kau merasa senang begitu?"
Meskipun Suzuno membantahnya, sebenarnya dia tahu alasan untuk hal itu lebih baik daripada Emi.
"Mgr on Ald.... Benteng dalam pelayanan Raja... Serius, seperti apa pemikiran orang itu?"
Satan mendengarkan gumaman Suzuno dengan puas, dia kemudian dengan angkuh berbicara pada Farfarello.
"Suatu hari, Pasukan Iblis baru yang aku pimpin akan menaklukan Dunia Iblis dan seluruh dunia sekali lagi. Orang-orang ini bukan musuh kita, ingat itu!!"
"Hamba mengerti!!"
"Lupakan! Kami ini musuhmu."
Teriakan tragis Emi tidak bisa terdengar oleh Farfarello.
"Lalu....."
Setelah memastikan kalau Farfarello sudah berhasil diyakinkan, Maou mengangguk sekali lagi, dan mengatakan,
"Kukembalikan benda ini padamu."
Maou mengambil bola sihir iblis tadi dari tanah, menggenggamnya dengam kuku, dan menyuntikkan kekuatannya.
"Hah!!"
Mengikuti teriakan tersebut, tubuh Satan seketika diselimuti api hitam.
"Ma-maou-sama?"
Farfarello panik melihat hal itu, tapi di momen berikutnya,
".... Ambil ini!"
Dalam satu kedipan mata, Raja Iblis Satan yang memiliki kekuatan, aura, dan tubuh yang besar, kembali berubah menjadi manusia, dan T-shirt yang dia pakai, tidak hanya kerahnya, bahkan seluruh bagian bajunya menjadi longgar.
"Mungkin ini bisa sedikit terisi. Entah kau mau memakannya ataupun membagikannya setelah kau kembali, itu semua terserah padamu."
Usai mengatakan hal itu, Maou melempar bola iblis tersebut ke arah Farfarello.
Meski bola sihir iblis itu terlihat seperti bola logam biasa, tapi sihir iblis yang berada di dalamnya, adalah sihir iblis yang dihasilkan oleh Satan melalui sihir suci.
"T-tapi Maou-sama....."
Satan berubah kembali ke wujud yang hanya bisa menampung sedikit sihir iblis. Meskipun Farfarello berpikir kalau bukanlah ide yang bagus hidup tanpa sihir iblis ketika sedang merencanakan penaklukan dunia....
"Kau sudah melihatnya sendiri kan? Kalau aku mau, aku bisa berubah kapanpun semauku, ditambah lagi....."
Maou tersenyum kecut, dan menoleh ke arah Emi dan Suzuno yang marah dengan wajah pucat,
"Orang-orang ini sangat menakutkan, kupikir lebih baik kalau aku terus merendah untuk sementara ini."
Farfarello melihat para wanita yang berbaris di belakang Maou dan hanya bisa terdiam,
"Ra~ja I~blis!!"
Setelah itu, orang-orang menakutkan tersebut mendekati Maou dengan nada dan aura yang lebih mirip dengan Raja Iblis dibandingkan si Raja Iblis itu sendiri.
"Raja Iblis!! Koreksi hal ini!! Lima orang tidak bisa dianggap empat Jenderal!"
"Apa itu penting, siapa coba yang peduli apakah itu Empat Jenderal atau Delapan Pangeran, itu tidak beda jauh."
"Apa kau berencana menambah anggota lagi? Apa-apaan Delapan Pangeran? Benar juga, ini bukan masalah jumlah...."
"Budaya baru yang dibawa kembali oleh Empat Jenderal dan Maou-sama.... Kali ini moral penduduk Dunia Iblis pasti akan meningkat pesat!"
"Bukankah sudah kubilang kalau ini bukan seperti itu?"
Teriakan tragis Emi dan Suzuno, anggapan Farfarello, Chiho yang menjadi pusing karena pengaktifan sihir suci, suara Satan yang mencoba menenangkan situasinya, semua itu menghiasai langit Shinjuku.
"Luar biasa, sangat luar biasa!"
Melihat kondisi Maou dan yang lainnya, yang menjadi kacau karena banyak hal, hanya Iron lah yang merasa senang dan bertepuk tangan dengan takjub. Lalu.....
"..... Apa yang kalian lakukan? Kalau kalian sudah tidak memerlukannya, aku akan melepas barriernya."
Sariel yang datang untuk memeriksa keadaan karena sampai saat ini belum terjadi pertarungan, menurunkan bahunya dengan lelah setelah melihat pertengkaran yang dilakukan oleh orang-orang dari dunia lain tersebut.
"Seperti yang kukatakan! Aku bisa mengatakannya berapa kalipun kau minta! Untuk menghindari bertambahnya jumlah musuh, akan lebih baik membuat mereka berpikir kalau kalian itu sekutu!"
Teriakan Maou Sadao menggema melewati Shinjuku di bawah matahari terbenam.
Setelah menunggu Maou kembali ke wujud manusianya, Emi dan Suzuno yang menjadi sangat marah karena dijadikan Jenderal Iblis tanpa izin, membuat Maou terduduk dalam posisi Seiza di bawah sinar matahari dan terus mengomelinya.
Hal-hal yang Maou katakan pada Farfarello, menyebabkan dampak yang begitu besar di hati semua orang, hal ini bahkan sampai pada poin di mana omelan yang harusnya ditujukan pada Chiho karena memutuskan mencari informasi dari Farfarello sendirian, menjadi tersingkir dari pikiran Emi dan yang lainnya.
Dan salah satu hal yang membuat Emi semakin marah adalah, bahkan Chiho pun juga diikutkan menjadi Jenderal Iblis.
Jika Farfarello yang kembali menggunakan 'gate' Iron, melapor pada Barbariccia mengenai hal itu, Chiho pasti akan menjadi lebih dari sekedar orang yang terlibat, dan menjadi seseorang yang berhubungan erat dengan Ente Isla.
Selain kemungkinan munculnya faksi yang menganggap Chiho sebagai musuh, mereka bahkan tidak berhasil mencapai tujuan mereka, oleh sebab itu dalam perjalanan pulang, Emi terus saja membuat masalah dengan Maou.
Dan bantahan yang Maou berikan hanyalah teriakan seperti tadi.
"Kalau dia menjadi Jenderal Iblis, orang-orang biasa pasti tidak akan berani menyerangnya. Lagipula, Aliansi Kesatria manusia bahkan tidak berani melawan Barbariccia yang bukan seorang Jenderal Iblis, iya kan?"
"Bukan itu masalahnya! Dengan begini, Chiho mungkin bisa dianggap sebagai musuh oleh orang-orang Ente Isla! Dan jika iblis lain saja kau abaikan, sementara Chiho menjadi Jenderal Iblis, bukankah Chiho akan menjadi target kecemburuan dan diserang?"
"Orang-orangku tidak sejahat itu."
"Jika ada iblis yang riang dan ceria, dari mana datangnya semua situasi ini?"
"Di mana matamu? Apa kau mau bilang kalau kepribadianku itu jahat? Para manusia tidak mungkin akan mempercayai apa yang kami katakan, jika mereka hanya memilih bagian yang menguntungkan bagi mereka dan melihat Chi-chan sebagai orang jahat, maka itulah yang disebut jahat, iya kan?"
"Jika kau tidak jahat, maka kau hanyalah kepala otot yang tidak memikirkan apa-apa! Tidak peduli bagaimana kau membenarkannya, fakta bahwa kau membuat Chiho semakin berada dalam bahaya tidak akan berubah! Dasar iblis bodoh!"
"Apa katamu?"
"Apa? Mau bertarung?"
"Serius.... berisik!"
Dalam perjalanan dari Gedung Metropolitan menuju Stasiun jalur baru Keio, Maou dan Emi terus saling memaki tanpa henti, dan Suzuno yang sudah tidak tahan lagi, berteriak dengan keras,
"Kejadian itu sudah berlalu, tidak ada gunanya bertengkar. Kita yang tidak bisa membuat Farfarello dan Iron tetap berada di sini dan menyelesaikan masalahnya, sudah kalah!"
"Suzu nee-chan, jangan marah!"
Alas Ramus yang digendong oleh Suzuno, menepuk pelan kepala Suzuno, dan dengan sikap yang labil, Suzuno pun menampik tangan Alas Ramus.
Sebelum Iron dan Farfarello kembali, Alas Ramus lagi-lagi mengabaikan kehendak Emi dan melompat keluar dari punggung Emi.
".... Iron."
"Alas Ramus.... lama tak jumpa."
"Yeah."
Dari percakapan mereka, Iron memanglah eksistensi yang dekat dengan Alas Ramus.
"Iron, apa semuanya baik-baik saja?"
"Maafkan aku, aku tidak tahu. Tapi aku baik-baik saja."
"Yeah."
Hanya mengetahui hal ini saja, ekspresi Alas Ramus sudah menjadi ceria.
"Lain waktu, ayo main lagi, okay?"
"Yeah."
Pertemuan singkat dari kedua anak yang terlahir dari Sephira berakhir begitu saja.
Sampai Iron membuka 'gate' dan meninggalkan Jepang bersama dengan Farfarello, Alas Ramus terus memandangi mereka untuk mengantar kepergian mereka.
Setelah itu, Emi mulai bercekcok dengan Maou, oleh karena itulah, tugas menjaga Alas Ramus jatuh kepada Suzuno.
"Kita membiarkan Iron pulang tanpa bertanya tentang sejarahnya..... sepertinya kalau itu sudah berhubungan dengan Chiho-dono, kalian pasti lupa untuk berpikir."
".... Suzuno-san, apa kau memanggilku?"
Chiho yang berjalan di samping Suzuno dengan langkah ringan, sejak tadi terus terlihat seperti orang bermimpi.
"Aku tidak memanggilmu Chiho-dono, pokoknya, jangan lupa kalau aku akan mengomelimu ketika kita kembali nanti."
"... Baik...."
".... Serius, kenapa semua orang jadi seperti ini?"
Chiho yang merasa gembira semenjak meninggalkan Gedung Metropolitan, tidak diketahui apakah dia mendengar kata-kata Suzuno atau tidak.
