[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 4 : Raja Iblis, Kisah Masa Lalu Dan Masa Kini -2
Kembali ke -> Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 4 Part 1
Chapter 4 : Raja Iblis, Kisah Masa Lalu Dan Masa Kini.
"Penggunaan bahan bakarnya ternyata lebih besar dari yang kita perkirakan... apa ini bisa bertahan sampai Azure Sky Canopy?"
Siang di hari ketiga berkeliaran di Afashan. Ketika mereka sedang makan di sebuah restoran desa yang mereka lewati, Maou menanyakan hal itu pada Suzuno yang duduk di seberangnya.
"Jalan memutar pagi ini memang menyebabkan banyak kerugian.... Aku tidak pernah menyangka kalau kita akan bertemu pasukan patroli Seikokin. Kita tidak hanya mempercepat laju kita, kita bahkan melewati tempat yang memiliki kondisi jalan yang buruk."
Meteran bahan bakar di moped mereka, saat ini hanya tinggal satu bagian jauhnya dari simbol E.
Meski mereka membawa bahan bakar cadangan, mengingat Afashan tidak memiliki jalan beraspal, jumlah itu pasti tidak akan cukup.
Mempertimbangkan jadwal mereka, untuk makanan dan air, mereka tentu masih bisa bertahan asalkan mereka mengisi kembali persediaan mereka di desa, tapi di Ente Isla yang tidak memiliki POM bensin, hanya masalah bahan bakar lah yang sulit untuk dipecahkan.
“Kita harus berhati-hati memilih rute kita mulai dari sekarang.”
Suzuno membentangkan peta tulisan tangan yang Ashiya tinggalkan ke atas meja.
“Tapi sepertinya kita akan mencapai Azure Sky Canopy lebih cepat dari yang kita duga. Aku harap kita bisa menggunakan waktu hari ini untuk..... sampai di dekat kota ini. Semakin dekat kita dengan Azure Sky Canopy, semakin besar kemungkinan kita bertemu Kesatria Hakin, kuharap kita bisa menggunakan moped semaksimal mungkin untuk bergerak ke tempat terdekat.”
“Itu benar.”
Usai bertukar pendapat, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan moped sampai menghabiskan bahan bakar cadangan.
“Meskipun aneh bagiku untuk mengatakan ini, tapi upaya pembangunan di sini benar-benar berjalan dengan baik ya. Kukira keadaannya akan lebih kacau.”
“Memang seharusnya bukan kau yang mengatakan hal itu, tapi aku juga agak risau. Raja Iblis, biar kutanya sesuatu, seberapa kuat Malebranche di Dunia Iblis?”
“Kekuatan Malebranche? Jika kau bertanya soal jumlah, maka aku hanya bisa menjawab kalau jumlah mereka cukup banyak. Ketika Pasukan Raja Iblisku menyerang keempat benua, entah itu pasukan utara, timur ataupun barat, mereka adalah pasukan campuran yang terdiri dari berbagai klan, namun hanya pasukan Malacoda yang ada di selatan lah, 80% nya adalah Malebranche, tapi, bagaimana aku mengatakannya ya, kebanyakan dari mereka sudah dibunuh oleh Emi dan para manusia....”
“Yeah, dengan kata lain, tidak ada banyak pasukan yang ada di bawah komando Camio?”
“Karena kami tidak melakukan sensus dengan ketat seperti di Jepang, jadi aku juga tidak yakin jumlah pastinya.”
Seolah menyetujui kata-kata Maou, Suzuno mengangguk berulang kali dan mengatakan,
“Aku sebenarnya punya pemikiran yang sama denganmu. Pemulihan ini berjalan terlalu lancar. Tapi maksudku bukan kerusakan yang disebabkan oleh Pasukan Raja Iblis yang kau pimpin sudah sepenuhnya menghilang, hanya saja fakta bahwa meski Malebranche sudah menembus pusat Afashan dan menyatakan perang ke seluruh dunia, suasana perang dan aura iblis sama sekali tidak bisa dirasakan di sini. Berdasarkan peta, kita ini sudah memasuki lingkar ibukota Afashan.”
“..... Itu masuk akal. Dari bagaimana berlebihannya Ciriatto, Farfarello, dan Libococco berbicara, kupikir akan ada banyak iblis yang berkeliaran di mana-mana.”
Maou mengerti kalau Suzuno merasakan situasi yang tidak biasa.
“Menjengkelkan sekali. Sejak para malaikat itu.... terutama setelah Gabriel muncul, semua gerakan mereka benar-benar mengganggu.”
“..... Benar sekali.”
Pada dasarnya, jika Ashiya dan Nord tidak diculik oleh Gabriel, kalaupun keberadaan Emi tidak diketahui, itu mungkin tidak akan menyebabkan pergolakan politik apapun.
Tapi pergolakan politik itu disebabkan oleh pernyataan perang terhadap seluruh dunia yang dibuat oleh Afashan dari Benua Timur, mereka menjadi boneka untuk Pasukan Raja Iblis kedua milik Barbariccia yang dihasut oleh Olba. Jika cuma itu, itu hanya berarti penyerang baru dunia manusia setelah Raja Iblis Satan, telah muncul.
Namun, di balik insiden ini, bayangan beberapa malaikat bisa terlihat. Para malaikat dan iblis tersebut menggunakan tentara dari Kekaisaran Afashan untuk menculik Ashiya dan Nord, dengan begini, maka bisa ditebak bahwa selain benang dari insiden yang ada di hadapan mereka, satu pihak yang tidak diketahui masih bersembuyi di baliknya.
“Untuk mengetahui situasi yang sebenarnya, ayo kita cari informasi dari penduduk di sini.”
“Meski tidak ada banyak kerumunan ataupun semangat para warganya, setidaknya tempat ini tidak terlihat telah diserang.”
Maou dan Suzuno menatap jalan utama desa dari jendela.
Menurut peta Ashiya, ini adalah desa yang dikenal dengan nama Honfa. Mereka menyembunyikan moped mereka di pepohonan di belakang desa sebelum datang ke sini.
Meskipun desa ini terlihat tidak terlalu besar, tapi mereka mempunyai populasi yang cukup padat, para penduduk sepertinya meminta para Kesatria Josokin untuk bertanggung jawab terhadap keamanan desa, karena itulah, prajurit dengan bandana merah yang memiliki pinggiran berwarna putih bisa dilihat di mana-mana.
“Maou, boleh aku tambah lagi? Ini enak.”
“.... Kau benar-benar santai ya.”
Ketika Maou dan Suzuno sedang berada dalam diskusi serius, Acies dengan anteng terus memakan makanannya, saat akhirnya mereka menyadari keadaan sekitar, mereka mendapati Acies sudah menghabiskan roti yang diletakkan di dalam keranjang, dan menyerahkan piring kosong yang sebelumnya berisi ayam dan sayuran rebus, sekaligus pie yang terbuat dari sayuran lokal dan ikan air tawar kepada karyawan restoran.
Mungkin karena Benua Timur memiliki sumber air yang melimpah dan kualitas air yang hampir mendekati Jepang, budaya makanan yang berkembang di sini, adalah sesuatu yang bahkan bisa dinikmati oleh Maou yang sudah terbiasa dengan makanan Jepang.
“Suzuno, apa itu tak masalah?”
Namun, Maou tidak bisa langsung setuju dengan Acies yang memesan lebih banyak lagi makanan tanpa meminta izin lebih dulu.
Itu karena Maou dan Acies, saat ini bergantung sepenuhnya pada Suzuno dalam hal keuangan.
Meski kata-kata 'pinjaman' atau 'bunga' yang bisa membuat Raja Iblis jatuh ke dalam teror, tidak muncul, jika dia terlalu bergantung pada bantuan keuangan Suzuno, rasanya nanti banyak hal akan menjadi sangat mengerikan.
Terlebih lagi, bagi Maou yang selalu mencari uang untuk menghidupi dua anak buahnya, menjadi toy boy itu sangatlah menyedihkan.
“Tak masalah, kenapa kita tidak memesan pie lagi? Aku kebetulan juga ingin memakan hidangan mie yang mirip seperti udon tadi. Boss!”
Tak disangka, Suzuno langsung menyetujui permintaan Acies dan meminta si boss untuk menghampirinya.
'Bisakah kau membawakanku salah satu pie ikan tawar itu dan membantu gadis ini mendapatkan semangkuk sayuran rebus lagi? Ditambah lagi, aku ingin sop mie beras ini, dan jika tokomu punya wine yang kau banggakan, izinkan aku melihatnya juga.”
Suzuno menggunakan bahasa resmi Afashan, yang dikenal di benua lain dengan nama bahasa Akou.
'Walau bisnis yang menguntungkan seperti ini sangat bagus bagi kami, tapi sayangnya, toko kami tidak terlalu berkelas sehingga punya wine yang bisa kami sajikan pada nona pendeta dari Gereja.'
Pemilik restoran ini adalah seorang wanita berbadan besar, dia menerima pesanan tersebut sambil tersenyum.
“H-hey, Suzuno, apa kau barusan memesan wine? Menyetir setelah minum-minum itu melanggar hukum.”
Maou yang sedikit-sedikit tahu bahasa Akou saat dia menyerang Ente Isla dulu, menegur isi pesanan Suzuno.
“Iya, tenanglah. Ini tidak seperti aku benar-benar ingin meminum wine.”
Suzuno nampak sudah menduga kalau Maou akan menentangnya seperti itu, dan hanya menjawab sekenanya.
'Akan butuh beberapa waktu untuk pie nya dipanggang, apa kau mau menggunakan kesempatan itu untuk minum? Tapi toko kami hanya punya wine jenis ini.'
Sembari berbicara, pemilik restoran itu membawa dua botol minuman wine.
Suzuno melihat label pada botol itu, mengangguk perlahan setelah berpikir beberapa saat, dan mengatakan,
'Sepertinya sirkulasi di sini masih normal.'
'Eh?'
'Kau tahu kalau aku adalah orang yang lahir di Benua Barat, itulah kenapa kau merekomendasikan wine ini, benar? Kedua botol minuman wine ini diproduksi di Benua Barat.'
Suzuno menatap si pemilik yang sedang bingung dan langsung menuju ke poin utama.
'Aku ingin bertanya padamu sesuatu. Apakah rumor bahwa Azure Sky Canopy dikendalikan oleh iblis itu benar?'
Pemilik restoran menunjukan ekspresi rumit,
'Jujur saja, itu bisa dianggap benar.'
Lalu langsung mengiyakan pertanyaan Suzuno.
Anehnya, nada bicaranya, daripada terdengar takut, malah lebih ke bingung.
'Tapi.... jika ditanya apakah ada perbedaan atau tidak, sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan di sini. Meskipun ada keributan besar setelah orang-orang tahu kalau Jenderal Iblis Alsiel kembali.'
Begitu berbicara sampai ke poin ini, si pemilik restoran, setelah memastikan tidak ada pelanggan lain di toko, mendekat ke arah Suzuno dan mengatakan,
'Karena kau adalah orang dari Barat, aku akan memberitahumu hal ini, sebenarnya bagi kami, rakyat biasa, apakah penguasanya Jenderal Iblis ataupun Unifying Azure Emperor, itu tidak ada bedanya sama sekali.'
'Oh?'
“Mereka sepertinya berbicara sesuatu yang rumit? Aku ingin cepat makan pie!”
“Mereka akan segera membawanya, tenanglah sebentar!”
Maou menahan Acies yang sudah tak sabar menunggu pelayan restoran membawakan makanan.
'Meskipun pemerintahan Alsiel itu mengerikan dan banyak kesatria mati, bahkan sebelum itupun bagian timur Afashan sudah mengalami perselisihan sipil terus menerus, dan setiap beberapa tahun, konstruksi publik skala besar pasti akan dilakukan untuk menaikkan martabat Unifying Azure Emperor ataupun Azure Sky Canopy, mereka memanfaatkan para warga di manapun, jadi banyak orang yang mati karena kecelakaan.'
'Hal-hal seperti itu.....'
'Tentu saja mempertimbangkan masalah komunikasi, akan lebih baik kalau penguasanya itu manusia, kami pun berharap para iblis menakutkan itu secepatnya menghilang.... tapi setelah Pahlawan Emilia mengusir Alsiel, semuanya menyadari hal ini. Entah pemimpinnya iblis ataupun Unifying Azure Emperor, kami masih akan menjadi pihak yang diperas..... oh sayang, maafkan aku, rasanya semakin aku berbicara, semakin aku membuat suasananya suram.'
'Tidak, kamilah yang seharusnya meminta maaf. Karena menyebutkan topik menyakitkan seperti ini.....'
'Yeah, tapi itu benar. Karena sangat jarang ada nona pendeta yang bersedia berbincang denganku, maka aku akan memberitahumu dengan jujur. Setelah Pasukan Raja Iblis baru masuk ke Azure Sky Canopy, hanya ada satu hal yang benar-benar berubah. Kesatria Hakin di seluruh Afashan menjadi semakin kuat, dan mereka tiba-tiba menyatakan perang terhadap benua lain.'
“Hey~ Maou~ sayur rebus dan pie ku~”
“... Akan kuberi bagianku nanti, jadi diamlah!”
'Kesatria Hakin menjadi semakin kuat?'
'Yeah, aneh kan? Meskipun hal pertama yang Alsiel lakukan sebelumnya adalah memutus kekuatan Kesatria Hakin. Walau ini hanya rumor, beberapa orang bahkan curiga kalau Unifying Azure Emperor dikendalikan oleh nafsu kekuasaan dan bekerja sama secara aktif dengan iblis untuk menyebabkan perang. Dulu, Alsiel memulai banyak proses untuk melemahkan manusia, tapi setelah iblis-iblis datang kali ini, sirkulasi kami, produksi kami, bahkan kekuatan militer kami menjadi semakin kuat. Kalau sudah begini, wajar kalau itu menyebabkan kecurigaan.'
Suzuno memandang peta Ashiya dengan ekspresi berat di wajahnya sembari mendengarkan si pemilik berbicara.
'Begitu ya.... ugh, terima kasih sudah memberitahuku informasi yang berharga ini. Terakhir, boleh aku bertanya pertanyaan lain?'
'Apa itu?'
Suzuno bertanya pada pemilik restoran dengan tatapan tegas,
'Pernahkah kau mendengar rumor malaikat muncul di Azure Sky Canopy?'
Si pemilik membuka lebar matanya bingung.
'Malaikat? Malaikat yang kau bicarakan ini maksudnya malaikat yang tertulis di dalam kitab Gereja?'
Dia kemudian memberikan senyum merasa tidak enak.
'Karena kita punya iblis, maka seharusnya juga ada malaikat di suatu tempat di dunia ini, tapi aku sama sekali tidak pernah mendengar rumor seperti itu.'
'…. Be-begitu ya.'
Suzuno dan Maou bertukar pandangan merasa bingung.
Mereka memang tahu mengenai eksistensi para iblis, tapi pergerakan rahasia yang dilakukan oleh para malaikat, sama sekali tidak mencapai telinga rakyat biasa.
'Sudah ya, gadis itu sepertinya sudah tidak bisa menunggu lagi, ini saatnya aku mengeluarkan pie panggangnya, apa ada hal lain yang ingin kau tanyakan??'
