Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 3 - Chapter 1 (Part 1) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 3 - Chapter 1 : Raja Iblis dan Sang Pahlawan Secara Tak Sengaja Menjadi Orang Tua -1



LN Hataraku Maou-Sama vol 3 - chapter 1 translate

Kembali ke - Prolog

Chapter 1 : Raja Iblis dan Sang Pahlawan secara tak sengaja menjadi orang tua.

Di dalam sebuah ruangan yang berisi bau oli mesin dan besi. Roda gigi yang sudah diperbaiki itu mulai berputar.

Rantai mesin menghasilkan kekuatan dan akselerasi yang besar meskipun menggunakan tenaga yang kecil. Terlebih lagi, sistem perpindahan gear yang baru membuat pengendaliannya lebih fleksibel.

Kerangka yang membentuk badannya telah dipoles dan bersinar. Bercahaya tapi kokoh.

Fitur keamanannya juga nomor satu, terdapat sensor optik yang bisa menghidupkan lampu secara otomatis di depan,  ada pula alarm yang memudahkan pengguna untuk mengetahui lokasi kendaraanya. Juga dilengkapi dengan plat reflektor sebagai antisipasi dalam menghadapi musuh yang tak terduga dari segala arah.

Penggunaannya mudah, tidak memerlukan banyak tempat dari kapasitas muatan ataupun kenyamanan dari kokpitnya.

Sadelnya terbuat dari kulit. Punya keranjang berkapasitas besar di depannya, dan pilihan untuk menempatkan muatannya di berbagai tempat.

"Jadi, bagaimana menurutmu? Aku punya semua yang kau inginkan."

Si mekanik, orang yang dipenuhi bau oli mesin, menunjukan mesinnya dengan bangga.

"Aku tidak akan tau, sampai aku mencobanya."

Anak muda satunya menggelengkan kepalanya dan membuat ekspresi sulit. Orang yang berlumuran oli tadi membalas,

"Sudah kuduga kau akan berkata seperti itu. Aku telah selesai menyetelnya, aku menaruh semua yang kupunya di dalamnya. Itu akan bertahan selama seratus tahun saat kau mengendarainya, tidak masalah."

Dia menyilangkan tangannya seperti memberikan sebuah tantangan.

"Aku akan senang mencobanya."

Anak muda itu menyerigai dan naik ke atas sadelnya.

"Ohh... Ini...."

Orang yang berlumuran oli mesin menyeringai setelah mendengar nada terkejutnya.

Di sisi lainnya, sebuah bayangan kecil yang menyaksikan dua orang itu menggerutu.

"Apa-apaan drama ini?"

Tanpa memperhatikan suara itu, anak muda tadi memegang setang dan mulai mengayuh pedal kanannya.

Segera setelahnya, anak itu, berseru dengan suara terkejut.

"Whoooaa!! Luar biasa!! Ini sangat enteng!! Dengan sistem perpindahan gear ternyata bisa membuatnya seenteng ini?"

Anak muda tadi berteriak dengan suara keras, dan tersenyum lebar saat dia mengayuh keluar dari ruang penyimpanan dan berkeliling.

"Aku akan mengambilnya!"

"Bagus!! Karena itu kau Maou-chan, aku akan memberikan diskon khusus. Bagaimana kalau 29.800 yen?"

"Kau yang terbaik Hirose-san!! Oh dia yang akan membayarnya! Terima kasih Suzuno!!"

Anak muda yang dipanggil Maou tadi, mengangguk pada gadis yang memakai Yukata dan duduk di kursi lipat.

Orang yang penuh dengan oli tadi mengangkat alisnya dan melihat ke gadis itu.

Gadis yang Maou panggil Suzuno tadi yang mana terlihat tidak ingin berada disana, mengambil dompet tradisional miliknya.

"Hei tuan pemilik toko. Apa artinya tawaranmu tadi?"

