Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 2 (Part 3) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 2 : Raja Iblis Dan Pahlawan Merasa Curiga Dengan Kenormalan -3


Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 6 Translate Bahasa Indonesia




Chapter 2 : Raja Iblis Dan Pahlawan Merasa Curiga Dengan Kenormalan.

Entah itu MgRonald, suasana jalanan Hatagaya, atau posisi Dullahan 2 yang bersandar pada tubuhnya, semuanya masih tetap sama.

Tapi, suara dan keberadaan orang-orang telah menghilang.

Adapun Emi yang menangis dan terasa seperti menginjak hati Maou, dia juga ikut menghilang.

Jantung Maou memang masih berdetak dengan sangat cepat, tapi alasan di balik syok berat yang diterimanya, bukanlah keterkejutan yang dia rasakan akibat kejadian aneh di hadapannya, melainkan karena dia tidak pernah menyangka kalau hatinya akan sangat tidak berguna sampai-sampai bisa goyah oleh satu kalimat dari Emi.

Maou menggunakan tangannya untuk mengusap keringat yang diakibatkan oleh cuaca panas, dia merasakan ilusi seolah-olah darah yang terpompa ke kepalanya, bisa berubah menjadi tanduk... suasananya benar-benar dipenuhi dengan energi negatif yang begitu besar.

"Aku agak kesulitan bagaimana harus menilai ini."

"....."

"Aku tadi sedang berbicara mengenai topik yang penting dengan orang lain, tapi karena aku sesaat menjadi sedikit berlebihan, aku pun dengan ceroboh mengatakan beberapa hal yang tidak perlu."

Maou menurunkan kaki penyangga Dullahan 2 dan melepaskan pegangannya.

"Meskipun aku bisa menghindari salah bicara karena hal ini, tapi aku juga kehilangan kesempatan untuk membantahnya, jadi akibatnya, aku tidak bisa mencerna perasaanku saat ini."

Maou menggunakan lengan baju T-shirtnya untuk mengusap keringat dingin yang ada di dahinya, dan berbalik menghadap orang yang berdiri di tengah-tengah jalan.

"Siapa kalian? Pertama perkenalkan dirimu, jelaskan tujuanmu, lalu pergilah setelah kau puas. Kalau tidak, aku akan melampiaskan bagian yang belum tercerna itu padamu."

Terdapat dua siluet di sana.

Dan mereka berdua adalah 'manusia' yang belum pernah Maou lihat sebelumnya.

Salah satu dari kedua orang itu mengenakan setelan yang terlihat benar-benar gerah, dan rambutnya yang begitu berminyak dibelah 30-70, sepertinya dia memakai gel rambut yang sama sekali tidak ingin digunakan pemuda zaman sekarang. Selain itu, dia juga memakai kacamata besar berbingkai perak yang tidak terlihat seperti sesuatu yang akan dipakai oleh anak muda, meskipun Maou melihatnya dari tempat di mana dia berdiri, dia bisa tahu kalau kacamata itu adalah kacamata gaya-gayaan.

Tidak hanya mengenakan setelan aneh berwarna biru gelap yang terlihat tidak pernah dipoles sama sekali, setelah dipadu-padankan dengan sebuah tas hitam sederhana, orang itu memberikan kesan seperti salah zaman, dia terlihat seperti karyawan yang berasal dari era 40 tahun yang lalu.

Namun hal itu masih bisa dianggap okay, dikarenakan kesalahan orang satunya tidak hanya mempunyai selisih 40 tahun.

Itu adalah prajurit yang keliru zaman hingga mencapai 200 tahun, dia ditutupi armor.... dan orang itu adalah seorang anak kecil.

Dia bukanlah orang dengan perawakan kecil seperti Urushihara ataupun Suzuno.

Dari struktur tulang bahu dan proporsi kepala serta tubuhnya, secara keseluruhan dia adalah seorang anak kecil. Meski begitu, tubuh anak kecil itu seluruhnya ditutupi armor berwarna merah, dan dia bahkan mengenakan topeng yang meniru model iblis jahat.

Tidak hanya terasa gerah dan berat, nampaknya bagian depannya juga tidak bisa terlihat sama sekali.

"Kalian berdua memakai sesuatu yang terlihat sangat gerah. Apakah kalian ini malaikat, ataukah iblis, dan dari benua manakah kalian berasal, apakah Utara, Selatan, Timur, atau Barat?"

"Anda tidak terlihat terkejut."

Pria berpakaian seperti di era Showa itu membuka mulutnya dan berbicara.

"Aku terkejut kalian berdua benar-benar berubah jadi seperti ini. Apa kalian berdua lulus di ujian awal? Bahkan orang yang ikut berpartisipasi dalam channel transformasi pun bisa mendapat komentar yang lebih bagus daripada kalian."

Dalam acara khusus musim panas di stasiun televisi, terdapat berbagai acara yang memperbolehkan orang-orang yang berasal dari luar industri hiburan untuk bertransformasi demi kepentingan entertainment, Maou menggunakan acara-acara tersebut untuk mengejek kedua orang itu.

"Hamba bangga tidak pernah dicurigai oleh orang lain."

"Itu kan kau. Tapi bocah kecil yang di sana itu seharusnya tidak akan bisa melakukannya kan?"

"Kami tidak selalu bekerja sama!"

Sejak awal, pria yang memakai setelan itu, menggunakan bahasa yang sopan dan sikap yang ramah untuk berbicara dengan Maou.

Menggunakan cara berbicara yang berlebihan meskipun mereka baru pertama kali bertemu, membuat Maou menatap tajam pria itu dan mengatakan,

"Kau iblis kan?"

"Ini adalah pertama kalinya bagi hamba menunjukan hormat hamba pada anda, Maou-sama. Namaku adalah Farfarello, saat ini hamba menduduki posisi sebagai kepala suku Malebranche.

"Seperti yang kuduga."

