Baca Light Novel Hataraku Maou-Sama Volume 4 - Prolog Bahasa Indonesia

[Translate] Hataraku Maou-Sama Volume 4 - Prolog


Baca Hataraku Maou-Sama Volume 4 - Prolog translate Bahasa Indonesia Zhi End Blogs


Prolog

Emeralda Etuva bisa merasakan tinggi tubuhnya semakin memendek karena semua stress yang dialaminya.

Tidak hanya menjadi seorang Penyihir Suci istana di kerajaan Saint Aire, dia juga dikenal luas sebagai rekan dari Sang Pahlawan dan sekarang menjadi salah satu orang paling berpengaruh di Benua Barat.

Penyihir Istana, seorang yang terpelajar, selalu memberikan kesan seperti seorang konsultan, dan sebelum serangan Pasukan Raja Iblis, Emeralda sama sekali tidak punya alasan untuk masuk ke dalam dunia politik dan kenegaraan. Bagaimanapun, pengetahuan yang didapatnya sebagai hasil dari perjalanannya ke berbagai tempat sebagai rekan sang Pahlawan menarik perhatian Aliansi Kestaria Lima Benua, mereka adalah orang-orang yang bertugas mengembalikan keadaan negeri.

Semenjak dia memberikan pendapatnya sebagai seorang anggota penting dari Aliansi Kesatria, sejumlah tanggung jawab yang harus dipikulnya kini jauh lebih banyak dibandingkan sebelum mereka menantang pasukan Raja Iblis.

Dia tidak hanya merasakan kecemburuan di antara orang-orang penting di Saint Aire, sekarang dia juga dianggap sebagai musuh karena insiden Olba, yang menyebabkan kegemparan besar di Gereja.

"Setelah pembangunan Benua Utama, aku benar-benar ingin lari~~"

Stress yang dia alami sudah benar-benar serius hingga dia mulai mengeluh pada Alberto, rekan perjalanannya di masa lalu.

Satu-satunya hal yang patut disyukuri setelah dipanggil oleh Aliansi Kesatria Lima Benua adalah dia berakhir dengan menjadi pemimpin orang-orang yang bertugas membasmi para Iblis.

Tentunya, kalau iblis itu bukan musuh yang benar-benar kuat, dia tidak akan perlu menanganinya sendiri.

Meski begitu, melihat para petarung dari berbagai negeri bersatu untuk membasmi para iblis di Benua Utama agar bisa membawa keadilan dan melindungi yang lemah,  rasanya negeri ini masih dipenuhi dengan harapan.

Tapi ada sesuatu yang hanya diketahui oleh Emeralda.

Pertarungan antara Sang Pahlawan dan Raja Iblis masih berlanjut di dunia nan jauh di sana.

Namun, orang-orang tidak tahu mengenai hal ini. Tidak sampai 2 tahun setelah mengalahkan pasukan Raja Iblis, banyak orang yang sudah melupakan Emilia, Sang Pahlawan, menganggapnya sebagai seorang legenda.

Emeralda dan Alberto telah bekerja keras, berharap Emilia mendapatkan kembali nama baik serta reputasinya yang hilang karena Olba.

Akan tetapi, dunia saat ini tidak membutuhkan nama Emilia, Sang Pahlawan.

Hidup atau mati, bagi banyak orang di dunia ini, Emilia Justina hanyalah seorang 'Pahlawan yang ada entah di mana di dunia ini'.

Menurut apa yang Emeralda tahu, hanya ada beberapa orang yang masih menganggap nama Emilia sebagai sebuah kenyataan.

Agar bisa mengembalikan nama Emilia, tindakan tak bertanggung jawab dari Gereja yang berusaha untuk menetapkan nama Emilia sebagai seorang legenda harus segera diungkap dan membuat mereka kehilangan otoritasnya.

Akan tetapi, jika para pemimpin memutuskan untuk membawa keadilan dengan kekejaman mereka, terkadang pada akhirnya hal itu malah akan menyakiti rakyatnya. Jika dua kekuatan besar di benua Barat, Saint Aire dan Gereja, memilih untuk bertentangan satu sama lain, seluruh benua akan terpecah menjadi dua, sekaligus melemahkan kekuatan negara secara keseluruhan.