"Suzu nee-chan, jangan marah!"
"Alas Ramus, bukan begitu cara mengatakannya! Aku harus tenang dan melihat situasinya dengan logis, atau orang lain tidak akan mau memikirkan apa-apa...."
Suzuno mengeluh pada Alas Ramus dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Tenang, melihat situasinya dengan logis?"
".... Benar, tapi tak akan ada gunanya, meskipun aku memberitahu Alas Ramus semua ini."
Meski tidak mengerti kata-kata Suzuno, Alas Ramus masih berupaya untuk mengulanginya, tapi dia tetap tidak tahu hal-hal yang tidak dia ketahui. Tidak hanya itu.....
"Astaga, apa itu penting? Bagaimanapun, aku sudah berhasil berbaikan dengan dewiku. Semuanya berakhir bahagia."
"Tidak adakah seseorang yang bisa membawa keseimbangan di hatiku..........?"
"Ahmm, Suzu nee-chan, jangan menakuti orang-orang."
Berdiri di atas tanah, Sariel yang merasa begitu senang, membuat kesimpulan bak sebuah serangan pamungkas, hal ini akhirnya menghancurkan batas kesabaran Suzuno, dan membuatnya berlari sambil menggendong Alas Ramus.
"Dia benar-benar kerepotan ya..."
"Menurutmu salah siapa itu?"
Menyaksikan punggung Suzuno saat dia berlari, Maou dengan egois mengucapkan hal tersebut .
"Aku tidak seharusnya bilang begini, tapi kenapa kau memberikan sihir iblismu pada Farfarello?"
"Apa? Kalau aku menyimpan sihir iblis yang bisa membuatku kembali menjadi Raja Iblis kapanpun, apa kau akan melepaskanku?"
"Itulah kenapa aku bilang kalau aku tidak seharusnya mengatakan ini!"
Jawaban santai Maou, sekali lagi membuat Emi memulai pertengkaran dengannya.
"... Huuh, jika aku ada di posisimu, aku yang berubah kembali menjadi Raja Iblis dan tiba-tiba memulai penaklukan Jepang bersama Farfarello, pasti akan memberimu alasan untuk membunuhku, mungkin hal seperti itu lebih kau sukai."
"Ma-mana mungkin aku menantikan hal-hal semacam itu terjadi?"
"Itu maksudnya aku yang memulai penaklukan Jepang? Atau menemukan alasan untuk membunuhku?"
"..... Apa kau ingin mencari-cari kesalahan bahasaku dan membuatku marah?"
"Ini balasan untukmu karena sudah tanpa henti mengomeliku secara sepihak tadi."
Maou dengan sengaja tersenyum dengan berlebihan dan memperlihatkan gigi-giginya. Sementara Emi, dia menggertakkan giginya dan mengalihkan pandangannya.
"Huuh, tapi serius, ini semua disebabkan oleh Chi-chan."
Kedua orang itu menatap ke arah Chiho yang berada di belakang mereka dan sedang terlihat bahagia.
"Setelah pernyataan terang-terangan tersebut, aku tidak akan sebodoh itu melakukan hal-hal yang bisa membuatku bertengkar denganmu. Ah, masih ada ini, akan kuberi bayaranmu sebelum aku lupa."
Sebelum Emi bisa mencerna apa yang Maou katakan dalam pikirannya, Maou membuka uang kertas kusut senilai 1000 yen di hadapan Emi, dan merusak suasana hatinya.
"Apa, kau tidak mau?"
"Memang tidak!"
"Apa?"
Emi menolak uang kertas 1000 yen itu tanpa ragu, membuat Maou hampir menaruh hormat padanya.
"Jika aku menerima uangmu, maka hubunganku denganmu benar-benar akan menjadi seperti bisnis. Kali ini, aku hanya membantumu menyelamatkan Chiho. Jangan salah paham."
"A-aku tidak berpikir sejauh itu... Ji-jika kau memang tidak mau menerimanya, aku akan menyimpannya. Tidak masalah kan?"
Dengan kurangnya rasa malu sampai-sampai sulit dibayangkan kalau sebelumnya dia sudah menjelaskan masa depan Dunia Iblis dengan tegas, Maou menyimpan kembali uang 1000 yen tersebut.
"Oh iya, hal-hal yang kita dengar melalui Idea Link Chiho tadi, kita harus merahasiakannya dari dia."
"Hah? Kenapa?"
Karena dompetnya terlalu penuh, Maou tidak bisa mengembalikan uang 1000 yen tersebut dengan mulus, dan uang tersebut telihat semakin menyedihkan.
".... Kurasa dia juga tidak ingin kita mengetahauinya, dan...."
".... Dan?"
Emi mulai tergagap, dia memicingkan matanya yang berkilau di bawah sinar matahari sore dengan tidak nyaman, lantas mengalihkan pandangannya untuk menatap ke arah Maou dan Chiho secara bergantian.
"....rasanya, aku ingin menerimanya seperti itu, meskipun menjengkelkan."
"Hah? Apa katamu?"
Emi menggumam pada dirinya sendiri, jadi suaranya segera tenggelam oleh suara kendaraan yang berlalu-lalang di Shinjuku-Nishiguchi, dan tidak dapat mencapai telinga Maou sama sekali.
".... Bukan apa-apa. Pokoknya jangan beritahu Chiho. Paham?"
"O-okay.... Meski aku benar-benar tidak mengerti..."
Meski sikap Emi kembali seperti sebelumnya, dia terlihat seperti tidak bisa melepaskan beberapa hal, Maou yang mengangguk dengan jujur meskipun tidak benar-benar mengerti.....
"Ah, benar, Chi-chan, Chi-chan."
....tiba-tiba menoleh seolah mengingat sesuatu.
".... Ya... eh, ah, ya?"
Setelah dipanggil oleh Maou, Chiho yang pikirannya melayang entah ke mana, secara refleks menegapkan tubuhnya.
"Huuh, omelannya bisa menunggu nanti, aku mau mengambil jalan memutar, apa kau mau ikut?"
"Jalan memutar?"
"Kau mau pergi ke mana?"
Di titik ini, Chiho tidak boleh berada dalam bahaya lagi. Tergantung lokasinya, Emi secara mental sudah siap untuk memaksa ikut.
"Benar, akan kuberitahu kau juga. Chi-chan, aku dengar hari ulang tahunmu sudah dekat. Kapan hari ulang tahunmu?"
Ekspresi Emi dan Chiho membeku.
"Ulang... tahun?"
"Ah, erhm.... yeah, itu di bulan September, tanggal 10 September."
Jawab Chiho dengan jujur.
"Meski aku sudah memikirkannya sebelumnya, bahkan aku, sebagai seorang Raja Iblis pun tiba-tiba memikirkan hadiah apa yang akan kuberikan. Aku tidak bisa menyiapkan apa yang Chi-chan sukai, kupikir jika sudah seperti ini, akan lebih cepat kalau aku bertanya pada orangnya langsung, dan itu pasti lebih reliabel."
Kata-kata Maou bisa dibilang terlalu jujur bahkan dalam ukuran standar kejujuran, tapi dari sudut pandang Emi, sulit membayangkan kalau seorang Raja Iblis akan memahami konsep perayaan ulang tahun seperti itu.
"Sampai sekarang aku masih tidak tahu apa yang kau sukai, tapi rasanya seleramu tidak akan sama dengan selera kecewek-cewekan Emi."
"Si-siapa yang kecewek-cewekan?"
"Itu kecewek-cewekan kan? Bahkan di usiamu, kau masih menggunakan dompet Rilakkuma."
"I-itu lebih baik daripada dompet yang kau beli di toko 100 yen. Dan pada dasarnya, usiaku yang sebenarnya hanya berbeda satu tahun dari Chiho."
"Ah~ ngomong-ngomong, kupikir kau sudah tahu kalau aku tidak bisa membeli sesuatu yang terlalu mahal, tapi, apa kau mau sesuatu yang mirip?"
Kata-kata Maou bisa dibilang terlalu blak-blakan bahkan dalam ukuran standar blak-blakan, dan ini bukan seperti saat dia sedang memastikan pesanan MgRonald.
Chiho sesaat menatap wajah Maou,
"Mungkin aku sudah menerimanya."
Dan mengatakan hal tersebut sambil tersenyum.
"Begitukah... Uh, eh? Apa aku sudah memberikan sesuatu padamu?"
"Aku sudah menerimanya kau tahu? Dan mungkin itu adalah hal yang paling penting untukku saat ini."
"Hm? A-apa itu? Hm?"
Karena Maou sama sekali tidak punya petunjuk mengenai hal itu, dia memiringkan kepalanya dan berpikir,
"Eh? Sebenarnya apa itu?"
Maou yang terlihat tidak bisa memikirkan jawabannya, menengadah dengan kurang puas, Chiho hanya memperlihatkan senyum misterius dan berjalan dengan langkah kecil.
"..... Serius... aku harus bilang kalau kalian terlalu ragu-ragu, apa mereka yang terlalu santai ya."
"Eh? Apa Emi tahu jawabannya?"
"... Aku tidak mau tahu."
"A-apa-apaan itu?"
"Heh heh heh, ini rahasia sampai kau berhasil mengetahuinya."
Chiho menekankan jari pada bibirnya, nampaknya dia memang tidak berencana memberitahukan jawabannnya.
"Ah benar juga! Seingatku Yusa-san memiliki hari ulang tahun di musim gugur juga kan?"
"Aku?"
Chiho tiba-tiba mengalihkan topiknya pada Emi, dan membuat Emi berkedip bingung.
"Benarkah?"
"Rasanya Suzuno-san pernah menyebutkan hal itu sebelumnya..."
"....."
Emi melihat ke arah Maou dengan tidak senang dan mengangguk enggan.
"Ulang tahunku memang di awal musim gugur di Benua Barat, tapi aku tidak tahu kapan itu kalau di Jepang, dan itu tidak terlalu penting."
"Eh~ ini kesempatan yang sangat langka, ayo bertukar hadiah!"
Chiho menarik lengan Emi dan mulai membayangkan berbagai rencana bahagia.
