[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 12 - Cerita Pendek 1 : Raja Iblis, Merasa Gelisah Karena Teringat Memori Lama
Cerita Pendek 1 : Raja Iblis, Merasa Gelisah Karena Teringat Janji Lama.
Begitu Ashiya pulang dari berbelanja, dia melihat sebuah kejadian yang aneh.
Di tengah-tengah ruangan, Maou nampak mengerang dengan wajah tidak senang, sementara tubuhnya diguncang-guncang.
Dan yang mengguncang tubuh Maou adalah Acies. Dia mencengkeram pundak Maou dengan kuat, terhalang oleh sebuah kaos. Jika itu adalah Maou yang biasanya, dia pasti sudah berteriak 'berisik' sambil memberikan bogem mentah kepada Acies sebagai hukuman, tapi kali ini, Maou malah membiarkan Acies terus mengguncang tubuhnya.
“Boleh aku tahu apa yang kalian lakukan? Ini?”
Di depan Maou yang terus diguncang-guncang, Ashiya mendapati sebuah kotak yang tidak biasa, kira-kira seukuran dua novel edisi special yang ditumpuk.
“HP.”
Ashiya langsung paham dengan jawaban sederhana Maou.
Meski kemasannya tidak terlihat jelas, dilihat dengan seksama, di depan Maou terdapat sebuah kotak HP baru.
“Ah. Benar juga, sebelumnya kau bilang kalau kau ingin Emilia membelikan HP baru. Jadi kau membelinya hari ini?”
“Yeah.”
“...... Maou-sama?”
Melihat Maou yang menjawab dengan kurang fokus, Ashiya pun mengernyit.
Ngomong-ngomong, ketika keduaya sedang berbicara, Acies masih terus mengguncang Maou.
“.....”
“Dia sudah seperti itu sejak pulang tadi.”
Ucap Urushihara mewakili Maou tanpa menoleh sedikitpun.
“Acies, apa yang kau lakukan? Kau bisa membuat kaos Maou-sama rusak kalau kau terus mengguncangnya begitu! Sudah hentikan!”
“Aku ini sedang bernegosiasi!”
Acies terus mengguncang Maou sembari berteriak, “Maou dulu bilang kalau dia akan membelikanku HP baru. Suzuno dan Alberto adalah saksinya.”
“Sialan!”
Ashiya tahu kalau Acies berencana untuk membuat Maou membelikannya sebuah HP baru, tapi dari nada bicaranya barusan, sepertinya sumber kekhawatirannya bukanlah Acies.
“Apa Emilia membuat permintaan yang tidak masuk akal ketika kau membeli HP?”
“Tidak. Dia hanya membantuku bernegosiasi dengan karyawan toko untuk memikirkan cara memindahkan alamat email dan daftar nomor telepon dari HPku yang lama ke yang baru.”
“Meski sudah berada dalam keadaan seperti itu, ternyata masih ada cara untuk memindahkan datanya ya.”
Ucap Urushihara dengan kagum. Sementara untuk Ashiya, dia merasa sedikit terkejut mengetahui Emi mau membantu Maou.
“Lalu, apa HP itu susah digunakan?”
“Tidak, aku kan hanya menggunakannya untuk telepon dan mengirim pesan.”
“Kalau begitu apa masalahnya?”
“..... Huuuh.”
Maou mengeluarkan HPnya dari dalam kotak.
Itu adalah HP berwarna perak dengan desain yang sederhana. HP itu terlihat lebih trendy daripada HP melengkung yang Maou gunakan dulu.
Melihat casingnya yang masih baru, yang mana bahkan lapisan pelindung plastiknya masih belum dilepas, Maou pun mengernyit.
“HP yang mahal, ya?
“Yeah, itu kelihatan mahal.”
“Dan biasanya HP akan digunakan untuk waktu yang sangat lama, sebuah benda tak tergantikan di kehidupan modern.”
“Aku tak masalah tidak punya HP, tapi untuk seorang pekerja, HP memang akan terasa seperti itu. Boleh aku tahu ada apa memangnya?”
“Kapanpun aku memegangnya, itu akan muncul.”
“Apanya yang muncul?”
“Wajah Emi.”
“Wajah Emilia.... eh?”
