Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 8 - Chapter 3 (Part 1) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 8 - Chapter 3 : Raja Iblis, Terlambat Datang -1


Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 8 - Chapter 3 Bahasa Indonesia



Chapter 3 : Raja Iblis, Terlambat Datang.

Ashiya menemui situasi tanpa harapan.

Suzuki Rika mempertahankan posisi duduk tegaknya, tatapannya saat menatap dari sisi lain kotatsu, sangatlah tajam setajam pinggiran pedang suci.

Tidak, meski Ashiya tidak pernah beradu kekuatan dengan pedang suci Emi sebelumnya, tapi mungkin pedang suci yang bisa ditangkis dengan kekuatannya, bahkan lebih mudah untuk Ashiya hadapi.

"Ashiya-san, kenapa kau diam saja dari tadi?"

"Uh... itu...."

Ashiya, duduk dengan rapi meski tidak diminta dan tergagap ketika berbicara, benar-benar tidak cocok dengan nama panggilannya, yaitu Chisho.

Di Kastil Iblis hanya ada Ashiya dan Rika. Di dalam kamar, hanya tepi jendela dan tatami yang menghadap ke halaman belakang yang sedikit basah karena hujan, dan pandangan Rika berulang kali berganti antara jendela tersebut dan Ashiya.

Selain itu, terdapat dua botol teh kosong yang diletakkan di atas kotatsu.

"Maksudku tolong jelaskan semuanya dengan benar."

"Yeah, erhm, meski aku tahu apa yang ingin kau katakan...."

"Sejak dulu, aku sering kali merasa ada sesuatu yang tidak beres, tapi kita tidak cukup dek-dekat sehingga aku bisa menanyakan hal-hal itu."

Rika berhenti di tengah-tengah kalimatnya karena alasan yang tak diketahui, tapi segera setelahnya, dia langsung kembali ke nada tajamnya yang tadi.

"Jika saja aku memanfaatkan kesempatan untuk bertanya ketika kita pergi membeli televisi...."

"Ye-yeah."

Meski di luar sedang hujan dan suhunya masih baik-baik saja, Ashiya tahu kalau punggungnya telah dipenuhi dengan keringat.

"Jujur saja, aku tidak bisa memahami situasi ini."

"Ku-kupikir juga begitu."

Ashiya menunjukan sebuah senyum yang bahkan lebih kering dari baju cucian, tapi Rika tetap bersikeras bertanya,

"Biar kutanya sekali lagi."

"Y-ya."

"Kemana Suzuno dan Urushihara-san pergi?"

Itu bukanlah pertanyaan yang membingungkan, melainkan sebuah interogasi.

"Dan saat hujan lebat begini?"

Rika menunjuk ke arah jendela.

"Mereka langsung keluar dari jendela!"

"Uuuu..."

Ekspresi Ashiya benar-benar terlihat bingung.

Suzuno yang berlari ke kamarnya untuk menutup jendela ketika hujan turun, menerima panggilan telepon dari Chiho ketika dia kembali ke Kastil Iblis.

Chiho harusnya meminta bantuan kepada Maou, tapi bagi Chiho yang baru belajar menggunakan Idea Link, jarak dari Sasazuka ke Chofu pasti jarak yang sangat sulit.

Tapi apapun yang terjadi, di saat seperti ini harusnya tidak perlu pilih-pilih.

Chiho yang baru belajar Idea Link, hari ini adalah pertama kalinya dalam sebulan ini dia mengirim sinyal bahaya.

Dua minggu semenjak Emi menghilang, mereka sudah siap secara mental untuk keadaan darurat apapun, dan mereka tahu kalau situasi kali ini tidak akan mengizinkan keterlambatan apapun.

Namun, setelah Suzuno dan Urushihara meminum minuman energinya, mereka langsung melempar botolnya ke atas tatami Kastil Iblis tanpa ragu.

"Kita berangkat, ikuti aku."

"Aku tahu."

Tidak diketahui apa yang mereka berdua pikiran, mereka berdua begitu saja langsung membuka jendela di hadapan Rika.

"Tu-tu-tunggu, kalian berdua! Tenang dulu....."

"Hey, apa yang kalian berdua lakukan? Itu berbahaya....!"

Ashiya dan Rika, dengan alasan yang sepenuhnya berbeda, mencoba menghentikan tindakan gegabah mereka.

Namun, Suzuno dan Urushihara sama sekali tidak peduli dengan cuaca buruk di luar yang hanya bisa disebut sebagai badai, dan di depan Rika, mereka melompat dari jendela di lantai dua tanpa ragu.

"Eh?"

Tapi, jangankan jatuh ke halaman belakang, mereka bahkan melayang sejajar dengan tanah dan mendarat di atas atap sebuah properti di seberang jalan.

"Eh? Eh? Eh?"

Rika begitu syok.

Sementara Ashiya yang ada di belakang Rika, memegangi kepalanya dan merasa sangat bingung.

Mungkin mereka sedang memastikan arah dari atap rumah di seberang.

