Re:Zero Kara Hajimeru Isekai Seikatsu (WN) Arc 4 - Chapter 39 Bahasa Indonesia

[Translate] Re:Zero Arc 4 - Chapter 39 : Temhan


Baca Web Novel Re:Zero Kara Hajimeru Isekai Seikatsu Arc 4 Bahasa Indonesia


Chapter 39 - Temhan.

“Apa, apa-apaan wajah bingungmu itu seolah baru saja melihat sesuatu yang mengejutkan di akhir sebuah mimpi dan sekarang otakmu sedang meleleh?”

“.... Itu, cara yang terlalu berlebihan untuk menjelaskannya, tapi kita tak perlu mengoreksi apapun jadi sebut saja seperti itu.”

Otto menghela napas dan meletakkan kedua tangannya di atas pinggang, sementara Subaru, dia memutar-mutar pergelangan tangannya memastikan kalau tangannya sudah bebas, dan jatuh ke atas lantai sambil menatap balik Otto.

Setelah terikat selama tiga hari lebih, bahkan menggerakkan tubuhnya saja sudah cukup untuk menghasilkan bunyi gemeretak dan rasa sakit. Karena sangat sulit untuk berguling dalam posisi terikat, dia hanya dibalik secara berkala pada waktu makan saja. Tapi, masalah itu lebih dari sekedar masalah sirkulasi darah saja, saat dia mulai menyadari kecacatan lain. Yaitu;

“Otto, ini mungkin hanya karena aku baru saja melepas penutup mataku, tapi.... mata kananku tidak bisa melihat dengan baik. Atau, daripada tidak bisa melihat dengan baik... ini lebih seperti tidak bisa melihat sama sekali. Apa yang terjadi?”

“Apa yang terjadi.... jika kau bertanya padaku, aku juga sedikit ragu untuk mengatakannya.... aku bisa menjelaskannya dengan lebih elegan dan dengan kata-kata yang manis... aku juga bisa menjelaskannya secara terang-terangan and bilang apa adanya. Mana yang lebih kau sukai?”

“Pakai kata-kata yang manis agar aku tidak terkejut dan beritahu secara terang-terangan supaya aku tahu apa yang sebenarnya terjadi.”

“Serakah sekali... Uhh, di sisi wajah sebelah kanan Natsuki-san, penglihatanmu kini diselimuti kegelapan, selamanya tertutup dari cahaya....”

“Uh, aku tidak meminta sesuatu sepuitis itu, tapi kurasa aku mengerti.”

Mendengar penjelasan puitis Otto mengenai keadaannya, Subaru mengangkat tangannya dan menghentikan penjelasan itu di tengah jalan. Kemudian, menempatkan tangannya yang terangkat ke atas mata kanannya, dia dengan cermat merabanya guna mengkonfirmasi hal tersebut.
…. Sisi sebelah kanan pandangannya terasa seakan telah terpotong dan tak ada bayangan yang terlintas lewat. Dan begitu dia menyentuhnya, Subaru pun mengerti kenapa organ ini bermalas-malasan dalam melakukan tugasnya.
Atau, daripada bermalas-malasan, itu lebih seperti organ tersebut telah mengemasi tasnya dan pulang ke rumah. Karena, apa yang tersisa di tempat yang dulunya digunakan oleh mata kanannya, adalah sebuah lubang kosong.

“Kupikir.... dia bilang aku sudah disembuhkan.”

“Pendaharannya berhenti dan tulang yang patah sudah disatukan kembali. Tapi sihir penyembuhan itu tergantung dari perapalnya, dan sihir itu tidak bisa melakukan segalanya..... menghidupkan bagian yang telah mati itu sedikit......”

Gumam Otto, menatap Subaru penuh rasa simpati. Melihat tatapan itu, Subaru mengendurkan bibirnya tanpa daya dan menggumam, “Yah, mau bagaimana lagi.”,

“Orang-orang biasanya justru akan mati ketika kepala mereka hancur. Jadi kurasa tak masalah hanya dengan kehilangan satu mata.... tapi jika kedua mataku mati, kurasa mungkin aku akan kehilangan keinginan untuk hidup.”

“Optimis sekali... kau tidak akan berputus asa, kan? Kumohon jangan, aku tidak tahu apa kami bisa terus melangkah maju tanpa dirimu, Natsuki-san.”

Bagi seseorang yang baru saja kehilangan organ penting seperti mata kanan, Subaru terlihat sangat tenang sampai-sampai dirinya sendiri pun merasa terkejut. Mungkin syoknya hanya belum terasa, atau mungkin itu karena, tidak seperti kehilangan sebagian besar lengannya seperti saat serangan Elsa, luka ini tidak diikuti oleh darah dan rasa sakit.
Meskipun Garfiel berbohong, sebagian besar apa yang dikatakannya adalah benar. Dia telah menghentikan pendarahan, menutup luka, dan menghilangkan rasa sakitnya. Berpikir sihir penyembuhan bisa menyembuhkan semuanya itu terlalu berlebihan, dan dia memang telah menyelamatkan Subaru dari sebuah luka fatal, tepat seperti apa yang dia katakan.