Jawaban tak terduga tersebut membuat Ashiya mengedipkan matanya berulang kali merasa kaget. Dan kemudian, Maou mulai berbicara seperti sebuah bendungan jebol,
“Aku merasa seperti memaksanya membelikan barang yang mahal untukku dengan memanfaatkan titik lemahnya, dan tidak hanya itu, dia bahkan banyak membantuku di toko tadi. Kita berdua tahu kan kalau ini adalah hadiah alibi, tapi hadiah yang kuberikan pada Chi-chan dan Emi di pesta ulang tahun mereka hanyalah oleh-oleh yang kubeli tanpa pikir panjang, itu pun bukan barang yang mahal. Bagaimana aku mengatakannya ya, setiap kali aku menggunakan HP ini......”
“Kau merasa bersalah?”
“Uh, masih belum sampai situ kok. Hanya saja, karena proses mendapatkan HP ini tidak bisa dipisahkan sepenuhnya dari Emi, dan karena aku harus selalu membawa HP ini, rasanya aku selalu diawasi oleh Emi, jadi aku tidak bisa tenang.”
“Kau mungkin hanya terlalu memikirkannya.”
“Kurasa tidak. Jika seseorang membelikanmu sesuatu yang sangat mahal, kau pasti juga akan merasa begitu kan?”
“Kalau itu hanya hadiah alibi, aku tidak akan merasa terganggu.”
“Aku juga tidak akan terganggu.”
“Akan lebih baik kalau Lucifer lebih terganggu, yah?”
“Kau orang terakhir yang ingin kudengar mengatakan hal itu, Acies!”
“Kau seharusnya merasa malu karena diberitahu hal itu oleh Acies.”
Usai menceramahi Urushihara, Ashiya menghela napas pelan.
“Huuh, karena ini adalah masalah perasaan pribadi Maou-sama, aku takut aku hanya bisa memberimu saran untuk perlahan membiasakan diri.”
“Ah.... jika sebelumnya aku tahu hal ini, aku pasti akan memilih barang lain. HP kan sejak awal memang keahlian Emi.....”
Ashiya, tidak bisa membantu Maou memecahkan masalahnya, mengakhiri topik tersebut dan membuka kulkas untuk menyiapkan makan malam.
“.... HP, ya. Ah, benar juga, sepertinya sudah lama waktu berlalu sejak saat itu.”
Ashiya tiba-tiba mengingat janji kecil yang dia miliki dengan seseorang.
Di tengah-tengah ruangan, Maou nampak mengerang dengan wajah tidak senang, sementara tubuhnya diguncang-guncang.
Dan yang mengguncang tubuh Maou adalah Acies. Dia mencengkeram pundak Maou dengan kuat, terhalang oleh sebuah kaos. Jika itu adalah Maou yang biasanya, dia pasti sudah berteriak 'berisik' sambil memberikan bogem mentah kepada Acies sebagai hukuman, tapi kali ini, Maou malah membiarkan Acies terus mengguncang tubuhnya.
“Boleh aku tahu apa yang kalian lakukan? Ini?”
Di depan Maou yang terus diguncang-guncang, Ashiya mendapati sebuah kotak yang tidak biasa, kira-kira seukuran dua novel edisi special yang ditumpuk.
“HP.”
Ashiya langsung paham dengan jawaban sederhana Maou.
Meski kemasannya tidak terlihat jelas, dilihat dengan seksama, di depan Maou terdapat sebuah kotak HP baru.
“Ah. Benar juga, sebelumnya kau bilang kalau kau ingin Emilia membelikan HP baru. Jadi kau membelinya hari ini?”
“Yeah.”
“...... Maou-sama?”
Melihat Maou yang menjawab dengan kurang fokus, Ashiya pun mengernyit.
Ngomong-ngomong, ketika keduaya sedang berbicara, Acies masih terus mengguncang Maou.
“.....”
“Dia sudah seperti itu sejak pulang tadi.”
Ucap Urushihara mewakili Maou tanpa menoleh sedikitpun.
“Acies, apa yang kau lakukan? Kau bisa membuat kaos Maou-sama rusak kalau kau terus mengguncangnya begitu! Sudah hentikan!”
“Aku ini sedang bernegosiasi!”
Acies terus mengguncang Maou sembari berteriak, “Maou dulu bilang kalau dia akan membelikanku HP baru. Suzuno dan Alberto adalah saksinya.”
“Sialan!”
Ashiya tahu kalau Acies berencana untuk membuat Maou membelikannya sebuah HP baru, tapi dari nada bicaranya barusan, sepertinya sumber kekhawatirannya bukanlah Acies.