Toko sepeda Hirose membutuhkan waktu 5 menit berjalan dari stasiun Sasazuka. Berada di Kaieo Line di Bosatsu Doori, sebuah distrik perbelanjaan di Shibuya. Hirose, sang manajer, mengambil handuk yang terikat di kepalanya dan tertawa.

"Dia benar-benar bersenang-senang. Tapi apa kau benar-benar yang akan membayarnya nona? Apa kau pacarnya Maou-chan?"

Seketika itu juga, seluruh wajah gadis itu berkedut.

"Tolong jangan membuat lelucon yang sama sekali tidak lucu. Ada satu kondisi yang memaksaku untuk membayarnya. Sadao-dono, Mau berapa lama kau berkeliling? Apa kau tidak butuh untuk mengisi form pendaftaran anti maling atau semacamnya? Kembali ke sini secepatnya!"

"Yeah yeah"

Maou Sadao kembali dengan cengiran di wajahnya. Tentunya bersama sepeda baru bermerk, mengkilap dan berkualitas tinggi miliknya.

Bingkai alumunium yang terpasang dengan plat reflektor di segala sisi, lampu yang menyala secara otomatis dalam keadaan gelap, adalah sepeda impian Maou. Sepeda kota dengan 6 Gear kecepatan "Bridgesutton"

"Sepeda itu sendiri harganya 29.800 yen, biaya pendaftaran anti-maling 300 yen, dan kau juga mendapatkan diskon. Bagaimana kalau 30.000 yen?"

"Terima kasih atas kemurahan hatimu."

Suzuno mengambil 3 lipatan uang 10.000 yen, merapikannya, dan menyerahkannya.

"Terima kasih, karena kau disini, kenapa kau tidak beli juga nona? Bagaimana kalau yang itu?"

Suzuno menggelengkan kepalanya, menolak rekomendasi Hirose.

"Aku belum pernah belajar mengendarai sepeda. Jadi aku harus menolaknya sekarang"

"Belajar mengendarai sepeda?"

Hirose memiringkan kepalanya. Suzuno menjawab dengan nada yang serius.

"Aku dengar mengendarai sepeda tidak membutuhkan SIM, tapi butuh benda yang dibutuhkan untuk latihan yaitu "roda pembantu"

Mendengarnya, Maou membayangkan Suzuno mati-matian mengendarai sepeda anak-anak dengan roda pembantu, dan hampir tertawa terbahak-bahak.

"Itu pasti sangat manis"

"Kau tidak membayangkan sesuatu yang bodoh kan??"

Melihat Maou menahan tertawanya, Suzuno menatapnya dengan tajam.

"Huuh.. Hei tuan pemilik toko, aku minta salinan tanda terimanya"

"Huh? Oh baiklah! Apa tidak apa-apa kalau tulisan tangan? Semuanya 30.000 yen, jadi harus ada stempelnya."

"Tolong tulis saja St. Ignold inc"

Maou terkejut mendengarnya.

"He-hey.. Itu kan...."

Namun Hirose mengabaikannya, dia dengan cepat menyelesaikan menulis tanda terimanya, dan menyobeknya.

"Ini, terima kasih!! Maou-chan, setelah dia membelikannya untukmu, kau harus merawatnya."

"Oh.. Yeah"

Meninggalkan toko sepeda dengan diantar oleh Hirose, mereka berjalan melewati jalanan distrik perbelanjaan menuju kompleks perumahan di mana mereka tinggal.

Maou sibuk dengan sepeda barunya, sementara Suzuno meringis kepanasan di bawah payungnya.

"Apa yang akan kau lakukan dengan salinan tanda terimanya?"

"Jika aku mencatat semua pengeluaranku, mungkin saja aku bisa mendapatkan uangku kembali di dunia sana setelah aku mengalahkanmu."

"Jadi kau akan bilang pada mereka 'aku dipaksa membelikan sepeda untuk targetku, si Raja Iblis' atau sesuatu seperti itu?"

Suzuno menatapnya dari bawah payungnya.

"Haruskah ku bilang juga pada pendeta Gereja bahwa sang Raja Iblis, Satan adalah iblis pelit yang akan memaksa orang lain intuk membelikannya sepeda?"