Orang yang memakai setelan itu adalah iblis kuat seperti Ciriatto yang menyerang pantai Choshi. Logikanya, jika mereka adalah kepala suku Malebranche di bawah pimpinan Maracoda, Maou seharusnya tahu mereka semua, namun, dia tidak punya kesan terhadap nama itu sama sekali.

"Farfarello... Maafkan aku, tapi aku tidak pernah mendengar nama itu."

Mengenakan sebuah setelan, iblis yang menyebut dirinya Farfarello dan terlihat tidak ingin mengganggu itu menjawab,

"Sudah hamba duga. Itu karena hamba dipromosikan menjadi kepala suku setelah Maou-sama secara pribadi memimpin pasukan menuju Ente Isla."

"Begitu ya, lalu Boneka Mei yang ada di sana, siapa kau?"

"Tolong tidak usah hiraukan orang ini. Dia adalah seorang pemandu dari Ente Isla, bukan seseorang yang layak mendapat perhatian dari Maou-sama....."

"Aku bertanya siapa dia. Dan aku tidak bertanya padamu, aku bertanya pada anak itu!"

Setelah membuat Farfarello bungkam, Maou menatap anak kecil berpakaian armor itu.

".... Iron."

Tak disangka, pemuda itu menjawab pertanyaan Maou dengan jujur melalui celah armor merahnya.

"Iron. Apa kau manusia, iblis, atau malaikat?"

".... Manusia."

"Kenapa kau bergerak bersama dengan seorang iblis?"

".... Perintah."

"Oh begitu."

Untuk sementara Maou menyerah menginterogasi anak kecil berarmor yang memanggil dirinya Iron itu.

Meskipun Maou khawatir dengan masa depan anak yang baru pertama kali ditemuinya itu, hal itu tidak akan terlalu berguna, bagaimanapun, terlepas dari apa yang anak itu pikirkan mengenai perintah, ataupun pengaruh apa yang tersembunyi di balik perintah itu, adalah sesuatu yang tidak ingin Maou ketahui untuk saat ini.

"Lalu, iblis berdandan dan bocah kecil, ada urusan apa kalian denganku? Namamu Farfarello kan? Aku tidak merasakan sihir iblis apapun darimu, apa kau berubah menjadi manusia seperti kami?"

"Tepat seperti yang anda katakan. Dari analisa hamba, alasan kenapa pergerakan Ciriatto menyerang negara ini gagal, adalah karena dia mempertahankan wujud iblisnya yang tidak bisa beradaptasi dengan tempat ini. Selain itu...."

Farfarello mengamati pemandangan jalanan di Hatagaya.

"Hamba dengar anda memberikan perintah pada Ciriatto, dan melarangnya melakukan hal-hal yang bisa membahayakan negara ini."

"Yeah, dan kupikir klan Malebranche itu adalah klan yang dipenuhi dengan iblis-iblis yang haus darah."

"Anda benar. Meskipun kepala suku lain ragu apakah perlu melakukan hal ini, tapi setelah seseorang memberikan nasihat kepada Barbariccia, semuanya memutuskan untuk mengikuti perintah ini. Maou-sama sepertinya mempunyai suatu keyakinan terhadap negara ini, jadi anda tidak akan membiarkan orang yang menghancurkan tempat ini dengan sembarangan."

Maou menggumam dengan tidak senang,

"Apakah itu Olba?"

"Benar."

Berbicara mengenai orang yang memahami pemikiran Maou melalui tindakan mereka dan kembali ke Ente Isla, hanya ada Emeralda, Alberto, dan Olba. Dan tentu saja, bagi Emeralda dan Alberto, mereka tidak akan bergabung dengan pihak yang akan mengkhianati Emi.

"Kau benar-benar jujur."

"Hamba diperintahkan untuk menjawab dengan jujur masalah yang ditanyakan oleh Maou-sama."

"Kejujuran adalah hal yang bagus. Kalau begitu, ayo kita langsung menuju intinya."

Maou memicingkan matanya dan menatap Farfarello.

"Ada urusan apa kalian denganku?"

Maou sama sekali tidak merasa terkejut dengan kemunculan Farfarello, semenjak Camio muncul di Choshi dan melaporkan bahwa Barbariccia memisahkan diri dengan Dunia Iblis, dia sudah menduga kalau kejadian seperti ini, pasti akan terjadi cepat atau lambat.

Setelan yang sesak menghasilkan suara dari kain yang saling bergesekan, Farfarello berlutut dan menjawab,

"Saat kami merasa begitu senang karena mengetahui Maou-sama ternyata masih hidup, kami para Malebranche telah mempertaruhkan hidup kami, dan berhasil menciptakan pondasi untuk menyerang kembali Ente Isla. Oleh sebab itu, kami ingin meminta Maou-sama....."

"Aku tidak mau."

"... untuk memimpin kami lagi dan kembali ke Dunia Iblis bersama hamba, eh?"

Meskipun dia mendengar interupsi Maou, tapi mulut Farfarello tetap tidak berhenti dan terus berbicara dengan lancar, namun, ketika otaknya akhirnya memahami jawaban Maou, dia pun membuat suara konyol dan mendongak,

"Apa yang kau eh-kan? Aku bilang tidak. Aku menolak, bubar, kembali sana!"

"A-apa kosakata bahasa Jepang hamba masih tidak memadai....? Maou-sama, jangan bilang, maksud anda tadi adalah menolak...."

"Itulah yang kumaksudkan. Cepat kembali dan bawa bocah aneh itu!"

"......"

Nampaknya, kalau ia tidak diberi perintah, bocah aneh itu tidak akan mengambil inisiatif untuk berbicara. Anak itu tetap diam, meskipun ekspresinya terlihat menyimak, tapi pikirannya sama sekali tidak bisa dibaca.