“Dia itu sedang menegakkan prinsipnya atau apa sih? Aku benar-benar tak bisa memahaminya.”

Garfiel menghantam jatuh Subaru ketika Subaru menyerang Roswaal, tapi setelah itu dia juga yang menyembuhkannya. Dia kemudian berpikir untuk menahan Subaru sampai akhir Ujian guna menjamin kerja sama Emilia.
Dia menyembuhkan Subaru agar tidak mati, dan bahkan mengambil tugas sebagai pengurusnya untuk melihat situasinya sampai akhir. Meski mencaci bau Penyihir yang keluar dari tubuh Subaru, hal itu tidak menghentikannya untuk datang ke sini. Dan walau dia tidak berhenti datang, dia juga tidak menanyai Subaru satupun pertanyaan yang penting.
Rasanya seolah dia tahu kalau Subaru tidak akan mengatakan apapun, atau seakan-akan dia sudah tahu semua yang perlu dia ketahui, jadi dia tidak tertarik dengan apa yang akan Subaru katakan.

“Kalau dia tahu, apa itu artinya dia memang punya sebuah Kitab...? Bagaimana mungkin semua orang..... sebenarnya, karena ini adalah Tanah Percobaan Penyihir, mungkin hal itu memang wajar sih.”

Jika setiap pemain kunci memiliki buku yang memberitahu masa depan dan bertindak sesuai instruksinya, tidakkah seharusnya dunia ini berjalan ke arah yang jauh lebih sederhana bagi Subaru?
Dengan setiap orang terfokus ke tujuan yang sama, berbaris menuju AKHIR BAHAGIA yang sama, untuk sekali saja, tidak bisakah semuanya berjalan di satu jalan yang nyaman?

Jika benar-benar ada cara untuk mengetahui masa depan, hal itu seharusnya sudah menyelematkan Subaru dari mati dan mengulang kembali secara manual, bukan?

".... Mengeluh tidak akan membuat semuanya lebih baik dan tidak ada orang yang datang menolongku, sialan!"

"Itu memang sangat menyedihkan, Natsuki-san. Yaah, aku tidak bisa menyalahkanmu, mengingat apa yang baru saja kau lalui... tapi aku sedikit tersinggung dengan bagian 'tidak ada orang yang datang menolongku' itu. Kau pikir apa yang kulakukan di sini?"

Mendengar gumaman Subaru, Otto memberikan komentar simpatiknya sebelum pada akhirnya menolak apa yang dikatakan Subaru.
Melihat ekspresi sombong Otto dari dekat, wajah Subaru sesaat tidak menunjukan ekspresi sama sekali,

"Ah, kalau dipikir-pikir, apa yang kau lakukan di sini? Maksudku, serius, selama tiga atau empat hari belakangan ini, aku punya waktu untuk memikirkan banyak sekali hal, dan aku tidak melebih-lebihkannya, tapi kaulah satu-satunya orang yang tidak pernah terlintas dalam kepalaku."

"Tak bisa dipercaya!! Berpikir kalau aku masih akan terkejut mendengarmu berkata seperti itu di sini!"

"Jujur saja, akulah yang terkejut dengan bagaimana keberadaanmu yang menghilang begitu saja dari kepalaku. Saat aku melihatmu, aku bahkan tidak yakin apa kau ini Otto atau paman penjual appa."

"Siapa itu paman penjual appa?"

"Dia itu seperti titik awal bagiku. Kita juga bisa memanggilnya tuan Savepoint."

Dalam hal titik awal Return By Death, Kadomon mungkin adalah orang yang paling sering muncul.
Bercanda saat dia mengingat paman yang memiliki bekas luka di wajah itu, Subaru mengabaikan sensasi kehilangan di mata kanannya dan mengatur pikirannya untuk menganalisa perubahan situasi yang tiba-tiba ini.
Pertama, sebaiknya dia mendapat beberapa jawaban dari Otto. Dan mencari tahu tujuan aslinya,

"Mengesampingkan lelucon dan apalah itu.... ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu."

"Yaah, sudah kuduga. Aku juga ingin tahu apa yang Natsuki-san lakukan sampai-sampai harus ditahan di sini."

".....?? Makaudmu, semua ini bukan perintah Roswaal?"

Menurut Garfiel, Subaru ditahan akibat tindak kekerasannya terhadap Roswaal. Dan di saat yang sama, penahanannya digunakan sebagai cara untuk memaksa Emilia mengikuti Ujian. Tapi,

"Aku tidak tahu seberapa banyak Margrave terlibat dalam hal ini. Yang kutahu saat ini, ada sebuah retakan menganga yang memisahkan Sanctuary."

"Retakan? Apa maksudmu?"

"Tepat seperti kedengarannya. Ada faksi Lewes-sama yang ingin membebaskan para pengungsi dari desa sekaligus Natsuki-san, dan ada juga faksi lain yang menolak tegas hal itu. Semenjak Natsuki-san ditahan oleh Garfiel, diskusi jadi sulit dikendalikan."