"Ini adalah masa di mana pemimpin harus hemat dalam penggunaan anggaran mereka. Ini bukanlah sesuatu yang buruk untuk seorang pemimpin peduli dengan rakyatnya dan menunjukan dedikasi mereka pada perekonomian. Dan aku telah melakukannya!"

Raja Iblis yang sedang membual tentang perekonomian tiba-tiba berhenti, dan kembali ke toko yang telah mereka lewati.

"Tunggu sebentar Suzuno, aku ada perlu di toko alat tulis."

Maou mengunci sepedanya di pinggir jalan. Dan masuk kedalam sebuah toko kecil yang terlihat seperti toko mainan atau manisan daripada toko alat tulis. Ketika dia kembali, Suzuno melihat dengan pandangan aneh pada benda yang dibeli Maou.

"Buat apa kau membeli lem instan?"

"Heheheh.. Senang kau bertanya! Lihat ini!"

Maou menyeringai, dan mengambil potongan plastik merah kecil dari sakunya.

"Ini adalah plat dari Dullahan, sepeda yang kau hancurkan. Ketika polisi memanggilku ke sana dan akan menyitanya, aku berhasil mendapatkan plat ini kembali. Ini seperti kenang-kenangan."

Maou mengelem plat itu ke bagian depan keranjang sepedanya.

"Sekarang dia telah mewarisi jiwa dari Dullahan, yang dengan hebatnya telah mengorbankan hidupnya untuk melindungi tuannya. Mulai sekarang dia akan menjadi Dullahan II"

"Bagus untuknya..."

Dia tidak tertarik sama sekali dengan hubungan Maou dan barang-barang miliknya, tapi dia rasa pemuda seusia Maou memberikan nama kepada sepedanya itu terlihat menyedihkan.

"Apa kau sudah selesai? Ayo kita pergi, Raja Iblis"

Dan orang itu tidak lain tidak bukan adalah musuh umat manusia, raja dari seluruh iblis, Raja Iblis Satan.

Dan gadis yang memanggil dirinya Suzuno Kamazaki saat berada di Jepang itu mendesah, dan mulai berjalan tanpa menunggu balasan Maou.

Suzuno berjalan dengan suram. Jepit rambutnya memantulkan sinar matahari musim panas yang menyinari payungnya.


XxxxX


Raja Iblis Satan, raja dari seluruh iblis yang mencoba menaklukan dunia  lain nan jauh yang bernama Ente Isla.

Sadao Maou, seorang anak muda yang hidup dengan bekerja paruh waktu, tinggal di area pemukiman di pinggiran kota Tokyo.

Tidak ada satu orang atau dewa pun yang menduga kalau suatu hari, raja iblis yang mempunyai tujuan untuk menguasai dunia harus menghidupi dirinya dengan bekerja paruh waktu di dekat Stasiun Sasazuka, Shibuya, Tokyo.

Lebih dari setahun telah terlewati semenjak dia kalah dalam pertarungannya melawan sang Pahlawan, Emilia Justina. Dan dia akhirnya berada di dunia lain, Jepang.

Menjadikan Apartemen kayu berukuran 6 tatami yang berusia 60 tahun di Villa Rose sebagai Kastil Raja Iblis sementaranya, Raja Iblis Satan - atau Maou Sadao, bekerja menjadi pekerja paruh waktu untuk memperjuangkan masa depannya. Namun dalam beberapa bulan saja, banyak insiden yang terjadi di sekitarnya.

Tahun pertama berisi dengan hari-hari sulit dan kesulitan keuangan, tapi dia tetap bekerja dengan giat setiap harinya.

Dan sekitar 9 bulan lalu, dia telah dipromosikan sebagai pekerja paruh waktu jangka panjang di MgRonald yang berlokasi di dekat stasiun Hatagaya, satu pemberhentian dari stasiun Sasazuka. Mendapatkan persetujuan dari supervisornya, sebuah posisi yang dia harapkan dapat dia capai suatu hari nanti, kehidupan Maou di Jepang pun mulai menjadi lebih baik.

