Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 1 (Part 2) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 1 : Raja Iblis, Memutuskan Melakukan Sebuah Perjalanan -2


Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 1 Bahasa Indonesia


Chapter 1 : Raja Iblis, Memutuskan Melakukan Sebuah Perjalanan.

"Ini tidak mungkin....."

Pandangan Maou beralih dengan bingung.

"Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?"

"Maou-san...."

Maou tidak bisa menyembunyikan rasa sesal dalam suaranya, membuat Chiho meletakkan tangannya di bahu Maou untuk menghiburnya.

"Tapi inilah kenyatannya. Meski bagimu ini mungkin kenyataan yang kejam."

Crestia Bell, Kamazuki Suzuno mengucapkan kata-kata dingin tersebut kepada Maou yang kehilangan semangatnya.

"Ini artinya kekuatanmu saat ini berada di bawah standar."

"Suzuno-san! Bilang begitu itu sudah berlebihan!"

"Chiho-dono, tidak peduli bagaimana kau membela Raja Iblis, kenyataan tidak akan pernah berubah."

"Si-sialan....."

Suara Maou memukul tatami dengan penuh penyesalan menggema di dalam ruangan.

"Kenapa.... Kenapa...."

Maou menggeretakkan giginya, menatap Suzuno dengan tatapan kuat namun menyedihkan, dan berteriak dengan seluruh tenaganya.

"Kenapa kau mendapatkan SIM lebih dulu dibandingkan denganku?"

"Maou, kau berisik!!"

Suara Urushihara yang merasa kesakitan terdengar dari dalam lemari, tapi saat ini, Maou tidak punya waktu untuk mempedulikan hal semacam itu.

Itu karena Suzuno yang menerima tatapan Maou dengan tenang, saat ini sedang memegang sebuah kartu yang berkilau.... Itu adalah SIM dengan foto dan nama Kamazuki Suzuno di atasnya.

"Aku mengikutinya karena kupikir aku memerlukannya. Lagipula, melihatmu seperti ini, kau pasti tidak akan bisa mengikuti ujian ulang sebelum keberangkatan kita."

"Meski begitu.... meski begitu....."

Maou tiba-tiba menoleh dan bergegas menuju jendela, menunjuk ke arah halaman di bawahnya dan berteriak,

"Kenapa kau juga langsung membeli Moped setelah mendapatkan SIM-mu? Apa kau cara masalah denganku? Apa kau mau mengejekku?"

Di halaman Villa Rosa Sasazuka, di sebelah kuda berharga Maou, Dullahan 2, sebuah Moped cantik yang berkilau di bawah sinar matahari terparkir di sana, dan bahkan itu adalah kendaraan bermerk terkenal, Honda GYRO ROOF.

Tambahan atap standar dan keamanan tiga roda yang patut dicontoh. Karena bisa mengangkut barang-barang ringan tanpa terpengaruh cuaca, kendaraan tersebut benar-benar disukai oleh bisnis pizza delivery ataupun bisnis sejenisnya.

"Hey, Chiho-chan, kenapa Maou-san sangat kesal?"

Maou akhirnya bisa mendapatkan kembali semangatnya karena es loli yang Chiho beli, tapi begitu Suzuno kembali, dia langsung kehilangan ketenangannya, membuat Rika bertanya kepada Chiho mengenai alasannya dengan kaget.

Chiho tersenyum kecut, dan berbisik di telinga Rika.

"Maou-san sudah gagal ujian mengemudi dua kali. Yang pertama karena dia gagal di ujian teori, yang kedua karena di hari ujian tersebut, sebelum praktek, dia pergi menyelamatkanku...."

"Oh...."

"Apa kau mau cari masalah denganku? McRonald akan menggunakan benda itu!! Bagaimanapun aku melihatnya, kau itu sedang mengejekku, kan?"

"Mau bagaimana lagi. Lagipula, jika aku tidak punya SIM, aku takkan bisa mengendarainya meski aku membeli Moped. Jika sudah begitu, satu-satunya pilihan yang tersisa hanyalah memperoleh SIM."

Suzuno, duduk di sebelah Chiho, sama sekali tidak peduli dengan kegelisahan Maou, dan menatapnya dengan ekspresi tegas.

"Ataukah kau bilang kau ingin bergerak di Ente Isla tanpa memikirkan cara melakukan perjalanan jarak jauh?"

"Ugh... uh, erhm...."

"Dengan kekuatan yang kita miliki, kita pasti akan langsung terdeteksi saat kita terbang. Sementara di pihak mereka, ada Gabriel, Kamael, dan kepala suku Malebranche."

"T-tapi hingga ke titik tertentu, kita sudah bisa menentukan lokasinya....."

"Jika kita tidak bisa segera bergerak ke tempat yang jauh untuk menyembunyikan keberadaan kita setelah membuka dan menutup 'gate', semuanya akan percuma."

"Ta-tapi, meski kau berencana menggunakan moped.... Ente Isla itu tidak memiliki mesin kau tahu? Jika kau hanya tidak ingin sihir suci atau sihir iblis kita terdeteksi, kita bisa membeli kuda setelah sampai di sana....."

"Apa kau bisa mengendarai kuda?"

Maou terus memprotes, tapi dia langsung terdiam setelah Suzuno menegurnya dengan keras karena gadis itu sudah tak bisa lagi mentolerir tindakan Maou.