"He-hentikan,, itu merepotkan."
Menanggapi ajakan Chiho yang dipenuhi dengan semangat gadis SMA, Emi menolaknya dengan bijaksana sembari tersipu.
"Meski kita tidak melakukan ini, tapi aku punya banyak hal yang harus kuucapkan terima kasih. Dan Maou-san juga sudah banyak dibantu oleh Yusa-san, jika dia tidak membalasnya sekali-kali, dia mungkin akan benar-benar terbunuh."
"Chiho, hey...."
Emi merasa gelisah karena tidak tahu betapa seriusnya Chiho.
".... Benar juga. Kalau dipiki-pikir, aku memang berhutang banyak."
"Jangan menganggapnya serius. Dan juga, aku paling tidak ingin melihatmu berpikir seperti itu, hentikan omong kosong ini!"
Jika Maou benar-benar terpengaruh oleh hasutan Chiho, dan membelikan produk Rilakkuma untuk Emi, Emi mungkin akan mulai membenci Rilakkuma saat itu juga.
"Tapi, kau mungkin tidak mengharapkan apapun dariku, kan?"
"Tentu saja, jadi berhenti berpikir seperti itu...."
"Lalu, bagaimana kalau ini."
"Eh?"
Maou tiba-tiba memukul telapak tangannya, membuat Emi merasakan firasat buruk.
"Bukankah aku sudah mengangkatmu sebagai Jenderal Iblis tadi?"
"Kalau kau bersedia membatalkannya sebagai bentuk hadiah, aku mungkin akan mempertimbangkannya."
"Hal ini tidak bisa dilakukan di hadapan Farfarello. Jadi Emi, agar bisa menyaksikan apa yang aku lakukan, ikutlah denganku!"
Waktu terasa berhenti.
""Eh??""
Ucap Chiho dan Emi secara bersamaan dengan suara kaku.
"Kau saat ini sedang bimbang apakah harus memperlakukanku sebagai musuh seperti sebelumnya kan? Kalau begitu, kau bisa melihat secara detail apakah aku adalah musuhmu atau bukan mulai saat ini. Karena kau adalah seorang Jenderal Iblis, kau bisa membunuhku kapanpun dari belakang. Tentu saja, aku tidak berencana membiarkan diriku terbunuh semudah itu, tapi jika kau masih tidak puas dengan apa yang kulakukan setelah ini, pada saat itu juga, ayo kita bertarung dengan identitas kita sebagai Raja Iblis dan Pahlawan. Bagaimana menurutmu?"
"Bagaimana menurutku ya...."
"Ayo kita memulai sesuatu yang baru. Aku akan menggunakan tindakanku untuk membuktikan kalau aku bukanlah Raja Iblis yang kau bayangkan. Dan Chi-chan juga bilang kalau dia ingin tahu apa motifku menaklukan dunia. Aku akan memberitahumu semuanya, kalau kau masih tidak puas, maka kita bisa bertarung. Jadi...."
Maou, dengan senyum yang sangat angkuh seolah sudah memikirkan sebuah ide yang sempurna, berbicara pada Emi,
"Pahlawan Emilia, jika kau ingin menenangkan pikiranmu, maka ikutlah denganku. Aku pasti akan menunjukan padamu dunia yang baru dalam proses penaklukan dunia."
Chiho dan Emi mematung.
Sementara Sariel yang menyaksikan momen mematung ini dari sudut pandang orang luar....
"Hm, sepertinya kau memang bisa berbicara kapanpun kau mau."
.....benar-benar menaruh rasa hormat pada kata-kata Maou.
Lalu~~
"~~~Ugh!!"
"Eh? Eh? Eh?"
Wajah Emi memerah dengan cepat seperti kayu disiram bensin.
Suzuno yang sebelumnya sudah sampai di stasiun, merasa bingung karena Alas Ramus tiba-tiba menghilang dari tangannya, dan di saat yang sama, tangan Emi sudah memegang 'Evolving Holy Sword, One Wing' yang memiliki kekuatan tak tertandingi.
"H-hey, Emi? I-ini tempat umum!"
"Heavenly Fang!!"
Emi mengarahkannya pada Maou dan mengeksekusi skill pedang suci dengan serius.
Terkena serangan angin tanpa ampun, tubuh ringan Maou, tidak seperti tubuh Satan, menghantam pohon yang ada di trotoar dan jatuh di semak-semak yang ada di pinggir jalan.
"Aaapppaaaa kkkaaauuuu tttaaauuu aaapppaaa yyyaaanngg ssuuuddaahh kkkauuu kkaattaakkann?"
Bahkan Emi sendiri tidak tahu apa yang dia ucapkan, Maou malah lebih bingung lagi menanggapi situasi ini.
"Idiot!! Dasar idiot!! Sudah cukup!! Kau adalah musuhku!! Kau benar-benar musuhku!! Menjadi gelisah karenanya, aku memang benar-benar bodoh!! C-coba saja katakan sesuatu yang aneh lagi lain kali! Tidak peduli Alas Ramus ataupun Chiho, di saat itu juga, a-a-aku pasti akan memenggal kepalamu. K-kau...."
Emi berkaca-kaca, dan dengan perasaan yang bercampur aduk, dia berbicara dengan wajah merah padam.
"Dasar bodoh!!"
Lalu dengan kecepatan yang melebihi Suzuno, dia berlari tanpa ragu.
"A-apa-apaan itu?"
Maou yang berusaha bangkit dari semak-semak, menjadi sangat kaget karena dia tidak mengerti situasinya, dan kali ini, sebuah bayangan menutupi wajahnya.
"Chi Chi-chan, bantu aku.... eh?"
Chiho, dengan membelakangi matahari sore dan menghadap ke arah Maou, tidak memegang tangan Maou yang terulur, melainkan kerah bajunya.
"Chi-chan?"
"Maou-san, traktir aku kue."
"Eh?"
"Bukankah kau mau merayakan ulang tahunku? Kalau begitu, traktir aku kue, sekarang juga!!"
"Ah! Er, erhm, kenapa Chi-chan terlihat sedikit marah...?"
"Entahlah!"
"Er, erhm, Chi-chan, aku bisa berjalan sendiri, tolong lepaskan kerahku, erhm...."
Raja Iblis ditarik oleh seorang gadis SMA kembali menuju ke jalan di mana tadi mereka datang.
Ketika berpikir kalau Maou akan membeli beberapa makanan penutup khas orang barat berkualitas tinggi di toko daerah Shinjuku, Sariel yang ditinggal sendirian, menunjukan sebuah senyum kecut.
"Perasaan harmonis adalah sesuatu yang bagus. Kalau begitu, aku juga akan pergi makan malam. Pertama ayo kita kunjungi MdCafe!!"
"Apa yang terjadi...."
Maou menengadah ke arah langit sore ketika dia ditarik oleh Chiho.
Meskipun dia tidak tahu kenapa wajah Emi memerah dan kenapa Chiho marah, tapi....
"Andai dia bisa menunjukan ekspresi seperti itu dengan normal, dia pasti akan menjadi sedikit lebih manis."
Ketika Maou memikirkan Emi yang tersipu dengan matanya yang berair, dia tersenyum sendiri.
"Apa kau mengatakan sesuatu?"
"Tidak sama sekali."
Meski Maou tidak tahu alasannya, tapi dia tahu kalau dia tidak boleh terus menyalakan amarah Chiho, jadi dia menyerah untuk memikirkannya.
Dan juga, ketika Chiho menatap balik, telinganya terlihat memerah.
"Meski ini sedikit berbeda dari apa yang kubayangkan.... Sesuatu seperti mimpi memang tidak harus selalu hal-hal yang menyenangkan, dan tentunya juga sulit ditemukan."
Maou yang terus ditarik oleh Chiho, berbicara dengan lembut sambil menatap langit sore di kota Tokyo yang berwarna kemerahan.
Kisaki yang terjebak dalam mimpinya, namun berhasil menghindari restoran yang bermasalah di saat-saat terakhir.
Jika Sariel ingin hubungannya dengan Kisaki berkembang seperti yang dia harapkan, dia pasti juga akan menghadapi kesulitan di masa depan nanti.
Meskipun Alas Ramus sangat jarang bertemu dengan temannya, mereka hanya bisa menghabiskan waktu yang amat singkat bersama.
Ashiya mungkin akan menghela napas karena Maou menyerahkan sihir iblisnya, sementara Urushihara, dia selalu terlihat tidak puas.
Suzuno, Chiho, dan Emi, untuk merubah keadaan saat ini yang tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan, terus melangkah maju meskipun mereka menabrak dinding.
Dan Maou pun juga sama...
"Huuh, kurasa, hanya 3 jam latihan seharusnya tidak akan cukup untuk mengejar Kisaki-san."
Memang kursus MgRonald Barrista sangat berarti, tapi untuk memperoleh pengetahuan yang cukup untuk mengejar kemampuan Kisaki yang bercita-cita menjadi barman, maka sebuah langkah baru menuju tema yang baru juga harus diambil.
Meskipun langkah itu sangat kecil sampai-sampai dia tidak bisa merasakannya, tapi Maou dan orang-orang yang ada di sekitarnya pasti selangkah lebih dekat dengan mimpi mereka dibandingkan kemarin.
Walau Tokyo di sore hari masih sangat panas, tapi warna langit mulai menunjukan tanda-tanda musim gugur.
"Tergantung bagaimana melihatnya, warna merah ternyata tidak seburuk itu ya...."
Maou mengangkat kepalanya menatap langit dan memikirkan hal tersebut.
"Aku ingin makan kue dengan banyak stroberi di atasnya."
"Di-di musim seperti ini, stroberi itu sangat mahal kan? Erhm, le-lebih baik kita tidak memilih sesuatu yang terlalu mahal...."
Pada akhirnya, entah itu Raja Iblis, Pahlawan, iblis, malaikat, ataupun manusia, hati semua orang, tujuan mereka, dan bahkan jalan mereka menuju ke rumah, semuanya memang seperti ini, berpencar dan sedikit berbeda-beda.
Farfarello, si kepala suku Malebranche, mengalihkan pandangannya karena tidak tahan dengan kharisma dan tatapan yang dimiliki oleh seorang gadis biasa.
