Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 1 (Part 3) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 1 : Raja Iblis Kembali Ke Tempat Kerja -3





Chapter 1 : Raja Iblis Kembali Ke Tempat Kerja.

Whoosh whoosh whoosh.....

Chiho, diam tidak bergerak dengan mata tertutup, saat ini terus merasa kaget karena air panas yang menghujani kepalanya, dia pun mulai mencurigai arah pengajaran Suzuno.

Mengenai hal itu, Emi juga merasakan hal yang sama, berendam di dalam air hangat yang ada di depan shower, dia melihat ke arah Suzuno dengan tatapan curiga.

Suzuno memiliki sebuah kecenderungan, dia terkadang salah paham terhadap budaya Jepang dengan cara yang berlebihan dan menanggapinya dengan begitu serius.

Namun, karena Chiho pernah melihat latihan di bawah air terjun yang ada di televisi ketika dia masih kecil dulu, dan punya pengalaman meniru serta memainkannya di pemandian, perasaannya kini menjadi begitu rumit.

Suzuno tidak menyalakan showernya dengan kekuatan maksimal, melainkan hanya meningkatkan aliran airnya hingga tetesan besar air panas bisa jatuh ke kepala Chiho, oleh sebab itu, tak ada perasaan seperti disemprot dengan air panas.

Seolah semakin menguatkan kecurigaan Chiho, dari arah pemandian pria...

"Alas Ramus! Latihan, kita akan mulai latihan!"

"Maou-sama! Air dari shower itu sangat panas! Kalau kau ingin meniru air terjun, gunakan yang ada di sana!"

Suara khawatir Ashiya yang menghentikan Maou bisa terdengar, hal ini membuat Chiho semakin bingung dengan apa yang sebenarnya dia lakukan.

Kali ini, Suzuno tiba-tiba berbicara,

"Tolong dengarkan aku. Chiho-dono, apa kau percaya diri dengan kemampuan fisikmu?"

"Setidaknya ya secara rata-rata..... lagipula aku juga ikut klub olahraga."

Menghadapi pertanyaan tiba-tiba itu, Chiho terus menutup matanya dan menjawab sambil berhati-hati agar air panas tidak masuk ke dalam mulutnya.

"Meski orang yang bisa menggunakan mantra juga disebut ahli sihir di Ente Isla, namun mantra di sana memiliki perbedaan mendasar dengan apa yang dunia ini sebut 'sihir'. Tidak hanya di Jepang, kupikir di bumi ini pemikiran kalau 'penyihir = seorang manusia yang kurang dalam hal kekuatan' adalah pemikiran yang paling umum."

"..... Itu benar, meskipun aku jarang memainkannya, tapi di dalam game, karakter penyihir biasanya tidak akan menggunakan senjata untuk menyerang secara langsung.... woah!"

Chiho terlihat sedikit panik karena air panas yang mengalir dari kepalanya masuk ke dalam mulutnya.

"Ahli sihir tidak seperti itu. Orang yang kuat secara fisik dan yang tidak, meskipun mereka menggunakan mantra yang sama, orang yang kuat pasti akan memiliki efek mantra yang lebih kuat, dan jangkauan mereka juga akan lebih lebar. Di dalam dunia yang memiliki mantra, tidak peduli betapa berbakatnya mereka, tidak akan ada situasi di mana ahli sihir anak-anak lebih kuat dibandingkan ahli sihir dewasa."

"Bell, jangan katakan kalau kau menonton film barat kemarin?"

Emi ingat kalau Suzuno sudah membeli sebuah LCD televisi bersama dengan Maou.

Kemarin malam jam 9, episode pertama dari seri film penyihir yang sangat terkenal di luar negeri ditayangkan di televisi.

"Itu karena orang-orang di kamar sebelah menontonnya dengan sangat berisik, jadi aku penasaran apa yang membuat mereka begitu berisik, dan akhirnya, aku kebetulan menontonnya sampai selesai, membuatku sedikit kesiangan pagi ini."

Chiho memberikan sebuah senyum kecut dengan mata yang tertutup. Meskipun tak ada seorangpun yang tahu, tapi Maou sebenarnya sangat menyukai film.

"Di sisi lain, kabar dari ahli sihir tua yang tiba-tiba sekarat karena terus menggunakan mantra hingga tubuh mereka tidak bisa menahan bebannya adalah hal yang biasa. Usia untuk menggunakan mantra dengan kekuatan penuh tanpa penguat adalah mulai dari 15 tahun ke atas, dan setelah itu, meskipun mereka menggunakannya secara konservatif dan terus menerus berlatih, mereka hanya bisa terus melakukannya paling tua sampai usia 40 tahun."

"Ra-rasanya seperti atlet olahraga...."

"Ya, jika seseorang berusia lebih dari 50 tahun dan masih bisa merapal mantra tanpa sebuah penguat, mereka sudah berada di tingkatan manusia super. Meskipun Emilia dan Chiho tidak memiliki kesan baik terhadap nama ini, tapi di catatan kami, Olba-sama yang hampir mendekati usia 60 tahun dan masih bisa mempertahankan kekuatan penuh dari sihir suci dan mantranya, dianggap sudah berada di tingkatan monster."

"Huuh.... dia bahkan bisa bertarung melawan wujud iblis Alsiel dengan tangan kosong."