"Saat ini, kita tidak bisa memastikan berapa lama kita akan berkeliaran di Ente Isla! Dan kita juga masih harus membawa barang bawaan! Karena kita tidak bisa memastikan apakah kita bisa mengendalikan gate dengan benar atau tidak, maka kita harus bergerak dengan cepat! Jika sudah begitu, maka kita harus bersiap-siap sebisa mungkin di Jepang! Apa kau berencana melintasi Benua Timur menggunakan sepeda, ataukah mendapatkan uang sekarang untuk membeli kuda?"

"......"

Maou yang tidak bisa membantahnya, hanya bisa duduk di sebelah jendela dengan tidak senang.

"Aku memang tidak pernah mengendarai kuda, tapi jika itu wyvern, aku yakin aku tidak akan kalah dengan siapapun...."

Tidak peduli seberapa anehnya Ente Isla ketika dilihat dari bumi, manusia tetap tidak bisa memelihara wyvern.

"Huuuh.... dengar baik-baik, Raja Iblis."

"Apa?"

"Lihat, moped ini memiliki satu tempat duduk."

"Yeah."

"Meski itu adalah tempat di mana hukum Jepang tidak punya kendali, aku tetap tidak mau berbagi kendaraan yang sama denganmu."

"Y-yeah."

"I-itu akan dikenakan denda 20.000 yen."

Chiho berekasi berlebihan membayangkan dua orang mengendarai kendaraan yang sama, dan mulai mengatakan hal-hal yang aneh.

"Chiho-chan, itu untuk sepeda. Untuk moped, poin lemah dan dendanya itu sedikit berbeda." Rika membantahnya pelan.

"Jadi....."

"O,oh?"

Dari bibir cantik Suzuno....

"Aku membeli satu lagi untuk kau kendarai. Jika kau mengendarai moped di Ente Isla, kau tidak akan butuh SIM."

.... dia mengatakan sesuatu yang mengejutkan.

".... Satu lagi?"

"Yeah."

"Moped?"

"Yeah."

".... Kau membelinya?"

"Siapa lagi yang akan membelinya?"

Kata Suzuno dengan terang-terangan. Suasana di dalam ruangan sesaat membeku, kemudian.....

"Yang benar sajaaaaaaaaaaaaaa???"

"Maou.... Kau benar-benar berisik!"

"Pa-pada awalnya itu memang sulit dipercayai, tapi berapa banyak uang yang kau miliki?"

Urushihara kembali mengeluh karena teriakan Maou, tapi kali ini tidak hanya Maou, bahkan Chiho pun juga ikut bertanya dengan kaget,

"A-aku tidak begitu yakin mengenai masalah ini, tapi moped itu tidak murah kan?"

"Itu sangat mahal, tapi aku tidak membeli moped yang baru. Amane-san seharusnya akan segera membawanya kemari. Harga keduanya total sekitar 50.000 yen. Untungnya, penjualnya sudah memiliki persiapan yang bagus, jadi transaksinya berlangsung dengan cepat. Itu benar-benar membantu."

Suzuno membuang angka 50.000 dengan begitu mudahnya.

"Li...li..lima puluh.... li... lima puluh ribu...."

Otak Maou menjejerkan angka 0 yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, membuatnya merasa pusing.

"M-Maou-san! Maou-san? Be-bertahanlah!!"

"Ap-apa dia baik-baik saja? Wajahnya terlihat buruk."

Chiho dan Rika bergegas menuju ke samping Maou, yang jatuh pingsan dengan sikap yang mirip seperti buku tulis.

Chiho menatap wajah Maou yang pucat dengan cemas, tapi kepala Acies tiba-tiba menghalangi pandangannya.

"Baik, ayo kita lakukan napas buatan, uh!"

"Dia masih bernapas! Itu tidak perlu! Acies-chan bisa duduk di sana dan makan es lolimu!"

Chiho menarik Acies menjauh dari Maou dengan seluruh tenaganya.

".... Rasanya ini berbeda dengan situasi yang secara mental sudah siap kuhadapi."

Menyaksikan pertarungan tak nampak antara Chiho dan Acies, Rika mengambil kipas di depannya dan mulai mengipasi wajah Maou.

Kali ini, sebuah suara mesin terdengar mendekat dari kejauhan dan berhenti di bawah apartemen.

Usai terdengar suara seseorang menaiki tangga, orang itu membuka pintu beranda Kastil Iblis.

"Oh, ya ampun~ maafkan aku, aku tersesat setelah mengambil jalan memutar tadi. Tapi aku sudah membeli bahan bakarnya..... apa-apaan situasi ini?"

Ooguro Amane, wanita berkulit cokelat dengan rambut hitam ponytail, membawa sebuah helm sambil menatap Maou yang ada di dalam kamar, serta Chiho dan Acies yang bercekcok tanpa henti.

Dengan kedatangan Chiho, Suzuno, Rika, Amane dan Acies, jumlah wanita di Kastil Iblis pun bertambah. Maou yang berangsur-angsur mendapatkan kembali kesadarannya, mengerang dengan raut wajah yang menyedihkan saat ia sedang berbaring.

"Dua dengan harga 50.000 ya..... Aku tidak tahu apa aku harus menyebutnya dipersiapkan dengan baik, atau terlalu dipersiapkan dengan baik, tapi apa itu tidak menghabiskan terlalu banyak uang? Apa memang perlu bersiap-siap sampai segitunya?"

Suzuno yang terheran-heran mendengar kata-kata Maou, memandang ke arah Acies yang terduduk di pojok ruangan memakan es loli sambil memperhatikan situasi.