Emeralda merasa kebingungan.

Karena 4 benua lainnya fokus dalam upaya pembangunan, secara alamiah dia akan mencoba untuk menghindari situasi di mana hanya Benua Barat yang menyia-nyiakan usahanya dalam konflik internal.

Dibandingkan dengan reputasi temannya, sebagai politikus, Emeralda Etuva tentu lebih memilih masa depan negaranya.

Ini bukan berarti Emeralda tidak peduli. Sesuatu terjadi dan membuat dia memantapkan pikirannya.

Penyelidik Gereja, Crestia Bell.

Penyelidik kelas atas dengan panggilan "Sabit Kematian Bell", yang mana bisa membuat orang lain gemetar ketakutan kini menjadi rekan yang dapat diandalkan oleh Emilia.

Seorang anggota Gereja yang bisa mengungkapkan pendapatnya langsung kepada Paus, kini sedang berusaha untuk mengembalikan nama Emilia dan membangun ulang Gereja. Bagi Emeralda ini adalah berita yang sangat bagus.

Ditambah lagi, dia berada di bawah naungan organisasi Olba, hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar.

Meskipun rakyat ragu-ragu karena hukuman dari "Enam Uskup Agung", jika Crestia membenarkan tindakan Gereja yang mencoba menghilangkan keberadaan Emilia, itu mungkin akan membuat pihak Gereja menanganinya secara internal dan stabilitas yang dibangun melalui agama tidak akan banyak bergolak. Tapi hal itu tidak berarti peperangan politik dan keresahan warga bisa tetap dijaga dalam batas minimum.

Pada akhirnya, jika Emilia dengan reputasinya secara terbuka menentang pihak Geraja, masalah pasti akan berkembang menjadi sesuatu yang tidak bisa dikendalikan sementara pergolakan yang hebat terjadi pada kehidupan rakyat.

Sebagai teman Emilia, keadaan seperti itu membuatnya sedikit tidak senang. Tapi setelah mempertimbangkan reputasi temannya dan stabilitas rakyat, Emeralda memutuskan kalau akan lebih menguntungkan bagi Crestia untuk menangani situasinya.

Dia bertanya-tanya apakah dia akan punya kesempatan untuk bertemu dengan Crestia di masa depan nanti agar bisa saling bercakap-cakap karena telah berjuang demi teman yang sama.

"Aku harap hari-hari seperti itu akan datang!! Tapi di saat yang sama aku benar-benar tidak menginginkannya~"

Emeralda berbicara pada dirinya sendiri ketika dia membaca laporan di kantor yang disediakan oleh Aliansi Kesatria Lima Benua.

"Bagaimanapun~ mungkin akan lebih baik jika Emilia tidak kembali sama sekali~"

Dunia yang damai dan makmur itu dikenal sebagai Jepang.

Tidak akan terlihat buruk jika Emilia menganggap negara itu sebagai rumah keduanya, tinggal di sana dan menjalani hidup yang damai.

Emeralda melirik pada alat sihir di sudut mejanya, sebuah "Ponsel".

"Hey, Em!! Dengarkan aku!"

Meskipun suara di seberang sana terdengar marah, tapi suara itu juga berisi dengan tanda-tanda kegembiraan.

"Orang-orang itu memang disebut sebagai Raja Iblis dan para iblis, tapi mereka ikut berpartisipasi dalam gerakan kebersihan lingkungan, itu benar-benar menggelikan."

Kesatria dari gereja yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk membalaskan dendam ayahnya,

"Hey, Em! Aku kalah! Aku kalah dari raja Iblis! Kenapa popok-popok itu sangat sulit untuk diganti?"

Menjadi marah, menangis, dan tertawa dengan sikap yang sangat cocok dengan usianya.

Beberapa hari yang lalu, ketika Emilia berdiskusi tentang identitas sebenarnya dari "gadis yang terlahir dari apel", bahkan Emeralda pun sangat terkejut. Tapi daripada risau dengan kelahiran gadis itu, Emilia terlihat lebih khawatir dengan gadis itu yang menganggap dia dan Maou sebagai ibu dan ayahnya, dan tidak terlalu peduli dengan "Surga" ataupun "Sefira", yang mana merupakan topik yang seharusnya dipikirkan dengan serius.