Emi yang bangkit dari air, memikirkan kembali pertarungan yang terjadi antara Olba dan Ashiya yang terjadi di bawah tol yang rusak.

Meski begitu, bagi Olba yang menyebabkan masalah di Jepang, alasanya menggunakan pistol, mungkin karena dia mempertimbangkan usianya dan tidak ingin gegabah dalam menggunakan sihir suci.

"Pada kenyataannya, meskipun mereka sudah berumur, tapi mereka yang dipanggil 'Enam Uskup Agung' adalah orang-orang seperti itu. Pada dasarnya mereka adalah pengecualian. Seperti yang Chiho-dono katakan, ini mirip seperti atlet olahraga. Anggap saja kekuatan yang diperlukan untuk menggunakan sihir suci adalah rasio kemampuan fisik dan kekuatan otot. Adapun alasannya..... Emilia, setelah menyerap sihir suci, di mana itu akan tersimpan?"

Emi menjawabnya dengan sederhana,

"Itu ada di jantung."

"Eh?"

Chiho yang awalnya berpikir kalau seluruh tubuhlah yang akan mencakup kekuatan itu, menjadi terkejut karena Emi tiba-tiba menyebutkan sebuah organ normal.

"Prinsipnya sederhana. Darah yang bercampur dengan oksigen di paru-paru akan mengalir ke seluruh tubuh, dan yang membantu sirkulasi darah tersebut adalah jantung kan? Ketika menggunakan mantra, apa yang diperlukan bukanlah seluruh tubuh, melainkan pengedaran sihir suci ke berbagai tempat. Untuk lebih jelasnya, katakan saja tujuan sihir suci mengalir adalah jantung. Dengan begini kau bisa memahami kenapa aku bilang kalau mantra itu berkaitan erat dengan kekuatan fisik, iya kan? Jadi...."

Suzuno melanjutkan perkataannya,

"Secara ekstrim, ketika sejumlah sihir suci sudah menyebar ke seluruh tubuh, meskipun jantung yang menjadi tujuannya terluka, selama sihir suci yang didistribusikan ke seluruh tubuh itu bisa kembali ke jantung, secara teori, menghidupkan kembali jantung ini sangatlah memungkinkan."

Tentu saja, selain bertarung, sulit untuk membayangkan situasi lain yang bisa menyebabkan jantung terluka, dan normalnya, di saat seperti itu, mustahil mereka masih memiliki sihir suci dalam jumlah yang besar, meski begitu, Chiho tetap terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa mendengar contoh yang ekstrim ini.

"Karena itulah, sihir suci juga sudah mulai bersirkulasi di dalam tubuh Chiho-dono melalui darah. Meskipun jumlahnya tidak banyak, selain menggunakan mantra, sihir suci juga bisa berkurang melalui metabolisme tubuh. Aku tidak dapat menyadari poin ini karena kau bisa mendapatkannya secara alami di Ente Isla, aku baru menyadari hal ini setelah datang ke Jepang. Karena hal ini....."

Suzuno menggunakan tangannya untuk menyentuh telapak tangannya sendiri.

"Kalau kapasitas sihir suci seseorang cukup tinggi, secara keseluruhan, kilau dan kekenyalan kulit akan menjadi lebih bagus."

"Eh?"

Kali ini, bahkan Emi pun juga menjadi begitu terkejut.

"J-jadi..... wah!! Jadi itu alasannya Suzuno-san memiliki kulit cantik seperti itu meskipun tanpa make up...?"

Chiho yang lupa akan air panas yang mengalir di kepalanya, membuka matanya karena terkejut, kemudian dia dengan cepat menutup matanya kembali.

"Tentu saja, aku juga tidak lupa memakan makanan yang seimbang, mengontrol konsumsi makanan dan snack, senam dalam jumlah yang cukup, dan tidur serta bangun lebih awal setiap hari."

""......""

Menghadapi Suzuno yang mengatakannya dengan begitu santai, tanpa tahu apakah itu memang sikap Suzuno atau sebuah ejekan, gadis SMA yang menyukai berbagai makanan manis, sering begadang, dan sering memakan makanan siap saji atau makan di luar karena sibuk, tidak bisa menjawab apa-apa.

"T-tapi akhir-akhir ini, di depan Alas Ramus, aku mencoba menyiapkan makanan dengan benar...."

Tidak ada yang tahu apa yang Emi khawatirkan, dia menyentuh punggung tangannya dengan ekspresi tegang dan mulai berbicara sendiri. Mungkin dia tidak sadar kalau kondisi kulitnya sama dengan Suzuno.

"Adapun alasan kenapa metabolisme Emilia tidak terlalu banyak berubah, mungkin karena Alas Ramus, kau tahu?"

Mendengar Emi yang berbicara sendiri, Suzuno menanggapinya dengan serius.

"Bukankah Alas Ramus sudah bergabung dengan Emilia? Karena Logam Surgawi yang menciptakan pedang suci sudah tidak bisa dipisahkan lagi dari Emilia, maka tidak perlu dibantah lagi kalau pengisian kembali sihir suci Alas Ramus juga dilakukan oleh Emilia."

"Nah karena kau mengatakannya... nampaknya aku memang mudah lapar akhir-akhir ini."