"Kekuatanmu saat ini memang hebat. Mengingat keadaan ketika Emilia dan Alas Ramus bergabung, mungkin Raja Iblis saja sudah bisa mengalahkan Gabriel dan Kamael. Tapi jangan lupa, sekarang Alsiel, Emilia, dan Alas Ramus menjadi sandera. Meski pada akhirnya pertarungan tidak dapat dihindari, pada intinya kita tetap harus bergerak cepat dan secara diam-diam, berusaha sebaik mungkin agar tidak berinteraksi dengan musuh hingga kemungkinan terakhir."

"Menjadikan kakak sebagai sandera, orang-orang itu memang sudah keterlaluan! Mereka seharusnya mendapat hukuman mati!"

"Hey, Acies-chan, es lolimu mau jatuh~~"

Peringatan Amane sama sekali tidak berefek, es loli kedua Acies hari ini, meninggalkan tangannya dan jatuh di atas tatami.

"Ahh!! Es loliku.... para malaikat itu, tidak bisa dimaafkan."

"Ah, akan kubersihkan."

Ketika Chiho berjalan menuju tempat cuci piring, meremas sebuah kain kering dan kembali,

"Chiho, jangan dibuang! Sayang kalau dibuang!"

"A, ah yeah......"

Chiho mengembalikan es loli yang dia pungut kepada Acies dan mulai membersihkan noda yang ada di tatami.

Acies tidak peduli dengan fakta bahwa es tersebut sudah jatuh sebelumnya dan mulai memakannnya.

"Erhm, boleh aku tanya sesuatu?"

Kali ini, Rika mengangkat tangannya dan berbicara,

"Ah, maafkan aku Rika-dono. Ini karena Maou... Raja Iblis yang terlalu berisik. Kita seharusnya menjelaskan semuanya pada Rika-dono kan?"

Suzuno menoleh ke arah Rika.

Meski anggotanya berbeda, interaksi barusan tak disangka mirip dengan suasana yang biasanya ada di Kastil Iblis.

Perbadaannya mungkin hanya Suzuno yang memanggil Maou dengan sebutan 'Raja Iblis' di depan Rika.

"Y-yeah, maaf, meski kalian semua terlihat sibuk, tapi kalian ini sebenarnya siapa?"

Chiho yang pernah menanyakan pertanyaan yang serupa dengan Rika, tiba-tiba merasakan sebuah perasaan yang aneh.

"Hey, ini kan kesempatan yang langka, kenapa kita tidak biarkan Chiho-chan menangani situasi ini?"

"Eh?"

Amane tiba-tiba menyebut nama Chiho.

Adapun Chiho sendiri, dia saat ini sedang memegang kain tadi seraya berkedip dengan gugup.

"Kurasa, meski Maou-kun atau Suzuno-chan menjelaskannya, Rika-chan mungkin tidak tahu apa yang harus dia percayai. Mempertimbangkan hal ini, jika itu Chiho-chan yang berada di posisi yang sama dengan Rika-chan, seharusnya dia lebih bisa dipercaya dari sudut pandang orang luar kan?"

"Yeah, mungkin sebaiknya seperti itu."

Suzuno juga menyetujui saran tersebut, Maou yang sedikit demi sedikit pulih dari kekacauan tadi, menatap Chiho dengan tatapan tegas, sepertinya dia juga menganggap ini sebagai ide yang bagus.

"A-aku bisa melakukannya jika semuanya setuju.... apa Suzuki-san tidak keberatan?"

"Uh.... sebelum itu, aku ingin bertanya, Chiho-chan nampak sangat terbiasa dengan Maou-san, Suzuno, dan yang lainnya yang melakukan hal-hal aneh. Jangan-jangan kau ini sebenarnya adalah gadis SMA yang bisa menggunakan kekuatan supranatural dan melawan orang-orang jahat seperti yang ada di manga?"

"Pu!!"

Respon Rika terhadap Chiho benar-benar tak terduga dalam berbagai artian.

"Uh, erhm... bagaimana aku mengatakannya ya."

Jika itu Chiho yang dulu, dia pasti masih bisa menyangkalnya, tapi sebagai seseorang yang sudah mempelajari satu jenis mantra dari Ente Isla, dia tidak bisa langsung membantahnya sekarang.

Maou membantu Chiho yang ragu untuk menjawab,

"Chi-chan itu berbeda. Awalnya dia tidak ada hubungan apapun dengan kami, dia itu hanya juniorku di tempat kerja, seorang anak SMA yang bisa ditemukan di manapun."

Meskipun kata 'tidak ada hubungan apapun dengan kami, dia itu hanya juniorku di tempat kerja' sebenarnya sangat menyakiti Chiho, karena dia tahu kalau Maou tidak bermaksud seperti itu, Chiho pun tidak membantahnya.

"Tapi dia sama seperti dirimu saat ini, dia tahu kebenaran karena terlibat masalahku dan Emi. Meski dia pernah mengalami keadaan yang jauh lebih menakutkan dibandingkan yang kau alami, Chi-chan tetap bilang kalau dia tidak ingin melupakan hal-hal ini. Jadi sekarang, dia masih mau bersama dengan kami, seperti ini."

"Chiho-chan, apa itu benar?"

Rika yang tidak bisa mengerti seberapa dalam ketetapan hati Chiho, bertanya, Chiho pun menjawabnya usai memikirkannya sebentar....

"Begini, hmmm....."

Meskipun Rika pernah mengalami kejadian tak biasa yaitu diserang oleh sekumpulan kesatria berpakaian aneh......

