Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 1 (Part 1) Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 1 : Raja Iblis, Memutuskan Melakukan Sebuah Perjalanan -1


Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 1 Bahasa Indonesia


Chapter 1 : Raja Iblis, Memutuskan Melakukan Sebuah Perjalanan.

HP yang menekan telinganya, menghasilkan bunyi panggilan diangkat pada dering keempat.

"Hello, Ogawa. Apa kau bisa bicara sekarang? Uh, itu, maaf, meski ini sedikit mendadak, bisakah kau tukar shift denganku besok lusa? Benar, hm, tidak seharian penuh, setengah hari saja tak apa! Siang ataupun malam tak masalah. Ohh, benarkah? Terima kasih! Pasti akan kubalas kebaikanmu kalau aku punya kesempatan.... eh? tidak tidak tidak, untuk masalah seperti itu, tanya orangnya sendiri saja, bahkan jika itu aku.... y-yeah, aku mengandalkanmu, te-terima kasih banyak. Ba-baik...."

Setelah menutup telepon, si pembicara menulis OK di daftar jam kerja yang ada di atas kotatsu.

"Bagus, siapa sekarang yang tersisa? Aku sudah meminta Kao-chan selama dua hari, Kota, Aki, dan Ken sudah sangat sibuk dengan persiapan ujian akhir-akhir ini.... seharusnya tidak mungkin..."

Secarik kertas 'Daftar Kontak Pegawai' diletakkan di sebelah daftar jam kerja, dan seperti daftar jam kerja tersebut, simbol yang hanya bisa dipahami oleh si penulis digunakan untuk mengkelompokan nama-namanya.

"Berikutnya... punya shift minggu malam di saat seperti ini.... Juu-san bilang akhir pekan dia tidak bisa, jam kerja Yoko-san dan Mi-chan kemungkinan besar juga sudah saling isi."

Si pembicara menggumam seraya menolak berbagai kemungkinan satu persatu, dia menatap daftar jam kerja dan daftar kontak pegawai secara bergantian.

".... Setelah melihat daftar ini lagi, sungguh luar biasa Cafe itu bisa berfungsi di situasi seperti ini.... bagaimana jadinya ya kalau layanan delivery mulai beroperasi nanti?"

Usai keluar jalur sejenak, si pembicara langsung menggelengkan kepalanya dan kembali menatap daftar jam kerja.

"Semuanya harus beres dalam seminggu! Ugh, Ryuta tidak bisa kalau malam...."

Di sebelah telinga pemuda yang sedang gelisah tersebut....

"Sepertinya kau mengalami saat-saat yang sulit...."

Tawa seorang gadis muda yang terdengar seolah tidak berempati sama sekali, terdengar.

Tapi pemuda itu sendirian di ruangan ini. Lalu di mana orang yang tertawa itu?

"Nyatanya, ini memang benar-benar sulit. Karena ada banyak jam di mana manajer tidak ada dan aku harus ada di restoran, saat aku libur, maka tidak akan ada manajer di restoran."

"Apa sebegitu buruknya jika si manajer itu tidak ada?"

"Begitulah."

Pria berambut hitam, Maou Sadao, berteriak dengan kesal ke arah suara tak terlihat yang telah menggodanya sejak tadi.

"Karena gawat jika dia tidak ada, itulah sebabnya dia dipanggil 'Manajer'!! Aku sibuk sekarang, diamlah!!'

"Jahatnya~"

"Ugaahhh!!!"

Meskipun tahu kalau itu adalah perlawanan yang sia-sia, Maou tetap menggaruk kepalanya dan berteriak, mencoba membuat suara itu terdiam.

"Maou, kalau seperti ini, kau bisa mengganggu tetangga~"

Tapi suara itu tetap tertawa gembira dengan santainya.

"..... Selama aku bisa memikirkan cara untuk membereskan jadwal kerja untuk dua setengah hari ini, maka aku bisa mengkonfirmasi rencana perjalanan kita."

"Untuk masalah semacam itu, apapun tak masalah~ Maou, cepat temukan kakak....."

"Aku akan kembali memulai serangan telepon setelah sedikit tenang!! Seseorang, tolong tukar shift denganku!!"

"Kupikir Raja Iblis itu eksistensi yang mengerikan, tapi tak kusangka, kau lumayan lembut!"

Semakin Maou mempedulikannya, maka semakin orang itu menganggapnya menarik. Maou memutuskan untuk tidak membantah komentar menyakitkan, yang tidak dia ketahui apakah itu sengaja atau tidak, dan juga penuh dengan pemilihan kata-kata yang buruk.