"Ke-kenapa? Unifying Azure Emperor dari Benua Timur sudah bersumpah setia pada kita. Selain itu, kami juga mendengar Maou-sama masih belum menyerah dengan ambisi menaklukan dunia. Tidak hanya itu, bukankah anda juga berencana menguasai negara ini suatu hari nanti?"

"Benar."

"Kalau begitu, tolong kembalilah bersama kami, dan pimpin kami dengan seluruh hati anda! Malebranche pasti akan mendukung ambisi Maou-sama dengan seluruh kekuatan kami."

"Oh begitu."

".... Ah, jangan katakan, anda khawatir karena Pahlawan Pedang Suci ada di dekat sini...."

"Daripada mengatakan dia ada di dekat sini, itu lebih seperti sekarang dia ada di sini. Meskipun..... bukan berarti ini tidak ada hubungannya dengan dia... tapi ini bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan."

"T-tapi..."

"Tapi apa? Ada sebuah pepatah di negara ini, bahkan Buddha pun akan marah setelah wajahnya disentuh tiga kali. Aku tidak punya tiga kali itu, pokoknya aku tolak, sudah kembali sana!"

"Ke-kenapa? Maou-sama, tolong beritahu alasannya!"

Farfarello melihat ke arah Maou dengan wajah pucat.

Maou, berwajah dingin, menunjukan ekspresi yang seperti mengatakan 'kau tidak tahu apa-apa soal ini', dan mengatakan,

"Kau..... Aku adalah Raja Iblis Satan, apakah aku terlihat seperti seseorang dengan kapasitas kecil yang akan merasa senang menjadi pesumo yang mamakai cawat orang lain?"

"......"

Meskipun penampilannya terlihat seperti pemuda berumur 20 tahunan, tapi Farfarello tetap menelan ludah menghadapi aura tajam yang Maou pancarkan, dan lalu....

"M-maafkan aku, Maou-sama."

"Hah?"

"Boleh aku tahu.... apa maksud 'cawat orang lain' itu?"

Dia menanyakan sebuah pertanyaan yang sangat melenceng.

"Hey!!"

Reaksi tidak terduga ini, membuat Maou merasakan gelombang kelelahan.

"K-kau harusnya sudah mempelajari bahasa Jepang sebelumnya, kan?"

"A-aku malu mengatakannya, tapi aku tidak punya kesempatan untuk mempelajari metafora dan pribahasa...."

"Lalu kenapa kau bisa menggunakan bahasa yang sopan? Lupakan, pokoknya cawat itu adalah sejenis celana dalam, dan di dalam kompetisi bertarung tradisional Jepang yang dikenal dengan Sumo, ada peraturan yang mengharuskan pesertanya hanya boleh mengenakan cawat."

"Apakah mereka akan menang kalau mereka bisa menghancurkan benda yang disebut cawat itu?"

"Bukan menghancurkan!! Jika kau melakukan itu, maka tidak akan ada lagi live streaming pertandingan sumo nantinya! Pokoknya, mereka harus mengenakan itu... menggunakan kata 'mengenakan' terdengar aneh, pokoknya, mereka harus memakai itu agar bisa ikut dalam kompetisi! Itu artinya aku tidak bisa memakai armor orang lain untuk bertarung!"

"Begitu ya. Karena mereka menggunakan metode pemakaian pelindung yang disebut cawat untuk menghadapi sebuah pertarungan, itu artinya mereka harus merebut perlengkapan satu-sama lain, dan dikenal dengan kompetisi sumo?"

"Meskipun kedengarannya tidak melenceng terlalu jauh, tapi rasanya otakmu benar-benar salah menafsirkannya.... Dan kenapa juga aku harus melakukan sesuatu seperti menjelaskan inti sebuah lelucon kepada orang lain layaknya seorang tsukkomi?"

"Maou-san!! Apa yang pesumo pakai bukan cawat, tapi MAWASI!!"

"Eh? Oh, begitu ya, itu Mawasi! eh?? Lalu kenapa mereka mengatakannya 'cawat orang lain'?"

"Si-siapa kau?"

"Sepertinya mereka juga memakai cawat normal! Aku adalah.... uh.... bagaimana mengatakannya ya, aku, aku, adalah junior Maou-san."

"Itu benar, gadis ini adalah juniorku di tempat ke...... eeeehhhhh??"

Ketika Maou menjelaskan tentang cawat, dan membuat kata-katanya yang terdengar keren serta atmosfer yang tegang menjadi terbuang percuma.....

"Chi Chi-chan? Ke-kenapa kau ada di sini?"

Chiho, tanpa Maou sadari, muncul di tempat tersebut seolah-olah itu adalah hal yang wajar.

Meski Farfello dan Iron menjadi waspada dengan pendatang baru ini, tapi Maou sendiri sebenarnya merasa sangat bingung.

Untuk memutus hubungan antara Maou dengan Jepang, Farfarello pasti menggunakan suatu barrier, dan di awal Maou sudah memastikan kalau Emi dan yang lainnya, termasuk Chiho tentu saja, berada di luar jangkauan barrier tersebut.

Namun, Chiho malah muncul tanpa ada peringatan apapun.

Jika Emi dan Suzuno membobol barrier itu, maka semuanya seharusnya muncul di saat yang bersamaan, tapi tak disangka, hanya Chiho yang muncul menembus barrier ini.

Chiho yang membuat semua orang terkejut, dengan sendirinya muncul di tengah medan pertarungan, dan meski suaranya gemetar, dia tetap berbicara kepada kedua orang yang tak ia kenal di hadapannya itu.

"Ka-kalian tidak bisa membawa Maou-san kembali ke Ente Isla! Karena Maou-san masih punya sesuatu yang harus dilakukan di Jepang. Wah!"

"Chi Chi-chan, cukup! Mundurlah!"

Melihat Chiho ingin berlari ke arah mereka, Maou pun mendorong Chiho ke belakangnya.