"Aku ingin mengembalikan ladang gandum milik ayahku."

Itu adalah impian Emilia di masa lalu.

Akan tetapi, ketika dia kembali ke Ente Isla, dia akan menjadi Emilia Justina, seorang pahlawan yang menyelamatkan dunia. Ketika reputasi Emilia kembali, dia akan menjadi simbol keadilan yang sesungguhnya, tapi bagi dia, dia tidak akan bisa mewujudkan mimpi yang sederhana itu.

Meskipun dia mampu berinteraksi seperti biasa dengan Emilia sebagai temannya, tapi dia masih harus menghadapi banyak rintangan di jalannya.

Tidak berkaitan dengan apa yang Emilia perankan, kini dia telah menjadi orang penting dalam dunia politik.

"Di dunia ini, semuanya benar-benar tidak selalu berjalan dengan mulus~"

Untuk mencegah dirinya agar tidak menjadi lebih pendek karena stressnya, Emeralda mengehela nafas panjang dan mengganti moodnya. Apapun yang terjadi setelah Emilia berhasil mewujudkan tujuan utamanya akan diputuskan oleh Emilia sendiri.

Tidak penting apakah dia akan kembali ke Ente Isla atau tidak, Emeralda akan bekerja keras untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Ini adalah tanggung jawabnya sebagai orang yang mengagumi seorang gadis muda sebagai seorang pahlawan.

Dan setelah itu, Emeralda pun sadar kalau dia membuat asumsi bahwa Maou Satan tidak akan kembali lagi ke Ente Isla.

Alasannya sederhana. Karena Raja Iblis yang sekarang bukan lagi Raja Iblis yang dikenal oleh Emeralda dan seluruh penduduk Ente Isla.

Orang yang mengatakan kalau Maou Satan kini sedang bekerja keras di dunia manusia, hidup berdampingan dengan manusia, berperan sebagai orang tua dan merawat "gadis yang terlahir dari apel" tidak lain adalah Emilia sang pahlawan.

"Kedamaian tercipta tanpa seorangpun tahu bagaimana itu bisa terjadi~ haruskah aku mengungkap semuanya meskipun jika bayarannya adalah korban baru~? Menyusahkan!"

Emeralda Etuva, teman Emilia sekaligus Penyihir suci istana dari kerajaan Saint Aire. Dua identitas itu saling bertentangan satu sama lain di dalam hatinya.

"Eh..?"

Emeralda yang secara natural menyetempel dokumen sambil memikirkan pemikiran rumitnya, tiba-tiba berhenti karena isi dari suatu dokumen.

Dia menyadari bahwa angka pembasmian para iblis meningkat dalam 2 minggu terakhir. Meskipun lambat, berdasarkan penjelasan para saksi mata, tidak diragukan lagi bahwa frekuensi kemunculan iblis-iblis itu telah meningkat.

".... Rasanya.... Aku punya perasaan buruk~"

Meskipun ada hari di mana jumlah pertempurannya mendekati nol di bulan sebelumnya, dengan berlalunya hari demi hari, jumlah iblis tidak hanya meningkat dalam 2 minggu terakhir. Dan bahkan tidak berkurang sama sekali.

Jumlahnya tidak banyak, tapi jumlah pertempurannya bertambah, itu berarti jumlah korban juga akan meningkat. Hal ini membuat Emeralda bingung.

Jika terus seperti ini, akan lebih baik jika dia menyelidikinya secara pribadi.

Ketika dia memikirkan tentang hal itu dan hampir menuliskan pemikirannya ke selembar kertas-

"Emeralda-sama!!"

Seseorang berlari masuk ke dalam kantor dengan berisik. Dia adalah kesatria magang yang bertugas dari Benua Utara.

"Ada apa~??"

Kesatria muda yang sedang magang itu terlihat pucat dan bernafas dengan berat, matanya dipenuhi dengan kegelisahan.

Sebelum dia membuka mulutnya, dari ekspresinya saja sudah mengatakan kalau itu sama sekali bukan kabar bagus.


---End---






Translated by : Me [Zhi End]
Previous
Next Post »
0 Komentar