Maou yang memilih beristirahat sebentar, bangun dan meregangkan punggung kakunya, lalu membuka pintu kulkas yang ada di dapur.

"Eh? Es loli kentang tumbuk Gari Gari kun yang sebelumnya kubeli...."

"Ah, maaf, aku memakannya."

"Kenapa kauuu!! Itu adalah sesuatu yang tidak bisa dibeli sementara ini karena produksinya tidak bisa mengimbangi kepopulerannya, sialan!!!"

Lima detik usai memutuskan untuk mengabaikan lawan bicaranya, raja para iblis itu mulai berteriak marah, sesuatu yang jarang dia lakukan, dikarenakan es loli yang dia beli telah dimakan.

"Maou, Maou-san!! Apa kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?"

Maou yang secara mental menjadi begitu kacau sampai-sampai ingin membenturkan kepalanya ke tiang, tiba-tiba kembali tersadar karena mendengar suara panik yang berasal dari luar ruangan.

"A-apa itu Chi-chan?"

"Yeah, erhm, aku dengar suara ribut tadi, uh, a-apa semuanya baik-baik saja?"

Suara di luar kamar tersebut berasal dari seorang gadis SMA yang merupakan junior Maou di tempat kerja, dan di saat yang sama, juga merupakan seseorang yang berulang kali melihat wujud asli Maou, sebagai eksistensi dari dunia lain dan misteri untuk bumi... Itu adalah suara Sasaki Chiho.

"A-aku baik-baik saja. Ti-tidak, ini tidak seperti aku sepenuhnya baik-baik saja, tapi bukan masalah besar kok, Chi-chan, akan kubuka pintunya...."

"Seseorang bersama dengan Chiho."

"Huh?"

Maou yang pergi menuju beranda untuk membuka kunci, meski sadar kalau suara di pikirannya yang merupakan sebuah gangguan, terdengar sedikit bernada tegang, tanpa sadar menjawab dengan kasar karena percekcokan barusan.

"Erhm, Maou-san, jika sekarang tidak bisa, aku bisa datang lagi nanti...."

"Eh? Ah, ini tidak seperti itu, maafkan aku Chi-chan, bukan apa-apa kok, masalahnya bukan denganmu, po-pokoknya, silakan masuk dulu."

Mungkin karena dia mendengar suara tidak senang Maou, Chiho nampak menjadi sedikit takut, Maou pun membuka pintu sambil menghiburnya.

"A-apa benar-benar tidak masalah?"

Lalu dia melihat Chiho yang memandang ke bagian dalam kamar dengan agak cemas....

"He... Hello....."

.... sekaligus sosok Suzuki Rika yang berdiri di samping Chiho, yang mana menatap ke arah Maou dengan ekspresi ragu.

"Oh, kau. Erhm, apa tubuhmu sudah baikan?"

"Ye-yeah, meski aku menyebabkan beberapa masalah untuk Chiho-chan."

Rika menatap mata Maou dan Chiho, dia menjawab pertanyaan Maou dengan begitu jelas, sementara Chiho, dia tersipu malu.

Maou dalam hatinya merasa terkejut.
Bagaimanapun, insiden yang Rika alami ketika mengunjungi Kastil Iblis tiga hari yang lalu, hanya bisa digambarkan sebagai sebuah bencana.

Rika yang tidak terbiasa menyaksikan pertarungan ataupun keadaan supranatural seperti Chiho (meski sudah seharusnya), setelah terlibat ke dalam masalah Ente Isla, dia jadi tidak bisa pulih sepenuhnya, dan beristirahat di rumahnya selama tiga hari.

Selama tiga hari itu, Chiho menelepon dan mengiriminya pesan, bahkan terkadang mengunjungi apartemen Rika untuk membantunya mendapatkan kembali semangatnya....

"Produksinya tidak bisa mengimbangi kepopulerannya, apa maksudnya itu? Apa Gari Gari kun yang kau beli dimakan seseorang?"

"Oh....."

Ditanyai secara langsung, secara refleks Maou tak bisa berkata-kata.

"Eh? Apa yang terjadi dengan Gari Gari kun?"

"Apa Chiho-chan tidak tahu? Gari Gari kun memiliki rasa yang mirip kentang, dan itu bukan rasa es loli yang umum, sepertinya karena rasa itu terlalu populer, mereka tidak bisa mengimbangi permintaannya."

"Begitu ya."

Rika, sebagai bagian dari kelompok pegawai, nampak sangat sensitif terhadap tren-tren di masyarakat, sementara Chiho, dia tidak terlalu paham dengan informasi semacam ini.