Farfarello tidak mengerti konsep yang ingin Chiho ungkapkan. Atau setidaknya, dia tidak bisa membayangkan dunia yang Chiho pikirkan.
Dan dia juga merasa kalau gadis yang tak berdaya ini, tidak akan mampu melakukan hal seperti itu.
Meski begitu, kenapa dia merasa tertekan oleh aura gadis ini?
"...... Itu karena....."
Kemudian, tepat ketika Farfarello merasa tidak bisa lagi menghalangi Chiho dan hendak membuka mulutnya.....
"Farfarello! Barriernya!!"
Iron tiba-tiba mendongak ke arah langit.
Chiho dan Farfarello juga melihat ke atas mengikuti pandangan anak itu, dan mereka melihat bulan berwarna ungu melayang di langit tak berujung.
"Apa mereka sudah datang..... Ini lebih cepat dari yang kuperkirakan. Bagaimana bisa mereka menemukan tempat ini?"
Untuk menghindari tatapan Chiho, Farfarello juga melihat ke arah langit seperti Iron. Dan apa yang dia lihat sama sekali tidak bisa dia duga.
"I-itu....."
"Maou-san, Yusa-san, Suzuno-san!"
Chiho melihat orang yang sama dengan Farfarello dan berteriak.
Tempat ini membuat Chiho teringat dengan seorang Pangeran yang hanya memakai celana dalam dan membawa sebuah sapu.
Dan saat ini, orang itu, lebih terlihat seperti seorang raja daripada seorang pangeran, kerah dan sabuk celananya dipegang oleh dua orang gadis, dia terbang di langit dengan posisi meringkuk.
Meski nampak seperti bergantung di langit dengan bagian lehernya, Maou menatap Farfarello dengan penuh tekad, dan di tangannya dia memegang sebuah bola hitam.
Itu adalah bola sihir iblis yang dibuat oleh Farfarello.
Chiho menerima undangan Farfarello hanya agar pertanyaannya bisa terjawab, tapi dari sudut pandang Maou, ini pasti terlihat seperti Farfarello menculik Chiho.
Mungkinkah para iblis itu akan saling bertarung di sini?
Chiho yang khawatir kalau hal itu terjadi, berteriak ke arah Maou.
"I-ini bukan seperti itu! Ini salahku! Farfarelao-san tidak melakukan apapun padaku!"
"Lupakan! Kau bisa memanggilku sesukamu!"
Sepertinya Chiho memang tidak bisa menyebutkan nama Farfarello dengan benar tidak peduli apapun yang terjadi, dan orangnya sendiri sepertinya juga sudah menyerah.
Emi dan Suzuno yang membawa Maou, bersiaga terhadap serangan Farfarello sambil meletakkan Maou di atap, kemudian mereka berdua juga mendarat.
"Yosh.... Ah.... Kerahnya longgar lagi. Aku pasti akan dimarahi oleh Ashiya."
Maou yang dilempar oleh kedua gadis itu, mendarat dengan gesit, dan setelah melihat kerah T-shirtnya yang menjadi longgar, dia menoleh ke arah Chiho dan Farfarello.
".... Apa kau baik-baik saja?"
"Y-yeah..... E-erhm...."
Maou melihat ke arah Farfarello yang menghindari tatapan Chiho. Setelah melihat iblis bertubuh besar itu, Maou pun mendapatkan kembali ketenangannya.
"Meskipun Chi-chan berusaha melindungimu, tapi fakta bahwa kau telah menculik Chi-chan tak bisa dibantah lagi, kan?"
Kata Maou dengan dingin kepada Malebranche bertubuh besar itu.
"Apa yang kau rencanakan?"
"Hamba minta maaf..... apapun yang terjadi, hamba ingin mendengar dari pihak ketiga tentang apa yang terjadi pada Maou-sama di negeri ini."
Maou sudah mendengarkan sebuah ambisi mengerikan dari seorang gadis, tapi Chiho dan Farfarello, tidak tahu kalau Maou dan yang lainnya sudah mendengarkan semuanya dengan jelas.
"Lalu Chi-chan? Kenapa Chi-chan bilang kalau kau juga bersalah?"
"I-i-itu karena aku ingin tahu kenapa Maou-san harus menaklukan Ente Isla.... rasanya meskipun aku bertanya pada Maou-san dan Ashiya-san, kalian tidak akan memberitahuku..."
"Huuh... Begitu."
Dalam Idea Link yang terdengar oleh ketiga orang itu, pertanyaan tersebut sama sekali tidak muncul. Jadi itu mungkin terjadi setelah Maou dan yang lainnya menutup teleponnya karena rasa malu.
Maou menggaruk kepalanya, dan menatap ke arah Chiho dan Farfarello.
"Kalian berdua!!"
Mengatakan hal itu, Maou menggunakan ibu jarinya untuk menunjuk ke arah dadanya.
"Hal-hal seperti itu, tanya pada orangnya langsung! Aku ada di sini! Aku tidak akan lari ataupun bersembunyi!"
"Baik.... Maafkan aku!"
Chiho meminta maaf dengan murung.
"Chi-chan...... Huuh, meskipun ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu..... bagaimanapun....."
Maou merasa sedikit gelisah karena mengingat Idea Link tadi. Dia pun berjalan ke arah Chiho, dan menggunakan tinjunya untuk mengetuk kepala Chiho pelan.
"Ow!!"
"Aku akan mengomelimu terlebih dahulu!"
"Ughh.... Baik."
Chiho menyentuh tempat di mana dia kena pukul dan berjalan menuju Emi dan Suzuno.
Setelah Maou meliriknya dan memastikan kalau Emi dan Suzuno juga memukul pelan kepala Chiho sekali, dia pun kembali menoleh ke arah Farfarello.
"Jadi, dari apa yang kau dengar dari Chiho, apa yang kau pikirkan tentang diriku?"
".... Jujur saja, sulit untuk menilainya. Meski hamba mendengar kata-kata yang tak terduga, hamba tetap merasa kalau negeri ini tidak memiliki sesuatu yang bisa mendukung pemerintahan Maou-sama dengan penuh."
"Ini bukan seperti itu. Satan sedang mempelajari perusahaan, kau tahu."
"Caramu mengatakannya seperti menyalin catatanku dengan sembarangan."
Maou tersenyum kecut menaggapi cara berbicara Iron yang kekanakan, dan kemudian, karena alasan yang tak diketahui, dia memasukkan tangannya ke dalam saku dan mengeluarkan dompetnya.
"Kalau begitu, akan kuberitahu. Negeri ini... dunia ini dipenuhi dengan hal-hal yang bisa memecahkan krisis yang dialami Dunia Iblis. Dan hal-hal itu tidak membutuhkan darah ataupun nyawa sebagai gantinya. Itu adalah.... ini."
Maou mengeluarkan sepotong kertas dari dalam dompet yang dia beli dari toko 100 yen. Dia kemudian perlahan mulai membuka potongan kertas kusut tersebut.
".... Belilah dompet yang lebih bagus supaya kau tidak perlu melipat catatanmu. Kau itu sudah dewasa, menyedihkan sekali."
Emi yang pernah diselamatkan oleh kertas kusut yang saat ini dipegang oleh Maou, menggumam dengan tidak senang.
"Apa kau tahu apa ini? Biar kukatakan hal ini terlebih dahulu, manusia di Ente Isla juga memiliki benda ini."
Di mata Farfarello, benda itu hanyalah sepotong kertas tipis dengan gambar kepala manusia dan gambar rumit lainnya.
"Itu....."
"Saat kita memiliki ini, kita tidak perlu lagi saling berselisih mengenai benda ini."
Usai mengucapkan kalimat itu, Maou melempar bola hitam yang dia letakkan di bawah ketiaknya saat sedang mengeluarkan dompet, benda itu adalah bola sihir iblis yang terkonsentrasi.
"Maksud anda, potongan kertas ini memiliki kekuatan yang bisa melampaui sihir iblis?"
"Bukan 'memiliki', tapi 'semua orang bisa memilikinya'."
Maou mengangkat uang kertas 1000 yen dengan gambar Hideyo Noguchi yang tercetak di atasnya, tinggi di udara.
"Tekad kita, bisa merubah keadaan dunia. Benda ini bisa menjadi komoditas Dunia Iblis yang perlahan kehilangan sihir iblis akibat adanya kedamaian.... benda ini adalah uang! Kalau kita bisa merubah pandangan kita, kita pun bisa merubah dunia dan manifestasinya. Inilah apa yang aku pelajari di dunia ini."
"Uang ya.... hamba tahu kalau benda itu sama seperti pelat logam yang manusia gunakan ketika melakukan bisnis. Tapi di hadapan kekuatan, benda itu sama sekali tidak berguna."
"Sekarang, benda ini memang agak tidak berguna. Tapi berikutnya aku akan mulai membangunnya. Dengan cara ini, sebuah dunia di mana Sang Pahlawan yang sebelumnya berencana membunuhku menjadi bersedia membantuku, bahkan bisa dibangun! Energi negatif tetap bisa diciptakan bahkan tanpa membunuh siapapun!"
"Hey, bisakah kau tidak membuatnya terdengar seolah-olah aku ini bersedia membantumu karena aku tergoda oleh uang?"
Emi memprotes, tapi dia tetap berjalan ke belakang Maou dan meletakkan tangannya di atas pundak Maou.
"Jika ada imbalan, maka ada kesediaan untuk bertindak, meskipun ini adalah prinsip dasar masyarakat manusia, tetap saja rasanya sulit untuk diterima."
Sambil mengatakan hal tersebut, Suzuno juga meletakkan tangannya di atas pundak Maou. Ketika Chiho mulai bertanya-tanya apa yang akan terjadi....
"Chi-chan."
Maou memanggil Chiho dengan membelakanginya.
"Bernyanyilah, Emi dan Suzuno tidak punya lagi energi yang tersisa untuk melindungimu, aktifkan sihir sucimu dan lindungi dirimu sendiri!"
Hanya dengan satu kalimat ini, Chiho bisa mengerti semuanya.
