[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 7 - Cerita 2 : Raja Iblis Membawa Kucing Yang Tersesat Ke Rumah -2
Kembali ke -> Hataraku Maou-Sama Volume 7 - Cerita 2 Part 1
Cerita 2 : Raja Iblis Membawa Kucing Yang Tersesat Ke Rumah.
Tiga hari telah terlewati semenjak hari itu.
Maou dan yang lainnya sudah tidak punya rencana lagi.
Meski Emi dan Chiho sudah berusaha yang terbaik bertanya pada teman-teman mereka, mereka tetap tidak mendapatkan respon yang positif.
"Aku bahkan meminta pada orang-orang di masyarakat, tapi tetap saja hasilnya tidak bagus.... apa lagi yang bisa kita lakukan..."
Sebagai upaya terakhir, Maou bahkan dengan sungguh-sungguh meminta penjual kudanya, Dullahan 2, yaitu pemilik toko sepeda Hirose, dia juga bertanya pada pelanggan reguler di MgRonald yang juga merupakan anggota masyarakat, yaitu Watanabe-san dan yang lainnya, tapi hasilnya tetap saja sama.
Jika ini terus berlanjut, mereka mungkin akan berakhir dengan menyembunyikan hal ini dari ibu pemilik kontrakan dan terus merawat Ginshari.
"Sudah biarkan aku pergi!!"
Teriakan Urushihara dari dalam lemari juga sudah mencapai batasnya.
Gejala alerginya semakin memburuk setiap hari.
Meski pada awalnya hanya bersin, tapi semenjak kemarin, dia tidak hanya menunjukan gejala batuk-batuk dan hidung tersumbat, bahkan kulitnya sekarang menjadi kasar, jika ini terus berlanjut, ini mungkin akan menjadi sangat serius.
"Meow..."
Mungkin ini hanya imajinasi Maou, tapi suara Ginshari juga terdengar semakin lesu.
Maou melihat Ginshari yang ada di dalam kotak.
Kali ini, Maou tiba-tiba merasa bahwa yang dikatakan Ashiya, yaitu meletakkan anak kucing itu kembali ke tempat asalnya, mungkin adalah keputusan yang lebih baik.
Meski sebelumnya mereka tidak tahu, tapi sebuah tempat dengan anggota keluarga yang alergi terhadap kucing, adalah tempat yang kurang bagus untuk merawat kucing.
Dengan warna bulu Ginshari yang sangat langka, jika ada orang yang benar-benar bisa merawat kucing, mereka pasti akan langsung membawanya tanpa ragu.
Namun, di sisi lain, suhu di hari itu sangatlah rendah.
Maou menemukan Ginshari di tengah malam di sebuah jalan di mana tidak ada seorangpun di sekitar, dan di mata Maou pada saat itu, anak kucing itu mengeluarkan suara yang sangat lemah, seolah-olah dia bisa mati kapan saja.
Maou juga tahu, bagi Raja para Iblis seperti dirinya, mengkhawatirkan keselamatan dari seekor kucing yang ditelantarkan, adalah hal yang sangat aneh.
Jika orang yang lewat adalah Ashiya atau Urushihara, mereka mungkin akan mengabaikannya begitu saja, dan dia juga mungkin tidak akan memarahi mereka karena hal ini.
Tapi....
"Aku memang terlalu naif.... Berpikir kalau aku melakukan hal seperti ini, aku bisa menjadi semakin dekat dengan orang itu!"
Maou menyamakan sosok Ginshari dengan dirinya yang dulu... Dia yang tidak tahu apa-apa, dibuang layaknya sepotong kain yang robek, dan hanya bisa menunggu kematian.
"Maou-sama? Apa barusan kau mengatakan sesuatu?"
Kali ini, Ashiya yang pergi ke kamar Suzuno untuk merebus air yang akan digunakan untuk menyiapkan susu untuk Ginshari, telah kembali, dan Maou menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Ashiya.
Ashiya sudah sangat terbiasa memberi susu pada Ginshari, dia mengangkat anak kucing tersebut dan membuka mulutnya...
"Baiklah, Ginshari, waktunya makan!"
Dia berbicara pada Ginshari dan mendekatkan pipet ke mulutnya.
".... Ginshari?"
"Hm, ada apa?"
Maou mendekat dengan rasa khawatir karena nada Ashiya terdengar sedikit kaget.
"Uh, dia tidak mau meminum susu karena suatu alasan... Ginshari, susu ini bisa dingin nanti, cepat minum..."
"H-hey, Ashiya!"
Maou mengamati Ashiya yang sedang meminumkan susu pada Ginshari, kemudian dia memegang bahu Ashiya saat menyadari kondisi aneh Ginshari.
"A-apa dia kedinginan?"
"B-benar... Ayo kita taruh di kotak terlebih dahulu."
Ashiya menghentikan kegiatan memberi makannya, dan menaruh kembali Ginshari ke dalam kotak kardus.
"Gin-Ginshari!!"
Namun, setelah berjalan dua atau tiga langkah dengan gemetar di dalam kotak, Ginshari pun jatuh dengan lemah.
"Meow..."
"Eh??"
Maou mengerang.
Ginshari berak dengan posisi jatuh tersebut.
Dan kotorannya hanya terdiri dari air, tidak padat seperti kemarin.
"Hey, hey, hey, hey, Ashiya!! Dia tidak terlihat baik-baik saja!!"
"A-apa ini diare? Tapi aku sudah memberinya susu yang kusesuaikan dengan suhu manusia...."
".... Yeah...."
""Wah!!""
Kali ini, Maou dan Ashiya menjadi sangat panik.
"A,a,a,a,apa yang dia muntahkan?"
"A-aku seharusnya tidak memberinya makan yang aneh-aneh."
Ginshari tidak hanya mengalami gangguan perut, dia bahkan memuntahkan sebuah objek misterius.
"A,apa yang harus kita lakukan? Aku, apa dia tidak bisa diselamatkan? Apa dia terkena flu saat aku membawanya pulang?"
Ginshari yang memperlihatkan kondisi seperti ini untuk pertama kalinya, membuat si Raja Iblis dan si Jenderal Iblis menjadi panik.
"Ah-choo!!"
""Yaah!!""
Maou dan Ashiya melompat kaget karena suara bersin tersebut.
Mereka berdua menoleh ke asal suara tersebut, dan menemukan pintu lemari geser yang sedikit terbuka.
"Urushi-Urushihara??"
"Jangan menakuti orang-orang, bodoh!!"
"....Ku bilan.." (Ku bilang)
Urushihara, yang pelafalan katanya menjadi tidak jelas karena hidung tersumbat, menyodorkan selembar kertas dengan sebuah informasi di atasnya melalui celah pintu lemari.
"Tizak ada gu'nanya 'meskipun kalia berdua panik, cepat te'mui oran yang professional."
Setelah Urishihara mengatakan hal itu, dia melempar kertas tersebut dan menutup pintu lemari dengan cepat.
Setelah Maou memungut kertas tersebut....
".... Klinik Hewan Aurora?"
Dia melihat sebuah peta rumah sakit hewan terdekat tercetak di atasnya.
"Baik, kami akan melakukan beberapa pengecekan, tolong tunggu sebentar."
Maou menyerahkan kotak yang berisi Ginshari kepada perawat yang ada di counter, dan dia duduk di bangku klinik dengan ekspresi lemah di wajahnya.
Maou memang tidak pernah memperhatikan rumah sakit hewan, tapi ketika dia melihat peta yang Urushihara berikan, dia langsung menyadari kalau ada beberapa rumah sakit hewan di dekat Kastil Iblis.
Setelah menelepon nomor dari salah satu rumah sakit tersebut dan menjelaskan kondisi Ginshari, saat pihak rumah sakit bilang kalau mereka akan segera memeriksanya, Maou dengan hati-hati langsung menaruh kotak yang berisi Ginshari di Dullahan 2, dan menuju Klinik Hewan Aurora.
Dari counter, berbagai hewan yang ada di klinik bisa terlihat.
Selain kucing, anjing, dan burung yang sudah biasa terlihat, terdapat pula Chameleon yang jarang terlihat.
Ketika menunggu di area yang memiliki dekorasi warna panas, di sana sama sekali tidak terasa seperti di rumah sakit.
Rak buku yang menyediakan bahan bacaan bagi para pengunjung terisi penuh dengan banyak majalah.
Maou mengambil sebuah majalah kucing dan membalik beberapa halaman, tapi dia tidak dapat memahami isinya sama sekali.
Meski dia terkadang mencoba mengintip ke dalam ruang konsultasi, tapi bagian dalamnya tidak bisa dilihat dari area tunggu.
Papan pengumuman, selain meminta para pemilik untuk memvaksin anjing mereka dari rabies dan mempromosikan beberapa obat, di papan tersebut juga tertempel iklan untuk produk binatang piaraan terbaru, sebuah area khusus yang tidak pernah didekati oleh Maou.
Di antara informasi itu, sebuah foto anjing menarik perhatian Maou.
"Menemukan pengadopsi yang baik....?"
Itu merupakan sebuah pemberitahuan yang menyebutkan bahwa seekor anak anjing yang terlahir di rumah salah satu karyawan rumah sakit, telah menemukan pengadopsinya.
Di foto tersebut hanya terdapat anjing berukuran besar sedang merawat beberapa anak anjing, dan di atasnya bahkan tertulis nama dari setiap anak anjing tersebut dan juga kata 'Menemukan sebuah rumah!'.
Ketika Maou memperhatikan iklan itu dengan sungguh-sungguh....
"Maou-san, silakan masuk."
Seorang pria gagah berkacamata menjulurkan kepalanya dari dalam ruang konsultasi dan menyuruh Maou masuk.
Maou langsung mendongak, dan berlari masuk ke dalam ruang konsultasi seperti ingin mendobraknya.
"Ginshari! Uh.... eh?"
Di tempat di mana pasien diletakkan, Ginshari dengan energik memakan sesuatu yang menyerupai makanan binatang peliharaan dalam suapan besar.
"Eh....?"
"Huft, seperti yang kau lihat, dia sangat bersemangat."
Meski baru memasuki ruang konsultasi tersebut kurang dari 20 menit yang lalu, Ginshari sudah bisa berdiri sendiri dengan tegak di depan mangkok makan.
Seorang pria yang memakai plat nama 'Dokter hewan : Yoshimura', meminta Maou untuk duduk.
"Silakan duduk. Meski dia terlihat baik-baik saja sekarang, tapi membawanya ke sini adalah keputusan yang sangat tepat."
"Be-begitu ya...."
Dokter hewan Yoshimura bertanya kepada Maou sambil melihat-lihat tabel riwayat medis.
"Mungkin ini sedikit kasar, tapi mengenai kucing ini, erhm....."
"Namanya Ginshari."
".... yeah, boleh aku tahu apakah Ginshari adalah kucing yang Maou-san pelihara?"