Namun kehidupan damainya pun berakhir, ketika sang Pahlawan Emilia yang memakai nama Emi Yusha datang untuk mengejar sampai ke tempat pengasingan sang Raja Iblis.

Di sisi lain, dengan semua kesibukannya, mencari uang untuk makan dengan bekerja paruh waktu takkan selamanya berjalan dengan damai.

Mantan bawahannya yang berkhianat hampir saja membunuhnya, dan bahkan manusia pun juga mengkhianati pahlawan mereka, hal ini sudah dikelompokan sebagai gangguan rutinitas sehari-hari Maou.

Sang Raja Iblis menyelesaikan semua insiden itu dan kehidupan tentramnya pun kembali. Dia ingin kembali bekerja dengan giat dan memperoleh kehidupan yang lebih baik sehingga dia bisa makan 3 kali sehari.

Meskipun sang Pahlawan sampai datang dari 3 pemberhentian kereta untuk mengajaknya bertarung, dan pendeta dari gereja 'Divine Creed' pindah ke sebelah rumahnya untuk menganggu kesehatannya dengan memberikan makanan suci, sang Raja Iblis tetap melanjutkan hidupnya sebagai warga biasa dan suatu hari akan melanjutkan rencananya untuk menguasai dunia.

Dia mempercayai bahwa semua hal-hal biasa ini, kehidupan sehari-harinya, pekerjaannya di MgRonald untuk mendapatkan pangkat tinggi, suatu hari nanti pasti bisa membawanya mencapai tujuannya yaitu menguasai dunia.

Crestia Bell, Ketua petugas Interogasi Divisi Perbaikan Hukum dari gereja Divine Creed yang juga mempunyai nama Suzuno Kamazuki, tinggal di sebelah kastil Raja Iblis, dan memberikan makanan yang telah diracuni kepada mereka. Meskipun begitu, Maou membalikan semua keadaan dengan membuatnya membelikan sepeda yang telah dia hancurkan.

Mungkin karena ekspresi masam dari wajah Suzuno tidak bisa hilang,

"Apakah harganya terlalu mahal?"

Maou bertanya kepada Suzuno seolah seperti membaca suasana hatinya, meski begitu dia adalah orang yang membahayakan hidup Maou dan menghancurkan sepedanya. Suzuno mendesah panjang di bawah payungnya tanpa melihat kearah Maou.

"Kupikir aku mulai mengerti kenapa dia meninggalkanmu dan membiarkanmu hidup dengan damai!"

"Huh?"

"Apakah pemilik toko tadi itu temanmu?"

"Dulu kami pernah bertemu di acara bakti sosial dan tidak benar-benar dekat. Tapi istri dan anaknya datang ke McRonald beberapa kali, sejak saat itu kami mulai berteman"

Maou menjelaskan kehidupan hubungan sosialnya yang normal dengan manusia lainnya. Suzuno pergi ke pinggir jalan dan berteduh, mendesah agar panas dan keadaan menyedihkan yang dia hadapi berkurang.

"Aku mempersiapkan kondisi terburuknya saat kau mengajak pergi ke toko sepeda."

"Apa maksudnya itu?"

Suzuno mengambil katalog kecil dari tasnya dan memberikannya pada Maou.

"Aku berpikir model kelas atas bagaimana yang kau minta sebagai ganti rugi kepada sang Raja Iblis. Aku sadar hutang yang kupunya sangatlah besar."

Maou membuka katalognya dengan satu tangan. Itu adalah katalog sepeda.

"Sepeda gunung? Sepeda jal.. Sepeda muatan?? Be Em atau sesuatu seperti itu yang bisa kau kendarai di tanah yang keras. Siapapun pasti berpikir kalau kau akan menuntut sesuatu yang setara dengan itu!?"

"Jangan gunakan bahasa asing, kalau kau tidak tau cara melafalkannya."