Kesedihan karena es lolinya dimakan, rasa malu karena teriakannya didengar orang lain, dan dua orang gadis membicarakan tentang Gari Gari kun di hadapannya, membuat Maou merasa seperti tidak punya tempat untuk sembunyi.

"Ngo, ngomong-ngomong, kalian berdua datang ke sini karena ada alasan khusus kan? Meski aku tidak punya apa-apa untuk dihidangkan, silakan masuk."

Atas izin Maou, Chiho memasuki Kastil Iblis terlebih dahulu.

"Permisi. Ah, Maou-san, kalau kau tidak keberatan, tolong terima ini."

Karena khawatir dengan Rika yang ada di belakangnya, Chiho sengaja berbicara dengan nada yang ceria dan berjalan memasuki Kastil Iblis, dia lalu menyerahkan tas belanja yang ada di tangannya kepada Maou.

"Ini sesuatu yang tadi kubeli di jalan, jika kau tidak keberatan...."

"Oh, terima kasih.....? Ga, Gari Gari kun!! Dan ini rasa kentang tumbuk!!"

"Eh? Benarkah?"

Maou berteriak kaget saat dia menyadari es loli legendaris yang baru saja dia hilangkan, kembali tersedia saat dia melihat ke dalam tas tersebut, Rika pun juga terkejut ketika ia melihat kemasan es loli yang ada di tangan Maou.

"Tapi ketika aku membeli ini, aku tidak tahu kalau stok mereka menipis."

Chiho menunjuk nama toko yang tercetak di atas tas plastik tersebut.

"Aku membeli ini hanya karena toko minuman di dekat rumahku kebetulan menerima stok baru."

"Yang benar saja!! Benda ini akhir-akhir ini menjadi sangat populer dan tidak bisa dibeli di banyak tempat! Terima kasih, Chi-chan!"

"Begitu ya, baguslah kau menyukainya."

Rika menatap Chiho yang tersenyum, dan Maou yang langsung membuka kemasan es loli dan memakannya dengan gembira, tak bisa berkata-kata.

"Erhm, Maou-san."

Rika memulai percakapan dengan Maou yang teralih perhatiannya karena es loli.

"O, ohh.. maafkan aku, silakan masuk dulu."

Maou yang sadar kalau dia sudah mengabaikan tamunya, meminta Rika untuk memasuki apartemen, namun Rika balik menatapnya dengan ekspresi kaku, dan mengatakan,

"Emi dan Ashiya..... tidak ada di sini, ya kan?"

".... Yeah, benar."

Maou dengan hati-hati memegang es lolinya dan mengangguk dengan ekspresi serius.

Benar, pria yang biasanya tidak akan membiarkan es loli Maou menghilang, dan mengendalikan dapur serta kulkas, sudah tidak lagi ada.

Sejak Maou memulai rencana besarnya untuk menyatukan Dunia Iblis, ini adalah pertama kalinya Ashiya Shirou.... Jenderal Iblis Alsiel tidak ada di sisinya.

Musuh Maou dan Emi, Malaikat Agung dari Ente Isla, Gabriel, menculik Ashiya.

Ashiya adalah bawahan setia yang selalu berada di samping Maou, bahkan ketika Maou gagal menaklukan Ente Isla dan terdampar di dunia lain yang dikenal dengan nama Jepang. Kehilangan Ashiya membuat Maou merasa seolah-olah kehilangan kedua tangannya.

Terlebih lagi, menurut Gabriel, musuh bebuyutan Maou yang berencana menghentikan rencananya untuk menaklukan Ente Isla dan mengejarnya sampai ke Jepang, Pahlawan Emilia atau yang dikenal dengan Yusa Emi, juga ditahan di suatu tempat di Ente Isla.

"Pada akhirnya, aku tidak mendapatkan informasi apapun dari Ashiya-san dan ayah Emi, dan setelah itu, semuanya jadi tidak memungkinkan.... Jadi aku meminta Chiho-chan untuk datang ke sini bersamaku untuk mendengar kebenarannya."

"Kebenaran?"

"Suzuno, Urushihara-san, Ashiya-san, Maou-san... semua masalah kalian , dan yang paling penting, masalah Emi. Aku dengar dari Chiho-chan kalau Maou-san berencana pergi ke suatu tempat untuk mencari Emi."

"Erhm.. ye-yeah, tapi masalah Suzuno dan Urushihara itu maksudnya....?"

Seberapa banyak Chiho memberitahu Rika?