"Eh?"
"Apakah dia diberi oleh seseorang, atau kucing terlantar yang kau bawa ke rumah?"
Maou menjawab tebakan yang akurat itu dengan kaget.
"B-bagaimana kau tahu?"
Yoshimura tidak segera menjawab pertanyaan Maou, melainkan berbicara sambil melihat ke arah tabel riwayat medis.
"Menilai dari penjelasan lewat telepon tadi, nampaknya kau memberinya susu untuk kucing.... Apa kau memberinya makanan yang lain? Seperti makanan untuk kucing yang saat ini dia makan...."
"Tidak.... karena dia terlihat masih kecil."
"Inilah alasannya kenapa dia merasa tidak nyaman kali ini. Sebenarnya Ginshari sudah mencapai tahap di mana dia sebaiknya sudah tidak diberi produk susu. Kalau usianya, seharusnya sekarang sudah lebih dari 60 hari semenjak dia lahir. Biasanya, si pemilik bisa tahu bagaimana harus merawat anak kucing, tapi Maou-san terlihat tidak tahu banyak mengenai hal ini, jadi aku menyimpulkan kalau dia dipungut dari jalan...."
Bagi pecinta kucing atau seorang professional, hal ini sepertinya adalah hal yang wajar untuk diketahui.
Yoshimura terus berbicara.
"Kalau dia hanya meminum susu, dia tidak akan mendapatkan nutrisi yang cukup. Sederhananya, jika dia hanya diberi makanan berbentuk cairan, tentu saja dia akan terkena diare karena perutnya kosong."
"Be-begitu ya...."
Maou, dengan bingung terus melihat Ginshari yang memakan makanan binatang tersebut.
"Warna perak cerah seperti ini sangatlah langka, dan dari matanya yang berwarna hijau, Ginshari mungkin adalah keturunan kucing yang dikenal dengan nama 'Kucing Biru Rusia'. Kucing jenis ini sangatlah berhati-hati sebelum akrab dengan manusia. Biasanya, sebelum mencapai usia sekarang, kucing jenis ini akan terus bersama dengan orang tuanya, mungkin karena dia tiba-tiba ditelantarkan, makanya dia menumpuk banyak stress di lingkungan yang tidak dia kenali."
"Kucing.... juga bisa stress?"
Meski maou masih tidak yakin dengan situasinya, Yoshimura tetap mengatakannya dengan sangat serius,
"Jangan meremehkan stress, okay? Bahkan manusia pun bisa terkena perforasi lambung karena stress. Khususnya ketika hewan masih muda, tubuh mereka pasti lebih lemah, dan masalah bisa muncul dalam sekejap."
Setelah itu, Ginshari yang terlihat sudah puas, akhirnya meninggalkan mangkok makanan dan mulai menjilat tubuhnya.
"Asal kau tahu, bola rambut yang dia muntahkan adalah bulu yang menggumpal setelah tertelan karena proses pembersihan bulunya seperti sekarang ini."
"Bo-bola rambut?"
"Benar. Kucing yang menelan banyak bulu, mungkin akan memuntahkan bola bulu sebanyak dua atau tiga kali dalam seminggu. Bagi kucing, ini adalah fenomena yang wajar."
"....."
Maou menyadari rasa sedih dikarenakan kurangnya pengetahuan terhadap dunia kucing ini.
Karena Ginshari yang sudah selesai membersihkan bulunya, mulai berjalan mengelilingi tempat perawatan, Yoshimura pun meletakkannya kembali ke dalam kotak yang Maou bawa dengan pergerakan yang sudah terlatih.
Tapi, karena Ginshari yang menjadi sangat bersemangat setelah memakan makanannya, mulai melompat-lompat dan menggoyang kotak, Yoshimura pun terus memegang pinggiran kotak tersebut dan tidak melepaskannya.
"....Dia benar-benar anak yang bersemangat ya...."
Maou berbicara dengan lesu,
"Awalnya aku berpikir kalau Ginshari akan sedikit pulih setelah pulang ke rumah, tapi aku tidak pernah melihatnya melompat seenergik ini."
"Apa dia sudah terlihat lemah pada waktu itu?"
Menanggapi pertanyaan Yoshimura, Maou menjelaskan kejadian saat dia membawa Ginshari ke rumah.
"Aku sudah bertindak tidak bertanggung jawab, kan?"
"Apa maksudmu?"
Yoshimura menunjukan kebingungannya menanggapi kata-kata Maou.
"Uh, meski aku tidak memiliki lingkungan yang sesuai untuk merawat binatang piaraan, namun aku tetap membawanya ke rumah.... jadi aku menyebabkan hal ini terjadi, aku sudah membawanya ke rumah, namun aku membiarkannya kelaparan, bukankah ini bagaikan menaruh kereta di depan kuda....."
Ketika seseorang dibawa ke rumahnya, Maou harus melindungi nyawa orang itu dengan baik, ini adalah janji yang Maou buat pada dirinya sendiri ketika dia mengumpulkan tentara di Dunia Iblis.
Namun, dia yang telah kehilangan sihir iblisnya dan menjadi manusia, bahkan tidak bisa merawat anak kucing dengan baik.
Maou yang merasakan perasaan tidak berdaya setelah jarak lebih dari 100 tahun, diberitahu oleh Yoshimura secara langsung,
"Kau malah sangat bertanggung jawab."
Kata Yoshimura sambil melihat Ginshari yang menggigit handuk dan berguling-guling, menggoyang kotak secara terus menerus.
"Huft, meski pemilik apartemen yang kau tempati merasa tidak senang..... kau tidak hanya mencari cara untuk memberinya makan, kau bahkan membantunya menemukan pemilik baru, dan ketika kau menyadari ada sesuatu yang salah, kau langsung membawanya ke sini untuk mendapatkan perawatan. Jika Maou-san tidak membawanya ke rumah, anak ini mungkin akan mati di jalan sebelum dia diberi nama Ginshari dan dibawa ke rumah sakit kami. Maou-san tidak perlu merasa bersalah. Jika ada sesuatu yang harus dikatakan, maka pemilik sebelumnya yang sudah menelantarkan Ginshari lah orang yang paling tidak bertanggung jawab."
Meski ini sedikit menyedihkan, tapi jawaban teguh Yoshimura memberikan Maou perasaan seperti sudah diselamatkan.
Seorang Raja Iblis diberi semangat oleh seorang dokter hewan, dia benar-benar tak berdaya sekarang.
".... Tapi pada akhirnya, aku tidak bisa menemukan orang yang bisa merawatnya dengan baik...."
Dengan semuanya yang sudah menjadi seperti ini, Maou tidak bisa lagi mengabaikan Ginshari.
Tapi, meskipun sudah menggunakan koneksi Maou yang luas, dia tetap tidak bisa menemukan majikan baru untuk Ginshari.
Kata Yoshimura setelah berpikir beberapa saat,
"Maou-san, apa kau sudah melihat papan pengumuman yang ada di ruang tunggu?"
"Eh? Apa maksudmu vaksinasi anjing..... ah!"
Maou ingat kalau di papan pengumuman yang ada di ruang tunggu, selain berbagai macam pemberitahuan, di sana juga ada informasi yang menyebutkan kalau seekor anak anjing telah menemukan seorang pemilik di suatu tempat.
"Meski kami tidak dapat menjamin bisa menemukan seorang majikan secepatnya, tapi apa kau ingin mencoba mencari seorang majikan di ruang tunggu kami? Kucing seperti Ginshari dengan kondisi yang sehat dan bulu yang cantik seperti ini sangatlah jarang. Kupikir di antara para pengunjung yang datang ke rumah sakit kami, mungkin ada seseorang yang mau mengadopsinya. Karena Ginshari tidak bisa terus berada di rumah sakit kami, aku juga masih harus merepotkan Maou-san untuk terus merawatnya selama beberapa waktu, tapi aku janji, ketika ada calon majikan yang muncul, aku pasti akan memperkenalkan orang yang bisa dipercaya padamu."
"Meow!"
Sebelum Maou bisa mengangguk menanggapi saran menakjubkan Yoshimura, Ginshari sudah menjawabnya dengan suara yang energik.
"Jadi kalau seperti ini, bagaimanapun juga, dia sudah tidak bisa dianggap anak kecil lagi."
Karena Ginshari terus membuat keributan di dalam kotak, Maou harus menghabiskan banyak tenaga untuk membawanya kembali ke Kastil Iblis.
Setelah Ashiya mendengar hasil diagnosa dari Maou, dia mengatakan hal ini dengan penuh perasaan,
"Kucing nampaknya bisa menjadi kucing dewasa hanya dalam waktu satu tahun. Dalam perjalanan pulang, dia terus saja bertingkah nakal di dalam kotak."
Ginshari yang tidak bisa diletakkan kembali ke dalam kotak setelah pulang ke rumah, terus berjalan bolak balik dengan sangat bersemangat di atas tatami.
"Lalu....."
Setelah melihat benda yang dibawa oleh Maou bersama dengan Ginshari, Ashiya memperlihatkan sebuah ekspresi yang rumit.
"Nampaknya sekarang kita membutuhkan benda-benda ini."
Mendapat saran dari Klinik Hewan Aurora, selain suplemen gula untuk susu dan piring untuk meletakkan makanan padat, tempat kotoran kucing dan buku panduan untuk merawat anak kucing juga diletakkan di sebelah kotak yang berisi Ginshari.
"Sebenarnya ini tidak semahal kelihatannya, termasuk biaya konsultasi, semuanya hanya butuh biaya sekitar 7000 yen."
Mendengar kata 7000 yen, ekspresi Ashiya pun membeku seketika.
"Meow! Meow!"
Kali ini, Ginshari yang sudah sepenuhnya memulihkan energinya, mendekati kaki Ashiya dan berputar-putar di kakinya membentuk pola angka 8 dengan langkah yang stabil, dan ketika mata Ashiya bertemu dengan mata Ginshari yang berair dan bening saat terkadang dia berhenti untuk melihat majikannya....
"Huft, ini, ya mau bagaimana lagi."
Kata Ashiya dengan hati yang lembut.
"Pu-shu..... meow."
"Huff, huff, yeah, ah, erhm, berapa banyak makanan yang harus kuberikan dalam satu kali makan...."
Ashiya merasa tertusuk oleh bulu Ginshari saat bulu Ginshari menembus celananya dan mengerang dengan aneh. Ashiya memelankan langkahnya agar tidak menginjak Ginshari secara tidak sengaja,
Namun, Ginshari terus mengikuti Ashiya, tidak mau meninggalkannya.
Maou yang tanpa sadar tersenyum melihat adegan ini, mulai menggeledah tas belanjaannya seperti tiba-tiba mengingat sesuatu.
"Dan juga, ini adalah masker berkualitas tinggi yang kubeli dari hypermart. Urushihara, pakai ini, dan maklumilah semua ini sedikit lebih lama."