'Tidak, tidak ada, terima kasih. Itu informasi yang sangat berharga.'
'Baguslah kalau begitu..... ah, dan.....'
Si pemilik tiba-tiba tergagap, Suzuno pun mengangguk dengan ekspresi tegas.
'Jangan khawatir. Atas namaku, aku tidak akan memberitahu siapapun tentang apa yang kudengar darimu.'
'Itu akan sangat membantu.'
Meski menunjukan ekspresi lega, si pemilik restoran masih menatap ke arah Maou dengan gelisah. Memahami arti di balik tatapan itu, Suzuno menambahkan,
'Jangan khawatir. Meskipun dia ini pelayanku, dia tetaplah pengikut Gereja yang taat, jadi dia tahu betapa pentingnya rahasia.'
“.....Hey!”
Meskipun dia tidak membantah di hadapan si pemilik restoran, Maou memutar bola matanya dan menunjukan bahwa ia paham apa yang Suzuno katakan.
“Siapa yang tadi kau sebut pelayan, hm?”
Lebih dari 10 kilometer dar desa Honfa di dekat hutan rawa, Maou memprotes mengenai apa yang terjadi siang tadi.
“Apa, kau masih menyimpan dendam?”
Tapi Suzuno membalasnya dengan ekspresi acuh tak acuh.
“Kau seharusnya tahu kalau penjalasan itu akan lebih mudah. Pada dasarnya biaya untuk perjalanan ini sebagian besar aku yang membayarnya, jadi rasanya takkan ada yang terjadi jika aku mengatakannya.”
“Ugh.”
Dibalas dengan jawaban seperti itu, Maou sesaat tak bisa berkata-kata.
Melihat Maou terdiam penuh penyesalan, Suzuno berbicara sambil tersenyum,
“Tapi ini bukanlah lelucon, jika peta Alsiel benar, maka kita harus melewati perkotaan lain untuk sampai ke Azure Sky Canopy. Jika pemeriksaannya menjadi semakin ketat, menyebutmu dan Acies sebagai pelayan yang kupekerjakan akan menjadi alasan paling meyakinkan dan bisa diandalkan.”
“.... Masalahnya adalah apakah orang ini bisa berakting atau tidak. Jika sesuatu terjadi, dia bisa tetap berada di dalam tubuhku. Meskipun itu artinya Acies harus diperlakukan seperti sebuah barang dan rasanya juga tidak akan menyenangkan.”
Setelah kejadian siang tadi, mereka membeli banyak pie ikan air tawar bungkus untuk makan malam, Maou menatap ke arah Acies yang telah memakan makanannya dan berubah menjadi kepompong agar bisa tidur di sebelah api unggun, dan menunjukan sebuah senyum kecut.
“Huuh, apa ya yang sebaiknya kita lakukan jika kita benar-benar menemui situasi seperti itu? Ayo kita pikirkan setelah menyelesaikan setengah hari perjalanan besok.”
Suzuno menatap peta Ashiya dan berbicara,
“Aku harap kita bisa menggunakan moped sedekat mungkin dengan Azure Sky Canopy, tapi dalam skenario terburuk, kita mungkin harus meninggalkan moped kita di suatu tempat.”
“Eh? Aku tidak setuju!”
Maou bangkit dan menentang kata-kata Suzuno.
“Meski kau bilang begitu, mau bagaimana lagi. Semakin dekat kita dengan ibukota, semakin besar kemungkinan kita ketahuan. Kita ini harus menghindari tindakan yang terlalu mencurigakan....”
“Aku akhirnya berhasil memahami sensasi mengendarai 'Dullahan III bermotor' setelah susah payah! Bagaimana bisa aku meninggalkannya di tempat seperti ini?”
“....Apa-apaan bermotor itu tadi?”
Mengingat kepribadian Maou, pasti dia sudah memberi nama pada moped tersebut.
“Ini bukanlah masalah mengembangkan perasaan dengan kendaraan, masalah ini mungkin ada hubungannya dengan nyawa Emilia. Berdasarkan hak milik, bagaimana kita harus memperlakukan moped ini itu diputuskan olehku.”
“Ughhh....”
Setelah mengucapkan hal tersebut dengan tegas, seolah kepikiran sesuatu, Suzuno bertanya kepada Maou,
“Oh ya, sejak dulu aku sedikit penasaran, kenapa kau selalu menamakan kendaraan dengan nama 'Dullahan'?
“Huh?”
“Dullahan itu adalah nama iblis yang muncul dalam legenda dan dongeng bumi kan? Seingatku itu adalah iblis kesatria tanpa kepala yang mengendarai kereta yang ditarik oleh kuda tak berkepala, benar?”
“Ohh, kau mengetahuinya.”
“Tapi aku tidak pernah mendengar makhluk semacam itu di antara iblis yang menyerang berbagai wilayah di Ente Isla. Meski itu mungkin hanya karena aku tidak mengetahuinya....”
“Yeah, Dunia Iblis memang tidak memiliki iblis seperti Dullahan yang tersebar di bumi. Pada dasarnya, dari sudut pandang biologi, sangat aneh kan berlari-lari sambil membawa kepalamu sendiri!”
“Kau tidak punya hak untuk mengatakan hal-hal seperti itu... lupakan sajalah, jadi kenapa harus Dullahan?”
“Uh, sebenarnya tidak ada makna khusus apapun.”
Maou mengangkat bahunya.
“Sebelum bekerja di MgRonalds, Ashiya dan aku sudah beberapa kali dipecat dari pekerjaan kami.”
“Oh?”
Suzuno membuka lebar matanya merasa terkejut.
Karena Maou, Ashiya, dan Urushihara sudah memiliki kehidupan yang tidak kalah dengan orang Jepang normal ketika Suzuno datang ke bumi, dia pikir kehidupan mereka dari awal sudah berjalan lancar.
“Huft, karena beberapa tempat kerja kami tutup, jadi tidak semuanya kami dipecat, tapi sebelum Ashiya dan aku memutuskan kalau kita harus membagi fokus kita dalam bekerja, pekerjaan rumah tangga, dan penyelidikan, setidaknya kami sudah dua kali dipecat.”
Meski Maou sedang berbicara mengenai kenangan pahitnya, fakta bahwa kenangan pahit milik Raja Iblis Satan ternyata adalah tentang dia yang dipecat dari pekerjaannya, bagi Manusia Ente Isla, itu sudah menjadi sesuatu yang tidak perlu didengarkan lebih jauh lagi.
“Setelah itu, aku mulai bekerja di MgRonalds, dan aku dengar dari Chi-chan yang kala itu masih karyawan baru, mengenai tempat untuk membeli sepeda murah. Pada saat itu, termasuk sepeda, aku membeli banyak barang-barang mahal, membuat tabunganku memasuki zona bahaya. Ya ampun, waktu itu Ashiya benar-benar marah.”
Meskipun dia tidak tahu situasinya pada waktu itu, Suzuno bisa membayangkan adegan tersebut.
“Lalu, jika aku dipecat setelah bersenang-senang membeli berbagai barang dan memakai semua tabunganku, bukankah itu akan jadi sangat buruk?”
“Yeah, itu memang benar..... tunggu, jangan-jangan....”
Suzuno menahan napasnya karena memikirkan kesimpulan yang benar-benar konyol.
“Jadi agar aku tidak dipecat lagi, aku membuat permohonan kepada sepedaku. Nah, bukankah Dullahan itu iblis tak berkapala? Jadi kalau aku mengganti kata 'Kepala' dengan 'Pecat', itu akan menjadi 'Iblis yang tidak akan dipecat'.”
(T/N : 'Kepala' dan 'Pecat' memiliki lafal pengucapan yang sama dalam bahasa Jepang)
Maou memperlihatkan senyum bercanda dengan malu-malu, sementara Suzuno yang sudah tidak tahan lagi, menekankan tangannya ke dahi.
“.... Bodoh sekali.”
“Apa? Yang bertanya di sini itu kau! Hey, apa yang kau tertawakan?”
Suzuno pada awalnya menunjukan ekspresi jengkel, tapi setelah itu, dia perlahan mulai menganggapnya lucu dan sedikit tertawa.
“Hehehe... daripada itu, jika kau bilang kalau itu agar aku tidak bisa melupakan perasaan saat kau menjadi Raja Iblis dulu, atau setidaknya ingin menamakan tungganganmu dengan nama Dullahan, itu akan jauh lebih baik, hhahahha!”
“Kalau seperti itu, bukankah aku malah menjadi orang yang tidak memiliki pengetahuan umum?”
“Ahh, menggelikan sekali. Aku harus menceritakan ini pada Emilia dan Chiho-dono nanti.”
“Hey, jangan lakukan itu, bodoh! Tanpa mempertimbangkan Chi-chan, si Emi itu pasti akan menertawakanku selamanya, jadi jangan beritahu dia!”
“Aku benar-benar ingin melihat kejadian itu. Sang Pahlawan menertawakan Raja Iblis karena sesuatu yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.”
“Lakukan sesuka hatimu, sialan!”
Maou berpaling, wajahnya memerah padam. Karena itulah, dia melewatkan kalimat yang Suzuno tambahkan dengan pelan.
“Jika memungkinkan.... aku berharap bisa mengatakannya secara langsung, dan menyaksikan adegan itu.”
“Huuh? Apa itu tadi?”
“Tidak, bukan apa-apa. Lupakan. Aku hanya merasa itu sedikit lucu karena terlalu mirip dengan manusia.”
“Berisik, berisik! Berani-beraninya kau meremehkanku!”
Maou yang merasa benar-benar kesal, berpaling dari api dan melempar kayu bakar jauh ke dalam kegelapan, seolah sedang melepaskan amarahnya.
Karena alasan yang tak diketahui, Suzuno menatap punggung itu dengan ekspresi lembut, dia kemudian tiba-tiba memungut peta yang Ashiya gambar.
“Hey, Raja Iblis.”
“Apa?”
“Kenapa kalian datang ke Ente Isla?”
“Huh?”
Meski wajah Maou tidak bisa dilihat dengan jelas karena bayangan api unggun, Suzuno bisa dengan jelas melihat kalau ekspresinya sedikit berubah.
“Maksudku bukan yang sekarang. Tapi saat kau, Alsiel, dan Lucifer berencana menguasai kelima benua di sini sebelum berakhir terdampar ke Jepang.”
“Dengan semuanya yang sudah seperti sekarang ini, kenapa kau menanyakan hal ini padaku? Dan bukankah sudah kubilang sebelumnya? Itu adalah untuk menguasai Ente Isla.....”
“Itulah kenapa aku ingin bertanya, kenapa harus menguasai? Bukankah kalian datang untuk menghancurkan dunia manusia?”
Suzuno teringat apa yang Chiho katakan sebelum mereka berangkat dan bertanya,
“Menguasai dan menghancurkan itu sangat berbeda. Pada kenyataanya, Alsiel bahkan mengingat semua informasi dalam masyarakat manusia dan dengan cantiknya menguasai Afashan? Apa yang sebenarnya terjadi?”
“.....”
“Kau sudah bilang padaku sebelumnya. Jika kita benar-benar memikirkan keselamatan Chiho-dono, kenapa kita tidak langsung menghapus ingatannya. Aku akan mengembalikan pertanyaannya padamu. Kenapa kau ingin Chiho tetap berada di sampingmu?”
“Dari caramu mengatakannya, rasanya seolah aku ini orang jahat yang mengganggu Chi-chan dan tidak mau melepaskannya.”
“Selalu tidak mau membalas keberanian Chiho-dono, dan menggunakan kebaikannya untuk menahan jawabanmu dan menyiksanya, kau memanglah orang jahat.”
“Ugh... me-menyiksanya... itu, tapi.....”
Saat Chiho menyatakan perasaannya pada Maou, mereka bertemu dengan Suzuno yang berada di daerah itu, ketika mengingat hal tersebut, Maou mengeluarkan erangan aneh.
“Belakangan ini, aku tidak bisa memahamimu. Bukan sebagai Maou Sadao, melainkan sebagai Raja Iblis Satan.”
Suzuno menatap api unggun dan menggumam pelan.
“Pada awalnya, aku sangat yakin kalau gaya hidup Maou Sadao di Jepang, itu hanya untuk menyembunyikan identitas aslimu sebagai Raja Iblis Satan. Aku selalu curiga kalau kau sebenarnya memandang rendah manusia, dan akan mengkhianati serta melukai orang lain begitu kau menemukan celah.”
“Kasar sekali. Meskipun bagi iblis, menjadi jahat itu adalah semacam pujian.”
“Tapi, seperti apa kenyataannya? Memiliki semangat taat hukum, melakukan pekerjaan dengan jujur, membangun hubungan baik dengan anggota masyarakat, dan bahkan menghormati manusia yang hendak kau kuasai. Ditambah lagi, itu bukan hanya kau, bahkan Alsiel dan Lucifer pun juga seperti itu.”
“Apakah Urushihara pernah berinteraksi dengan warga masyarakat?”
“Kulihat dia cukup akrab dengan karyawan Sasuke Delivery.”
“Si Urushihara itu....”
Maksud Suzuno mungkin adalah saat Urushihara membeli barang secara online tanpa permisi saat Maou dan Ashiya tidak ada. Hal ini membuat bahu Maou merosot.
“Namun, di sisi lain, kau selalu dengan sembrono menyatakan bahwa kau akan menguasai manusia dan Ente Isla suatu hari nanti. Walau begitu, kau tidak memiliki rasa permusuhan yang besar terhadap Emilia yang hanya menjadi halangan, dan setelah tahu identitas asliku, kau juga sama sekali tidak mewaspadaiku.”
Suzuno berdiri dengan gerakan yang mencolok, dan menunduk memandang Maou yang masih membelakanginya.
“Membiarkan Chiho-dono, Emilia, dan aku tetap berada di sampingmu, keuntungan apa yang kau dapat ?”
“Menghemat pengeluaran, dan membuat meja makan malam menjadi lebih mewah dengan berbagai cara, hanya itu keuntungannya.”
“Meski kau pernah berubah kembali ke wujud Raja Iblis beberapa kali, kenapa kau tidak kembali, kau bahkan tidak berencana menyingkirkanku dan Emilia, dan terus tinggal di Jepang sebagai Maou Sadao dengan taat hukum?”
“.....”
“Kedatangan kita kali ini, seharusnya menjadi kesempatan yang besar kan? Kau yang sekarang, telah memiliki kekuatan yang melampui seorang Malaikat Agung, Alsiel dan para iblis bawahanmu juga berada dalam jangkauan. Kalau kau melupakan soal Jepang dan bumi, dan membunuhku, si pembuka gate, tak akan masalah bahkan jika kau ingin kembali ke Dunia Iblis. Kondisi dunia manusia yang sekarang tidaklah sekuat yang sebelumnya, Emilia juga berada dalam masalah, bukankah ini kesempatan yang bagus untuk menguasai dunia?”
“....Apa yang sebenarnya kau ingin aku lakukan?”
“Jika itu adalah Raja Iblis yang dibayangkan oleh orang-orang Ente Isla, sangatlah wajar jika kau melakukan itu, benar?”