"Yusa-san, bukankah itu terlalu aneh?"

Karena wajah Emilia menjadi sedikit murung, Suzuno kembali ke topik awal.

"Kesimpulannya, kekuatan tubuh itu sebanding dengan kekuatan mantra. Dan poin penting yang ingin aku ungkapkan adalah, menggunakan mantra itu sangat melelahkan."

"Be-begitu ya."

Meski dia merasakan banyak hal yang tidak perlu sebelum mencapai kesimpulan ini, tapi Chiho tetap menerimanya.

"Kau mungkin melihat Emilia dan aku dengan mudah menggunakan sihir suci semau kami, hal itu terjadi karena kami memiliki kekuatan fisik yang cukup untuk menyokong kami dari belakang. Karena metabolisme yang disebabkan oleh sihir suci yang bersirkulasi ke seluruh tubuh bisa meningkatkan kemampuan penyembuhan, jadi meskipun Chiho-dono dan kami memperoleh luka yang sama, pergerakan kami tidak akan terbatasi seperti Chiho-dono."

"Ja-jadi, meskipun sebuah peluru mengenai bahumu atau tanganmu tertebas oleh pedang, dan masih bisa bertarung, itu karena......"

"Jika kami mengalami kondisi seperti itu, tetap saja itu akan menyakitkan. Bagian ini tidak seperti di film-film."

Setidaknya di depan Chiho, Emi dan yang lainnya tidak pernah mengalami pertarungan yang membuat mereka memperoleh luka semacam itu.

"Singkatnya, kelelahan ketika kau belum terbiasa mengendalikan sihir suci itu lebih dari apa yang kau bayangkan. Pertama kau harus melatih bagaimana cara mengaktifkan sihir suci, lalu bagaimana merapal mantra, dan terakhir bagaimana cara menggunakan sihir suci dengan cara yang lebih efektif.... Baiklah, seharusnya kau sudah cukup lama berada di bawah shower. Selanjutnya, berendamlah di air hangat!"

"B-baik!"

Setelah meninggalkan shower, Chiho yang awalnya ingin mengeringkan rambut dan menggunakan handuk untuk membungkus tubuhnya....

"Chiho-dono, jangan ikatkan handuk di kepalamu. Setelah sedikit mengeringkan rambutmu, masuk saja seperti itu."

"Ah, ba-baik!"

Chiho mengeringkan rambutnya, dan melangkah masuk ke dalam pemandian sambil berhati-hati agar tidak membuat rambutnya kembali basah terkena air.

"Lalu sandarkan kepalamu di sisi pemandian.... nah benar, dan kemudian tenangkan tubuhmu sampai kau bisa mengapung. Lalu setelah itu, coba bayangkan sihir suci bersirkulasi ke seluruh tubuhmu, dari kepala sampai kaki."

Chiho mengikuti instruksi Suzuno dan menyantaikan tubuhnya di air dengan pengalaman yang dia miliki saat duduk dalam posisi Seiza agar bisa fokus dalam latihan di klub panahan.

Air hangat membuat kulit Chiho terasa sangat nyaman, dan tubuhnya pun mengapung secara otomatis.

Dalam proses ini, perasaan yang ditinggalkan oleh air panas yang terus mengujani kepalanya di shower tadi, membuat Chiho semakin mudah untuk membayangkan 'atas kepala' yang biasanya sulit untuk dibayangkan.

Alasan kenapa Suzuno meniru air terjun, mungkin untuk tujuan ini. Meskipun hanya sedikit, Chiho merasa bersalah karena telah mencurigai arah mengajar Suzuno.

Karena sensasi kekuatan misterius yang ada di dalam tubuhnya, semangat tinggi yang dia rasakan saat mempelajari sesuatu dari dunia lain, membuat Chiho tersenyum lembut.

Meskipun motivasinya untuk mempelajari mantra sangat tinggi, tapi Chiho tetap tidak bisa melawan rasa waspada karena mempelajari sesuatu yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya.

"Hm... Sepertinya ini mengalir dengan lancar."

"Benar, ini tidak berantakan sama sekali, sangat stabil."

Ketika dia mendapatkan kembali akal sehatnya, Chiho sadar kalau Emi dan Suzuno sudah memegang kedua tangannya. Mereka pasti sedang memeriksa keadaan di dalam tubuh Chiho.

"Lalu, yang pertama adalah pengaktifan. Pada awalnya, kau tidak mungkin bisa menggunakan sejumlah sihir suci yang kau perlukan. Singkatnya, gunakan seluruh kekuatanmu ketika kau merapal mantra, dan ketika kau sudah terbiasa, kau akan bisa mengurangi kekuatan yang tidak perlu. Berkaitan dengan sensasinya, Chiho-dono seharusnya bisa mengerti, karena kau ikut klub olahraga."

Karena ini adalah sebuah kekuatan yang menjadikan kekuatan tubuh sebagai dasarnya, mengatakan hal tersebut sangatlah beralasan.

"Lalu tarik napas dalam seperti ini. Pertama gunakan hidungmu untuk menghirup udara secara perlahan, lalu sedikit demi sedikit hembuskan melalui mulutmu. Dari aktivitas ini, kau akan bisa merasakan udara dan darah bersirkulasi di dalam tubuhmu."