"Tidaaaak mungkiiiiiinn!"
"Meow! Meow! Meow!"
Teriakan tragis dari si fallen angel terdengar dari dalam lemari, seolah-olah ingin menggoda Urushihara, Ginshari meninggalkan Ashiya dan mengeong di depan lemari.
Melihat Ginshari ingin menggunakan cakarnya untuk mencakar pintu lemari, Maou pun dengan cepat langsung mengangkatnya.
"Serius, berisik sekali...."
Suzuno mengernyitkan dahinya di kamar sebelah, tapi dari kegembiraan yang ada di dalam suaranya, nampaknya diam-diam dia juga lega mengetahui Ginshari ternyata baik-baik saja.
Setelah itu, waktu pun kembali terlewati.
Ginshari sudah memulihkan semangat yang seharusnya dimiliki oleh anak kucing, dia juga sudah terbiasa dengan para penghuni Kastil Iblis, dia menyebabkan banyak kekacauan bagi para iblis yang dulunya berencana menguasai dunia.
Tapi, mereka adalah Raja Iblis dan salah satu dari Empat Raja yang dikenal sebagai Chisho.
(T/N : Chisho, merujuk pada istilah kuno untuk jenderal yang memiliki intelegnsi dan kemampuan tinggi untuk memimpin sebuah pasukan dalam perang)
Mereka tidak lagi membuat kesalahan dalam jumlah makanan Ginshari, dan mereka juga bisa dengan mudah menghentikan Ginshari agar tidak memukul perabot apapun karena dia terlalu banyak bermain.
Terutama keahlian yang perlu dicatat saat Ginshari ingin pergi ke toilet dan meletakkannya di atas tempat kotoran kucing, hal itu sudah mencapai level seorang professioal.
Agar Ginshari bisa hidup dengan nyaman di dalam kotak, para iblis itu secara berkala akan mengganti handuk yang ada di dalam, dan saat ini, bahkan susu kucing darurat yang mereka beli pun hampir habis.
Karena Ginshari sangat menyukai tongkat mainan kucing yang Maou beli di toko 100 yen, sekarang, meski Maou tidak menggoyang-goyangkannya, Ginshari tetap akan menggigit mainan itu sendiri untuk bermain.
".... Melihat mereka seperti ini, apa benar tidak apa-apa ketika nanti ada pengadopsinya?"
"Entahlah, jangan tanya aku."
"Dia benar-benar manis."
"Ah choo!"
Melihat dua iblis sedang bermain dengan seekor anak kucing berwarna perak, Emi, Suzuno, dan Chiho menyuarakan pemikiran mereka masing-masing, sementara Urushihara hanya bersin seperti biasanya.
Ketika hampir mencapai dua minggu setelah Maou membawa Ginshari....
".... Ugh!"
Telepon Maou menerima sebuah panggilan dari Klinik Hewan Aurora.
Karena sudah menjadi kebiasaan rutin untuk menggunakan waktu di sore hari bermain dengan Ginshari, entah kenapa Maou merasa sedikit was was.
"Maou-san, ini Yoshimura. Aku menemukan seseorang yang mau mengadopsi Ginshari...."
"Begitu ya..."
"Meow? Meow! Meow!"
Menyadari kalau Maou sudah tidak berkonsentrasi bermain dengannya, Ginshari pun mulai menaiki tubuh Maou, bermaksud untuk mendapatkan perhatiannya.
Maou membiarkan Ginshari menggunakan cakarnya untuk mencengkram kulit Maou sekaligus lengan bajunya, dan terus berbicara pada Yoshimura.
Dan Ashiya juga terlihat mempersiapkan diri, menyaksikan Maou dan Ginshari seperti ini.
Sementara Urushihara, dia hanya menahan napasnya di dalam lemari, dan bersin dengan pelan.
"...."
Setelah Maou selesai berbicara, dia tidak melupakan tujuan awalnya, dia membiarkan Ginshari turun dari pundaknya saat anak kucing itu mulai menaiki kepalanya, dan berbicara,
"Mereka menemukan seseorang yang mau mengadopsinya."
"..... Begitu ya...."
"Nampaknya pengadopsinya adalah orang yang bisa dipercaya. Dan pengalaman mereka dalam memelihara kucing juga sangat mengagumkan. Katanya, kucing yang orang itu rawat sebelumnya hidup lebih lama daripada perkiraan umur rata-ratanya."
".... Kandidat yang sangat bagus ya."
".... Yeah."
Meskipun ini adalah kabar yang pantas disambut gembira, tapi nada Maou dan Ashiya terdengar suram.
"Kalian berdua pasti merasa murung."
Kata Urushihara di dalam lemari.
"Dokter Yoshimura mengatur pertemuan kita dengan orang itu besok. Tentu saja dia juga bilang kalau tidak masalah meski kita menolaknya...."
"Kupikir kita tidak bisa melakukan itu. Lagipula, kucing ini tidak seharusnya tinggal di sini."
Karena pada awalnya Maou dan yang lainnya tidak bisa merawat Ginshari sampai akhir di Kastil Iblis, mereka pun mulai mencari seseorang untuk mengadopsinya.
Karena orang yang sangat ideal muncul, mereka tidak punya alasan untuk menolaknya.
Maou mengangkat Ginshari yang akhirnya menaiki kepala Raja Iblis, mendekatkan anak kucing itu ke wajahnya dan mengatakan,
"Ini luar biasa Ginshari. Akhirnya ada seseorang yang bersedia mengadopsimu."
Ginshari menatap ekspresi majikan sementaranya yang tidak bisa dijelaskan dan menguap dengan polos.
"Meow... Uh!"
".... Hey, jangan memuntahkan bola rambut di saat seperti ini!"
Ginshari memuntahkan bola rambut di depan Maou dan mulai bergumul dengan menggoyangkan keempat kakinya, sebuah atmosfer di mana kesedihan tidak bisa dirasakan.
"Ah, benar, Emi dan Chi-chan juga banyak merawat Ginshari, jadi kita harus memberitahu mereka. Dengan begini, mulai besok sampai seterusnya, mereka tidak perlu lagi khawatir kalau Ginshari akan kita makan."
Kedalaman perasaan yang Maou dan Ashiya beri pada Ginshari, sudah mencapai tahap di mana hal itu tidak bisa ditarik kembali.
"Meow meow, akan pergi ke dokter?"
Alas Ramus melihat Maou dari tempat duduk anak-anak yang ada di kuda kebanggan Raja Iblis, Dullahan 2.
"Kita akan bertemu pemiliknya yang baru."
Maou, mendorong sepedanya, mengangguk dan mengatakan hal tersebut.
Ginshari, berada di dalam kotak yang diletakkan di depan, terlihat lebih diam daripada biasanya dikarenakan rasa gugup yang dia rasakan dari jarangnya pergi keluar.
Setelah Maou memberitahu Emi kalau Ginshari akan diserahkan kepada pemiliknya yang baru, untuk alasan yang tidak diketahui, Emi pun muncul bersama dengan Alas Ramus.
Setelah memastikan kalau rumah sakitnya berada di dekat Villa Rosa Sasazuka....
"Ini kesempatan yang langka, ajak dia bersamamu."
Sangat jarang, Emi menyerahkan Alas Ramus kepada Maou.
".... Apa dia terkena flu kucing?"
Meski Maou merasa terkejut karena saran yang sebenarnya sama sekali tidak cocok dengan gaya Emi, Emi, yang akhir-akhir ini terlihat kekurangan motivasi, berbicara dengan santai,
"Aku dengar dari Rika. Saat perjalanan pulang setelah menyerahkan kepengasuhan binatang peliharaan pada orang lain, pasti akan ada perasaan sepi yang tidak biasa. Jadi, kenapa kau tidak mengajak Alas Ramus makan? Hari ini masih panas, kau harus berhati-hati terhadap dehidrasi, dan pastikan dia tidak terkena flu karena pendingin udara."
"... Ketika aku mendengarmu mengatakan hal itu, aku hanya merasa kalau itu sangat aneh."
Meski Maou merasa tidak senang karena keenganannya berpisah dengan Ginshari bisa terlihat dengan jelas, ditambah fakta bahwa dia baru saja menerima kebaikan musuhnya....
"Ya ampun. Jangan-jangan kau ingin salah satu dari kami melihat keadaan putus asamu setelah berpisah dengan Ginshari?"
Tapi ketika diejek seperti itu, Maou hanya bisa menutup mulutnya dengan patuh.
"Sebenarnya, meski kau pergi sendiri, aku juga tidak keberatan. Alas Ramus, papa sepertinya tidak mau pergi denganmu, ya mau bagaimana lagi...."
"Aah, serius ini!?? Aku berangkat!"
Maou mengabaikan Emi yang bertingkah seperti orang jahat, dan di bawah pengawasan Ashiya, yang juga enggan berpisah dengan Ginshari, Suzuno dan Chiho, Maou pun berangkat menuju Klinik Hewan Aurora.
"Meow meow~~ meow meow~~"
Alas Ramus melambaikan tangannya dan menyanyikan sebuah nada aneh yang tidak memiliki ritme yang tetap.
Maou tersenyum kecut melihat hal itu, dan memperhatikan kotak yang menahan Ginshari, mencegah agar Alas Ramus tidak memukul kotak tersebut karena terlalu bersemangat. Kemudian, si ayah dan si anak, sekaligus si kucing perlahan sampai di Klinik Hewan Aurora.
Ketika Maou menghentikan sepedanya, pertama-tama dia mengangkat Alas Ramus dari tempat duduknya dan menurunkannya, setelah menyuruh Alas Ramus agar bersikap baik, Maou pun mengambil kotak yang berisi Ginshari, yang mana terikat pada keranjang belanja.
Untuk alasan yang tidak diketahui, Alas Ramus mulai berjalan di samping Maou sambil menggunakan kedua tangannya untuk menutupi mulutnya.
"Alas Ramus, kenapa kau menutup mulutmu?"
Tanya Maou dengan penasaran,
"Bersikap baik, shhh~"
Begitulah Alas Ramus, 'bersikap baik' artinya sama dengan 'diam'.
Melihat anak kecil yang menganggapnya sebagai ayah menafsirkan maksudnya seperti ini, Maou tanpa sadar tersenyum, dan, Maou yang merasa sedikit tenang, membuka pintu Klinik Hewan Aurora.
"Ah, Maou-san, aku sudah menunggumu.... Eh? Gadis kecil ini.....?"
Dokter hewan Yoshimura, yang sebelumnya sudah menunggu di ruang tunggu, merasa terkejut ketika melihat Alas Ramus yang berada di samping Maou.
"Uh, bagaimana mengatakannya ya, dia ini adalah putriku."
"Be-begitu ya."
"Guk guk!"