Ucap Suzuno secara terang-terangan.
“Tapi sekarang kau bersama denganku. Mengkhawatirkan keselamatan Emilia, menenangkan Rika-dono, dan berjanji pada Chiho-dono kalau kau akan kembali ke Jepang, bahkan kau juga meminta Amane-dono untuk melindungi Jepang.”
“Mengkhawatirkan Emi..... Mungkin tidak sampai segitunya.”
Sepertinya, sampai saat ini, Maou masih tidak sadar akan apa yang dia katakan secara tak sengaja ketika berada di apartemen sebelum keberangkatan.
“Berdasarkan hal ini, kau yang berencana menguasai Ente Isla, tindakanmu itu tidaklah konsisten sama sekali. Tapi saat ini, aku memikirkan sebuah asumsi. Jika asumsi ini benar, tindakan tidak konsistenmu semuanya akan menjadi jelas.”
“.... Hentikan omong kosong ini. Di dalam drama TV populer, menyampaikan pendapatmu di tahap asumsi itu tidak baik.”
Maou mencoba mengabaikannya, tapi Suzuno tidak berkeinginan untuk mundur.
“Raja Iblis Satan.”
“Hentikan!”
Suara tenang Suzuno mencapai telinga Maou.
“Kau mungkin sama sekali tidak berubah kan?”
“Kubilang hentikan....”
“Mata kebijaksanaan Chiho-dono terkadang memang sangat mengerikan. Tidak, mungkin karena Chiho-dono tidak tahu apa-apa, dia bisa sampai pada kesimpulan seperti itu. Raja Iblis, kau......”
“Ah~ aku tidak ingin dengar! Aku~tidak~ingin~dengar~~~!”
Maou berbicara keras-keras sambil menutupi telinganya, tapi suara tegas Suzuno, bisa dengan mudah menembus penghalang semacam itu.
“Kau sebenarnya adalah pria baik nan tulus yang akan membuat orang bertanya-tanya kenapa kau terlahir sebagai seorang iblis.”
Letupan api unggun terdengar di hutan malam.
“..... Mengucapkan kata-kata itu, apa kau tidak malu sama sekali?”
“Karena aku belajar semuanya dari Chiho-dono. Chiho-dono tahu kalau kau adalah Raja Iblis dari dunia lain dan tidak pernah meragukannya, meski orang-orang sering bilang kalau cinta membuat seseorang buta, dalam kasus Chiho-dono, itu malah membuat mata kebijaksanaannya menjadi lebih sensitif.”
Kata Suzuno dengan santai, membuat Maou lagi-lagi terdiam.
“Dan hal ini juga bisa dilihat oleh Chiho-dono, termasuk Emilia dan aku, semua orang di Ente Isla sama sekali tidak menyadarinya.”
Konflik di pusat perbelanjan Shinjuku sekali lagi terlintas di pikiran Suzuno.
Maou mengatakan hal ini pada waktu itu.
“Kau memanglah 'raja' yang memimpin 'penduduk' Dunia Iblis.”
“.... Yeah, aku memang Raja Iblis, terus kenapa?”
Maou masih membelakangi Suzuno dengan tidak senang.
“Apa hubungannya membicarakan masa lalu dengan situasi sekarang? Saat ini, aku akan menyelamatkan Emi dan Ashiya bersamamu, dan kemudian kembali ke Jepang bersama semuanya, bukankah itu sudah cukup bagus?”
“Tidak.”
“Kenapa?”
“Sederhananya, karena aku merasa gelisah. Mungkin aku akan diserang saat sedang tidur, dan saat ini, aku tak bisa menjamin kalau kau dan Alsiel tidak akan mengkhianatiku setelah sampai di Azure Sky Canopy, dan memulai aktifitas Pasukan Raja Iblis yang baru.”
“Me-menurutku, apa yang kau katakan tadi itu tidak konsisten sedikitpun.”
“Bagaimanapun, aku telah melakukan pekerjaan yang mengharuskanku mencurigai orang lain untuk waktu yang sangat lama.”
“Bagaimana bisa seorang pendeta mencurigai orang lain?”
Maou mengernyit dengan punggung yang masih menghadap Suzuno, Suzuno pun tersenyum hangat dan kemudian...
“Itu benar, meskipun dulu aku seorang Penyelidik, aku masihlah seorang pendeta tak peduli seberapa jauh aku jatuh, aku..... yosh!”
“Uwah!”
Dorongan kecil di punggungnya, membuat Maou menoleh karena kaget.
Di posisi satu kepala lebih pendek dari dirinya, Maou melihat bagian belakang kepala Suzuno yang diterangi cahaya api unggun, dia pun sadar kalau Suzuno sedang duduk saling membelakangi dengannya.
"Ke-kenapa kau tiba-tiba melakukan ini?"
Suzuno tiba-tiba mendekat, menyebabkan Maou kesulitan menyembunyikan kebingungannya.
"Pendeta tidak akan pernah membocorkan rahasia yang diceritakan melalui pengakuan dosa."
Sebaliknya, Suzuno berbicara dengan suara tenang yang berlalu melewati punggung mereka.
"Dengan begini, kau tidak akan melihat wajahku. Raja para iblis, beritahu aku jika kau tidak keberatan. Kenapa kau menyerang Ente Isla?"
"Yang benar saja, kelakuan macam apa ini...."
Maou menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan menghela napas dalam.
"Biar kukatakan hal ini lebih dulu, sampai sekarang, aku tidak pernah menceritakan ini pada orang lain, dan itu bukan karena ada rahasia besar di belakang semua ini. Ini hanya karena tidak ada orang yang pernah bertanya, makanya aku tidak pernah mengatakannya."
Maou mengucapkan beberapa kalimat pembuka dengan suara pelan.
"Bagi kalian (manusia), ini akan menjadi sesuatu yang membosankan dan bisa dilihat di manapun, bahkan jika kau tidak bisa terima setelah mendengar semuanya, aku tidak akan peduli, okay? Aku tidak bisa menjamin ini dapat disebut sebagai pengakuan."
"Aku mengerti. Aku akan mengingatnya."
Sambil merasakan kehangatan dari punggung Suzuno....
"Huuuh..... Serius, situasi macam apa ini....."
Maou sekali lagi menghadap ke arah hutan malam dan menghela napas dalam.
"Dari mana sebaiknya aku mulai..."
Lalu dia mulai berbicara dengan nada yang terdengar natural, seolah sedang mengingat apa yang baru saja terjadi beberapa hari yang lalu.
"Aku tidak ingat apakah aku pernah mengatakan hal ini padamu atau tidak, tapi pokoknya, Dunia Iblis tempatku lahir adalah dunia tanpa harapan yang dikuasai oleh kekerasan. Iblis kuat akan menyiksa dan melukai iblis yang lemah kapanpun mereka mau, mereka hanya peduli dengan keberlangsungan hidup mereka sendiri, Dunia Iblis pada waktu itu adalah tempat yang seperti itu. Lalu aku membangun sebuah pasukan untuk mengubah dunia itu, dan dengan bantuan Camio dan Alsiel, aku berhasil memenuhi tujuan penaklukanku, sebuah negara beradab yang tidak pernah dilihat sebelumnya pun, lahir di bawah kekuasaanku. Sampai saat itu, semuanya masih bisa dianggap bagus."
"Yeah."
"Berkat hal ini, sebagian besar iblis lemah tidak lagi mati karena kekerasan yang tidak masuk akal. Sihir, setelah disistemisasi, menjadi semakin efisien, dan kekuatannya sedikit demi sedikit meningkat. Hingga saat itu, aku, Camio, dan Alsiel sama sekali tidak menyadari masalah itu."
Melalui punggungnya, Suzuno merasakan napas Maou yang menjadi sedikit lebih cepat.
"Seperti yang kau ketahui, iblis bisa memperoleh sihir iblis melalui perasaan takut dan keputusasaan guna mendapatkan energi yang mereka butuhkan untuk bertahan. Meskipun penyatuan dunia yang kulakukan berhasil membawa ketertiban dan kedamaian pada Dunia Iblis, sebaliknya, rasa takut dan keputusasaan berangsur-angsur mulai menghilang. Dan alhasil, sihir iblis di Dunia Iblis pun berkurang dengan kecepatan yang begitu luar biasa. Tapi karena penyatuan itu, populasi malah terus meningkat. Kau bisa menebaknya kan, alasan kenapa Dunia Iblis dipenuhi dengan sihir iblis sampai sekarang. Dan aku membuat alasan itu menghilang. Kalau sudah begini, sihir iblis yang telah terakumulasi pun terpakai dengan kecepatan yang tak dapat dipercaya. Begitu aku tahu kalau itu tidak akan bertahan lebih dari 500 tahun, aku benar-benar pusing."
".... Jadi, itu alasan kenapa kalian menyerang Ente Isla? Sungguh alasan yang biasa."
Maou tidak bisa melihat ekspresi Suzuno. Tapi karena dia tahu dari suara tersebut kalau Suzuno mendengarkannya dengan serius, Maou melanjutkan ceritanya,
"Setelah menyerang berbagai negara, menyelesaikan masalah kekurangan sumber daya melalui perampokan dan penjajahan, sebagai motif perang, itu benar-benar menggelikan, bukan? Tapi aku tidak punya waku untuk tertawa. Bagaimana bisa aku membiarkan penduduk yang mempercayai dan mengikutiku, dan penduduk Dunia Iblis yang tidak lagi harus khawatir dengan kekerasan dari bangsa mereka sendiri, kelaparan karena aku salah perhitungan? Itulah kenapa aku datang ke sini."
"Untuk 'menguasai' Ente Isla?"
Suzuno dengan sengaja menekankan kata 'menguasai'.
"Meskipun kami berpikir kalau kalian berencana memusnahkan manusia karena kalian terlihat berbeda dan memiliki kekuatan yang besar, sebenarnya kau tidak pernah punya rencana seperti itu kan?"
"Jika aku bilang ya, akankah manusia memaafkanku?"
"Siapa yang tahu. Tapi saat ini, aku hanyalah pendeta yang mendengarkan sebuah pengakuan dosa. Jadi aku tidak akan meragukan apa yang kau katakan."
Rasanya seolah Suzuno sedikit tersenyum.
"Jika kami membiarkan manusia punah, hal yang sama hanya akan terjadi lagi. Lagipula, aku dengar kalau umur manusia itu sangat pendek jika dibandingkan dengan kami. Hari di mana manusia punah, hanya akan menempatkan para iblis itu ke tempat yang tidak memiliki apa-apa. Itulah kenapa aku ingin membuat keadaan di mana para manusia menghasilkan perasaan takut yang cukup dan menguasai mereka. Karena itulah, aku dengan ketat memerintahkan Empat Raja untuk membunuh siapapun yang melawan, tapi juga menerima manusia yang menyerah. Huft, meskipun ukuran implementasinya berbeda berdasarkan si iblis itu sendiri."
"Begitu ya. Jadi itu alasan kenapa para keluarga kerajaan masih hidup dengan aman sekarang."
Sebelum Suzuno datang ke Jepang, dia hanya tahu kekejaman yang dilakukan oleh para Jenderal Iblis hingga batas tertentu, dan memang terdapat perbedaan besar antara benua timur, barat, selatan, dan utara.
Pada saat itu, berdasarkan statistik yang terkumpul, kecuali Benua Utama yang menjadi tempat munculnya Kastil Iblis, jumlah manusia yang mati utamanya terkonsentrasi di benua selatan dan barat, sementara jumlah korban di benua timur dan utara, relatif lebih rendah.
"Setelah itu, semuanya sama seperti yang kau ketahui. Emi berhasil membebaskan berbagai benua dan pada akhirnya, aku menjadi pemimpin pasukan yang kalah dan terdampar ke Jepang. Hey, ini sangat membosankan, bukan?"
Suzuno yang merasa kalau Maou itu terlihat lucu karena terus menekankan kata bosan untuk menaikkan pertahanannya, sedikit tersenyum sambil berhati-hati agar tidak ketahuan.
"Tidak semembosankan itu. Hanya tahu bahwa kau tidak ada bedanya dengan raja manusia saja sudah sangat membantuku. Tapi, ada satu hal yang tidak kupahami."
"Huh?"
Ketika Maou menoleh, ternyata Suzuno juga melakukan hal yang sama, menyebabkan pandangan mereka saling bertemu.
"Setelah datang ke Ente Isla, apa yang kau lakukan?"
"..... Aku?"
Maou balik bertanya, merasa kaget.
Seolah dia tidak memperkirakan pertanyaan ini sama sekali.
Tidak menyangka pertanyaan tersebut, dengan kata lain, itu artinya orang di sekitar Maou tidak pernah bertanya padanya mengenai hal itu.
"Yeah, benar sekali. Setelah ibukota Benua Utama, Isla Centrum hancur, sampai pertarungan final dengan Pahlawan Emilia, tak ada seorangpun yang pernah mendengar nama Raja Iblis Satan. Orang yang bertugas menyerang benua timur, barat, selatan, dan utara adalah para Jenderal Iblis kan? Aku ingin tahu, setelah menyerahkan semua tugas penyerangan kepada Pasukan Raja Iblis, apa yang Raja Iblis sendiri lakukan?"
Mata Suzuno merefleksikan cahaya api unggun yang berkobar.
Dan baru sekarang lah Maou sadar kalau mata mereka sudah saling bertatapan untuk waktu yang lumayan lama, dia pun dengan panik mengalihkan pandangannya.
"Jika kau tertawa, aku tidak akan bercerita lagi."
"Ternyata kau benar-benar pengecut. Apa kau tidak percaya diri dengan apa yang kau lakukan sebelumnya?"
"Karena aku sedang berbicara tentang kegagalanku, mana mungkin aku punya kepercayaan diri?"
Pertama Maou mengucapkan kalimat tersebut dengan tidak senang....
"Aku mempelajari manusia."
Dan kemudian mengatakan hal itu dengan suara yang sangat pelan.
"Memang tidak separah iblis, tapi orang-orang yang berbeda dalam hal suku bangsa, bahasa, dan penampilan ini, mereka benar-benar bisa membangun sebuah masyarakat pasca perang dan menjalani kehidupan dengan bekerja sama, ini membuatku berpikir kalau manusia itu benar-benar species yang sangat misterius."
"......"
"Ketika melihat seseorang terluka di pinggir jalan, orang yang menginjak orang itu pasti adalah iblis dari Dunia Iblis kami, dan orang yang membantu dan menyembuhkannya, pasti adalah manusia. Datang darimana perbedaan ini?"
"Tidak semua manusia itu baik dan mulia."
"Meski begitu, tidak semuanya juga sampah seperti iblis."
Maou menghela napas pelan, dan menengadah ke arah langit.
"Aku melakukan banyak hal-hal kecil. Seperti merenovasi kamarku yang ada di Kastil Iblis hingga menjadi seperti milik penguasa manusia. Karena itu akan menjadi kamar penguasa mutlak seluruh dunia manusia, suatu hari nanti keluarga kerajaan dari seluruh dunia pasti akan datang dan menyatakan kesetiaannya padaku, aku bahkan memikirkan hal-hal membosankan itu sebelumnya."