Setelah Suzuno menunjuk ke satu arah, mereka berdua bergerak dari atap ke atap dengan kemampuan melompat yang jauh melebihi manusia normal, dan menghilang di tengah-tengah hujan.

"Ugghh??"

"Ugh!"

Ekspresi yang Rika tunjukan setelahnya, melebihi seluruh ekspektasi Ashiya.

Rika memanglah manusia, tapi karena dia terus membantu Ashiya dan Ashiya juga menyukainya seperti dia menyukai Chiho, melihat tatapan Rika yang dipenuhi dengan keterkejutan, kebingungan dan butuh sebuah jawaban, nyaris membuat Ashiya trauma mental.

Karena itulah, 15 menit setelah Suzuno dan Urushihara melompat keluar, Ashiya pun dipojokkan di mana dia duduk bertatap muka dengan Rika.

".... Ugh."

"Hm?"

Amarah di mata Rika, menjadi semakin parah, sepertinya dia tidak mengizinkan Ashiya menggunakan haknya untuk tetap diam ataupun mencari pengacara.

Dengan situasi sekarang, Ashiya tidak tahu bagaimana ia harus menangani Rika.

Tapi Ashiya tidak hanya diam, sejujurnya, dia tidak tahu harus seberapa jujur pada Rika.

Pada dasarnya, Rika bukanlah bagian dari Kastil Iblis, dan dia adalah teman Emi. Dari bagaimana Emi dan Rika berinteraksi, sangat jelas kalau Emi masih belum mengungkap identitas aslinya.

Meski begitu, Ashiya tidak punya cukup sihir iblis yang bisa ia gunakan untuk memanipulasi ingatan Rika, dia juga tidak bisa menjadi seperti Urushihara yang bisa mengisi kekuatan anehnya -dia tidak tahu apakah itu sihir iblis atau sihir suci- dari sumber yang tidak diketahui.

Mereka awalnya hanya bertukar informasi tentang pergerakan Emi, bagaimana bisa semuanya jadi seperti ini?

"Apa aku benar-benar tidak berguna?" ---Ashiya mulai menangis di suatu sudut di dalam hatinya.

"Se-sebenarnya....."

"Hm??"

Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 8 - Chapter 3 Bahasa Indonesia


"Kama-Kamazuki dan Urushihara...."

"Hm?"

".... adalah, erhm, tester untuk minuman energi ini."

"Terus?"

"Adapun efek dari minuman itu...."

"Mana mungkin mereka langsung penuh dengan energi hanya setelah satu kali minum?"

Rika memukulkan tinjunya ke atas kotatsu, membuat botol yang ada di atasnya, sedikit berguncang, bahkan Ashiya pun juga mundur ketakutan.

"Bahkan PISUKO milik Glico pun tidak akan menjelaskannya seberlebihan itu!"

Rika mengutip sebuah contoh aneh, bangkit, dan berlari menuju jendela.

"Dari sini sampai atap seberang setidaknya berjarak 10 meter! Mana mungkin seseorang melompat ke sana tanpa ancang-ancang terlebih dahulu! Jika mereka bisa melakukannya, mereka pasti sudah ikut olimpiade!"

"K-kau benar..."

".... Ashiya-san, aku tidak bermaksud mengatakan kalau Urushihara-san dan Suzuno itu alien atau manusia super kau tahu."

Meski Ashiya berpikir kalau hal ini memiliki konsep yang hampir sama, dia memilih untuk tetap diam karena menurutnya percuma meskipun dia menjelaskannya.

"Bahkan adegan kawat di Hollywood pun, para pemainnya masih harus menggerakkan tangan dan kaki mereka agar bisa melompat kesana! Sanggup melakukannya hanya dengan kekuatan fisik saja itu terlalu aneh! Ada apa ini, orang macam apa Urushihara-san dan Suzuno itu?"

Kali ini, Ashiya melihat secercah harapan.

Rika hanya menyebutkan soal kemampuan fisik manusia super yang dimiliki oleh Suzuno dan Urushihara. Meski melakukan hal ini hanya akan menunda saja, jika dia bertingkah seolah tidak tahu apa-apa, tidak masalah kan kalau dia menyerahkan tanggung jawabnya pada mereka berdua?

Ketika Ashiya hendak bergantung pada pemikiran optimis tersebut....

"Dan reaksi Ashiya-san, daripada kaget, ini lebih seperti kau mencoba menghentikan mereka kan? Artinya ini bukan pertama kalinya kau melihat mereka melakukan hal-hal itu!"

Tak disangka, wanita Jepang ternyata tidak hanya punya pandangan yang luas, bahkan kemampuan observasi mereka sangat jeli.

Ashiya mengabaikan situasi ini dan sungguh-sungguh merasa kagum.

Dan disitulah Ashiya mendapat suatu masalah lagi.

".... Meski aku mengatakan yang sebenarnya, Suzuki-san mungkin tidak akan mempercayaiku...."

Ashiya menghela napas seolah sudah menyerah.