Otto memberikan ringkasan singkat tentang apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini dengan ekspresi lelah di wajahnya.
Tepat seperti apa yang Subaru takutkan, gesekan antara para pengungsi dan penghuni Sanctuary menjadi semakin dalam, dan ketidaksenangan yang semakin membesar meledak menjadi konflik-konflik kecil. Sepertinya, retakan kecil yang sejak awal sudah ada di dalam Sanctuary telah memecah populasinya menjadi berbagai faksi, dan Sanctuary kini berada dalam keadaan lumpuh.
Menghirup napas dalam menanggapi situasi yang menakutkan tersebut, Subaru menimpali dengan "Tapi",

"Kenapa hal ini tiba-tiba terjadi? Dari apa yang kulihat.... maksudku, aku kira...."

Di pengulangan pertama, Subaru berada di sini selama lima hari tanpa melihat satupun tanda faksionalisme tersebut. Bahkan, usulan Subaru untuk membebaskan para pengungsi berjalan dengan sangat lancar, lalu di pagi hari ke enam, perjanjian itu berhasil diwujudkan.
Tapi kali ini, situasi memburuk dengan sangat cepat. Melihat Subaru membuat penilaian tersebut, Otto menggelengkan kepalanya dan mengangkat satu jarinya, "Yaah, kau tahu",

"Ini sama sekali tidak mendadak. Faktanya, Natsuki-san lah salah satu alasan utama kenapa hal ini bisa terjadi, jadi jika kau pikir ini tiba-tiba, maka kami benar-benar dalam masalah."

"Aku.... salah satu alasannya?"

"Aku tidak tahu hubungan macam apa yang Natsuki-san miliki dengan para penduduk desa Arlam... tapi itu pasti sangat bagus. Semenjak kau diserang oleh Garfiel dan menghilang, suasana di Sanctuary menjadi sangat buruk."

"......"

"Bagi para penduduk desa, Ram-san dan Margrave itu berada di posisi di mana mereka masih ragu untuk menyuarakan kepedulian mereka, tapi karena mereka sangat mempercayaimu, itu membuatmu menjadi jalur yang sempurna bagi mereka untuk membuka suara. Aku tidak menganggap ini sebagai satu-satunya alasan, tapi kurasa hal ini menjelaskan betapa marahnya semua orang."

Mendengar penjelasan Otto, Subaru membuka mulutnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Ya, menyangkut perbedaan situasi di Sanctuary antara pengulangan ini dan pengulangan sebelumnya, sifat baik Subaru memang salah satu dari alasan itu. Tapi Subaru tidak pernah sekalipun membayangkan kalau keberadaannya akan menimbulkan efek semacam ini terhadap perasaan para penduduk desa Arlam, yang sedikit banyak mampu memicu retakan di dalam Sanctuary.
Dengan curiga memicingkan mata kirinya menatap Otto, Subaru mencoba memastikan apakah dia sedang bercanda atau sekedar melebih-lebihkan, tapi Otto hanya mengernyitkan dahinya tanpa menunjukan satupun reaksi yang berarti. Dengan kata lain, mungkin dia memang serius. Kalau begitu, satu-satunya hal yang perlu diperhatikan adalah apa ada sesuatu yang salah dengan kemampuan pengamatan Otto, tapi,

"Aku tidak mau repot-repot menumpuk argumen untuk mendapat jawaban itu, jadi...."

"Kenapa aku merasa seperti baru saja diperlakukan tidak layak!? Ah, lupakan. Pokoknya, Natsuki-san, alasanku datang ke sini sebenarnya ada hubungannya dengan retakan itu."

"Berhubungan dengan retakan itu.... jadi, karena semuanya jadi kacau tanpa diriku, maksudmu semuanya akan kembali normal kalau aku kembali? Hanya saja, rasanya itu sedikit, kau terlalu banyak berharap dariku dan terlalu memberikan tekanan untukku, dan...."

Tertimbun oleh sifat rendah dirinya, Subaru masih tidak bisa menganggap serius kata-kata Otto. Sebenarnya, meskipun Subaru memiliki pengaruh yang kuat untuk menenangkan hati para penduduk desa, sekarang ketika situasi sudah semakin memburuk, dia ragu ada sesuatu yang bisa dia lakukan.
Bahkan, jika Subaru muncul sekarang dengan kehilangan mata kanannya, dia mungkin malah hanya akan menuangkan minyak ke dalam api.
Melihat Subaru menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kesusahan, Otto lagi-lagi menolak bantahan Subaru dengan "Tidak tidak",

"Tentu saja aku tidak menganggap Natsuki-san punya pengaruh seperti itu. Kau terlalu optimis, kau tahu."

"Kita punya pendapat yang sama jadi aku tidak akan protes, tapi kau tidak perlu blak-blakan begitu.... Lalu, kenapa kau mengeluarkanku?"

"Aku yakin baik para pengungsi maupun para penghuni Sanctuary ingin menghindari konflik skala besar. Itulah kenapa, aku terus bertanya-tanya apa Natsuki-san mau ikut andil dalam rencana pelarian dari Sanctuary."

"Ambil bagian.... dalam rencana pelarian?"