Maou melirik ke arah Chiho, dan gadis itu menggelengkan kepalanya,

"Aku menyaksikan Suzuno dan Urushihara-san pergi saat hujan deras dan menggunakan kemampuan melompat layaknya manusia super, aku juga melihat Maou-san terbang dan menghilang di langit. Setelah itu, aku dengar Ashiya-san bilang kalau Emi bukan manusia dari bumi, lalu Ashiya-san ditangkap oleh sekumpulan orang aneh dan menghilang."

Dari insiden ini, baik Maou ataupun Penyelidik dari Ente Isla yang tinggal di sebelah Kastil Iblis, Villa Rosa Sasazuka kamar 202, Crestia Bell alias Kamazuki Suzuno, sama sekali tidak melakukan manipulasi ingatan terhadap Rika.

Karena itulah, Rika datang ke sini bersama dengan Chiho.
Datang ke apartemen yang berada di sudut Tokyo, yang mana telah mengumpulkan banyak penghuni yang luar biasa.

"Jika kau tahu sesuatu mengenai Emi, mengenai temanku, tolong beritahu aku."

Rika ingin tahu kebenaran di balik teman berharganya, Yusa Emi.

Maou menoleh ke arah dinding yang menjadi pembatas dengan kamar 202 karena kata-kata Rika, dan mendesah perlahan.

"Eh, tidak perlu cemas begitu. Jika kau ingin mendengarkannya, aku pasti akan memberitahumu. Tapi kau harus menunggu sebentar. Suzuno dan Amane-san, wanita yang menyelamatkanmu, akan kembali nanti. Dengan begitu, menjelaskan semuanya akan lebih mudah."

".... Aku mengerti. Kalau begitu, aku akan menunggu di sini."

Jawab Rika dengan penuh tekad. Sepertinya dia sudah mengatasi syok yang kemarin dia alami.

Setelah mendengar apa yang Maou katakan, Rika mengangguk dan berjalan memasuki kamar. Kemudian, dia duduk di sebelah kotatsu.

"Kau punya nyali ya."

"Hal ini sudah cukup menyebabkan beberapa trauma. Jangan kira aku terlihat baik-baik saja sekarang. Aku ini sudah berbaring di ranjang selama dua hari dengan demam."

Rika tersenyum pahit.

Bahkan jika senyum itu terlihat sedikit dipaksakan, Maou tidak begitu mengerti untuk mengomentarinya.

"Suzuno-san pergi keluar?"

Namun, setelah Rika sedikit tenang, sekarang giliran Chiho yang menjadi gelisah.

"Hm? Yeah, nampaknya dia pergi ke suatu tempat dengan Amane-san pagi ini?"

"A-apa dia ke rumah sakit?"

"Hm? Ah...."

Setelah merasakan alasan kecemasan Chiho, Maou menggelengkan kepalanya dan menjawab,

"Tidak, luka-lukanya sebagian besar sudah sembuh, pagi ini dia bahkan terlihat sangat energik, kau tahu?"

"Eehhh??"

Chiho berteriak tidak percaya.
Hal ini sudah bisa diperkirakan, bagaimanapun juga, Kamazuki Suzuno yang tinggal di sebelah Kastil Iblis, saat insiden yang melibatkan Rika tiga hari yang lalu, untuk melindungi Chiho dalam pertarungan yang terjadi pada saat itu, dia mengalami luka serius dari bahu hingga ke dadanya dikarenakan cakar iblis.

Suzuno adalah Penyelidik pengguna mantra di dunia lain Ente Isla, tapi berdasarkan akal sehat Chiho, luka seperti itu tidak mungkin bisa pulih sepenuhnya hanya dalam tiga hari.

"Huuuh, soal itu, justru Amane-san lah yang memberikan perasaan aneh. Tapi orang itu tidak mau berbicara mengenai hal-hal yang penting sedikitpun."

".... Yeah." Chiho mengangguk.

Nama lengkap Amane yang mereka berdua sebutkan adalah Ooguro Amane. Maou, Chiho, dan yang lainnya pernah bekerja di rumah pantai yang ada di perfektur Chiba, kota Choshi, bernama 'Ooguro-ya'. Amane, bukan hanya manajer di sana, dia juga merupakan keponakan Shiba Miki, pemilik Villa Rosa Sasazuka di mana Kastil Iblis berada.

Si pemilik kontrakan Shiba, dan keponakannya Amane, adalah orang Jepang, atau lebih spesifiknya penduduk bumi, tapi anehnya, mereka tahu identitas asli Maou dan yang lainnya. Terutama Amane, dia bahkan pernah memamerkan kekuatan yang begitu hebat beberapa kali, yang mana bahkan Maou, sebagai Raja Iblis sulit untuk mempercayainya.