Terkait identitas aslinya, Ashiya secara aktif sudah menyembunyikannya, selain itu, situasi ini terjadi jelas-jelas karena kesalahan Suzuno.

Bahkan jika Ashiya mengatakan semuanya karena diinterogasi oleh Rika, logikanya, tak seorangpun bisa menyalahkannya.

Meskipun mungkin dia akan dimarahi, tapi mengesampingkan kenyataan kejam itu sejenak...

"..... Aku tidak sebegitu bodohnya sampai tidak mempercayai apa yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri."

Mungkin karena merasakan aura Ashiya yang ingin menyerah, Rika menahan diri, meletakkan tangannya di atas meja, dan mengatakan,

"Dan.... aku juga sudah siap secara mental sampai ke titik tertentu."

"Siap secara mental?"

"Yeah. Mengenai hal-hal yang kau katakan soal Maou-san membuka sebuah perusahaan, meski itu tidak bohong, tapi itu bukan kenyataannya, kan?"

".... Kenapa kau berpikir begitu?"

Ashiya, merasa sangat terkejut, bertanya dengan mata memicing, dan Rika menjawabnya, merasa sedikit bingung,

"Mengenai hal itu, aku merasa curiga setelah perjalanan kita membeli televisi bersama dan ketika aku membantu memilih HP. Pada saat itu, bukankah kau bilang kalau Suzuno adalah 'seseorang yang memiliki hubungan tidak baik dengan kami'?"

"Yeah, soal itu, aku memang mengatakannya...."

"Tapi ketika kita berbicara tentang Suzuno di lantai dua Sentucky, bukankah kau cukup sopan ketika berbicara dengannya? Berbeda dengan bagaimana kau memperlakukan Emi yang memiliki hubungan tidak baik denganmu sejak awal, kau itu memperlakukan Suzuno sebagai tetangga dengan baik. Dengan kata lain, sebelum dia pindah, kalian itu tidak saling mengenal kan?"

"!!"

"Kalau begitu, bagaimana bisa itu disebut 'seseorang yang punya hubungan tidak baik dengan kami'? Jika itu memang pertengkaran tetangga yang parah, tidak mungkin kalian berdua bisa membeli sesuatu bersama, meski aku tidak tahu dengan pasti, tapi kupikir itu mungkin karena Suzuno dan kalian pernah bertemu sebelumnya tanpa kalian sadari, ataupun karena kalian hanya tahu keberadaan masing-masing. Dari poin ini, Emi seharusnya juga sama."

"Kau berbicara tentang Yusa?"

"Yeah, dibandingkan saat pertama kali Suzuno datang ke tempat kerja kami, cara Emi memperlakukan Suzuno sekarang itu sangat berbeda. Meski Emi sangat berhati-hati terhadap Suzuno hingga ke titik di mana aku salah mengira kalau mereka memperebutkan Maou-san, hubungan mereka saat ini itu sangat baik sampai-sampai aku merasa sedikit cemburu."

Kali ini, selain benar-benar merasa kagum, Ashiya juga merasa kaget dengan kecerobohan orang-orang di pihaknya.

Ashiya tidak tahu kapan Emi mengetahui identitas asli Suzuno, tapi setidaknya ketika Ashiya melihat Rika di lantai dua Sentucky, dia masih memperlakukan Suzuno sebagai tetangga normal yang memberi mereka udon.

Sikap Ashiya terhadap Suzuno pada waktu itu bukanlah kebohongan sama sekali, tapi meski identitas asli Suzuno terungkap setelahnya, mereka berdua seharusnya berperilaku sama di depan Rika.

Rika bukanlah wanita bodoh yang tidak akan menyadari perubahan tersebut.

"Meski begitu, aku hanya tahu samar-samar kalau ada masalah tersembunyi di baliknya, dan setelah aku pergi ke toko elektronik itulah aku sangat yakin kalau kalian semua menyembunyikan sebuah rahasia. Ditambah lagi, mungkin Suzuno dan Emi... juga sama. Sementara Urushihara-san, aku tidak bisa menilainya secara akurat karena kami baru pertama kali bertemu, karena aku sudah melihat kejadian tadi...."

Kejadian yang Rika bicarakan, tentu saja merujuk pada lompatan jarak jauh tadi.

"Jadi, mengenai apa yang terjadi tadi, apa-apaan semua itu?"

"...."

Ashiya memantapkan pikirannya.

Dia sudah tahu kalau sesuatu seperti ini pasti akan terjadi cepat atau lambat.

Jika Rika menjadi begitu takut hingga tidak berani mendekati mereka, maka memang sudah begitu takdirnya.

Meskipun mereka belum lama kenal, tapi Ashiya tahu, dari sifat Rika, dia tidak mungkin melakukan sesuatu yang bodoh seperti membocorkan informasi mereka pada media.

"Suzuki-san."

".....!"

"Sebenarnya.... kami bukan....."

"Ee?"

"...bagian dari Jepang, hm?"

Ashiya memutuskan untuk mengungkap identitasnya setelah melalui banyak pertimbangan, tapi Rika tiba-tiba membuat teriakan pendek.