"Aku harus menantang diriku sendiri dalam pelajaran bahasa. Ngomong-ngomong hanya 30.000 yen meskipun sudah termasuk pendaftaran anti maling terdengar sedikit antiklimaks, sungguh mengecewakan. Bahkan aku membawa 200.000 yen hari ini."

"Oh ayolah, apa kau benar-benar berpikir aku akan meminta sesuatu semewah itu ketika kau sudah tau bagaimana aku menjalani hidup? Aku mendapat Dullahan 1 dengan harga 6.980 yen di Dokki Li Quijote di bagian selatan kota."

Suzuno merasa menjadi semakin parah ketika Maou mengembalikan katalognya dan membual tentang kesederhanaan.

"Seorang iblis yang haus darah membeli sesuatu dengan uang manusia. Akan sangat konyol kalau kau tidak berpikir ada sesuatu yang salah."

"Kau benar-benar tidak mempercayaiku? Atau apakah itu artinya kau selalu berpikir kalau raja iblis akan selalu jahat? Tapi ngomong-ngomong, bukan maksud menghina Hirose-san, tapi aku ragu dia akan menjual sesuatu semahal itu."

Saat Maou tertawa, Suzuno terlihat memasang ekspresi jengkel.

Namun Maou nampak memikirkan sesuatu yang lain dan melihat ke bawah. Suzuno memalingkan pandangannya menghindari kontak mata.

"Tapi bagaimana bisa kau punya uang 200.000 yen? Kau ada di sini saja baru-baru ini. Kau juga tidak punya pekerjaan. Aku yang bekerja sangat keras saja tidak pernah punya uang diatas 200.000 yen."

"Tidak seperti kau atau Emilia. Aku sudah membuat persiapan sebelum datang kesini."

Suzuno mengangkat bahunya dan menjawab dengan tegas.

Ketika Suzuno pergi ke Shinjuku untuk pertama kalinya bersama Emilia, yang juga punya nama Emi Yusha, dia pergi ke sebuah rumah pegadaian besar, Mugihyo. Dia menggadaikan beberapa perhiasan yang harganya bisa membuat mata Maou melompat keluar.

Tentu saja dia tidak bermaksud pamer kepada jelmaan kejahatan, sang Raja Iblis, tepatnya berapa uang yang dia punya. Suzuno sudah punya cukup uang walaupun tidak bekerja untuk beberapa bulan selama dia hidup sederhana.

"Yeah yeah itu bagus untukmu nona pejabat."

Meskipun sedang memberikan sindiran kepada Suzuno, Maou membunyikan bel di sepeda barunya dengan memasang cengiran lebar diwajahnya. Seperti anak kecil yang mendapat mainan baru.

"Well, ngomong-ngomong terima kasih, aku akan merawatnya."

"..."

Setelah mendengar kata-kata yang tak terduga itu, Suzuno menatap Maou tanpa berpikir, mata mereka bertemu bahkan lebih lama dari yang sudah-sudah. Dan dengan tergesa-gesa, Suzuno menutupi pandangannya dengan payung.

"Ini sangat konyol, orang sejahat dia bisa berterima kasih tanpa tanda kepura-puraan ataupun keirian? Kapan terakhir kali sesorang berterima kasih padaku sejujur ini?" Pikir Suzuno.

"A-aku cuma membayar hutangku. Itu sudah jadi milikmu, lakukan apapun yang kau inginkan."

"Yeah"

Mereka berjalan dalam keheningan.

"Ra-raja Iblis"

"Ah?"

Mencoba untuk menghilangkan perasaan tidak menyenangkan yang tidak dia pahami, Suzuno memecah keheningan, berhenti berjalan, dan menunjuk sesuatu di sebelahnya.

"Ap - apa itu? Mereka terlihat beberapa hari belakangan ini,di toko yang menjual bunga dan di supermarket."

Suzuno menunjuk sebuah toko bunga.

Beberapa bunga terikat dengan tongkat berwarna putih terbaris rapi di depan toko. Menonjolkan warna bunga yang bermacam-macam.