"Oh, aku tiba-tiba merasa seperti melihatnya."
"Berisik, aku tidak akan pernah menunjukan kamarku pada seseorang yang kukenal. Selain itu, hal-hal seperti bahasa manusia, kehidupan masyarakat manusia, dan lain sebagainya, aku mengumpulkan banyak informasi melalui kota-kota yang telah hancur dan melakukan penelitian. Tentu saja salah satu alasannya adalah untuk menyelidiki sesuatu yang sebaiknya dilakukan agar aku berhasil menaklukan kalian."
"Dan apa kau belajar sesuatu dari penyelidikanmu?"
"Karena aku tidak dapat apa-apa, itulah kenapa aku berakhir dengan bekerja di Jepang."
Maou mengangkat bahunya.
"Tapi pada akhirnya aku berhasil. Dari saat aku memutuskan menyerang kalian hingga saat aku dikalahkan oleh Emi dan terdampar di Jepang, aku sama sekali tidak bisa memikirkan perbedaan antara manusia dengan kami. Tapi tak kusangka, setelah tiga hari terdampar di Jepang, aku akhirnya paham."
"Apa itu?"
"Itu ternyata adalah hal yang sangat sederhana. Kalau sekarang kupikir-pikir, itu adalah sesuatu yang begitu alami, sehingga terasa agak lucu."
Setelah Maou mengucapkan hal tersebut, ia menoleh ke arah Acies yang tertidur dengan ekspresi bahagia di wajahnya.
"Itu adalah apakah kita butuh makan atau tidak, itu saja."
Jawaban itu, membuat Suzuno mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Maou.
"Apa maksudmu memakan makanan?"
"Yeah."
Maou mengangguk dengan sungguh-sungguh.
Setelah terdampar di Jepang, Maou pernah masuk rumah sakit dengan diantar ambulans karena dehidrasi dan malnutrisi. Dia tidak akan pernah melupakan langit-langit rumah sakit yang dia lihat ketika terbangun setelah tidur tiga hari tiga malam.
"Kami, para iblis, sama sekali tidak perlu melakukan sesuatu yang khusus untuk mendapatkan sihir iblis yang kami butuhkan untuk bertahan. Meski ada beberapa dari mereka yang akan memakan seseorang yang mereka bunuh karena rasa tertarik, tapi itu benar-benar hanya karena ketertarikan dan tentunya bukan disebabkan alasan seperti sekarat karena kami tidak makan. Tapi manusia berbeda. Asalkan seseorang memiliki uang, orang itu bisa memakan makanan lezat yang dibuat oleh seseorang, ataupun sesuatu yang bagus bagi tubuh mereka, karena seseorang perlu makan dan ingin memakan sesuatu yang mereka sukai, manusia akan bekerja dan mendapatkan uang. Masyarakat manusia terbentuk seperti ini. Dari faktor pembentuk masyarakat saja, itu sudah sangat berbeda dari kami para iblis.... dan waktu itu, aku bahkan tidak tahu hal sederhana seperti ini."
"..... Raja Iblis?"
"Karena aku tidak tahu... aku menyebabkan banyak orang yang mempercayaiku mati. Dan aku dengan dangkalnya berpikir kalau manusia bisa ditaklukan hanya dengan kekuatan dan sihir iblis."
Getaran bisa dirasakan dari bagian punggung Maou yang bersentuhan dengan punggung Suzuno.
"Hey, apa kau....."
Suzuno mau tidak mau berkeinginan untuk menoleh, namun dia dengan lembut langsung didorong kembali oleh tubuh Maou.
"Aku tidak menangis, okay! Orang yang seharusnya menangis adalah Pasukan Iblis yang mengikuti orang bodoh seperti diriku, atau mereka yang terbunuh oleh orang bodoh sepertiku, atau juga orang seperti Emi yang mengalami pengalaman tragis. Aku telah salah, walau aku seorang raja, aku telah membuat kesalahan."
Maou yang sedang membungkuk, terlihat begitu kecil.
Selama pertarungan yang terjadi di SMA Sasahata, Maou datang untuk menyelamatkan Suzuno, Chiho, serta Urushihara, dan menunjukan kekuatan yang cukup untuk melampaui malaikat dan iblis, layaknya aura milik sang raja, tapi saat ini, hal itu sama sekali tidak bisa dirasakan dari dirinya.
".... Meski begitu, kau masih harus mengambil tindakan, benar? Karena kau adalah raja."
Kata Suzuno ke arah punggung itu dengan lembut, punggung Maou pun gemetar.
"Kau harus meletakkan dunia manusia dan nyawa pendudukmu di atas sebuah timbangan dan membandingkan mereka, iya kan? Raja Iblis....."
Suzuno mengangkat kepalanya, dan bertanya pada Raja Iblis Satan di belakangnya, yang mana ekspresinya tidak bisa dilihat.
"Dosa yang menyebabkan rasa sakit di hatimu, apa itu?"
"Dosa-dosaku...."
"Apakah itu membunuh manusia dan menyerang Ente Isla?"
"Bukan."
Maou menyangkalnya dengan tegas.
Meski begitu, Suzuno tetap tak bergeming dan terus bertanya dengan nada yang tenang.
"Lalu apa itu?"
"Itu adalah mengkhianati kepercayaan rakyatku, memaksa mereka berada di jalan kematian.... dan sebagai seorang raja, aku telah memilih jalan yang salah....."
"Jika kau merasa menyesal mengenai hal itu, apa yang seharusnya kau lakukan?"
"......"
Maou membiarkan kata-kata Suzuno tenggelam ke dasar hatinya, kalimat demi kalimat, dan di saat yang sama, membuka mulutnya dan mengatakan,
"Meski begitu, tak peduli apapun yang terjadi, sampai saat aku tidak lagi menjadi raja, aku akan terus hidup sebagai seorang raja."
"Benar sekali."
Suzuno menyunggingkan sebuah senyum, perlahan bangkit dan meninggalkan punggung Maou, tapi dia tidak melihat ekspresi pria yang telah mengakui dosanya itu, melainkan mendongak menatap langit berbintang.
"Bukankah kau sudah bilang begitu sebelumnya? Untuk membimbing orang-orang yang mengikutimu ke arah yang benar, kau harus terus melihat ke arah yang kau anggap benar, dan terus hidup. Sampai raja baru menggantikanmu, kau harus terus menarik orang-orang yang ada di belakangmu. Kau ingin menjadi raja yang bisa menaklukan iblis dan manusia di saat yang sama kan?"
"...... Oh ya, apa ini juga termasuk pengakuan?"
Balas Maou dengan ekspresi yang terlihat seolah bisa saja menangis ataupun tersenyum, seolah-olah dia akan segera hancur.
"Dewa-dewa dalam kepercayaanmu, apakah mereka mau memaafkan dosa-dosa iblis?"
"Huft, normalnya sih, mereka tidak akan mau, lagipula ini kan dosa raja para iblis."
"Hey, kau sudah membuatku berbicara sejauh ini, bukankah itu terlalu keterlaluan?"
Maou membantah jawaban tanpa ragu Suzuno dengan seluruh kemampuannya, tapi Suzuno menggelengkan kepalanya dengan sebuah senyum tenang, dan mengatakan,
"Tapi aku memaafkanmu."
"Suzuno?"
Maou pun menoleh.
Hal pertama yang dia lihat adalah bagian belakang jubah yang dipakai oleh seorang pendeta, dan di wajah Suzuno yang perlahan menoleh, terdapat senyum hangat yang tidak pernah Maou lihat sebelumnya.
"Satan, Raja dari para iblis. 'Kesendirian' dan 'dosa' sebagai seorang raja, aku telah mendengarnya dengan jelas. Aku menilai bahwa apa yang kau katakan itu benar, dan dengan nama Crestia Bell, aku memaafkan dosa-dosamu. Bahkan jika dewa atau siapapun yang ada di dunia ini tidak memaafkanmu, hal itu tetap tak akan berubah.... Kau telah melakukannya dengan baik."
Maou menatap wajah Suzuno dengan linglung, tapi setelah kembali tersadar beberapa saat kemudian, dia mengernyit dan mengatakan,
"A-ada apa denganmu? Jangan-jangan ada sesuatu yang aneh di dalam pie yang kita makan hari ini?"
"Mungkin, bahkan aku pun merasa kalau aku ini sudah gila."
Wajah suzuno terlihat sedikit memerah di bawah cahaya api unggun.
"Ini cuma masalah sederhana. Kau telah menyelamatkanku beberapa kali. Bahkan jika kau tidak berniat melakukannya, kupikir aku tetap harus membalasmu, dan aku takut kalau....."
"A-apa?"
"..... Tidak, lupakan."
Suzuno sedikit menggelengkan kepalanya, pergi dari hadapan Maou seolah sedang melepas ketegangannya, duduk di sisi lain api unggun, dan tersenyum kecut.
"Jika aku terus berbicara, aku hanya akan terus mengeluh. Itu akan jadi seperti menaruh kuda di depan kereta jika aku membuat si pengaku merasa gelisah, ditambah lagi, jika aku mengutarakannya dengan gamblang, aku mungkin akan membuat Chiho-dono marah."
"Ke-kenapa kau membawa Chi-chan di saat seperti ini?"
".... Sekarang akhirnya aku paham betapa sulitnya hal ini bagi Chiho-dono."
Meskipun dia berbicara seolah tidak sanggup menahannya lagi, tapi wajah Suzuno, diterangi oleh cahaya api, masih dihiasi dengan sebuah senyum.
"Akhir-akhir ini, aku sangat mempercayai Chiho-dono. Anggap saja seperti itu. Aku.... tidak memiliki keyakinan yang Chiho-dono miliki, aku juga tidak memiliki keberanian seperti dia."
"Huft...."
Maou menghindari poin penting dalam masalah ini dan berhasil melewatinya, tapi tidak bisa terus membantah, dia hanya bisa tetap diam.
"....Raja Iblis."
"Apa lagi kali ini?"
Ini mungkin hanya imajinasi Maou, tapi ekspresi Suzuno saat ini, karena alasan yang tak diketahui, terlihat diselimuti kesedihan.
"Apapun yang kau pikirkan, aku akan mempertaruhkan harga diri seorang pendeta untuk menerima kata-kata itu, jadi aku tidak akan memberitahu siapapun. Namun... jika kau bermaksud menceritakannya suatu hari nanti, maka beritahu Emilia......"
"Tidak mau."
"... masalah tadi..... Eh?"
"Khusus Emi, aku tidak akan memberitahunya."
Nada kelewat tegas Maou, membuat Suzuno menganga karena kaget,
"Bukankah yang seperti itu tidak adil?"
Maou menggelengkan kepalanya dengan nada setegas ekspresinya.
"Tidak adil?"
"Setelah berinteraksi dengannya beberapa bulan terakhir, aku pun tahu, meskipun dia terus mengoceh soal Pahlawan lagi dan lagi, tapi secara mental dia itu sama seperti tahu. Butuh usaha keras untuk membuatnya berdiri lagi, jika dia menjadi bimbang seperti kemarin, tidakkah kau merasa kalau itu akan sangat merepotkan?"
Usai mengatakan hal itu dengan cepat, Maou menundukan kepalanya dan menggumam,
"Bagi Emi, aku adalah raja dari para pengganggu yang telah mengacaukan hidupnya. Itu saja sudah cukup."
"Tapi, itu....."
"Meskipun ayahnya masih hidup, kenyataan bahwa aku telah mencuri bagian hidupnya itu tak bisa dibantah lagi, aku telah meletakkan nyawa jutaan manusia, termasuk dia dan nyawa rakyat dan negaraku di atas timbangan, aku membandingkan mereka, dan pada akhirnya aku memilih rakyat dan negaraku."
Kata Maou dengan pelan seakan sambil mencerna kata-kata-katanya sendiri.
"Aku tidak peduli apa yang kulakukan padanya, aku juga tidak mengharapkan kata maaf darinya, dan tidak berada dalam posisi untuk menerima maafnya. Jika aku memberitahunya hal ini, aku hanya akan membuat dia kehilangan pijakannya. Ditambah lagi, kali ini, dia sudah menyebabkan banyak masalah untuk kita."
"Raja Iblis, kau....."
"Kali ini, kita juga harus menyelesaikan masalah dengan Ashiya, Alas Ramus, Acies, dan Nord. Karena orang yang mengangkat Emi menjadi Jenderal Iblis adalah aku dan karena aku membuatnya mengambil tanggung jawab ini, aku pun punya tanggung jawab untuk menyelamatkannya. Ini adalah masalah yang sepenuhnya berbeda dengan masalah Pahlawan ataupun Raja Iblis, jadi....."
Maou menatap ke arah Suzuno.
"Meskipun kita berhasil mengalahkan Emi, jangan beritahu dia hal yang tidak perlu. Kali ini, kau, sebagai pendeta, bilang kalau ini adalah pengakuan dosa, makanya aku membuat pengecualian dan memberitahumu. Si Emi itu sekarang menjadi lemah karena dia merasa punya tanggung jawab, kau bisa coba memberitahu dia masalahku, dan lihat bagaimana dia akan bimbang karenanya. Dia pasti akan sangat bimbang. Itu....."
Maou perlahan berdiri, membelakangi Suzuno, dan berjalan menuju tendanya.
"... akan lebih baik jika dia mencelotehkan satu dua kalimat sarkas setiap kali dia melihatku. Jika tidak, bahkan pace ku pun akan kacau."
"Raja Iblis...."
"... Ah, hey, kalimat tadi itu juga termasuk pengakuan, jangan beritahu pada siapapun, okay?"
Maou sedikit membungkuk, berbalik, dan menunjuk ke arah Suzuno, dan setelah menyelesaikan kalimatnya, dia langsung masuk ke dalam tendanya tanpa menunggu jawaban.
"......"
Suzuno tak bisa berbuat apa-apa selain memeluk tubuhnya, yang mana hingga beberapa saat yang lalu, merasakan suhu tubuh Maou.
"Kau benar-benar pria yang baik..... dan juga kejam."
Usai memasang senyum mencela diri, Suzuno mendongak menatap bulan merah dan biru yang melayang di langit malam, dan menggumam pelan,
"Emilia.... bagaimana kau akan menjalani kehidupanmu 'mulai dari sekarang'?"
"Fwah... Melon ham... Uhm."
Satu-satunya manusia yang menggenggam sebagian kebenaran yang bisa mengubah perang.... Crestia Bell, merasa seolah dirinya tak bisa melihat masa depan macam apa yang akan ditunjukan oleh kebenaran itu.
"Roti udang rebus.... telur goreng dengan roti panggang...."
"Bukankah kau hanya menggabungkan makanan yang belum pernah kau makan sebelumnya?"
Dan begitulah, bahkan igauan serakah seorang gadis polos yang berubah menjadi kepompong pun, terasa seperti penyegar bagi Suzuno yang sedang menata pemikiran rumitnya.
"Dan aku, 'mulai dari sekarang'..... akan menjadi apa?"
Suzuno memeluk tubuhnya dengan erat, dan begitu ia mengingat detak jantungnya yang menjadi semakin cepat, dia sekali lagi menghela napas.