Chiho mengusap air mata yang muncul di sudut matanya karena barusan dimarahi, dia kemudian mengatur napasnya untuk menenangkan diri.
"Kalian sebaiknya melakukan pekerjaan yang setara dengan 1000 yen."
"Meski itu tidak sebanyak gajiku perjam, tapi mau bagaimana lagi, aku akan membantumu."
"Kami mulai. Ini sedikit berbeda dari apa yang direncanakan, tapi jangan sampai mati."
Sembari berbicara, Emi dan Suzuno mulai mentransfer sihir suci dalam jumlah besar ke dalam tubuh Maou melalui kedua pundaknya.
"A-apa yang kalian lakukan?"
Farfarello menjadi begitu terkejut karena hal itu.
Dua manusia saat ini menuangkan sihir suci ke dalam tubuh Satan tanpa menahan diri. Dengan ini, bukankah Raja Iblis yang sudah melemah menjadi manusia, malah akan seperti dimurnikan?"
"Jangan bergerak!"
Meski Maou terlihat menderita, dia sendiri juga yang menghentikan Farfarello.
"Heh, heh, heh, tidak, tidak perlu takut... lihat saja, kau pasti akan sangat terkejut."
"A-apa ini tidak apa-apa?"
Meskipun terlihat sangat percaya diri, pada kenyataannya, Maou tidak memberitahu Emi dan Suzuno alasannya melakukan hal seperti itu.
Maou hanya berjanji pada mereka berdua kalau ini pasti akan berhasil, dan meminta mereka untuk mentransfer sihir suci sebanyak yang mereka bisa ke tubuh Maou di hadapan Farfarello.
Karena meraka beranggapan kalau cara ini tidak akan membahayakan Chiho, mereka berdua pun menyetujuinya meski sedikit merasa enggan, tapi tidak peduli bagaimana mereka melihatnya, sepertinya mereka sudah melukai Maou.
"Gaaahhhhh!"
Setelah beberapa saat, Maou yang tubuhnya berisi sihir suci.....
".....Ugh!"
"Tunggu?"
"H-hey?"
Mata Maou berputar, dan dia pingsan.
Emi, Suzuno, dan Farfarello tidak tahu apa yang ingin dilakukan Maou....
"Pagi yang baru telah datang~ Pagi penuh harapan~"
Chiho tiba-tiba mulai bernyanyi.
Sambil menyanyikan lagu latihan radio, Chiho mulai mengaktifkan sihir suci di dalam tubuhnya. Sedangkan Maou berlutut di lantai tanpa daya.
Emi dengan panik membantunya dari samping.
"Buka hatimu untuk kebahagiaan~"
Setelah itu, perubahan mendadak mulai terjadi.
"Lihatlah ke langit~"
Seperti terpukul, tubuh Maou membungkuk membentuk bentuk '<'.
"Yah!"
"Uwah!"
Emi dan Suzuno yang membantu Maou agar dia tidak jatuh, terlempar ke belakang. Cahaya kehitaman tiba-tiba terpancar dari tubuh Maou.
"Dengan suara radio, bukalah dadamu~"
Cahaya tersebut semakin membesar, dan mulai menelan tubuh Maou Sadao.
"I-ini.... jangan-jangan?"
Farfarello menggunakan tangan untuk menutupi matanya dari cahaya kehitaman tersebut, tapi dia sama sekali tidak ingin mengalihkan pandangannya.
"Mendekap angin yang lembut dan ringan, siap, satu~"
Apa yang pertama kali muncul adalah kaki seperti binatang.
"Dua~"
Kemudian sesosok tubuh besar.
"Tiga~"
Tanduk kanan yang dipatahkan oleh sang Pahlawan dan tanduk kiri yang masih utuh.
"Oh, ya ampun~ nyaris sekali, aku sesaat pingsan tadi."
Tapi gumaman tersebut, merusak suasana yang membuat para penonton terhenyak.
"Ba-ba-bagaimana mungkin?"
Orang yang paling terkejut adalah Emi.
Lagipula, siapa yang menyangka kalau menyuntikan sihir suci ke dalam tubuh iblis, akan menyebabkan kemunculan Raja Iblis?
"Kalian semua tidak perlu takut..... Chi-chan harusnya sudah tahu sebelumnya, iya kan?"
"Ku-kurang lebih..."
Meski sudah mempelajari pengaktifan sihir suci, bertahan menghadapi sihir iblis Satan secara langsung tetap saja sangat sulit.
Meski begitu, Chiho masih tersenyum pada Satan, dan dia juga langsung memahami pemikiran Satan.
Sebelum kekacauan yang terjadi di Tokyo Tower, Chiho pernah memproduksi sihir iblis karena menyerap sihir suci terlalu banyak, hal ini menyebabkan gejala keracunan sihir.
Jadi, bagaimana jika fenomena itu terjadi pada manusia Maou Sadao.
Jawabannya adalah kemunculan Raja Iblis di hadapan mereka dengan mengenakan T-shirt UNIxLO dan jeans denim yang meregang sampai batasnya.
"Ketat sekali!"
Hanya satu orang yang terlihat menikmati situasi ini. Iron menunjukan sebuah senyum kecil sambil memandangi wajah Satan.
"Ma-Maou-sama....."
Farfarello secara refleks berlutut dengan satu kakinya.
Farfarello yang baru menjadi kepala suku setelah penyerangan Pasukan Iblis, tentu belum pernah bertemu dengan Satan secara langsung sebelumnya. Namun, ketika Raja Iblis muncul di hadapan seorang iblis muda seperti ini, Farfarello mulai menyalahkan dirinya sendiri atas kecurigaan bodohnya terhadap Raja Iblis, dan saat ini dia dipenuhi dengan penyesalan.
Raja Iblis Satan masih hidup. Dan saat ini dia menyembunyikan kekuatannya yang jauh melebihi Farfarello, dan membuat persiapan untuk menguasai dunia. Dia bahkan membuat mantan musuhnya menjadi rekannya.
"Jadi, apa kau masih belum puas dengan ini?"
Suara yang seperti berasal dari ketinggian tersebut, membuat Farfarello tunduk dan berlutut sepenuhnya.
"Semua ini terjadi karena pemikiran hamba yang terlalu dangkal. Adalah sebuah penghinaan besar karena telah mencurigai pemikiran Raja Iblis Satan-sama. Hamba siap menerima hukuman apapun.
Keheningan pun melanda.
Meski begitu, Farfarello sudah siap secara mental untuk mati kapan saja.
"Tidak ada yang bilang soal menghukummu."
Kata Raja Iblis Satan dengan tenang.
"Bukankah sudah kubilang dari awal? Aku punya pertimbanganku sendiri, jangan melakukan hal yang bodoh, dan cepat kembali. Beritahu Barbariccia dan yang lainnya untuk mundur dari Benua Timur. Seperti katamu, aku sudah memperoleh kekuatan baru di dunia ini dan menyiapkan penaklukan dunia, membiarkanmu tahu hal ini saja sudah cukup."
"....Hamba tidak pantas menerima hal itu...."
"Benar juga, meski aku mengatakan hal tersebut, Barbariccia mungkin tidak akan menerimanya. Saat kau kembali, ingatlah untuk memberitahunya kalau aku sudah menemukan Pasukan Iblis baru yang 'sesungguhnya' dan keempat Jenderal Iblis, akan kuperkenalkan mereka padamu!"
"Eh?"
"Ah?"
"Eh?"
Satan tiba-tiba menyebutkan eksistensi yang tidak pernah didengar oleh Chiho, Emi, dan Suzuno sebelumnya.
"Kau ingat Alsiel dan Lucifer kan? Selain mereka, masih ada Pahlawan Emilia. Dia sangat handal dalam pertarungan, dan bahkan mungkin lebih kuat daripada diriku."
"Hey!"
"Ini adalah penyelidik Crestia Bell. Dari Departemen Penyebaran Ajaran Luar milik Gereja, seorang terpelajar resmi yang mengetahui semua sejarah di Ente Isla."
"A-apa?"
"Mereka adalah mantan musuh yang sudah menggabungkan kekuatannya denganku, selain itu, aku juga memiliki seorang sekretaris yang menjadi kunci untuk menarik hati manusia, MgRonald Barista Sasaki Chiho. Orang-orang ini, adalah keempat Jenderal untuk Pasukan Iblis baru yang aku bentuk."
""Lima orang!!""
Emi dan Suzuno berteriak bersamaan.
"Tidak, bukan itu!! Ke-kenapa aku harus menjadi Jenderal Iblis, hentikan omong kosong ini!!"
"Aku tadinya penasaran dengan apa yang ingin kau katakan! Ini fitnah! Benarkan, tarik kembali, minta maaf, lakukan Seppuku!!"
Membantah dengan seluruh kekuatan mereka, Emi dan Suzuno juga memprotes Maou.
"Sebenarnya, apa-apaan MgRonald Barista itu? Bagaimana bisa kau membuat Chiho semakin berada dalam keadaan bahaya...."
"Kau bilang Mgron Ald Ballista....?"
"Eh?"
"Eh?"
Pahlawan, Penyelidik, dan MgRonald Barrista, meski Satan membuatnya terdengar seolah mereka memiliki tingkatan yang sama, Farfarello tak disangka bisa menerimanya, tidak hanya itu.....
"Mgron Ald Ballista... Raja Benteng Pemanah. Gadis itu adalah seorang pemanah?"
"Ke-kenapa malah jadi seperti ini?"
Padahal itu hanya sertifikasi untuk pemahaman khusus terhadap produk MgRonald, kenapa itu bisa disalah artikan menjadi nama aneh seperti itu? Emi sama sekali tidak tahu alasan di balik semua ini.
"Jadi, aku seorang Jenderal Iblis ya...."
Mengabaikan sekeliling, Chiho yang sebenarnya sedang menyembunyikan rasa sakitnya, saat ini terlihat bahagia sambil terus melakukan pengaktifan sihir suci dan tersenyum seolah sedang bermimpi.
"Hey! Chiho-dono kenapa kau merasa senang begitu?"
Meskipun Suzuno membantahnya, sebenarnya dia tahu alasan untuk hal itu lebih baik daripada Emi.