"Oh itu adalah Ogara"

Maou menjawab tanpa berpikir dua kali, tapi Suzuno mengangguk dengan ekspresi terkejut.

"Oh.. Aku paham. Jadi mereka dikeringkan dan dibentuk seperti itu sebelum di jual oleh toko tahu?"

".. Tahu?"

Maou sesaat terlihat bingung setelah Suzuno mengatakan hal tersebut , tapi dia segera paham apa yang terjadi setelah ingat toko tahu yang mereka lewati sebelumnya.

"Uhh.. Hey, Suzuno itu bukan Okara tapi Ogara. O-ga-ra."

Mengingat posisinya sebagai anggota diplomasi gereja 'Divine Creed' divisi misi keagamaan, Suzuno sudah mendapatkan pengetahuan yang penting untuk orang Ente Isla, dalam mempelajari adat dan kebudayaan Jepang.

Namun, itu tidak terlalu berguna baginya. Dia sering mencampurkan penelitiannya dengan beberapa kosakata yang telah dia pelajari. Dia sering mengatakan beberapa hal aneh seperti insiden roda pembantu sebelumnya.

"Ohh.. Aku tahu, aku akan memasak kroket untuk makan malam."

"Dengarkan ketika orang lain berbicara. Dan siapa kau ini? Seorang ibu rumah tangga?"

"Kroket adalah makanan yang luar biasa, tapi dengan menggunakan okara, yang tidak lebih dari produk buangan dan berharga murah, makanan berkalori rendah yang dihasilkannya, tidak mungkin akan berkualitas lebih rendah dari aslinya yang sangat luar biasa. Kecerdasan dan keahlian koki di negara ini sangatlah menakutkan."

Ketika Suzuno menggelengkan kepalanya dan memikirkan menu makan malam serta asal usul dari makanannya, terdapat sepasang suami istri yang berhenti di toko dan membeli seikat Ogara.

"Ini sudah hampir festival Obon. Itu digunakan dalan upacara festival Obon"

Maou menjawab sambil menunjuk ke arah seikat Ogara.

"Obon, benar juga, itu adalah perayaan yang dilakukan setiap keluarga untuk memberi persembahan kepada para leluhur. Namun, bukankah biasanya itu dirayakan pada bulan Agustus?"

Seperti yang diduga, dia terlihat sudah banyak mencari tahu hal-hal yang menyangkut agama dan roh leluhur.

"Yeah, dulu, bulan ketujuh dari kalendar bulan jatuh pada bulan agustus kalender Masehi. Tapi hanya di Tokyo, api kedatangan dinyalakan pada bulan Juli kalender Masehi. Dan Ogara itu digunakan untuk membuat api."

"Hmm.. Kukira di sini adalah negara yang tidak punya kepercayaan terhadap hal-hal spiritual, tapi hal seperti ini tak kusangka juga dirayakan."

"Tapi kenapa hanya di Tokyo yang melakukannya lebih awal?"

"Yeah, ada banyak penjelasan, tapi yang paling masuk akal adalah ketika Jepang beralih dari kalender bulan ke kalender masehi, Departemen Dalam Negeri mengeluarkan peraturan untuk mengadakan segala sesuatunya menurut kalender baru, tapi ternyata hanya Tokyo yang menanggapinya. Bagian paling jauh dari Jepang tidak bisa begitu saja meninggalkan kalendar bulan, karena mereka telah menggunakannya selama ratusan tahun. Mereka tidak bisa begitu saja menggantinya hanya karena peraturan pemerintah."

"Aku paham."

"Ooooooooh."

"Bahkan sekarang pun, hari libur Obon biasanya berada di pertengahan Agustus kan? Hanya Tokyo dan kota bagian Kanagawa yang mendapat pengaruh pemerintahan paling tinggi saja yang menyelenggarakan Obon pada bulan Juli dalam kalender masehi, ketika di mana-mana menyelenggarakannya pada bulan Agustus, yang merupakan bulan ketujuh dalam kalender bulan."