Siang di hari ketiga berkeliaran di Afashan. Ketika mereka sedang makan di sebuah restoran desa yang mereka lewati, Maou menanyakan hal itu pada Suzuno yang duduk di seberangnya.
"Jalan memutar pagi ini memang menyebabkan banyak kerugian.... Aku tidak pernah menyangka kalau kita akan bertemu pasukan patroli Seikokin. Kita tidak hanya mempercepat laju kita, kita bahkan melewati tempat yang memiliki kondisi jalan yang buruk."
Meteran bahan bakar di moped mereka, saat ini hanya tinggal satu bagian jauhnya dari simbol E.
Meski mereka membawa bahan bakar cadangan, mengingat Afashan tidak memiliki jalan beraspal, jumlah itu pasti tidak akan cukup.
Mempertimbangkan jadwal mereka, untuk makanan dan air, mereka tentu masih bisa bertahan asalkan mereka mengisi kembali persediaan mereka di desa, tapi di Ente Isla yang tidak memiliki POM bensin, hanya masalah bahan bakar lah yang sulit untuk dipecahkan.
“Kita harus berhati-hati memilih rute kita mulai dari sekarang.”
Suzuno membentangkan peta tulisan tangan yang Ashiya tinggalkan ke atas meja.
“Tapi sepertinya kita akan mencapai Azure Sky Canopy lebih cepat dari yang kita duga. Aku harap kita bisa menggunakan waktu hari ini untuk..... sampai di dekat kota ini. Semakin dekat kita dengan Azure Sky Canopy, semakin besar kemungkinan kita bertemu Kesatria Hakin, kuharap kita bisa menggunakan moped semaksimal mungkin untuk bergerak ke tempat terdekat.”
“Itu benar.”
Usai bertukar pendapat, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan moped sampai menghabiskan bahan bakar cadangan.
“Meskipun aneh bagiku untuk mengatakan ini, tapi upaya pembangunan di sini benar-benar berjalan dengan baik ya. Kukira keadaannya akan lebih kacau.”
“Memang seharusnya bukan kau yang mengatakan hal itu, tapi aku juga agak risau. Raja Iblis, biar kutanya sesuatu, seberapa kuat Malebranche di Dunia Iblis?”
“Kekuatan Malebranche? Jika kau bertanya soal jumlah, maka aku hanya bisa menjawab kalau jumlah mereka cukup banyak. Ketika Pasukan Raja Iblisku menyerang keempat benua, entah itu pasukan utara, timur ataupun barat, mereka adalah pasukan campuran yang terdiri dari berbagai klan, namun hanya pasukan Malacoda yang ada di selatan lah, 80% nya adalah Malebranche, tapi, bagaimana aku mengatakannya ya, kebanyakan dari mereka sudah dibunuh oleh Emi dan para manusia....”
“Yeah, dengan kata lain, tidak ada banyak pasukan yang ada di bawah komando Camio?”
“Karena kami tidak melakukan sensus dengan ketat seperti di Jepang, jadi aku juga tidak yakin jumlah pastinya.”
Seolah menyetujui kata-kata Maou, Suzuno mengangguk berulang kali dan mengatakan,
“Aku sebenarnya punya pemikiran yang sama denganmu. Pemulihan ini berjalan terlalu lancar. Tapi maksudku bukan kerusakan yang disebabkan oleh Pasukan Raja Iblis yang kau pimpin sudah sepenuhnya menghilang, hanya saja fakta bahwa meski Malebranche sudah menembus pusat Afashan dan menyatakan perang ke seluruh dunia, suasana perang dan aura iblis sama sekali tidak bisa dirasakan di sini. Berdasarkan peta, kita ini sudah memasuki lingkar ibukota Afashan.”
“..... Itu masuk akal. Dari bagaimana berlebihannya Ciriatto, Farfarello, dan Libococco berbicara, kupikir akan ada banyak iblis yang berkeliaran di mana-mana.”
Maou mengerti kalau Suzuno merasakan situasi yang tidak biasa.
“Menjengkelkan sekali. Sejak para malaikat itu.... terutama setelah Gabriel muncul, semua gerakan mereka benar-benar mengganggu.”
“..... Benar sekali.”
Pada dasarnya, jika Ashiya dan Nord tidak diculik oleh Gabriel, kalaupun keberadaan Emi tidak diketahui, itu mungkin tidak akan menyebabkan pergolakan politik apapun.
Tapi pergolakan politik itu disebabkan oleh pernyataan perang terhadap seluruh dunia yang dibuat oleh Afashan dari Benua Timur, mereka menjadi boneka untuk Pasukan Raja Iblis kedua milik Barbariccia yang dihasut oleh Olba. Jika cuma itu, itu hanya berarti penyerang baru dunia manusia setelah Raja Iblis Satan, telah muncul.
Namun, di balik insiden ini, bayangan beberapa malaikat bisa terlihat. Para malaikat dan iblis tersebut menggunakan tentara dari Kekaisaran Afashan untuk menculik Ashiya dan Nord, dengan begini, maka bisa ditebak bahwa selain benang dari insiden yang ada di hadapan mereka, satu pihak yang tidak diketahui masih bersembuyi di baliknya.
“Untuk mengetahui situasi yang sebenarnya, ayo kita cari informasi dari penduduk di sini.”
“Meski tidak ada banyak kerumunan ataupun semangat para warganya, setidaknya tempat ini tidak terlihat telah diserang.”
Maou dan Suzuno menatap jalan utama desa dari jendela.
Menurut peta Ashiya, ini adalah desa yang dikenal dengan nama Honfa. Mereka menyembunyikan moped mereka di pepohonan di belakang desa sebelum datang ke sini.
Meskipun desa ini terlihat tidak terlalu besar, tapi mereka mempunyai populasi yang cukup padat, para penduduk sepertinya meminta para Kesatria Josokin untuk bertanggung jawab terhadap keamanan desa, karena itulah, prajurit dengan bandana merah yang memiliki pinggiran berwarna putih bisa dilihat di mana-mana.
“Maou, boleh aku tambah lagi? Ini enak.”
“.... Kau benar-benar santai ya.”
Ketika Maou dan Suzuno sedang berada dalam diskusi serius, Acies dengan anteng terus memakan makanannya, saat akhirnya mereka menyadari keadaan sekitar, mereka mendapati Acies sudah menghabiskan roti yang diletakkan di dalam keranjang, dan menyerahkan piring kosong yang sebelumnya berisi ayam dan sayuran rebus, sekaligus pie yang terbuat dari sayuran lokal dan ikan air tawar kepada karyawan restoran.
Mungkin karena Benua Timur memiliki sumber air yang melimpah dan kualitas air yang hampir mendekati Jepang, budaya makanan yang berkembang di sini, adalah sesuatu yang bahkan bisa dinikmati oleh Maou yang sudah terbiasa dengan makanan Jepang.
“Suzuno, apa itu tak masalah?”
Namun, Maou tidak bisa langsung setuju dengan Acies yang memesan lebih banyak lagi makanan tanpa meminta izin lebih dulu.
Itu karena Maou dan Acies, saat ini bergantung sepenuhnya pada Suzuno dalam hal keuangan.
Meski kata-kata 'pinjaman' atau 'bunga' yang bisa membuat Raja Iblis jatuh ke dalam teror, tidak muncul, jika dia terlalu bergantung pada bantuan keuangan Suzuno, rasanya nanti banyak hal akan menjadi sangat mengerikan.
Terlebih lagi, bagi Maou yang selalu mencari uang untuk menghidupi dua anak buahnya, menjadi toy boy itu sangatlah menyedihkan.
“Tak masalah, kenapa kita tidak memesan pie lagi? Aku kebetulan juga ingin memakan hidangan mie yang mirip seperti udon tadi. Boss!”
Tak disangka, Suzuno langsung menyetujui permintaan Acies dan meminta si boss untuk menghampirinya.
'Bisakah kau membawakanku salah satu pie ikan tawar itu dan membantu gadis ini mendapatkan semangkuk sayuran rebus lagi? Ditambah lagi, aku ingin sop mie beras ini, dan jika tokomu punya wine yang kau banggakan, izinkan aku melihatnya juga.”
Suzuno menggunakan bahasa resmi Afashan, yang dikenal di benua lain dengan nama bahasa Akou.
'Walau bisnis yang menguntungkan seperti ini sangat bagus bagi kami, tapi sayangnya, toko kami tidak terlalu berkelas sehingga punya wine yang bisa kami sajikan pada nona pendeta dari Gereja.'
Pemilik restoran ini adalah seorang wanita berbadan besar, dia menerima pesanan tersebut sambil tersenyum.
“H-hey, Suzuno, apa kau barusan memesan wine? Menyetir setelah minum-minum itu melanggar hukum.”
Maou yang sedikit-sedikit tahu bahasa Akou saat dia menyerang Ente Isla dulu, menegur isi pesanan Suzuno.
“Iya, tenanglah. Ini tidak seperti aku benar-benar ingin meminum wine.”
Suzuno nampak sudah menduga kalau Maou akan menentangnya seperti itu, dan hanya menjawab sekenanya.
'Akan butuh beberapa waktu untuk pie nya dipanggang, apa kau mau menggunakan kesempatan itu untuk minum? Tapi toko kami hanya punya wine jenis ini.'
Sembari berbicara, pemilik restoran itu membawa dua botol minuman wine.
Suzuno melihat label pada botol itu, mengangguk perlahan setelah berpikir beberapa saat, dan mengatakan,
'Sepertinya sirkulasi di sini masih normal.'
'Eh?'
'Kau tahu kalau aku adalah orang yang lahir di Benua Barat, itulah kenapa kau merekomendasikan wine ini, benar? Kedua botol minuman wine ini diproduksi di Benua Barat.'
Suzuno menatap si pemilik yang sedang bingung dan langsung menuju ke poin utama.
'Aku ingin bertanya padamu sesuatu. Apakah rumor bahwa Azure Sky Canopy dikendalikan oleh iblis itu benar?'
Pemilik restoran menunjukan ekspresi rumit,
'Jujur saja, itu bisa dianggap benar.'
Lalu langsung mengiyakan pertanyaan Suzuno.
Anehnya, nada bicaranya, daripada terdengar takut, malah lebih ke bingung.
'Tapi.... jika ditanya apakah ada perbedaan atau tidak, sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan di sini. Meskipun ada keributan besar setelah orang-orang tahu kalau Jenderal Iblis Alsiel kembali.'
Begitu berbicara sampai ke poin ini, si pemilik restoran, setelah memastikan tidak ada pelanggan lain di toko, mendekat ke arah Suzuno dan mengatakan,
'Karena kau adalah orang dari Barat, aku akan memberitahumu hal ini, sebenarnya bagi kami, rakyat biasa, apakah penguasanya Jenderal Iblis ataupun Unifying Azure Emperor, itu tidak ada bedanya sama sekali.'
'Oh?'
“Mereka sepertinya berbicara sesuatu yang rumit? Aku ingin cepat makan pie!”
“Mereka akan segera membawanya, tenanglah sebentar!”
Maou menahan Acies yang sudah tak sabar menunggu pelayan restoran membawakan makanan.
'Meskipun pemerintahan Alsiel itu mengerikan dan banyak kesatria mati, bahkan sebelum itupun bagian timur Afashan sudah mengalami perselisihan sipil terus menerus, dan setiap beberapa tahun, konstruksi publik skala besar pasti akan dilakukan untuk menaikkan martabat Unifying Azure Emperor ataupun Azure Sky Canopy, mereka memanfaatkan para warga di manapun, jadi banyak orang yang mati karena kecelakaan.'
'Hal-hal seperti itu.....'
'Tentu saja mempertimbangkan masalah komunikasi, akan lebih baik kalau penguasanya itu manusia, kami pun berharap para iblis menakutkan itu secepatnya menghilang.... tapi setelah Pahlawan Emilia mengusir Alsiel, semuanya menyadari hal ini. Entah pemimpinnya iblis ataupun Unifying Azure Emperor, kami masih akan menjadi pihak yang diperas..... oh sayang, maafkan aku, rasanya semakin aku berbicara, semakin aku membuat suasananya suram.'
'Tidak, kamilah yang seharusnya meminta maaf. Karena menyebutkan topik menyakitkan seperti ini.....'
'Yeah, tapi itu benar. Karena sangat jarang ada nona pendeta yang bersedia berbincang denganku, maka aku akan memberitahumu dengan jujur. Setelah Pasukan Raja Iblis baru masuk ke Azure Sky Canopy, hanya ada satu hal yang benar-benar berubah. Kesatria Hakin di seluruh Afashan menjadi semakin kuat, dan mereka tiba-tiba menyatakan perang terhadap benua lain.'
“Hey~ Maou~ sayur rebus dan pie ku~”
“... Akan kuberi bagianku nanti, jadi diamlah!”
'Kesatria Hakin menjadi semakin kuat?'
'Yeah, aneh kan? Meskipun hal pertama yang Alsiel lakukan sebelumnya adalah memutus kekuatan Kesatria Hakin. Walau ini hanya rumor, beberapa orang bahkan curiga kalau Unifying Azure Emperor dikendalikan oleh nafsu kekuasaan dan bekerja sama secara aktif dengan iblis untuk menyebabkan perang. Dulu, Alsiel memulai banyak proses untuk melemahkan manusia, tapi setelah iblis-iblis datang kali ini, sirkulasi kami, produksi kami, bahkan kekuatan militer kami menjadi semakin kuat. Kalau sudah begini, wajar kalau itu menyebabkan kecurigaan.'
Suzuno memandang peta Ashiya dengan ekspresi berat di wajahnya sembari mendengarkan si pemilik berbicara.
'Begitu ya.... ugh, terima kasih sudah memberitahuku informasi yang berharga ini. Terakhir, boleh aku bertanya pertanyaan lain?'
'Apa itu?'
Suzuno bertanya pada pemilik restoran dengan tatapan tegas,
'Pernahkah kau mendengar rumor malaikat muncul di Azure Sky Canopy?'
Si pemilik membuka lebar matanya bingung.
'Malaikat? Malaikat yang kau bicarakan ini maksudnya malaikat yang tertulis di dalam kitab Gereja?'
Dia kemudian memberikan senyum merasa tidak enak.
'Karena kita punya iblis, maka seharusnya juga ada malaikat di suatu tempat di dunia ini, tapi aku sama sekali tidak pernah mendengar rumor seperti itu.'
'…. Be-begitu ya.'
Suzuno dan Maou bertukar pandangan merasa bingung.
Mereka memang tahu mengenai eksistensi para iblis, tapi pergerakan rahasia yang dilakukan oleh para malaikat, sama sekali tidak mencapai telinga rakyat biasa.
'Sudah ya, gadis itu sepertinya sudah tidak bisa menunggu lagi, ini saatnya aku mengeluarkan pie panggangnya, apa ada hal lain yang ingin kau tanyakan??'
'Tidak, tidak ada, terima kasih. Itu informasi yang sangat berharga.'
'Baguslah kalau begitu..... ah, dan.....'
Si pemilik tiba-tiba tergagap, Suzuno pun mengangguk dengan ekspresi tegas.
'Jangan khawatir. Atas namaku, aku tidak akan memberitahu siapapun tentang apa yang kudengar darimu.'