"Keadaanku hmm, bagaimana bilangnya ya, pertama kalinya aku tahu kekuatan Maou-san dan yang lainnya adalah saat aku hampir tertimpa jalan tol yang runtuh....."

"Eh?"

Rika menunjukan ekspresi kaku mendengar apa yang Chiho katakan dengan santainya.

Setelah itu, Chiho, dengan satu jari terangkat, mulai berbicara tentang pengalamannya seperti saat diculik dan dibawa ke atap gedung Metropolitan, dikelilingi oleh malaikat bersenjata dari Tentara Surga, menyaksikan sekumpulan besar iblis bertarung, masuk rumah sakit karena keracunan sihir iblis, bertarung di Tokyo Tower di mana dia terbang berkeliaran, dan dua kali berhadapan dengan iblis berukuran besar.

"Meski aneh mengatakannya sekarang, tapi sungguh luar biasa aku bisa bertahan sampai sekarang."

Terakhir, dia membuat kesimpulan tersebut.

"....."

Wajah Rika yang memucat, seharusnya bukan hanya hasil dari imajinasi Chiho. Setelah Chiho menyadari hal ini.....

"Ah, ahh! Tapi, karena Maou-san, Yusa-san, Suzuno-san selalu melindungiku, nyatanya aku tidak pernah terluka sama sekali, kau tahu."

...dia langsung menunjukan sisi cerianya.

"T-tapi kau masih menemui bahaya, kan? Kau bahkan sempat masuk rumah sakit....."

"Da-daripada bilang kalau itu adalah sesuatu yang berada di luar kendaliku, itu lebih seperti sebagian besar tanggung jawabnya ada di tanganku, dan meski aku masuk rumah sakit, keesokan harinya aku sudah bisa pulang karena tidak ada komplikasi."

Fakta bahwa Chiho telah memicu ketakutan Rika, membuat Chiho khawatir, Maou pun membantunya,

"Kami bisa membuatmu melupakan segala sesuatu mengenai kami. Selain itu, kami juga sadar bahwa hal-hal ini itu tidak masuk akal, jadi kau bebas untuk tidak mempercayai kami. Tidak peduli kesimpulan apa yang kau buat, kami akan menghormati keinginanmu, terlepas dari apakah kau melupakan kami atau tidak, kami tetap akan melakukan yang terbaik untuk melindungimu supaya kau tidak menemui bahaya."

"Ughh....."

"Tak apa jika kau tidak mau lagi terlibat dengan kami, tapi kami tetap tidak akan berhenti melindungimu karena hal ini. Jika kau merasa hari ini terlalu melelahkan, kita bisa membicarakannya lain waktu. Uh, tapi karena kami akan segera pergi, kau mungkin harus menunggu sampai kami kembali."

"Pu-pulang setelah mendengar semua ini, malah hanya akan membuatku terganggu dan takut.... tidak, tapi, erhm, meski aku tidak tahu ke mana kalian pergi, tapi tempat itu sangat berbahaya kan?"

"Yeah.... mungkin."

"Setidaknya perjalanan ini tidak akan seaman berjalan-jalan di Jepang."

Jawab Maou dan Suzuno dengan jujur.

Rika menatap mereka berdua secara bergantian, dan bertanya dengan gugup.

"Maksudku, jika apa yang kalian bicarakan ini benar, bukankah ini sudah cukup lama semenjak Emi pergi ke dunia lain yang bukan Jepang itu.... apa Emi akan baik-baik saja? Bagi Emi, bukankah tempat itu juga bukan tempat yang aman?"

"".......... ah""

Menghadapi pertanyaan ini, Maou, Chiho, Suzuno, dan Urushihara yang ada di dalam lemari, bersuara seolah mereka baru saja menyadari sesuatu.

"A-ada apa?"

"Erhm, kau mungkin akan merasa kalau kami ini dingin karena bilang begini... tapi kami tidak pernah khawatir jika Emi terluka ataupun berada dalam bahaya."

"Eh?"

Maou terus berbicara, memilih kata-katanya dengan hati-hati.

".... Kekuatan Emi itu sama sekali tidak bisa diukur dengan bayanganmu sebagai manusia."

"D-dia sebelumnya pernah bilang kalau kakinya patah ketika menyelamatkanku, tapi saat aku memikirkannya, dia langsung sembuh segera setelahnya...."

Chiho menimpali dengan nada seolah sulit baginya untuk berkata demikian.

"Bahkan aku tidak tahu contoh macam apa yang bisa membantu Rika-dono mengerti."

"Jika itu Yusa yang kembali ke Ente Isla, jangankan pedang atau pistol, bahkan jika dia diserang menggunakan tank dari belakang, kurasa dia tidak akan terluka."

"Ini bukanlah manga!"

Rika hanya bisa membantah kata-kata Suzuno dan Urushihara.

Tapi Maou dengan tenang menerima apa yang Rika katakan.

"Huuuh, kau yang bereaksi seperti itu memang normal. Tapi di sisi lain, masalahnya adalah Emi yang memiliki kekuatan seperti itu, tidak bisa kembali sekarang. Emi mungkin tidak sedang menghadapi bahaya fisik, melainkan tidak bisa kembali karena masalah batin, aku benar-benar khawatir mengenai hal ini."

"Eh?"

"Oh?"

"Hm?"

"Hah?"

Karena alasan yang tak diketahui, Chiho, Suzuno, dan Urushihara terlihat seolah tidak bisa menerima jawaban tenang Maou terhadap kata-kata Rika, mereka pun menatap Maou, dan Maou sendiri yang terkejut melihat reaksi ketiga orang itu, balik menatap mereka.