Rika dengan gemetar menunjuk ke arah belakang Ashiya, yang mana juga merupakan jendela tempat di mana Urushihara dan Suzuno melompat.

"???"

Setelah melihat ke belakang mengikuti instruksi Rika....

"Uwah!"

Ashiya juga berteriak. Dia tidak sanggup menahannya... Bagaimanapun,

"Ashiya..... jendela, buka jendelanya!"

Maou yang basah kuyup sampai ekspresinya tidak bisa dilihat, mengetuk jendela dari luar.

Penampilan Maou saat ini hanya bisa disebut menyedihkan, tapi untuk seseorang yang seharusnya berada di Pusat Ujian SIM Fuchu, kenapa dia tiba-tiba menempel di jendela dengan basah kuyup?

Setelah memulihkan diri dari keterkejutan sesaatnya, Ashiya dengan panik melesat ke arah jendela dan membukanya.

Ashiya tahu kalau orang yang ada di luar itu adalah Maou, tapi terbang ke sini dengan hujan lebat dan angin kencang seperti ini, pasti Maou tidak sendiri.

"Maou, Maou-sama? Ke-kenapa kau ada di sini? Si-siapa orang-orang ini?"

"Me-menjengkelkan..... ah~ aku akan menjelaskannya nanti, pokoknya, aku tinggalkan orang ini di sini dulu."

Setelah mengucapkan hal itu, Maou tidak hanya memasuki kamar....

"Uh...."

.... dia juga menendang pria paruh baya bertubuh besar ke dalam kamar.

Si pria, basah kuyup seperti Maou, menggelengkan kepalanya dan bangkit dari tatami.

".... Siapa itu??"

"Si-siapa dia?"

Jangankan Rika, bahkan Ashiya pun tidak pernah melihat pria ini sebelumnya.

"Oh, Su-Suzuki Rika, kau ada di sini. Ah, yeah, aku sedang terburu-buru sekarang, jika ada sesuatu, kita bisa membicarakannya nanti.... Ashiya, cari ganti baju untuk paman ini. Meski dia mengaku punya pengalaman bertarung, tapi saat ini, kita tidak bisa membiarkan paman ini pergi apapun alasannya."

"Ma-Maou-sama, aku sama sekali tidak paham apa yang kau katakan...."

"Ah, maaf, aku akan menjelaskannya nanti. Jika aku terlambat lebih lama lagi, aku pasti akan dimarahi oleh Suzuno. Chi-chan sepertinya berada dalam bahaya..... ah, ah choo!!"

"Wah! Eh, i-ini bahkan belum 15 menit sejak komunikasi Sasaki-san tadi, dan kau sudah sampai ke sini...."

Maou tidak mungkin bisa merasakan keadaan aneh ini sejak awal, dan dari perhitungan Ashiya, mustahil Maou bisa kembali ke sini dari Fuchu dalam waktu yang sangat singkat...

"Maou, apa kau sudah selesai?"

"Yeah. Aku mengandalkanmu. Ughh, dinginnya...."

Tapi setelah melihat kearah suara tak dikenal tersebut, Ashiya mendapati seorang gadis melayang di udara, sehingga ia tak perlu menanyakan hal tersebut.

Ashiya menoleh ke arah Rika, tapi mata Rika hanya diam menatap Ashiya, Maou, si gadis, dan pria paruh baya itu secara bergantian.

"Maou-sama! Mungkinkah gadis ini....."

"Ah, ketika aku sampai di sana, aku akan membiarkannya kembali ke sini...."

"Kalau begitu, kami berangkat!"

"Maaf, aku akan menjelaskannya nantiiiiii....."

Maou tidak punya waktu untuk menyelesaikan kata-katanya. Bersama dengan gadis itu, dia pergi meninggalkan pria paruh baya tersebut dan terbang ke arah Suzuno dan Urushihara menghilang sambil berteriak.

Ashiya dan Rika sesaat lupa untuk menutup jendela dan membiarkan angin dan air hujan masuk, mereka berdua menatap ke arah langit yang dituju oleh Maou dan gadis tadi.

"......"

"......"

"......"

Setelah Ashiya, Rika, dan pria paruh baya itu menatap satu sama lain....

"Po-pokoknya, izinkan aku ganti baju dulu...."

"Kau ini sebenarnya siapa?"

"Seseorang terbang di langiiiiiiittttttt!"

.... mereka berteriak sendiri-sendiri tanpa ada gangguan jeda sama sekali.


XxxxX


Sedikit mundur di saat sebelum Maou menerima Idea Link dari Suzuno.

Ketika dia melihat 'itu' dengan santainya berjalan di lapangan sekolah saat sedang hujan, Chiho hampir saja pingsan.

Itu bukan karena takut, tapi karena semuanya terjadi begitu tiba-tiba.