'Itu akan sangat membantu.'
Meski menunjukan ekspresi lega, si pemilik restoran masih menatap ke arah Maou dengan gelisah. Memahami arti di balik tatapan itu, Suzuno menambahkan,
'Jangan khawatir. Meskipun dia ini pelayanku, dia tetaplah pengikut Gereja yang taat, jadi dia tahu betapa pentingnya rahasia.'
“.....Hey!”
Meskipun dia tidak membantah di hadapan si pemilik restoran, Maou memutar bola matanya dan menunjukan bahwa ia paham apa yang Suzuno katakan.
“Siapa yang tadi kau sebut pelayan, hm?”
Lebih dari 10 kilometer dar desa Honfa di dekat hutan rawa, Maou memprotes mengenai apa yang terjadi siang tadi.
“Apa, kau masih menyimpan dendam?”
Tapi Suzuno membalasnya dengan ekspresi acuh tak acuh.
“Kau seharusnya tahu kalau penjalasan itu akan lebih mudah. Pada dasarnya biaya untuk perjalanan ini sebagian besar aku yang membayarnya, jadi rasanya takkan ada yang terjadi jika aku mengatakannya.”
“Ugh.”
Dibalas dengan jawaban seperti itu, Maou sesaat tak bisa berkata-kata.
Melihat Maou terdiam penuh penyesalan, Suzuno berbicara sambil tersenyum,
“Tapi ini bukanlah lelucon, jika peta Alsiel benar, maka kita harus melewati perkotaan lain untuk sampai ke Azure Sky Canopy. Jika pemeriksaannya menjadi semakin ketat, menyebutmu dan Acies sebagai pelayan yang kupekerjakan akan menjadi alasan paling meyakinkan dan bisa diandalkan.”
“.... Masalahnya adalah apakah orang ini bisa berakting atau tidak. Jika sesuatu terjadi, dia bisa tetap berada di dalam tubuhku. Meskipun itu artinya Acies harus diperlakukan seperti sebuah barang dan rasanya juga tidak akan menyenangkan.”
Setelah kejadian siang tadi, mereka membeli banyak pie ikan air tawar bungkus untuk makan malam, Maou menatap ke arah Acies yang telah memakan makanannya dan berubah menjadi kepompong agar bisa tidur di sebelah api unggun, dan menunjukan sebuah senyum kecut.
“Huuh, apa ya yang sebaiknya kita lakukan jika kita benar-benar menemui situasi seperti itu? Ayo kita pikirkan setelah menyelesaikan setengah hari perjalanan besok.”
Suzuno menatap peta Ashiya dan berbicara,
“Aku harap kita bisa menggunakan moped sedekat mungkin dengan Azure Sky Canopy, tapi dalam skenario terburuk, kita mungkin harus meninggalkan moped kita di suatu tempat.”
“Eh? Aku tidak setuju!”
Maou bangkit dan menentang kata-kata Suzuno.
“Meski kau bilang begitu, mau bagaimana lagi. Semakin dekat kita dengan ibukota, semakin besar kemungkinan kita ketahuan. Kita ini harus menghindari tindakan yang terlalu mencurigakan....”
“Aku akhirnya berhasil memahami sensasi mengendarai 'Dullahan III bermotor' setelah susah payah! Bagaimana bisa aku meninggalkannya di tempat seperti ini?”
“....Apa-apaan bermotor itu tadi?”
Mengingat kepribadian Maou, pasti dia sudah memberi nama pada moped tersebut.
“Ini bukanlah masalah mengembangkan perasaan dengan kendaraan, masalah ini mungkin ada hubungannya dengan nyawa Emilia. Berdasarkan hak milik, bagaimana kita harus memperlakukan moped ini itu diputuskan olehku.”
“Ughhh....”
Setelah mengucapkan hal tersebut dengan tegas, seolah kepikiran sesuatu, Suzuno bertanya kepada Maou,
“Oh ya, sejak dulu aku sedikit penasaran, kenapa kau selalu menamakan kendaraan dengan nama 'Dullahan'?
“Huh?”
“Dullahan itu adalah nama iblis yang muncul dalam legenda dan dongeng bumi kan? Seingatku itu adalah iblis kesatria tanpa kepala yang mengendarai kereta yang ditarik oleh kuda tak berkepala, benar?”
“Ohh, kau mengetahuinya.”
“Tapi aku tidak pernah mendengar makhluk semacam itu di antara iblis yang menyerang berbagai wilayah di Ente Isla. Meski itu mungkin hanya karena aku tidak mengetahuinya....”
“Yeah, Dunia Iblis memang tidak memiliki iblis seperti Dullahan yang tersebar di bumi. Pada dasarnya, dari sudut pandang biologi, sangat aneh kan berlari-lari sambil membawa kepalamu sendiri!”
“Kau tidak punya hak untuk mengatakan hal-hal seperti itu... lupakan sajalah, jadi kenapa harus Dullahan?”
“Uh, sebenarnya tidak ada makna khusus apapun.”
Maou mengangkat bahunya.
“Sebelum bekerja di MgRonalds, Ashiya dan aku sudah beberapa kali dipecat dari pekerjaan kami.”
“Oh?”
Suzuno membuka lebar matanya merasa terkejut.
Karena Maou, Ashiya, dan Urushihara sudah memiliki kehidupan yang tidak kalah dengan orang Jepang normal ketika Suzuno datang ke bumi, dia pikir kehidupan mereka dari awal sudah berjalan lancar.
“Huft, karena beberapa tempat kerja kami tutup, jadi tidak semuanya kami dipecat, tapi sebelum Ashiya dan aku memutuskan kalau kita harus membagi fokus kita dalam bekerja, pekerjaan rumah tangga, dan penyelidikan, setidaknya kami sudah dua kali dipecat.”
Meski Maou sedang berbicara mengenai kenangan pahitnya, fakta bahwa kenangan pahit milik Raja Iblis Satan ternyata adalah tentang dia yang dipecat dari pekerjaannya, bagi Manusia Ente Isla, itu sudah menjadi sesuatu yang tidak perlu didengarkan lebih jauh lagi.
“Setelah itu, aku mulai bekerja di MgRonalds, dan aku dengar dari Chi-chan yang kala itu masih karyawan baru, mengenai tempat untuk membeli sepeda murah. Pada saat itu, termasuk sepeda, aku membeli banyak barang-barang mahal, membuat tabunganku memasuki zona bahaya. Ya ampun, waktu itu Ashiya benar-benar marah.”
Meskipun dia tidak tahu situasinya pada waktu itu, Suzuno bisa membayangkan adegan tersebut.
“Lalu, jika aku dipecat setelah bersenang-senang membeli berbagai barang dan memakai semua tabunganku, bukankah itu akan jadi sangat buruk?”
“Yeah, itu memang benar..... tunggu, jangan-jangan....”
Suzuno menahan napasnya karena memikirkan kesimpulan yang benar-benar konyol.
“Jadi agar aku tidak dipecat lagi, aku membuat permohonan kepada sepedaku. Nah, bukankah Dullahan itu iblis tak berkapala? Jadi kalau aku mengganti kata 'Kepala' dengan 'Pecat', itu akan menjadi 'Iblis yang tidak akan dipecat'.”
(T/N : 'Kepala' dan 'Pecat' memiliki lafal pengucapan yang sama dalam bahasa Jepang)
Maou memperlihatkan senyum bercanda dengan malu-malu, sementara Suzuno yang sudah tidak tahan lagi, menekankan tangannya ke dahi.
“.... Bodoh sekali.”
“Apa? Yang bertanya di sini itu kau! Hey, apa yang kau tertawakan?”
Suzuno pada awalnya menunjukan ekspresi jengkel, tapi setelah itu, dia perlahan mulai menganggapnya lucu dan sedikit tertawa.
“Hehehe... daripada itu, jika kau bilang kalau itu agar aku tidak bisa melupakan perasaan saat kau menjadi Raja Iblis dulu, atau setidaknya ingin menamakan tungganganmu dengan nama Dullahan, itu akan jauh lebih baik, hhahahha!”
“Kalau seperti itu, bukankah aku malah menjadi orang yang tidak memiliki pengetahuan umum?”
“Ahh, menggelikan sekali. Aku harus menceritakan ini pada Emilia dan Chiho-dono nanti.”
“Hey, jangan lakukan itu, bodoh! Tanpa mempertimbangkan Chi-chan, si Emi itu pasti akan menertawakanku selamanya, jadi jangan beritahu dia!”
“Aku benar-benar ingin melihat kejadian itu. Sang Pahlawan menertawakan Raja Iblis karena sesuatu yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.”
“Lakukan sesuka hatimu, sialan!”
Maou berpaling, wajahnya memerah padam. Karena itulah, dia melewatkan kalimat yang Suzuno tambahkan dengan pelan.
“Jika memungkinkan.... aku berharap bisa mengatakannya secara langsung, dan menyaksikan adegan itu.”
“Huuh? Apa itu tadi?”
“Tidak, bukan apa-apa. Lupakan. Aku hanya merasa itu sedikit lucu karena terlalu mirip dengan manusia.”
“Berisik, berisik! Berani-beraninya kau meremehkanku!”
Maou yang merasa benar-benar kesal, berpaling dari api dan melempar kayu bakar jauh ke dalam kegelapan, seolah sedang melepaskan amarahnya.
Karena alasan yang tak diketahui, Suzuno menatap punggung itu dengan ekspresi lembut, dia kemudian tiba-tiba memungut peta yang Ashiya gambar.
“Hey, Raja Iblis.”
“Apa?”
“Kenapa kalian datang ke Ente Isla?”
“Huh?”
Meski wajah Maou tidak bisa dilihat dengan jelas karena bayangan api unggun, Suzuno bisa dengan jelas melihat kalau ekspresinya sedikit berubah.
“Maksudku bukan yang sekarang. Tapi saat kau, Alsiel, dan Lucifer berencana menguasai kelima benua di sini sebelum berakhir terdampar ke Jepang.”
“Dengan semuanya yang sudah seperti sekarang ini, kenapa kau menanyakan hal ini padaku? Dan bukankah sudah kubilang sebelumnya? Itu adalah untuk menguasai Ente Isla.....”
“Itulah kenapa aku ingin bertanya, kenapa harus menguasai? Bukankah kalian datang untuk menghancurkan dunia manusia?”
Suzuno teringat apa yang Chiho katakan sebelum mereka berangkat dan bertanya,
“Menguasai dan menghancurkan itu sangat berbeda. Pada kenyataanya, Alsiel bahkan mengingat semua informasi dalam masyarakat manusia dan dengan cantiknya menguasai Afashan? Apa yang sebenarnya terjadi?”
“.....”
“Kau sudah bilang padaku sebelumnya. Jika kita benar-benar memikirkan keselamatan Chiho-dono, kenapa kita tidak langsung menghapus ingatannya. Aku akan mengembalikan pertanyaannya padamu. Kenapa kau ingin Chiho tetap berada di sampingmu?”
“Dari caramu mengatakannya, rasanya seolah aku ini orang jahat yang mengganggu Chi-chan dan tidak mau melepaskannya.”
“Selalu tidak mau membalas keberanian Chiho-dono, dan menggunakan kebaikannya untuk menahan jawabanmu dan menyiksanya, kau memanglah orang jahat.”
“Ugh... me-menyiksanya... itu, tapi.....”
Saat Chiho menyatakan perasaannya pada Maou, mereka bertemu dengan Suzuno yang berada di daerah itu, ketika mengingat hal tersebut, Maou mengeluarkan erangan aneh.
“Belakangan ini, aku tidak bisa memahamimu. Bukan sebagai Maou Sadao, melainkan sebagai Raja Iblis Satan.”
Suzuno menatap api unggun dan menggumam pelan.
“Pada awalnya, aku sangat yakin kalau gaya hidup Maou Sadao di Jepang, itu hanya untuk menyembunyikan identitas aslimu sebagai Raja Iblis Satan. Aku selalu curiga kalau kau sebenarnya memandang rendah manusia, dan akan mengkhianati serta melukai orang lain begitu kau menemukan celah.”
“Kasar sekali. Meskipun bagi iblis, menjadi jahat itu adalah semacam pujian.”
“Tapi, seperti apa kenyataannya? Memiliki semangat taat hukum, melakukan pekerjaan dengan jujur, membangun hubungan baik dengan anggota masyarakat, dan bahkan menghormati manusia yang hendak kau kuasai. Ditambah lagi, itu bukan hanya kau, bahkan Alsiel dan Lucifer pun juga seperti itu.”
“Apakah Urushihara pernah berinteraksi dengan warga masyarakat?”
“Kulihat dia cukup akrab dengan karyawan Sasuke Delivery.”
“Si Urushihara itu....”
Maksud Suzuno mungkin adalah saat Urushihara membeli barang secara online tanpa permisi saat Maou dan Ashiya tidak ada. Hal ini membuat bahu Maou merosot.
“Namun, di sisi lain, kau selalu dengan sembrono menyatakan bahwa kau akan menguasai manusia dan Ente Isla suatu hari nanti. Walau begitu, kau tidak memiliki rasa permusuhan yang besar terhadap Emilia yang hanya menjadi halangan, dan setelah tahu identitas asliku, kau juga sama sekali tidak mewaspadaiku.”
Suzuno berdiri dengan gerakan yang mencolok, dan menunduk memandang Maou yang masih membelakanginya.
“Membiarkan Chiho-dono, Emilia, dan aku tetap berada di sampingmu, keuntungan apa yang kau dapat ?”
“Menghemat pengeluaran, dan membuat meja makan malam menjadi lebih mewah dengan berbagai cara, hanya itu keuntungannya.”
“Meski kau pernah berubah kembali ke wujud Raja Iblis beberapa kali, kenapa kau tidak kembali, kau bahkan tidak berencana menyingkirkanku dan Emilia, dan terus tinggal di Jepang sebagai Maou Sadao dengan taat hukum?”
“.....”
“Kedatangan kita kali ini, seharusnya menjadi kesempatan yang besar kan? Kau yang sekarang, telah memiliki kekuatan yang melampui seorang Malaikat Agung, Alsiel dan para iblis bawahanmu juga berada dalam jangkauan. Kalau kau melupakan soal Jepang dan bumi, dan membunuhku, si pembuka gate, tak akan masalah bahkan jika kau ingin kembali ke Dunia Iblis. Kondisi dunia manusia yang sekarang tidaklah sekuat yang sebelumnya, Emilia juga berada dalam masalah, bukankah ini kesempatan yang bagus untuk menguasai dunia?”
“....Apa yang sebenarnya kau ingin aku lakukan?”
“Jika itu adalah Raja Iblis yang dibayangkan oleh orang-orang Ente Isla, sangatlah wajar jika kau melakukan itu, benar?”
Ucap Suzuno secara terang-terangan.
“Tapi sekarang kau bersama denganku. Mengkhawatirkan keselamatan Emilia, menenangkan Rika-dono, dan berjanji pada Chiho-dono kalau kau akan kembali ke Jepang, bahkan kau juga meminta Amane-dono untuk melindungi Jepang.”
“Mengkhawatirkan Emi..... Mungkin tidak sampai segitunya.”