Subaru memicingkan mata kirinya menanggapi kalimat berbahaya tersebut dan mengulanginya dengan pelan sembari berpikir. Kemudian, dia tiba-tiba mengerti apa yang sedang Otto pikirkan.
Subaru menatap Otto, "Tidak mungkin", dia menjilat bibirnya,

"Kau ingin para penduduk desa kabur ketika Sanctuary sedang dalam keadaan kacau dan kau ingin aku membantu dalam rencana pelarian itu, benar?"

"Tepat sekali, aku senang percakapan ini bisa berjalan cepat. Kita hanya punya sedikit waktu, jadi aku harap Natsuki-san bersedia membantu tanpa ada syarat apapun."

"... Jelaskan dulu prosesnya padaku. Bahkan aku pun tidak akan setuju untuk pergi tanpa sebuah rencana. Aku harus memastikan kalau kita punya kesempatan, karena kita tidak akan punya alasan apapun ketika kita tertangkap."

Terlebih lagi, jika mereka membangunkan faksi yang menentang pembebasan Sanctuary, itu artinya mereka akan menempatkan Emilia, Roswaal dan seluruh sandera dalam bahaya. Itu bukan berarti dia peduli dengan apa yang terjadi pada Roswaal, tapi Subaru ingin agar Emilia, Ram, dan Patrasche tidak terluka.

"Aku akan senang kalau menambahkan juga namaku di daftar orang yang tidak kau inginkan untuk terluka."

"Bagi seorang pria, menahan rasa sakit di tempat perjudian itu sangat wajar. Mungkin aku hanyalah tipe pria kuno semacam itu. Pria baik selalu berada di luar rumah, kau tahu."

"Ini pertama kalinya aku mendengar ungkapan itu, tapi aku sudah hampir yakin kalau di sini bukan seharusnya ungkapan tersebut digunakan."

Subaru menunjukan ketidaksenangannya terhadap tebakan Otto yang tepat sasaran, dan kemudian, berdeham, dia mengarahkan percakapannya kembali ke topik,

"Jika itu bukan hanya sekedar rencana serampangan, beritahu aku rencanamu. Setelah itu aku akan memutuskan apakah nanti aku mau membantumu atau menjualmu."

"Menakutkan sekali bahkan ada pilihan menjualku dalam pembicaraan ini.... tapi rencananya sederhana kok. Kami sudah berbicara dengan faksi moderat dari Sanctuary, jadi ketika mereka membuat faksi ekstremis Sanctuary sibuk, kita akan mencoba menembus barrier dengan kereta naga kita. Dan, sisanya ucapkan selamat tinggal."

"Bukankah itu terlalu sembrono? Dan siapa yang akan bekerja sama dengan...."

"Itu adalah sesuatu yang akan kuberitahukan padamu begitu kau setuju untuk membantu. Tapi tugas yang ingin kami berikan pada Natsuki-san adalah membujuk para penduduk desa dan menghadapi Garfiel yang tak bisa diprediksi. Bagaimanapun, jika itu antara Natsuki-san dan penduduk desa, dia mungkin akan memilih Natsuki-san."

"Tubuhku adalah umpan yang sangat bagus ya. Yaah, aku tidak bisa membantahnya sih."

Otto benar. Jika itu adalah pilihan antara Subaru dan para sandera, tak diragukan lagi Garfiel akan memburu darah Subaru. Tapi seperti yang diperkirakan orang-orang, itu adalah kesulitan besar bagi Subaru,

"Jadi setelah semua ini, kita masih tidak tahu ke mana Garfiel berpihak ya? Orang itu sudah seperti keluarga bagi Lewes-san, jadi seharusnya dia ada di faksi moderat, tapi..."

"Awalnya, aku juga menganggap dia begitu, tapi mengingat pendekatannya terhadap Natsuki-san dan Emilia-sama, sulit untuk mengetahui hal itu. Jadi meskipun kita tidak mengkategorikannya sebagai musuh aktif, kita harus menganggapnya sebagi musuh pasif. Itulah kesimpulan yang kami dapat."

"Kedengarannya rekanmu itu memiliki pemahaman situasi yang sangat baik... Baiklah, aku ikut. Cuma penasaran, tapi apa yang akan kau lakukan kalau aku menolak untuk membantu."

"Kami akan pergi mengumumkan kalau kau telah kabur, dan untuk sementara, kami tidak perlu lagi khawatir dengan potensi ancaman dari Garfiel."

"Sempurna sekali, dasar bajingan. Saat tangan dan kakiku terlepas, kau sudah punya diriku untuk menghadapi Garfiel! Sialan, aku dipermainkan."

Menggaruk kepalanya, Subaru hanya bisa menerima fakta bahwa dia sepenuhnya sudah berada di atas telapak tangan Otto dan rekannya. Mulai dari saat dia ditempatkan dalam situasi ini, Subaru tidak punya pilihan lain selain menari mengikuti kemauan mereka.
Namun, Subaru tidak semarah apa yang dia tunjukan.

Karena sekarang, dengan ambil bagian dalam rencana Otto untuk membebaskan para sandera dari Sanctuary, Subaru mungkin bisa menemukan jawaban kenapa semua orang menghilang dari Sanctuary.
Jika rencana tersebut berhasil, setidaknya itu akan menjelaskan bagaimana para pengungsi bisa tidak ada di Sanctuary tanpa campur tangan Subaru. Tapi itu masih tidak memecahkan misteri lainnya.