Normalnya, Chiho seharusnya merasa takut, tapi karena dia sudah pernah berbicara dengan seseorang yang memiliki penampilan sama dan sudah mendengar banyak informasi sebelumnya, Chiho langsung tahu kalau 'itu' memiliki posisi yang cukup tinggi di antara Iblis Ente Isla.

'Itu' adalah iblis yang dikenal sebagai kepala suku klan Malebranche.

Sebelumnya, iblis yang membawa anak bernama Iron dan memanggil dirinya Farfarello (dia akhirnya bisa mengingatnya), sepertinya adalah anggota baru di antara banyak kepala suku, tapi meski dilihat dari kejauhan, Chiho bisa tahu kalau iblis yang berjalan dengan angkuh di sekolahnya itu memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan Farfarello.

Meski awalnya dia tidak menyadarinya karena terlalu kaget, tapi iblis itu nampak menyeret sesuatu di tangannya.

Dilihat baik-baik, Chiho bisa tahu kalau benda itu adalah monumen yang dihadiahkan oleh para alumni untuk sekolah dalam rangka memperingati 50 tahun dibangunnya sekolah ini, dikenal dengan nama 'Kedamaian dan Ketulusan'.

Benda seperti globe dengan gambar angka di atasnya ini, dikelilingi oleh tiga manusia telanjang yang sedang membungkuk, sejak desain misterius ini dihadiahkan ke sekolah, benda itu terus mendapat komentar negatif dari para siswa, seperti 'menjijikkan', 'aneh', 'jangan beri karya seni seperti ini pada orang lain', dan lain sebagainya. Tidak diketahui apakah monumen tersebut di tarik atau dipatahkan, tapi Malebranche itu dengan santainya berjalan di halaman sekolah sambil membawa bagian globenya.

Sebelumnya, karena Chiho bergerak sendiri, dia membuat Maou dan yang lainnya menjadi sangat khawatir.

Oleh karena itu, dia sama sekali tidak punya niatan untuk menangani hal ini sendiri dan mencoba menghubungi Maou.

Meski Maou bilang kalau dia sedang mengikuti ujian keduanya hari ini, tapi ini adalah situasi yang lebih penting.

Namun, dia tidak bisa menghubungi Maou.

Para guru dan siswa lain melihat Malebranche itu dari gedung sekolah, dan Chiho yang berhasil menghindari pengawasan dari para guru, masih belum bisa menghubungi Maou.

Sepertinya, bahkan jika dia menggunakan penguat, dia tidak akan bisa mengirimkan pesannya ke Chofu.

Emi masih menghilang, kalau begitu, hanya Suzuno lah yang punya kemampuan untuk melawan iblis itu.

Mengambil kesempatan ketika perhatian semua orang tertuju pada lapangan sekolah, Chiho menggenggam HP yang ada di dalam tasnya dan mencoba menggunakan Idea Link pada Suzuno.

Kali ini, pesannya berhasil, dan Suzuno bilang kalau dia akan segera menuju ke sekolah.

"Sa-Sasa, menurutmu apa itu?"

Kali ini, teman baik Chiho di sekolah, Tokairin Kaori menunjuk ke arah lapangan sekolah dan tergagap. Meski Chiho tau jawabannya, tentu saja dia tidak bisa memberitahunya.

"Uh, apa itu ya? Mu-mungkin sejenis binatang yang berbahaya atau semacamnya...."

Chiho yang hanya bisa menjawab demikian, diam-diam meminta maaf pada iblis itu di dalam hatinya.

Meski seharusnya dia tidak memprotes, tapi Malebranche yang ada di lapangan sekolah itu bertingkah seperti anak kecil yang bosan dengan mainannya, dan melempar 'Kedamaian dan Ketulusan' dari tangannya begitu saja.

"??"

Tidak hanya Chiho, semua orang yang ada di sana menahan napas mereka.

'Kedamaian dan Ketulusan' melesat ke sudut lapangan sekolah layaknya sebuah meteorit dan hancur ketika menghantam gawang sepak bola.

Jika bidikannya meleset sedikit saja, benda itu mungkin sudah menghantam gedung sekolah.

"Apa tidak.... ada yang bisa kubantu?"

Chiho tidak tahu apa dia bisa memindahkan Malebranche itu ke tempat lain sebelum siswa lain mempergokinya.

Chiho menggenggam HPnya dan hendak meminta pendapat Suzuno, tapi setelah berpikir kalau Suzuno pasti takkan mendukung tindakan aktifnya, Chiho pun mengurungkan ide tersebut.

Ketika Chiho menganggap kalau dia hanya bisa diam mengamati semuanya....

"Hhhhhhhhoooowwwwwwllllll!!!"

Malebranche yang ada di lapangan sekolah tiba-tiba berteriak marah.

"Kya!"

Suara nyaring layaknya srigala liar itu, membuat Chiho menutup telinganya.

"Ee...."

Seketika, Chiho mendengar seseorang menghirup napas dan berbicara sambil ketakutan,

"I-ini akan baik-baik saja kan?"

"Menurutku kita sebaiknya lari...."

"Sensei, apa yang harus kita lakukan?"