"Mgr on Ald.... Benteng dalam pelayanan Raja... Serius, seperti apa pemikiran orang itu?"
Satan mendengarkan gumaman Suzuno dengan puas, dia kemudian dengan angkuh berbicara pada Farfarello.
"Suatu hari, Pasukan Iblis baru yang aku pimpin akan menaklukan Dunia Iblis dan seluruh dunia sekali lagi. Orang-orang ini bukan musuh kita, ingat itu!!"
"Hamba mengerti!!"
"Lupakan! Kami ini musuhmu."
Teriakan tragis Emi tidak bisa terdengar oleh Farfarello.
"Lalu....."
Setelah memastikan kalau Farfarello sudah berhasil diyakinkan, Maou mengangguk sekali lagi, dan mengatakan,
"Kukembalikan benda ini padamu."
Maou mengambil bola sihir iblis tadi dari tanah, menggenggamnya dengam kuku, dan menyuntikkan kekuatannya.
"Hah!!"
Mengikuti teriakan tersebut, tubuh Satan seketika diselimuti api hitam.
"Ma-maou-sama?"
Farfarello panik melihat hal itu, tapi di momen berikutnya,
".... Ambil ini!"
Dalam satu kedipan mata, Raja Iblis Satan yang memiliki kekuatan, aura, dan tubuh yang besar, kembali berubah menjadi manusia, dan T-shirt yang dia pakai, tidak hanya kerahnya, bahkan seluruh bagian bajunya menjadi longgar.
"Mungkin ini bisa sedikit terisi. Entah kau mau memakannya ataupun membagikannya setelah kau kembali, itu semua terserah padamu."
Usai mengatakan hal itu, Maou melempar bola iblis tersebut ke arah Farfarello.
Meski bola sihir iblis itu terlihat seperti bola logam biasa, tapi sihir iblis yang berada di dalamnya, adalah sihir iblis yang dihasilkan oleh Satan melalui sihir suci.
"T-tapi Maou-sama....."
Satan berubah kembali ke wujud yang hanya bisa menampung sedikit sihir iblis. Meskipun Farfarello berpikir kalau bukanlah ide yang bagus hidup tanpa sihir iblis ketika sedang merencanakan penaklukan dunia....
"Kau sudah melihatnya sendiri kan? Kalau aku mau, aku bisa berubah kapanpun semauku, ditambah lagi....."
Maou tersenyum kecut, dan menoleh ke arah Emi dan Suzuno yang marah dengan wajah pucat,
"Orang-orang ini sangat menakutkan, kupikir lebih baik kalau aku terus merendah untuk sementara ini."
Farfarello melihat para wanita yang berbaris di belakang Maou dan hanya bisa terdiam,
"Ra~ja I~blis!!"
Setelah itu, orang-orang menakutkan tersebut mendekati Maou dengan nada dan aura yang lebih mirip dengan Raja Iblis dibandingkan si Raja Iblis itu sendiri.
"Raja Iblis!! Koreksi hal ini!! Lima orang tidak bisa dianggap empat Jenderal!"
"Apa itu penting, siapa coba yang peduli apakah itu Empat Jenderal atau Delapan Pangeran, itu tidak beda jauh."
"Apa kau berencana menambah anggota lagi? Apa-apaan Delapan Pangeran? Benar juga, ini bukan masalah jumlah...."
"Budaya baru yang dibawa kembali oleh Empat Jenderal dan Maou-sama.... Kali ini moral penduduk Dunia Iblis pasti akan meningkat pesat!"
"Bukankah sudah kubilang kalau ini bukan seperti itu?"
Teriakan tragis Emi dan Suzuno, anggapan Farfarello, Chiho yang menjadi pusing karena pengaktifan sihir suci, suara Satan yang mencoba menenangkan situasinya, semua itu menghiasai langit Shinjuku.
"Luar biasa, sangat luar biasa!"
Melihat kondisi Maou dan yang lainnya, yang menjadi kacau karena banyak hal, hanya Iron lah yang merasa senang dan bertepuk tangan dengan takjub. Lalu.....
"..... Apa yang kalian lakukan? Kalau kalian sudah tidak memerlukannya, aku akan melepas barriernya."
Sariel yang datang untuk memeriksa keadaan karena sampai saat ini belum terjadi pertarungan, menurunkan bahunya dengan lelah setelah melihat pertengkaran yang dilakukan oleh orang-orang dari dunia lain tersebut.
XxxxX
"Seperti yang kukatakan! Aku bisa mengatakannya berapa kalipun kau minta! Untuk menghindari bertambahnya jumlah musuh, akan lebih baik membuat mereka berpikir kalau kalian itu sekutu!"
Teriakan Maou Sadao menggema melewati Shinjuku di bawah matahari terbenam.
Setelah menunggu Maou kembali ke wujud manusianya, Emi dan Suzuno yang menjadi sangat marah karena dijadikan Jenderal Iblis tanpa izin, membuat Maou terduduk dalam posisi Seiza di bawah sinar matahari dan terus mengomelinya.
Hal-hal yang Maou katakan pada Farfarello, menyebabkan dampak yang begitu besar di hati semua orang, hal ini bahkan sampai pada poin di mana omelan yang harusnya ditujukan pada Chiho karena memutuskan mencari informasi dari Farfarello sendirian, menjadi tersingkir dari pikiran Emi dan yang lainnya.
Dan salah satu hal yang membuat Emi semakin marah adalah, bahkan Chiho pun juga diikutkan menjadi Jenderal Iblis.
Jika Farfarello yang kembali menggunakan 'gate' Iron, melapor pada Barbariccia mengenai hal itu, Chiho pasti akan menjadi lebih dari sekedar orang yang terlibat, dan menjadi seseorang yang berhubungan erat dengan Ente Isla.
Selain kemungkinan munculnya faksi yang menganggap Chiho sebagai musuh, mereka bahkan tidak berhasil mencapai tujuan mereka, oleh sebab itu dalam perjalanan pulang, Emi terus saja membuat masalah dengan Maou.
Dan bantahan yang Maou berikan hanyalah teriakan seperti tadi.
"Kalau dia menjadi Jenderal Iblis, orang-orang biasa pasti tidak akan berani menyerangnya. Lagipula, Aliansi Kesatria manusia bahkan tidak berani melawan Barbariccia yang bukan seorang Jenderal Iblis, iya kan?"
"Bukan itu masalahnya! Dengan begini, Chiho mungkin bisa dianggap sebagai musuh oleh orang-orang Ente Isla! Dan jika iblis lain saja kau abaikan, sementara Chiho menjadi Jenderal Iblis, bukankah Chiho akan menjadi target kecemburuan dan diserang?"
"Orang-orangku tidak sejahat itu."
"Jika ada iblis yang riang dan ceria, dari mana datangnya semua situasi ini?"
"Di mana matamu? Apa kau mau bilang kalau kepribadianku itu jahat? Para manusia tidak mungkin akan mempercayai apa yang kami katakan, jika mereka hanya memilih bagian yang menguntungkan bagi mereka dan melihat Chi-chan sebagai orang jahat, maka itulah yang disebut jahat, iya kan?"
"Jika kau tidak jahat, maka kau hanyalah kepala otot yang tidak memikirkan apa-apa! Tidak peduli bagaimana kau membenarkannya, fakta bahwa kau membuat Chiho semakin berada dalam bahaya tidak akan berubah! Dasar iblis bodoh!"
"Apa katamu?"
"Apa? Mau bertarung?"
"Serius.... berisik!"
Dalam perjalanan dari Gedung Metropolitan menuju Stasiun jalur baru Keio, Maou dan Emi terus saling memaki tanpa henti, dan Suzuno yang sudah tidak tahan lagi, berteriak dengan keras,
"Kejadian itu sudah berlalu, tidak ada gunanya bertengkar. Kita yang tidak bisa membuat Farfarello dan Iron tetap berada di sini dan menyelesaikan masalahnya, sudah kalah!"
"Suzu nee-chan, jangan marah!"
Alas Ramus yang digendong oleh Suzuno, menepuk pelan kepala Suzuno, dan dengan sikap yang labil, Suzuno pun menampik tangan Alas Ramus.
Sebelum Iron dan Farfarello kembali, Alas Ramus lagi-lagi mengabaikan kehendak Emi dan melompat keluar dari punggung Emi.
".... Iron."
"Alas Ramus.... lama tak jumpa."
"Yeah."
Dari percakapan mereka, Iron memanglah eksistensi yang dekat dengan Alas Ramus.
"Iron, apa semuanya baik-baik saja?"
"Maafkan aku, aku tidak tahu. Tapi aku baik-baik saja."
"Yeah."
Hanya mengetahui hal ini saja, ekspresi Alas Ramus sudah menjadi ceria.
"Lain waktu, ayo main lagi, okay?"
"Yeah."
Pertemuan singkat dari kedua anak yang terlahir dari Sephira berakhir begitu saja.
Sampai Iron membuka 'gate' dan meninggalkan Jepang bersama dengan Farfarello, Alas Ramus terus memandangi mereka untuk mengantar kepergian mereka.
Setelah itu, Emi mulai bercekcok dengan Maou, oleh karena itulah, tugas menjaga Alas Ramus jatuh kepada Suzuno.
"Kita membiarkan Iron pulang tanpa bertanya tentang sejarahnya..... sepertinya kalau itu sudah berhubungan dengan Chiho-dono, kalian pasti lupa untuk berpikir."
".... Suzuno-san, apa kau memanggilku?"
Chiho yang berjalan di samping Suzuno dengan langkah ringan, sejak tadi terus terlihat seperti orang bermimpi.
"Aku tidak memanggilmu Chiho-dono, pokoknya, jangan lupa kalau aku akan mengomelimu ketika kita kembali nanti."
"... Baik...."
".... Serius, kenapa semua orang jadi seperti ini?"
Chiho yang merasa gembira semenjak meninggalkan Gedung Metropolitan, tidak diketahui apakah dia mendengar kata-kata Suzuno atau tidak.
"Suzu nee-chan, jangan marah!"