Sepertinya, sampai saat ini, Maou masih tidak sadar akan apa yang dia katakan secara tak sengaja ketika berada di apartemen sebelum keberangkatan.
“Berdasarkan hal ini, kau yang berencana menguasai Ente Isla, tindakanmu itu tidaklah konsisten sama sekali. Tapi saat ini, aku memikirkan sebuah asumsi. Jika asumsi ini benar, tindakan tidak konsistenmu semuanya akan menjadi jelas.”
“.... Hentikan omong kosong ini. Di dalam drama TV populer, menyampaikan pendapatmu di tahap asumsi itu tidak baik.”
Maou mencoba mengabaikannya, tapi Suzuno tidak berkeinginan untuk mundur.
“Raja Iblis Satan.”
“Hentikan!”
Suara tenang Suzuno mencapai telinga Maou.
“Kau mungkin sama sekali tidak berubah kan?”
“Kubilang hentikan....”
“Mata kebijaksanaan Chiho-dono terkadang memang sangat mengerikan. Tidak, mungkin karena Chiho-dono tidak tahu apa-apa, dia bisa sampai pada kesimpulan seperti itu. Raja Iblis, kau......”
“Ah~ aku tidak ingin dengar! Aku~tidak~ingin~dengar~~~!”
Maou berbicara keras-keras sambil menutupi telinganya, tapi suara tegas Suzuno, bisa dengan mudah menembus penghalang semacam itu.
“Kau sebenarnya adalah pria baik nan tulus yang akan membuat orang bertanya-tanya kenapa kau terlahir sebagai seorang iblis.”
Letupan api unggun terdengar di hutan malam.
“..... Mengucapkan kata-kata itu, apa kau tidak malu sama sekali?”
“Karena aku belajar semuanya dari Chiho-dono. Chiho-dono tahu kalau kau adalah Raja Iblis dari dunia lain dan tidak pernah meragukannya, meski orang-orang sering bilang kalau cinta membuat seseorang buta, dalam kasus Chiho-dono, itu malah membuat mata kebijaksanaannya menjadi lebih sensitif.”
Kata Suzuno dengan santai, membuat Maou lagi-lagi terdiam.
“Dan hal ini juga bisa dilihat oleh Chiho-dono, termasuk Emilia dan aku, semua orang di Ente Isla sama sekali tidak menyadarinya.”
Konflik di pusat perbelanjan Shinjuku sekali lagi terlintas di pikiran Suzuno.
Maou mengatakan hal ini pada waktu itu.
“Kau memanglah 'raja' yang memimpin 'penduduk' Dunia Iblis.”
“.... Yeah, aku memang Raja Iblis, terus kenapa?”
Maou masih membelakangi Suzuno dengan tidak senang.
“Apa hubungannya membicarakan masa lalu dengan situasi sekarang? Saat ini, aku akan menyelamatkan Emi dan Ashiya bersamamu, dan kemudian kembali ke Jepang bersama semuanya, bukankah itu sudah cukup bagus?”
“Tidak.”
“Kenapa?”
“Sederhananya, karena aku merasa gelisah. Mungkin aku akan diserang saat sedang tidur, dan saat ini, aku tak bisa menjamin kalau kau dan Alsiel tidak akan mengkhianatiku setelah sampai di Azure Sky Canopy, dan memulai aktifitas Pasukan Raja Iblis yang baru.”
“Me-menurutku, apa yang kau katakan tadi itu tidak konsisten sedikitpun.”
“Bagaimanapun, aku telah melakukan pekerjaan yang mengharuskanku mencurigai orang lain untuk waktu yang sangat lama.”
“Bagaimana bisa seorang pendeta mencurigai orang lain?”
Maou mengernyit dengan punggung yang masih menghadap Suzuno, Suzuno pun tersenyum hangat dan kemudian...
“Itu benar, meskipun dulu aku seorang Penyelidik, aku masihlah seorang pendeta tak peduli seberapa jauh aku jatuh, aku..... yosh!”
“Uwah!”
Dorongan kecil di punggungnya, membuat Maou menoleh karena kaget.
Di posisi satu kepala lebih pendek dari dirinya, Maou melihat bagian belakang kepala Suzuno yang diterangi cahaya api unggun, dia pun sadar kalau Suzuno sedang duduk saling membelakangi dengannya.
"Ke-kenapa kau tiba-tiba melakukan ini?"
Suzuno tiba-tiba mendekat, menyebabkan Maou kesulitan menyembunyikan kebingungannya.
"Pendeta tidak akan pernah membocorkan rahasia yang diceritakan melalui pengakuan dosa."
Sebaliknya, Suzuno berbicara dengan suara tenang yang berlalu melewati punggung mereka.
"Dengan begini, kau tidak akan melihat wajahku. Raja para iblis, beritahu aku jika kau tidak keberatan. Kenapa kau menyerang Ente Isla?"
"Yang benar saja, kelakuan macam apa ini...."
Maou menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan menghela napas dalam.
"Biar kukatakan hal ini lebih dulu, sampai sekarang, aku tidak pernah menceritakan ini pada orang lain, dan itu bukan karena ada rahasia besar di belakang semua ini. Ini hanya karena tidak ada orang yang pernah bertanya, makanya aku tidak pernah mengatakannya."
Maou mengucapkan beberapa kalimat pembuka dengan suara pelan.
"Bagi kalian (manusia), ini akan menjadi sesuatu yang membosankan dan bisa dilihat di manapun, bahkan jika kau tidak bisa terima setelah mendengar semuanya, aku tidak akan peduli, okay? Aku tidak bisa menjamin ini dapat disebut sebagai pengakuan."
"Aku mengerti. Aku akan mengingatnya."
Sambil merasakan kehangatan dari punggung Suzuno....
"Huuuh..... Serius, situasi macam apa ini....."
Maou sekali lagi menghadap ke arah hutan malam dan menghela napas dalam.
"Dari mana sebaiknya aku mulai..."
Lalu dia mulai berbicara dengan nada yang terdengar natural, seolah sedang mengingat apa yang baru saja terjadi beberapa hari yang lalu.
"Aku tidak ingat apakah aku pernah mengatakan hal ini padamu atau tidak, tapi pokoknya, Dunia Iblis tempatku lahir adalah dunia tanpa harapan yang dikuasai oleh kekerasan. Iblis kuat akan menyiksa dan melukai iblis yang lemah kapanpun mereka mau, mereka hanya peduli dengan keberlangsungan hidup mereka sendiri, Dunia Iblis pada waktu itu adalah tempat yang seperti itu. Lalu aku membangun sebuah pasukan untuk mengubah dunia itu, dan dengan bantuan Camio dan Alsiel, aku berhasil memenuhi tujuan penaklukanku, sebuah negara beradab yang tidak pernah dilihat sebelumnya pun, lahir di bawah kekuasaanku. Sampai saat itu, semuanya masih bisa dianggap bagus."
"Yeah."
"Berkat hal ini, sebagian besar iblis lemah tidak lagi mati karena kekerasan yang tidak masuk akal. Sihir, setelah disistemisasi, menjadi semakin efisien, dan kekuatannya sedikit demi sedikit meningkat. Hingga saat itu, aku, Camio, dan Alsiel sama sekali tidak menyadari masalah itu."
Melalui punggungnya, Suzuno merasakan napas Maou yang menjadi sedikit lebih cepat.
"Seperti yang kau ketahui, iblis bisa memperoleh sihir iblis melalui perasaan takut dan keputusasaan guna mendapatkan energi yang mereka butuhkan untuk bertahan. Meskipun penyatuan dunia yang kulakukan berhasil membawa ketertiban dan kedamaian pada Dunia Iblis, sebaliknya, rasa takut dan keputusasaan berangsur-angsur mulai menghilang. Dan alhasil, sihir iblis di Dunia Iblis pun berkurang dengan kecepatan yang begitu luar biasa. Tapi karena penyatuan itu, populasi malah terus meningkat. Kau bisa menebaknya kan, alasan kenapa Dunia Iblis dipenuhi dengan sihir iblis sampai sekarang. Dan aku membuat alasan itu menghilang. Kalau sudah begini, sihir iblis yang telah terakumulasi pun terpakai dengan kecepatan yang tak dapat dipercaya. Begitu aku tahu kalau itu tidak akan bertahan lebih dari 500 tahun, aku benar-benar pusing."
".... Jadi, itu alasan kenapa kalian menyerang Ente Isla? Sungguh alasan yang biasa."
Maou tidak bisa melihat ekspresi Suzuno. Tapi karena dia tahu dari suara tersebut kalau Suzuno mendengarkannya dengan serius, Maou melanjutkan ceritanya,
"Setelah menyerang berbagai negara, menyelesaikan masalah kekurangan sumber daya melalui perampokan dan penjajahan, sebagai motif perang, itu benar-benar menggelikan, bukan? Tapi aku tidak punya waku untuk tertawa. Bagaimana bisa aku membiarkan penduduk yang mempercayai dan mengikutiku, dan penduduk Dunia Iblis yang tidak lagi harus khawatir dengan kekerasan dari bangsa mereka sendiri, kelaparan karena aku salah perhitungan? Itulah kenapa aku datang ke sini."
"Untuk 'menguasai' Ente Isla?"
Suzuno dengan sengaja menekankan kata 'menguasai'.
"Meskipun kami berpikir kalau kalian berencana memusnahkan manusia karena kalian terlihat berbeda dan memiliki kekuatan yang besar, sebenarnya kau tidak pernah punya rencana seperti itu kan?"
"Jika aku bilang ya, akankah manusia memaafkanku?"
"Siapa yang tahu. Tapi saat ini, aku hanyalah pendeta yang mendengarkan sebuah pengakuan dosa. Jadi aku tidak akan meragukan apa yang kau katakan."
Rasanya seolah Suzuno sedikit tersenyum.
"Jika kami membiarkan manusia punah, hal yang sama hanya akan terjadi lagi. Lagipula, aku dengar kalau umur manusia itu sangat pendek jika dibandingkan dengan kami. Hari di mana manusia punah, hanya akan menempatkan para iblis itu ke tempat yang tidak memiliki apa-apa. Itulah kenapa aku ingin membuat keadaan di mana para manusia menghasilkan perasaan takut yang cukup dan menguasai mereka. Karena itulah, aku dengan ketat memerintahkan Empat Raja untuk membunuh siapapun yang melawan, tapi juga menerima manusia yang menyerah. Huft, meskipun ukuran implementasinya berbeda berdasarkan si iblis itu sendiri."
"Begitu ya. Jadi itu alasan kenapa para keluarga kerajaan masih hidup dengan aman sekarang."
Sebelum Suzuno datang ke Jepang, dia hanya tahu kekejaman yang dilakukan oleh para Jenderal Iblis hingga batas tertentu, dan memang terdapat perbedaan besar antara benua timur, barat, selatan, dan utara.
Pada saat itu, berdasarkan statistik yang terkumpul, kecuali Benua Utama yang menjadi tempat munculnya Kastil Iblis, jumlah manusia yang mati utamanya terkonsentrasi di benua selatan dan barat, sementara jumlah korban di benua timur dan utara, relatif lebih rendah.
"Setelah itu, semuanya sama seperti yang kau ketahui. Emi berhasil membebaskan berbagai benua dan pada akhirnya, aku menjadi pemimpin pasukan yang kalah dan terdampar ke Jepang. Hey, ini sangat membosankan, bukan?"
Suzuno yang merasa kalau Maou itu terlihat lucu karena terus menekankan kata bosan untuk menaikkan pertahanannya, sedikit tersenyum sambil berhati-hati agar tidak ketahuan.
"Tidak semembosankan itu. Hanya tahu bahwa kau tidak ada bedanya dengan raja manusia saja sudah sangat membantuku. Tapi, ada satu hal yang tidak kupahami."
"Huh?"
Ketika Maou menoleh, ternyata Suzuno juga melakukan hal yang sama, menyebabkan pandangan mereka saling bertemu.
"Setelah datang ke Ente Isla, apa yang kau lakukan?"
"..... Aku?"
Maou balik bertanya, merasa kaget.
Seolah dia tidak memperkirakan pertanyaan ini sama sekali.
Tidak menyangka pertanyaan tersebut, dengan kata lain, itu artinya orang di sekitar Maou tidak pernah bertanya padanya mengenai hal itu.
"Yeah, benar sekali. Setelah ibukota Benua Utama, Isla Centrum hancur, sampai pertarungan final dengan Pahlawan Emilia, tak ada seorangpun yang pernah mendengar nama Raja Iblis Satan. Orang yang bertugas menyerang benua timur, barat, selatan, dan utara adalah para Jenderal Iblis kan? Aku ingin tahu, setelah menyerahkan semua tugas penyerangan kepada Pasukan Raja Iblis, apa yang Raja Iblis sendiri lakukan?"
Mata Suzuno merefleksikan cahaya api unggun yang berkobar.
Dan baru sekarang lah Maou sadar kalau mata mereka sudah saling bertatapan untuk waktu yang lumayan lama, dia pun dengan panik mengalihkan pandangannya.
"Jika kau tertawa, aku tidak akan bercerita lagi."
"Ternyata kau benar-benar pengecut. Apa kau tidak percaya diri dengan apa yang kau lakukan sebelumnya?"
"Karena aku sedang berbicara tentang kegagalanku, mana mungkin aku punya kepercayaan diri?"
Pertama Maou mengucapkan kalimat tersebut dengan tidak senang....
"Aku mempelajari manusia."
Dan kemudian mengatakan hal itu dengan suara yang sangat pelan.
"Memang tidak separah iblis, tapi orang-orang yang berbeda dalam hal suku bangsa, bahasa, dan penampilan ini, mereka benar-benar bisa membangun sebuah masyarakat pasca perang dan menjalani kehidupan dengan bekerja sama, ini membuatku berpikir kalau manusia itu benar-benar species yang sangat misterius."
"......"
"Ketika melihat seseorang terluka di pinggir jalan, orang yang menginjak orang itu pasti adalah iblis dari Dunia Iblis kami, dan orang yang membantu dan menyembuhkannya, pasti adalah manusia. Datang darimana perbedaan ini?"
"Tidak semua manusia itu baik dan mulia."
"Meski begitu, tidak semuanya juga sampah seperti iblis."
Maou menghela napas pelan, dan menengadah ke arah langit.
"Aku melakukan banyak hal-hal kecil. Seperti merenovasi kamarku yang ada di Kastil Iblis hingga menjadi seperti milik penguasa manusia. Karena itu akan menjadi kamar penguasa mutlak seluruh dunia manusia, suatu hari nanti keluarga kerajaan dari seluruh dunia pasti akan datang dan menyatakan kesetiaannya padaku, aku bahkan memikirkan hal-hal membosankan itu sebelumnya."
"Oh, aku tiba-tiba merasa seperti melihatnya."
"Berisik, aku tidak akan pernah menunjukan kamarku pada seseorang yang kukenal. Selain itu, hal-hal seperti bahasa manusia, kehidupan masyarakat manusia, dan lain sebagainya, aku mengumpulkan banyak informasi melalui kota-kota yang telah hancur dan melakukan penelitian. Tentu saja salah satu alasannya adalah untuk menyelidiki sesuatu yang sebaiknya dilakukan agar aku berhasil menaklukan kalian."