"Itu masih tidak akan menjelaskan bagaimana semua penghuni yang terperangkap dalam Sanctuary bisa menghilang..."

Subaru bisa menerima kesimpulan kalau mereka yang bisa pergi, mungkin memang telah pergi. Tapi itu tidak menjelaskan bagaimana orang-orang yang seharusnya tidak bisa pergi, juga ikut menghilang. Pokoknya, dia harus meninggalkan tempat ini untuk mengetahui apa yang terjadi.
Bagaimanapun, dengan mengikuti rencana Otto dan melihat pengulangan ini sampai akhir, pasti tidak akan percuma.

"Kalau dipikir-pikir, aku sangat terkesan dengan bagaimana kau bisa menemukanku. Padahal tempat ini mungkin adalah sejenis tempat persembunyian rahasia di Sanctuary atau semacamnya."

Subaru kurang lebih sudah mengerti detail bagian dalam ruangan ini dari kata-kata Garfiel dan waktu luangnya yang terlampau banyak. Setelah melihat ke sekeliling ruangan, Subaru meregangkan tulang di lehernya.
Lampu kristal yang redup berfungsi sebagai satu-satunya sumber cahaya di dalam ruangan yang tidak memiliki satupun jendela untuk memungkinkan cahaya dari luar masuk. Terbuat dari kayu, konstruksinya yang buruk menunjukan tanda-tanda tetesan air hujan. Itu mungkin adalah sumber suara tetesan air yang perlahan merusak syaraf Subaru yang sedang terikat. Sebuah pemikiran yang menyakitkan.

“Yaah, memang tak mudah menemukan tempat ini dengan cara biasa. Dan menurutku termpat ini lebih seperti markas rahasia daripada sebuah tempat persembunyian.”

“Kalau dilihat lagi, aku juga mendapat kesan seperti itu. Tempat ini tidak terlihat seperti hasil kerja seorang pro. Ini lebih seperti seorang amatir yang memiliki begitu banyak energi membangun sebuah bangunan sesuka hatinya.”

Ruangan kecil ini rupanya cukup jauh dari kesan awal Subaru mengenai tempat dia ditahan. Tempat ini hanya seperti gudang kecil biasa yang sempit.
Saat Subaru sedang sibuk memikirkan sentimen semacam itu, dengan “Mengesampingkan hal itu”, Otto memberikan isyarat untuk berganti topik,

“Menemukanmu, itu semua berkat diriku, tahu. Aku yakin di sini adalah saat di mana kau memberikan pujianmu yang paling tulus, jadi, bagaimana menurutmu, Natsuki-san?”

“Jujur aku sangat terkesan, dan kau benar-benar membantuku. Jadi bagaimana caranya kau menemukanku?”

“Fufufu~ apa kau benar-benar ingin tahu? Kau ingin tahu, kan? Kau pasti ingin tahu.”

“Yeah, aku ingin tahu. Kau pasti menggunakan Divine Protection, Anima Whispering-mu untuk berbicara dengan para serangga, kadal, dan tanaman di hutan guna mengumpulkan informasi untuk menemukanku di sini, ya?”

“Ya benar, tapi bisakah kau mengembalikan rasa superioritasku!?”

Otto meratap karena merasa dihancurkan. Sementara itu, bermaksud menganggap apa yang dia katakan sebagai sebuah gurauan, Subaru tidak bisa menyembunyikan kekagumannya kala tebakannnya ternyata benar.
Meski dia tahu kalau Otto memiliki Divine Protection, Anima Whispering, dia tidak pernah menyangka kalau kemampuan itu memiliki kegunaan seperti ini.
Sebelumnya, Subaru pernah mengikuti Divine Protection ini sambil mengendarai Patrasche untuk menyelamatkan Emilia dari bahaya. Waktu itu, Otto juga mendengarkan para serangga dan tanaman untuk menyusuri satu demi satu jalan pintas untuk memperpendek jarak di antara mereka.

“Divine Protection-mu itu memang sangat berguna ya.”

“.... Sejujurnya, kemampuanku tidak sehebat itu.”

Di hadapan rasa kagum Subaru, tanggapan Otto tiba-tiba menjadi lemah. Subaru mengernyitkan dahinya menanggapi reaksi tersebut, tapi Otto hanya mengepalkan tangannya dan tidak menimpali hal tersebut, “Ngomong-ngomong”,

“Ujian Emilia-sama akan segera dimulai. Garfiel akan berada di Makam selama waktu itu dan jauh dari sini. Yang artinya, sekaranglah kesempatan kita.”

“Waktu persiapan sebelum menjalankan rencana ini benar-benar terlalu pendek.... jika kau tidak berhasil menemukanku tepat waktu, apa kau tidak akan kerepotan dengan jadwal seperti itu?”