“Apa Emilia membuat permintaan yang tidak masuk akal ketika kau membeli HP?”
“Tidak. Dia hanya membantuku bernegosiasi dengan karyawan toko untuk memikirkan cara memindahkan alamat email dan daftar nomor telepon dari HPku yang lama ke yang baru.”
“Meski sudah berada dalam keadaan seperti itu, ternyata masih ada cara untuk memindahkan datanya ya.”
Ucap Urushihara dengan kagum. Sementara untuk Ashiya, dia merasa sedikit terkejut mengetahui Emi mau membantu Maou.
“Lalu, apa HP itu susah digunakan?”
“Tidak, aku kan hanya menggunakannya untuk telepon dan mengirim pesan.”
“Kalau begitu apa masalahnya?”
“..... Huuuh.”
Maou mengeluarkan HPnya dari dalam kotak.
Itu adalah HP berwarna perak dengan desain yang sederhana. HP itu terlihat lebih trendy daripada HP melengkung yang Maou gunakan dulu.
Melihat casingnya yang masih baru, yang mana bahkan lapisan pelindung plastiknya masih belum dilepas, Maou pun mengernyit.
“HP yang mahal, ya?
“Yeah, itu kelihatan mahal.”
“Dan biasanya HP akan digunakan untuk waktu yang sangat lama, sebuah benda tak tergantikan di kehidupan modern.”
“Aku tak masalah tidak punya HP, tapi untuk seorang pekerja, HP memang akan terasa seperti itu. Boleh aku tahu ada apa memangnya?”
“Kapanpun aku memegangnya, itu akan muncul.”
“Apanya yang muncul?”
“Wajah Emi.”
“Wajah Emilia.... eh?”
Jawaban tak terduga tersebut membuat Ashiya mengedipkan matanya berulang kali merasa kaget. Dan kemudian, Maou mulai berbicara seperti sebuah bendungan jebol,
“Aku merasa seperti memaksanya membelikan barang yang mahal untukku dengan memanfaatkan titik lemahnya, dan tidak hanya itu, dia bahkan banyak membantuku di toko tadi. Kita berdua tahu kan kalau ini adalah hadiah alibi, tapi hadiah yang kuberikan pada Chi-chan dan Emi di pesta ulang tahun mereka hanyalah oleh-oleh yang kubeli tanpa pikir panjang, itu pun bukan barang yang mahal. Bagaimana aku mengatakannya ya, setiap kali aku menggunakan HP ini......”
“Kau merasa bersalah?”
“Uh, masih belum sampai situ kok. Hanya saja, karena proses mendapatkan HP ini tidak bisa dipisahkan sepenuhnya dari Emi, dan karena aku harus selalu membawa HP ini, rasanya aku selalu diawasi oleh Emi, jadi aku tidak bisa tenang.”
“Kau mungkin hanya terlalu memikirkannya.”
“Kurasa tidak. Jika seseorang membelikanmu sesuatu yang sangat mahal, kau pasti juga akan merasa begitu kan?”
“Kalau itu hanya hadiah alibi, aku tidak akan merasa terganggu.”
“Aku juga tidak akan terganggu.”
“Akan lebih baik kalau Lucifer lebih terganggu, yah?”
“Kau orang terakhir yang ingin kudengar mengatakan hal itu, Acies!”
“Kau seharusnya merasa malu karena diberitahu hal itu oleh Acies.”
Usai menceramahi Urushihara, Ashiya menghela napas pelan.
“Huuh, karena ini adalah masalah perasaan pribadi Maou-sama, aku takut aku hanya bisa memberimu saran untuk perlahan membiasakan diri.”
“Ah.... jika sebelumnya aku tahu hal ini, aku pasti akan memilih barang lain. HP kan sejak awal memang keahlian Emi.....”
Ashiya, tidak bisa membantu Maou memecahkan masalahnya, mengakhiri topik tersebut dan membuka kulkas untuk menyiapkan makan malam.
“.... HP, ya. Ah, benar juga, sepertinya sudah lama waktu berlalu sejak saat itu.”
Ashiya tiba-tiba mengingat janji kecil yang dia miliki dengan seseorang.
---End---
Lanjut ke -> Hataraku Maou-Sama Volume 12 : Cerita Pendek 2
Baca Semua Volume -> Index Hataraku Maou-Sama All Volume
Translator : Zhi End Translation..
0 Komentar