"Aku mengerti!"

Chiho yang mempertahankan posisinya saat ini, mengambil napas dalam dan mulai sedikit berkeringat.

"Bagus, nah seperti itu. Chiho-dono, buka matamu dan berdirilah!"

Berdiri mengikuti instruksi Suzuno, sebagian dikarenakan air panas, Chiho merasa seluruh tubuhnya seperti terasa menghangat.

"Nah Emilia, maafkan aku, tapi bisakah kau mencontohkan mantra yang tidak memerlukan penguat?"

"Mantra yang tidak membutuhkan penguat? Tapi aku hanya tahu mantra yang berhubungan dengan Armor Pengusir Kejahatan dan pedang suci...."

Emi yang pada awalnya dengan santai menyaksikan latihan itu berlangsung, berkedip karena topiknya tiba-tiba beralih ke arahnya.

"Er, erhm, maaf, boleh aku tahu penguat itu apa?"

Chiho menyela pemikiran Emi dan bertanya,

"Ohh, maafkan aku. Sebenarnya, itu adalah alat yang dibutuhkan ketika mengaktifkan mantra. Contohnya, dalam kasusku....."

Suzuno mengambil jepit rambut di pinggir pemandian dan mengayunkannya ke udara.

"Wah!!"

Aksesoris rambut yang bersinar itu, tiba-tiba berubah menjadi palu raksasa.

Jika orang lain melihat palu besar yang muncul entah dari mana di dalam pemandian, pasti akan sulit untuk menjelaskannya, Chiho pun mengucurkan keringat dingin, cemas kalau saja pelanggan lain masuk ke dalam.

"Jika jepit rambut ini digunakan sebagai media, maka mantra bisa diaktifkan seperti ini. Selebihnya akan aku jelaskan nanti, tapi selama ada penguat... juga bisa disebut media, itu akan lebih mudah untuk membayangkan ketika menggunakan sihir suci. Hasilnya, itu juga akan meningkatkan efisiensi sihir suci. Sementara untuk medianya sendiri, tidak membutuhkan alat khusus apapun."

Jepit rambut Suzuno memang terlihat sangat bagus, tapi itu bukanlah alat khusus yang digunakan untuk perapalan mantra, itu adalah sesuatu yang dia beli ketika belanja tidak lama setelah datang ke Jepang.

"Baiklah, meskipun lebih baik mengaktifkannya bersama dengan Armor Pengusir Kejahatan....... 'Heavenly Boot!!'"

Sembari berbicara, Emi perlahan mengatakan sesuatu ketika sedang duduk di tepi pemandian, lalu.....

"Yu-Yusa-san?"

Setelah kaki Emi yang terendam di dalam air tiba-tiba bersinar, Emi pun mulai melayang sambil mempertahankan posisi duduknya. Dan tak lama, Emi sepenuhnya meninggalkan air dan melayang di atas pemandian.

Seorang wanita telanjang dengan membawa palu dan seorang wanita telanjang yang melayang di udara, tiba-tiba muncul di dalam pemandian. Jika seseorang yang tidak tahu apa-apa melihat hal ini, ini akan menjadi sesuatu yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan alasan fenomena misterius.

"Sebenarnya, ini harus digunakan bersama dengan Armor Pengusir Kejahatan, makanya ini jadi sedikit kasar, tapi meski begitu ini adalah mantra yang tidak membutuhkan penguat."

"Y-yeah... Tapi ketika kau bilang kasar... apa maksudmu?"

Di mata Chiho, meskipun dia terkadang melirik ke arah pintu masuk, mantra Emi sudah secantik sihir-sihir yang muncul di film. Suzuno mendekati Emi yang melayang, menunjuk ke arah cahaya yang ada di kaki Emi dan mengatakan,

"Lihatlah pinggiran cahaya ini. Bukankah ini berkobar-kobar seperti api yang menyala?"

"Ah? Itu benar!"

Chiho mencoba membandingkannya dengan palu raksasa Suzuno.

Meskipun palu raksasa Suzuno juga bisa bersinar, tapi sinarnya tidak berkobar seperti cahaya yang ada di kaki Emi, melainkan menyala dengan stabil seperti api yang dihasilkan oleh kompor gas.

"Ini menunjukan kalau output energinya tidak cukup stabil. Meskipun ini tidak bisa disamakan dan juga tergantung pada mantranya, tapi jika efek yang terlihat adalah sama, tidak peduli apapun jenis mantranya, menggunakan sebuah media tetap akan memberikan efisiensi dan pengaruh yang lebih tinggi."

"Whew..... menggunakan mantra itu sendiri memang sangat melelahkan!"

Ketika Emi perlahan turun ke pinggir pemandian dan Suzuno juga menyimpan palu raksasanya, Chiho pun menghela napas lega.

"Nah, sekarang Chiho-dono, pertanyaannya, antara mantra yang dirapal oleh Emilia dan mantra yang aku rapal.... apa perbedaannya?"

"Apa... perbedaannya??"

Chiho memutar kembali adegan di mana Emi dan Suzuno mengaktifkan mantra di dalam kepalanya.

".... Mantra Suzuno-san, tidak memiliki nama?"

Jawaban ini, membuat Suzuno mengangkat alisnya takjub.