Merengek terhadap bagaimana Otto menyuruhnya buru-buru, Subaru yang sudah setuju untuk membantu, memutar tubuhnya untuk memastikan kondisi fisiknya. Meski tidak bisa memuaskannya, dia punya makanan yang masuk ke dalam mulutnya, dan kotorannya pun juga sudah dibersihkan. Memikirkan hal tersebut sekarang, rasanya agak memalukan dia bahkan tidak tahu siapa yang melakukan hal itu untuknya, yang mana itu sedikit mengingatkannya pada waktu dia dirawat di rumah sakit karena patah kaki.
Pokoknya, di samping bunyi gemeretak, sepertinya tidak ada yang salah dengan tubuh Subaru. Mengangguk pada Otto yang sedang menatapnya, Subaru melangkahkan kakinya, dan.....

“Uh, boleh aku tanya satu hal lagi?”

“.... Apa lagi sekarang, gezz. Ini benar-benar yang terakhir, ok? Jika kita menghabiskan waktu terlalu lama, rencana akan bergerak ke tahap selanjutnya dan kita hanya akan terlihat seperti sekumpulan orang bodoh.”

“Maaf, maaf.... tapi kenapa kau mengambil resiko seperti ini untuk menolongku?”

“......”

Seolah ada seember air dingin yang disiramkan padanya, ekspresi Otto tiba-tiba lenyap ketika dia mendengar pertanyaan Subaru.
Itu adalah hal pertama yang ingin Subaru tanyakan. Menyelesaikan konflik antara para penghuni dan pengungsi tak diragukan lagi akan menguntungkan kedua belah pihak. Itu pula yang Subaru inginkan, dan itu juga akan mendukung Emilia dan Roswaal. Tapi,

“Aku tidak melihat bagaimana kau akan diuntungkan dari semua ini. Aku mungkin terlalu bodoh untuk melihatnya, tapi..... rasanya sangat menjengkelkan ketika aku tidak tahu.”

Dia tidak ingin meragukan Otto, tapi memang ada sesuatu mengenai hal ini yang terasa tidak beres. Sebenarnya, Otto sudah terperangkap ke dalam masalah Sanctuary tanpa alasan apapun karena keinginannya sendiri. Dia seharusnya tidak ada di sini, dia juga tidak ada hubungannya dengan Pemilihan Raja. 
Saat dia merasa keadaan ini sudah terlalu merepotkan, dia sebenarnya bisa meninggalkan keterlibatannya dan pergi sendirian. Meski dia ingin membangun hubungan dengan Margrave dan menganggap hal itu sebagai tujuannya, situasi ini benar-benar 'terlalu buruk untuk digunakan bertaruh'.

Meski tidak separah Subaru, pastinya, Otto juga tidak melihat cahaya apapun di ujung situasi ini. Itulah kenapa Subaru tidak bisa mengerti apa yang membuat Otto berani menghadapi bahaya seperti itu untuk berada di sampingnya. Seperti yang dia katakan, dalam tiga hari terakhir yang dia habiskan untuk berpikir, Subaru benar-benar lupa dengan keberadaan Otto. Subaru tidak menemukan satupun alasan untuk meragukannya. Dalam artian lain, kau bisa bilang kalau Subaru mempercayainya.
Tapi saat ini, dengan semua keadaan buruk yang sudah menumpuk, satu-satunya cara Subaru bisa mempercayainya adalah jika dia mengerti untuk 'apa' Otto melakukan ini.

Jadi, dengan resiko membalik kepercayaan itu, Subaru harus tahu apa tujuan Otto yang sebenarnya.
Jika bahkan Otto punya sisi yang tidak bisa Subaru percayai, maka itu akan.....

“Tolong jawab aku, Otto. Kenapa kau pergi sejauh itu untuk melakukan semua ini?”

Tanya Subaru dengan pelan. Ini adalah sebuah titik balik yang kecil, namun pasti.
Menghentikan napasnya, Subaru menunggu jawaban Otto. Dan, memahami pertanyaan Subaru, Otto balik menatap Subaru sambil memilih kata-katanya,

“Menurutmu, aku ini orang seperti apa, Natsuki-san?”

“Seseorang yang akan mengejar sebuah penny di depannya sambil menjatuhkan semua barang bawaannya di tangan satunya.... kurasa karakter gila semacam itu yang ada di pikiranku.”

“Penilaian yang sangat jahat! Meski aku mengaku memang pernah melakukan sesuatu seperti itu sebelumnya, tetap saja rasanya menjengkelkan dinilai seperti itu!”

Itu memang kesan yang Subaru miliki terhadap Otto.... atau setidaknya, itu adalah kesan yang ingin Subaru percayai.
Memperotes penilaian yang tak bisa diterima itu, “Tapi, serius”, Otto menggelengkan kepalanya dengan lelah,

“Kau tahu, Natsuki-san.”

“..... Ya?”

“...... Jika aku hanya ingin membantu seorang teman, apa itu akan sangat aneh?”

…. Sesaat, tidak bisa memahami apa yang baru saja dia dengar, waktu Subaru terasa berhenti.

Beberapa detik terlewati sebelum akhirnya waktu mulai bergerak kembali. Tapi meskipun waktu kembali bergerak, Subaru masih tidak bisa mengerti makna di balik kata-kata itu. Apa sih yang Otto katakan tadi?