"Amane-san.... benar-benar akan kembali ke apartemen?"

"Yeah, soalnya barang-barangnya ada di kamar Suzuno."

Dalam tiga hari ini, Amane menginap di kamar Suzuno.

Apa yang Chiho khawatirkan adalah, jika Amane, seperti sebelumnya saat di Choshi, akan menghilang setelah memperlihatkan suatu kekuatan yang misterius.

Sampai sekarang, Amane tidak pernah menjelaskan alasannya datang ke Sasazuka, dan bahkan identitas aslinya pun tidak jelas, oleh sebab itu, Maou dan Chiho tidak bisa sepenuhnya mempercayainya.

"Mereka bilang akan kembali saat siang, jadi mari kita tunggu sebentar."

"A-aku mengerti.... Ah, oiya, aku lupa karena aku terlalu khawatir dengan Suzuno-san, Maou-san...."

"Ya?"

"Di mana anak itu sekarang?"

Ada jejak amarah di nada Chiho, dan ini mungkin bukan hanya imajinasi Maou.

".... Apa maksudmu Acies? Dia ada di sini."

Maou menunjuk pelipisnya merasa jengkel.

Pemilik suara itu mulai membuat keributan sejak tadi, dia ingin Maou membagi sepotong Gari Gari kun rasa kentang tumbuk yang saat ini sedang Maou makan.

"Di sini maksudnya....... Maou-san!!"

"A-aku tidak punya pilihan, karena dasarnya memang jadi seperti ini! Jujur saja, meski dia sangat berisik sekarang, jika aku membiarkannya keluar, dia pasti akan melakukan apapun yang dia inginkan, dan itu sangat mengganggu."

Ekspresi Chiho berubah menjadi tidak senang, dan meski Maou sudah mencoba menemukan alasan untuk berdalih....

"Ketika menjelaskan kepada Suzuki-san, kau juga harus menyebutkan Acies-chan! Tolong, biarkan dia keluar!"

.... Chiho tetap mencengkeram bagian depan baju Maou dengan kesal, dan mengguncang-guncang Maou, seirama dengan ritme bicaranya.

"Gyaaa, Chi-chan, jangan digoyang-goyang, es lolinya bisa jatuh!! Aku paham, aku tahu, berhenti mengguncangku!! Aku belum terbiasa, kalau begini aku tidak bisa berkonsentrasi."

Setelah menjauhkan diri dari Chiho yang menjadi sangat marah meski tidak ada yang terjadi, Maou pun memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing, dan mengulurkan tangannya ke sebuah area kosong.

"Hm..... Keluarlah, Acies!"

Di saat yang sama ketika dia mengatakan hal tersebut, tubuh Maou seketika bersinar keunguan.

Rika yang melihat fenomena ini dari dekat, tersentak mundur ketakutan, tapi sayangnya, hanya saat ini saja Chiho tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan Rika.

"Maou, berikan aku satu gigitan es loli  itu juga."

Sinar ungu yang terpancar dari tubuh Maou tidak muncul ke arah di mana tangan Maou terulur, melainkan terbentuk di punggung Maou.

Dia sedikit lebih muda dibandingkan Chiho.

Seorang gadis yang memiliki rambut perak nan indah dan sedikit rambut berwarna ungu di bagian depannya, yang mana tidak akan bisa dijumpai pada orang Jepang manapun, tiba-tiba muncul di sebuah ruang kosong.

Masalahnya, sejak dia muncul, dia sudah melekat pada punggung Maou dengan keempat tangan dan kakinya.

Tidak hanya itu, dengan posisi seperti itu, dia langsung menggigit es loli yang ada di sebelah mulut Maou dari belakang. Chiho yang menyukai Maou, tidak bisa mengabaikan situasi ini sama sekali.

"A, A, A, A, Acies-chan, apa yang kau lakukan terhadap Maou-san?"

"Hm~ membuat kontak fisik dengan pasanganku?"

"A-Acies, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!"

Maou yang memanggil Acies, juga merasa terkejut.

Sampai sekarang, Acies memang tidak pernah muncul dengan cara yang Maou bayangkan, tapi seharusnya dia juga tidak perlu muncul dengan sikap seperti ini.

"Hm~ Maou gampang sekali malu!"

"Bukan itu masalahnya!! Aku tidak akan memberimu satu gigit!! Bukankah kau sudah memakan camilanku tanpa izin?"

“Ini dan itu tuh mengisi perut yang berbeda!”