"Dan apa kau belajar sesuatu dari penyelidikanmu?"
"Karena aku tidak dapat apa-apa, itulah kenapa aku berakhir dengan bekerja di Jepang."
Maou mengangkat bahunya.
"Tapi pada akhirnya aku berhasil. Dari saat aku memutuskan menyerang kalian hingga saat aku dikalahkan oleh Emi dan terdampar di Jepang, aku sama sekali tidak bisa memikirkan perbedaan antara manusia dengan kami. Tapi tak kusangka, setelah tiga hari terdampar di Jepang, aku akhirnya paham."
"Apa itu?"
"Itu ternyata adalah hal yang sangat sederhana. Kalau sekarang kupikir-pikir, itu adalah sesuatu yang begitu alami, sehingga terasa agak lucu."
Setelah Maou mengucapkan hal tersebut, ia menoleh ke arah Acies yang tertidur dengan ekspresi bahagia di wajahnya.
"Itu adalah apakah kita butuh makan atau tidak, itu saja."
Jawaban itu, membuat Suzuno mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Maou.
"Apa maksudmu memakan makanan?"
"Yeah."
Maou mengangguk dengan sungguh-sungguh.
Setelah terdampar di Jepang, Maou pernah masuk rumah sakit dengan diantar ambulans karena dehidrasi dan malnutrisi. Dia tidak akan pernah melupakan langit-langit rumah sakit yang dia lihat ketika terbangun setelah tidur tiga hari tiga malam.
"Kami, para iblis, sama sekali tidak perlu melakukan sesuatu yang khusus untuk mendapatkan sihir iblis yang kami butuhkan untuk bertahan. Meski ada beberapa dari mereka yang akan memakan seseorang yang mereka bunuh karena rasa tertarik, tapi itu benar-benar hanya karena ketertarikan dan tentunya bukan disebabkan alasan seperti sekarat karena kami tidak makan. Tapi manusia berbeda. Asalkan seseorang memiliki uang, orang itu bisa memakan makanan lezat yang dibuat oleh seseorang, ataupun sesuatu yang bagus bagi tubuh mereka, karena seseorang perlu makan dan ingin memakan sesuatu yang mereka sukai, manusia akan bekerja dan mendapatkan uang. Masyarakat manusia terbentuk seperti ini. Dari faktor pembentuk masyarakat saja, itu sudah sangat berbeda dari kami para iblis.... dan waktu itu, aku bahkan tidak tahu hal sederhana seperti ini."
"..... Raja Iblis?"
"Karena aku tidak tahu... aku menyebabkan banyak orang yang mempercayaiku mati. Dan aku dengan dangkalnya berpikir kalau manusia bisa ditaklukan hanya dengan kekuatan dan sihir iblis."
Getaran bisa dirasakan dari bagian punggung Maou yang bersentuhan dengan punggung Suzuno.
"Hey, apa kau....."
Suzuno mau tidak mau berkeinginan untuk menoleh, namun dia dengan lembut langsung didorong kembali oleh tubuh Maou.
"Aku tidak menangis, okay! Orang yang seharusnya menangis adalah Pasukan Iblis yang mengikuti orang bodoh seperti diriku, atau mereka yang terbunuh oleh orang bodoh sepertiku, atau juga orang seperti Emi yang mengalami pengalaman tragis. Aku telah salah, walau aku seorang raja, aku telah membuat kesalahan."
Maou yang sedang membungkuk, terlihat begitu kecil.
Selama pertarungan yang terjadi di SMA Sasahata, Maou datang untuk menyelamatkan Suzuno, Chiho, serta Urushihara, dan menunjukan kekuatan yang cukup untuk melampaui malaikat dan iblis, layaknya aura milik sang raja, tapi saat ini, hal itu sama sekali tidak bisa dirasakan dari dirinya.
".... Meski begitu, kau masih harus mengambil tindakan, benar? Karena kau adalah raja."
Kata Suzuno ke arah punggung itu dengan lembut, punggung Maou pun gemetar.
"Kau harus meletakkan dunia manusia dan nyawa pendudukmu di atas sebuah timbangan dan membandingkan mereka, iya kan? Raja Iblis....."
Suzuno mengangkat kepalanya, dan bertanya pada Raja Iblis Satan di belakangnya, yang mana ekspresinya tidak bisa dilihat.
"Dosa yang menyebabkan rasa sakit di hatimu, apa itu?"
"Dosa-dosaku...."
"Apakah itu membunuh manusia dan menyerang Ente Isla?"
"Bukan."
Maou menyangkalnya dengan tegas.
Meski begitu, Suzuno tetap tak bergeming dan terus bertanya dengan nada yang tenang.
"Lalu apa itu?"
"Itu adalah mengkhianati kepercayaan rakyatku, memaksa mereka berada di jalan kematian.... dan sebagai seorang raja, aku telah memilih jalan yang salah....."
"Jika kau merasa menyesal mengenai hal itu, apa yang seharusnya kau lakukan?"
"......"
Maou membiarkan kata-kata Suzuno tenggelam ke dasar hatinya, kalimat demi kalimat, dan di saat yang sama, membuka mulutnya dan mengatakan,
"Meski begitu, tak peduli apapun yang terjadi, sampai saat aku tidak lagi menjadi raja, aku akan terus hidup sebagai seorang raja."
"Benar sekali."
Suzuno menyunggingkan sebuah senyum, perlahan bangkit dan meninggalkan punggung Maou, tapi dia tidak melihat ekspresi pria yang telah mengakui dosanya itu, melainkan mendongak menatap langit berbintang.
"Bukankah kau sudah bilang begitu sebelumnya? Untuk membimbing orang-orang yang mengikutimu ke arah yang benar, kau harus terus melihat ke arah yang kau anggap benar, dan terus hidup. Sampai raja baru menggantikanmu, kau harus terus menarik orang-orang yang ada di belakangmu. Kau ingin menjadi raja yang bisa menaklukan iblis dan manusia di saat yang sama kan?"
"...... Oh ya, apa ini juga termasuk pengakuan?"
Balas Maou dengan ekspresi yang terlihat seolah bisa saja menangis ataupun tersenyum, seolah-olah dia akan segera hancur.
"Dewa-dewa dalam kepercayaanmu, apakah mereka mau memaafkan dosa-dosa iblis?"
"Huft, normalnya sih, mereka tidak akan mau, lagipula ini kan dosa raja para iblis."
"Hey, kau sudah membuatku berbicara sejauh ini, bukankah itu terlalu keterlaluan?"
Maou membantah jawaban tanpa ragu Suzuno dengan seluruh kemampuannya, tapi Suzuno menggelengkan kepalanya dengan sebuah senyum tenang, dan mengatakan,
"Tapi aku memaafkanmu."
"Suzuno?"
Maou pun menoleh.
Hal pertama yang dia lihat adalah bagian belakang jubah yang dipakai oleh seorang pendeta, dan di wajah Suzuno yang perlahan menoleh, terdapat senyum hangat yang tidak pernah Maou lihat sebelumnya.
"Satan, Raja dari para iblis. 'Kesendirian' dan 'dosa' sebagai seorang raja, aku telah mendengarnya dengan jelas. Aku menilai bahwa apa yang kau katakan itu benar, dan dengan nama Crestia Bell, aku memaafkan dosa-dosamu. Bahkan jika dewa atau siapapun yang ada di dunia ini tidak memaafkanmu, hal itu tetap tak akan berubah.... Kau telah melakukannya dengan baik."
Maou menatap wajah Suzuno dengan linglung, tapi setelah kembali tersadar beberapa saat kemudian, dia mengernyit dan mengatakan,
"A-ada apa denganmu? Jangan-jangan ada sesuatu yang aneh di dalam pie yang kita makan hari ini?"
"Mungkin, bahkan aku pun merasa kalau aku ini sudah gila."
Wajah suzuno terlihat sedikit memerah di bawah cahaya api unggun.
"Ini cuma masalah sederhana. Kau telah menyelamatkanku beberapa kali. Bahkan jika kau tidak berniat melakukannya, kupikir aku tetap harus membalasmu, dan aku takut kalau....."
"A-apa?"
"..... Tidak, lupakan."
Suzuno sedikit menggelengkan kepalanya, pergi dari hadapan Maou seolah sedang melepas ketegangannya, duduk di sisi lain api unggun, dan tersenyum kecut.
"Jika aku terus berbicara, aku hanya akan terus mengeluh. Itu akan jadi seperti menaruh kuda di depan kereta jika aku membuat si pengaku merasa gelisah, ditambah lagi, jika aku mengutarakannya dengan gamblang, aku mungkin akan membuat Chiho-dono marah."
"Ke-kenapa kau membawa Chi-chan di saat seperti ini?"
".... Sekarang akhirnya aku paham betapa sulitnya hal ini bagi Chiho-dono."
Meskipun dia berbicara seolah tidak sanggup menahannya lagi, tapi wajah Suzuno, diterangi oleh cahaya api, masih dihiasi dengan sebuah senyum.
"Akhir-akhir ini, aku sangat mempercayai Chiho-dono. Anggap saja seperti itu. Aku.... tidak memiliki keyakinan yang Chiho-dono miliki, aku juga tidak memiliki keberanian seperti dia."
"Huft...."
Maou menghindari poin penting dalam masalah ini dan berhasil melewatinya, tapi tidak bisa terus membantah, dia hanya bisa tetap diam.
"....Raja Iblis."
"Apa lagi kali ini?"
Ini mungkin hanya imajinasi Maou, tapi ekspresi Suzuno saat ini, karena alasan yang tak diketahui, terlihat diselimuti kesedihan.
"Apapun yang kau pikirkan, aku akan mempertaruhkan harga diri seorang pendeta untuk menerima kata-kata itu, jadi aku tidak akan memberitahu siapapun. Namun... jika kau bermaksud menceritakannya suatu hari nanti, maka beritahu Emilia......"
"Tidak mau."
"... masalah tadi..... Eh?"
"Khusus Emi, aku tidak akan memberitahunya."
Nada kelewat tegas Maou, membuat Suzuno menganga karena kaget,
"Bukankah yang seperti itu tidak adil?"
Maou menggelengkan kepalanya dengan nada setegas ekspresinya.
"Tidak adil?"
"Setelah berinteraksi dengannya beberapa bulan terakhir, aku pun tahu, meskipun dia terus mengoceh soal Pahlawan lagi dan lagi, tapi secara mental dia itu sama seperti tahu. Butuh usaha keras untuk membuatnya berdiri lagi, jika dia menjadi bimbang seperti kemarin, tidakkah kau merasa kalau itu akan sangat merepotkan?"
Usai mengatakan hal itu dengan cepat, Maou menundukan kepalanya dan menggumam,
"Bagi Emi, aku adalah raja dari para pengganggu yang telah mengacaukan hidupnya. Itu saja sudah cukup."
"Tapi, itu....."
"Meskipun ayahnya masih hidup, kenyataan bahwa aku telah mencuri bagian hidupnya itu tak bisa dibantah lagi, aku telah meletakkan nyawa jutaan manusia, termasuk dia dan nyawa rakyat dan negaraku di atas timbangan, aku membandingkan mereka, dan pada akhirnya aku memilih rakyat dan negaraku."
Kata Maou dengan pelan seakan sambil mencerna kata-kata-katanya sendiri.
"Aku tidak peduli apa yang kulakukan padanya, aku juga tidak mengharapkan kata maaf darinya, dan tidak berada dalam posisi untuk menerima maafnya. Jika aku memberitahunya hal ini, aku hanya akan membuat dia kehilangan pijakannya. Ditambah lagi, kali ini, dia sudah menyebabkan banyak masalah untuk kita."
"Raja Iblis, kau....."
"Kali ini, kita juga harus menyelesaikan masalah dengan Ashiya, Alas Ramus, Acies, dan Nord. Karena orang yang mengangkat Emi menjadi Jenderal Iblis adalah aku dan karena aku membuatnya mengambil tanggung jawab ini, aku pun punya tanggung jawab untuk menyelamatkannya. Ini adalah masalah yang sepenuhnya berbeda dengan masalah Pahlawan ataupun Raja Iblis, jadi....."
Maou menatap ke arah Suzuno.
"Meskipun kita berhasil mengalahkan Emi, jangan beritahu dia hal yang tidak perlu. Kali ini, kau, sebagai pendeta, bilang kalau ini adalah pengakuan dosa, makanya aku membuat pengecualian dan memberitahumu. Si Emi itu sekarang menjadi lemah karena dia merasa punya tanggung jawab, kau bisa coba memberitahu dia masalahku, dan lihat bagaimana dia akan bimbang karenanya. Dia pasti akan sangat bimbang. Itu....."
Maou perlahan berdiri, membelakangi Suzuno, dan berjalan menuju tendanya.
"... akan lebih baik jika dia mencelotehkan satu dua kalimat sarkas setiap kali dia melihatku. Jika tidak, bahkan pace ku pun akan kacau."
"Raja Iblis...."
"... Ah, hey, kalimat tadi itu juga termasuk pengakuan, jangan beritahu pada siapapun, okay?"
Maou sedikit membungkuk, berbalik, dan menunjuk ke arah Suzuno, dan setelah menyelesaikan kalimatnya, dia langsung masuk ke dalam tendanya tanpa menunggu jawaban.
"......"
Suzuno tak bisa berbuat apa-apa selain memeluk tubuhnya, yang mana hingga beberapa saat yang lalu, merasakan suhu tubuh Maou.
"Kau benar-benar pria yang baik..... dan juga kejam."
Usai memasang senyum mencela diri, Suzuno mendongak menatap bulan merah dan biru yang melayang di langit malam, dan menggumam pelan,
"Emilia.... bagaimana kau akan menjalani kehidupanmu 'mulai dari sekarang'?"
"Fwah... Melon ham... Uhm."
Satu-satunya manusia yang menggenggam sebagian kebenaran yang bisa mengubah perang.... Crestia Bell, merasa seolah dirinya tak bisa melihat masa depan macam apa yang akan ditunjukan oleh kebenaran itu.
"Roti udang rebus.... telur goreng dengan roti panggang...."
"Bukankah kau hanya menggabungkan makanan yang belum pernah kau makan sebelumnya?"
Dan begitulah, bahkan igauan serakah seorang gadis polos yang berubah menjadi kepompong pun, terasa seperti penyegar bagi Suzuno yang sedang menata pemikiran rumitnya.
"Dan aku, 'mulai dari sekarang'..... akan menjadi apa?"
Suzuno memeluk tubuhnya dengan erat, dan begitu ia mengingat detak jantungnya yang menjadi semakin cepat, dia sekali lagi menghela napas.
---End of Part 2---
Lanjut ke -> Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 4 Part 3
Baca Semua Volume -> Index Hataraku Maou-Sama All Volume
Translator : Zhi End Translation..
4 Komentar
Lanjut min ... yah semoga aje endingnya maou jadi harem :v dari pada debat team .. mending jadi harem, wajarkan raja jadi harem ? :v
BalasNo, ane lbih suka sma Emi.. :v
BalasDitunggu kelanjutannya bro :) :)
BalasHaha,, pengakuan dosa raja iblis y..
Balas