Temhan? Siapa itu Temhan? Apa ada orang dengan nama seperti itu di sekitar sini?

“A,apa-apaan wajah terkejut itu!!?”

“Tidak, aku hanya tiba-tiba mendengar nama seseorang yang tidak kukenal jadi aku kehilangan jejak dengan apa yang kau katakan. Sebenarnya siapa Temhan-san ini?”

“Aku tidak tahu kesimpulan macam apa yang baru saja kau dapatkan, tapi itu sangat salah dari kepala sampai ekor! Bukan Temhan, tapi teman! Seperti teman baik!”

“Teman baik! Siapa dengan siapa?”

"Aku! Dan Natsuki-san!”

Mata Subaru terbuka lebar, menatap tak percaya Otto yang terengah-engah. Dan Otto, menghentak  lantai dengan berisik, menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah, “Apa kau dengar?”

“Ketika aku ditangkap oleh Pemuja Penyihir dan nyawaku berada dalam bahaya, Natsuki-san lah yang menyelamatkanku. Dan ada banyak hal yang kau katakan serta lakukan untuk membantuku setelah itu. Aku mungkin datang ke sini untuk bertemu Margrave, tapi itu bukan berarti hubunganku dengan Natsuki-san hanya sebuah sampingan.”

“......”

"Bahkan tanpa menghiraukan hal-hal yang merepotkan itu pun, aku tetap menganggap Natsuki-san sebagai seorang teman. Mungkin ada banyak keluhan yang ingin kusampaikan mengenai perlakuanmu terhadapku, tapi tolong jangan katakan hal-hal bodoh dan tidak masuk akal seperti kita itu tidak saling kenal! Jadi...."

Tiba-tiba merasa malu, Otto dengan cepat menggaruk hidungnya dan berpaling. Subaru hanya terdiam mendengarkan kata-kata Otto. Dan Otto, mengakhiri ucapannya, menatap reaksi kosong Subaru dengan wajah bingung.
Terdapat kegelisahan yang nampak di wajah Otto, mungkin karena Subaru tidak mengatakan apapun untuk mengkonfirmasi apa yang barusan dia katakan. Rasanya ini seperti situasi di mana seseorang baru saja membuka tirai penjualan sebuah pertemanan.

Bisa membayangkan apa yang terpikir dalam kepala Otto, sebuah perasaan mulai menggelora di hati Subaru. Dan, reaksi yang dibawa oleh perasaan itu adalah....

"....pfff."

"Ya?"

"Whuahaha! Te-teman? Kita teman baik! Ahh, benar benar. Otto, kau, kau ingin jadi temanku!?"

"Whaaa!?"

Tidak bisa menahan tawanya keluar, Subaru dengan kasar menepuk-nepuk pundak Otto yang berwajah merah. Masih tidak bisa menghentikan dirinya, Subaru terus memegangi perutnya sambil menghentak-hentak lantai.

"Pffuahaha, teman. Aaah, sial. Otto, berengsek kau, kau!"

"Ow! Ow! Apa yang kau lakukan? Yeah, aku memang bodoh sudah mengatakannya! Aku paham, ternyata Natsuki-san tidak mengenggapnya seperti itu. Tapi meski begitu, aku yakin itu bukan sesuatu yang layak ditertawakan!"

"Tidaktidaktidak, aku tidak bisa berhenti tertawa! Tapi aku tidak menertawaimu.... Kebodohanku saja yang terlalu parah sehingga aku ingin menertawai diriku sendiri."

Menggunakan tangan kirinya untuk mengusap air mata yang keluar akibat tertawa, Subaru akhirnya bisa mengendalikan keinginannya untuk tertawa dan mendapatkan kembali ketenangannya. Dia kemudian menatap Otto yang ada di depannya.

Otto terlihat sangat menyesal karena pernah menyebutkan kata 'teman'. Tapi saat ini, satu-satunya hal yang ada di hati Subaru hanyalah apresiasi dan rasa terima kasih yang tak bisa diungkapkan.

..... Apa motivasi Otto? Apa yang mungkin tersembunyi di balik topengnya? Apa yang bisa dipercayai dan tidak bisa dipercayai?

Otto menyebut Subaru sebagai temannya, dia datang menolong Subaru karena rasa peduli. Dan ketika dia datang, pemirikan pertama Subaru adalah meragukannya ketimbang mempercayainya, itulah betapa bodohnya Subaru.
Berpikir pasti ada sesuatu di balik tindakannya, 'sesuatu' yang jahat, itulah betapa piciknya Subaru.
Dilempar ke sana sini oleh keadaan, Subaru kehilangan pandangan mengenai perasaan orang-orang di sekitarnya. Dan, hanya mempercayai adanya niat jahat lantas melupakan adanya kebaikan tak bersyarat, dia bahkan lupa apa itu rasa terima kasih.

... Apa Subaru sudah mengetahui banyak hal mengenai dunia, sehingga dia bisa menyerah dan membuang semuanya?

Setelah baru mengalami beberapa pengulangan dunia melalui kematian, apa dia pikir kalau dia kini sudah tercerahkan? Sedangkan, dia bahkan tidak menyadari kalau dia punya teman di sisinya.