Meskipun Farfarello sedang berada dalam wujud manusia sekarang ini, tapi karena dia adalah seorang Malebranche, sulit menebak apakah dia menyembunyikan sesuatu di belakangnya.

Sementara untuk Iron, selain pakaiannya yang tidak biasa, karena dia diperkenalkan sebagai seorang pemandu oleh kepala suku Malebranche, dia pastinya juga memiliki kemampuan yang tidak bisa diabaikan, dan dia bukanlah anak kecil biasa.

"Kenapa anda ingin melindungi manusia itu?"

Api hitam membara di mata Farfarello, membuat Maou merasakan tanda bahaya.

"Apa ada sesuatu yang aneh mengenai hal itu? Bukankah kau juga bergerak bersama dengan bocah yang dipanggil Iron itu?"

"Hamba tidak menyangka anda akan berpikir seperti itu. Hamba hanya memerintah Iron, mana mungkin hamba memiliki hubungan yang setara dengannya?"

Mendengar pernyataan Farfarello, Iron sama sekali tidak bereaksi.

"Maou-sama, apakah yang dikatakan orang itu benar?"

"Apa maksudmu?"

"Gadis itu bilang, anda 'masih memiliki sesuatu yang harus anda lakukan di Jepang'. Boleh hamba tahu apa yang Maou-sama rencanakan untuk negeri yang disebut Jepang ini? Ketika kami mendengar anda memperoleh sihir iblis yang begitu kuat, kami memiliki ekspektasi tinggi bahwa Maou-sama akan mengikutsertakan negeri ini ke dalam rencana anda."

Farfarello mengamati Maou mulai dari kepala sampai ke kaki.

"Maou-sama, boleh hamba tahu, apakah ini hal penting yang ingin anda lakukan? Memakai pakaian yang tidak megah sama sekali dan bahkan melindungi seorang gadis?"

"......"

Meskipun Maou sangat ingin berteriak 'minta maaflah pada UNIxLO' dengan sekeras-kerasnya, namun atmosfer saat ini tidak mengizinkannya untuk melakukan hal semacam itu.

"Maafkan kata-kata hamba Maou-sama, sebenarnya, di antara para Malebranche, sudah ada orang-orang yang curiga kalau Maou-sama sudah kehilangan keinginannya untuk menaklukan dunia. Terutama sejak Maou-sama melarang Ciriatto kembali ke Benua Timur, dan juga dari bagaimana Maou-sama melarang Ciriatto meminjamkan kekuatannya di dunia ini, anda sepertinya memiliki rencana yang melebihi bayangan kami semua.... ataukah...."

Farfarello mengalihkan pandangannya dari Maou dan beralih menatap Chiho yang dilindungi oleh Maou.

"... Maou-sama berencana mengabaikan kami para iblis... mengabaikan seluruh dunia iblis."

Seketika perubahan terjadi pada aura yang Maou pancarkan.

"Apa kau bercanda!?"

Maou berteriak dari dasar lubuk hatinya, membuat Chiho yang bersembunyi di belakangnya, merinding ketakutan.

"Aku... Aku tidak pernah melupakan bawahanku di Dunia Iblis yang menganggapku sebagai raja, bahkan tidak sedikitpun!"

"Kalau begitu..."

"Tidak usah bicara apa-apa lagi!! Karena kalian masih setia padaku, lalu kenapa kalian tidak mematuhi perintah Camio dan menunggu kepulanganku?"

".... Ugh!"

Kali ini giliran Farfarello yang tidak bisa berkata apa-apa.

"Barbariccia meninggalkan Dunia Iblis karena terpangaruh hasutan Olba kan? Ketika aku menyerang Ente Isla, aku seharusnya sudah menyerahkan semua kepengurusan otoritas kepada Camio. Dengan kata lain, dia adalah wakil Raja Iblis. Bagaimana mungkin kau mengharapkan aku untuk percaya pada seseorang yang bahkan tidak mendengar perintah dari wakil Raja Iblis?"

"Mungkin memang seperti itu! Meski sekelompok besar pejabat dan tentara dari Pasukan Iblis menuju ke Ente Isla, itu tidak akan bisa memecahkan keadaan sulit di Dunia Iblis! Tapi jika Maou-sama benar-benar gugur dalam pertarungan, maka prioritas utama kami adalah mengirimkan tentara gelombang kedua ataupun ketiga. Dan Camio-sama tidak memiliki keberanian untuk melakukan hal itu!"

"Kau bilang keberanian? Di hadapan eksistensi seperti Sang Pahlawan, bahkan pasukan elit yang di pimpin oleh Empat Raja pun hanya bertahan kurang dari 3 tahun! Jangan bilang kau mau mengabaikan situasi ini?"

"Meskipun kita tidak bisa, kita tetap harus bertarung!"

Farfarello membantah dengan sikap yang hangat.

"Karena pengorbanan mereka.... Dunia Iblis bisa terus bertahan."

"..... Eh?"

Maou tidak melewatkan pekikan kaget dari Chiho yang ada di belakangnya.

Akan tetapi, prioritasnya adalah menangani Farfarello yang ada di hadapannya.

"Itulah alasannya kenapa aku bilang kalian semua itu terlalu dangkal! Lantas bagaimana jika pasukan yang dikirim ke Ente Isla itu hanya bertahan sesaat? Jika mereka terus gugur seperti ini, akibatnya, Dunia Iblis perlahan pasti akan menemui akhirnya!"

"Karena kami khawatir akan jadi seperti itu, itulah kenapa Pasukan Iblis harus melakukan serangan kedua! Meskipun Malebranche mengkhianati Dunia Iblis, perasaan peduli terhadap Dunia Iblis tidak akan pernah berubah! Meskipun orang yang dikenal sebagai Olba itu adalah rekan Sang Pahlawan yang menyebabkan ekspedisi pertama gagal, tapi dia bukanlah orang yang tidak beralasan. Jika ada sesuatu yang tidak beres, ketika kita sudah memperoleh semua pengetahuan dan informasi yang dia punya, membunuhnya adalah hal yang mudah! Apapun alasannya, tolong kembalilah dan dapatkan kembali gelar anda sebagai Raja!"