“Jangan berbicara bahasa Jepang sebegitu fasihnya hanya saat menguntungkan buatmu! Aku tidak akan memberimu apapun!”

Ketika raja para Iblis dan si gadis misterius berselisih soal es loli dan sedang bertengkar dengan sikap yang tidak pantas....

“Hentikan, ini, sekarang, juga!”

“Ugoh!!”

“Waahh!!”

Chiho menyela dan menarik Acies dari Maou.

“Chiho-chan, apa yang kau lakukan?”

“Aku juga membeli untuk Acies-chan, jadi kau tidak boleh merebut es loli Maou-san!”

“Eh~ tapi mengambil sesuatu dari orang lain itu rasanya lebih enak....”

“Meski begitu, kau tidak boleh melakukannya!”

“Uuu..... Aku mengerti.”

Mungkin karena ia takut dengan aura Chiho, Acies mundur dan mencari benda yang Maou makan di dalam tas belanja yang Chiho bawa.

“Ooh, Acies mau menurut.... Chi-chan luar biasa....”

Maou menatap punggung Chiho dan berbicara dengan takjub.

“.... Maou-san.”

“Y-ya?”

Chiho seharusnya tidak akan memarahi Maou untuk apa yang dia katakan barusan, tapi setelah merasakan sesuatu yang mirip seperti aura membunuh dari ekspresi yang Chiho tunjukan saat dia berbalik, Maou pun menegakkan posturnya.

“Jika kau terlalu memanjakan Acies-chan, ketika Alas Ramus-chan kembali nanti, dia mungkin akan jadi tidak menyukaimu karena cemburu, kau tahu.”

“O, oh?”

“D-dan, ini sama sekali tidak baik! Meski ada banyak alasan yang rumit, tapi Acies-chan itu masih seorang gadis.”

“Uh, meski bilang begini itu sedikit tidak adil, tapi Acies benar-benar tidak mau mendengarkanku....”

“Bukan itu masalahnya!!!”

“Uooh?”

Maou berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan diri, tapi dia merasa seperti tidak berada di frekuensi yang sama dengan Chiho yang sedang menatap tajam ke arahnya.

Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 9 - Chapter 1 Bahasa Indonesia


“Ter-terlibat kontak fisik dengan seorang gadis di siang bolong begini itu tidak baik sama sekali!!”

“Chi, Chi-chan? Hey, kau salah paham. Aku tidak......”

“Mau bagaimana lagi. Lagipula aku sudah tergabung dengan tubuh dan pikiran Maou!”

“Uh~~”

“Chi, Chi-chan! Te-tenanglah, kau seharusnya tahu kalau ini hanya masalah pengekspresian!! Acies, kau juga, meski kau hanya sedikit tahu tentang bahasa jepang, kenapa kau jadi banyak tahu ketika ada hubungannya dengan hal-hal seperti ini!?”

Acies memang terdengar seperti memprovokasi Chiho, tapi terlepas dari bagian pikirannya, fakta bahwa tubuh mereka berdua telah bersatu adalah sebuah kebenaran.

Sedikit rambut berwarna ungu tercampur di dalam rambut perak Acies.

Ini adalah karakteristik khusus dari anak yang terlahir dari Sephirah, bola yang menciptakan dunia Ente Isla. Dan di sekitar Maou dan Chiho, ada orang lain yang memiliki karakteristik yang serupa.

Dia adalah gadis kecil yang bergabung dengan 'Evolving Holy Sword, One Wing' milik Pahlawan Emilia, dia adalah gadis yang mencintai Raja Iblis Maou dan Pahlawan Emilia sebagai orang tuanya, Alas Ramus.

Meski sungguh tak bisa dipecaya melihat laju pertumbuhan mereka berdua, tapi disebutkan bahwa Acies adalah adik Alas Ramus.

Sebagai saudara, Acies dan Alas Ramus nampaknya adalah eksistensi yang setara, dia tidak hanya berhasil bergabung dengan Maou seperti Emi dan Alas Ramus, dia bahkan juga membantu menyelesaikan insiden tiga hari yang lalu.

Alhasil, setelah itu, Acies tetap bergabung dengan Maou, dan seperti Emi dengan Alas Ramus, saat Acies berada di luar, dia tidak bisa terpisah terlalu jauh dari Maou.

Jadi, Acies yang aslinya memang tidak takut dengan orang asing, tiba-tiba mengubah sikapnya setelah bergabung dengan Maou.

Bahkan Chiho yang biasanya tidak akan menunjukan rasa cemburunya ketika wanita lain mendekati Maou, menjadi tidak bisa mempertahankan ketenangannya, itulah seberapa dekat Acies melekat pada Maou.