"Luar biasa sekali kau bisa mengetahuinya dalam sekali lihat. Sebenarnya, mantra ini, dalam sudut pandang tipenya, memiliki nama yang disebut "Palu Besi Suci"."

"Tapi kau tidak meneriakkan namanya ketika menggunakannya, iya kan? Itu, apa itu karena menggunakan penguat?"

"Benar sekali."

Suzuno mengangguk puas.

"Menggunakan mantra sebenarnya bertujuan memenuhi imajinasi seseorang. Jika kau ingin menggunakan sihir suci untuk mewujudkan harapanmu, maka memoles pengetahuan tentang pengaktifan sihir suci dan imajinasi, bisa dikatakan adalah hal yang paling penting. Ini seperti menggunakan tanah liat untuk membuat patung. Dengan kata lain, ketika menggunakan mantra tanpa penguat, mengatakan nama mantra atau efeknya, adalah prosedur yang paling penting untuk memudahkan dalam membayangkan efeknya. Pada kenyataannya, apakah prosedurnya ada atau tidak, memang menyebabkan perbedaan yang cukup mengejutkan dalam efek dan efisiensinya."

Setelah mendengar penjelasan itu dan melihat fenomena itu sekali lagi dengan mata kepalanya sendiri, Chiho semakin mengerti kalau Emi dan Suzuno memang bukan manusia dari bumi.

"Bagaimanapun, membayangkan konsep pengaktifan sihir suci itu memang sulit, lagipula dalam realitanya, imajinasi semacam ini jarang dilakukan. Jadi dibandingkan mempelajari bagaimana cara membuat sihir suci mengalir, akan lebih baik membiarkannya aktif sendiri, yang mana menjadi cara paling efektif untuk mengeleola sihir suci di dalam tubuhmu. Emilia, maaf, bisakah kau pergi ke ruang ganti dan menarik perhatian orang yang ada di kasir? Aku akan membuat barrier di pintu masuk dan jendela atap."

Suzuno mendorong dagunya untuk menunjukan tujuannya, sementara Emilia mengangguk dan berdiri dari dalam air.

"E-eh? Kenapa?"

"Meskipun ini adalah proses yang harus dilalui oleh semua orang yang ingin belajar mantra, tapi jika kita melakukannya di Jepang, orang-orang mungkin akan memanggil polisi."

Setelah mendengar Emi mengatakan hal menakutkan semacam itu, Chiho mulai merasa tidak nyaman.

"A-apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"

"Gampang, kau hanya perlu berteriak."

"Eh?"

Chiho secara refleks melihat ke arah wajah Emi dan Suzuno.

"Kau bisa meneriakkan apapun. Singkatnya, kau harus berteriak sekencang-kencangnya."

"Uh... Berteriak.... Di-di sini?"

"Kau harus menggunakan kekuatan di seluruh tubuhmu ketika kau berteriak, okay? Atau kau tidak akan bisa mengeluarkan sihir suci sama sekali, jadi ingatlah untuk merilekskan tubuhmu."

"So-soal itu....."

Ketika Chiho memikirkan aksi yang diminta oleh Emi dan Suzuno, Chiho tiba-tiba merasa malu.

Bagaimanapun juga, ini adalah pemandian. Meskipun tidak ada pelanggan lain di sini, tapi masih ada wanita tua yang menunggu kasir di ruang tunggu, selain itu, ada juga Maou dan yang lainnya di pemandian pria.

Seolah-olah merasakan keraguan Chiho, Suzuno berbicara dengan wajah serius.

"Mengenai efek dari berteriak, entah itu di Ente Isla maupun di Jepang, sudah terdapat banyak bukti ilmiahnya. Meskipun itu adalah pukulan yang sederhana, memukul secara diam-diam atau memukul sambil berteriak, memiliki perbedaan besar dalam segi kekuatan di antara keduanya. Semangat yang tinggi akan menstimulasi pengaktifan sel, dan membuat orang merasakan pelepasan mental, oleh sebab itu, berteriak adalah cara yang paling efektif.... tapi...."

Chiho melangkah mundur karena Suzuno tiba-tiba membungkuk mendekatinya.

"Tidak peduli apapun jenis latihannya, jika berhadapan dengan perasaan negatif, efek dari latihannya pasti akan berkurang. Jika kau merasa malu kalau Raja Iblis mendengarmu berteriak dengan keras, itu akan membuatmu sulit untuk mengaktifkan sihir suci."

Chiho yang pemikirannya bisa dilihat dengan jelas pun tersipu.

"Tapi kalau begitu, ini tidak harus di sini, asalkan kita pergi ke karaoke...."

Suzuno menggelengkan kepalanya menolak keinginan suram yang sama sekali tidak cocok dengan gaya Chiho.

"Pelepasan mental karena telah berhasil mengalahkan konflik dan rasa malu, akan selalu berhasil melampaui perasaan normal, dan efeknya bisa terlihat dalam waktu dekat... terutama di situasi seperti ini di mana Raja Iblis ada di sebelah."

"Teori ini, meskipun rasanya terdengar rumit, tapi ketika kau salah melangkah, itu akan menjadi sangat bahaya."

Emi mengernyitkan dahinya ketika menyaksikan Suzuno memojokan Chiho.