"A-ada apa dengan kalian? Apa aku mengatakan sesuatu yang aneh?"

".... Kau tidak sadar?"

"..... Sepertinya dia tidak sadar."

"Maou-san..... aku senang, kau ternyata memang orang baik."

"A-apa yang terjadi?

"Apa-apaan ini.....??"

Maou merasa kalau hal ini sangat aneh, dan Rika, tentu saja juga tidak paham.

""Tidak, tidak apa-apa.....""

"Eh heh heh......"

Jawab Urushihara dan Suzuno serentak. Dan hanya Chiho yang menatap Maou dengan gembira.

Meskipun dia merasa tidak nyaman dengan reaksi samar dan sulit dipahami ini, Maou tetap menatap ke arah Rika dan melanjutkan perkataannya,

"Po-pokoknya, bahkan jika Emi akan baik-baik saja setelah ditabrak oleh tank, dia tetaplah manusia. Meski dia memiliki kekuatan yang tak terkalahkan, manusia tetap akan tertahan oleh berbagai belenggu dan perasaan, bukan? Jika Emi menemui masalah, kurasa masalah semacam inilah yang kemungkinan besar akan terjadi. Dan kau mungkin sudah tahu soal gadis yang bernama Alas Ramus, dia saat ini sedang bersama dengan Emi karena beberapa alasan. Kami juga harus memikirkan keselamatan anak itu. Meskipun mungkin dari sudut pandangmu kami terlihat menangani masalah ini dengan santai, tapi menggunakan waktu untuk mengevaluasi situasi dan bersiap-siap juga sangat penting."

"Huuuh... rasanya aku benar-benar tidak paham skala masalah ini."

Menghadapi informasi yang melampaui kemampuan berpikirnya, Rika menekan dahinya menggunakan tangannya, dan menutupi mata,

"Lalu, apa yang akan kau lakukan selanjutnya, rasanya kami sudah memberitahumu banyak hal, apa kau sudah memutuskan apakah akan memutus hubungan dengan kami....."

"Soal itu, biarkan aku memutuskannya nanti setelah aku mendengar semuanya."

Hanya jawaban itu yang pasti.

"..... Begitu ya?"

"Chiho-chan juga sama kan? Aku juga ingin melakukan hal tersebut. Aku ingin memikirkannya setelah memahami masalah mengenai Emi."

"Manis sekali."

"Amane, apa maksudnya manis?"

"Itu artinya ada orang yang begitu imut sampai-sampai kau ingin memeluk mereka dengan erat, seperti ini, era~~tt!!"

"Eraaaatt!!"

Chiho mengabaikan Amane dan Acies yang berisik, dan berbicara dengan Rika.

"Meski mungkin sedikit tidak adil karena bilang begini sebelum menjelaskannya....."

"Chiho-chan?"

"Tapi.... aku harap Yusa-san bisa mendapatkan teman sejati lagi."

"......"

Kata-kata tak terduga Chiho, sesaat membuat Rika jadi tak bisa berkata-kata, dia mengamati sekelilingnya dengan kaget.

Setelah melihat ekspresi Maou, Suzuno, dan Urushihara yang menjulurkan kepalanya dari dalam lemari, Rika menghela napas, mengalihkan pandangannya ke arah Chiho dan mengatakan,

"Ini tidak seperti semuanya akan baik-baik saja asalkan kebohongan itu tidak terungkap, aku juga punya hal-hal yang sulit untuk kusampaikan pada orang lain."

"Suzuki-san?"

"Aku tidak akan terpengaruh oleh Chiho-chan, sebaliknya, aku akan menerima semua ini dengan jujur. Jadi beritahu aku. Semuanya mengenai Emi, Maou-san, dan yang lainnya, beritahu aku semuanya tanpa menahan apapun lagi."

Rika, dengan sikap normalnya, menatap Chiho dengan tatapan yang penuh akan kebulatan tekad.

Usai Chiho menunjukan sebuah senyum ramah.....

"Kalau begitu, ayo kita mulai dari saat aku tahu soal Maou-san dan yang lainnya...."

Chiho perlahan mulai menceritakan kebenaran mengenai Maou, Emi, dan Ente Isla.

"Huuuhhh~~~~"

Setelah mendengar semuanya dari Chiho, Rika menghela napas dalam, lalu.....

"Kalau seperti ini, tak heran jika Emi membenci Maou-san."

Dia menatap Maou dengan ekspresi dingin.

"Apa kau mempercayaiku?"

"Bagaimanapun juga, Ashiya-san menghilang di hadapanku, aku juga melihat Suzuno dan Urushihara-san memamerkan kemampuan melompat yang tidak biasa dengan mata kepalaku sendiri, selain itu, Maou-san dan Acies juga terbang di udara."

Ditambah lagi, untuk membantu penjelasan Chiho, tidak hanya Suzuno saja yang memperlihatkan perubahan jepit rambutnya menjadi palu raksasa di tempat, bahkan Maou dan Acies juga menunjukan penggabungan dan pemisahan mereka, semua ini memaksa Rika untuk mempercayai mereka.

Rika dengan letih mengangguk menjawab pertanyaan Chiho, kemudian....

"Uwaahh, aku benar-benar ingin sembunyi di lubang sekarang, ini benar-benar memalukan."

Dia tiba-tiba memegangi kepalanya, bersandar, dan jatuh ke belakang di atas tatami.

"Suzu, Suzuki-san?"

"Ini sangat memalukan, aku mungkin akan mati di dalam lubang."

"A-ada apa?"