Setelah melihat anjing keramik di pintu masuk ruang tunggu, mata Alas Ramus pun berbinar dan segera melepaskan mode 'diam'nya.
"Hey, Alas Ramus, shhh~ okay?"
"Shh~~ Guk guk juga harus shh~~"
Meski si anjing keramik itu hanya digunakan untuk menggantung tanda 'BUKA' dan tidak membuat suara apapun, Alas Ramus tetap dengan serius meletakkan jari telunjuk di depan mulutnya.
"Lalu, mengenai orang yang ingin mengadopsi Ginshari...."
"Baiklah, akan kuperkenalkan padamu. Ini adalah...."
Ketika melihat orang yang berdiri dari bangku di dalam ruang tunggu karena dipanggil oleh dokter hewan Yoshimura, Maou pun membuka matanya lebar karena kaget.
"Eh? Hirose-san?"
"Eh? Kalian berdua sudah saling kenal?"
Saat Yoshimura mendengar kata-kata Maou, dia juga merasa terkejut.
Orang yang berdiri di sana adalah pemilik toko sepeda Hirose.
Karena Maou telah ditolak saat dia mencari Hirose untuk membicarakan tentang Ginshari, ketika dia tahu kalau pengadopsinya adalah Hirose, Maou merasa kesulitan untuk menyembunyikan keterkejutannya.
"Aku merasa sedikit malu, Maou, karena sebelumnya sudah menolakmu dengan dingin."
Kata Hirose dengan sebuah senyum kecut.
"Apa kau sudah dengar dari dokter Yoshimura kalau aku pernah memelihara kucing sebelumnya?"
"Kudengar kucing itu memiliki umur yang panjang..."
"Yeah, kalau begitu, soal poin di mana dia 'memiliki umur yang panjang', seharusnya aku tidak perlu menjelaskannya lagi. Dia sudah meninggal dua tahun yang lalu."
"Tapi kurasa Luna milik Hirose-san sudah hidup dengan sangat bahagia."
Kata Yoshimura dengan hangat seolah sedang mengenang masa lalu.
"Nama kucing itu Luna?"
"Benar sekali."
Hirose dengan kepala dingin, berbicara dengan malu-malu.
"Aku mulai merawatnya sebelum aku menikah, singkatnya, usia kucing itu oleh tua dari usia anak pertamaku. Setelah dia meninggal, seluruh keluarga kami merasa sedih untuk waktu yang sangat lama, karena itulah, pada awalnya aku tidak ingin memelihara kucing lain selain Luna. Inilah alasan kenapa aku menolakmu dulu.... erhm, boleh aku buka kotaknya?"
Setelah mendapat persetujuan Maou, Hirose membuka kotak yang berada di tangan Maou.
"Meow?"
Setelah itu, Ginshari menjulurkan kepalanya keluar tanpa ragu.
"Aku sangat terkejut saat aku melihat fotonya, anak ini terlihat sangat mirip dengan Luna. Luna juga merupakan kucing Biru Rusia, bulunya sangat cerah, mungkin dia memang bukan ras murni, meski begitu, dia masih sangat cantik. Tepat ketika aku kebetulan datang untuk mengunjungi dokter Yoshimura karena peringatan kematian Luna akan segera tiba, mataku langsung tertarik dengan pemberitahuan itu, dan aku merasa seperti tidak bisa meninggalkan kucing itu sendiri.... Apa kau sudah memberinya nama?"
"Namanya Ginshari."
"Ginshari...."
Meskipun Hirose sesaat tidak bisa berkata-kata, dia tetap saja tersenyum.
"Apa kau bersedia membiarkannya tinggal di rumahku? Tentu saja, aku tidak akan memperlakukannya sebagai pengganti Luna, melainkan sebagai anggota keluarga baru. Erhm, meski aku tidak tahu apakah anak-anak nanti bisa menerima nama 'Ginshari', tapi aku akan mencoba mencari cara untuk meyakinkan mereka."
"Selama kalian semua bisa merawatnya, kalian bisa memberinya nama apapun sesuka kalian."
Setelah Maou menjawab dengan sebuah senyum, dia menyerahkan kotak yang berisi Ginshari pada Hirose.
"Bolehkah sesekali aku datang dan melihatnya?"
"Tentu saja!"
"Meow."
Sepertinya, Ginshari juga tidak memiliki pendapat khusus tentang pemilik barunya.
"Apa, jadi dia adalah orang yang tinggal di dekat sini?"
"Yeah, dan dia adalah orang yang kukenal."
Emi mendengarkan laporan Maou dengan ekspresi tidak tertarik.
"Guk guk, guk guk!"
Alas Ramus saat ini sedang memegang boneka anak anjing yang terbuat dari keramik, dan Emi pun mendesah setelah mengetahui kalau Maou memanjakan anak itu.
"Huft, sayang sekali. Awalnya aku berpikir kalau kau akan menjadi seperti saat Alas Ramus menghilang, menangis saat dalam perjalanan pulang, dan merasa putus asa karena depresi."
"..... Kau, serius ini."
Nada mengejek Emi yang terdengar seperti prihatin, membuat Maou merasa sangat tidak nyaman.
"Hirose-san, apa itu Hirose-san yang menjalankan bisnis toko sepeda di jalan perbelanjaan itu?"
Seperti yang diharapkan dari warga setempat, nampaknya Chiho juga tahu di mana toko Hirose berada.
"Bukankah itu luar biasa? Tempat itu sangat dekat kan? Dengan begini, Ginshari dan Maou-san tidak akan kesepian lagi."
Kalimat Chiho yang sembrono, membuat Maou merasa semakin buruk.
"A-aku tidak akan merasa kesepian sejak awal. Setelah ini, aku masih harus mengirimkan beberapa barang ke rumah Hirose-san, jadi aku masih belum akan merasakan perpisahan."
Maou, yang merasa seolah perasaannya diketahui karena kata-kata polos Chiho, sebenarnya memang harus mengantarkan beberapa barang yang diperlukan untuk merawat Ginshari ke rumah Hirose.
Pertama mereka berencana menggunakan peralatan yang biasa digunakan oleh anak kucing itu, kemudian perlahan membiarkan dia terbiasa dengan gaya hidup keluarga Hirose.
Maou mengemasi beberapa barang yang berhubungan dengan Ginshari ke dalam sebuah tas, tapi ketika dia melihat tongkat mainan kucing dengan bekas gigi di atasnya, Maou merasa seolah-olah hatinya sedang ditusuk-tusuk.
"Hey, Emi."
"Ada apa?"
".... Terima kasih sudah membawa Alas Ramus ke sini."
"...."
'Apa, jadi kau memang merasa kesepian', Emi hampir mengatakan hal tersebut, tapi karena Maou segera mengalihkan pandangannya, Emi pun kehilangan kesempatan untuk membuka mulutnya.
".... Huft. Sepertinya, dari pada tiba-tiba menciptakan motivasi, ini lebih seperti kehilangan sensasi ketegangan."
Itu merupakan salah satu dari sekian banyak desahan yang Ashiya lakukan malam ini.
Dibandingkan dengan Maou, mungkin, Ashiya lah yang lebih terlihat lesu.
Karena Ashiya dan Maou bergiliran membagi tugas memberi makan Ginshari, mereka berdua sementara ini tidak bisa menghilangkan kebiasaan memeriksa jam dan melihat ke arah pojok kamar di mana kotak Ginshari dulunya diletakkan.
Maou, yang selalu bermain dengan Ginshari setelah pulang bekerja beberapa hari belakangan ini, berbaring di atas tatami karena dia tiba-tiba merasa bebas.
Sementara untuk Urushihara....
"...."
Dia tidak kunjung keluar dari dalam lemari.
"Hey, bukankah ini sudah saatnya untukmu keluar, Ginshari sudah tidak ada lagi di sini. Di dalam pasti sangat panas kan?"
"...."
Dengan panggilan Maou, Urushihara membuka pintu lemari tersebut dan menjulurkan separuh kepalanya keluar.
"Menakutkan! Apa kau ini Zashiki Warashi?"
"... Ah, ini memang tidak bagus."
Urushihara mengabaikan Maou dan langsung menutup pintu lemari.
"Ashiya, besok pun tidak masalah, tolong gunakan penghisap debu untuk bersih-bersih."
"... Kenapa aku harus bersih-bersih karena perintahmu?"
Jawab Ashiya dengan wajah tanpa perasaan.
"Bau dan bulu Ginshari masih ada di sekitar sini. Jadi rasanya hidungku gatal lagi! Aku mohon padamu, besok pagi, gunakan penghisap debu..... ah, ah, ah....."
Urushihara tiba-tiba berhenti bicara dan mulai menghasilkan suara napas yang aneh.
Kemudian....
"Ah choo....!"
Mengeluarkan bersin yang berlebihan.
"Hal ini ternyata sulit juga untukmu...."
Berbeda dengan Urushihara, Maou yang tidak merasakan apapun yang berkaitan dengan Ginshari, berbicara dengan penuh perasaan.
"Tapi.... di kamar ini, pernah ada kucing di sini."
"Benar sekali..... tapi Maou-sama, dengan begini, orang lain pasti akan berpikir kalau Ginshari sudah mati. Kita harus berdoa supaya dia bisa tumbuh dengan sehat di rumah Hirose-san."
"... Itu benar."
Ketika Maou mengangguk, sebuah suara marah terdengar dari dalam lemari.
"Jangan mulai mengenang masa lalu karena bersinku! Ah... ah choo!"
Bersin Urushihara mengguncang dinding lemari, dan suara ini membuat Suzuno yang berada di kamar sebelah, mengernyit.
"Berdoa supaya dia tumbuh dengan sehat ya...."
"Maou-sama?"
"... Ugh, aku hanya merasa kalau ini bahkan tidak bisa disebut lelucon."
"Hm?"
".... Tidak apa-apa, ayo tidur. Hey, Urushihara! Cepat buka pintunya, aku ingin mengambil selimut handuk."
"Wah! T-tunggu, biar ku pakai masker dulu.... bukankah aku sudah memintamu untuk menunggu? Ah, ah chooo!"
Meski Suzuno merasa terganggu dengan perselisihan Kastil Iblis yang kekanakan, tapi mengenai poin berdoa supaya anak kucing itu bisa tumbuh dengan sehat, dia juga memiliki pendapat yang sama dengan mereka.
".... Raja Iblis, sudah menyelamatkan satu nyawa ya...."
Meskipun langit di atas bumi tidak memiliki dewa yang dapat dimintai pertolongan, Suzuno tetap berpikir sembari melihat langit tanpa awan yang tidak memiliki ujung.
"Jika kebaikan ini bisa membawa secercah harapan pada Raja Iblis, siapa yang akan membantunya dan dengan cara apa..."
Perasaan para iblis, perasaan manusia, malam musim panas pun mengabaikan semua peraaan ini, dan mulai menggelap di bawah panas dari musim panas dan kebisingan kota.