"Apa yang harus kita lakukan...."

Di dalam kelas mulai menjadi berisik. Chiho merasa kalau ini pastilah indikasi sebelum terjadinya kepanikan.

Setelah melirik ke arah Malebranche yang ada di lapangan sekolah dari kejauhan, Chiho pun membuat keputusannya. Meski dia akan dimarahi oleh Maou dan Suzuno setelahnya, saat ini, bukanlah saatnya untuk ragu-ragu.

Jika Malebranche itu kembali melakukan tindakan yang mencolok, hal itu pasti akan menyebabkan kepanikan.

"....."

Chiho mengendap-endap keluar dari kelas yang dipenuhi dengan kegelisahan, dan berlari menuju koridor sebelum seseorang menemukannya.

Terakhir kali dia berlari dengan seluruh kekuatannya di koridor mungkin ketika dia masih duduk di bangku SD.

Tanpa diketahui oleh siapapun, Chiho berlari menuju atap SMA Sasahata.

Sudah lebih dari 70 tahun semenjak berdirinya SMA Sasahata, dan gedung sekolah lama, katanya punya sejarah lebih dari 50 tahun.

Sangat disayangkan sekolah belum pernah mengalami pembangunan apapun saat Chiho sekolah, selain ruang kelas untuk kelas 3, gedung sekolah lama sepertinya berisi ruang rapat untuk OSIS atau ruang rapat klub dan lain sebagainya, ruang itu tidak akan digunakan dalam jangka waktu lama.

Karena semua orang di sekolah nampak melihat ke arah lapangan, Chiho yang berlari ke dalam gedung sekolah lama bisa melewati koridor tanpa bertemu siapapun, tapi sebelum bisa mencapai tujuannya yaitu di atap....

"???"

Chiho secara refleks berhenti berlari.

Di sudut lantai ketiga dari gedung sekolah lama yang berada di samping tangga menuju atap, terdapat sebuah ruang kelas yang di antara para siswa dikenal dengan nama 'ruang yang tak bisa dibuka'.

Itu bukan karena ada siswa yang mati di sini sebelumnya, atau karena ada segel aneh di sana, tempat itu disebut demikian hanya karena dulu itu adalah ruang kelas ekonomi rumah, tapi setelah gedung sekolah baru yang dibangun 30 tahun lalu memiliki ruang kelas ekonomi rumah yang lebih baru, tak seorang pun menggunakan ruangan itu lagi.

Sebuah kunci sederhana terpasang di pintunya, tapi karena bagian logam pengamannya sudah sangat tua, selama seseorang memiliki gergaji, bahkan anak kecil pun bisa membukanya.

Di dalam ruangan itu, Chiho pernah menggunakan fragmen Yesod untuk memastikan kalau Emi sudah berangkat ke Ente Isla, tapi saat ini, pintu ke 'ruang yang tak bisa dibuka' itu sudah dirusak dari dalam.

Dan di koridor, terdapat jejak kaki besar yang berlumuran lumpur.

"... Apa dia berasal dari sini?"

Chiho yang mengintip ke dalam ruang tersebut, menyadari bahwa jendela di sana sama sekali tidak menunjukan tanda-tanda perusakan, dan di dalam kelas, hanya tertinggal meja rusak, pencuci kulit, dan rak buku yang diselimuti debu.

Tapi di atas lantai di tengah-tengah ruangan, terdapat sebuah bekas hangus. Apa yang terjadi?

".... Oh tidak, sekarang bukan saatnya untuk mempedulikan hal ini."

Verifikasi yang lebih detail bisa dilakukan setelah Suzuno datang. Hal yang paling penting saat ini adalah Malebranche di luar.

Setelah menaiki tangga dengan terburu-buru, pintu yang menghalangi jalan Chiho pun terkunci.

Tapi itu bukan masalah. Setelah memastikan kalau tidak ada seorangpun yang berada di bawah, Chiho menarik napas dalam.

"Pagi yang baru telah datang~ pagi penuh harapan~"

Usai memfokuskan kekuatan yang tertidur jauh di dalam tubuhnya, Chiho menyanyikan lagu latihan radio dengan keras, mengaktifkan sihir sucinya.

Jika dia hanya ingin menggunakan Idea Link, dia seharusnya tidak perlu mengaktifkan sihir suci dengan seluruh kekuatannya, tapi saat ini, Chiho melakukan hal itu karena dia ingin merapal mantra lain.

Dari latihan yang dia jalani sebelumnya, Chiho tahu kalau selama dia menyanyi terus menerus, dia pasti bisa meningkatkan pengaktifkan sihir sucinya. Seperti ingin mengkonsentrasikan sihir sucinya, Chiho terus menerus menyanyikan lagu latihan radio.

Alhasil, seperti yang Chiho prediksi, ketika dia ingin mengulangi lagu tersebut untuk ketiga kalinya, sensasi ada sesuatu yang berat mendarat di sisi lain pintu, bisa terdengar.

".... Apa kau memanggilku?"