Maou juga merasa terkejut dengan reaksi Rika, Rika bangkit dengan air mata di matanya, dan memeluk tangan Suzuno dari depan.

"Rika-dono?"

"Suzuno, aku minta maaf, benar-benar minta maaf! Lupakan semua yang terjadi pada hari itu! Jadilah orang yang tidak tahu apa-apa dan lakukan hal tersebut. Aku benar-benar minta maaf, gah, aku bisa mati karena malu ini."

"Ya-yang terjadi pada hari itu, maksudnya??"

Penyesalan dadakan Rika, membuat Suzuno heran.

"Maksudnya apa yang terjadi ketika aku pertama kali bertemu Suzuno! Uwaah, bukankah hari itu aku sudah kehilangan kendali, dan mengatakan banyak hal yang tidak penting? Aku benar-benar berpikir begitu, ah aku benci ini..... ahhhhhh."

"Ah, jadi maksudmu yang terjadi pada waktu itu?"

Usai dijelaskan hingga ke poin ini, Suzuno akhirnya ingat.

Ketika Rika pertama kali bertemu Suzuno, Rika berasumsi dan salah mengira kalau Suzuno adalah saingan Emi untuk mendapatkan Maou, dia ikut campur dengan hal-hal yang tidak perlu.

"Tapi aku sengaja membuatmu salah paham, dan setelah kesalahpahaman itu, semuanya juga langsung beres di tempat. Sejak awal Rika-dono tidak tahu mengenai kami, jadi kau tidak perlu merasa begitu terganggu....."

"Bukan itu masalahnya! Meski aku tidak tahu apa-apa, aku, di depan Ashiya-san, dari semua orang yang ada....... uwaaaahhhhh!!"

"H-hm?"

Meski masih sedikit bingung, Suzuno tetap memeluk Rika yang berkaca-kaca, dan menepuk punggungnya dengan pelan,

"Tidak apa, yang salah itu kami, yang terus menyimpan rahasia ini. Rika-dono tidak salah sama sekali."

"Uwaaahhhhh, memalukan sekali!!"

Suzuno berusaha keras menghibur Rika yang mulai berteriak keras dengan wajah memerah.

“Suzu, Suzuki-san baik-baik saja, kan?”

“Dia sepertinya tidak bisa menerima beberapa bagian dari kebenaran ini.”

Chiho dan Maou saling menatap satu sama lain, daripada identitas asli Maou dan Emi, Rika sepertinya menerima syok yang lebih besar karena suatu insiden tertentu, tapi setidaknya dari hal ini, dia tidak terlihat membenci Maou dan yang lainnya.

“Pemikiran anak muda zaman sekarang memang mudah beradaptasi.”

Hanya kali ini, Amane terlihat terkejut dengan reaksi Rika.

“Haaah, bagaimanapun, Suzuki Rika sepertinya sudah menerima hal ini....”

“Aku belum terima! Ketika Emi dan Ashiya-san kembali, bagaimana aku harus menghadapi mereka?”

“.... Sekarang sudah saatnya kita mulai membicarakan rencana kita di Ente Isla kan?”

Meski Maou tidak tahu rinciannya, tapi sepertinya ladang ranjau yang terkubur di antara Rika, Suzuno, Emi, Ashiya, dan dirinya, memiliki daya ledak yang begitu besar.

Tapi saat ini, tidak ada waktu untuk menghibur Rika, jadi Maou untuk sementara mengabaikannya, dan mengambil secarik kertas yang ada di atas kotatsu.

“Ini adalah informasi dan peta yang berkaitan dengan Benua Timur yang Ashiya tinggalkan. Dia sepertinya sudah menduga kalau Emi ada di Benua Timur, yang juga berarti, Emi sedang menemui masalah di Afashan.”

“Ke-kenapa bisa begitu?”

Suzuno yang terus memeluk Rika, menolehkan kepalanya ke arah Maou dan bertanya,

“Soal itu, aku juga tidak yakin, tapi alasan utamanya mungkin karena di sana ada markas Malebranche yang dihasut oleh Olba. Dalam artian yang berbeda dengan Chi-chan, Olba adalah satu-satunya manusia yang sepenuhnya mengerti kekuatan dan asal-usul Emi, dan Afashan kini telah menyatakan perang terhadap berbagai negara, kan? Mencurigakan pun harusnya ada batasnya. Jadi Urushihara.....”

“.... Yeah.”

Dengan perintah Maou, Urushihara mengulurkan tangannya dari dalam lemari.

Dia memegang sebuah kartu nama kusut di tangannya.

“Apa itu?”

Chiho mengambil kartu nama dari tangan Urushihara, dan menemukan sebuah nomor HP tertulis di atasnya.

“Itu adalah nomor HP Gabriel.”

“Eh? Kenapa benda seperti ini bisa ada di sini?”

“Ke-kenapa seorang malaikat punya HP? Raja Iblis berkomunikasi melalui telepon dengan seorang malaikat, sambungan telepon macam apa itu?”

Melihat mereka bingung terhadap fakta bahwa seorang Malaikat Agung dari dunia lain memiliki HP saja, sudah cukup untuk membuktikan perbedaan pengalaman antara Chiho dan Rika.

“Yeah, berkat dia yang meninggalkan kartu nama itu di Urushihara, setidaknya kita bisa memastikan kalau Ashiya, Emi, Alas Ramus, dan ayah Emi saat ini ada di Afashan.”

“Kenapa kau sangat yakin mengenai hal ini?”