Maou dan yang lainnya sudah tidak punya rencana lagi.
Meski Emi dan Chiho sudah berusaha yang terbaik bertanya pada teman-teman mereka, mereka tetap tidak mendapatkan respon yang positif.
"Aku bahkan meminta pada orang-orang di masyarakat, tapi tetap saja hasilnya tidak bagus.... apa lagi yang bisa kita lakukan..."
Sebagai upaya terakhir, Maou bahkan dengan sungguh-sungguh meminta penjual kudanya, Dullahan 2, yaitu pemilik toko sepeda Hirose, dia juga bertanya pada pelanggan reguler di MgRonald yang juga merupakan anggota masyarakat, yaitu Watanabe-san dan yang lainnya, tapi hasilnya tetap saja sama.
Jika ini terus berlanjut, mereka mungkin akan berakhir dengan menyembunyikan hal ini dari ibu pemilik kontrakan dan terus merawat Ginshari.
"Sudah biarkan aku pergi!!"
Teriakan Urushihara dari dalam lemari juga sudah mencapai batasnya.
Gejala alerginya semakin memburuk setiap hari.
Meski pada awalnya hanya bersin, tapi semenjak kemarin, dia tidak hanya menunjukan gejala batuk-batuk dan hidung tersumbat, bahkan kulitnya sekarang menjadi kasar, jika ini terus berlanjut, ini mungkin akan menjadi sangat serius.
"Meow..."
Mungkin ini hanya imajinasi Maou, tapi suara Ginshari juga terdengar semakin lesu.
Maou melihat Ginshari yang ada di dalam kotak.
Kali ini, Maou tiba-tiba merasa bahwa yang dikatakan Ashiya, yaitu meletakkan anak kucing itu kembali ke tempat asalnya, mungkin adalah keputusan yang lebih baik.
Meski sebelumnya mereka tidak tahu, tapi sebuah tempat dengan anggota keluarga yang alergi terhadap kucing, adalah tempat yang kurang bagus untuk merawat kucing.
Dengan warna bulu Ginshari yang sangat langka, jika ada orang yang benar-benar bisa merawat kucing, mereka pasti akan langsung membawanya tanpa ragu.
Namun, di sisi lain, suhu di hari itu sangatlah rendah.
Maou menemukan Ginshari di tengah malam di sebuah jalan di mana tidak ada seorangpun di sekitar, dan di mata Maou pada saat itu, anak kucing itu mengeluarkan suara yang sangat lemah, seolah-olah dia bisa mati kapan saja.
Maou juga tahu, bagi Raja para Iblis seperti dirinya, mengkhawatirkan keselamatan dari seekor kucing yang ditelantarkan, adalah hal yang sangat aneh.
Jika orang yang lewat adalah Ashiya atau Urushihara, mereka mungkin akan mengabaikannya begitu saja, dan dia juga mungkin tidak akan memarahi mereka karena hal ini.
Tapi....
"Aku memang terlalu naif.... Berpikir kalau aku melakukan hal seperti ini, aku bisa menjadi semakin dekat dengan orang itu!"
Maou menyamakan sosok Ginshari dengan dirinya yang dulu... Dia yang tidak tahu apa-apa, dibuang layaknya sepotong kain yang robek, dan hanya bisa menunggu kematian.
"Maou-sama? Apa barusan kau mengatakan sesuatu?"
Kali ini, Ashiya yang pergi ke kamar Suzuno untuk merebus air yang akan digunakan untuk menyiapkan susu untuk Ginshari, telah kembali, dan Maou menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Ashiya.
Ashiya sudah sangat terbiasa memberi susu pada Ginshari, dia mengangkat anak kucing tersebut dan membuka mulutnya...
"Baiklah, Ginshari, waktunya makan!"
Dia berbicara pada Ginshari dan mendekatkan pipet ke mulutnya.
".... Ginshari?"
"Hm, ada apa?"
Maou mendekat dengan rasa khawatir karena nada Ashiya terdengar sedikit kaget.
"Uh, dia tidak mau meminum susu karena suatu alasan... Ginshari, susu ini bisa dingin nanti, cepat minum..."
"H-hey, Ashiya!"
Maou mengamati Ashiya yang sedang meminumkan susu pada Ginshari, kemudian dia memegang bahu Ashiya saat menyadari kondisi aneh Ginshari.
"A-apa dia kedinginan?"
"B-benar... Ayo kita taruh di kotak terlebih dahulu."
Ashiya menghentikan kegiatan memberi makannya, dan menaruh kembali Ginshari ke dalam kotak kardus.
"Gin-Ginshari!!"
Namun, setelah berjalan dua atau tiga langkah dengan gemetar di dalam kotak, Ginshari pun jatuh dengan lemah.
"Meow..."
"Eh??"
Maou mengerang.
Ginshari berak dengan posisi jatuh tersebut.
Dan kotorannya hanya terdiri dari air, tidak padat seperti kemarin.
"Hey, hey, hey, hey, Ashiya!! Dia tidak terlihat baik-baik saja!!"
"A-apa ini diare? Tapi aku sudah memberinya susu yang kusesuaikan dengan suhu manusia...."
".... Yeah...."
""Wah!!""
Kali ini, Maou dan Ashiya menjadi sangat panik.
"A,a,a,a,apa yang dia muntahkan?"
"A-aku seharusnya tidak memberinya makan yang aneh-aneh."
Ginshari tidak hanya mengalami gangguan perut, dia bahkan memuntahkan sebuah objek misterius.
"A,apa yang harus kita lakukan? Aku, apa dia tidak bisa diselamatkan? Apa dia terkena flu saat aku membawanya pulang?"
Ginshari yang memperlihatkan kondisi seperti ini untuk pertama kalinya, membuat si Raja Iblis dan si Jenderal Iblis menjadi panik.
"Ah-choo!!"
""Yaah!!""
Maou dan Ashiya melompat kaget karena suara bersin tersebut.
Mereka berdua menoleh ke asal suara tersebut, dan menemukan pintu lemari geser yang sedikit terbuka.
"Urushi-Urushihara??"
"Jangan menakuti orang-orang, bodoh!!"
"....Ku bilan.." (Ku bilang)
Urushihara, yang pelafalan katanya menjadi tidak jelas karena hidung tersumbat, menyodorkan selembar kertas dengan sebuah informasi di atasnya melalui celah pintu lemari.
"Tizak ada gu'nanya 'meskipun kalia berdua panik, cepat te'mui oran yang professional."
Setelah Urishihara mengatakan hal itu, dia melempar kertas tersebut dan menutup pintu lemari dengan cepat.
Setelah Maou memungut kertas tersebut....
".... Klinik Hewan Aurora?"
Dia melihat sebuah peta rumah sakit hewan terdekat tercetak di atasnya.
XxxxX
"Baik, kami akan melakukan beberapa pengecekan, tolong tunggu sebentar."
Maou menyerahkan kotak yang berisi Ginshari kepada perawat yang ada di counter, dan dia duduk di bangku klinik dengan ekspresi lemah di wajahnya.
Maou memang tidak pernah memperhatikan rumah sakit hewan, tapi ketika dia melihat peta yang Urushihara berikan, dia langsung menyadari kalau ada beberapa rumah sakit hewan di dekat Kastil Iblis.
Setelah menelepon nomor dari salah satu rumah sakit tersebut dan menjelaskan kondisi Ginshari, saat pihak rumah sakit bilang kalau mereka akan segera memeriksanya, Maou dengan hati-hati langsung menaruh kotak yang berisi Ginshari di Dullahan 2, dan menuju Klinik Hewan Aurora.
Dari counter, berbagai hewan yang ada di klinik bisa terlihat.
Selain kucing, anjing, dan burung yang sudah biasa terlihat, terdapat pula Chameleon yang jarang terlihat.
Ketika menunggu di area yang memiliki dekorasi warna panas, di sana sama sekali tidak terasa seperti di rumah sakit.
Rak buku yang menyediakan bahan bacaan bagi para pengunjung terisi penuh dengan banyak majalah.
Maou mengambil sebuah majalah kucing dan membalik beberapa halaman, tapi dia tidak dapat memahami isinya sama sekali.
Meski dia terkadang mencoba mengintip ke dalam ruang konsultasi, tapi bagian dalamnya tidak bisa dilihat dari area tunggu.
Papan pengumuman, selain meminta para pemilik untuk memvaksin anjing mereka dari rabies dan mempromosikan beberapa obat, di papan tersebut juga tertempel iklan untuk produk binatang piaraan terbaru, sebuah area khusus yang tidak pernah didekati oleh Maou.
Di antara informasi itu, sebuah foto anjing menarik perhatian Maou.
"Menemukan pengadopsi yang baik....?"
Itu merupakan sebuah pemberitahuan yang menyebutkan bahwa seekor anak anjing yang terlahir di rumah salah satu karyawan rumah sakit, telah menemukan pengadopsinya.
Di foto tersebut hanya terdapat anjing berukuran besar sedang merawat beberapa anak anjing, dan di atasnya bahkan tertulis nama dari setiap anak anjing tersebut dan juga kata 'Menemukan sebuah rumah!'.
Ketika Maou memperhatikan iklan itu dengan sungguh-sungguh....
"Maou-san, silakan masuk."
Seorang pria gagah berkacamata menjulurkan kepalanya dari dalam ruang konsultasi dan menyuruh Maou masuk.
Maou langsung mendongak, dan berlari masuk ke dalam ruang konsultasi seperti ingin mendobraknya.
"Ginshari! Uh.... eh?"
Di tempat di mana pasien diletakkan, Ginshari dengan energik memakan sesuatu yang menyerupai makanan binatang peliharaan dalam suapan besar.
"Eh....?"
"Huft, seperti yang kau lihat, dia sangat bersemangat."
Meski baru memasuki ruang konsultasi tersebut kurang dari 20 menit yang lalu, Ginshari sudah bisa berdiri sendiri dengan tegak di depan mangkok makan.
Seorang pria yang memakai plat nama 'Dokter hewan : Yoshimura', meminta Maou untuk duduk.
"Silakan duduk. Meski dia terlihat baik-baik saja sekarang, tapi membawanya ke sini adalah keputusan yang sangat tepat."
"Be-begitu ya...."
Dokter hewan Yoshimura bertanya kepada Maou sambil melihat-lihat tabel riwayat medis.
"Mungkin ini sedikit kasar, tapi mengenai kucing ini, erhm....."
"Namanya Ginshari."
".... yeah, boleh aku tahu apakah Ginshari adalah kucing yang Maou-san pelihara?"
"Eh?"
"Apakah dia diberi oleh seseorang, atau kucing terlantar yang kau bawa ke rumah?"
Maou menjawab tebakan yang akurat itu dengan kaget.
"B-bagaimana kau tahu?"