Meskipun dia sudah berbicara sejauh ini, wajah Chiho masih saja memerah dan terlihat seperti ingin menangis, sementara Suzuno hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan acuh tak acuh.

"Serius ini. Memang, tidak membuat keributan di tempat umum adalah salah satu norma dari orang Jepang, tapi inilah situasi sekarang. Aku akan memberi contoh terlebih dahulu dan kau ikuti aku."

"Ke-kenapa harus seperti ini..."

Terlebih lagi, selain Maou dan yang lainnya, mungkin juga ada pelanggan lain di pemandian pria. Tapi meski begitu, Suzuno tetap berteriak ke arah Chiho yang tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya.

"Jawablah dengan lebih keras!!"

"Ba-baik!!"

".... Kalau begitu, supaya orang lain tidak mengganggu kalian, aku akan keluar dan mengawasi."

Melirik ke arah Suzuno dan Chiho, Emi pun berjalan keluar pemandian dengan cepat.

"Kita mulai!"

"Ya...!!"

Suzuno yang puas dengan jawaban Chiho, mengirup napas dalam-dalam dengan intensitas seperti vacuum cleaner.

"Baiklah! Berteriaklah dengan keras!! HAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!"

"Uwah, ow!"

Urushihara yang membersihkan rambutnya, terkejut karena teriakan tiba-tiba Suzuno yang berasal dari sisi lain dinding, dan akibatnya, kepala shower yang ada di tangannya jatuh mengenai jari kakinya yang besar.

"S-su-suara apa itu tadi?"

"Se-serangan musuh?"

Meski begitu, Maou dan Ashiya tidak punya waktu untuk menertawakan Urushihara.

Karena berada di dalam pemandian yang besar, suara tersebut terus menggema, suara yang terdengar seperti peluncuran serangan utama dari para Kesatria manusia itu, membuat para iblis berdiri kaget.

"OOOOOHHHHHHHH!!"

"Wah!"

Setelah itu, entah kenapa, Alas Ramus yang duduk di pangkuan Maou dengan kepala menunduk sambil membersihkan rambutnya, tiba-tiba juga membuka matanya yang tertutup rapat, membuka mulut kecilnya, dan berteriak dengan keras.

Hanya dengan aksi itu, sihir suci yang cukup kuat untuk menghempaskan Maou, mulai terlepas.

"WAAAHHHHHHHHHHHHHHHH!!"

"??"

Apa yang terdengar selanjutnya adalah teriakan Chiho.

Maou begitu terkejut karena tidak tahu apa yang terjadi, dia mulai khawatir kalau seandainya Chiho menemui bahaya, dia kemudian menyerahkan Alas Ramus yang masih dipenuhi dengan sabun kepada Ashiya agar dia bisa memeriksa situasinya. Tanpa lupa mengikatkan handuk ke sekitar pinggangnya, Maou berlari ke arah kasir yang berada di luar ruang ganti dengan kecepatan kilat.

"Hey! Kenapa kau berlarian seperti itu?"

Emi yang sudah selesai mandi dan berganti memakai kaos, memegang tangan Madam Fu yang ada di kasir sambil menatap tajam ke arah Maou dengan wajah memerah.

Meskipun orang lain biasanya tidak mengetahui apakah Madam Fu sedang terjaga atau tertidur, mustahil kalau dia tidak mendengar suara keras semacam itu. Sepertinya Emi memang menggunakan mantra atau sebuah trik tertentu.

"Eh, Emi? A-apa yang kalian lakukan di sebelah?"

"A-aku sudah berhati-hati agar suaranya tidak bisa terdengar dari luar, jadi tidak masalah! Untuk lebih amannya, aku juga menidurkan wanita tua yang ada di kasir ini, jadi tidak akan ada banyak bahaya.... Hey! Handukmu mulai longgar!!"

Emi yang berusaha keras mengalihkan pandangannya dari Maou, berteriak-teriak. Dan saat Maou memegangi handuknya, dia juga menyadari suatu hal lain.

Meskipun ada suara sekeras itu, tapi ketika dia keluar dari ruang ganti, dia tidak mendengar apa-apa lagi.

"A-apa yang terjadi.... Woah!!"

"HAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!"

Maou yang tidak mengerti apa yang terjadi, ketika dia memasuki pemandian pria dan menjulurkan kepalanya ke dalam, dia mendengar teriakan itu lagi. Terkejut, Maou melangkah ke ubin dan terpeleset, dia pun jatuh ke lantai.

"Ma-Maou-sama, apa kau baik-baik saja? A-apa yang Bell lakukan? Membuat keributan di pemandian begini...."

"UWOOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!"

Ashiya yang khawatir dengan keadaan fisik Maou, nampak ingin masuk ke dalam pemandian wanita untuk protes, tapi karena terintimidasi oleh teriakan Suzuno, dia pun kembali mundur ke belakang, hal berikutnya yang dia lakukan adalah menginjak sabun yang Urushihara jatuhkan dan terpeleset.

"A-awas!!"

Ketika melihat tubuh besar Ashiya jatuh ke belakang, Urushihara langsung mengabaikan rasa sakit yang ada di jari kakinya.....

"YIIAAAAAAHHHHH!!"

....dan menangkap Alas Ramus yang berteriak selaras dengan suara teriakan di pemandian wanita ketika berada di udara.