Chiho merasa curiga dengan kata-kata Maou yang terasa tidak berkaitan.

Jawaban Maou begitu sederhana.

“Setelah menelepon, dia mengakuinya sendiri.”

“..... Apa tak masalah mempercayainya begitu saja?”

Chiho kenal dengan sifat Gabriel, jadi tidak aneh jika dia menyuarakan keraguannya.

Karena kepribadian Gabriel yang sulit dipahami, tindakan yang dia lakukan dalam sudut pandang Maou dan yang lainnya selalu tidak konsisten, melakukan tindakan yang menguntungkan Maou dan yang lainnya meski dia adalah seorang musuh, tujuan sebenarnya Gabriel sama sekali tidak bisa diketahui.

“Aku tahu apa yang ingin kau katakan.”

Maou tersenyum kecut.

“Tapi, salam situasi ini, paling tidak dia tidak punya alasan untuk menghubungi kita hanya untuk berbohong. Begitupun masalah mengenai Emi, lagipula, kalau dia tetap diam, kita pasti tak akan bisa mengambil tindakan.”

“Dia mungkin sudah memprediksi kalau kita akan berpikir begitu, dan berencana men-skakmat kita....”

Urushihara yang mendapatkan cara untuk mengubungi Gabriel, berbicara dengan susah payah, Maou juga mengangguk dengan serius.

“Jadi untuk jaga-jaga, aku akan meninggalkanmu di Jepang.”

“Aku tahu, tapi aku perlu menunggu sampai aku sembuh dan bisa bergerak.....”

Urushihara yang sudah kekurangan dominasi serta motivasinya, berbicara dengan suara yang lebih lemah dibandingkan biasanya.

“Urushihara-san, kau tidak ikut dengan Maou-san?”

Tanya Chiho dengan kaget.

Suzuno mampu membuka gate asalkan dia punya penguat, jadi sudah dipastikan dari awal kalau dia akan menemani Maou ke Ente Isla.

Meskipun dia sudah mempelajari Idea Link, Chiho tidak sebegitu kekanakannya hingga ingin pergi ke Ente Isla, di mana tingkat bahayanya tidak bisa dibandingkan dengan Jepang.

Dengan tubuh yang tidak bisa dibandingkan dengan Suzuno sama sekali, jika dia terlibat dalam medan pertarungan, beban macam apa yang akan dia berikan pada Maou dan yang lainnya? Mengenai poin ini, dia sudah sangat paham dari pertarungan antara Suzuno dan Tentara Surga di SMA Sasahata.

Tapi Urushihara, tidak peduli seberapa buruknya, dia tetaplah seorang Jenderal Iblis. Meski sekarang dia seperti ini, tapi dia masih menunjukan tolak ukur tertentu ketika menyelamatkan Chiho dari bahaya, jika dia kembali ke Ente Isla, dia seharusnya bisa jadi kekuatan tempur yang penting.

“Ini lebih seperti, kami tidak bisa membawanya.”

Suzuno yang berhasil lepas dari Rika setelah bersusah payah, menjawab pertanyaan Chiho.

“Aku sudah memperhitungkannya berulang kali, mengingat situasi saat kami pergi dan kembali, dengan diriku dan Raja Iblis saja sudah sangat memaksa. Bagaimanapun....”

Suzuno menatap Acies yang ada di sebelah jendela.

“Dia ternyata lebih berat yang diperkirakan.”

“Aku tidak seberat itu! Kasar sekali!”

Acies memprotes, meski Suzuno tidak bermaksud begiitu.

“Dan bahkan jika kita mengabaikan kondisi ini saat kita menuju ke sana, begitu kita kembali, kita masih harus membawa Alsiel dan ayah Emilia bersama kita. Meskipun kita bisa mengumpulkan cukup sihir suci untuk menciptakan sebuah 'gate' dengan bantuan Emilia, ketika ada banyak orang melewati gate, itu pasti akan jadi lebih sulit dikendalikan. Menyisakan beberapa kelonggaran tetaplah pilihan terbaik.”

“Dan, akan jadi masalah jika musuh bergerak saat kita tidak ada. Ini semua akan jadi sebuah bencana jika Chi-chan atau Suzuki Rika ditargetkan. Jadi untuk jaga-jaga, aku meninggalkan Urushihara di sini.”

“Jika tidak terjadi apa-apa, maka tinggal di sini akan lebih santai..... fu, owowowo.”

Chiho memang tidak meragukan Maou dan Urushihara setelah semua yang terjadi, tapi di Jepang, di mana Urushihara (terlihat) tidak mampu mengerahkan kekuatannya, seberapa besar perlindungan yang bisa dia sediakan masih saja mengkhawatirkan.

Mungkin karena merasakan pemikiran Chiho, Maou mengangguk dan mengatakan,

“Jangan khawatir, meski sesuatu benar-benar terjadi, masih ada Amane-san di sini.”

“Aku tahu kau punya rencana semacam ini.”

Amane, melempar stick es loli ke dalam tempat sampah, mengangguk seolah sudah menyerah.

“Meski pada awalnya aku tidak datang ke sini untuk tujuan ini.”

“Kalau begitu, bukankah sekarang waktunya untuk memberitahu kami alasan kau datang ke sini?”

Sampa sekarang, Amane tidak mengatakan apa-apa mengenai alasannya datang ke Sasazuka.

Tapi menurut Suzuno yang membiarkan Amane menginap di kamarnya, barang-barang Amane hanya terdiri dari satu kotak baju, dompet, kosmetik, charger HP dan barang-barang normal lain, sepertinya dia tidak datang ke Sasazuka karena sebuah alasan yang misterius.