Yoshimura tidak segera menjawab pertanyaan Maou, melainkan berbicara sambil melihat ke arah tabel riwayat medis.
"Menilai dari penjelasan lewat telepon tadi, nampaknya kau memberinya susu untuk kucing.... Apa kau memberinya makanan yang lain? Seperti makanan untuk kucing yang saat ini dia makan...."
"Tidak.... karena dia terlihat masih kecil."
"Inilah alasannya kenapa dia merasa tidak nyaman kali ini. Sebenarnya Ginshari sudah mencapai tahap di mana dia sebaiknya sudah tidak diberi produk susu. Kalau usianya, seharusnya sekarang sudah lebih dari 60 hari semenjak dia lahir. Biasanya, si pemilik bisa tahu bagaimana harus merawat anak kucing, tapi Maou-san terlihat tidak tahu banyak mengenai hal ini, jadi aku menyimpulkan kalau dia dipungut dari jalan...."
Bagi pecinta kucing atau seorang professional, hal ini sepertinya adalah hal yang wajar untuk diketahui.
Yoshimura terus berbicara.
"Kalau dia hanya meminum susu, dia tidak akan mendapatkan nutrisi yang cukup. Sederhananya, jika dia hanya diberi makanan berbentuk cairan, tentu saja dia akan terkena diare karena perutnya kosong."
"Be-begitu ya...."
Maou, dengan bingung terus melihat Ginshari yang memakan makanan binatang tersebut.
"Warna perak cerah seperti ini sangatlah langka, dan dari matanya yang berwarna hijau, Ginshari mungkin adalah keturunan kucing yang dikenal dengan nama 'Kucing Biru Rusia'. Kucing jenis ini sangatlah berhati-hati sebelum akrab dengan manusia. Biasanya, sebelum mencapai usia sekarang, kucing jenis ini akan terus bersama dengan orang tuanya, mungkin karena dia tiba-tiba ditelantarkan, makanya dia menumpuk banyak stress di lingkungan yang tidak dia kenali."
"Kucing.... juga bisa stress?"
Meski maou masih tidak yakin dengan situasinya, Yoshimura tetap mengatakannya dengan sangat serius,
"Jangan meremehkan stress, okay? Bahkan manusia pun bisa terkena perforasi lambung karena stress. Khususnya ketika hewan masih muda, tubuh mereka pasti lebih lemah, dan masalah bisa muncul dalam sekejap."
Setelah itu, Ginshari yang terlihat sudah puas, akhirnya meninggalkan mangkok makanan dan mulai menjilat tubuhnya.
"Asal kau tahu, bola rambut yang dia muntahkan adalah bulu yang menggumpal setelah tertelan karena proses pembersihan bulunya seperti sekarang ini."
"Bo-bola rambut?"
"Benar. Kucing yang menelan banyak bulu, mungkin akan memuntahkan bola bulu sebanyak dua atau tiga kali dalam seminggu. Bagi kucing, ini adalah fenomena yang wajar."
"....."
Maou menyadari rasa sedih dikarenakan kurangnya pengetahuan terhadap dunia kucing ini.
Karena Ginshari yang sudah selesai membersihkan bulunya, mulai berjalan mengelilingi tempat perawatan, Yoshimura pun meletakkannya kembali ke dalam kotak yang Maou bawa dengan pergerakan yang sudah terlatih.
Tapi, karena Ginshari yang menjadi sangat bersemangat setelah memakan makanannya, mulai melompat-lompat dan menggoyang kotak, Yoshimura pun terus memegang pinggiran kotak tersebut dan tidak melepaskannya.
"....Dia benar-benar anak yang bersemangat ya...."
Maou berbicara dengan lesu,
"Awalnya aku berpikir kalau Ginshari akan sedikit pulih setelah pulang ke rumah, tapi aku tidak pernah melihatnya melompat seenergik ini."
"Apa dia sudah terlihat lemah pada waktu itu?"
Menanggapi pertanyaan Yoshimura, Maou menjelaskan kejadian saat dia membawa Ginshari ke rumah.
"Aku sudah bertindak tidak bertanggung jawab, kan?"
"Apa maksudmu?"
Yoshimura menunjukan kebingungannya menanggapi kata-kata Maou.
"Uh, meski aku tidak memiliki lingkungan yang sesuai untuk merawat binatang piaraan, namun aku tetap membawanya ke rumah.... jadi aku menyebabkan hal ini terjadi, aku sudah membawanya ke rumah, namun aku membiarkannya kelaparan, bukankah ini bagaikan menaruh kereta di depan kuda....."
Ketika seseorang dibawa ke rumahnya, Maou harus melindungi nyawa orang itu dengan baik, ini adalah janji yang Maou buat pada dirinya sendiri ketika dia mengumpulkan tentara di Dunia Iblis.
Namun, dia yang telah kehilangan sihir iblisnya dan menjadi manusia, bahkan tidak bisa merawat anak kucing dengan baik.
Maou yang merasakan perasaan tidak berdaya setelah jarak lebih dari 100 tahun, diberitahu oleh Yoshimura secara langsung,
"Kau malah sangat bertanggung jawab."
Kata Yoshimura sambil melihat Ginshari yang menggigit handuk dan berguling-guling, menggoyang kotak secara terus menerus.
"Huft, meski pemilik apartemen yang kau tempati merasa tidak senang..... kau tidak hanya mencari cara untuk memberinya makan, kau bahkan membantunya menemukan pemilik baru, dan ketika kau menyadari ada sesuatu yang salah, kau langsung membawanya ke sini untuk mendapatkan perawatan. Jika Maou-san tidak membawanya ke rumah, anak ini mungkin akan mati di jalan sebelum dia diberi nama Ginshari dan dibawa ke rumah sakit kami. Maou-san tidak perlu merasa bersalah. Jika ada sesuatu yang harus dikatakan, maka pemilik sebelumnya yang sudah menelantarkan Ginshari lah orang yang paling tidak bertanggung jawab."
Meski ini sedikit menyedihkan, tapi jawaban teguh Yoshimura memberikan Maou perasaan seperti sudah diselamatkan.
Seorang Raja Iblis diberi semangat oleh seorang dokter hewan, dia benar-benar tak berdaya sekarang.
".... Tapi pada akhirnya, aku tidak bisa menemukan orang yang bisa merawatnya dengan baik...."
Dengan semuanya yang sudah menjadi seperti ini, Maou tidak bisa lagi mengabaikan Ginshari.
Tapi, meskipun sudah menggunakan koneksi Maou yang luas, dia tetap tidak bisa menemukan majikan baru untuk Ginshari.
Kata Yoshimura setelah berpikir beberapa saat,
"Maou-san, apa kau sudah melihat papan pengumuman yang ada di ruang tunggu?"
"Eh? Apa maksudmu vaksinasi anjing..... ah!"
Maou ingat kalau di papan pengumuman yang ada di ruang tunggu, selain berbagai macam pemberitahuan, di sana juga ada informasi yang menyebutkan kalau seekor anak anjing telah menemukan seorang pemilik di suatu tempat.
"Meski kami tidak dapat menjamin bisa menemukan seorang majikan secepatnya, tapi apa kau ingin mencoba mencari seorang majikan di ruang tunggu kami? Kucing seperti Ginshari dengan kondisi yang sehat dan bulu yang cantik seperti ini sangatlah jarang. Kupikir di antara para pengunjung yang datang ke rumah sakit kami, mungkin ada seseorang yang mau mengadopsinya. Karena Ginshari tidak bisa terus berada di rumah sakit kami, aku juga masih harus merepotkan Maou-san untuk terus merawatnya selama beberapa waktu, tapi aku janji, ketika ada calon majikan yang muncul, aku pasti akan memperkenalkan orang yang bisa dipercaya padamu."
"Meow!"
Sebelum Maou bisa mengangguk menanggapi saran menakjubkan Yoshimura, Ginshari sudah menjawabnya dengan suara yang energik.
"Jadi kalau seperti ini, bagaimanapun juga, dia sudah tidak bisa dianggap anak kecil lagi."
Karena Ginshari terus membuat keributan di dalam kotak, Maou harus menghabiskan banyak tenaga untuk membawanya kembali ke Kastil Iblis.
Setelah Ashiya mendengar hasil diagnosa dari Maou, dia mengatakan hal ini dengan penuh perasaan,
"Kucing nampaknya bisa menjadi kucing dewasa hanya dalam waktu satu tahun. Dalam perjalanan pulang, dia terus saja bertingkah nakal di dalam kotak."
Ginshari yang tidak bisa diletakkan kembali ke dalam kotak setelah pulang ke rumah, terus berjalan bolak balik dengan sangat bersemangat di atas tatami.
"Lalu....."
Setelah melihat benda yang dibawa oleh Maou bersama dengan Ginshari, Ashiya memperlihatkan sebuah ekspresi yang rumit.
"Nampaknya sekarang kita membutuhkan benda-benda ini."
Mendapat saran dari Klinik Hewan Aurora, selain suplemen gula untuk susu dan piring untuk meletakkan makanan padat, tempat kotoran kucing dan buku panduan untuk merawat anak kucing juga diletakkan di sebelah kotak yang berisi Ginshari.
"Sebenarnya ini tidak semahal kelihatannya, termasuk biaya konsultasi, semuanya hanya butuh biaya sekitar 7000 yen."
Mendengar kata 7000 yen, ekspresi Ashiya pun membeku seketika.
"Meow! Meow!"
Kali ini, Ginshari yang sudah sepenuhnya memulihkan energinya, mendekati kaki Ashiya dan berputar-putar di kakinya membentuk pola angka 8 dengan langkah yang stabil, dan ketika mata Ashiya bertemu dengan mata Ginshari yang berair dan bening saat terkadang dia berhenti untuk melihat majikannya....
"Huft, ini, ya mau bagaimana lagi."
Kata Ashiya dengan hati yang lembut.
"Pu-shu..... meow."
"Huff, huff, yeah, ah, erhm, berapa banyak makanan yang harus kuberikan dalam satu kali makan...."
Ashiya merasa tertusuk oleh bulu Ginshari saat bulu Ginshari menembus celananya dan mengerang dengan aneh. Ashiya memelankan langkahnya agar tidak menginjak Ginshari secara tidak sengaja,
Namun, Ginshari terus mengikuti Ashiya, tidak mau meninggalkannya.
Maou yang tanpa sadar tersenyum melihat adegan ini, mulai menggeledah tas belanjaannya seperti tiba-tiba mengingat sesuatu.
"Dan juga, ini adalah masker berkualitas tinggi yang kubeli dari hypermart. Urushihara, pakai ini, dan maklumilah semua ini sedikit lebih lama."
"Tidaaaak mungkiiiiiinn!"
"Meow! Meow! Meow!"
Teriakan tragis dari si fallen angel terdengar dari dalam lemari, seolah-olah ingin menggoda Urushihara, Ginshari meninggalkan Ashiya dan mengeong di depan lemari.