"Cara berpikir kalian benar-benar salah!"

Maou membantah pendapat Farfarello dengan nada yang melebihi nada Farfarello.

"Dengan bergantung pada cara itu, tidak akan ada jalan untuk menyelamatkan dunia yang dikuasai oleh darah dan kekerasan itu! Ini semua demi kita para iblis agar bisa terus hidup sebagai iblis! Karena mereka tidak memahami ini, entah itu Lucifer, Maracoda, Adramelech, ataupun Alsiel, mereka semua tidak bisa mempertahankan kendali mereka, dan pada akhirnya, bahkan aku pun dikalahkan!"

"Kali ini berbeda. Kita hanya harus mendapatkan kendali Benua Timur dan membuat para manusia bertarung satu sama lain, dengan begitu, kita bisa membawa darah dan kekacauan ke seluruh Ente Isla, menciptakan surga bagi kita!"

"Bodoh!!"

Suara Maou dipenuhi dengan kekuatan.

"Ugh!"

"Kya!"

"......."

Farfarello menutup mulutnya seolah merasa gentar dengan aura Maou, di belakang Maou, Chiho juga berteriak. Dan bahkan Iron yang tidak bergerak sampai saat ini, seketika memasang kuda-kuda bertarung.

Hanya dengan kekuatan suaranya, Maou membuat kepala suku Malebranche itu terdiam.

Ini adalah wibawa dari seorang raja yang tidak akan terhapus meskipun mereka mengenakan UNIxLO.

"Inilah akibat setelah melakukan semua itu!!"

Maou menunjuk ke arah tubuhnya sendiri.

"Inilah akhir yang ditemui oleh sang raja yang bahkan tidak tahu makna dari 'menaklukan dunia', menyebarkan darah dan tragedi, dan hanya berpikir untuk memperluas Dunia Iblis! Jalan yang kalian siapkan sekarang ini hanyalah jalan kehancuran seperti sebelumnya, jika aku kembali pada kalian seperti ini, aku hanya akan menjadi Raja Iblis lemah yang membahayakan rakyatnya sekali lagi. Jika aku bertarung dengan Pahlawan sekali lagi, Dunia Iblis hanya akan menemui kehancuran! Hal ini hanya akan membuat Dunia Iblis kembali ke keadaan sebelumnya, di mana penghuninya saling bertarung satu sama lain, langit, daratan, dan lautan hanya akan diwarnai oleh darah kita sendiri!!"

".... Kenapa... Kenapa anda tidak mau mengerti, kita tidak akan mengulangi masa lalu itu!"

"Aku akan mengatakannya sebanyak apapun yang dibutuhkan, kalian semua hanya menyangkal kegagalan di masa lalu, dan berpikir kalau kalian telah melangkah di jalan yang berbeda! Tidak peduli berapa kali pun peta diubah, jalan sebenarnya tidak akan pernah berubah! Tanpa ada ketetapan hati untuk merubah jalan itu, tidak akan ada jalan untuk mengubah dunia!!"

"Maou-san...."

".... Mengubah... jalan itu..."

Chiho dan Iron bereaksi terhadap kata-kata Maou.

Namun, meskipun masih berlutut di tanah, mata Farfarello tetap memperlihatkan kilau kekecewaan, sepertinya kata-kata Maou tidak bisa mencapai hatinya.

"Biar kukatakan hal ini lagi. Tidak peduli apa yang si Olba itu katakan, jangan pernah dengarkan dia. Mundur dari Benua Timur dan kembalilah ke Dunia Iblis! Ciriatto bisa membantu mediasinya, dan Camio juga tidak akan menghukum kalian!"

".... Sepertinya ini adalah batasnya."

Farfarello perlahan berdiri.

"Olba bilang Maou-sama menjadi melemah karena batasan dunia ini, hamba tidak ingin mempercayainya saat hamba pertama kali mendengarnya.... Tapi hamba tidak pernah menyangka kalau hamba akan mengkonfirmasi fakta itu sendiri di hadapan hamba, apa anda mengerti rasa sakit yang dirasakan bawahan anda?"

"Apa yang kau katakan....?"

Niat membunuh perlahan terpancar dari Farfarello, membuat Maou secara refleks mendorong Chiho semakin menjauh.

"Ini tidak mungkin, jika hamba tidak bisa membuat Maou-sama memulihkan keinginannya untuk menaklukan dunia...."

".... Lalu apa? Jangan bilang kau ingin membunuhku, dan mengangkat Barbariccia menjadi Raja Iblis yang baru?"

"Tidak, hamba menyadari bahwa pemikiran Maou-sama telah berubah karena anda berubah menjadi manusia. Kalau hamba menggunakan kekuatan dari Dunia Iblis untuk mengembalikan tubuh anda, itu pasti bisa membuat hati anda memulihkan kembali kekuatannya yang sebelumnya!"

Sembari berbicara, Farfarello mencengkram helm Iron, yang berdiri di sampingnya.

"!!!"

Setelah helm dan topeng itu diselimuti kegelapan, benda itu berubah menjadi sebuah bola hitam.

"Silakan ambil ini. Hamba harap anda bisa memperoleh kembali keberanian dan hati Raja Iblis Satan yang sebelumnya!"

Farfarello melempar bola hitam itu ke arah Maou, tapi Maou membiarkannya jatuh ke tanah.

Bola yang berukuran mirip seperti bola karet itu menggelinding ke arah pohon yang ada di sebelah jalan, dan berhenti.

"......"

Setelah helm dan topengnya lenyap, Iron menunjukan wajahnya untuk pertama kalinya.

Iron memang seorang anak kecil, dan dia terlihat lebih muda dari anak yang berusia 10 tahun. Meskipun dia memiliki penampilan yang bisa digambarkan sebagai anak tidak berdosa, di wajahnya tidak terlihat emosi apapun.