Seolah memverifikasi hal ini..... 

“Bukankan sudah kubilang sebelumnya? Karena kau mengacaukan bisnis rumah pantai itu, aku dimarahi habis-habisan setelah ayahku kembali, dia bahkan bilang kalau sekarang adakah waktunya bagiku untuk mandiri dan mengusirku."

Amane mulai mengulangi penjelasan yang telah dia ceritakan selama tiga hari belakangan.

Jika Ashiya ada di sini, mungkin dia akan menggunakan kesempatan ini untuk mengusir Urushihara keluar dari rumah.

“Aku senang Suzuno-chan membiarkanku menginap, tapi karena aku sudah menghubungi bibi Mi-chan, kurasa kunci ke sebuah kamar di apartemen ini sudah terbuka.”

Amane menggembungkan pipinya seperti seorang anak kecil dan menghela napas seolah sudah menyerah.

“Tapi atas kebaikan kalian karena telah menyediakan tempat menginap dan makanan, jika terjadi sesuatu, aku pasti akan membantumu melindungi Chiho-chan dan Rika-chan. Bagaimanapun juga, hingga ke poin ini, semuanya masih dianggap sebagai tugasku.”

Maou memang tidak tahu apa yang dimaksud 'tugas' oleh Amane, tapi Maou akhirnya merasa lega setelah memegang janji Amane.

Menurut penjelasan Rika, meskipun Amane hanya melindunginya tiga hari yang lalu, dan membiarkan Ashiya dan Nord dibawa, Maou menyimpulkan kalau ini mungkin karena mereka berdua tidak sedang menghadapi bahaya yang bisa mengancam nyawa.

“Lalu... Suzuki Rika, apa yang akan kau lakukan? Apa kau ingin ingatanmu dihapus? Jujur saja, semuanya akan lebih aman jika seperti itu.”

“Daripada ingatanku, aku lebih ingin menghapus apapun yang terjadi di hari itu..... Huuh.”

Dia sudah melepaskan Suzuno, tapi Rika masih merasa terganggu dengan apa yang terjadi pada 'hari itu'.

Dia menggelengkan kepalanya berulang kali, mengatakannya dengan jelas,

“Jujur saja, meski aku sudah mendengar kata-kata barusan, aku masih saja merasa takut, meskipun ada hal yang lebih aneh lagi..... tapi aku ingin bertemu dengan Emi secara langsung, dan memutuskan semuanya setelah berbicara dengannya.”

“Suzuki-san!”

Chiho tersenyum bahagia.

“Begitu ya?”

Maou tersenyum kecil dan mengangguk.

Suzuno dan Amane sepertinya tidak keberatan dengan keputusan Rika, dan semua yang ada di ruangan tersebut, kembali menatap ke arah kotatsu sekali lagi,

“Lalu, kembali ke topik awal kita, meski Gabriel tidak memberitahu kita di mana lokasi persis Ashiya di Afashan, tapi aku sudah punya tebakan kasar.”

“Oh, akan kudengarkan dasar yang kau miliki.”

Suzuno mengangguk, mempersilakan Maou melanjutkan perkataannya, Maou kemudian menunjuk ke arah peta yang melambangkan kota utama Afashan, dan mengatakan,

“Tujuan Surga, Olba, dan Malebranche itu adalah pedang suci milik Emi, kan? Dari bagaimana Gabriel dan Raguel mencari orang tua Emi, bisa dipahami kenapa mereka menculik ayah Emi. Tapi, kenapa mereka juga menculik Ashiya, menculik Alsiel?”

“Hm?”

“Barbariccia seharusnya tahu kalau kita ini tidak seperti Malebranche, dan dari sudut pandang Olba, dia juga harusnya tahu kalau Alsiel kembali ke Ente Isla dan mendapatkan wujud iblisnya, dia akan jadi lawan yang sulit. Dalam pertarungan di Tokyo Tower, satu-satunya orang yang bisa menahan serangan Gabriel adalah Alsiel. Namun, Gabriel membawa Alsiel, seseorang yang akan jadi halangan tidak peduli siapapun yang dia hadapi. Dengan kata lain, orang-orang yang bertindak mencurigakan di Afashan ini, menemukan sebuah keuntungan dalam diri Alsiel yang akan mengesampingkan kerugian-kerugian tersebut..”

“Apa maksudmu?”

“Gabriel bilang 'Emilia juga akan segera ke sini'. Emi sedang menuju ke tempat di mana Gabriel dan Ashiya berada.”

Maou menatap satu lokasi yang ada di peta tersebut dengan ekspresi keras.

“Jika mereka ingin Pahlawan Emilia dan seorang Jenderal Iblis melakukan sesuatu di Afashan, tidak peduli seberapa tak bergunanya itu, aku hanya bisa memikirkan satu tempat.”

Maou menunjuk sebuah lokasi dan mengatakan,

“Tempat di mana Alsiel dan aku.... bertemu dengan Pahlawan Emilia untuk yang pertama kalinya. Satu-satunya tempat di mana Pahlawan Emilia tidak berhasil mengalahkan seorang Jenderal Iblis.”

Chiho, Suzuno, dan Urushihara yang baru pertama kali mengetahui hal ini, sedikit membelalakkan matanya.

“Itu adalah ibukota Afashan, kastil di mana Unifying Azure Emperor tinggal..... 'Kastil Azure Sky Canopy'.”

---End---





Translator : Zhi End Translation..
Previous
Next Post »
0 Komentar