Melihat Ginshari ingin menggunakan cakarnya untuk mencakar pintu lemari, Maou pun dengan cepat langsung mengangkatnya.
"Serius, berisik sekali...."
Suzuno mengernyitkan dahinya di kamar sebelah, tapi dari kegembiraan yang ada di dalam suaranya, nampaknya diam-diam dia juga lega mengetahui Ginshari ternyata baik-baik saja.
Setelah itu, waktu pun kembali terlewati.
Ginshari sudah memulihkan semangat yang seharusnya dimiliki oleh anak kucing, dia juga sudah terbiasa dengan para penghuni Kastil Iblis, dia menyebabkan banyak kekacauan bagi para iblis yang dulunya berencana menguasai dunia.
Tapi, mereka adalah Raja Iblis dan salah satu dari Empat Raja yang dikenal sebagai Chisho.
(T/N : Chisho, merujuk pada istilah kuno untuk jenderal yang memiliki intelegnsi dan kemampuan tinggi untuk memimpin sebuah pasukan dalam perang)
Mereka tidak lagi membuat kesalahan dalam jumlah makanan Ginshari, dan mereka juga bisa dengan mudah menghentikan Ginshari agar tidak memukul perabot apapun karena dia terlalu banyak bermain.
Terutama keahlian yang perlu dicatat saat Ginshari ingin pergi ke toilet dan meletakkannya di atas tempat kotoran kucing, hal itu sudah mencapai level seorang professioal.
Agar Ginshari bisa hidup dengan nyaman di dalam kotak, para iblis itu secara berkala akan mengganti handuk yang ada di dalam, dan saat ini, bahkan susu kucing darurat yang mereka beli pun hampir habis.
Karena Ginshari sangat menyukai tongkat mainan kucing yang Maou beli di toko 100 yen, sekarang, meski Maou tidak menggoyang-goyangkannya, Ginshari tetap akan menggigit mainan itu sendiri untuk bermain.
".... Melihat mereka seperti ini, apa benar tidak apa-apa ketika nanti ada pengadopsinya?"
"Entahlah, jangan tanya aku."
"Dia benar-benar manis."
"Ah choo!"
Melihat dua iblis sedang bermain dengan seekor anak kucing berwarna perak, Emi, Suzuno, dan Chiho menyuarakan pemikiran mereka masing-masing, sementara Urushihara hanya bersin seperti biasanya.
Ketika hampir mencapai dua minggu setelah Maou membawa Ginshari....
".... Ugh!"
Telepon Maou menerima sebuah panggilan dari Klinik Hewan Aurora.
Karena sudah menjadi kebiasaan rutin untuk menggunakan waktu di sore hari bermain dengan Ginshari, entah kenapa Maou merasa sedikit was was.
"Maou-san, ini Yoshimura. Aku menemukan seseorang yang mau mengadopsi Ginshari...."
"Begitu ya..."
"Meow? Meow! Meow!"
Menyadari kalau Maou sudah tidak berkonsentrasi bermain dengannya, Ginshari pun mulai menaiki tubuh Maou, bermaksud untuk mendapatkan perhatiannya.
Maou membiarkan Ginshari menggunakan cakarnya untuk mencengkram kulit Maou sekaligus lengan bajunya, dan terus berbicara pada Yoshimura.
Dan Ashiya juga terlihat mempersiapkan diri, menyaksikan Maou dan Ginshari seperti ini.
Sementara Urushihara, dia hanya menahan napasnya di dalam lemari, dan bersin dengan pelan.
"...."
Setelah Maou selesai berbicara, dia tidak melupakan tujuan awalnya, dia membiarkan Ginshari turun dari pundaknya saat anak kucing itu mulai menaiki kepalanya, dan berbicara,
"Mereka menemukan seseorang yang mau mengadopsinya."
"..... Begitu ya...."
"Nampaknya pengadopsinya adalah orang yang bisa dipercaya. Dan pengalaman mereka dalam memelihara kucing juga sangat mengagumkan. Katanya, kucing yang orang itu rawat sebelumnya hidup lebih lama daripada perkiraan umur rata-ratanya."
".... Kandidat yang sangat bagus ya."
".... Yeah."
Meskipun ini adalah kabar yang pantas disambut gembira, tapi nada Maou dan Ashiya terdengar suram.
"Kalian berdua pasti merasa murung."
Kata Urushihara di dalam lemari.
"Dokter Yoshimura mengatur pertemuan kita dengan orang itu besok. Tentu saja dia juga bilang kalau tidak masalah meski kita menolaknya...."
"Kupikir kita tidak bisa melakukan itu. Lagipula, kucing ini tidak seharusnya tinggal di sini."
Karena pada awalnya Maou dan yang lainnya tidak bisa merawat Ginshari sampai akhir di Kastil Iblis, mereka pun mulai mencari seseorang untuk mengadopsinya.
Karena orang yang sangat ideal muncul, mereka tidak punya alasan untuk menolaknya.
Maou mengangkat Ginshari yang akhirnya menaiki kepala Raja Iblis, mendekatkan anak kucing itu ke wajahnya dan mengatakan,
"Ini luar biasa Ginshari. Akhirnya ada seseorang yang bersedia mengadopsimu."
Ginshari menatap ekspresi majikan sementaranya yang tidak bisa dijelaskan dan menguap dengan polos.
"Meow... Uh!"
".... Hey, jangan memuntahkan bola rambut di saat seperti ini!"
Ginshari memuntahkan bola rambut di depan Maou dan mulai bergumul dengan menggoyangkan keempat kakinya, sebuah atmosfer di mana kesedihan tidak bisa dirasakan.
"Ah, benar, Emi dan Chi-chan juga banyak merawat Ginshari, jadi kita harus memberitahu mereka. Dengan begini, mulai besok sampai seterusnya, mereka tidak perlu lagi khawatir kalau Ginshari akan kita makan."
Kedalaman perasaan yang Maou dan Ashiya beri pada Ginshari, sudah mencapai tahap di mana hal itu tidak bisa ditarik kembali.
"Meow meow, akan pergi ke dokter?"
Alas Ramus melihat Maou dari tempat duduk anak-anak yang ada di kuda kebanggan Raja Iblis, Dullahan 2.
"Kita akan bertemu pemiliknya yang baru."
Maou, mendorong sepedanya, mengangguk dan mengatakan hal tersebut.
Ginshari, berada di dalam kotak yang diletakkan di depan, terlihat lebih diam daripada biasanya dikarenakan rasa gugup yang dia rasakan dari jarangnya pergi keluar.
Setelah Maou memberitahu Emi kalau Ginshari akan diserahkan kepada pemiliknya yang baru, untuk alasan yang tidak diketahui, Emi pun muncul bersama dengan Alas Ramus.
Setelah memastikan kalau rumah sakitnya berada di dekat Villa Rosa Sasazuka....
"Ini kesempatan yang langka, ajak dia bersamamu."
Sangat jarang, Emi menyerahkan Alas Ramus kepada Maou.
".... Apa dia terkena flu kucing?"
Meski Maou merasa terkejut karena saran yang sebenarnya sama sekali tidak cocok dengan gaya Emi, Emi, yang akhir-akhir ini terlihat kekurangan motivasi, berbicara dengan santai,
"Aku dengar dari Rika. Saat perjalanan pulang setelah menyerahkan kepengasuhan binatang peliharaan pada orang lain, pasti akan ada perasaan sepi yang tidak biasa. Jadi, kenapa kau tidak mengajak Alas Ramus makan? Hari ini masih panas, kau harus berhati-hati terhadap dehidrasi, dan pastikan dia tidak terkena flu karena pendingin udara."
"... Ketika aku mendengarmu mengatakan hal itu, aku hanya merasa kalau itu sangat aneh."
Meski Maou merasa tidak senang karena keenganannya berpisah dengan Ginshari bisa terlihat dengan jelas, ditambah fakta bahwa dia baru saja menerima kebaikan musuhnya....
"Ya ampun. Jangan-jangan kau ingin salah satu dari kami melihat keadaan putus asamu setelah berpisah dengan Ginshari?"
Tapi ketika diejek seperti itu, Maou hanya bisa menutup mulutnya dengan patuh.
"Sebenarnya, meski kau pergi sendiri, aku juga tidak keberatan. Alas Ramus, papa sepertinya tidak mau pergi denganmu, ya mau bagaimana lagi...."
"Aah, serius ini!?? Aku berangkat!"
Maou mengabaikan Emi yang bertingkah seperti orang jahat, dan di bawah pengawasan Ashiya, yang juga enggan berpisah dengan Ginshari, Suzuno dan Chiho, Maou pun berangkat menuju Klinik Hewan Aurora.
"Meow meow~~ meow meow~~"
Alas Ramus melambaikan tangannya dan menyanyikan sebuah nada aneh yang tidak memiliki ritme yang tetap.
Maou tersenyum kecut melihat hal itu, dan memperhatikan kotak yang menahan Ginshari, mencegah agar Alas Ramus tidak memukul kotak tersebut karena terlalu bersemangat. Kemudian, si ayah dan si anak, sekaligus si kucing perlahan sampai di Klinik Hewan Aurora.
Ketika Maou menghentikan sepedanya, pertama-tama dia mengangkat Alas Ramus dari tempat duduknya dan menurunkannya, setelah menyuruh Alas Ramus agar bersikap baik, Maou pun mengambil kotak yang berisi Ginshari, yang mana terikat pada keranjang belanja.
Untuk alasan yang tidak diketahui, Alas Ramus mulai berjalan di samping Maou sambil menggunakan kedua tangannya untuk menutupi mulutnya.
"Alas Ramus, kenapa kau menutup mulutmu?"
Tanya Maou dengan penasaran,
"Bersikap baik, shhh~"
Begitulah Alas Ramus, 'bersikap baik' artinya sama dengan 'diam'.
Melihat anak kecil yang menganggapnya sebagai ayah menafsirkan maksudnya seperti ini, Maou tanpa sadar tersenyum, dan, Maou yang merasa sedikit tenang, membuka pintu Klinik Hewan Aurora.
"Ah, Maou-san, aku sudah menunggumu.... Eh? Gadis kecil ini.....?"
Dokter hewan Yoshimura, yang sebelumnya sudah menunggu di ruang tunggu, merasa terkejut ketika melihat Alas Ramus yang berada di samping Maou.
"Uh, bagaimana mengatakannya ya, dia ini adalah putriku."
"Be-begitu ya."
"Guk guk!"
Setelah melihat anjing keramik di pintu masuk ruang tunggu, mata Alas Ramus pun berbinar dan segera melepaskan mode 'diam'nya.
"Hey, Alas Ramus, shhh~ okay?"