"Ugoh!!"

Sementara Ashiya, dia jatuh ke lantai, bahkan kepalanya hampir mengenai dinding.

Ketika Maou memutuskan untuk membantu Ashiya, suara Emi membuka pintu pemandian pria dapat terdengar dari luar.

"Hey, sesuatu yang sangat berlebihan terdengar dari sini, apa kalian baik-baik saja?"

"Itulah yang ingin kami katakan! Apa yang Suzuno dan Chi-chan lakukan....."

"WAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!"

"Apa itu ada hubungannya dengan Alas Ramus....."

"BERTERIAKLAH DENGAN KERAAAAAAAASSSS!!!"

"Emi, cepat jelaskan ini padaku....."

"EH, EH, OOOHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!"

"YA BEGITUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU!!!"

"BERISIIIIIIIIKKKKKKKK!!"

Dengan pertandingan teriakan antara Suzuno dan Chiho yang terus berlanjut, Maou benar-benar tidak bisa bicara dengan Emi, yang hanya dipisahkan oleh pintu.

"PAPAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"

"Alas Ramus jangan ikut-ikutan!!"

Alas Ramus mengulurkan tangannya ke arah Maou sambil memancarkan sihir suci.

"Hey, Emi!! Meskipun aku tidak tahu apa yang kalian lakukan, tapi kalau begini, ini bisa menyebabkan masalah untuk orang lain! Cepat suruh mereka berhenti!!"

"Aku sudah memasang barrier sehingga pengunjung lain tidak bisa masuk, jadi tidak ada masalah!!"

"Mana mungkin itu tidak jadi masalah?? Ini sudah mengacaukan bisnis hingga dua level."

"Aku akan menjelaskannya padamu kalau ini sudah selesai, jadi kau tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya."

"Hey, kau, jangan lari!!"

Emi tidak menjawab pertanyaan itu dan lari menjauh. Maou awalnya berniat untuk berlari keluar pemandian dan mengejarnya, namun Emi nampaknya menutup paksa pintunya, dan tidak peduli bagaimana Maou mencoba membukanya, pintu itu tidak mau bergerak sama sekali.

"SELAMAT DATAAAAAAAAAAAAAAAAAAANGG!!"

"BAIK! AKU JUGA AKAN SENAAAAAAAAAANG!!"

"Menganggap tempat ini seperti penginapan! Apa yang kalian lakukan! Hey! Emi! Buka pintunya! Cepat buka pintunya!!"

Adegan langka dari Raja Iblis yang dikunci di dalam pemandian oleh tangan sang Pahlawan sendiri, hanya berlangsung kurang dari lima menit.

Ketika kedua orang itu saling berbicara, dan tak satupun dari mereka mau mundur....

"WAAAAHHHHHHHHHHHH... AAAHHH??"

Maou mendengar jeritan Chiho di antara dua teriakan yang disengaja, dia pun langsung merasa gelisah.

"Tidak masalah kalau seseorang menelepon polisi sekarang! Ashiya, pinjam pundakmu, aku akan masuk ke dalam pemandian wanita dari sini!"

"Te-tenanglah!! Jika sesuatu secara kebetulan terjadi ketika kau masuk ke pemandian wanita, Maou-sama tidak akan punya muka lagi di masyarakat."

Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 6 - Chapter 1 Bahasa Indonesia


"Kalau Urushihara, seharusnya tidak masalah, pergilah!"

"Aku benar-benar menentang kalimat itu dan cara perlakuan orang lain di masyarakat sebagai sampah!"

"..... Soal itu, aku sudah membukanya di sini."

Saat ketiga iblis itu melalui konflik tidak berguna tentang siapa yang harus melompati dinding dan masuk ke pemandian wanita, Emi menyela percakapan mereka dengan nada frustasi.

Setelah ketiga iblis itu terdiam sebentar, mereka menyadari kalau pertandingan teriakan antara Chiho dan Suzuno sudah berakhir, dan Alas Ramus yang dibawa oleh Urushihara juga sudah mulai tenang.

"A-apa yang terjadi?"

Ashiya yang akhirnya berdiri, melihat ke arah dinding yang memisahkan antara pemandian pria dan wanita.

"Apa kau menyadarinya? Itu hanyalah kekuatan yang kecil, jadi ya mau bagaimana lagi."

"Ah?"

"Hm? Aneh? Emilia ada di sana, Alas Ramus ada di sini, lalu Bell dan....... eh?"

Urushihara adalah orang yang pertama kali memahami situasinya.

Dia mengernyit dengan ekspresi dingin di wajahnya, dia melihat ke arah Emi yang memunggungi pemandian pria.

"Apa yang kalian pikirkan? Jangan lakukan hal-hal semacam itu di situasi yang sebenarnya. Jangan bilang kalau kau ingin memecah kekuatan bertarung di garis depan untuk melindungi kekuatan bertarung yang tidak berguna dan menggali kuburan kalian sendiri? Apa kalian memiliki peluang untuk melakukannya?"

Meski Urushihara menunjukan nada tegas yang jarang terdengar, Emi tentu saja tidak akan membiarkan dirinya dinasehati oleh orang lain.

"Mana mungkin. Dia sendiri juga sudah tahu hal ini!"