"... Kau terlihat sangat tahu dengan hal-hal seperti ini?"

"Maou-san, kau tahu banyak hal ya untuk seorang Raja Iblis?"

"Yeah aku menghabiskan tahun lalu untuk menyelidiki hal-hal seperti ini, tapi sepertinya ini menjadi trivia yang tidak berguna.. Huh?"

"Hm?"

"Ya?"

Maou dan Suzuno menyadari ada sesuatu dan perlahan menengok secara bersamaan.

"Apa? Chii.. Chii-chan?? Kapan kau...??"

"Chiho-dono sudah berapa lama kau ada di sini?"

Kapan dia sampai adalah sebiah misteri. Chiho, junior Maou di tempat kerja, murid SMA, dan satu-satunya orang Jepang yang tahu tentang Ente Isla, berdiri di sana dengan seragam sekolahnya.

Namun dia tidak membawa tas sekolahnya, tapi membawa kotak pendingin berwarna silver.

"Apa aku mengejutkan kalian?"

Chiho tersenyum.

"Aku memutuskan untuk membalasmu Suzuno-san..... Tapi yang kudengar hanya dari saat kau memutuskan akan membuat kroket untuk makan malam."

"Ohh.. Be-begitu? Apa kau sudah pulang sekolah? Bukankah ini terlalu awal?"

"Kami baru saja menyelesaikan ujian kami, jadi kami pulang lebih awal."

Chiho menjawab dengan riang, kalau dipikir lagi dia bilang ada tes saat perayaan Tanabata, tapi dia tidak pernah membicarakan bagaimana nilainya, dia juga tidak mengurangi jam kerjanya. Di atas semua itu, bahkan nilainya tidak terpengaruh oleh semua insiden yang melibatkan Ente Isla. Dia pasti punya mental baja.

Ketika Maou memikirkan hal itu, Chiho menghentikan pandangannya pada sepeda baru Maou.

"Ohh.. Kau beli sepeda baru?"

"Yeah, Suzuno merusak sepedaku yang lama."

Maou memukul-mukul sadel sepedanya.

"Si Raja Iblis bilang dia sudah menemukan sepeda yang dia inginkan, jadi aku membelikannya untuk menggantikan yang lama."

Suzuno menambahkan dengan nada jengkel. Dia mencoba mendapatkan ketenangannya kembali setelah terkejut tadi.

"Ngomong-ngomong kenapa kau ada disini, Chiho-dono?"

"Aku datang ke sini untuk membeli apa yang kalian bicarakan tadi."

Chiho menunjuk tempat di antara mereka berdua, menunjuk ke toko bunga yang mereka bicarakan sebelumnya.

"Ogara?"

"Yeah, aku disuruh oleh ibuku, aku juga ingin mampir ke tempatmu Maou-san."

Chiho memutar badannya, menunjukan pendingin yang ada di pundaknya.

"Kami mendapat banyak es krim dari kenalan ayahku, tapi orang tuaku tidak suka makanan manis, aku punya banyak jadi kupikir kau akan menyukainya."

"Es krim? Benarkah? Apa tidak apa-apa?"

Mata Maou bersinar ketika melihat makanan dingin yang ada di depannya.

"Apaaa? Itu luar biasa, aku akan mengambilnya, terima kasih banyak."

"Baguslah, oke tapi tunggu sebentar, aku akan beli beberapa Ogara dulu."

Chiho pergi menuju toko bunga setelah melihat Maou melompat kegirangan.

Suzuno memperhatikan interaksi antara sang Raja Iblis dengan gadis SMA itu.

"... Apa mungkin memang tidak apa-apa membiarkannya?"

Dia menggumamkan pertanyaan yang mulai benar-benar dia pertimbangkan akhir-akhir ini.

---End Part 1---



Lanjut ke -> Hataraku Maou-Sama Volume 3 - Chapter 1 (Part 2)


Baca Semua Volume -> Index Hataraku Maou-Sama All Volume


Translated by : Me [Zhi-End]
Previous
Next Post »
3 Komentar