Itu adalah suara yang mirip dengan Farfarello.

Pertama-tama, Chiho bernapas lega. Seperti yang dia duga, iblis itu bisa merasakan pengaktifan sihir sucinya.

".... Baguslah, kau bisa berbicara bahasa Jepang."

"Siapa kau? Kenapa kau memanggilku ke sini?"

"Meski itu adalah lagu yang sangat panjang..... Aku hanya ingin bicara denganmu lebih dulu sebelum guru atau siswa lain bertindak gegabah terhadapmu."

"Hmmph, dibandingkan sihir suci lemah yang kau miliki, nadamu terdengar agak berani ya."

Makhluk yang ada di sisi lain pintu berbicara dengan nada yang terdengar seperti meremehkan Chiho. Namun, meski kata-kata iblis itu mengandung cacian, selama isinya sesuai dengan kenyataan, Chiho pasti akan menerimanya dengan jujur.

"Sejujurnya, aku sama sekali tak punya kekuatan bertarung, dan kurasa aku juga takkan bisa melakukan apa-apa terhadapmu. Tapi aku memintamu ke sini karena ada alasan yang jelas."

"Ah?"

Chiho memang tidak bisa melihat siluet iblis itu, tapi karena dia yakin kalau Suzuno sedang menuju ke sini, dia tidak merasa sepenuhnya takut.

"Karena aku tidak punya kuncinya, aku hendak memintamu untuk membuka pintu ini. Jika itu Malebranche-san, kau harusnya bisa melakukannya kan?"

"....."

Aura kebingungan bisa dirasakan dari sisi lain pintu.

"Dunia ini sangat ketat terhadap anak-anak. Meskipun aku bilang kalau aku ingin berbicara sendiri dengan seorang iblis dari dunia lain, para orang dewasa pasti takkan meminjamkan kunci atap ini."

Meski pintu logam di depan Chiho sudah tua, tapi itu masih terlihat sangat kokoh.

"!!"

Namun, di saat itu, suara pintu yang dirusak oleh seseorang, terdengar dari luar.

Seperti yang Chiho duga, iblis itu membantu merusak kuncinya dari luar.

Setelah kehilangan penopangnya di sisi lain, bagian dalam knop pintu itu jatuh di kaki Chiho, sebuah cakar tajam yang familiar meluncur masuk melalui lubang di pintu.

Untuk pertama kalinya Chiho merasa takut.

Sebelumnya, sebagian karena ada Iron di sana, Chiho sama sekali tidak merasa takut ketika menghadapi Farfarello.

Tapi kali ini, Chiho menghadapi iblis yang tak dikenal sendirian.

Jangan khawatir, para iblis tidak sepenuhnya jahat.

Setelah menyugestikan hal itu, Chiho menatap pintu yang terbuka perlahan.

"Nona, untuk seukuran manusia lemah, kau punya nyali ya."

Malebranche yang ada di hadapan Chiho, memiliki cara bicara yang lebih kasar dan juga memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan Farfarello.

Cakarnya tidak sepanjang apa yang Chiho kira. Meski dia bertubuh besar, tapi cakar dan sayapnya lebih kecil ketimbang Farfarello.

Akan tetapi, dari sihir iblis yang terpancar dari tubuhnya, Farfarello bukanlah tandingannya sama sekali.

Meski tidak berada di tingkat wujud Raja Iblis Maou, jika dia tidak mengaktifkan sihir sucinya secara penuh, mungkin Chiho akan merasa tidak nyaman sampai tidak bisa berbicara tatap muka dengan iblis tersebut.

"Sepertinya kau benar-benar orang dari negara ini...... tapi bisa berdiri di hadapanku dan tidak banyak bereaksi..... oh, begitu ya, jadi kau Jenderal Pasukan Raja Iblis baru yang dikatakan nak Farrel, MgRonalds Barista (Mgron Ald Ballista) itu?"

Meski iblis dari dunia lain bertanya dengan serius 'apa kau MgRonalds Barista?', Chiho yang tahu arti istilah tersebut yang sebenarnya, hampir tertawa terbahak-bahak.

Terkait nama Farrel, apa itu mungkin nama panggilan Farfarello? Soal bagian itu, entah kenapa rasanya agak imut.

Tapi Chiho tetap mengikuti atmosfer saat ini, dia berusaha semampunya menunjukan senyum tak gentar dan mengatakan,

"Sepertinya aku tidak perlu memperkenalkan diri, jika kau bersikap seperti pria sejati layaknya semua iblis yang kukenal sejauh ini, itu pasti akan sangat bagus."

Setelah Chiho mengucapkan hal tersebut, Malebranche bertubuh besar itu menghembuskan napas bau, tertawa dengan suara yang membuat orang-orang ingin menutup telinga mereka dan mengatakan,

"Kyahahahahaha! Jangan paksa dirimu melakukan sesuatu yang tidak biasa kau lakukan. Suaramu tidak hanya gemetar, kau bahkan tidak bisa menyembunyikan rasa takutmu terhadap kami, para iblis."