"Alas Ramus, bukan begitu cara mengatakannya! Aku harus tenang dan melihat situasinya dengan logis, atau orang lain tidak akan mau memikirkan apa-apa...."
Suzuno mengeluh pada Alas Ramus dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Tenang, melihat situasinya dengan logis?"
".... Benar, tapi tak akan ada gunanya, meskipun aku memberitahu Alas Ramus semua ini."
Meski tidak mengerti kata-kata Suzuno, Alas Ramus masih berupaya untuk mengulanginya, tapi dia tetap tidak tahu hal-hal yang tidak dia ketahui. Tidak hanya itu.....
"Astaga, apa itu penting? Bagaimanapun, aku sudah berhasil berbaikan dengan dewiku. Semuanya berakhir bahagia."
"Tidak adakah seseorang yang bisa membawa keseimbangan di hatiku..........?"
"Ahmm, Suzu nee-chan, jangan menakuti orang-orang."
Berdiri di atas tanah, Sariel yang merasa begitu senang, membuat kesimpulan bak sebuah serangan pamungkas, hal ini akhirnya menghancurkan batas kesabaran Suzuno, dan membuatnya berlari sambil menggendong Alas Ramus.
"Dia benar-benar kerepotan ya..."
"Menurutmu salah siapa itu?"
Menyaksikan punggung Suzuno saat dia berlari, Maou dengan egois mengucapkan hal tersebut .
"Aku tidak seharusnya bilang begini, tapi kenapa kau memberikan sihir iblismu pada Farfarello?"
"Apa? Kalau aku menyimpan sihir iblis yang bisa membuatku kembali menjadi Raja Iblis kapanpun, apa kau akan melepaskanku?"
"Itulah kenapa aku bilang kalau aku tidak seharusnya mengatakan ini!"
Jawaban santai Maou, sekali lagi membuat Emi memulai pertengkaran dengannya.
"... Huuh, jika aku ada di posisimu, aku yang berubah kembali menjadi Raja Iblis dan tiba-tiba memulai penaklukan Jepang bersama Farfarello, pasti akan memberimu alasan untuk membunuhku, mungkin hal seperti itu lebih kau sukai."
"Ma-mana mungkin aku menantikan hal-hal semacam itu terjadi?"
"Itu maksudnya aku yang memulai penaklukan Jepang? Atau menemukan alasan untuk membunuhku?"
"..... Apa kau ingin mencari-cari kesalahan bahasaku dan membuatku marah?"
"Ini balasan untukmu karena sudah tanpa henti mengomeliku secara sepihak tadi."
Maou dengan sengaja tersenyum dengan berlebihan dan memperlihatkan gigi-giginya. Sementara Emi, dia menggertakkan giginya dan mengalihkan pandangannya.
"Huuh, tapi serius, ini semua disebabkan oleh Chi-chan."
Kedua orang itu menatap ke arah Chiho yang berada di belakang mereka dan sedang terlihat bahagia.
"Setelah pernyataan terang-terangan tersebut, aku tidak akan sebodoh itu melakukan hal-hal yang bisa membuatku bertengkar denganmu. Ah, masih ada ini, akan kuberi bayaranmu sebelum aku lupa."
Sebelum Emi bisa mencerna apa yang Maou katakan dalam pikirannya, Maou membuka uang kertas kusut senilai 1000 yen di hadapan Emi, dan merusak suasana hatinya.
"Apa, kau tidak mau?"
"Memang tidak!"
"Apa?"
Emi menolak uang kertas 1000 yen itu tanpa ragu, membuat Maou hampir menaruh hormat padanya.
"Jika aku menerima uangmu, maka hubunganku denganmu benar-benar akan menjadi seperti bisnis. Kali ini, aku hanya membantumu menyelamatkan Chiho. Jangan salah paham."
"A-aku tidak berpikir sejauh itu... Ji-jika kau memang tidak mau menerimanya, aku akan menyimpannya. Tidak masalah kan?"
Dengan kurangnya rasa malu sampai-sampai sulit dibayangkan kalau sebelumnya dia sudah menjelaskan masa depan Dunia Iblis dengan tegas, Maou menyimpan kembali uang 1000 yen tersebut.
"Oh iya, hal-hal yang kita dengar melalui Idea Link Chiho tadi, kita harus merahasiakannya dari dia."
"Hah? Kenapa?"
Karena dompetnya terlalu penuh, Maou tidak bisa mengembalikan uang 1000 yen tersebut dengan mulus, dan uang tersebut telihat semakin menyedihkan.
".... Kurasa dia juga tidak ingin kita mengetahauinya, dan...."
".... Dan?"
Emi mulai tergagap, dia memicingkan matanya yang berkilau di bawah sinar matahari sore dengan tidak nyaman, lantas mengalihkan pandangannya untuk menatap ke arah Maou dan Chiho secara bergantian.
"....rasanya, aku ingin menerimanya seperti itu, meskipun menjengkelkan."
"Hah? Apa katamu?"
Emi menggumam pada dirinya sendiri, jadi suaranya segera tenggelam oleh suara kendaraan yang berlalu-lalang di Shinjuku-Nishiguchi, dan tidak dapat mencapai telinga Maou sama sekali.
".... Bukan apa-apa. Pokoknya jangan beritahu Chiho. Paham?"
"O-okay.... Meski aku benar-benar tidak mengerti..."
Meski sikap Emi kembali seperti sebelumnya, dia terlihat seperti tidak bisa melepaskan beberapa hal, Maou yang mengangguk dengan jujur meskipun tidak benar-benar mengerti.....
"Ah, benar, Chi-chan, Chi-chan."
....tiba-tiba menoleh seolah mengingat sesuatu.
".... Ya... eh, ah, ya?"
Setelah dipanggil oleh Maou, Chiho yang pikirannya melayang entah ke mana, secara refleks menegapkan tubuhnya.
"Huuh, omelannya bisa menunggu nanti, aku mau mengambil jalan memutar, apa kau mau ikut?"
"Jalan memutar?"
"Kau mau pergi ke mana?"
Di titik ini, Chiho tidak boleh berada dalam bahaya lagi. Tergantung lokasinya, Emi secara mental sudah siap untuk memaksa ikut.
"Benar, akan kuberitahu kau juga. Chi-chan, aku dengar hari ulang tahunmu sudah dekat. Kapan hari ulang tahunmu?"
Ekspresi Emi dan Chiho membeku.
"Ulang... tahun?"
"Ah, erhm.... yeah, itu di bulan September, tanggal 10 September."
Jawab Chiho dengan jujur.
"Meski aku sudah memikirkannya sebelumnya, bahkan aku, sebagai seorang Raja Iblis pun tiba-tiba memikirkan hadiah apa yang akan kuberikan. Aku tidak bisa menyiapkan apa yang Chi-chan sukai, kupikir jika sudah seperti ini, akan lebih cepat kalau aku bertanya pada orangnya langsung, dan itu pasti lebih reliabel."
Kata-kata Maou bisa dibilang terlalu jujur bahkan dalam ukuran standar kejujuran, tapi dari sudut pandang Emi, sulit membayangkan kalau seorang Raja Iblis akan memahami konsep perayaan ulang tahun seperti itu.
"Sampai sekarang aku masih tidak tahu apa yang kau sukai, tapi rasanya seleramu tidak akan sama dengan selera kecewek-cewekan Emi."
"Si-siapa yang kecewek-cewekan?"
"Itu kecewek-cewekan kan? Bahkan di usiamu, kau masih menggunakan dompet Rilakkuma."
"I-itu lebih baik daripada dompet yang kau beli di toko 100 yen. Dan pada dasarnya, usiaku yang sebenarnya hanya berbeda satu tahun dari Chiho."
"Ah~ ngomong-ngomong, kupikir kau sudah tahu kalau aku tidak bisa membeli sesuatu yang terlalu mahal, tapi, apa kau mau sesuatu yang mirip?"
Kata-kata Maou bisa dibilang terlalu blak-blakan bahkan dalam ukuran standar blak-blakan, dan ini bukan seperti saat dia sedang memastikan pesanan MgRonald.
Chiho sesaat menatap wajah Maou,
"Mungkin aku sudah menerimanya."
Dan mengatakan hal tersebut sambil tersenyum.
"Begitukah... Uh, eh? Apa aku sudah memberikan sesuatu padamu?"
"Aku sudah menerimanya kau tahu? Dan mungkin itu adalah hal yang paling penting untukku saat ini."
"Hm? A-apa itu? Hm?"
Karena Maou sama sekali tidak punya petunjuk mengenai hal itu, dia memiringkan kepalanya dan berpikir,
"Eh? Sebenarnya apa itu?"
Maou yang terlihat tidak bisa memikirkan jawabannya, menengadah dengan kurang puas, Chiho hanya memperlihatkan senyum misterius dan berjalan dengan langkah kecil.
"..... Serius... aku harus bilang kalau kalian terlalu ragu-ragu, apa mereka yang terlalu santai ya."
"Eh? Apa Emi tahu jawabannya?"
"... Aku tidak mau tahu."
"A-apa-apaan itu?"
"Heh heh heh, ini rahasia sampai kau berhasil mengetahuinya."
Chiho menekankan jari pada bibirnya, nampaknya dia memang tidak berencana memberitahukan jawabannnya.
"Ah benar juga! Seingatku Yusa-san memiliki hari ulang tahun di musim gugur juga kan?"
"Aku?"
Chiho tiba-tiba mengalihkan topiknya pada Emi, dan membuat Emi berkedip bingung.
"Benarkah?"
"Rasanya Suzuno-san pernah menyebutkan hal itu sebelumnya..."
"....."
Emi melihat ke arah Maou dengan tidak senang dan mengangguk enggan.
"Ulang tahunku memang di awal musim gugur di Benua Barat, tapi aku tidak tahu kapan itu kalau di Jepang, dan itu tidak terlalu penting."
"Eh~ ini kesempatan yang sangat langka, ayo bertukar hadiah!"
Chiho menarik lengan Emi dan mulai membayangkan berbagai rencana bahagia.
"He-hentikan,, itu merepotkan."