Meski dia melihat ke arah Maou dengan mata merahnya, tapi pandangan mereka tidak pernah bertemu.

"....??"

Melihat wajah Iron, Maou tiba-tiba merasa seperti mereka pernah bertemu sebelumnya.

"Rasanya..... dia terlihat mirip dengan seseorang...."

Chiho nampaknya juga merasakan hal yang sama. Dia menjulurkan kepalanya dari belakang Maou dan menatap wajah Iron.

Di antara rambut hitamnya yang berkilau, ada sedikit bagian yang berwarna merah seperti matanya.

"Hey, apa itu?"

Maou menggunakan pandangannya untuk menunjuk ke arah benda yang awalnya adalah helm Iron, yang mana sekarang telah jatuh ke tanah.

"Itu adalah sihir iblis yang terkonsentrasi. Dikatakan bahwa negara ini memiliki kebiasaan membentuk makanan pokok, yaitu nasi, menjadi bentuk bola untuk dimakan. Kupikir jika hamba membuat sihir iblis meniru helm dan armor, hamba akan bisa menembus sistemnya."

"Me-menganggap benda itu seperti onigiri... dan lagi, makanan utama iblis adalah sihir iblis?"

Maou mendengar gumaman Chiho, tapi pandangannya sama sekali tidak teralih dari Farfarello.

"Kau bermaksud meminta seorang Raja untuk memakan sesuatu yang telah jatuh ke tanah?"

"Ini darurat. Dan dengan sihir iblis ini, Maou-sama seharusnya tidak keberatan kan?"

"....."

Sepertinya armor yang dipakai oleh Iron adalah sihir iblis yang terkonsentrasi.

Alasan kenapa Farfarello berubah menjadi manusia, mungkin adalah karena dia mengekstrak sihir iblisnya hingga mencapai batas, dan mengkonsentrasikannya menjadi pakaian Iron.

Artinya, jika dia menghadapi keadaan darurat, Farfarello bisa melepaskan sihir iblis yang ada pada Iron dan kembali berubah menjadi iblis.

Sama halnya dengan Ciriatto, Farfarello juga bermaksud mempertahankan sihir iblis di Jepang.

Anak kecil yang dikenal dengan nama Iron itu, seharusnya adalah kunci dari kejadian ini.

".... Baiklah, benda itu akan berada dalam perlindunganku untuk sementara. Tapi pikiranku tidak akan berubah!"

"Berada dalam perlindunganmu? Tolong jangan katakan sesuatu seperti itu. Silakan nikmati saja di sini. Ini seharusnya adalah kontak pertama anda dengan sihir iblis murni dari Dunia Iblis setelah sekian lama kan?"

".... Aku ingin membawanya pulang dan mencucinya terlebih dahulu sebelum memakannya."

"Anda tidak akan memakannya di sini? Jika rasanya tidak memuaskan, hamba bersedia menerima hukuman apapun, entah itu dibunuh ataupun ditebas, itu semua terserah anda."

"Kenapa harus terburu-buru seperti itu?"

"....."

"Situasi di mana tidak ada yang tahu apakah aku masih hidup atau sudah mati, telah menghilang lebih dari setahun. Saat ini, menunggu dua atau tiga hari lagi seharusnya tidak akan jadi masalah kan?"

"Itu karena....."

Farfarello mengernyit dan membiarkan penjagaannya melemah, ketika dia perlahan membuka mulutnya dan mencoba mengatakan sesuatu....

"???"

Iron tiba-tiba mendongak ke arah langit.

"Itu akan segera hancur."

"Hm?"

Farfarello menjadi waspada karena kata-kata Iron, Maou dan Chiho pun juga menatap ke arah langit.

"A-ada apa?"

Retakan, muncul di langit.

Langit yang tidak terdapat apapun di sana, tiba-tiba memiliki sebuah retakan, dan ketika keempat orang itu mendongak untuk menatapnya, retakan tersebut menjadi semakin membesar.

"Heavenly Light Fangs!"

Cahaya keemasan diikuti dengan sebuah suara dan aura yang terang mendarat di antara Maou dan Farfarello.

"E-Emi?"

"Yusa-san?"

Orang yang tiba-tiba muncul itu membuka mata merahnya, dengan rambut perak yang melambai tertiup angin, orang itu adalah Emi. Dengan memegang Pedang Suci yang bersinar, dia adalah Emilia Sang Pahlawan.

Evolving Holy Sword, One Wing (Better Half) memancarkan sihir suci yang begitu kuat, bahkan Chiho yang sampai saat ini menganggap pedang itu sebagai 'pedang hebat yang bisa bersinar', dan karena dia masih mempelajari cara mengendalikan sihir suci, untuk pertama kalinya, dia merasa bahwa kekuatan yang dihasilkan oleh Pedang Suci dan Emi benar-benar melampaui apa yang dia bayangkan sebelumnya.

Ini pasti adalah 'sensasi tekanan keberadaan' yang Emi dan Suzuno sebutkan sore tadi.

Segera setelahnya, Suzuno juga masuk melewati lubang besar pada barrier itu dengan membawa palu raksasanya, dan seolah bermaksud melindungi Maou dan Chiho, mereka berdua langsung menghadap ke arah Farfarello dan Iron.

"E-Emi, Suzuno!!"

"... Apa kalian berdua baik-baik saja?"

Emilia masih tidak melihat ke arah wajah Maou, tapi dari suara yang terdengar dari punggung itu, fakta bahwa dia merasa sedikit lega, dapat dirasakan.

"Emilia! Bell! Barrier ini dibuat oleh bocah itu!"

Mendengar suara yang terdengar dari atas, Maou mendongak tidak percaya,

Tak disangka, bahkan Sariel pun ikut datang.