"Ugh!"

Chiho tersipu malu di hadapan ancaman tersebut.

"Tapi karena kau sudah cukup berani walau gemetar seperti seekor semut, aku akan bersikap layaknya pria sejati yang sudah ditentukan oleh manusia, dan memperkenalkan diriku terlebih dahulu."

"Si-silakan..."

Chiho menatap ke arah langit di belakang Malebranche itu secara refleks.

Suzuno masih belum sampai.

"Namaku adalah Libicocco. Seperti yang kau lihat, aku adalah salah satu kepala suku Malebranche. Tapi ingat, aku tidak senaif nak Farrel itu. Meski aku senang Raja Iblis Satan masih hidup, tapi aku tidak akan mengakui sesuatu seperti 'Empat Raja' yang baru!"

Seketika itu juga, angin dan hujan tiba-tiba menjadi semakin kuat, dan ini bukan hanya imajinasi saja.

Awan di langit menjadi semakin gelap, bahkan mata telanjang pun bisa melihat kalau awan itu bergerak, dan membuat atmosfer menyelimuti seluruh area kota.

Malebranche yang menyebut dirinya Libicocco itu meningkatkan sihir iblis sampai ke titik di mana Chiho, bahkan dengan sihir sucinya, kesulitan untuk menahannya.

Karena itulah, Chiho tidak bisa mengatakan meski namanya 'Empat Raja', sebenarnya itu ada lima orang.


XxxxX


"Gyah!"

Dengan lepasnya kekuatan psikis yang mendadak, Maou yang melayang di udara, dengan menyedihkan jatuh ke tanah berlumuran air hujan dengan pantatnya terlebih dahulu.

"Hey! Apa yang kau lakukan? Kita masih belum sampai ke sekolah Chi-chan!"

"Maafkan aku, aku akan akan mengambil jalan memutar."

Seusai melihat bagian tubuh bawahnya yang basah kuyup bahkan sampai pakaian dalamnya terendam dengan tatapan seperti sudah menyerah....

"... Ini benar-benar badai, eh.... bukankah ini MgRonalds?"

Maou mengamati sekelilingnya dan menyadari kalau ini adalah tempat yang sangat dikenalnya.

Ini adalah bagian depan MgRonalds stasiun Hatagaya.

Dikarenakan badai, di sana tidak ada satupun pejalan kaki, dan Maou pun menghela napas lega.

Karena mereka berdua mendarat (dilempar) di tempat yang tidak bisa dilihat dari konter, Maou pun tidak bisa memastikan keadaan Kisaki, tapi ketika melihat ke dalam restoran melalui jendela, jumlah pelanggan yang ada di dalam sepertinya sama dengan jumlah orang yang biasanya mereka dapatkan di cuaca buruk seperti ini.

"Kalau begini, meski bannernya diletakkan secara horizontal, banner itu pasti tetap akan rusak tertiup angin."

Menurut prosedur, banner iklan untuk promosi musim gugur haruslah diletakkan secara horizontal ketika ada angin kencang, hanya saja, bahkan batu berat yang digunakan untuk menstabilkan landasannya pun, menghasilkan suara klak ketika tertiup oleh angin.

"Di sana.... sepertinya ada seseorang tadi."

"Hm?"

Tapi Acies tidak menatap ke arah MgRonalds, melainkan ke arah Sentucky yang ada di seberang.

Maou mengikuti pandangan Acies ke arah restoran saingan MgRonalds....

"Uwah! Apa itu tidak apa-apa?"

Jendela kaca besar yang berada di sebelah area tempat duduk, hancur.

Kaca itu mungkin pecah karena genteng ataupun sesuatu yang tertiup oleh angin.

Meski Maou tidak peduli dengan malaikat agung manager Sentucky, Sariel, tapi sebagai rekan dari restoran pinggir jalan, dia tetap khawatir jikalau pegawai atau pelanggan Sentucky terluka.

Lampu di dalam restoran nampak tidak menyala, mungkin petir menyebabkan sirkuat listriknya rusak.

"Tapi.... orang itu sudah tidak ada lagi."

"Hey, apa ada sesuatu yang salah dengan Sentucky?"

Karena dia adalah eksistesi yang sama seperti Alas Ramus, bahkan jika Acies Ara bisa merasakan keberadaan malaikat agung Sariel, hal itu tidaklah aneh sama sekali.

Tapi meski begitu, apa maksudnya 'tidak ada di sini lagi?'

".... Maafkan aku, kau sedang terburu-buru kan, kalau begitu aku tidak akan mengambil jalan memutar lagi."

"Yeeeaaaaahhh....!"

Tanpa menunggu jawaban Maou, gadis itu kembali membuat Maou melayang dengan cara yang hanya bisa disebut kasar, mereka berdua lalu melesat ke dalam awan dan hujan, dan menghilang di langit.

---End of Part 1---



Baca Semua Volume -> Index Hataraku Maou-Sama Al Volume


Translator : Zhi End Translation..
Previous
Next Post »
0 Komentar