Seharusnya memang seperti itu......

“Namamu Rika kan? Apa kau tidak mau makan es loli?”

Tapi Acies langsung kehilangan minatnya pada Maou dan Chiho yang sedang marah, dan berbalik untuk menyerahkan sebuah es loli kepada Rika, yang hanya diam menatap ketiga orang yang sedang bercekcok itu, tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

“Ti-tidak usah, terima kasih.”

Dan saat dia ditolak, Acies bahkan menjadi sedikit depresi.

“Maou-san.”

“Y-ya!”

Karena tatapan dingin Chiho, Maou tanpa sadar menegakkan posturnya.

“Akan sangat bagus jika Yusa-san dan Ashiya-san bisa segera kembali!”

“Kau benar!”

Jawab Maou dengan nada penuh hormat secara refleks.

Dari samping, Rika menyaksikan kekuatan hubungan aneh di antara ketiga orang itu.

“.....Aku sama sekali tidak mengerti.”

Tepat ketika Rika memiringkan kepalanya beberapa kali dan sedang mengumam......

“Oh, ini pesan dari Suzuno. Mereka sepertinya akan segera kembali.”

HP jadul Maou menerima sebuah pesan.

Itu adalah pesan dari Kamazuki Suzuno yang sedang pergi keluar, dia bilang dia akan kembali ke apartemen dalam 30 menit.

“Oh, hebat. Pagi tadi, aku meminta Amane membeli es loli.”

“Berapa banyak es loli yang ingin kau makan? Aku takkan peduli kalau kau sakit perut.”

Meski tahu kalau orang itu tidak akan menjawabnya, Maou tetap menegurnya.

“Huuh, lalu ketika Suzuno dan Amane-san kembali, kita akan memulai membicarakan cara untuk menyelamatkan Emi, Alas Ramus, Ashiya, dan ayah Emi. Akan kupikirkan masalah jadwal kerja nanti."

Ketika Maou menata jadwal kerja yang ada di atas kotatsu dan berbicara untuk menenangkan suasana.....

“Kubilang.....”

“Kya!!”

Sebuah suara lemah yang bukan milik siapapun yang ada di sini terdengar di dalam kamar, membuat Rika berdiri kaget.

Tatapan semua orang, kecuali Acies, terfokus ke arah lemari.

“Tidak masalah jika kalian melupakan keberadaanku, tapi bisakah kalian sedikit tenang. Aku ini berbeda dengan Bell dan belum sembuh sepenuhnya. Jika suara di sekelilingku terlalu berisik, luka-lukaku akan jadi sakit.”

Mereka memandang ke arah lemari yang sedikit terbuka, dan beban Kastil Iblis, Jenderal Iblis Lucifer, yang menyatakan dirinya sebagai NEET kasta pertama Urushihara Hanzo, menunjukan sebuah ekspresi sayu dari dalam.


XxxxX


Emi dan Ashiya kini ditahan di Ente Isla.

Awalnya, pernyataan ini sangatlah tidak pantas.

Bagaimanapun, Emi datang ke sini dari Ente Isla untuk mengejar Maou, si Raja Iblis, dan Ashiya dulu memiliki misi untuk menaklukan Ente Isla.

Intinya, Ente Isla adalah tempat seharusnya mereka berada.

Tapi tanpa perlu ditanyakan lagi, mereka berdua kini ditahan di tempat seharusnya mereka kembali.

Awal dari semuanya dimulai ketika Emi memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya untuk memastikan seperti apa sudut pandang orang tuanya saat di Ente Isla, dan masa lalu macam apa yang mereka miliki.

Pada waktu itu, bahkan musuhnya Maou pun tidak pernah menduga kalau Emi, yang dikenal sebagai manusia terkuat di dunia akan menemui bahaya.

Namun, tanggal pulang yang telah disetujui pun terlewat, dan Emi tidak kunjung kembali, begitupun dengan Alas Ramus, yang bergabung dengan 'Evolving Holy Sword, One Wing'  milik Emi.

Setelahnya, Maou berencana mendapatkan SIM Moped karena model bisnis baru di tempat kerjanya, tapi karena dia terlalu khawatir, terutama soal Alas Ramus, Maou pun mengalami sebuah Waterloo selama ujian teori.

(T/N : Waterloo maksudnya rintangan yang dihadapi seseorang, dan seseorang itu dikalahkan oleh rintangan tersebut. Istilah ini merujuk pada Battle of Waterloo.)