Sariel membentangkan sayapnya, membuat matanya bersinar keunguan, dan seketika, sebuah lubang muncul di dalam barrier.

"Bi-bisa-bisanya kalian bertindak di tengah jalan seperti ini...."

Ucap Maou secara terang-terangan kepada Emilia dan Sariel, yang memancarkan sinar yang sama sekali tidak normal, sekaligus kepada Suzuno yang mengayunkan sebuah senjata yang terlihat tidak biasa.

"Cahaya bulan malam ini, adalah hari di mana Sariel-sama bisa menggunakan kekuatan penuhnya. Dia membuat lapisan lain barrier pergeseran dimensi di atas barrier yang sudah ada. Meskipun mereka menghancurkan barrier ini, paling banyak yang bisa terjadi hanyalah memulihkan sinyal HP orang-orang."

Suzuno menoleh dan melirik ke arah lubang besar yang ada di langit.

"..... Tiba-tiba menghilang di tengah-tengah perdebatan dan berbicara tentang hal-hal yang sulit dipahami...."

Nada Emilia masih diisi dengan kejengkelan.

Dan lagi, karena Maou terlibat adu argumen panas dengan Farfarello, dia benar-benar lupa kalau dia sudah berselisih dengan Emi mengenai hal ini sebelum dia terperangkap dalam barrier.

"Lupakan, jangan terlalu memikirkannya! Aku telah membuat keributan besar untuk menghancurkan barrier ini, jadi aku sudah merasa baikan sekarang."

"Apa-apaan itu?"

Ucap Emilia dengan keras kepala, Maou pun tertawa karena hal ini lebih sesuai dengan Emi daripada tingkahnya yang sebelumnya.

"Dan.... Jika prediksi kami tepat, maka kau adalah utusan yang dikirim oleh Malebranche untuk membawa Raja Iblis kembali ke Benua Timur, benar?"

"Siapa kalian? Kenapa kalian tahu semua ini?"

Farfarello yang memakai sebuah setelan dan kacamata, meletakkan tangannya pada armor Iron dan memasang kuda-kuda bertarung, dia menanyakan identitas Emilia.

"Ya ampun, kau belum pernah melihatku sebelumnya ya? Kau harusnya adalah seorang iblis, kan?"

Perkenalan diri Emilia yang dipenuhi dengan provokasi, membuat Farfarello berbicara dengan ekspresi dingin di wajahnya.

"Ja-jangan katakan kau adalah....."

"Aku tidak sebegitu baiknya membiarkan iblis berkeliaran dengan bebas di dunia manusia. Kau sebaiknya mengingat nama Pahlawan Emilia Justina, dan matilah dengan tenang!!"

"Ugh! Ba-bagaimana bisa jadi seperti ini!"

Farfarello ingin mengubah armor Iron menjadi sihir iblis, tapi kecepatan Emilia yang seperti dewa sama sekali tidak melewatkan gerakan tersebut.

Hanya dengan sebuah langkah kecil, seketika, Emilia sudah menyarangkan pukulan pada pelipis Farfarello. Farfarello yang kehilangan sihir iblisnya dan menjadi manusia pun menghantam tanah saat sepatu Emilia menekan punggung Farfarello.

"Ugohh!"

"Kalau kau bersedia melupakan semua yang telah kau lihat di Jepang, kembali ke Dunia Iblis dan menghabiskan sisa hidupmu di sana, mungkin aku bisa melepasmu. Namun, jika kau berani melakukan sesuatu yang berlebihan, aku pasti akan memenggal kepalamu sekarang juga."

"Ketika dia berbicara, dia tetap tidak terdengar seperti Pahlawan...."

Gumam Maou dengan gugup, tapi setelah ditatap oleh mata merah Emilia, dia langsung menutup rapat mulutnya. Di sisi lain, Farfarello hanya menjawab dengan satu kata,

"Iron!"

"???"

Iron langsung bereaksi menanggapi panggilan Farfarello.

Anak itu terlihat bersiap menghantam Emilia dengan asal-asalan.

"Be-berhenti!"

Namun, Suzuno yang berdiri di samping mencoba untuk menghentikannya....

"???"

Akan tetapi, dia malah terlempar ke belakang.

"Suzuno-san!"

Suzuno yang berlari di antara anak itu dan Emilia, sama sekali tidak bisa menghentikan kekuatan Iron, dan terpukul mundur seperti tertabrak oleh mobil.

"Ugh.... ugoh!!"

Suzuno hampir tidak bisa memulihkan sikap berdirinya di udara, dan berlutut di tanah karena tidak bisa menahan dampak pendaratan.

"A-apa?"

Dalam satu garis lurus, Iron bergerak menuju Emilia.

Meskipun sedikit lengah, Suzuno masihlah seorang prajurit kelas atas yang bisa mengalahkan para Prajurit Surga, melihat dia terpental dengan mudah, bahkan Emilia pun mulai merasa sedikit terguncang.

Meski begitu, Emilia tidak bisa begitu saja melepaskan kakinya yang menekan punggung Farfarello, dia pun mengaktifkan perisai dari Armor Pengusir Kejahatan dan bersiap-siap menerima kekuatan besar yang cukup untuk menerbangkan Suzuno. Wajah Iron sama sekali tidak berubah, dan dia langsung berlari menuju perisai Emilia.

"Gah!!"

Namun, bahkan Emilia pun juga terpukul mundur dari tubuh Farfarello, kakinya melayang di udara.

Sebagai Pahlawan, Emilia tidak hanya bertransformasi, dia bahkan menggunakan kekuatan penuhnya, menghunuskan 'Holy Evolving Holy Sword, One Wing' dan Armor Pengusir Kejahatan. Dan karena dia sudah melihat Suzuno terpental, dia juga tidak membiarkan kewaspadaannya menurun sama sekali.

Kekuatan dari tekanan itu menyebar ke seluruh tubuhnya, membuat Emilia bereaksi defensif dan mengayunkan pedangnya ke arah Iron.