Karena Emi sebenarnya juga tidak ingin situasinya berubah menjadi seperti ini, dia pun memperlihatkan ekspresi gelisah akibat rasa frustasi.

"Tapi untuk jaga-jaga, dia sepertinya ingin memiliki kemampuan 'menghubungi' kau atau aku dalam keadaan darurat!"

"Menghubungi.... Jangan-jangan??"

Maou yang akhirnya mulai memahami situasinya, mendongakkan kepalanya melihat ke arah dinding yang memisahkan kedua pemandian.

"Gadis itu tahu bagaimana harus bertindak dengan kekuatannya sendiri, dan tahu apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan. Kami mempercayainya. Tapi alasannya yang paling penting....."

Emi melihat ke arah Maou yang terdiam.

"...... pasti karena dia tidak ingin memberimu masalah yang tidak perlu ketika dia terseret dalam situasi darurat. Lagipula, entah dia memiliki ingatan tentang kita atau tidak, dia itu sudah menjadi orang yang terlibat."

Maou sepertinya tidak mendengar apapun yang Emi katakan, dia mengeringkan tubuhnya, memakai pakaiannya dan tergesa-gesa keluar menuju tempat beristirahat yang ada di sebelah kasir, Ashiya dan Urushihara juga mengikutinya dari belakang.

Saat ketiga orang itu bertemu dengan Suzuno yang sedang memegang kipas yang disediakan oleh pemandian....

"Aku akan menjelaskannya nanti. Tapi Chiho-dono tidak melakukan hal tersebut dengan gegabah, aku berharap kalian bisa mengerti."

"Ma.... Maou..... san."

Sementara Chiho yang berbaring di bangku sambil terengah-engah, memperlihatkan wajah yang begitu memerah sampai-sampai rasanya mustahil untuk mendapatkan udara meskipun sudah keluar dari pemandian.

Maou benar-benar bingung karena dia tidak mengerti apa yang terjadi, Urushihara yang berdiri di sampingnya, menunjuk tangan Chiho dan berbicara;

"Tidak peduli akan jadi apa situasinya, aku tidak akan peduli, okay?"

Arah yang Urushihara tunjuk dengan ekspresi tidak senang di wajahnya adalah tangan kiri Chiho yang berada di atas meja.

"Sasaki-san, jangan bilang......."

Ashiya terlihat seperti baru saja melihat sesuatu yang tidak dapat dipercaya dan tidak bisa mengatakan apa-apa.

Tangan itu, saat ini diselimuti oleh sihir suci yang bersinar keemasan. Dan sihir suci tersebut berkobar dengan liar seperti api, jelas terlihat kalau Chiho tidak bisa mengendalikannya.

Tapi itu bukanlah kekuatan tidak relistis yang Chiho tunjukan di Tokyo Tower sebelumnya, melainkan sihir suci yang Chiho pancarkan dengan kekuatannya sendiri.

"Ka-karena aku.... tidak ingin merepotkan siapapun dan tidak ingin menjadi beban untuk semuanya....."

Meskipun saat ini dia masih terengah-engah, Chiho tetap mencoba menunjukan senyum terbaiknya dan menoleh ke arah Maou.

"Agar bisa lari kapan saja..... agar Maou-san dan yang lainnya bisa menyelamatkanku kapan saja..... Suzuno-san, aku berhasil. Berikutnya.... aku ingin.... menunjukannya secara resmi."

Bagaimanapun juga, ini adalah batasnya.

Chiho menutup matanya dan terbang memasuki alam mimpi.

"..... Serius ini."

Melihat Chiho yang masih bisa menunjukan wajah puasnya ketika tertidur meski sedang kelelahan, Maou meregangkan kepalanya seolah sudah menyerah.

"Tidakkah kau terlalu mencemaskan kami? Kami ini monster dari dunia lain, kau tahu? Kau bisa menyerahkan semuanya kepada kami. Lagipula, kamilah yang membuatmu terlibat."

"Karena itu adalah Chiho, tidak mungkin dia bisa melakukan hal semacam itu. Tidak terbawa oleh perasaannya, dan hanya ingin mempelajari mantra untuk 'lari' atau 'membuat dia bisa diselamatkan', serius, seharusnya ada batas untuk membuat orang lain terus menyukaimu."

Emi mengatakan hal tersebut dengan sebuah senyum kecut....

"Di antara kehidupan yang kau injak-injak di Ente Isla, pasti ada anak seperti Chiho juga."

....dia kemudian menambahkan kalimat yang hanya bisa didengar oleh Maou.

"........."

Maou yang seketika menoleh, hanya bisa melihat Emi yang berjalan ke arah Chiho, dia memperlihatkan raut wajah tak peduli, seolah-olah kalimat tadi telah lenyap di tengah-tengah udara, dia segera membantu Chiho dengan mengelap keringat yang ada di dahinya.

Maou tidak pernah menyangka kalau Emi yang menunjukan sikap harmonis itu, akan mengatakan kata-kata menusuk yang tidak pernah dia katakan sebelumnya.

".... Sejujurnya, aku juga tidak bisa memahamimu."

Kata-kata yang digumamkan oleh Maou, tidak bisa didengar oleh siapapun.


---End of Chapter 1---





Translator : Me..
Previous
Next Post »
0 Komentar