Tidak sadar akan Subaru yang sedang mengingatkan dirinya sendiri dan menilai rendah dirinya, kebingungan semakin nampak di wajah Otto. Melihat hal itu, Subaru menyunggingkan sebuah senyum dan tiba-tiba menghirup napas ceria,

"Maafkan aku. Kau adalah temanku, Otto..... Terima kasih sudah menyelamatkanku."


XxxxX


Bangunan tempat Garfiel menahan Subaru berada terpencil di dalam hutan dan jauh dari desa di mana orang-orang Sanctuary tinggal. Jika Otto tidak ada di sana untuk memandunya, Subaru pasti sudah tersesat di jalan yang berkelok-kelok.

"Kalau dipikir-pikir, kita pasti akan kerepotan tanpa Divine Protection-mu ya."

"Tolong pelankan suaramu. Aku ini juga tidak tahu jalan, jadi aku mencoba mengandalkan para katak, bunga, dan kadal sekarang. Jika kita mengganggu mereka, mereka bisa menipu kita atau mengarahkan kita menuju jurang."

"Alam memang menakutkan!"

Otto dengan seksama mendengarkan sekitarnya sambil berhati-hati memilih jalan. Sementara Subaru, mengikutinya dari belakang, berlari melewati celah di antara pepohonan, berusaha terbiasa untuk melihat hanya dengan satu mata. 
Tentu, kehilangan persepsi dan sebelah kanan penglihatannya itu sangat menyakitkan. Sensasi kehilangan yang sebenarnya mungkin baru akan menyerangnya nanti, tapi untuk saat ini, penglihatan Subaru sudah melakukan tugasnya untuk menghambat pergerakan dengan cukup efektif.

Namun, Subaru tidak merasakan kebencian apapun terhadap Garfiel karena luka-luka itu.
Mengingat apa yang sudah dia lakukan, Subaru sadar kalau dia sendirilah yang mengakibatkan hal tersebut.
Di samping itu, selalu ada sesuatu yang tak bisa dipahami dan berkontradiksi mengenai Garfiel. Tapi Subaru tidak siap berhadapan dengan pemikiran itu.
Jika saja dia menyuruh imajinasinya untuk bekerja sedikit lebih keras, mungkin dia bisa memahami Garfiel.

"Masih ada banyak hal yang tidak kuketahui, termasuk apakah dia punya Kitab atau tidak..."

Tapi dia harus menangguhkan pertanyaan itu untuk saat ini.
Merasa enggan untuk mengabaikan pertanyaan itu, Subaru mengeluarkan suara pelan ketika sebuah dahan menggores telinga kanannya saat dia bersusah payah melangkahi kumpulan akar. Kemudian,

"Aku melihatnya. Kita akan segera sampai di desa."

Mendengar panggilan Otto, Subaru memaksa pandangannya untuk fokus ke depan. Di antara celah pepohonan, melewati warna hijau dan kegelapan, dia melihat cahaya yang berasal dari desa.
Keluar dari hutan, dalam sekejap cahaya bulan dan bintang bersinar dari atas kepala mereka ketika pandangan gelap Subaru menjadi semakin jelas.

Terengah-engah, Subaru melihat sekelilingnya dan memastikan kalau mereka sudah kembali ke desa di Sanctuary. Karena sekarang sudah malam, saat ini, Emilia mungkin juga sudah memulai Ujiannya di dalam Makam.
Sebuah hasrat menggelora di dalam diri Subaru, hasrat untuk berlari ke sana sehingga dia bisa berada di samping Emilia. Tapi menekan emosi itu sekali lagi, Subaru berbalik ke arah Otto, dan,

"Jika Ujian sedang berlangsung sekarang, maka inilah saatnya kabur. Jadi apa rencananya, dan di mana kita akan bertemu rekan kita?"

"Yaaah, rekan kita...."

Mendongak menanggapi pertanyaan cepat Subaru, Otto mulai menggerakkan tangannya menunjuk ke arah desa. Tapi gerakan itu terhenti di tengah jalan. Dan alasannya, adalah sebuah suara.

".... Tidak perlu khawatir. Aku sudah ada di sini."

Menyela obrolan mereka, seseorang mendekat dengan dibarengi suara langkah kaki.
Terlihat sebuah gaun maid hitam yang berlebihan. Apron putihnya berkilau di bawah cahaya bintang, menghiasi seorang gadis cantik yang masih membawa bekas sifat kekanak-kanakannya, bak sesuatu yang keluar dari alam mimpi.

"Untuk saat ini.... yaah, aku hanya akan memberimu ucapan selamat atas kembalinya dirimu dalam keadaan baik-baik saja, Barusu."

Dengan rambut berwarna peach yang melambai, rekan Otto... Ram, menyapa Subaru dengan ekspresinya yang biasa sambil menyemburkan bisa racun.

---End---



Baca Semua Chapter -> Index Re:Zero Arc 4


Translator : Zhi End Translation..
Previous
Next Post »
1 Komentar
avatar

Minta bantuan ama ram kwkwkwkw
Udah tau dia bacolnya si roswall

Balas