Namun, apa yang terjadi selanjutnya, benar-benar melampaui ekspektasi semua orang.

"Apa?"

Iron menggunakan lengannya untuk menghentikan pedang suci Emi.

Dan benda yang menahan serangan itu bukan armor yang dibuat oleh Farfarello, bilah dari pedang suci itu dengan mudah memotong pelindung lengan dan lengan baju yang ada di bawahnya.

Tapi meskipun bersentuhan langsung dengan bilah pedang itu, kulit Iron sama sekali tidak terluka.

"Iron?"

Kali ini, sebuah suara yang bukan mlik Emi terdengar dalam kepalanya.

"Mama! Iron! Tidak! Jangan bertarung dengan dia! Jangan lukai Iron!"

"Eh? Eh?"

Alas Ramus memprotes dengan sikap yang tak disangka-sangka.

"Tu-tunggu dulu? Apa yang kau lakukan?"

Pedang Suci mengabaikan keinginan Emi dan menghilang dengan sendirinya.

"Kumohon! Jangan sakiti Iron!"

"A-apa yang terjadi?"

Selain pertarungan dengan Sariel, ini adalah pertama kalinya pedang suci mengabaikan keinginan Emilia dan menghilang dengan sendirinya.

"Ugh! Alas Ramus?"

Seakan-akan bisa mendengar suara yang ada di pikiran Emilia, Iron dengan sengaja memperlebar jarak antara dia dan Emilia.

Tidak hanya itu, dia bahkan meneriakkan nama gadis yang merasuki pedang suci Emilia.

"Siapa sebenarnya....?"

"Hey, kenapa kau membuang-buang waktu?"

Kali ini, suara Sariel terdengar dari atas.

"Evil Eye of the Fallen!"

Mungkin karena sudah tidak sabar, Sariel membidik Iron dan menembakkan Evil Eye of The Fallen yang bisa menghilangkan sihir suci.

"Ugh!"

Iron, terkena Evil Eye, seketika berlutut di tempat.

Tapi, mungkin karena dia memakai armor sihir iblis, pengaruhnya nampak tidak begitu nyata seperti saat digunakan pada Emilia.

Meski begitu, Iron memelotot dengan amarah yang tidak dia tunjukan saat menatap Maou, Suzuno, ataupun Emilia.

"I-Iron.... kita, mundur...."

"!!!"

Tapi kalimat dari Farfarello yang jatuh ke tanah, seketika membuat amarah di wajah Iron menghilang, Iron melompat ke belakang menjauhi Emi dan melambaikan tangannya di saat yang bersamaan.

Keberadaan barrier yang sebelumnya dirusak oleh Emilia telah menghilang, dan nuansa sekitar digantikan oleh barrier lebih besar yang dibuat oleh Sariel.

"Ma-Maou-sama.... Hamba pasti akan datang lagi dan menjemput anda cepat atau lambat."

"Mengatakannya di atas punggung seorang bocah, itu benar-benar tidak memiliki kekuatan persuasif."

Farfarello yang digendong di atas punggung Iron, kini bisa dianggap tidak punya nyali, tidak peduli keluhan apapun yang dia gunakan.

Melihat Iron dan Farfarello perlahan mundur, Sariel berbicara dengan bangga,

"Kalian pikir kalian bisa melewati barrierku, eeehhhh??"

Meski tidak diketahui seberapa besar skala barrier yang Sariel ciptakan, nampaknya Iron bisa dengan mudah melewati batas barrier tersebut.

Iron seketika menghilang di hadapan Maou dan yang lainnya, dari bagaimana anak itu melompat, sulit dibayangkan kalau dia juga membawa orang dewasa di punggungnya.

"... Kau benar-benar tidak berguna."

"A-apa kau bilang?"

Maou pun hanya bisa mengeluh, dari reaksi Sariel yang lambat, dia mungkin tidak menyangka kalau barriernya akan ditembus dengan begitu mudah.

"Meski begitu, kalian telah menyelamatkanku, jadi izinkan aku mengucapkan terima kasih. Suzuno, apa kau baik-baik saja?"

"Yeah... Meskipun tidak ada yang salah dengan tulangku.... tapi rasanya masih lumayan sakit."

"Aku kagum kau bisa tidak terluka setelah bertabrakan langsung dengan anak itu."

Emilia menggosok-gosok lengannya yang membawa perisai.

Hanya dari gerakan ini, bisa disimpulkan kalau dampak benturan dengan Iron pastinya sangat kuat.

"Tapi, Alas Ramus, kenapa kau menahan pedangnya se..... eh?"

"A-ada apa?"

Setelah Emilia berbicara dengan Alas Ramus di dalam pikirannya, dia tiba-tiba berhenti bicara dan menahan napasnya, Chiho, merasakan sesuatu yang tidak beres, menanyakan hal tersebut dengan cemas.

"Anak yang dikenal dengan nama Iron itu.... adalah 'Geburah'?"

"Ada apa?"

Bahkan ketika dia menjawab pertanyaan Maou, Emilia tetap kesulitan menyembunyikan ekspresi kagetnya.

"Iron... mungkin adalah eksistensi yang sama seperti Alas Ramus."

"Eh?"

Tidak hanya Maou.

Suzuno, Chiho, dan bahkan Sariel, menjadi begitu terkejut setelah mendengarnya.

"Tapi karena cara Alas Ramus mengungkapkannya tidak begitu jelas, ini masih belum bisa dipastikan..."

Tidak mungkin ada orang yang akan berjalan melewati mereka ketika berada di dalam barrier Sariel, dan meskipun sekarang adalah musim panas, semua orang tetap merasakan angin dingin yang aneh.

"Anak itu, Iron.... sepertinya adalah salah satu Sephirah yang terlahir dari 'Geburah'."


---End Of Chapter 2---





Translator : Me...
Previous
Next Post »
0 Komentar