"Shh~~ Guk guk juga harus shh~~"
Meski si anjing keramik itu hanya digunakan untuk menggantung tanda 'BUKA' dan tidak membuat suara apapun, Alas Ramus tetap dengan serius meletakkan jari telunjuk di depan mulutnya.
"Lalu, mengenai orang yang ingin mengadopsi Ginshari...."
"Baiklah, akan kuperkenalkan padamu. Ini adalah...."
Ketika melihat orang yang berdiri dari bangku di dalam ruang tunggu karena dipanggil oleh dokter hewan Yoshimura, Maou pun membuka matanya lebar karena kaget.
"Eh? Hirose-san?"
"Eh? Kalian berdua sudah saling kenal?"
Saat Yoshimura mendengar kata-kata Maou, dia juga merasa terkejut.
Orang yang berdiri di sana adalah pemilik toko sepeda Hirose.
Karena Maou telah ditolak saat dia mencari Hirose untuk membicarakan tentang Ginshari, ketika dia tahu kalau pengadopsinya adalah Hirose, Maou merasa kesulitan untuk menyembunyikan keterkejutannya.
"Aku merasa sedikit malu, Maou, karena sebelumnya sudah menolakmu dengan dingin."
Kata Hirose dengan sebuah senyum kecut.
"Apa kau sudah dengar dari dokter Yoshimura kalau aku pernah memelihara kucing sebelumnya?"
"Kudengar kucing itu memiliki umur yang panjang..."
"Yeah, kalau begitu, soal poin di mana dia 'memiliki umur yang panjang', seharusnya aku tidak perlu menjelaskannya lagi. Dia sudah meninggal dua tahun yang lalu."
"Tapi kurasa Luna milik Hirose-san sudah hidup dengan sangat bahagia."
Kata Yoshimura dengan hangat seolah sedang mengenang masa lalu.
"Nama kucing itu Luna?"
"Benar sekali."
Hirose dengan kepala dingin, berbicara dengan malu-malu.
"Aku mulai merawatnya sebelum aku menikah, singkatnya, usia kucing itu oleh tua dari usia anak pertamaku. Setelah dia meninggal, seluruh keluarga kami merasa sedih untuk waktu yang sangat lama, karena itulah, pada awalnya aku tidak ingin memelihara kucing lain selain Luna. Inilah alasan kenapa aku menolakmu dulu.... erhm, boleh aku buka kotaknya?"
Setelah mendapat persetujuan Maou, Hirose membuka kotak yang berada di tangan Maou.
"Meow?"
Setelah itu, Ginshari menjulurkan kepalanya keluar tanpa ragu.
"Aku sangat terkejut saat aku melihat fotonya, anak ini terlihat sangat mirip dengan Luna. Luna juga merupakan kucing Biru Rusia, bulunya sangat cerah, mungkin dia memang bukan ras murni, meski begitu, dia masih sangat cantik. Tepat ketika aku kebetulan datang untuk mengunjungi dokter Yoshimura karena peringatan kematian Luna akan segera tiba, mataku langsung tertarik dengan pemberitahuan itu, dan aku merasa seperti tidak bisa meninggalkan kucing itu sendiri.... Apa kau sudah memberinya nama?"
"Namanya Ginshari."
"Ginshari...."
Meskipun Hirose sesaat tidak bisa berkata-kata, dia tetap saja tersenyum.
"Apa kau bersedia membiarkannya tinggal di rumahku? Tentu saja, aku tidak akan memperlakukannya sebagai pengganti Luna, melainkan sebagai anggota keluarga baru. Erhm, meski aku tidak tahu apakah anak-anak nanti bisa menerima nama 'Ginshari', tapi aku akan mencoba mencari cara untuk meyakinkan mereka."
"Selama kalian semua bisa merawatnya, kalian bisa memberinya nama apapun sesuka kalian."
Setelah Maou menjawab dengan sebuah senyum, dia menyerahkan kotak yang berisi Ginshari pada Hirose.
"Bolehkah sesekali aku datang dan melihatnya?"
"Tentu saja!"
"Meow."
Sepertinya, Ginshari juga tidak memiliki pendapat khusus tentang pemilik barunya.
XxxxX
"Apa, jadi dia adalah orang yang tinggal di dekat sini?"
"Yeah, dan dia adalah orang yang kukenal."
Emi mendengarkan laporan Maou dengan ekspresi tidak tertarik.
"Guk guk, guk guk!"
Alas Ramus saat ini sedang memegang boneka anak anjing yang terbuat dari keramik, dan Emi pun mendesah setelah mengetahui kalau Maou memanjakan anak itu.
"Huft, sayang sekali. Awalnya aku berpikir kalau kau akan menjadi seperti saat Alas Ramus menghilang, menangis saat dalam perjalanan pulang, dan merasa putus asa karena depresi."
"..... Kau, serius ini."
Nada mengejek Emi yang terdengar seperti prihatin, membuat Maou merasa sangat tidak nyaman.
"Hirose-san, apa itu Hirose-san yang menjalankan bisnis toko sepeda di jalan perbelanjaan itu?"
Seperti yang diharapkan dari warga setempat, nampaknya Chiho juga tahu di mana toko Hirose berada.
"Bukankah itu luar biasa? Tempat itu sangat dekat kan? Dengan begini, Ginshari dan Maou-san tidak akan kesepian lagi."
Kalimat Chiho yang sembrono, membuat Maou merasa semakin buruk.
"A-aku tidak akan merasa kesepian sejak awal. Setelah ini, aku masih harus mengirimkan beberapa barang ke rumah Hirose-san, jadi aku masih belum akan merasakan perpisahan."
Maou, yang merasa seolah perasaannya diketahui karena kata-kata polos Chiho, sebenarnya memang harus mengantarkan beberapa barang yang diperlukan untuk merawat Ginshari ke rumah Hirose.
Pertama mereka berencana menggunakan peralatan yang biasa digunakan oleh anak kucing itu, kemudian perlahan membiarkan dia terbiasa dengan gaya hidup keluarga Hirose.
Maou mengemasi beberapa barang yang berhubungan dengan Ginshari ke dalam sebuah tas, tapi ketika dia melihat tongkat mainan kucing dengan bekas gigi di atasnya, Maou merasa seolah-olah hatinya sedang ditusuk-tusuk.
"Hey, Emi."
"Ada apa?"
".... Terima kasih sudah membawa Alas Ramus ke sini."
"...."
'Apa, jadi kau memang merasa kesepian', Emi hampir mengatakan hal tersebut, tapi karena Maou segera mengalihkan pandangannya, Emi pun kehilangan kesempatan untuk membuka mulutnya.
".... Huft. Sepertinya, dari pada tiba-tiba menciptakan motivasi, ini lebih seperti kehilangan sensasi ketegangan."
Itu merupakan salah satu dari sekian banyak desahan yang Ashiya lakukan malam ini.
Dibandingkan dengan Maou, mungkin, Ashiya lah yang lebih terlihat lesu.
Karena Ashiya dan Maou bergiliran membagi tugas memberi makan Ginshari, mereka berdua sementara ini tidak bisa menghilangkan kebiasaan memeriksa jam dan melihat ke arah pojok kamar di mana kotak Ginshari dulunya diletakkan.
Maou, yang selalu bermain dengan Ginshari setelah pulang bekerja beberapa hari belakangan ini, berbaring di atas tatami karena dia tiba-tiba merasa bebas.
Sementara untuk Urushihara....
"...."
Dia tidak kunjung keluar dari dalam lemari.
"Hey, bukankah ini sudah saatnya untukmu keluar, Ginshari sudah tidak ada lagi di sini. Di dalam pasti sangat panas kan?"
"...."
Dengan panggilan Maou, Urushihara membuka pintu lemari tersebut dan menjulurkan separuh kepalanya keluar.
"Menakutkan! Apa kau ini Zashiki Warashi?"
"... Ah, ini memang tidak bagus."
Urushihara mengabaikan Maou dan langsung menutup pintu lemari.
"Ashiya, besok pun tidak masalah, tolong gunakan penghisap debu untuk bersih-bersih."
"... Kenapa aku harus bersih-bersih karena perintahmu?"
Jawab Ashiya dengan wajah tanpa perasaan.
"Bau dan bulu Ginshari masih ada di sekitar sini. Jadi rasanya hidungku gatal lagi! Aku mohon padamu, besok pagi, gunakan penghisap debu..... ah, ah, ah....."
Urushihara tiba-tiba berhenti bicara dan mulai menghasilkan suara napas yang aneh.
Kemudian....
"Ah choo....!"
Mengeluarkan bersin yang berlebihan.
"Hal ini ternyata sulit juga untukmu...."
Berbeda dengan Urushihara, Maou yang tidak merasakan apapun yang berkaitan dengan Ginshari, berbicara dengan penuh perasaan.
"Tapi.... di kamar ini, pernah ada kucing di sini."
"Benar sekali..... tapi Maou-sama, dengan begini, orang lain pasti akan berpikir kalau Ginshari sudah mati. Kita harus berdoa supaya dia bisa tumbuh dengan sehat di rumah Hirose-san."
"... Itu benar."
Ketika Maou mengangguk, sebuah suara marah terdengar dari dalam lemari.
"Jangan mulai mengenang masa lalu karena bersinku! Ah... ah choo!"
Bersin Urushihara mengguncang dinding lemari, dan suara ini membuat Suzuno yang berada di kamar sebelah, mengernyit.
"Berdoa supaya dia tumbuh dengan sehat ya...."
"Maou-sama?"
"... Ugh, aku hanya merasa kalau ini bahkan tidak bisa disebut lelucon."
"Hm?"
".... Tidak apa-apa, ayo tidur. Hey, Urushihara! Cepat buka pintunya, aku ingin mengambil selimut handuk."
"Wah! T-tunggu, biar ku pakai masker dulu.... bukankah aku sudah memintamu untuk menunggu? Ah, ah chooo!"
Meski Suzuno merasa terganggu dengan perselisihan Kastil Iblis yang kekanakan, tapi mengenai poin berdoa supaya anak kucing itu bisa tumbuh dengan sehat, dia juga memiliki pendapat yang sama dengan mereka.
".... Raja Iblis, sudah menyelamatkan satu nyawa ya...."
Meskipun langit di atas bumi tidak memiliki dewa yang dapat dimintai pertolongan, Suzuno tetap berpikir sembari melihat langit tanpa awan yang tidak memiliki ujung.
"Jika kebaikan ini bisa membawa secercah harapan pada Raja Iblis, siapa yang akan membantunya dan dengan cara apa..."
Perasaan para iblis, perasaan manusia, malam musim panas pun mengabaikan semua peraaan ini, dan mulai menggelap di bawah panas dari musim panas dan kebisingan kota.
---End---
Lanjut ke -> Hataraku Maou-Sama Volume 7 - Cerita 3 Part 1
Baca Semua Volume -> Index Hataraku Maou-Sama All Volume
Translator : Zhi End Translation...
0 Komentar