Lalu, di situasi di mana Emi masih belum kembali, Maou kembali ke Pusat Ujian Mengemudi Fuchu untuk mengikuti ujian keduanya dan bertemu pasangan ayah-anak aneh.

Pasangan ayah-anak yang menyebut diri mereka Satou Hiroshi dan Satou Tsubasa ini, bertingkah seolah mereka tidak terbiasa dengan Jepang, mereka naik ke bus yang Maou naiki di pemberhentian bus Tenmondai-mae di Mikata.

Karena kebetulan dia terlibat dengan mereka, Maou pun diganggu oleh mereka saat menjalani ujian teori kedua yang begitu mencemaskan.

Meski ini bukan tujuan awalnya, tak disangka Maou akhirnya mengetahui bahwa Satou Hiroshi adalah ayah Emi yang dianggap sudah mati selama invasi Pasukan Raja Iblis, Nord Justina; sementara Satou Tsubasa adalah adik Alas Ramus yang terlahir dari Yesod Sephirah, Acies Ara.

Saat Maou sibuk mengurusi perkembangan situasi yang terjadi begitu cepat di sekitar ayah dan anak Satou, iblis tingkat atas dari Dunia Iblis yang telah muncul di sekitar Maou dengan cara yang berbeda-beda, yaitu Kepala Suku klan Malebranche, di saat yang sama juga muncul di sekolah Chiho, SMA Sasahata, membuat Chiho menghadapi keadaan berbahaya di mana dia harus melawan seorang iblis.

Suzuno dan Urushihara pun segera pergi untuk menolong Chiho, namun keberangkatan mereka dilihat oleh teman Emi yang tidak tahu apa-apa mengenai Ente Isla, Suzuki Rika, dan membuat dia mulai menginterogasi Ashiya soal kebenarannya.

Tepat ketika Ashiya menyerah dan hendak mengakui semuanya, Maou yang meminjam kekuatan Acies untuk menyelamatkan Chiho dari bahaya, terbang dari pusat ujian menuju Kastil Iblis, dan setelah menempatkan Nord di Kastil Iblis, dia pun kembali terbang.

Alhasil, hanya Rika, Ashiya, dan Nord; anggota aneh ini yang tetap berada di Kastil Iblis.

Meski begitu, mereka bertiga tetap mencoba membicarakan soal kebenaran yang terjadi pada mereka, tapi kali ini, Gabriel memimpin para Kesatria Josokin dan melancarkan serangan ke Villa Rosa Sasazuka.

Bahkan dengan campur tangan manajer rumah pantai di Choshi, Ooguro-ya, yaitu Ooguro Amane, hanya Rika lah yang berhasil selamat, Nord dan Ashiya ditangkap oleh Gabriel, sementara Suzuno dan Urushihara, mereka terluka parah karena Malaikat Agung Kamael, rekan dari Kepala Suku Malebranche, Libicocco.

Seperti Emi yang mendapatkan kekuatan dahsyat setelah bergabung dengan Alas Ramus, Maou yang tiba di sekolah Chiho jauh setelah Suzuno dan Urushihara, berhasil memukul mundur Kamael dan Libicocco setelah bergabung dengan Acies.

Tapi tidak hanya itu.

Chiho, Suzuno, dan Urushihara terluka parah karena insiden ini, Ashiya dan Nord ditangkap, dan Maou yang tahu kalau Emi dan Alas Ramus sedang ditahan di Ente Isla, situasi ini hanya bisa disebut kekalahan total.

Maou adalah Raja Iblis.

Jika Villa Rosa kamar 201 adalah Kastil Iblis, maka Sasazuka adalah kota di mana Kastil Iblis memulai perkembangannya.

Ashiya Shirou, Urushihara Hanzo, Sasaki Chiho, Kamazuki Suzuno, dan musuh Maou, Pahlawan Yusa Emi, mereka semua adalah Jenderal Iblis yang ditunjuk secara pribadi oleh Raja Iblis Satan.

Untuk menakluan dunia dengan cara yang baru, mereka adalah 'bawahan' dan 'rekan' yang Maou anggap perlu.

Melindungi bawahan, adalah tanggung jawab Maou sebagai atasan dan seorang master.

Dia harus membuat para idiot yang telah menjadikan Pasukan Raja Iblis sebagai musuh mereka, membayar semuanya.

Raja Iblis Satan memutuskan untuk meminjam kekuatan dari rekannya di Jepang, memimpin Pasukan Raja Iblis yang baru terbentuk dan berangkat dari Jepang, menuju pertarungan di Benua Basilica Ente Isla.


---End of Part 1---





Translator : Zhi End Translation..
Previous
Next Post »
0 Komentar