Menanggapi ajakan Chiho yang dipenuhi dengan semangat gadis SMA, Emi menolaknya dengan bijaksana sembari tersipu.
"Meski kita tidak melakukan ini, tapi aku punya banyak hal yang harus kuucapkan terima kasih. Dan Maou-san juga sudah banyak dibantu oleh Yusa-san, jika dia tidak membalasnya sekali-kali, dia mungkin akan benar-benar terbunuh."
"Chiho, hey...."
Emi merasa gelisah karena tidak tahu betapa seriusnya Chiho.
".... Benar juga. Kalau dipiki-pikir, aku memang berhutang banyak."
"Jangan menganggapnya serius. Dan juga, aku paling tidak ingin melihatmu berpikir seperti itu, hentikan omong kosong ini!"
Jika Maou benar-benar terpengaruh oleh hasutan Chiho, dan membelikan produk Rilakkuma untuk Emi, Emi mungkin akan mulai membenci Rilakkuma saat itu juga.
"Tapi, kau mungkin tidak mengharapkan apapun dariku, kan?"
"Tentu saja, jadi berhenti berpikir seperti itu...."
"Lalu, bagaimana kalau ini."
"Eh?"
Maou tiba-tiba memukul telapak tangannya, membuat Emi merasakan firasat buruk.
"Bukankah aku sudah mengangkatmu sebagai Jenderal Iblis tadi?"
"Kalau kau bersedia membatalkannya sebagai bentuk hadiah, aku mungkin akan mempertimbangkannya."
"Hal ini tidak bisa dilakukan di hadapan Farfarello. Jadi Emi, agar bisa menyaksikan apa yang aku lakukan, ikutlah denganku!"
Waktu terasa berhenti.
""Eh??""
Ucap Chiho dan Emi secara bersamaan dengan suara kaku.
"Kau saat ini sedang bimbang apakah harus memperlakukanku sebagai musuh seperti sebelumnya kan? Kalau begitu, kau bisa melihat secara detail apakah aku adalah musuhmu atau bukan mulai saat ini. Karena kau adalah seorang Jenderal Iblis, kau bisa membunuhku kapanpun dari belakang. Tentu saja, aku tidak berencana membiarkan diriku terbunuh semudah itu, tapi jika kau masih tidak puas dengan apa yang kulakukan setelah ini, pada saat itu juga, ayo kita bertarung dengan identitas kita sebagai Raja Iblis dan Pahlawan. Bagaimana menurutmu?"
"Bagaimana menurutku ya...."
"Ayo kita memulai sesuatu yang baru. Aku akan menggunakan tindakanku untuk membuktikan kalau aku bukanlah Raja Iblis yang kau bayangkan. Dan Chi-chan juga bilang kalau dia ingin tahu apa motifku menaklukan dunia. Aku akan memberitahumu semuanya, kalau kau masih tidak puas, maka kita bisa bertarung. Jadi...."
Maou, dengan senyum yang sangat angkuh seolah sudah memikirkan sebuah ide yang sempurna, berbicara pada Emi,
"Pahlawan Emilia, jika kau ingin menenangkan pikiranmu, maka ikutlah denganku. Aku pasti akan menunjukan padamu dunia yang baru dalam proses penaklukan dunia."
Chiho dan Emi mematung.
Sementara Sariel yang menyaksikan momen mematung ini dari sudut pandang orang luar....
"Hm, sepertinya kau memang bisa berbicara kapanpun kau mau."
.....benar-benar menaruh rasa hormat pada kata-kata Maou.
Lalu~~
"~~~Ugh!!"
"Eh? Eh? Eh?"
Wajah Emi memerah dengan cepat seperti kayu disiram bensin.
Suzuno yang sebelumnya sudah sampai di stasiun, merasa bingung karena Alas Ramus tiba-tiba menghilang dari tangannya, dan di saat yang sama, tangan Emi sudah memegang 'Evolving Holy Sword, One Wing' yang memiliki kekuatan tak tertandingi.
"H-hey, Emi? I-ini tempat umum!"
"Heavenly Fang!!"
Emi mengarahkannya pada Maou dan mengeksekusi skill pedang suci dengan serius.
Terkena serangan angin tanpa ampun, tubuh ringan Maou, tidak seperti tubuh Satan, menghantam pohon yang ada di trotoar dan jatuh di semak-semak yang ada di pinggir jalan.
"Aaapppaaaa kkkaaauuuu tttaaauuu aaapppaaa yyyaaanngg ssuuuddaahh kkkauuu kkaattaakkann?"
Bahkan Emi sendiri tidak tahu apa yang dia ucapkan, Maou malah lebih bingung lagi menanggapi situasi ini.
"Idiot!! Dasar idiot!! Sudah cukup!! Kau adalah musuhku!! Kau benar-benar musuhku!! Menjadi gelisah karenanya, aku memang benar-benar bodoh!! C-coba saja katakan sesuatu yang aneh lagi lain kali! Tidak peduli Alas Ramus ataupun Chiho, di saat itu juga, a-a-aku pasti akan memenggal kepalamu. K-kau...."
Emi berkaca-kaca, dan dengan perasaan yang bercampur aduk, dia berbicara dengan wajah merah padam.
"Dasar bodoh!!"
Lalu dengan kecepatan yang melebihi Suzuno, dia berlari tanpa ragu.
"A-apa-apaan itu?"
Maou yang berusaha bangkit dari semak-semak, menjadi sangat kaget karena dia tidak mengerti situasinya, dan kali ini, sebuah bayangan menutupi wajahnya.
"Chi Chi-chan, bantu aku.... eh?"
Chiho, dengan membelakangi matahari sore dan menghadap ke arah Maou, tidak memegang tangan Maou yang terulur, melainkan kerah bajunya.
"Chi-chan?"
"Maou-san, traktir aku kue."
"Eh?"
"Bukankah kau mau merayakan ulang tahunku? Kalau begitu, traktir aku kue, sekarang juga!!"
"Ah! Er, erhm, kenapa Chi-chan terlihat sedikit marah...?"
"Entahlah!"
"Er, erhm, Chi-chan, aku bisa berjalan sendiri, tolong lepaskan kerahku, erhm...."
Raja Iblis ditarik oleh seorang gadis SMA kembali menuju ke jalan di mana tadi mereka datang.
Ketika berpikir kalau Maou akan membeli beberapa makanan penutup khas orang barat berkualitas tinggi di toko daerah Shinjuku, Sariel yang ditinggal sendirian, menunjukan sebuah senyum kecut.
"Perasaan harmonis adalah sesuatu yang bagus. Kalau begitu, aku juga akan pergi makan malam. Pertama ayo kita kunjungi MdCafe!!"
"Apa yang terjadi...."
Maou menengadah ke arah langit sore ketika dia ditarik oleh Chiho.
Meskipun dia tidak tahu kenapa wajah Emi memerah dan kenapa Chiho marah, tapi....
"Andai dia bisa menunjukan ekspresi seperti itu dengan normal, dia pasti akan menjadi sedikit lebih manis."
Ketika Maou memikirkan Emi yang tersipu dengan matanya yang berair, dia tersenyum sendiri.
"Apa kau mengatakan sesuatu?"
"Tidak sama sekali."
Meski Maou tidak tahu alasannya, tapi dia tahu kalau dia tidak boleh terus menyalakan amarah Chiho, jadi dia menyerah untuk memikirkannya.
Dan juga, ketika Chiho menatap balik, telinganya terlihat memerah.
"Meski ini sedikit berbeda dari apa yang kubayangkan.... Sesuatu seperti mimpi memang tidak harus selalu hal-hal yang menyenangkan, dan tentunya juga sulit ditemukan."
Maou yang terus ditarik oleh Chiho, berbicara dengan lembut sambil menatap langit sore di kota Tokyo yang berwarna kemerahan.
Kisaki yang terjebak dalam mimpinya, namun berhasil menghindari restoran yang bermasalah di saat-saat terakhir.
Jika Sariel ingin hubungannya dengan Kisaki berkembang seperti yang dia harapkan, dia pasti juga akan menghadapi kesulitan di masa depan nanti.
Meskipun Alas Ramus sangat jarang bertemu dengan temannya, mereka hanya bisa menghabiskan waktu yang amat singkat bersama.
Ashiya mungkin akan menghela napas karena Maou menyerahkan sihir iblisnya, sementara Urushihara, dia selalu terlihat tidak puas.
Suzuno, Chiho, dan Emi, untuk merubah keadaan saat ini yang tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan, terus melangkah maju meskipun mereka menabrak dinding.
Dan Maou pun juga sama...
"Huuh, kurasa, hanya 3 jam latihan seharusnya tidak akan cukup untuk mengejar Kisaki-san."
Memang kursus MgRonald Barrista sangat berarti, tapi untuk memperoleh pengetahuan yang cukup untuk mengejar kemampuan Kisaki yang bercita-cita menjadi barman, maka sebuah langkah baru menuju tema yang baru juga harus diambil.
Meskipun langkah itu sangat kecil sampai-sampai dia tidak bisa merasakannya, tapi Maou dan orang-orang yang ada di sekitarnya pasti selangkah lebih dekat dengan mimpi mereka dibandingkan kemarin.
Walau Tokyo di sore hari masih sangat panas, tapi warna langit mulai menunjukan tanda-tanda musim gugur.
"Tergantung bagaimana melihatnya, warna merah ternyata tidak seburuk itu ya...."
Maou mengangkat kepalanya menatap langit dan memikirkan hal tersebut.
"Aku ingin makan kue dengan banyak stroberi di atasnya."
"Di-di musim seperti ini, stroberi itu sangat mahal kan? Erhm, le-lebih baik kita tidak memilih sesuatu yang terlalu mahal...."
Pada akhirnya, entah itu Raja Iblis, Pahlawan, iblis, malaikat, ataupun manusia, hati semua orang, tujuan mereka, dan bahkan jalan mereka menuju ke rumah, semuanya memang seperti ini, berpencar dan sedikit berbeda-beda.
---End of Chapter 3---
Lanjut ke -> Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Final Chapter
Baca Semua Volume -> Index Hataraku Maou-Sama All Volume
Translator : Zhi End Translation..
0 Komentar